Anda di halaman 1dari 15

4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kelas Bumil


2.1.1 Pengertian Kelas Ibu Hamil
Kelas Ibu Hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur
kehamilan antara 4 minggu s/d 36 minggu (menjelang persalinan) dengan jumlah
peserta maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu-ibu hamil akan belajar bersama, diskusi
dan tukar pengalaman tentang kesehatan Ibu dan anak (KIA) secara menyeluruh dan
sistimatis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan. Kelas ibu
hamil difasilitasi oleh bidan/tenaga kesehatan dengan menggunakan paket Kelas Ibu
Hamil yaitu Buku KIA, Flip chart (lembar balik), Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu
Hamil, Pegangan Fasilitator Kelas (Astuti, dkk. 2016).

2.1.2 Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil


Pertemuan kelas ibu hamil dilakukan 3 kali pertemuan selama hamil atau sesuai
dengan hasil kesepakatan fasilitator dengan peserta. Pada setiap pertemuan, materi kelas
ibu hamil yang akan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil tetapi tetap
mengutamakan materi pokok. Pada setiap akhir pertemuan dilakukan senam ibu
hamil. Senam ibu hamil merupakan kegiatan/materi ekstra di kelas ibu hamil, jika
dilaksanakan, setelah sampai di rumah diharapkan dapat dipraktikkan. Waktu
pertemuan disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi atau sore hari
dengan lama waktu pertemuan 120 menit termasuk senam hamil 15 - 20 menit (Depkes
RI, 2009).
1. Pertemuan Kelas Ibu Hamil Ke 1
Setelah pertemuan pertama kelas ibu hamil, peserta mampu (Depkes RI, 2009):
a. Memahami apa yang disebut dengan kelas ibu hamil
b. Memahami bahwa kehadiran tepat waktu dan berpartisipasi aktif penting
untuk keberhasilan kelas ibu hamil
c. Memahami bahwa kelas ibu penting untuk meningkatkan pengetahuan ibu
tentang kehamilan, persalinan dan perawatan anak
d. Memahami bagaimana terjadinya kehamilan
e. Memahami adanya perubahan tubuh ibu selama kehamilan
f. Memahami bagaimana mengatasi berbagai keluhan saat hamil

4
5

g. Memahami apa saja yang harus dilakukan oleh ibu selama kehamilan
h. Mengetahui tanda-tanda bahaya pada kehamilan
i. Memahami perlunya perencanaan persalinan sejak awal agar dapat
memperlancar proses persalinan
2. Pertemuan Kelas Ibu Hamil Ke 2
Setelah sesi ke 2 ini peserta mampu (Depkes RI, 2009):
a. Mengetahui apa saja tanda-tanda persalinan telah dimulai
b. Mengetahui apa yang disebut dengan tanda-tanda bahaya pada persalinan
c. Mengetahui tentang IMD dan cara melakukannya
d. Memahami bahwa setelah bersalin ibu perlu ikut program KB
e. Mengetahui dan memahami alat kontrasepsi dan cara kerjanya.

2.2 Perubahan-Perubahan Dalam Kehamilan


2.2.1 Perubahan Tubuh Selama Kehamilan
Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin di dalam rahim seorang perempuan.
Masa kehamilan didahului oleh terjadinya pembuahan yaitu bertemunya sel sperma
laki-laki dengan sel telur yang dihasilkan oleh indung telur. (Depkes RI, 2009).
Pada masa kehamilan terjadi perubahan pada tubuh ibu yang erat kaitannya dengan
keluhan-keluhan selama kehamilan, yaitu :
a. Perubahan payudara
Payudara dan puting jadi lebih lembut sekitar tiga minggu setelah pembuahan
terjadi, kadang-kadang payudara terasa membengkak, mirip yang ibu rasakan
menjelang haid. Membesarnya payudara ini karena kelenjar-kelenjar air susu
membesar dan menyimpan lemak sebagai persiapan menyusui. Puting payudara dan
daerah sekitar berwarna gelap.
b. Peningkatan berat badan
Pada akhir trimester pertama ibu akan kesulitan untuk memasang kancing rok atau
celana panjang. Hal itu bukan berarti adanya peningkatan berat badan yang banyak,
tapi karena rahim berkembang dan memerlukan ruang dan ini semua karena pengaruh
dari hormon estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim dan hormon progesteron
yang menyebabkan tubuh akan menahan air.
c. Kram perut
Kram perut sering terjadi pada awal kehamilan serta akan terus berlangsung
sampai rahim terletak di bagian tengah dan disangga dengan baik oleh tulang panggul
6

