Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PRAKTEK MPGM DI PUSKESMAS RANOTANA WERU

MAHASISWA PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI


DAN DIETETIKA TANGGAL 7-20 SEPTEMBER

DISUSUN

OLEH :

1. ADELIA ARES (711331118001)


2. EKO SUDARMONO (711331118010)
3. MARIA FRISCA MERENTEK (711331118028)
4. SELVIANA ULAWANG (711331118042)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO


JURUSAN GIZI PRODI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA
2021
LAPORAN MPGM PUSKESMAS RANOTANA WERU
MAHASISWA PROGRAM STUDI SARJANA
TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA

LEMBAR PENGESAHAN

MENGETAHUI DISETUJUI OLEH


Kepala Puskesmas Ranotana Weru Pembimbing

Dr. MAYA S.M PELLE, M.Kes AYU FEROYANTI,S.Tr.Gz


NIP. 19790827 201001 2 005 NIP. 19810709 200604 2 019
LAPORAN PRAKTEK MPGM DI PUSKESMAS RANOTANA WERU
MAHASISWA PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
GIZI DAN DIETETIKA

Lembar Persetujuan

Dosen Pembimbing PKL

Nonce Nova Legi SST,M.Si


NIP. 197511112005012001

Pembimbing CI Puskesmas

Ayu Feroyanti S.Tr.Gz


NIP. 198107092006042019

Mengetahui Kepala Puskesmas

dr. Maya S.M. Pelle M.Kes


NIP.19790827 201001 2 005

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO


JURUSAN GIZI PRODI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji Dan Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena Telah
Melimpahkan Rahmat-Nya Berupa Kesehatan Sehingga Kami Dapat
Menyelesaikan “Laporan Praktek MPGM “ Yang Dilaksanakan Di Puskesmas
Ranotana Weru.
Untuk Kesempatan Ini Kami Mengucapkan Terima Kasih Kepada :
1. Ibu Dr. Maya S.M.Pelle,M.Kes Selaku Kepala Puskesmas
2. Bapak Johnny J.N.Rumambi Selaku Kepala Tata Usaha
3. Ibu Ayu Feroyanti, S.Tr.Gz Dan Ibu Hera O. Ukus, S.Tr.Gz Selaku
Pembimbing
4. Seluruh Staff Yang Bekerja Di Puskesmas Yang Telah Membantu
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Kami.
Kami Menyadari Bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan Ini Masih
Banyak Sekali Kekurangan Didalamnya,Sehingga Dalam Kesempatan Kali Ini
Juga Kami Bermaksud Untuk Meminta Saran Dan Masukan Dari Semua Pihak
Demi Terciptanya Laporan Praktek Kerja Lapangan Yang Lebih Baik Lagi.
Kami Juga Berharap Agar Laporan Praktek Kerja Lapangan Yang Telah Kami
Susun Ini Bisa Bermanfaat Bagi Rekan Mahasiswa
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masalah Gizi Di Indonesia Pada Hakikatnya Merupakan Masalah
Kesehatan Masyarakat, Namun Penanggulangannya Tidak Dapat Dilakukan
Dengan Pendekatan Medis Dan Pelayanan Kesehatan Saja. Penyebab
Timbulnya Masalah Gizi Adalah Daribanyakfaktor, Oleh Karena Itu
Pendekatan Penanggulangannya Harus Melibatkan Berbagai Sektor Terkait
Seperti Dinas Kesehatan, Puskesmas, Dan Tenaga Medis Lainnya.
Kebijakan Indonesia Sehat Pada Tahun 2010 Menetapkan 3 Pilar Utama
Yaitu Lingkungan Sehat, Perilaku Sehat Dan Pelayanan Kesehatan Bermutu
Adil Dan Merata. Dalam Tatanan Otonomi Daerah, Visi Indonesiasehat
Pada Tahun 2010 Akan Dapat Dicapai Bila Tercapai Secara Keseluruhan
Kabupaten Atau Kota Sehat. Oleh Karena Itu, Selain Harus Dikembangkan
Sistem Kesehatan Kabupaten Atau Kota Yang Termasuk Kedalamsubsistem
Dari Sistem Kesehatan Nasional, Harus Ditetapkan Pula Kegiatan Minimal
Yang Harus Dilaksanakan Oleh Kabupaten Atau Kota. (Aksono, 2008).
Puskesmas Adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten
Atau Kota Yang Bertanggung Jawab Terhadap Penyelenggaraan Upaya
Kesehatan Untuk Jenjang Tingkat Pertama. Puskesmas Merupakan
Organisasi Fungsional Yang Menyelenggarakan Upaya Kesehatan Yang
Bersifat Menyeluruh, Terpadu, Merata, Dan Dapat Diterima Serta
Dijangkau Oleh Masyarakat, Dengan Peran Serta Peran Aktif Masyrakat
Dan Menggunakan Hasil Pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi.
Puskesmas Yang Merupaan Tombak Dasar Untuk Menindak Lanjuti
Permasalahan Gizi Yang Terjadi Didalam Masyarakat Harus Mempunyai
Kinerja Yang Kuat, Teliti Dan Tepat Dalam Mendeteksi, Menganalisis Dan
Memecahkan Permasalahan Gizi Yang Ada, Sehingga Untuk Menjangkau
Seluruh Wilayah Kerjanya, Puskesmas Diperkuat Dengan Puskesmas
Pembantu (Pustu), Dan Puskesmas Keliling (Pusling) Serta Dilengkapi
Dengan Fasilitas Rawat Inap (RI) Untuk Daerah Yang Jauh Dari Saran
Pelayanan Rujukan.
Praktek Kerja Lapangan Ini Merupakan Upaya Untuk Menghasilkan
Tenaga Ahli Gizi Yang Mampu Untuk Melaksanakan Pelayanan Gizi,
Khususnya Di Puskesmas Secara Optimal Dan Terintegral. Mahasiswa
Secara Langsung Terlibat Dalam Situasi Kerja Yang Sesungguhnya,
Sehingga Mahasiswa Siap Menghadapi Dunia Kerja Dan Mengetahui
Secara Langsung Tentang Masalah-Masalah Gizi Serta Upaya
Penanggulangannya Yang Dilakukan Oleh Pihak Puskesmas.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan Pengalaman Kerja Di Puskesmas Mengenai Pelaksanaan
Manajemen Pelayanan Gizi Masyarakat Di Wilayah Puskesmas Ranotana
Weru.

2. Tujuan Khusus
a. Memahami Masalah Kesehatan Dan Gizi Puskesmas Ranotano
Weru.
b. Memahami Program Pelayanan Gizi Puskesmas Ranotano Weru.
c. Memahami Perencanaan, Pelaksanaan Evaluasi Program Gizi Di
Tingkat Puskesmas Ranotano Weru.
d. Memahami Struktur Organisasi Dan Tugas Pokok Puskesmas
Ranotana Weru Dalam Melaksanakan Program Pelayanan Gizi
Masyarakat.

