Anda di halaman 1dari 25

SATUAN ACARA PENYULUHAN

GIZI SEIMBANG DAN PROSEDUR PENGOLAHAN MAKANAN YANG


BENAR
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Umum Profesi Bidan

Dosen Pembimbing :
Dian Aby R, SST., M.Keb

Disusun Oleh :
Fitria Darmilia Putri (P17312195090)
Reni Dwi Hariwi (P17312195091)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN MALANG
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI KEBIDANAN
TAHUN 2019

1
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
BAHAYA PENGGUNAAN NAPZA PADA REMAJA

Malang, September
2019
Menyetujui:
Pembimbing PANUM

Dian Aby R, SST., M.Keb


NIP.

Menyetujui:
Pembimbing Institusi

Herawati Mansur, SST., M.Pd., M.Psi


NIP. 19650110 198503 2 002

2
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Identitas Satuan Acara Penyuluhan (SAP)


a. Pokok Bahasan : Gizi Seimbang dan Prosedur Pengolahan Makanan
Yang Benar
b. Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian WUS
2. Pedoman gizi seimbang
3. Jenis kandungan gizi dan porsi yang tepat untuk
persiapan kehamilan
4. Pemograman jenis kelamin melalu nutrisi
5. Prosedur pengolahan makanan yang baik dan benar
c. Sasaran : wanita usia subur usia >16th-<35tahun
d. Hari / Tanggal : September 2019
e. Jam : 08.00-09.25 WIB
f. Waktu : 1 Jam 25 Menit
g. Tempat : Posyandu

A. Latar Belakang
Permasalahan gizi di Indonesia dan negara berkembang pada umumnya masih
didominasi oleh empat masalah gizi utama yaitu Kurang Energi Protein (KEP),
masalah Anemia Besi, masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), dan
masalah Kurang Vitamin A (KVA). Indonesia mengalami beban ganda masalah gizi
yaitu gizi kurang belum sepenuhnya diatasi, tetapi gizi lebih sudah menunjukan
peningkatan. Masalah gizi ganda (double burden) dapat menjadi masalah di semua
kelompok umur baik itu di desa maupun di kota (Supariasa et al, 2012; Trisna & Hamis,
2008).
Pada usia dewasa, perilaku konsumsi pangan bergizi seimbang dapat terganggu oleh
pola kegiatan. Misalnya waktu kerja yang ketat, waktu di rumah yang singkat, ibu bekerja
di luar rumah, peningkatan risiko terpapar polusi dan makanan tidak aman, ketersediaan
berbagai makanan siap saji dan siap olah, dan ketidak- tahuan tentang gizi, yang
menyebabkan kelompok usia ini cenderung beraktivitas ringan atau santai (sedentary

3
life), yang salah satu akibatnya adalah konsumsi pangan yang tidak seimbang dan
tidak higienis. Oleh karena itu, perhatian terhadap perilaku gizi seimbang perlu
ditingkatkan untuk mencapai pola hidup sehat, aktif dan produktif (Kemenkes RI, 2014).
Keadaan kesehatan dan status gizi ibu hamil sesungguhnya ditentukan jauh
sebelumnya, yaitu pada masa remaja dan dewasa sebelum hamil atau selama menjadi
Wanita Usia Subur (WUS). Intervensi untuk menurunkan permasalahan gizi di Indonesia
khususnya pada anak-anak harus dimulai secara tepat sebelum masa kelahiran, dengan
pelayanan prenatal dan pengaturan gizi ibu, yang berlangsung hingga usia anak dua tahun.
Namun, lebih dari sepertiga Wanita Usia Subur (WUS) di Indonesia tidak memenuhi
persyaratan nasional untuk asupan makanan yang mengandung cukup energi dan protein
(Indriani et al, 2013; UNICEF, 2012).
Menjalani gaya hidup sehat, termasuk mengatur pola makan penting dilakukan
untuk calon ibu dalam mempersiapkan kehamilan. Apa yang dikonsumsi akan
berpengaruh pasa sel-sel tubuh, juga terhadap hormon yang turut menentukan
keberhasilan pembuahan.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Diharapkan setelah mendapatkan pendidikan kesehatan, wanita usia subur
dapat mengetahui dan memahami tentang gizi seimbang dan pengolahan
makanan yang benar sebelum terjadi kehamilan
2. Tujuan Instruksional Khusus
a) Menjelaskan pengertian Pengertian WUS
b) Menjelaskan Pedoman gizi seimbang
c) Menjelaskan Jenis kandungan gizi dan porsi yang tepat untuk persiapan
kehamilan
d) Menjelaskan Pemograman jenis kelamin melalu nutrisi
e) Menjelaskan Pemograman jenis kelamin melalu nutrisi
f) Menjelaskan Prosedur pengolahan makanan yang baik dan benar