(pada triwulan kedua). Kontraksi rahim sering terjadi secara teratur, sering dengan
meningkatnya olah raga yang ibu lakukan selama hamil, saat berhubungan intim atau
karena perubahan posisi dari tidur ke berdiri.
d. Sering buang air kecil
Begitu haid terlambat 1-2 minggu biasanya ada dorongan untuk buang air
kecil. Hal ini terjadi karena meningkatnya peredaran darah ketika hamil dan tekanan
pada kandung kemih akibat membesarnya rahim, walaupun sering buang air kecil ibu
harus tetap minum banyak agar tidak mengalami kekurangan cairan tubuh. Sering
buang air kecil juga dirasakan saat kehamilan sudah mencapai umur 9 bulan, saat
kepala bayi sudah masuk ke rongga panggul dan menekan kandung kemih.
e. Sembelit (susah buang air besar)
Selama kehamilan usus lebih rileks bekerja sehingga dorongan untuk
mengeluarkan sisa kotoran agak terlambat.
f. Ngidam
Sejak awal kehamilan dorongan untuk ngemil atau makan makanan tertentu
sering muncul pada ibu hamil. Keinginan untuk ngemil mungkin saja muncul karena
kebutuhan tubuh untuk makan sedikit demi sedikit tetapi sering.
g. Mual dan muntah
Mual dan muntah sering terjadi di pagi hari walaupun keadaan yang dirasakan
oleh sekitar 50% ibu hamil dapat muncul setiap saat. Mual dan muntah dipicu oleh bau
makanan atau parfum tertentu (yang pada kondisi normal tidak membuat mual). Hal ini
terjadi karena perubahan hormon dalam tubuh, biasanya berlangsung selama 3 bulan
pertama kehamilan dan berhenti begitu masuk bulan ke 4.

2.2.2. Keluhan Umum Saat Hamil dan Cara Mengatasinya


Keluhan umum saat kehamilan (Kemenkes RI, 2014) sebagai berikut:
a. Keputihan
Selama kehamilan keputihan akan bertambah dan tidak berwarna. Jika tidak ada
rasa gatal dan tidak tercium bau yang kurang sedap maka ibu tidak perlu cemas.
Jagalah kebersihan alat kelamin dan gunakan selalu celana dalam yang bersih dan
kering. Keputihan berbau dan terasa gatal segera meminta pertolongan kepada
petugas kesehatan.
7

b. Nyeri pinggang
Kehamilan juga mempengaruhi keseimbangan tubuh karena cenderung untuk
berat dibagian depan. Untuk menyeimbangkan berat tubuh maka ibu akan
berusaha untuk berdiri dengan tubuh condong ke belakang. Oleh karena itu ibu
akan merasakan nyeri di bagian pinggang, cara mengatasinya adalah sebagai
berikut:
1) Berolahraga dengan senam hamil atau berjalan kaki sekitar 1 jam sehari.
2) Ketika berdiri usahakan tubuh dalam posisi normal yaitu tegak lurus dengan
bahu ditarik kebelakang.
3) Walaupun ingin tidur sebaiknya berbaring miring ke kiri. Posisi seperti ini
memungkinkan aliran darah dan makanan ke arah plasenta berjalan normal,
akan tetapi akan lebih baik bila ibu meletakkan bantal diantara kedua lutut.
4) Jaga sikap tubuh saat duduk dengan punggung selalu lurus dan tidak
dibungkukkan.
5) Hindari duduk terlalu lama karena punggung akan merasa lelah. Atasi
dengan cara meletakkan kepala di atas meja selama beberapa waktu, lalu
cobalah untuk mereggangkan bagian belakang leher.
6) Ganjal belakang punggung dengan bantal yang empuk, dengan begitu
tulang belakang selalu tersangga dengan baik.
7) Jangan berdiri terus menerus untuk waktu yang lama.
8) Pada saat mengambil sesuatu di lantai usahakan untuk berjongkok secara
perlahan dengan punggung dalam keadaan lurus kemudian baru mengambil
barang tersebut dan setelah itu berdiri perlahan-lahan.
c. Kram kaki
Kram kaki banyak dikeluhkan ibu hamil terutama pada triwulan kedua. Bentuk
gangguan berupa kejang pada otot betis atau otot telapak kaki. Kram kaki
cenderung menyerang pada malam hari selama 1-2 menit. Walaupun singkat
tetapi dapat mengganggu tidur karena rasa sakit yang menekan betis dan telapak
kaki. Hingga kini, penyebab kram kaki belum diketahui pasti. Diduga adanya
ketidakseimbangan mineral di dalam tubuh ibu yang memicu gangguan pada
sistem persarafan otot-otot tubuh. Penyebab lainnya adalah kelelahan
8

