Anda di halaman 1dari 12

PATIENT SAFETY

AsuhanKebidanan KB / Kespro

Dosen Mata Kuliah :Dian Aby Restanty,SST.,M.Keb

Oleh :Kelompok 9

1. Ritawati (P17312195102)
2. Citra Devi Sugiarti (P17312195077)
3. IrandaPutriListyowati (P17312195079)
4. Elsa AyuFifi (P17312195086)
5. Mia AinurRohmah (P17312195096)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI PROFESI KEBIDANAN MALANG
TAHUN AKADEMIK 2019

i
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat pada
waktunya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini.
Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi yang membacanya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,untuk itu saran yang
membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah ini.

Jember,1 Agustus 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Tujuan dari pasient safety 3
2.2 Medical error serta apa penyebabnya 3
2.3 manajemenresikobesertacontohnya? 4
2.4 contohpasient safety dalam asuhan kebidanan KB 6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan 10
3.2 Saran 10

DAFTAR PUSTAKA iii

iii
DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, P, 2009, Psikologi Kerja. Jakarta: PT Rineka

CiptaCahyono, B.S. 2008,Membangun Budaya Keselamatan Pasien (dalam praktik


kedokteran),Kanisius, Yogyakarta.

Cohen, M.R, 1999,Medication Errors.The American PharmaceuticalAssosiation.

Dwiprahasto I. 2006, Intervensi Pelatihan untuk Meminimalkan RisikoMedication Error


diPusat Pelayanan Kesehatan Primer’,JurnalBerkala Ilmu Kedokteran
2006,XXXVIII(1), Dari:http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/detail.php?dataId=5603 [30
Nov.2012]
Flynn, L, Liang Yulan, Dickson, G. L. ,Xie, M, Churt, D (2012).Nurses’sPractie
Environment,Error Interception Practices, and Inpatient Medication Errors.Journal of
NursingScholarship, Jun 2012;44;2; ProQuest Nursing & Allied HealthSorce

Handoko, T. H, 2012, Manajemen Personalia & Sumber Daya Manusia. Yogyakarta :


BPFE-Yogyakarta.

Hariandja, 2009,Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT Gramedia Widiasara

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemerintah Indonesia menetapkan kebijakan KB untuk mewujudkan penduduk
tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas melalui penyelenggaraan program Keluarga
Berencana seperti tercantum dalam Pasal 20 Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009
tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, dimana tujuan KB
yaitu mengatur kelahiran anak dan meningkatkan kesejahteraan ibu.
Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu
melahirkan. Bidan adalah profesi yang diakui secara nasional maupun internasional oleh
sejumlah praktisi di seluruh dunia. Peran bidan dimasyrakat sangat dihargai dan dihormati
karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati dan
mendampingi, serta menolong ibu melahirkan dan merawat bayinya dengan baik. Untuk
menjadi bidan yang
profesionaldan bertanggung jawab harus selalu memperhatikan standar profesi bidan, kod
e etik bidan, wewenang bidan, sanksi dan reward, serta komunikasi dengan klien. Hal-hal
tersebut akan menjadi dasar bagi bidan agar bisa menjalankan tugasnya sesuai dengan
ketentuan-ketentuannya
Peran bidan dalam Program KB didasarkan Permenkes 1464/Menkes/Per/X/2010
Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan. Bidan berwenang memberikan
penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.
Peran yang dilakukan bidan dalam program KB meliputi peran wajib/imperatif dan peran
tidak wajib/fakultatif.

Seorang bidan dikatakan melakukan malpraktik jika ia melakukan kesalahan atau


kelalaian besar, kecerobohan yang nyata atau kesengajaan yang tidak mungkin dilakukan
oleh bidan pada umumnya dan bertentangan dengan undang- undang, sehingga pasien
mengalami kerugian. Untuk itu menjadi bidan professional dan bertanggung jawab harus
selalu memperhatikan sekecil apapun yang berkaitan dengan keselamatan pasien,
sehingga tidak terjadi hai – hal yang tidak diinginkan

Mempertimbangkan betapa pentingnya memberikan pelayanan kesehatan yang


terbaik terhadap pasien mengharuskan bidan untuk berusaha mengurangi medical

1
error sebagai bagian dari penghargaannya terhadap kemanusiaan, maka dikembangkan
system Patient Safety yang dirancang mampu menjawab permasalahan yang ada.

1.2 .Rumusan Masalah


1. Apa tujuan dari pasient safety?
2. Apakah yang dimaksud dengan Medical error serta apa penyebabnya?
3. Apakah yang dimaksuddenganmanajemenresikobesertacontohnya?
4. Bagaimana contohpasient safety dalam asuhan kebidanan KB ?