C. Materi Pendidikan Kesehatan


Terlampir

D. Metode

4
1. Demonstrasi
2. Diskusi
3. Tanya jawab

E. Media
Lembar Balik

F. Tahapan Satuan Acara Penyuluhan (SAP)


Kegiatan/
Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta
Waktu
Pembukaan 1. Menyapa dan menyambut 1. Peserta menjawab
08.00-08.10 peserta dengan ramah salam dengan ramah
WIB serta memberi salam dan 2. Peserta menyepakati
memperkenalkan diri. kontrak waktu yang
2. Kontrak waktu dengan digunakan
peserta penyuluhan
3. Menggali informasi 3. Peserta memberi
peserta tentang gisi umpan balik
seimbang
Pelaksanaan 1. Mencontohkan 1. Peserta berpartisipasi
08.10-09.00 demonstrasi lembar aktif melakukan
WIB balik kepada peserta demonstrasi
2. Memberikan
pertanyaan-
pertanyaan sesuai
dengan nomor yang
tercantum di lembar
balik dengan materi
yang diberikan :

5
3. Pengertian WUS
4. Pedoman gizi
seimbang
5. Jenis kandungan gizi
dan porsi yang tepat
untuk persiapan
kehamilan
6. Pemograman jenis
kelamin melalu nutrisi
7. Prosedur pengolahan
makanan yang baik
dan benar
Evaluasi 1. Memberikan kesempatan 1. Peserta berpartisipasi
09.00-09.20 kepada peserta untuk aktif melalui respon
WIB bertanya dan berpendapat mengikuti
penyuluhan dengan
bertanya serta
berpendapat
Penutup 1. Mengucapkan terima kasih Peserta mengucapkan
09.20-09.25 kepada peserta yang terimakasih dan
WIB bersedia menjadi audiens menjawab salam
penyuluhan
2. Mengucapkan salam dan
penutup penyuluhan

G. Evaluasi
Dalam kegiatan penyuluhan dengan topik Gizi Seimbang dan Prosedur
Pengolahan Makanan Benar sebelum terjadi kehamilan pada wanita usia subur,
hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan penyuluhan yang perlu di evaluasi adalah
meliputi evaluasi struktur kegiatan, evaluasi proses kegiatan dan evaluasi hasil
kegiatan yang dipaparkan sebagai berikut :
1. Evaluasi Struktur
a. Konsultasi dengan pembimbing PANUM
b. Kontrak waktu dengan peserta
2. Evaluasi Proses

6
a. Peserta yang hadir dalam penyuluhan adalah wanita usia subur usia >16-
<35tahun
b. Pada saat penyuluhan semua peserta tidak ada yang meninggalkan ruangan
c. Semua peserta berpasrtisipasi aktif dalam kegiatan penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
Peserta dapat mengerti dan memahami tentang gizi seimbang dan prosedur
pengolahan makanan benar sebelum terjadi kehamilan

H. Sumber Belajar
Buku Referensi :

Caffein vs fertility. Reader’s Digest, Oktober 1994


KemenenKes RI (2003). Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan dan
Restoran.Http : /www.depkes.go.id

Kemenkes RI. 2012. Pedoman Praktis Memantau Status Gizi Orang Dewasa.

Kemenkes RI. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75


Tahun 2013.Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia.
Tersedia dari:http://gizi.depkes.go.id.

Kemenkes RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41


Tahun 2014.Tentang Pedoman Umum Gizi Seimbang. Tersedia dari:
http://gizi.depkes.go.id.

Lihat secara detail D.S Prasetyono, Mengenal Menu Sehat Ibu Hamil, Diva Pres,
Yogyakarta, 2009 , hlm. 21-24.

Lutfiatus Sholihah, Panduan Lengkap Hamil Sehat, DIVA Press, Yogyakarta, 2008,
hlm. 91.

Male sperms swifter off the mark. New Scientist, 20 Jli, 1967.
Pujiastuti, Ana.2014. Konsep Kehamilan Sehat. Juara 2 dalam Lomba Artikel
Kesehatan Nasional.

Rumekso. 2005. Housekeeping Hotel,Floor Section.Yogyakarta: AndiOffset.

Sabudi, Nyoman Sukana. 1996. Tata Boga.Jakarta: Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan

Sihite, Richard. 2000.Food Product ( Dasar-dasar Tata Boga). Surabaya: SIC.

7
Soenardi, Tuti ( 2005). Meningkatkan Mutu Makanan Rumah Sakit (Kuliner) ASDI
cabang Bandung. Bandung

I. Setting Tempat Penyuluhan

AUDIEN AUDIEN

AUDIEN AUDIEN AUDIEN

AUDIEN AUDIEN AUDIEN

AUDIEN

8
Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN NAPZA PADA REMAJA
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Wanita Usia Subur (WUS)

2.1.1 Pengertian Wanita Usia Subur (WUS)

Wanita Usia Subur (WUS) adalah wanita dengan usia produktif


yang berumur 15-49 tahun baik yang berstatus kawin maupun belum
kawin atau janda. Status gizi Wanita Usia Subur perlu diperhatikan
terutama sejak remaja yang merupakan calon ibu, sehingga akan
memutuskan siklus kurang gizi pada generasi berikutnya. Oleh karena
itu, program perbaikan gizi sebaiknya dilakukan sebelum masa
kehamilan (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI,
2014; BKKBN, 2012).