berkepanjangan serta tekanan rahim pada beberapa titik persarafan yang


berhubungan dengan saraf-saraf kaki.
Cara mengatasi kram kaki (Kemenkes RI, 2014) sebagai berikut:
1) Meningkatkan konsumsi makanan yang tinggi kandungan kalsium dan
magnesium seperti aneka sayuran berdaun serta susu dan produk olahannya.
Kalau ini sulit dipenuhi ibu, dapat berkonsultasi kepada bidan atau dokter
mengenai makanan tinggi kalsium yang mudah diperoleh di daerahnya.
2) Senam hamil secara teratur. Senam hamil dapat memperlancar aliran darah
dalam tubuh.
3) Jika kram menyerang pada malam hari, bangkitlah dari tempat tidur. Lalu
berdiri selama beberapa saat, tetap lakukan meskipun terasa sakit.
4) Dapat juga dilakukan pemijatan. Luruskan kaki, minta bantuan suami untuk
menarik telapak kaki kearah tubuh dengan sebelah tangan, sementara
tangan satunya menekan lutut ke bawah. Tahan selama beberapa detik
sampai kram hilang.
d. Pembengkakan di kaki
Pembengkakan yaitu penimbunan cairan akibat kadar garamn yang terlalu tinggi
dalam tubuh. Garam memang bersifat menahan air. Biasanya pembengkakan
muncul di triwulan ketiga kehamilan. Sebenarnya pembengkakan dapat terjadi di
seluruh tubuh, tetapi bagian tubuh yang sering jadi sasaran berkumpulnya cairan
adalah tangan dan kaki. Itu semua karena sifat air yang selalu mengalir ke tempat
yang lebih rendah.
Pembengkakan dapat merupakan gejala keracunan kehamilan (preeklampsia)
dengan timbulnya tekanan darah tinggi, air kemih mengandung protein dan nyeri
kepala yang hebat. Jika timbul gejala-gejala tersebut dianjurkan agar segera
memeriksakan diri ke bidan atau dokter atau tenaga kesehatan untuk mendapatkan
pemeriksaan lebih lanjut. Preeklampsia yang tidak segera ditangani dapat
berkembang menjadi eklampsia yang sangat fatal bagi ibu dan janin (Kemenkes
RI, 2014).
Cara mengatasi pembengkakan kaki (Depkes RI, 2009) sebagai berikut:
1) Mengurangi makananyang banyak mengandung garam, misalnya telur asin,
ikan asin, dll
9

2) Setelah bengun pagi, angkat kaki selama beberapa saat. Dapat juga ibu
mengganjal kaki dengan bantal agar aliran darah tidak sempat berkumpul di
pergelangan dan telapak kaki.
3) Sering-seringlah mengangkat kaki agar cairan di kaki mengalir ke bagian
atas tubuh.
4) Bagi ibu yang bekerja di kantor dan banyak duduk, jaga agara posisi kaki
lebih tinggi. Gunakan bangku kecil atau tumpukan buku sebagai penopang
kaki.
5) Naikkan kaki di atas bangku kecil atau sofa selama duduk. Lakukan sesring
mungkin untuk memperkecil kemungkinan terjadinya sumbatan pada aliran
darah di kaki. Kalau aliran darah di pada kedua kaki lancar-lancar saja,
berbagaia keluhan akan langsung hilang.
6) Jangan menyilangkan kaki ketika duduk tegak, sebab aklan menghambat
aliran darah di kaki.
7) Jika upaya-upaya yang dilakukan di atas tidak berhasil maka segera
periksakan diri ibu ke bidan/dokter/tenaga kesehatan untuk mendapatkan
pemeriksaan dan pengobatan.