1.3 Tujuan

1. Mahasiswa diharapkan mengerti tujuan Patient Safety.


2. Mahasiswa diharapkan mengerti Medical error serta penyebabnya.
3. Mahasiswadiharapkanmengertimanajemenresikobesertacontohnya
4. Mahasiswadiharapkanmengetahuicontohpasient safety dalamasuhankebidanan KB

BAB II

2
TINJAUAN TEORI

2.1 Tujuan Sistem Patient safety


Keselamatan pasien (patient safety) merupakan keselamatan pasien didefinisikan
sebagai penghindaran, pencegahan dan perbaikan dari hasil tindakan yang buruk atau
injuri yang berasal dari proses perawatan kesehatan. Yang bertujuan untuk
mengidentifikasi pasien dengan benar; Meningkatkan komunikasi yang efektif;
Meminalkan kesalahan penempatan, kesalahan pasien, kesalahan prosedur; Meningkatkan
keamanan dari resiko pengobatan; Menurunkan resiko infeksi yang berhubungan dengan
pelayan kesehatan; Menurunkan resiko pasien terjatuh.
Sedangkan tujuan keselamatan pasien secara internasional adalah:
1. Identify patients correctly (mengidentifikasi pasien secara benar)
2. Improve effective communication (meningkatkan komunikasi yang efektif)
3. Improve the safety of high-alert medications (meningkatkan keamanan dari
pengobatan resiko tinggi)
4. Eliminate wrong-site, wrong-patient, wrong procedure surgery(mengeliminasi
kesalahan penempatan, kesalahan pengenalan pasien, kesalahan prosedur operasi)
5. Reduce the risk of health care-associated infections (mengurangi risiko infeksi yang
berhubungan dengan pelayanan kesehatan)
6. Reduce the risk of patient harm from falls (mengurangi risiko pasien terluka karena
jatuh)

2.2 Medication error


Adalah setiap kejadian yang dapat dihindari yang menyebabkan atau berakibat
pada pelayanan obat yang tidak tepat atau membahayakan pasien sementara obat berada
dalam pengawasan tenagakesehatan atau pasien (NCC MERP, 2012). Jadi merupakan
suatu kejadianyang dapat merugikan dan membahayakan pasien yang dilakukan oleh
petugas kesehatan,khususnya dalam hal pengobatan pasien.
Penyebab terjadinya Medication ErrorPenyebab prescribing error adalah faktor
lingkungan kerja, faktor petugas kesehatan,dan faktor pasien (Bayang et al., 2012).
Masalah prescribing error yang terjadi berupa tulisanresep yang tidak terbaca,
penggunaan singkatan yang tidak lazim, dan masalah kelengkapanresep. Masalah
kelengkapan resep yang sering terjadi adalah tidak adanya nama dokter penulisresep dan
tidak ada aturan pakai. Masalah lain yang menjadi penyebab medication error

3
adalah penulisan dosis obat yang tidak sesuai, dan kesalahan terapeutik yaitu adanya
duplikasi terapidimana dua obat diresepkan dalam satu resep (Bayang et al.,
2012).Medication error dapat terjadi dikarenakan adanya petugas yang
kurang berpengalaman, kemiripan nama obat (look alike sound alike), salah dalam
proses transkripsi, beban pekerjaan yang berlebihan, dan jumlah petugas yang
kurang memadai (Smith, 2004).Medication error dapat terjadi pada berbagai keadaan,
menurut American Hospital Association(AHA, 1999) sebagai berikut:
1. Informasi pasien yang tidak lengkap, misalnya tidak ada informasi tentang
riwayatalergi dan penggunaan obat sebelumnya.
2. Tidak diberikan obat yang layak, misalnya cara minum atau menggunakan
obat,frekuensi dan lama pemberian hingga peringatan jika timbul efek samping.
3. 3.Kesalahan komunikasi dalam peresepan, misalnya interpretasi apoteker yang
kelirudalam membaca resep dokter, kesalahan membaca nama obat yang relatif
mirip dengan obat lainnya, kesalahan membaca desimal, pembacaan unit dosis
hingga singkatan peresepan yang tidak jelas (q.d atau q.i.d/QD).
4. Pelabelan kemasan obat yang tidak jelas sehingga beresiko dibaca keliru
oleh pasien

2.3 Manajemen Resiko


Manajemen resiko adalah proses berkesinambungan dan berkelanjutan. Resiko mungkin
terpapar kepada pasein, staf, pengunjung dan organisasi yang terus-menerus berubah dan harus
diidentifikasi.