2.2 Pedoman Umum Gizi Seimbang

2.2.1 Pengertian Gizi Seimbang

Gizi seimbang adalah makanan yang dikonsumsi sehari-hari dengan


jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan, serta berpedoman pada
prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan
memantau berat badan secara teratur agar terhindar dari permasalahan gizi
(Kemenkes RI, 2014).

2.2.2 Pilar Gizi Seimbang

9
Terdapat 4 (empat) pilar gizi seimbang, yaitu (Kemenkes RI, 2014):

1) Konsumsi aneka ragam makanan


Makanan yang dikonsumsi harus mengandung semua jenis zat gizi yang
dibutuhkan tubuh, porsi yang seimbang, dalam jumlah yang cukup, tidak
berlebihan dan dilakukan secara teratur. Selain itu, minum air putih yang
cukup karena penting untuk metabolisme tubuh dan pencegahan
dehidrasi.

2) Membiasakan perilaku hidup bersih


Prinsip kesehatan yang menjadi dasar pelaksanaan program Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah mencegah lebih baik daripada
mengobati. PHBS sendiri adalah semua perilaku secara sadar yang
dilakukan oleh seseorang agar terhindar dari penyakit serta ikut serta
dalam kegiatan di masyarakat yang berhubungan dengan masalah
kesehatan.
3) Melakukan aktivitas fisik
Aktivitas fisik dilakukan untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang
masuk dan keluar dari dalam tubuh.
4) Memantau berat badan secara teratur untuk mempertahankan berat badan
normal
Indikator yang digunakan untuk mengukur keseimbangan zat gizi orang
dewasa dikenal dengan sebutan Indeks Massa Tubuh (IMT). Pengukuran
IMT perlu dilakukan secara teratur agar terlihat apakah terjadi
penyimpangan atau tidak.
2.2.3 Pesan Umum Gizi Seimbang
Pesan umum gizi seimbang berisikan 10 pesan mengenai gizi seimbang yang
berlaku untuk usia dewasa dari berbagai lapisan masyarakat dalam kondisi
sehat, dan berguna untuk mempertahankan kesehatannya tersebut.
Berdasarkan Kemenkes RI tahun 2014, 10 pesan gizi seimbang yaitu:
1) Syukuri dan nikmati keanekaragaman makanan
Cara menerapkan pesan ini adalah dengan cara mengonsumsi
keanekaragaman pangan yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk,

10
sayuran, buah buahan dan air serta akan lebih baik bila mengonsumsi
lebih dari satu jenis dari setiap kelompok makanan setiap kali makan.
Hal ini sangat penting dilakukan karena semakin beragam makanan yang
dikonsumsi akan semakin mudah tubuh mendapatkan zat gizi (Kemenkes
RI, 2014).
2) Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan.
Sayur dan buah merupakan sumber vitamin, mineral dan serat. Fungsi
sayuran dan buah-buahan antara lain sebagai antioksidan dan cukup
berperan dalam menjaga kenormalan tekanan darah, kadar gula dan
kolesterol darah. WHO menganjurkan konsumsi sayur dan buah sebesar
400 gram per hari (250 gram sayur dan 150 gram buah). Untuk
orang Indonesia sendiri dianjurkan sekitar 300-400 gram perhari yang
dua per tiganya merupakan bagian sayuran (Kemenkes RI, 2014).
Terdapat 3 golongan sayuran yaitu:
a) Golangan A, sangat rendah kalori seperti ketimun, selada, lobak,
daun bawang dan labu air.
b) Golangan B, yang kandungan gizi per porsi (100 gram) terdiri dari
25 kalori, 5 gram karbohidrat dan 1 gram protein seperti bayam,
brokoli, kangkung, kol, sawi dan wortel.
c) Golangan C, yang kandungan gizi per porsi (100 gram) terdiri dari
50 kalori, 10 gram karbohidrat dan 3 gram protein seperti bayam
merah, daun katuk, daun melinjo, nangka muda dan daun pepaya.
3) Biasakan mengonsumsi lauk-pauk yang mengandung protein tinggi
Sumber protein terdiri dari protein hewani dan protein nabati. Yang
termasuk protein hewani adalah daging hewan ruminansia, daging
unggas, ikan, telur dan susu serta olahannya. Yang termasuk protein
nabati adalah kedele, tahu tempe, kacang hijau, kacang tanah, kacang
merah dan lain-lain (Kemenkes RI, 2014).

Kebutuhan protein hewani adalah sebesar 70-140 gram (2-4 porsi)


perhari, setara dengan 2-4 potong daging sapi ukuran sedang, 2-4 potong
daging ayam ukuran sedang atau 2-4 potong ikan ukuran sedang.
Sedangkan kebutuhan protein nabati adalah sebesar 100-200 gram (2-4