2.3. Pengaturan Gizi Seimbang


Jenis makanan yang perlu dikonsumsi oleh ibu hamil tentunya makanan yang dapat
memenuhi kebutuhan zat gizi sesuai dengan ketentuan gizi seimbang, sedangkan
makanan yang tidak dianjurkan dikonsumsi selama hamil antara lain adalah minuman
yang beralkohol, minuman yang mengandung kafein misalnya kopi, makanan yang
mengandung zat tambahan seperti pengawet, makanan yang tercemar (pestisida, logam
berat) (kemkes RI,2014)
Manfaat makanan yang dimakan oleh ibu hamil yaitu:
1. Untuk kebutuhan gizi tubuh sendiri agar tidak terjadi Kurang Energi Kronis (KEK)
2. Agar terjadi pertumbuhan dan perkembangan janin
3. Untuk merpersiapkan pembentukan air susu ibu
a) Trimester I sebesar 100 Kalori dan 17 gram protein
b) Trimester II sebesar 300 Kalori dan 17 gram protein
c) Trimester Ill sebesar 300-500 Kalori dan 17 gram protein
10

Tambahan energi dan protein tersebut dapat diberikan dalam bentuk makanan
tambahan ibu hamil sebagai berikut :
a) Trimester I diberikan 1 saji makanan tambahan dan khusus pada Trimester I
untuk memenuhi asupan protein perlu ditambahkan 1 potong sedang lauk pauk
hewani/1 butir telur/ 1 gelas susu
b) Trimester II dapat mengonsumsi minimal 2 saji makanan tambahan
setiapharinya.
c) Trimester Ill dapat mengonsumsi 3 saji makanan tambahan dengan resep yang
bervariasi setiap harinya.
Resep makanan tambahan yang akan dibuat dianjurkan berbasis pangan lokal.
Makanan tambahan per saji untuk ibu hamil, harus mengandung energi sebesar 100-150
Kalori dan protein 5-7 gram. Seperti kue bolu kukus, risoles dan lain-lain.
Lebih dari 60% ibu hamil di Indonesia mengalami anemia. Anemia adalah kondisi
dimana kadar Hb dalam sel darah merah sangat kurang. Normalnya kadar Hb dalam
darah seseorang sekitar 11 g/100 ml. Bila kadar Hb dalam darah berkisar 9-11 g/100 ml,
penderita digolongkan anemia ringan, sedangkan bila kadar HB 6-8 g/100 ml berarti
menderita anemia sedang. Penderita dimasukkan ke dalam kelompok anemia berat bila
kadar Hb kurang dari 6 g/100 ml (Depkes RI, 2009).
Anemia disebabkan karena kekurangan zat besi disebut anemia defisiensi besi. Selain itu
dapat juga kekurangan asam folat dan vitamin B12 (anemia megablostik). Anemia dapat
juga terjadi akibat sumsum tulang belakang yang kurang mampu membuat sel-sel darah
baru(anemia hipoplastik), dan akibat penghancuran sel darah merah lebih cepat dari
pembuatannya(anemia hemolitik). Dalam kehamilan, yang paling sering di jumpai
adalah anemia kekurangan zat besi. (Depkes RI, 2009).
Sedangkan tambahan untuk zat besi pada ibu hamil bervariasi yaitu pada Trimester I
belum membutuhkan tambahan, namun mulai Trimester II membutuhkan tambahan zat
besi sebesar 9 mg dan trimester III sebesar 13 mg. Kebutuhan tambahan mineral zinc
(seng) sebesar 1,7 mg pada trimester I dan 4,2 mg pada trimester II dan 9 mg pada
trimester III.
Untuk memenuhi kebutuhan zat besi sebaiknya ibu banyak mengkonsumsi sayuran,
tempe, tahu, kacang hijau, kacang merah, telur, ikan dan daging. Kondisi anemia ibu
hamil tidak diatasi dapat mengakibatkan mudah pingsan, mudah mengalami keguguran
atau proses melahirkan yang berlangsung lama akibat kontraksi yang tidak bagus
11

(Depkes RI, 2009). Untuk mencegah kekurangan kalsium sebaiknya banyak


mengkonsumsi sayur bayam, katuk, singkong, susu, ikan teri kacang-kacangan.