C. Manfaat
1. Manfaat Bagi Puskesmas Ranotano Weru
Memberikan Informasi Bagi Pihak Puskesmas Mengenai
Permasalahan Gizi.
2. Manfaat Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa Dapat Mengetahui Permasalahan Kesehatan Dan Gizi Di
Tingkat Puskesmas Ranotano Weru.
b. Mahasiswa Dapat Mengetahui Program-Program Gizi Di Puskesmas
Ranotano Weru.

D. Waktu Pelaksanaan
Praktek Kerja Lapangan Ini Dilaksanakan Pada Tanggal 7 September
2021 sampai 20 september 2021

E. METODE
Metode Pelaksananan Pada Praktek Kerja Lapangan Di Puskesmas
Ranotano Weru Adalah :
a. Wawancara
b. Turun Lapangam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI PUSKESMAS
Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) Adalah Suatu Organisasi
Kesehatan Fungsional Yang Merupakan Pusat Pengembangan Kesehatan
Masyarakat Yang Juga Membina Peran Serta Masyarakat Di Samping
Memberikan Pelayanan Secara Menyeluruh Dan Terpadu Kepada
Masyarakat Di Wilayah Kerjanya Dalam Bentuk Kegiatan Pokok. Menurut
Depkes RI (2004) Puskesmas Merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota Yang Bertanggung Jawab Menyelenggarakan
Pembangunan Kesehatan Di Wilayah Kerja (Effendi, 2009).
Pelayanan Kesehatan Yang Diberikan Puskesmas Merupakan Pelayanan
Yang Menyeluruh Yang Meliputi Pelayanan Kuratif (Pengobatan), Preventif
(Pencegahan), Promotif (Peningkatan Kesehatan) Dan Rehabilitatif
(Pemulihan Kesehatan). Pelayanan Tersebut Ditujukan Kepada Semua
Penduduk Tanpa Membedakan Jenis Kelamin Dan Usia (Effendi, 2009).
Puskesmas Mempunyai Upaya Kesehatan Wajib Yaitu Upaya Yang
Ditetapkan Berdasarkan Komitmen Nasional, Regional Dan Global
Serta Yang Mempunyai Daya Ungkit Tinggi Untuk Peningkatan
Derajat Kesehatan Masyarakat. Upaya Kesehatan Wajib Ini Harus
Diselenggarakan Oleh Setiap Puskesmas Wilayah Indonesia. Menurut
Depkes (2004) Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas Tersebut Antara Lain :
a. Upaya Promosi Kesehatan
b. Upaya Kesehatan Lingkungan
c. Upaya Kesehatan Ibu Dan Anak Serta Keluarga Berencana
d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
e. Upaya Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit Menular
f. Upaya Pengobatan
B. Tujuan Puskesmas
Menurut Trihono (2005), Puskesmas Memiliki Tujuan Untuk
Meningkatkan Kesadaran, Kemauan Dan Kemampuan Hidup Sehat Bagi
Orang Yang Bertempat Tinggal Di Wilayah Kerja Puskesmas Tersebut Agar
Terwujud Derajat Kesehatan Yang Setinggi-Tingginya.

C. Program Gizi Di Puskesmas


Menurut Trihono (2005) Terdapat 3 Fungsi Puskesmas, Yaitu:
a. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan.Puskesmas
Berupaya Menggerakkan Dan Memantau Penyelenggaraan
Pembangunan Lintas Sektor Termasuk Oleh Masyarakat Dan Dunia
Usaha Di Wilayah Kerjanya, Sehingga Berwawasan Serta
Mendukung Pembangunan Kesehatan. Puskesmas Aktif Memantau
Dan Melaporkan Dampak Kesehatan Dari Penyelenggaraan Setiap
Program Pembangunan Diwilayah Kerjanya. Upaya Yang Dilakukan
Puskesmas Dalam Pembangunan Kesehatan Adalah Mengutamakan
Pemeliharaan Kesehatan Dan Pencegahan Penyakit Tanpa
Mengabaikan Penyembuhan Penyakit Dan Pemulihan Kesehatan.
b. Pusat Pemberdayaan Masyarakat Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Berarti Puskesmas Selalu Berupaya Agar Perorangan Terutama
Pemuka Masyarakat, Keluarga Dan Masyarakat Termasuk Dunia
Usaha Memiliki Kesadaran, Kemauan Dan Kemampuan Melayani
Diri Sendiri Dan Masyarakat Untuk Hidup Sehat, Berperan Aktif
Dalam Memperjuangkan Kepentingan Kesehatan Termasuk Sumber
Pembiayaannya, Serta Ikut Menetapkan, Menyelenggarakan Dan
Memantau Pelaksanaan Program Kesehatan. Pemberdayaan
Perorangan, Keluarga Dan Masyarakat Ini Diselenggarakan Dengan
Memperhatikan Kondisi Dan Situasi, Khususnya Sosial Budaya
Masyarakat Setempat.
c. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama Puskesmas Sebagai Pusat
Pelayanan Kesehatan Strata Pertama, Bertanggung Jawab
Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama Secara
Menyeluruh, Terpadu Dan Berkesinambungan. Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama Yang Menjadi Tanggungjawab Puskesmas Meliputi
Pelayanan Kesehatan Perorangan Dan Pelayanan Kesehatan
Masyarakat.

a. Posyandu
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Merupakan Salah Satu Bentuk
Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) Yang
Dikelola Dan Diselenggarakan Dari, Oleh, Untuk Dan Bersama
Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan, Guna
Memberdayakan Masyarakat Dan Memberikan Kemudahan Kepada
Masyarakat Dalam Memperoleh Kesehatan Dasar, Utamanya Untuk
Mempercepat Penurunan Angka Kematian Ibu Dan Bayi (Depkes RI,
2006).
Tujuan Posyandu Adalah Menunjang Percepatan Penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI) Dan Angka Kematian Bayi (AKB) Di Indonesia
Melalui Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Sasaran Pelayanan
Kesehatan Di Posyandu Adalah Seluruh Masyarakat Utamanya Bayi,
Anak Balita, Ibu Hamil, Ibu Melahirkan, Ibu Nifas Dan Ibu Menyusui,
Serta Pasangan Usia Subur (PUS).