11
porsi) sehari setara dengan 4-8 potong tempe atau tahu ukuran sedang
(Kemenkes RI, 2014).
4) biasakan makan makanan pokok
Makanan pokok adalah makanan yang mengandung karbohidrat, seperti
beras, jagung, singkong, ubi, talas dan sagu (Kemenkes RI, 2014).
5) Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak
Dalam sehari, konsumsi maksimal untuk gula adalah sebesar 50 gram (4
sendok makan), garam sebesar 2000 mg (1 sendok teh) serta 67 gram (5
sendok makan) untuk konsumsi lemak atau minyak. Apabila dikonsumsi
berlebih akan meningkatkan risiko hipertensi, stroke diabetes dan
serangan jantung (Kemenkes RI, 2014).
6) Biasakan sarapan
Sebagian besar kebutuhan gizi dalam sehari (15-30%) dapat dipenuhi
dengan sarapan. Sarapan adalah kegiatan makan dan minum yang
dilakukan antara jam bangun pagi hingga jam 9 pagi. (Kemenkes RI,
2014).
7) Biasakan minum air putih yang cukup dan aman
Air adalah zat makro esensial yang berarti dibutuhkan oleh tubuh dalam
jumlah banyak, karena tubuh tidak dapat memproduksi air sendiri.
Sekitar dua-pertiga dari berat tubuh kita adalah air. Kebutuhan air bagi
tubuh kita didapatkan melalui makanan dan minuman, namun sebagian
besar didapatkan melalui minuman yaitu paling sedikit dua liter atau
delapan gelas sehari bagi remaja dan dewasa. Air yang dibutuhkan oleh
tubuh, selain cukup juga harus bebas dari kuman penyakit dan bahan
berbahaya (Kemenkes RI, 2014).
8) Biasakan membaca label pada kemasan pangan
Sangat dianjurkan untuk membaca label pangan yang tertera pada
kemasan terutama kandungan zat gizi dan tanggal kadaluarsanya. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui kandungan gizi dan ada tidaknya zat
berbahaya di dalam produk yang akan kita konsumsi (Kemenkes RI,
2014).
9) Cuci tangan dengan sabun

12
Hal ini diperlukan untuk menjaga kebersihan secara menyeluruh dan
mencegah bakteri berpindah dari tangan ke makanan yang dikonsumsi.
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebaiknya dilakukan saat
sebelum dan sesudah makan, sebelum dan sesudah memegang makanan,
sesudah buang air besar, sebelum memberikan ASI, sesudah memegang
binatang dan sesudah berkebun (Kemenkes RI, 2014).

10) Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal.
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dilakukan untuk
membakar energi, dilakukan selama 30 menit setiap hari atau minimal
3-5 kali dalam seminggu. Contoh dari aktivitas fisik yang dapat
dilakukan sehari-hari adalah berjalan kaki, menyuci, menyapu,
berkebun dan naik turun tangga (Kemenkes RI, 2014).
2.2.4 Tumpeng Gizi Seimbang
Tumpeng gizi seimbang adalah gambaran dan penjelasan mengenai porsi
atau ukuran dari empat pilar gizi seimbang yaitu keanekaragaman
pangan, PHBS (cuci tangan sebelum makan), aktivitas fisik dan pemantauan
berat badan. Tumpeng ini terdiri dari empat lapis yang menggambarkan
empat pilar gizi seimbang. Semakin ke atas tumpeng akan semakin kecil
yang berarti pangan yang di bagian atas dibutuhkan sedikit (Kemenkes RI,
2014). Berikut ini tumpeng berisi 4 pilar gizi seimbang yang dirancang untuk
membantu memilih makanan dengan jenis dan jumlah yang tepat:

13
2.3 Jenis kandungan nutrisi dan porsi yang tepat untuk persiapan kehamilan
Bagi calon ibu hamil pemilihan makanan dan minuman harus diperhatikan agar
kesehatan calon bayi yang ada dalam kandungan ikut terjaga. Pola makan yang
baik selama kehamilan dapat membantu tubuh mengatasi permintaan khusus
karena hamil, serta memiliki pengaruh positif pada kesehatan bayi untuk
menyusui dan mengasuh anak (Hannah Hulme Hunter, NTC Book Of Safe Foods).
Masa pertumbuhan otak berlangsung sejak janin hingga bayi usia 18 bulan. Jika
kebutuhan gizi di fase ini tidak terpenuhi, maka akan sulit untuk mengejar
ketinggalan di usia-usia selanjutnya. Berikut beberapa nutrisi yang hendak
diperhatikan bagi p r a k o n s e p s i , agar nantinya janin yang dikandung lahir
dengan sehat dan cerdas.
a. Energi
Umumnya ibu hamil perlu tambahan energi sebesar 285 kkal/hari dari rata-rata
kebutuhan wanita dewasa tidak hamil sebesar 1.900 – 2.400 kkal/hari. Kebutuhan
akan energi diperoleh dari makanan yang mengandung sumber karbohidrat (padi-
padian, umbi-umbian, dan gula murni) dan lemak (merupakan energi
berkonsentrat tinggi, bisa diperoleh dari minyak, kacang-kacangan dan biji-
bijian).
b. Protein
Calon ibu hamil memerlukan tambahan protein rata-rata 12 gram, dapat diperoleh
dari protein hewani (telur, ikan, daging, susu sapi, unggas dan kerang) dan
protein nabati (kacang kedelai: tahu, tempe dan susu kedelai). Petumbuhan janin
akan terhambat bila ibu hamil kekurangan protein. Protein berfungsi sebagai
pembentuk kecedasan otak, pertumbuhan plasenta, plasma protein, cairan
amnion, jaringan uterus, hemoglobin, serta cadangan material saat melahirkan
dan pemberian ASI.
c. Kalsium
Kalsium dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang dan gigi yang kuat, kesehatan
saraf, jantung dan otot. Kalsium dibutuhkan sebanyak 1.000 miligram per hari.
Kekurangan kalsium akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan tulang dan
gigi pada janin. Sementara bagi ibu akan mengalami kerapuhan tulang, karena