2.4. Pelayanan Kesehatan Pada Ibu Hamil


Standar pelayanan menurut Kemenkes RI, 2014yang harus diperoleh oleh seorang ibu
hamil dengan 10 T sebagai berikut:
1. Timbang Berat Badan (BB): Be rat badan ibu ha mil harus diperiksa pada tiap kali
kunjungan. Sejak bulan ke-4, pertambahan BB minimal 1 kg/bulan dan maksimal 2
kg/bulan
Ukur Tinggi Badan: Tinggi Badan diperiksa hanya pada kunjungan pertama (Kl)
untuk mengetahui adanya faktor risiko pada ibu hamil. Bila tinggi badan < 145
cm maka ibu hamil mempunyai faktor risiko untuk panggul sempit.
2. Ukur Lingkar lengan Atas : Ungkar Lengan Atas (ULA) diukur hanya pada saat
kunjungan pertama (Kl). Pengukuran ini untuk menentukan status gizi ibu
hamil. ULA ibu hamil < 23,5 cm menunjukkan bahwa ibu hamil menderita
Kurang Energi Kronis
3. Ukur Tekanan Darah (TD): Pengukuran dilakukan pada tiap kali kunjungan. TD
Normal jika Sistole 120 mm Hg dan Diastole 80 mmHg. TD tinggi, bila TD
Sistole > 140 mmHG atau Diastole >90 mmHg, dimana merupakan faktor risiko
untuk Hipertensi dalam Kehamilan.
4. Ukur Tinggi Fundus Uteri : Tinggi fund us uteri harus diukur tiap kali kunjungan
sejak kehamilan berusia 4 bulan; pertambahan tinggi fundus harus sesuai
dengan usia kehamilan; bila tidak sesuai maka Lakukan Tes Laboratorium yang
dibutuhkan
5. Tentukan Presentasi janin dan Denyut Jantung Janin(DJJ): Presentasi janin
dilakukan untuk mengetahui letak janin. Jika pada trimester Ill bagian bawah janin
bukan kepala, atau kepala janin belum masuk ke panggul berarti ada kelainan
letak panggul, panggul sempit atau ada masalah lain. Penilaian DJJ dilakukan
pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal
6. Tes laboratorium : Tes laboratorium yang wajib dilakukan bagi ibu ha mil adalah
tes hemoglobin darah (Hb) untuk mengetahui apakah ibu menderita anemia dan
golongan darah untuk mempersiapkan donor bagi ibu ham ii bila diperlukan nanti.
Untuk daerah endemis malaria, setiap ibu hamil wajib diperiksa darah
(RDT/Mikroskopis). Sedangkan penawaran tes HIV dilakukan pada ibu hamil
12

didaerah epidemi meluas dan terkonsentrasi serta pada daerah epidemi rendah
pada ibu hamil dengan HIV dan IMS.
7. Berikan TabletTambah Darah :Tablet Tambah Darahdiberikan minimal sebanyak
tablet selama kehamilan yang berguna untuk mencegah kekurangan darah selama
kehamilan.
8. Pemberian lmmunisasi Tetanus Toxoid (TT) : Sebelum immunisasi diberikan
sebaiknya sebelumnya dilakukan skrining Status lmunisasi Tetanus Toxoid ibu
hamil dan berikan immunisasi sesuai status immunisasi tersebut. Jika ibu hamil
tidak dalam status terlindungi, maka harus diberikan.
9. Tatalaksana Kasus: Apabila dari pemeriksaan ditemukan factor risiko segera
dilakukan rujukan
10. Temu wicara/konseling : tatap muka antara bidan dengan ibu hamil dalam
rangka melakukan konseling dari mulai hamil sampai dengan Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi serta KB paska persalinan. (Kemkes RI,
2014).