Keberhasilan Posyandu Tergambar Melalui Cakupan SKDN,


Yaitu:
S : Jumlah Seluruh Balita Di Wilayah Kerja Posyandu
K : Jumlah Balita Yang Memiliki KMS Di Wilayah Kerja Posyandu
D : Jumlah Balita Yang Ditimbang Di Wilayah Kerja Posyandu
N : Balita Yang Berat Badannya Naik

Keberhasilan Posyandu Berdasarkan :


D /S Yaitu Baik Atau Kurangnya Peran Serta (Partisipasi) Masyarakat
N/D Yaitu Kecenderungan Status Gizi
K/S Yaitu Cakupan Kegiatan Penimbangan
D/K Yaitu Kesinambungan Kegiatan Penimbangan Posyandu
N/S Yaitu Efektifitas Kegiatan
Cakupan Hasil Program Gizi Di Posyandu Adalah Sebagai Berikut :
1. Cakupan Program (K/S)
Cakupan Program (K/S) Adalah Jumlah Balita Yang Memiliki
Kartu Menuju Sehat (KMS) Dibagi Dengan Jumlah Balita Yang
Ada Di Wilayah Posyandu Kemudian Dikali 100%. Persentase K/S
Disini, Menggambarkan Berapa Jumlah Balita Diwilayah Tersebut
Yang Telah Memiliki KMS Atau Berapa Besar Cakupan Program
Di Daerah Tersebut Telah Tercapai.
2. Cakupan Partisipasi Masyarakat (D/S)
Cakupan Partisipasi Masyarakat (D/S) Adalah Jumlah Balita Yang
Ditimbang Di Posyandu Dibagi Dengan Jumlah Balita Yang Ada
Di Wilayah Kerja Posyandu Kemudian Dikali 100 %. Persentase
D/S Disini, Menggambarkan Berapa Besar Jumlah Partisipasi
Masyarakat Di Dareah Tersebut Yang Telah Tercapai
3. Cakupan Kelangsungan Penimbangan (D/K)
Cakupan Kelangsungan Penimbangan (D/K) Adalah Jumlah Balita
Yang Ditimbang Di Posyandu Dalam Dibagi Dengan Jumlah Balita
Yang Telah Memiliki KMS Kemudian Dikali 100%. Persentase
D/K Disini, Menggambarkan Berapa Besar Kelangsungan
Penimbangan Di Daerah Tersebut Yang Telah Tercapai.
4. Cakupan Hasil Penimbangan (N/D)
Cakupan Hasil Penimbangan (N/D) Adalah : Rata – Rata Jumlah
Balita Yang Naik Berat Badan (BB) Nya Dibagi Dengan Jumlah
Balita Yang Ditimbang Di Posyandu Kemudian Dikali 100%.
Persentase N/D Disini, Menggambarkan Berapa Besar Hasil
Penimbangan Didaerah Tersebut Yang Telah Tercapai.
b. Status Gizi
1. Pengertian
Menurut Almatsier (2004) Status Gizi Merupakan Keadaan
Tubuh Sebagai Akibat Konsumsi Makanan Dan Penggunaan Zat-
Zat Gizi. Menurut Beck (2000) Status Gizi Adalah Ukuran
Keberhasilan Dalam Pemenuhan Nutrisi Untuk Anak Yang
Diindikasi Oleh Berat Badan Dan Tinggi Badan Anak. Status Gizi
Juga Didefinisikan Sebagai Status Kesehatan Yang Dihasilkan
Oleh Keseimbangan Antara Kebutuhan Dan Masukan Nutrient.
Penelitian Status Giz I Merupakan Pengukuran Yang Didasarkan
Pada Data Antropometri, Biokimia Dan Riwayat Diit.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


a. Faktor Langsung
a) Tingkat Konsumsi Pangan
Konsumsi Pangan Merupakan Informasi Tentang Jenis
Dan Jumlah Pangan Yang Di Makan Seseorang Atau
Sekelompok Orang (Keluarga Atau Rumah Tangga) Pada
Waktu Tertentu. Konsumsi Merupakan Salah Satu Kebutuhan
Pokok Yang Diperlukan Tubuh Setiap Hari Dalam Jumlah
Tertentu Sebagai Sumber Energi Dan Zat Gizi. Kekurangan
Dan Kelebihan Dalam Jangka Waktu Yang Lama Akan
Berakibat Buruk Terhadap Kesehatan. Kebutuhan Akan
Energi Dan Zat Gizi Bergantung Pada Berbagai Faktor
Seperti Umur, Jenis Kelamin, Berat Badan, Iklim, Dan
Aktivitas Fisik (Almatsir, 2004)
Frekuensi Makan Dapat Menunjukkan Tingkat Kecukupan
Konsumsi Gizi. Semakin Tinggi Frekuensi Makan Semakin
Besar Kemungkinan Terpenuhinya Kecukupan Gizi.
Frekuensi Makan Pada Seseorang Dengan Kondisi Ekonomi
Mampu Lebih Tinggi Dibandingkan Dengan Ornag Kondisi
Ekonomi Lemah. Hal Ini Di Sebabkan Orang Deengan
Kondisi Ekonomi Yang Lemah Memiliki Daya Beli Yang
Rendah Sehingga Tidak Dapat Mengkonsumsi Maknan
Dengan Frekuensi Yang Ukup. Ketiadaan Pangan Dapat
Mengakibatkan Berkurangnya Asupan Seseorang (Arisman,
2009).
Perhatian Terhadap Pangan Pada Balita Menurun Setelah
Beberapa Bulan Sampai Beberapa Tahun. Balita Mulai
Memilih Makanan Yang Disukai Dan Tidak Disukai. Anak
Balita Pada Usia 1-3 Tahun Bersifat Konsumen Pasif Dan
Usia 3-5 Tahun Bersifat Konsumen Aktif. Konsumen Pasif
Artinya Pada Usia1-3 Tahun Makanan Yang Dikonsumsi
Tergantung Pada Apa Yang Disediakan Oleh Ibu, Sedangkan
Konsumen Aktif Artinya Anak Dapat Memilih Makanan
Yang Disukainya (Supriatin 2004).
b) Morbiditas
Menurut Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (2009),
Morbiditas Atau Kesakitan Merupakan Salah Satu Indikator
Yang Digunakan Untuk Mengukur Derajat Kesehatan
Penduduk. Semakin Tinggi Morbiditas, Menunjukkan
Derajat Kesehatan Penduduk Semakin Buruk. Sebaliknya
Semakin Rendah Morbiditas (Kesakitan) Menunjukkan
Derajat Kesehatan Penduduk Yang Semakin Baik. Pengertian
Morbiditas (Kesakitan) Adalah Kondisi Seseorang Dikatakan
Sakit Apabila Keluhan Kesehatan Yang Dirasakan
Mengganggu Aktivitas Sehari-Hari Yaitu Tidak Dapat
Melakukan Kegiatan Seperti Bekerja, Mengurus Rumah
Tangga Dan Kegiatan Lainnya Secara Normal Sebagaimana
Biasanya. Penyakit-Penyakit Penyebab Morbiditas Muncul
Karena Gaya Hidup Dan Pola Makan Yang Salah, Serta
Lingkungan Kotor. Pengetahuan Yang Rendah Mengenai
Masalah Gizi Dan Lingkungan Berpengaruh Besar Terhadap
Kejadian Morbiditas.
c) Imunisasi
Imunisasi Adalah Suatu Cara Untuk Meningkatkan
Kekebalan Seseorang Secara Aktif Terhadap Suatu
Antigen, Sehingga Bila Kelak Ia Terpajan Pada Antigen
Yang Serupa, Tidak Akan Terjadi Penyakit (Ranuh, 2008,
P10). Imunisasi Berasal Dari Kata Imun Yang Berarti Kebal
Atau Resisten. Imunisasi Berarti Anak Di Berikan
Kekebalan Terhadap Suatu Penyakit Tertentu. Anak
Kebal Terhadap Suatu Penyakit Tapi Belum Kebal
Terhadap Penyakit Yang Lain (Notoatmodjo, 2003). Tujuan
Imunisasi Yaitu Untuk Mencegah Terjadinya Penyakit
Tertentu Pada Seseorang Dan Menghilangkan Penyakit
Tertentu Pada Sekelompok Masyarakat (Populasi) Atau
Bahkan Menghilangkan Suatu Penyakit Tertentu Dari
Dunia. (Ranuh, 2008, P10) .Program Imunisasi Bertujuan
Untuk Menurunkan Angka Kesakitan Dan Kematian Dari
Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi. Pada
Saat Ini, Penyakit-Penyakit Tersebut Adalah Difteri,
Tetanus, Batuk Rejan (Pertusis), Campak, Polio Dan
Tuberkulosis (Notoatmodjo, 2003).