14
janin yang kekurangan kalsium akan mengambil persendian kalsium dari tulang
ibu. . Kalsium akan didapatkan pada susu, yoghurt, tahu, ikan teri dan sardines.

d. Asam Folat
Zat ini diperlukan untuk mencegah resiko cacat saat bayi lahir, misalnya cacat
tabung saraf. Asam folat juga diperlukan untuk memproduksi DNA sehingga
semua gen bisa diproduksi yang menjamin kualitas hidup anak di masa
memdatang. Kebutuhan awalnya 50 mikrogram, selama kehamilan meningkat
menjadi 800 mikrogram - 1 miligram per harinya.
Dampak kekurangan asam folat bagi ibu hamil yakni akan mengalami anemia
megaloblastik. Asam folat yang berfungsi untuk mengurangi resiko terjadinya
neutral tube defect (spina bifida, anencephaly) pada janin dan anemia
megaloblastik pada ibu. Makanan yang mengandung asam folat adalah kol,
kangkung, daging, kacang- kacangan, gandum dan orange.
e. Zat Besi
Zat besi berperan dalam produksi hemoglobin, yang berguna untuk menangkap
oksigen. Kecukupan hemoglobin menjamin oksigen tersedia dalam jumlah
cukup di dalam tubuh anak. Sehingga anak bisa tumbuh sempurna tanpa merasa
lekas letih dan lelah. Zat besi juga berperan dalam membangun jaringan ikat
seperti tulang dan tulang rawan. Ibu hamil sebaiknya mengkonsumsi tambahan
9 miligram tambahan zat besi tiap hari pada trimester kedua. Jumlah ini
meningkat menjadi 13 miligram pada trimester ketiga. Zat besi yang berguna
untuk mencegah anemia dan meningkatkan kadar hemoglobin (Hb) Ibu.
Makanan kaya zat besi terdapat dalam daging, hati, ikan, telur, bayam dan
brokoli.
f. Magnesium
Magnesium pada ibu hamil sebaiknya dikonsumsi 270-300 miligram setiap
harinya. Zat ini berperan dalam memperbaiki sel yang rusak, membangun
tulang dan gigi yang kuat, mengatur kadar insulin, serta gula dalam darah.
Sumber makanan yang mengandung banyak magnesium meliputi tahu,
gandum utuh, sayuran berdaun hijau, dll.

15
g. Fosfor
Kecukupan konsumsi fosfor akan membangun tulang dengan struktur lebih kuat.
Fosfor juga mengembangkan fungsi pembekuan darah, ginjal, dan mengatur
irama jantung. Fosfor dibutuhkan 600 miligram per hari pada ibu hamil. Dapat
diperoleh dari kacang tanah, terigu, kacang mede, hati, dll.
h. Vitamin (A, B6, C, D) dan Zinc
Vitamin A, penting untuk pembentukan mata, kulit, dan selaput lendir. Vitamin
ini juga penting untuk resistensi infeksi, pertumbuhan tulang, dan metabolisme
lemak. Vitamin A dibutuhkan sebanyak 800 mcg RAE (retinol activity
equivalent) atau 2,565 international units (IU). Vitamin A terdapat kuning
telur, susu, pada sayuran dan buah yang berwarna-warni.
Vitamin B6, ini membantu metabolisme lemak, protein, dan karbohidrat. Selain
itu vitamin ini juga meregenerasi sel darah merah dan mengembangkan sistem
otak dan saraf. Vitamin ini dibutuhkan sebanyak 1,7-1,9 miligram per hari.
Terdapat dalam hati, daging, ikan, susu sapi, biji-bijian yang tidak dibuang
semua kulitnya dan kacang tanah.

Vitamin C, penting untuk perbaikan jaringan dan produksi kolagen, yang


merupakan komponen tulang rawan, tendon, tulang, dan kulit sebanyak 85
miligram. Menurut penelitian, kekurangan vitamin C pada ibu hamil bukan
hanya berhubungan dengan terjadinya pre eklamsia, tetapi juga menyebabkan
keguguran yang didahului dengan ketuban pecah sebelum waktunya. Terdapat
dalam buah- buah segar seperti jeruk, anggur, tomat dan semua jenis buah-
buahan yang masam.

Untuk vitamin D, dibutuhkan sebanyak 5 mcg atau 200 IU yang berguna dalam
membantu membentuk tulang dan gigi. Dapat diperoleh secara alamiah dari sinar
matahari di waktu pagi hari, selain itu juga dapat diperoleh dari minyak hati ikan
cod, jamur, kedelai, susu, dll.

