DI SUSUN OLEH :
202
PERENCANAAN DAN PENYULUHAN GIZI
A. PENYULUHAN
Penyuluhan berdasar dari kata dasar “SULUH” atau OBOR,
sekaligus sebagai terjemahan dari kata “ Voorlichting” yang dapat
diartikan sebagai kegiatan penerangan atau memberikan terang
bagi yang dalam kegelapan. Sebagai proses penerangan, kegiatan
penyuluhan tidak saja terbatas pada memberikan penerangan,
tetapi menjelaskan mengenai segala informasi yang ingin
disampaikan kepada kelompok sasaran yang akan menerima
manfaat penyuluhan (beneficiaries), sehingga mereka benar-benar
memahami seperti yang dimaksud oleh penyuluh. Penyuluhan
tidak boleh bersifat searah tapi harus komunikasi timbal balik
(bersifat dua arah dan aktif) agar aspirasi masyarakat diketahui.
Hal ini penting, agar penyuluhan yang dilakukan tidak bersifat “
PEMAKSAAN KEHENDAK” (indoktrinasi, agitasi, dll).
Sehingga terjalin hubungan yang harmonis antara penyuluh dan
masyarakat /kliennya secara berkelanjutan. Penyuluhan adalah
proses aktif yang memerlukan interaksi antara penyuluh dan yang
disuluh agar terbangun proses perubahan “PERILAKU”
(Behaviour)yang merupakan perwujudan dari Pengetahuan , Sikap
dan Keterampilan seseorang yang dapat diamati oleh orang/ pihak
lain , baik secara langsung atau tidak langsung. Dengan kata lain
kegiatan penyuluhan tidak hanya berhenti pada penyebarluasan
informasi/inovasi, dan memberikan penerangan tetapi merupakan
proses yang dilakukan secara terus menerus, sekuat tenaga dan
pikiran, memakan waktu dan melelahkan, sampai terjadinya
perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh penerima manfaat
penyuluhan (beneficiaries) yang menjadi klien penyuluhan.
D. SASARAN PENYULUHAN
a) Untuk mengetahui tanda dan gejalah umum pada anak gizi
buruk
b) Menerapkan terapi gizi dan edukasi pada anak gizi buruk
E. MATERI/PESAN PENYULUHAN
Materi atau pesan yang disampaikan kepada sasaran hendaknya
disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan dari individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat, sehingga materi yang disampaikan
dapat dirasakan langsung manfaatnya. Materi yang disampaikan
sebaiknya menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, tidak
terlalu sulit untuk dimengerti oleh sasaran, dalam penyampaian
materi sebaiknya menggunakan metode dan media untuk
mempermudah pemahaman dan untuk menarik perhatian sasaran
(Effendy, 2003).
Penyakit malnutrisi didefinisikan sebagai ketidakseimbangan seluler
antara asupan nutrisi dan sumber energi seseorang terhadap kebutuhan
tubuh untuk bertumbuh, memelihara, dan menjalankan fungsi tubuh.
Ketidakseimbangan asupan nutrisi yang dimaksud dapat berupa
defisiensi maupun kelebihan zat gizi, baik makronutrien maupun
mikronutrien. Secara umum, istilah malnutrisi mencakup dua kelompok
besar yaitu gizi kurang dan gizi lebih. Termasuk ke dalam kelompok gizi
kurang yaitu kondisi stunting atau tinggi badan pendek menurut umur,
wasting atau berat badan rendah menurut umur, underweight atau berat
badan rendah menurut tinggi badan, dan defisiensi mikronutrien.
Sementara, yang termasuk ke dalam kelompok gizi lebih adalah
overweight dan obesitas.
Penyebab malnutrisi secara umum adalah ketidakseimbangan antara
asupan nutrisi dengan kebutuhan energi tubuh. Pada negara maju,
malnutrisi biasanya disebabkan oleh pola diet yang buruk, kebiasaan
makan makanan yang tidak bergizi dengan menu tidak seimbang,
gangguan pencernaan, masalah kesehatan mental, hingga alkoholisme.
Sementara itu, di negara berkembang, sering kali asupan makan yang
kurang dan sanitasi yang buruk menjadi penyebab utama masalah
malnutrisi. Angka kemiskinan yang tinggi serta jumlah populasi yang
tinggi di negara berkembang dapat berdampak pada tidak adekuatnya
asupan makanan bagi masyarakat, rendahnya kesadaran dan pengetahuan
mengenai diet yang seimbang, dan berujung pada malnutrisi
Pada anak, penyakit malnutrisi berupa gizi buruk umumnya muncul
sebagai marasmus, kwasiorkor, maupun kondisi di antara keduanya.
Marasmus merupakan merupakan defisiensi kalori dan protein
sedangkan kwasiorkor hanya defisiensi protein saja. Marasmus ditandai
dengan tubuh yang sangat kurus disertai tanda dan gejala ikutannya
seperti penampakan iga gambang dan baggy pants, sementara kwasiorkor
ditandai dengan edema, yang biasanya diawali dengan edema pada
punggung kaki dan dapat menyebar ke seluruh tubuh.
F. METODE PENYULUHAN
a) Praktek Lapangan
b) Wawancara
c) Ceramah
EVALUASI PROSES
Lisan :