2.5. Tanda Bahaya Kehamilan


Sebagian besar kematian ibu terjadi selama masa kehamilan, oleh karena itu
sangatlah penting untuk membimbing para ibu dan keluarganya untuk mengenali
tanda-tanda bahaya yang menandakan bahwa ia perlu segera mencari bantuan medis.
Tanda-tanda bahaya kehamilan (Kemeenkes RI, 2014) sebagai berikut:
a. Perdarahan
Perdarahan lewat jalan lahir yang jika terjadi pada kehamilan muda dapat
menyebabkan keguguran, sedangkan jika terjadi pada kehamilan tua dapat
membahayakan keselamatan ibu dan janin dalam kandungan.
b. Bengkak
Bengkak di kaki, tangan dan wajah yang disertai sakit kepala hebat, dapat disertai
dengan kejang-kejang. Ini merupakan tanda dan gejala keracunan kehamilan (pre-
eklampsia), dapat membahayakan ibu dan janin yang dikandungnya.
c. Demam tinggi
Demam tinggi biasanya akibat adanya infeksi bakteri atau malaria. Demam dapat
membahayakan jiwa ibu, terjadi keguguran atau bayi lahir kurang bulan.
13

d. Keluar air ketuban


Keluar air ketuban sebelum waktunya merupakan tanda adanya gangguan pada
kehamilan dan dapat membahayakan janin dalam kandungan.
e. Gerakan bayi berkurang
Gerakan bayi berkurang atau tidak bergerak sama sekali, hal ini merupakan tanda
bahaya janin. Gerakan janin diharapkan 10 kali dalam 12 jam saat ibu terjaga.
f. Ibu muntah terus dan tidak mau makan
Keadaan ini membahayakan kesehatan ibu.
g. Trauma atau cedera
Trauma dan cedera pada perut yang dapat terjadi karena jatuh, kecelakaan lalu lintas
dan lain-lain.

2.6. Persiapan menghadapi Persalinan Yang Aman Dan Program Perencanaan Pencegahan
Komplikasi (P4K)
Ibu beserta suami dan anggota keluarga yang lain harus sudah merencanakan
persalinan yang aman oleh tenaga kesehatan dengan menentukan tempat untuk bersalin
atau melahirkan, menentukan penolong persalinan, menginformasikan riwayat
kehamilan, tanda-tanda ibu hamil yang akan bersalin atau melahirkan, dan suami
mendampingi selama proses persalinan berlangsung dan mendukung upaya rujukan bila
diperlukan (Depkes RI, 2009).
Keluarga harus dapat menghindari keterlambatan dalam mencari pertolongan medis.
Suami atau keluarga harus dapat menghindari 3T (terlambat) yaitu terlambatr
mengambil keputusan, terlambat ke tempat pelayanan dan terlambat memperoleh
pertolongan medis sehingga suami atau keluarga waspada dan bertindak atau
mengantisipasi jika melihat tanda bahaya kehamilan. Suami atau kelaurag merencanakan
system angkutan (ambulan desa) dan menyiapkan pendonor darah potensial jika
diperlukan serta mendampingi ibu pada saat selesai persalinan (Depkes RI, 2009).
Untuk menghadapi persalinan menurut kemenkes RI 2014 maka diperlukan
persiapan yang disebut dengan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) dengan stiker yaitu:
a. Setiap ibu hamil dan keluarganya terutama suaminya harus mengetahui tanggal
perkiraan persalinan. Persalinan dapat terjadi 2 minggu sebelum atau sesudah
tanggal tersebut. Di harapkan ibu sudah siap menghadapi persalinan dengan
didampingi suamiatau keluarga.
14