Sedangkan Zinc, dibutuhkan sebanyak 10,5 miligram, untuk pertumbuhan


sel dan pembentukan DNA. Terdapat dalam kuning telur, hati, ikan dan
terbentuk di bawah jaringan kulit yang langsung terkena sinar matahari pagi.

16
2.4 Pemograman Jenis Kelamin Bayi Melalui Nutrisi
Para ilmuwan Perancis berpendapat bahwa jenis kelamin anak tergantung
pada kecukupan gizi ibu terhadap bahan makanan tertentu. Hal ini disebabkan
jenis makanan yang dikonsumsi orangtua akan berpengaruh pada jenis kelamin janin
dalam kandungan. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa orangtua yang
memiliki anak lelaki banyak mengkonsumsi natrium dan kalium, sedangkan
orangtua yang memiliki anak perempuan banyak mengkonsumsi kalsium dan
magnesium.
Dari dasar konsep ini adalah bahwa zona Pellucida (lapisan yang mengelilingi
sel telur) memiliki potensial listrik yang mana sperma akan menempel dan
membuahi sel telur tersebut. Potensial listrik permukaan sel telur sangat
dipengaruhi oleh bahan-bahan yang dikonsumsi calon ibu, khususnya elektrolit di
dalam makanan tersebut. Kalium, natrium, magnesiun, dan kalsium adalah elektrolit
yang dalam bentuk ion mengandung muatan listrik.

Di samping mempengaruhi sel telur, pola konsumsi makanan pada wanita juga
mempengaruhi potensial listrik cairan yang berada di sepanjang saluran telur.
Potensial listrik cairan ini bersamaan dengan potensial listrik permukaan sel telur
akan menentukan daya tarik atau daya tolak terhadap sperma tertentu.
1. Magnesium
The European Commission merekomendasikan untuk mengkonsumsi
magnesium sebanyak 300mg bagi laki – laki dan perempuan. Sementara itu di
London, kebutuhan sehari – hari magnesium bagi wanita adalah 270mg. Di
Amerika Serikat kebutuhan magnesium sehari–hari yang direkomendasikan
adalah 400mg untuk laki–laki dan perempuan. Bayam adalah sumber
magnesium yang baik karena bagian tengah dari molekul klorofil mengandung
magnesium.
2. Kalium

Kalium sangat penting bagi sistem saraf dan kontraksi otot. Kalium juga
di manfaatkan oleh sistem saraf otonom yang merupakan pengendali detak

17
jantung, fungsi otak, dan proses fisiologi penting lainnya. Sebagian besar
kalium tersebut berada di dalam sel, sebagian lagi terdapat di luar sel. Mineral
ini akan berpindah secara teratur dari dan keluar sel, tergantung kebutuhan
tubuh.
Kalium banyak di temukan pada jeruk, pisang, kentang, alpokat, bayam,
tomat, daging, susu dan kacang-kacangan. Dalam keadaan normal, organ ginjal
berperan menyesuaikan antara asupan dan jumlah kalium yang di buang tubuh.
Sebagian besar kalium di buang melalui urin walaupun ada juga yang keluar
bersama tinja. Kadar kalium dalam darah orang normal 3,5-5 mEq/ liter. Jadi
harus memiliki ginjal yang berfungsi normal untuk memulai pola diet tinggi
kalium guna mendapatkan anak laki – laki.
3. Kalsium
Kalsium dari makanan tidak semuanya dapat diserap tubuh atau hanya
60% saja. Ada sejumlah pola hidup yang membuat penyerapan kalsium pun
menjadi rendah. Misalnya, setelah melahap sajian kaya kalsium, langsung
meneguk teh atau kopi. Kafein dalam kedua minuman tersebut menghambat
penyerapan kalsium. Sebaliknya, asupan vitamin C justru akan membantu
absorbsi lebih tinggi.
Kadar konsumsi kalsium manusia yang di tetapkan World Health
Organization, yakni 1.300 (usia 9-18 tahun), 1.000 miligram (19-50 tahun), dan
1.200 miligram. Kalsium dapat diperoleh dari makanan sehari-hari, seperti
ikan yang di santap bersama tulangnya (teri atau balur), juga susu dan produk
olahannya, kacang-kacangan dan biji-bijian, tempe atau kedelai, serta
sayuran hijau.
4. Natrium
Sebagian besar asupan sodium dalam makanan berbentuk Nacl (garam dapur)
kandungan natrium yang tinggi. Olahan daging kambing yang lain, seperti gulai
juga menyumbang banyak natrium dengan kadar 302 mg per 100 gram gulai.
Ayam goreng memiliki natrium 507 mg per 100 gram. Sementara itu, sup
daging sapi mengandung 184 mg per 100 gram. Selain itu, kadar natrium
olahan jeroan juga tinggi, 277 mg per 100 gram.