b. Faktor Tidak Langsung


a) Pengetahuan
Pengetahuan Mengenai Gizi Akan Mempengaruhi Status Gizi
Balita Karena Dengan Pengetahuannya, Para Ibu Dapat
Mengasuh Dan Memenuhi Gizi Anak Balitanya, Yang Pada
Gilirannya Dapat Menjamin Asupan Gizi Anak. Menurut Nasar
(2010), Banyak Orang Tua Yang Memberikan Makan Kepada
Anak-Anak Sebatas Supaya Kenyang, Sementara Komposisinya
Tidak Disesuaikan Dengan Kebutuhan Gizinya. Rendahnya
Pendidikan Juga Seringkali Melahirkan Kebiasaan,
Kepercayaan, Pantangan, Dan Tahayul Yang Keliru.Adanya
Pantangan Mengonsumsi Makanan Tertentu Yang Salah Dalam
Pemberian Makan Anak Akan Sangat Merugikan Dan
Menghilangkan Kesempatan Anak Untuk Mendapat Asupan
Gizi Yang Cukup. Pendidikan Dan Pengetahuan Gizi Sangat
Diperlukan Untuk Mengubah Sikap Dan Perilaku Sehat Tentang
Berbagai Jenis Pangan. Pendidikan Dan Pengetahuan Gizi
Sangat Penting Bagi Ibu Rumah Tangga Yang Turut
Bertanggung Jawab Akan Keadaan Gizi Setiap Anggota
Keluarga.
b) Sosial-Ekonomi
Menurut Dalimunthe (1995), Kehidupan Sosial Ekonomi
Adalah Suatu Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Yang
Menggunakan Indikator Pendidikan, Pekerjaan Dan Penghasilan
Sebagai Tolak Ukur. Menurut Pendapat Junaidi (1999),
Keluarga Adalah Individu Dengan Jati Diri Yang Khas Yang
Memiliki Karakteristik Tersendiri. Karakteristik Adalah Sifat
Individu Yang Relatif Tidak Berubah, Atau Yang Dipengaruhi
Lingkungan Seperti Umur, Jenis Kelamin, Suku Bangsa,
Kebangsaan, Pendidikan Dan Lain-Lain. Perkembangan
Intelektual Akan Kesadaran Lingkungan Seorang Individu
Seringkali Dilepaskan Dan Bahkan Dipisahkan Dengan Masalah
Keluarga.

c. Penilaian Status Gizi


Menurut Supariasa,Et All (2002), Penilaian Status Gizi Dapat
Dilakukan Secara Langsung Maupun Tidak Langsung.
a. Penilaian Secara Langsung
Penilaian Status Gizi Secara Langsung Dibagi Menjadi
EmpaPenilaian Yaitu Antropometri, Klinis, Biokimia, Dan
Biofisik. Adapun Penilaian Dari Masing-Masing Adalah
Sebagai Berikut (Supariasa, Et All, 2002):
1) Antropometri
Antropometri Gizi Berhubungan Dengan Berbagai Macam
Pengukuran Dimensi Tubuh Dan Komposisi Tubuh Dari
Berbagai Tingkat Umur Dan Tingkat Gizi. Parameter Yang
Diukur Antara Lain BB, TB, LLA, Lingkar Kepala, Lingkar
Dada, Lemak Subkutan. Beberapa Indeks Antropometri Yang
Sering Digunakan Adalah:

a) Berat Badan Menurut Umur (BB/U)


Berat Badan Adalah Salah Satu Parameter Yang
Memberikan Gambaran Masa Tubuh. Masa Tubuh Sangat
Sensitive Terhadap Perubahan-Perubahan Yang Mendadak.
Berat Badan Adalah Parameter Antropometri Yang Sangat
Labil. Sehingga Indeks BB/U Lebih Menggambarkan Status
Gizi Seseorang Saat Ini.

Klasifikasi Status Gizi Dengan Indeks BB/U :


Tabel 1
Indeks BB/U

Indeks BB/U Klasifikasi


Sumber :
>2 SD Lebih
Khomsan, -2 SD S/D +2 SD Baik 2004
< -2 SD S/D -3 SD Kurang
< -3 SD Buruk

b) Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)


Tinggi Badan Merupakan Antropometri Yang
Menggambarkan Keadaan Pertumbuhan Skeletal. Pada
Keadaan Normal, Tinggi Badan Tumbuh Seiring Dengan
Pertambahan Umur. Pertumbuhan Tinggi Badan Tidak
Seperti Berat Badan, Relative Kurang Sensitive Terhadap
Masalah Kekurangan Gizi Dalam Waktu Yang Pendek.
Pengaruh Defisiensi Zat Gizi Terhadap Tinggi Badan Akan
Nampak Dalam Waktu Yang Relative Lama.
Klasifikasi Status Gizi Dengan Indeks TB/U:

Tabel 2
Indeks TB/U

Indeks Klasifikasi
TB/U
≥ -2 SD Normal
< -2 SD Pendek / Stunted

Sumber : Khomsan, 2004

c) Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)