b. Setiap ibu hamil harus mengetahui akan melahirkan dengan siapa (bidan/ dokter)
dan di fasilitas kesehatan mana. Persalinanyang ditolong oleh bidan/ dokter di
fasilitas kesehatan dapat menngurangi risikoterjadinya komplikasi yang dapat
membahayakan ibu maupun bayinya.
c. Setiap ibu hamil dan keluarganya perlu menyiapkan dana melalui Tabunganlbu
Bersalin (Tabulin). Meskipun Pemerintah telah menanggung biaya persalinan
melalui jampersal, namun keluarga tetap harus menyiapkan dana untuk keperluan
biaya tak terduga
d. Keluarga perlu menyiapkan kendaraan/ transportasi untuk membawa ibu yang akan
melahirkan ke fasilitas kesehatan. Meskipun keluarga tidak mempunyai kendaraan/
alat transportasi, namun masyarakat bisa berpartisipasi/ gotong royong untuk
menyediakan kendaraan/ alat transportasi "ambulans desa" milik warga
e. Keluarga perlu menyiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-waktu siap
mendonorkan darahnya, bila ibu mengalami perdarahan, baik pada saat
kehamilan, persalinan maupun nifas. Rumah Sakit tidak selalu memiliki bank
Darah, sehingga kesiapan adanya pendonor darah membantu mempercepat
penanganan komplikasi perdarahan ibu.
f. lbu hamil dan keluarga perlu menyiapkan kebutuhan persalinan seperti
perlengkapan ibu bersalin, perlengkapan bayi baru lahir, alat kebersihan, buku KIA
dan alat komunikasi (bila ada). Fasilitas kesehatan tidak selalu menyediakan
perlengkapan ibu bersalin, bayi baru lahir dan alat kebersihan pribadi bagi ibu
bersalin, sehingga ibu dan keluarga harus menyiapkan sendiri
g. Buku KIA diperlukan untuk:
1) melihat catatan kesehatan ibu selama kehamilan
2) mencatatat kesehatan ibu bersalin dan bayi baru lahir
3) pembuatan surat keterangan lahirsebagai salah satu persyaratanpembuatan akte
kelahiran.

Menjelang minggu ke-36 kehamilan, seorang ibu harus beristirahat dari


pekerjaannya dan mengurangi rutinitas sosial dan rumah tangga. Mungkin ibu akan
merasakan frustasi dan bosan atau justru merasa bertenaga dan ingin membersihkan
seluruh rumah. Inilah saatnya untuk mempersiapkan segalanya dalam menyambut
kelahiran anggota keluarga baru. Ada banyak hal yang harus dipersiapkan untuk
menyambut kelahiran bayi, misalnya mengatur rumah, menyiapkan kamar bayi,
15

menyiapkan perlengkapan anak-anak, pakaian pokok bayi, persiapan untuk ibu saat
mau bersalin, persiapan suami, dan mengatur anak-anak yang lain (jika bayi yang lahir
bukan anak pertama) (Pantiawati ,I., 2015).

Setelah kelahiran bayi nanti, ibu harus bekerja ekstra karena pasti akan banyak
sekali pakaian kotor ibu dan bayi yang harus dicuci. Untuk itu ibu bisa membeli mesin
cuci jika memungkinkan untuk mempermudah pekerjaannya. Atau jika tidak
memungkinkan, mintalah bantuan kepada anggota keluarga yang lain. Sebaiknya di
rumah juga harus ada makanan-makanan kering dan barang-barang penting seperti
sabun cuci, tissue, piring sekali pakai dan barang-barang lainnya untuk persediaan
(Graha, C. 2007).

Jika memiliki ruang yang cukup dan ingin menatanya untuk dijadikan kamar bayi,
maka sebaiknya kamar dirancang dan dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang
menunjang aktivitas rutin bayi, seperti perlengkapan makan, mandi, pakaian, dan
mainan bayi. Semua barang-barang itu tidak perlu harus yang mahal. Karena bayi akan
tumbuh dengan cepat dan memerlukan perlengkapan yang berganti-ganti dalam jangka
waktu yang pendek. Oleh karena itu, tidak perlu terlalu banyak membelanjakan uang
untuk membeli perlengkapan bayi (Graha, C. 2007).

Perlengkapan anak-anak yang perlu disediakan misalnya, tempat tidur, handuk,


selimut, perlak, ember mandi bayi, spon alami atau kain penyeka muka yang halus,
lotion, tissue, minyak telon, tas yang bisa dibawa untuk mewadahi perlengkapan bayi,
kain gendongan, perlengkapan susu botol (jika bayi tidak diberi ASI), dan sebagainya.
Pakaian pokok bayi yang perlu disediakan seperti popok, pakaian sehari-hari, pakaian
tidur, pakaian dalam, cardigan atau sweater, sarung tangan dan kaki, topi dan lain-lain.