18
2.5 Prosedur Pengolahan Makanan Yang Baik Dan Benar
2.5.1 Pengertian Pengolahan Bahan Makanan yang Baik
Mengolah adalah suatu proses menangani bahan makanan dari mentah
menjadi bahan makanan siap saji yang dalam prosesnya bisa terjadi
penerapan panas maupun tidak.
2.5.2 Prosedur Pengolahan Makanan
Prosedur pengolahan makanan terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
1). Pemilihan bahan makanan
Ciri-ciri bahan makanan yang masih dalam kondisi baik dan layak untuk
dikonsumsi, diantaranya :
1. Sayuran dan buah :
a. Warna cerah
b. Tekstur masih kokoh
c. Tidak memar (cacat)
d. Tidak ada tanda dimakan serangga
e. Untuk biji dan polong pilih yang pada berisi
f. Harus bersih dari kotoran
2. Daging unggas
a. Daging kenyal
b. Dagingnya tidak pucat
c. Tidak berlendir
d. Kaki bersih
e. Tidak patah tulang atau biru memar
f. Bersih dari bulu
g. Bila ayam potong bebas dari jerohan, dan tanpa leher kepala dan kaki
h. Tidak bau busuk

i. Kulit tidak sobek


3. Ikan
a. Dagingnya padat (bila ditekan tidak meninggalkan bekas)
b. Insang masih merah dan segar

19
c. Matanya bening, menonjol keluar, dan penuh

d. Sisiknya mengkilap dan tidak mudah lepas


e. Kondisi umum perut tidak kembung, serta daging tidak tercabik
f. Baunya segar
g. Tidak berlendir berlebihan atau bahkan kering

4. Daging
a. Berbau khas dan tidak busuk
b. Tekstur daging lembut dan berserat halus
c. Apabila dipegang tidak lengket di tangan
d. Warna daging cerah
5. Jenis tepung dan biji-bijian harus dalam keadaan baik, tidak berubah
warna, tidak bernoda dan tidak berjamur
6. Makanan fermentasi yaitu makanan yang diolah dengan bantuan
mikroba seperti ragi atau cendawan, harus dalam keadaan baik, tercium
aroma fermentasi, tidak berubah warna, aroma, rasa serta tidak bernoda
dan tidak berjamur.
2). Penyimpanan bahan makanan

a. Tempat penyimpanan bahan makanan harus terhindar dari kemungkinan


kontaminasi baik oleh bakteri, serangga, tikus dan hewan lainnya maupun
bahan berbahaya.
b. Penyimpanan harus memperhatikan prinsip first in first out (FIFO) dan
first expired first out (FEFO) yaitu bahan makanan yang disimpan terlebih
dahulu dan yang mendekati masa kadaluarsa dimanfaatkan/digunakan
lebih dahulu.
c. Tempat atau wadah penyimpanan harus sesuai dengan jenis bahan
makanan contohnya bahan makanan yang cepat rusak disimpan dalam
lemari pendingin dan bahan makanan kering disimpan ditempat yang
kering dan tidak lembab.

20
d. Penyimpanan bahan makanan harus memperhatikan suhu sebagai berikut :
Digunakan dalam waktu
Jenis bahan
makanan 3 hari atau 1 minggu atau 1 minggu
kurang kurang atau lebih

Daging, ikan,

udang dan - 5o s/d 0oC -10o s/d –5oC > -10oC


olahannya

Telor, susu dan


5o s/d 7o C - 5o s/d 0oC > - 5oC
olahannya

Sayur, buah dan


10oC 10oC 10oC
minuman

25oC atau 25oC atau


Tepung dan biji suhu ruang suhu ruang 25oC atau
suhu ruang

3). Pengolahan makanan


Pengolahan makanan adalah proses pengubahan bentuk dari bahan mentah
menjadi makanan jadi/masak atau siap santap, dengan memperhatikan kaidah
cara pengolahan makanan yang baik. Sebelum hamil disarankan untuk
mengolah makanan dengan tepat. Bila tidak, dapat mengurangi atau
menghilangkan kandungan gizi pada makanan. Mengolah makanan yang
slah dapat berisiko membahayakan kesehatan.
Teknik pengolahan makanan yang disarankan untuk mempersiapkan
kehamilan diantaranya:
1. Merebus untuk membuat makanan cepat matang