Berat Badan Memiliki Hubungan Yang Linear Dengan
Tinggi Badan. Dalam Keadaan Normal, Perkembangan Berat
Badan Akan Searah Dengan Pertumbuhan Tinggi Badan
Dengan Kecepatan Tertentu. Jeliffe Pada Tahun 1966 Telah
Memperkenalkan Indeks Ini Untuk Mengidentifikasi Status
Gizi. Indeks BB/TB Merupakan Indicator Yang Baik Untuk
Menilai Status Gizi Saat Kini (Sekarang). Indeks BB/TB
Adalah Merupakan Indeks Yang Independen Terhadap Umur.
Klasifikasi Status Gizi Dengan Indeks BB/TB
Tabel 3
Indeks BB/TB
Indeks Klasifikasi
BB/TB
>2 SD Gemuk
-2 SD S/D + Normal
2 SD
< -2 SD S/D Kurus / Wasted
-3 SD
<-3 SD Sangat Kurus
Sumber : Khomsan, 2004

2) Klinis
Metode Ini, Didasarkan Atas Perubahan-Perubahan Yang
Terjadi Yang Dihubungkan Dengan Ketidakcukupan Zat
Gizi. Hal Tersebut Dapat Dilihat Pada Jaringan Epitel Seperti
Kulit, Mata, Rambut, Dan Mukosa Oral Atau Pada Organ-
Organ Yang Dekat Dengan Permukaan Tubuh Seperti
Kelenjar Tiroid.
3) Biokimia
Adalah Suatu Pemeriksaan Spesimen Yang Diuji Secara
Laboratoris Yang Dilakukan Pada Berbagai Macam Jaringan
Tubuh. Jaringan Tubuh Yang Digunakan Antara Lain: Urine,
Tinja, Darah, Beberapa Jaringan Tubuh Lain Seperti Hati
Dan Otot.
4) Biofisik
Penentuan Gizi Secara Biofisik Adalah Suatu Metode
Penentuan Status Gizi Dengan Melihat Kemampuan Fungsi,
Khususnya Jaringan, Dan Melihat Perubahan Struktur
Jaringan.

b. Penilaian Secara Tidak Langsung


Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung Dibagi Menjadi
3 Yaitu: Survey Konsumsi Makanan, Statistik Vital, Dan Faktor
Ekologi (Supariasa, Et All 2002). Uraian Dari Ketiga Hal
Tersebut Adalah:
a) Survey Konsumsi Makanan
Adalah Suatu Metode Penentuan Status Gizi Secara Tidak
Langsung Dengan Melihat Jumlah Dan Jenis Zat Gizi Yang
Dikonsumsi.
b) Statistik Vital
Adalah Dengan Cara Menganalisis Data Beberapa
Statistik Kesehatan Seperti Angka Kematian Berdasarkan
Umur, Angka Kesakitan Dan Kematian Akibat Penyebab
Tertentu Dan Data Lainnya Yang Berhubungan Dengan Gizi.
c) Faktor Ekologi
Berdasarkan Ungkapan Dari Bengoa Dikatakan Bahwa
Malnutrisi Merupakan Masalah Ekologi Sebagai Hasil
Interaksi Beberapa Faktor Fisik, Biologis, Dan Lingkungan
Budaya. Jumlah Makanan Yang Tersedia Sangat Tergantung
Dari Keadaan Ekologi Seperti Iklim, Tanah, Irigasi Dan
Lain-Lain.

d. Penyuluhan Gizi

Materi Penyuluhan Asi Eksklusif


1. Pengertian ASI Eksklusif
ASI adalah emulsi lemak dalam larutan protein, lactose dan
garam-garam organis yang disekresi oleh kedua buah kelenjar
payudara ibu, sebagai makanan utama ASI. ASI Eksklusif
adalah bayi diberi ASI saja pada 0-6 bulan tanpa pemberian
apapun, termasuk susu formula, air gula, madu, air putih atau
makanan tambahan apapun.
2. Komposisi ASI
ASI memiliki kandungan yang dibutuhkan oleh bayi seperti:
1. Protein Mengandung asam amino esensial, taurin yang tinggi
untuk pertumbuhan mata.
2. Karbohidrat
3. Lemak Lemak ASI merupakan:
a. Sumber kalori
b. Sumber vitamin yang larut
c. Sumber asam lemak yang esensial
4. Mineral ASI mengandung mineral yang lengkap sampai umur
6 bulan. 5. Air 88% dari ASI terdiri dari air yang berfungsi
untuk meredakan rasa haus untuk melarutkan zat-zat yang
ada didalamnya.
5. Vitamin Vitamin dalam ASI lengkap diantaranya vitamin A,
D, C.
6. Kalori 90% dari karbohidrat dan lemak, 10% dari protein.

3. Keunggulan ASI
ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi karena
memiliki keunggulan :
1. Memenuhi syarat yaitu mengandung semua zat gizi untuk
membangun dan menyediakan energi dalam susunan yang
dibutuhkan.
2. Tidak memberatkan fungsi saluran cerna dan ginjal.
3. Memiliki zat anti infeksi dan antibody.
4. Tidak akan pernah basi.
5. Mempunyai suhu yang tepat dan dapat diberikan kapan saja
dan dimana saja.
6. Selalu aman dan bersih.

4. Keuntungan ASI
1. Bagi bayi
- Membantu bayi memulai kehidupannya dengan baik
- Kolostrum/susu jolong/susu pertama mengandung antibodi
yang kuat untuk mencegah infeksi
- ASI mengandung campuran yang tepat berbagai bahan
makanan untuk bayi
- ASI mudah dicerna oleh bayi
- ASI saja tanpa makanan tambahan adalah cara terbaik
- Pemberian ASI disarankan sampai 1 tahun
2. Bagi Ibu
- Pemberian ASI selama beberapa hari pertama membuat
rahim berkontraksi dan cepat memperlambat perdarahan.
- Mempercepat penurunan berat badan
- Ibu menyusui yang haidnya belum muncul kecil
kemungkinan untuk hamil kembali
- Penting bagi ibu untuk mencurahkan kasih sayangnya
kepada bayi
3. Bagi Semua Orang
- ASI selalu bersih dan bebas hama yang menyebabkan
infeksi
- ASI selalu tersedia dan gratis
- Tidak menuntut persiapan khusus
- Tanpa memberi makanan tambahan kecil kemungkinan
ibu menjadi hamil dalam 6 bulan pertam.