Berikut contoh daftar resiko berdasarkan ruang lingkupnya:

1. Area lingkungan
NO RESIKO
1 Sarana - Kerusakanbangunanatausaranadanprasaran
- Fasilitassanitasisepertiwastafelbuntu, air
tidaklancar, sampahmedistidaktersedia, toilet
rusak
2 Keamananlingkungan - Tersengatlistrik
- Terpapardenganbahanberbahaya
- Tertimpabendajatuh
- Tersiram air panas
- Terpeleset
- Pencurian
- Terjadibencanagempabumi

4
- Terjadikebakaran
3 Limbah - Sistempembuanganlimbah yang belumstandar
- Paparanlimbahpadalingkungan

2. Area layanan klinis


Area layanan klinis KB
N Unit / Poli Resiko
o
1 LoketPendaftarandanRekamM - Pasienmenunggu lama
edis - Kesalahanpemberianidentitasrekammedis
- Kesalahanpengambialanrekammedis
- Kegagalanmemperoleh inform concent
- Kesalahanpelabelanrekammedis
- Kebocoraninformasirekammedis
- Ketidaklengkapancatatandalamrekammedis
- Kehilangan /
kesalhanpenyimpananrekammedik
2 KIA-KB - Kesalahandalammengdentifikasipasein
- Kesalahantindakan yang
menimbulkanperlukaan
- Menggunakanalat yang tidaksteril
- TidakmenggunakanAlatPerlindunganDiri
- Insidentertusukjarum
- Limbahmedisberceceran
- Paparandenganlukaterbukaataucairantubuhpas
ein
- Kesalahanmenulisresepdandosisobat
- Kesalahandiagnosa

2.4 ContohPatient Safety dalam AsuhanKebidanan KB/Kespro

KASUS ALASAN/HAM
A. PetugasTidakmemakai APD secaralengkap 1. Kurangmenyadaritentangpentingnya A
2. Petugasmalasdanmenganggap repot
3. Petugaslupakarenaterburu - buru
4. Peralatan APD yang tidakmemadai
5. Tidakterbiasadenganpenggunaan APD

5
B. Kurangyakesadaranakanpentingnyacucitangan 1. Kurangmenyadaritentangpentingnyam
2. Mencucitangantidakdenganlangkah ya
3. Jauhnyakran/ tempatcucitangan
4. Tidakada/ minimnyapersediaanhandsr
5. Petugasterburu – burusehinggalupa
6. Petugasmalasmencucitangan

C. Kurangnyakestresilnyapadaalat yang disterilkan 1. Kurangnyapengetahuandalam proses p


2. Kurangnyakesadaranpetugasakanpenti
3. Tidaktersedianyasaranaprasarana yang
penyeterilanalat
4. Kurangnyajumlahalatsehinggasaatpen
buruuntukdipakaikembali
D. Kesalahandalampemberianobatpada KB suntik 1. PetugastidakKompeten
2. Kurangtelitidan focus bidandalammen
akandiberikan

E. KesalahanAnamnessaawalpemilihanataupengunaankontrasepsi 1. Kurangluasdandalampertanyaan yang


ditanyakanpetugaskepadapasiensaataw
2. Terburu – burudalamanamnesa
3. Kurangnyapengetahuantentang KB

F. PasienmengkonsumsiPil KB secaratidakteratur 1. Minimnyainformasi yang


diberikanbidankepadaaseptorsehingga

G. KesalahanPemasangandalam IUD, IMPLAN 1. Petugaskurangkompeten


2. Terburu – burusaatpemasangan
3. Kurangnyakonsentrasidalampemasang

H. KesalahanPelepasandalam IUD, IMPLAN 1. Petugaskurangkompeten

6
2. Terburu – burusaatpelepasan
3. Kurangnyakonsentrasidalampelepasan
4. Waktupelepasantidaksesuaidenganwak

I. PasienJatuh 1. PasienKurangHati – hati


2. Tempattidur yang sudahrusak
J. TerjadiInfeksipadapemasangan Implant 1. Pasienkuranghati - hatidalamperawata

BAB III

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Keamanandankeselamatanpasiendanpetugasmerupakanhalmendasar yang
perludiperhatikanolehtenagamedissaatmemberikanpelayanankesehatankepadapasien.Kes
elamatpasienadalahdimanapetugaskesehatanmemnerikanasuhankepadapasiensecaraaman
sertamencegahterjadinyacideraakibatkesalahankarenamelaksanakansuatutindakanatautid
akmelaksanakansuatutindakan yang seharusnyadiambil.

5.2 Kritikdan Saran


Mempertimbangkan betapa pentingnya memberikan pelayanan kesehatan yang
terbaik terhadap pasien mengharuskan bidan untuk berusaha mengurangi medical
error sebagai bagian dari penghargaannya terhadap kemanusiaan, maka dikembangkan
system Patient Safety yang dirancang mampu menjawab permasalahan yang
ada.Diharapkanpetugaskesehatanlebihmemahamitentangpentingmelakukantindakan
yang sesuaistandarsehinggatidakmenimbulkankerugianbagipasiendanpetugassendiri.

Anda mungkin juga menyukai