21
Merebus adalah cara yang sering digunakan, terutama jika kamu hanya
punya waktu singkat untuk memasak, karena makanan lebih cepat matang.
Untuk merebus daging, kamu perlu memotong daging menjadi beberapa
bagian agar tingkat kematangan meratanya. Rebuslah hingga daging berubah
warna menjadi kecokelatan dan pastikan daging matang sempurna.
Saat merebus sayuran, kamu bisa menggunakan metode blanching agar
vitaminnya tidak hilang. Caranya, tunggulah hingga air mendidih, baru
kemudian masukkan sayuran. Untuk mendapatkan rasa sayuran yang renyah,
tidak perlu menunggu lama, angkat dan sayuran siap dinikmati.
2. Memanggang agar menjaga kandungan nutrisi
Yang harus diperhatikan, potong makanan sama besar agar tingkat
kematangan merata. Prinsipnya, semakin cepat matang, kandungan nutrisi
dalam makanan tetap terjaga. Pastikan juga kamu memakai wadah yang tepat
sesuai jenis masakan. Agar matangnya tetap merata, tidak perlu menggunakan
suhu terlalu tinggi ketika memanggang. Untuk daging misalnya, kamu bisa
memanggangnya dengan suhu 220 derajat Celcius selama 50-60 menit.
3. Menumis untuk menambah asupan lemak baik
Memasak dengan menumis memang digemari. Untuk calon ibu hamil
yang harus diperhatikan adalah pakai sedikit minyak saat menumis. Kamu
bisa memilih minyak dengan kandungan lemak baik, seperti minyak kanola,
minyak biji bunga matahari, dan minyak zaitun.
Selain itu, potong bahan makanan dalam ukuran dan bentuk yang sama.
Soalnya, cara ini akan membantu seluruh bahan makanan matang secara
merata dalam waktu yang sama. Sementara jika kamu memotongnya terlalu
kecil, makanan berisiko mengalami gosong di bagian dalamnya.
4. Mengukus untuk mengunci zat gizi
Ini adalah cara memasak sayuran yang paling baik karena keutuhan
vitaminnya terjaga, terutama vitamin yang larut air, seperti vitaman B dan C.
Metode ini mematangkan makanan dengan uap panas. Metode mengukus
dibagi menjadi dua. Pertama, kamu bisa langsung menaruh makanan pada
saringan kukusan atau pada pinggan tanpa tutup. Kedua, meletakkan makanan
pada pinggan dan menutup pinggan saat mengukus. Metode ini juga dikenal

22
dengan mengetim. Bedanya dari mengukus dengan metode pertama adalah
makanan tidak bersentuhan langsung dengan uap dari bawah saringan. Uap
panas dari makanan tetap di dalam pinggan dan mematangkan makanan itu,
sehingga makanan terasa lebih lezat karena bumbu-bumbu masakan meresap
sempurna.
5. Menggoreng bisa tanpa minyak agar lebih sehat
Calon ibu hamil boleh mengonsumsi makanan yang digoreng? Boleh,
asalkan mengonsumsi dalam jumlah sewajarnya. Jika ngidam makanan yang
digoreng, lebih baik menggoreng saja sendiri, sehingga hasilnya lebih sehat.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menggoreng. Misalnya,
gunakan minyak yang belum pernah digunakan dan tidak menggoreng ulang
makanan agar tidak menumpuk kolesterol jahat.
Jika memungkinkan, kamu bisa menggunakan air fryer, yaitu alat
menggoreng tanpa minyak. Kamu bisa menikmati kentang atau ubi goreng
tanpa rasa bersalah. Meski proses matangnya lebih lama, tapi metode ini jauh
lebih sehat bagi ibu hamil.
4) Penyimpanan makanan jadi/masak
a. Tempat atau wadah penyimpanan harus terpisah untuk setiap jenis
makanan jadi dan mempunyai tutup yang dapat menutup sempurna tetapi
berventilasi yang dapat mengeluarkan uap air.
b. Makanan jadi tidak dicampur dengan bahan makanan mentah.
c. Penyimpanan makanan jadi harus memperhatikan suhu sebagai berikut :
Suhu penyimpanan

No Jenis makanan Disajikan Akan segera Belum segera


dalam waktu Disajikan disajikan

lama

1) Makanan kering 25o s/d 30oC

Makanan basah
2) > 60oC -10oC
(berkuah)

23
Makanan cepat
basi (santan,
3) > 65,5oC - 5o s/d -1oC
telur, susu)

2.5.3 Pengaruh Pengolahan Makanan Yang Salah Terhadap Zat Gizi


a. Protein
Dapat dihasilkan senyawa kompeks yang berwarna coklat yang dikenal
dengan reaksi Maillard, yakni reaksi antara asam amino dengan
karbohidrat (gula pereduksi, misalnya : glukosa) Pada pembuatan roti, reaksi
maillard dapat menyebabkan kehilangan lysin 10-15%. Pemanasan yang
terlalu lama dan tinggi dapat menyebabkan protein dalam bahan makanan
rusak.
b. Lemak
Pemanasan lemak dengan suhu yang terlalu tinggi dan dalam jangka waktu
yang lama (>180 derajat Celcius) dapat menyebabkan perubahan warna hitam.
Pada kondisi perubahan warna ini, asam lemak tak jenuh yang mempunyai
ikatan rangkap dapat menghasilkan peroksida yang bersifat karsinogenik
(pemicu sel kanker).
c. Vitamin
Pada vitamin yang larut air, kehilangan juga dapat terjadi saat perendaman
pangan (karena terbawa air pada saat pencucian atau perendaman). Vitamin
yang sensitif terhadap panas adalah vitamin C, asam folat dan thiamin (jika
vitamin ini terpapar pada suhu panas maka vitamin ini akan hilang dari
bahan makanan atau terurai, disamping itu vitamin ini juga rentan
terhadap cahaya matahari karena cahaya matahari juga mengandung panas)
d. Mineral
Umumnya stabil oleh panas (pada pemaparan panas yang ekstrim >100 derajat
celcius mineral ini juga dapat rusak), tetapi dapat hilang karena larut saat proses
pencucian (karena mineral juga mudah larut dalam air)

24
1.

25

Anda mungkin juga menyukai