2.7. Senam Hamil


2.7.1. Pengertian Senam Hamil
Senam hamil adalah adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil,
secara fisik atau mental, pada persalinan cepat, aman dan spontan.Senam hamil
merupakan suatu program latihan bagi ibu hamil sehat untuk mempersiapkan kondisi fisik
ibu dengan menjaga kondisi otot-otot dan persendian yang berperan dalam proses
persalinan, serta mempersiapkan kondisi psikis ibu terutama menumbuhkan kepercayaan
diri dalam menghadapi persalinan (Anggraeni, Poppy. 2010).
16

2.7.2. Tujuan Senam Hamil


Tujuan utama dilakukan Senam Hamil adalah :
a. Melatih dan menguasai teknik pernapasan yang sangat penting selama masa
kehamilan dan proses persalinan.
b. Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, otot-otot
paha bagian dalam, otot panggul, dan lembaran ligamentum (penghubung antar
tulang), sehingga lebih siap untuk melakukan proses kontraksi dan relaksasi saat
persalinan.
c. Membuat tubuh lebih rileks.
d. Melatih sikap tubuh.

2.7.3. Manfaat Senam Hamil


a. Memperbaiki sirkulasi pernapasan
b. Meningkatkan keseimbangan otot – otot
c. Mengurangi bengkak – bengkak
d. Mengurangi resiko gangguan pencernaan
e. Mengurangi kejang kaki
f. Menguatkan otot perut
g. Ibu hamil menjaga kesehatan tubuh dan janin yang dikandung secara optimal
h. Dengan mengikuti senam hamil secara teratur dan intensif, tubuh bugar dan
sehat, ibu hamil tetap dapat menjalankan tugas rutin sehari-hari, menurunkan
stres akibat rasa cemas yang dihadapi menjelang persalinan.
i. Ibu hamil yang mengikuti senam hamil diharapkan dapat menjalani persalinan
dengan lancar, dapat memanfaatkan tenaga dan kemampuan sebaik-baiknya
sehingga proses persalinan normal berlangsung relatif cepat.
j. Mempercepat penyembuhan setelah persalinan

2.7.4. Langkah-langkah Senam Hamil


Senam semasa kehamilan (Depkes RI, 2009) sebagai berikut:
a. Senam untuk kaki
 Duduk dengan kaki diluruskan kedepan dengan tubuh bersandar tegak lurus
(rileks)
 Tarik jari-jari kaki kearah tubuh secara perlahan-lahan lalu lipat kedepan
17

 Lakukan sebanyak 10 kali

 Tarik kedua telapak kaki kearah tubuh secara perlahan-lahan dan dorong
kedepan, lakukan sebanyak 10 kali

b. Senam duduk bersila


 Duduk bersila
 Letakkan kedua telapak tangan diatas lutut.
 Tekan lutut kebawah dengan perlahan-lahan
 Lakukan sebanyak 10 kali. Lakukan senam duduk bersila ini selama 10 menit
sebanyak 3 kali sehari.

c. Senam untuk pinggang (posisi terlentang)


 Tidur terlentang dan tekuk lutut jangan terlalu lebar, arah telapak tangan
kebawah dan berada disamping badan
 Angkat pinggang secara perlahan
 Lakukan sebanyak 10 kali
18

d. Senam dengan satu lutut


 Tidur terlentang, tekuk lutut kanan.
 Lutut kanan digerakan perlahan ke arah kanan lalu kembalikan
 Lakukan sebanyak 10 kali
 Lakukan hal yang sama untuk lutut yang kiri.

e. Senam dengan kedua lutut


 Tidur terlentang, kedua lutut ditekuk dan kedua lutut saling menempel.
 Kedua tumit dirapatkan, kaki kiri dan kanan saling menempel.
 Kedua lutut digerakan perlahan-lahan kea rah kiri dan kanan
 Lakukan sebanyak 10 kali.

f. Senam untuk pinggang (posisi merangkak)


 Badan dalam posisi merangkak
 Sambil menarik nafas angkat perut berikut punggung ketas dengan wajah
menghadap ke bawah membentuk lingkaran.
 Sambil perlahan-lahan mengangkat wajah hembuskan nafas, turunkan
punggung kembali dengan perlahan.
 Lakukan sebanyak 10 kali.

Anda mungkin juga menyukai