5. Upaya-upaya Memperbanyak ASI


ASI tidak mencukupi, biasanya disebabkan
Ibu/bayinya/keduanya untuk menambah kesediaan isi maka, Ibu:
1. Sarankan ibu beristirahat cukup
2. Pengaturan makanan yang baik
a. Makanan pokok tidak hanya nasi, gunakanlah makanan
pengganti seperti mie, jagung, ubi, kentang, roti, dan
sebagainya.
b. Lauk-pauk gunakanlah dari jenis hewani dan nabati seperti
telur, daging, ayam, ikan segar, hati, ikan asin, tempe,
tahu, kacang-kacangan dan sebagainya.
c. Sayuran lebih baik yang berwarna seperti bayam,
kangkung, sawi, daun katuk, wortel, buncis, dan
sebagainya. Karena sayuran tersebut dapat membantu
merangsang produksi ASI. Pilihlah buah-buahan yang
berwarna seperti papaya, jeruk, apel, tomat, dan
sebagainya yang banyak mengandung vitamin dan
mineral.
3. Perlu minum dalam jumlah lebih banyak kurang lebih 6 gelas
dalam 1 hari akan lebih bermanfaat bila ibu menyusui
minuman cairan bergizi seperti susu, air, kacang-kacangan,
sari buah-buahan, air sayuran daun hijau dan sebagainya.
4. Hindarilah makanan yang merangsang terlalu pedas, terlalu
dingin, terlalu panas, mengandung alkohol untuk menjaga
alat-alat pencernaan.
5. Tidak disarankan untuk minum jamu setelah melahirkan.
6. Yang penting tidak ada makanan pantangan untuk ibu
menyusui.
7. Yakinkan kembali pada ibu bahwa ia dapat memproduksi
ASI lebih banyak.

Untuk bayi, bayi harus:


1. Menyusui bayinya setiap 2 jam, siang, dan malam hari,
sementara hal ini akan menambah ketersediaan ASI
(menyusui selama 10-15 menit disetiap payudara).
2. Bangunkan bayi jika sudah waktunya untuk disusui.
3. Susui bayi ditempatkan yang tenang dan nyaman.
4. Tidurkan bayi di samping ibu.
5. Berikan hanya ASI pada bayi bukan makanan tambahan
lainnya.

6. Apa yang harus dilakukan bila ibu bayi bekerja atau pergi?
1. Berikan ASI sebelum berangkat dan sesudah pulang kerja.
2. Bila payudara terasa penuh, ASI dapat dikeluarkan dan
disimpan.
3. ASI dapat disimpan 6 jam pada suhu kamar 24 jam dalam
lemari es.
4. ASI dimasukkan dalam tempat / gelas / botol yang benar dan
bersih.
5. ASI tersebut dapat diberikan kepada bayi segera setelah ibu
sampai dirumah.
6. ASI tidak boleh dipanaskan secara langsung di atas api.

7. Pemberian ASI sangat penting, mengingat:


1. Air susu ibu adalah satu-satunya makanan dan minuman
terbaik untuk bayi dalam masa empat bulan pertama
kehidupannya.
2. Bayi segera harus disusui setelah lahir, pada dasarnya setiap
ibu dapat menyusui anaknya dan hendaknya disusui secara
tepat.
3. Ibu hendaknya sesering mungkin menyusui anaknya karena
demikian air susu ibu bertambah banyak dan cukup untuk
kebutuhan bayi.
4. Pemberian susu botol yang penanganannya tidak bersih,
dapat menimbulkan sakit dan kematian.
5. Ibu hendaknya menyusui anaknya hingga tahun kedua
kehidupan anak dan jika mungkin untuk waktu yang lebih
lama.
e. Intervensi Gizi
a. Intervensi Gizi
Intervensi Gizi adalah langkah ketiga dari asuhan gizi
terstandar Intervensi gizi merupakan suatu tindakan yang
terencana yang ditujukan untuk memperbaiki status gizi dan
kesehatan, merubah perilaku gizi dan kondisi lingkungan yang
mempengaruhi masalah gizi pasien/klien. Intervensi gizi terdiri
dari 2 komponen yaitu perencanaan dan implementasi.
Perencanaan adalah menetapkan prioritas masalah berdasarkan
diagnosa yang sudah ditetapkan . Perencanaan gizi disesuaikan
dengan kondisi pasien/klien, standar pelayanan asuhan gizi serta
disesuaikan dengan tujuan dan strategi intervensi gizi. Intervensi
gizi diberikan setelah Diagnosa Gizi ditentukan agar
permasalahan gizi (problem dalam diagnosa gizi ) dapat diatasi.
Intervensi gizi terdiri dari 4 domain yang terdiri dari :
Pemberian makanan / zat gizi, edukasi gizi, konseling gizi dan
koordinasi asuhan gizi. Masing-masing domain intervensi gizi
terdiri dari beberapa kelas. Untuk menetapkan domain intervensi
gizi (4 domain) yang berkaitan dengan diagnosa gizi ada dalam
daftar terminolgi intervensi gizi
b. Komponen Intervensi Gizi
Intervensi gizi terdiri dari 2 komponen yang saling berkaitan
yaitu
a) Perencanaan
Dalam komponen ini berisi informasi/ rekomendasi diet/gizi
berdasarkan pengkajian/asesment yang dibuat Tenaga Gizi.
Langkahlangkah perencanaan adalah sebagi berikut :
1. Tetapkan prioritas diagnosa gizi berdasarkan derajat
kegawatan masalah, keamanan dan kebutuhan pasien/klien.
Intervensi diarahkan untuk menghilangkan penyebab
(etiologi dan prolem), bila etiologi tidak dapat ditangani oleh
tenaga gizi maka intervensi direncanakan untuk mengurangi
tanda dan gejala masalah (sign.symphtoms)
2. Pertimbangkan panduan medical nutrition theraphy (MNT),
penutun diet,konsensu dan regulasi yang berlaku.
3. Diskuskan rencana asuhan dengan pasien/klian, keluarga atau
pengasuh pasien/klien.
4. Tetapkan tujuan yang berfokus pada kebutuhanpasien/klien.
Tujuan harus jelas, hasilnya terukur dalam kurun waktu yang
ditetapkan.
5. Merancang preskripsi gizi, preskripsi gizi adalah
rekomendasi kebutuhan zat gizi pasien/klien secara individu
mulai dari menetapkan kebutuhan energi, komposisi zat yang
mencakup zat gizi makro dan mikro, jenis diet secara detail
termasuk strategi pemagan makanan seperti bentuk makanan,
frekuensi makan dan rute pemberian makanan serta
pemberian edukasi dan atau konseling gizi.
b) Implementasi
Implementasi adalah kegiatan intervensi gizi dimana
tenaga gizi mengkomunikasikan rencana intervensi gizi yang
sudah ditetapkan kepada pasien/klien dan kepada pihak
terkait lannya misalnya kepada bagian produksi makanan,
perawat dan pihak terkait lainnya termasuk keluarga
pasien/klien . Pada kegiatan ini perlu dialkukan monitoring,
pencatatan dan pelaporan, pelaksanaan intervensi apabila ada
perubahan kondisi pasien/klien perlu dilakukan penyesuaian
strategi intervensi.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Lokasi
Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan di UPTD Puskesmas
Ranotano weru Kota Manado.
B. Waktu
Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan pada tanggal 7 – 20 September
2021.
C. Sasaran
Bayi dan Balita
D. Penyajian Data
Analisi data yang dilakukan secara deskritif dengan menggambar
masalah kesehatan dan gizi, serta penanggulangannya, program-program
gizi masyarakat (Mengevaluasi pengaruh pemberian PGM di lingkungan
puskesmas ranotana weru terhadap peningkatan status gizi balita, indeks
berat badan menurut umur dan kinerja posyandu.
BAB IV
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS

A. Visi Misi Puskesmas Ranotana Weru


a. Visi
Tercapainya kecamatan wanea sehat menuju indonesia sehat
b. Misi
1. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.
2. Memberdayakan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan
kesehatan.
3. Menyelengarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar
oprasional puskesmas.
4. Meningkatkan kualitas dan komitmen sumber daya manusia dalam
pelayanan kesehatan.
B. Letak Geografis

1. Kondisi Umum Wilayah Puskesmas Ranotana Weru


Puskesmas Ranotana Weru, Kelurahan Karombasan Utara berdiri
pada 1 april 1979. Dengan dibawahi 5 wilayah kerja yaitu:
- Kelurahan Ranotana Weru
- Kelurahan Pakowa
- Kelurahan Bumi Nyiur
- Kelurahan Karombasan Utara
- Kelurahan Karombasan Selatan
Pusat kesehatan masyarakat ranotana weru kecamatan wanea
dengan luas wilayah kerja 3,4 km2 dimana 70% wilayahnya adalah
pegunungan dan akses transportasi dapat ditempuh dengan jalur darat.

Batas Wilayah Kerja Puskesmas Ranotana Weru Adalah :


1. Sebelah utara dengan wilayah kerja puskesmas sario
2. Sebelah selatan wilayah kerja puskesmas bahu
3. Sebelah timur dengan wilayah kerja puskes teling atas
4. Sebelah barat dengan wilayah kerja puskesmas batu kota
2. Data Demografi
Tabel 1.
Data Demografi Puskesmas Ranotana Weru
Jumlah
Luas Wilayah Jumlah
No Kelurahan Rumah
(Km2) Penduduk
Tangga
`1 Ranotana Weru 0,6 7.281 2.644
Karombasan Utara 0,5 6.494 1.637
Karombasan 0,6 5.359 1.453
Selatan
Pakowa 0,6 6.386 1.666
Bumi Nyiur 0,9 4.380 1.032
Total 3.3 29.900 5.432

Jumlah penduduk wilayah puskesmas ranotana weru pada tahun 2021


sebanyak 29.900 jiwa, yang terdiri dari 15.003 laki-laki dan 14.897
perempuan.

a. Sasaran Kesehatan Dan Sumber Daya


Pada Saat Ini Puskesmas Ranotana Weru Memiliki Saran
Prasarana Yang Cukup Memadai Yakni 1 Ambulance Untuk
Pelayanan Rujukan Pasien Ke Faskes Tkt Lanjut,Dan 10 Ruanagan
Pelayanan Kegiatan Puskesmas Masing-Masing Adalah Ruang Poli
Umum, Poli Gigi, Ruang Bersalin/KIA/KB,Ruang Nifas,Ruang
Imunisasi, Ruang P2PL, Loket/RR, Ruang Apotek, Laboratorium,
Serta Ruangan Penunjang Lainnya Yaitu Ruangan Administrasi/KTU,
Gudang Obat, Ruang Komputer Serta Ruang Kepala Puskesmas Dan
Ruang Pertemuan. Walaupun Masih Ada Kegiatan-Kegiatan Lain
Yang Belum Memiliki Ruang Sendiri/Digabung Dalam Satu Ruang,
Oleh Karena Keterbatasan Tempat.
b. Keadaan Tenaga
Ketenagaan Yang Ada Di Puskesmas Ranotana Weru Ini Adalah
40 Tenaga ASN Dan 4 Tenaga Honor Yakni : 1 Dokter Sebagai
Kepala Puskesmas, 5 Orang Dokter Umum, 1 Dokter Gigi Honor, 16
Perawat, 4 Perawat Gigi, ( 2 Orang Di Poli Gigi, 2 Orang Pemegang
Program Lain), 8 Bidan, 2 Tenaga Gizi, 2 Tenaga Farmasi, 3 Tena
Kesehatan Lingkungan, 1 Tenaga IT Honor, 1 Tenaga Administrasi,
Honor Dan 1 Supir Ambulance Honor. Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan Kesehatan Untuk Puskesmas Untuk Puskesmas Ranotana
Weru Ditahun 2020 Dengan Anggaran Kesehatan Bersumber Dari
APBN Yaitu BOK Berjumlah Rp. 376.000.00,-Dan JKN Berjumlah
Rp. 947.608.390
c. Tugas Pokok Dan Fungsi
Dalam Keputusan Materi Kesehatan RI Nomor 128/
KEMENKES/SK/2004 Tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehtan
Masyarakat Dinyatakan Bahwa Fungsi Puskesmas Adalah :
1. Pusat Pergerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan
2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
a. Pelayanan Kesehatan Perorangan
b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat.

3. Data Struktur Organisasi

Kepala Puskesmas
Sub Bagian Tata Usaha

Pelaksanaan Unit
Pencegahan Dan Pelaksanaan Unit
Pembatasan Penyakit Promosi Kesehatan

Pelaksanaan Unit
Pelaksanaan Unit
Kesehatan Ibu Dan
Kesehatan Lingkungan
Anak Keluarga
Dan Peran Serta
Berencana
Masyarakat

Puskesmas Pembantu

4. Program Pelayanan Gizi Puskesmas

Bayi
Pendafataran

Ruangan Imunisasi

Bayi Sehat Bayi Sakit

Pelayanan
Imunisasi
Resep
R. Pemeriksaan
Anak

Apotek

Pulang
Tanpa Resep

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Skrining Gizi

Tabel 2. Jenis Kelamin Balita Di Wilayah Kerja


Puskesmas Ranotana Weru

Umur Jenis kelamin Persen (%)


Perempuan 23 62,2
Laki-laki 14 37,8
Total 37 100,0

Berdasarkan data tabel 2. Jenis kelamin di wilayah kerja puskesmas


ranotana weru untuk laki-laki sebanyak 14 balita (37,8%), sedangkan untuk
perempuan 23 balita (62,2%) dari 37 balita.

Tabel 3. Jumlah Balita Yang Mendapatasi Ekslusif Di Wilayah Kerja


Puskesmas Ranotana Weru

Asi ekslusif 0-6 frekuensi Persen (%)


Ya 28 64,2
Tidak 9 35,8
Total 37 100,0

Berdasarkan data tabel 3. Jumlah balita yang mendapatkan asi ekslusif di


wilayah kerja puskesmas ranotana weru yang mendapat asi sebanyak 28
balita (64,2%) sedangkan yang tidak mendapatkan asi ekslusif sebanyak 9
balita (35,8%)

Tabel 4. Jumlah Balita Yang Ada (S) Di Wilaya Kerja Puskesmas


Ranotana Weru

Umur Jumlah Persen (%)


0-12 Bulan 15 40,5
13-24 Bulan 6 16,2
25-36 Bulan 6 16,2
37-48 Bulan 6 16,2
49-60 Bulan 4 10,8
Total 37 100,0
Berdasarkan dari tabel di atas anak usia 0-6 bulan sampai dengan 60 bulan
yang datang di puskesmas ada 37 balita.

Tabel 5. Jumlah Balita Di Tiap Wilayah Kerja


Puskesmas Ranotana Weru

No Alamat Frekuensi Persen


1 Pakowa 1 2 5,41
2 Bumi Nyiur 4 13 35,14
3 Pakowa 6 13 35,14
4 Bumi Nyiur 5 9 24,32
Total 37 100,0
Berdasarkan hasil dari tabel di atas yang terbagi dari beberapa wilayah
yaitu Pakowa 1 terdapat 2 balita, bumi nyiur 4, terdapat 13 balita, pakowa 6,
terdapat 13 balita dan bumi nyiur 5 terdapat 9 balita.

Tabel 6. Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja


Puskesmas Ranotana Weru

No Status Gizi Frekuensi Persen (%)


1 Gizi Baik 27 72,97
2 Gizi Kurang 8 21,62
3 Gizi Buruk 2 5,41
4 37 100,0

berdasarkan dari hasil data di atas terdapat beberapa klasifikasi yaitu, gizi
baik didapati ada 27 balita, gizi kurang didapati 8 balita dan gizi buruk di
dapati 2 balita.

Tabel 7. Rata-Rata Berat Badan Balita di Wilayah Kerja Puskesmas


Ranotana Weru

No Berat Badan Frekuensi Persen (%)


1 4-8 kg 9 33,3
2 8,1-12 kg 8 29,6
3 12,1-16 kg 5 18,5
4 16,1-20 kg 5 18,5
Total 27 100,0

Berdasarkan data tabel 7. Berat badan balita di wilayah kerja puskesmas


ranotana weru yaitu, berat badan balita 4-8 kg adalah 9 balita (33,3 %),
berat badan balita 8,1-12 kg adalah 8 (29,6%) balita, berat badan balita
12,1-16 kg adalah 5 balita (18,5 %) dan untuk balita 16,1-20 kg adalah 5
balita (18,5%) dari 27 balita.

Berdasrkan data di atas maka dapat disimpulkan bahwa jumlah


balita yang di timbang (D) pada bulan september hanya berjumlah 33
balita hanya sedikit dibandingka dengan jumlah balita yang ada di
puskesms ranotana weru.sedangkan jumlah balita yang naik berat
badannya sebanyak 33 orang.
Berdasarkan data yang di atas jumlah balita yang mendapatkan
vitamin A di wilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru untuk umur 6- 11
bulan sebanyak 185 balita (27%), sedangkan umur 12-59 bulan sebanyak
499 (73%) dari 684 balita.
Berdasarkan data yang di atas jumlah balita yang mendapatkan asi
esklusif di wilayah kerja Puskesmas Ranotana Weru yang mendapatkan
asi esklusif sebanyak 30 balita (68,2 %), sedangkan yang tidak
mendapatkan asi esklusifsebanyak 14 balita (31,8) dari 44 balita.
B. Melaksanakan Kegiatan Gizi Secara Profesional
1. Program : Kegiatan Posyandu
Sasaran : Bayi dan Balita
Manfaat :
- Untuk mengetahui berat badan dan panjang badan bayi dan balita
- Untuk mengetahui status gizi bayi dan balita

Hasil : Mengetahui keadaan status gizi, berat badan, dan panjang


badan bayi dan balita di empat titik posyandu.

2. Program : Penyuluhan Tentang Asi Ekslusif Pada Ibu Menyusui


Sasaran : Ibu dan Balita
Manfaat :
Memberikan pengetahuan kepada ibu tentang asi ekslusif pada ibu
menyusui untuk membantu mencukupi kebutuhan gizi pada anak bayi
dan balita agar tidak mengalami masalah gizi di hari yang akan datang.
Kegiatan ini dilakukan di Kecamatan Ranotana Weru, Kelurahan
Pakowa Lingkungan 6 dengan jumlah ibu yang hamil sebanyak 7 orang.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang kami dapat, serta kami lampirkan dalam laporan
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Mengetahui kendala-kendala dalam pelayanan gizi pada masyarakat
yang ada di wilayah kerja puskesmas ranotana weru
2. melaksanakan penyuluhan gizi pada masyarakat yang kurang paham
tentang masalah gizi.
3. Diperlukan perhatian khusus dari pemerintah, sebagai masukan jika
kondisi memungkinkan ada peremajaan alat-alat yang masih belum
lengkap untuk di pakai dalam pelayanan kesehatan di puskesmas
ranotana weru
4. Serta harus menjaga standar pelayanan kesehatan yang ada agar dapat
memnuhi seluruh kebutuhan masyarakat untuk mencapai jiwa
kemakmuran dan kesejahteraan dalam bidang kesehatan.

B. SARAN
1. Diharapkan kepada masyarakat khususnya yang mengikuti program yang
sudah di tetap kan oleh puskesmas baik dalam pelayanan kesehatan yang
umum maupun pelayanan dalam bidang gizi, agar dapat mengaplikasikan
di dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat mencegah terjadi nya
masalah kesehatan baik masalah gizi yang dominan di masyarakat
2. Kegiatan penyuluhan tentang masalah gizi lebih di gencarkan lagi, baik
dalam ruang lingkup puskesmas maupun di luar puskesmas.
3. Dalam pelayanan kesehatan di puskesmas Ranotana weru sebagai
masukan agar dapat menunjang pelayanan, untuk melakukan peremajaan
alat kesehatan dalam pelayanan kesehatan.
4. Standar pelayanan yang profesional harus selalu di pertahankan ataupun
lebih ditingkatkan untuk mencapai suatu kesejahteraan kesehatan yang
optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes Ri, 2011, Panduan Penyelenggaraan Penyuluhan Asi Ekslusif

Pemulihan Balita Gizi Kurang

Depkes Ri, 2008, Pendoman Respon Cepat Penanggulangan Gizi Buruk


Depkes Ri, 1997, Pendoman Penanggulangan Energi Kurang Protein
(Kep), Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk I,: Depkes Ri. 2003.
Petunjuk Teknis Tata Laksana Anak Gizi Buruk Ii.

Depkes Ri, 2007, Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2006. Departemen


Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Wowor, M, Laoh, J, Pangemanan, D. (2013) Hubungan Pengetahuan Dan


Sikap Dengan Pemberian Asi Ekslusif Pada Ibu Menyusui Di Puskesmas
Batu Kota Manado, Ejurnal Keperawatan, Volume 1 Nomor 1 Agustus
Tahun 2013
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai