Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan kedokteran gigi khususnya, ketrampilan dalam

praktek langsung sangatlah penting untuk dilakukan. Demi upaya

memaksimalkan proses pembelajaran mengenai praktek dalam hal

ketrampilan dibentuklah sebuah gagasan yang akan menuai hasil positif demi

tujuan tersebut. Gagasan tersebut disematkan juga dalam proses

pembelajaran yang dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Brawijaya, pengenalan klinik dini yang dilaksanakan dianggap mampu

mendorong kemampuan keterampilan klinik setiap mahasiswa FKG

khususnya. Dilaksanakan secara mandiri namun tetap mendapat bimbingan

dari tenaga pendidik yang mendampingi, mahasiswa yang mengikuti

pengenalan klinik dini pada semester awal akan mendapatkan pembelajaran

secara langsung dimana mereka akan dihadapkan langsung kepada pasien

yang disini disematkan pada Puskesmas Pakisaji. Dengan menempatkan

mahasiswa dalam kegiatan ini, mahasiswa akan lebih tau secara mendalam

bagaimana kondisi dan situasi tempat pelayanan kesehatan yang nantinya

akan menjadi tempat mereka melakukan pekerjaannya demi melayani

masyarakat.

Puskesmas sendiri merupakan Pos Pelayanan Kesehatan yang

ditempatkan di setiap daerah yang tersebar diseluruh Indonesia. Pemerintah

Indonesia berharap melalui Puskesmas masyarakat akan medapatkan

1
pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau di setiap kalangan

masyarakat. Melalui puskesmas mahasiswa akan mendapat pembelajaran

secara langsung dari masyarakat yang akan melakukan pemeriksaan. Bukan

hanya untuk menjadi wadah bagi masyarakat yang ingin mendapatkan

pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau, melalui kegiatan

pengenalan klinik dini puskesmas juga dapat menjadi tempat pembelajaran

yang sangat kondusif bagi mahasiswa semester awal yang masih banyak

membutuhkan pengalaman langsung.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui profil dari Puskesmas Pakisaji

2. Untuk mengetahui program Puskesmas Pakisaji

3. Untuk mengetahui struktur organisasi Puskesmas Pakisaji

4. Untuk mengetahui program kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas

Pakisaji

5. Untuk mengetahui kegiatan, sarana prasarana serta SOP BP gigi di

Puskesmas Pakisaji

6. Untuk mengetahui penyakit gigi dan mulut terbanyak, kode penyakit gigi

dan mulut serta tindakan yang dilakukan BP gigi Puskesmas Pakisaji

7. Untuk mengetahui penyakit umum terbanyak di Puskesmas Pakisaji

8. Untuk mengetahui kegiatan unit pelayanan lain di Puskesmas Pakisaji

seperti KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) & KB, Loket, BP Umum, BP Gigi,

Penyuluhan Kesehatan, Lansia, Laboratorium dll.

1.3 Manfaat

1. Mengetahui profil dari Puskesmas Pakiaji

2
2. Mengetahui program Puskesmas Pakisaji

3. Mengetahui struktur organisasi Puskesmas Pakisaji

4. Mengetahui progam kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Pakisaji

5. Mengetahui kegiatan dan sarana prasarana BP gigi di Puskesmas

Pakisaji

6. Mengetahui penyakit terbanyak dan tindakan yang dilakukan BP gigi

Puskesmas Pakisaji

7. Mengetahui penyakit umum terbanyak di Puskesmas Pakisaji

8. Mengetahui kegiatan unit pelayanan lain di Puskesmas Pakisaji seperti

KIA (Kesehatan Ibu dan Anak),Penyuluhan Kesehatan, Lansia,

Laboratorium dll

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Puskesmas

2.1.1. Pengertian Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana

pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas

adalah unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab

menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatau wilayah kerja (Depkes,

2011).

Pengertian puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang

berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta

masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat

pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu yang

berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalarn suatu

wilayah tertentu (Azrul Azwar, 1996).

Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang

menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata

dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif

masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan

masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa

mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Depkes, 2009).

2.1.2. Visi dan Misi Puskesmas

4
Visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan sehat menuju Indonesia sehat.

Indikator utama yakni:

1. Lingkungan sehat.

2. Perilaku sehat.

3. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu.

4. Derajat kesehatan penduduk kecamatan.

Misi puskesmas, yaitu:

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah

kerjanya.

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di

wilayah kerjanya.

3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan

pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan

masyarakat berserta lingkungannya.

2.1.3. Kegiatan Pokok Puskesmas

Sesuai dengan kemampuan tenaga maupun fasilitas yang berbeda-beda,

maka kegiatan pokok yang dapat dilaksanakan oleh sebuah puskesmas akan

berbeda pula. Namun demikian kegiatan pokok Puskesmas yang seharusnya

dilaksanakan adalah sebagai berikut : KIA, Keluarga Berencana, Usaha

Perbaikan Gizi, Kesehatan Lingkungan, Pencegahan dan Pemberantasan

Penyakit Menular, Pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan,

penyuluhan Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Sekolah, Kesehatan Olah Raga,

5
Perawatan Kesehatan Masyarakat, Kesehatan dan keselamatan Kerja,

Kesehatan Gigi dan Mulut, Kesehatan Jiwa, Kesehatan Mata, Laboratorium

Sederhana, Pencatatan Laporan dalam rangka Sistem Informasi Kesehatan,

Kesehatan Usia Lanjut dan Pcmbinaan Pengohatan Tradisional.

2.1.4. Fungsi puskesmas

Puskesmas diharapkan dapat bertindak sebagai motivator, fasilitator dan

turut serta memantau terselenggaranya proses pembangunan di wilayah

kerjanya agar berdampak positif terhadap kesehatan masyarakat di wilayah

kerjanya. Hasil yang diharapkan dalam menjalankan fungsi ini antara lain adalah

terselenggaranya pembangunan di luar bidang kesehatan yang mendukung

terciptanya lingkungan dan perilaku sehat. Upaya pelayanan yang

diselenggarakan meliputi :

1. Pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih mengutamakan pelayanan

promotif dan preventif, dengan kelompok masyarakat serta sebagian

besar diselenggarakan bersama masyarakat yang bertempat tinggal di

wilayah kerja puskesmas.

2. Pelayanan medik dasar yang lebih mengutamakan pelayanan,kuratif dan

rehabilitatif dengan pendekatan individu dan keluarga pada umumnya

melalui upaya rawat jalan dan rujukan ( Depkes RI, 2007).

Fungsi dari Puskesmas adalah:

1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka

kemampuan untuk hidup sehat.

6
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan masyarakat di

wilayah kerjanya.

2.1.5. Jangkauan Pelayanan Puskesmas

Sesuai dengan keadaan geografi, luas wilayah, sarana perhubungan, dan

kepadatan penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas. Agar jangkauan

pelayanan Puskesmas lebih merata dan meluas, Puskesmas perlu ditunjang

dengan Puskesmas pembantu, penempatan bidan di desa yang belum

terjangkau oleh pelayanan yang ada, dan Puskesmas keliling. Disamping itu

pergerakkan peran serta masyarakat untuk mengelola posyandu.

2.2. Prinsip penyelenggaraan Puskesmas

a. paradigma sehat;

b. pertanggungjawaban wilayah;

c. kemandirian masyarakat;

d. pemerataan;

e. teknologi tepat guna; dan

f. keterpaduan dan kesinambungan.

2.3. Persyaratan Puskesmas

2.3.1 Keberadaan

1. Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan.

2. Dalam kondisi tertentu, pada 1 (satu) kecamatan dapat didirikan lebih

dari 1 (satu) Puskesmas.Kondisi tertentu sebagaimana dimaksud

ditetapkan berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan, jumlah

penduduk dan aksesibilitas.

7
3. Pendirian Puskesmas harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan,

prasarana, peralatan kesehatan, ketenagaan, kefarmasian dan

laboratorium.

2.3.2. Lokasi

Lokasi pendirian Puskesmas harus memenuhi persyaratan:

a. geografis;

b. aksesibilitas untuk jalur transportasi;

c. kontur tanah;

d. fasilitas parkir;

e. fasilitas keamanan;

f. ketersediaan utilitas publik;

g. pengelolaan kesehatan lingkungan; dan

h. kondisi lainnya.

2.3.3. Persyaratan Pembangunan

Puskesmas harus memperhatikan ketentuan teknis pembangunan

bangunan gedung negara.

persyaratan administratif, persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja,

serta persyaratan teknis bangunan sesuai dengan ketentuanperaturan

perundang-undangan;

bersifat permanen dan terpisah dengan bangunan lain; dan

menyediakan fungsi, keamanan, kenyamanan, perlindungankeselamatan dan

kesehatan serta kemudahan dalam memberipelayanan bagi semua orang

termasuk yang berkebutuhan khusus, anak-anak dan lanjut usia.

8
Menyediakan bangunan rumah dinas Tenaga Kesehatan didirikan dengan

mempertimbangkan aksesibilitas tenaga kesehatan dalam memberikan

pelayanan.

2.3.4. Fasilitas

Puskesmas harus memiliki prasarana yang berfungsi paling sedikit

terdiri atas:

a. sistem penghawaan (ventilasi);

b. sistem pencahayaan;

c. sistem sanitasi;

d. sistem kelistrikan;

e. sistem komunikasi;

f. sistem gas medik;

g. sistem proteksi petir;

h. sistem proteksi kebakaran;

i. sistem pengendalian kebisingan;

j. sistem transportasi vertikal untuk bangunan lebih dari 1 (satu)

lantai;

k. kendaraan Puskesmas keliling; dan

l. kendaraan ambulans.

Bangunan dan prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 sampai

dengan Pasal 13 harus dilakukan pemeliharaan, perawatan, dan

9
pemeriksaan secara berkala agar tetap laik fungsi.

2.3. Tenaga Kerja/ Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia Puskesmas terdiri atas Tenaga Kesehatan dan

tenaga non kesehatan. Jenis dan jumlah Tenaga Kesehatan dan tenaga non

kesehatan

dihitung berdasarkan analisis beban kerja, dengan mempertimbangkan jumlah

pelayanan yang

diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya, karakteristik wilayah

kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat

pertama lainnya di wilayah kerja, dan pembagianwaktu kerja.

Jenis Tenaga Kesehatan paling

sedikit terdiri atas:

a. dokter atau dokter layanan primer;

b. dokter gigi;

c. perawat;

d. bidan;

e. tenaga kesehatan masyarakat;

f. tenaga kesehatan lingkungan;

g. ahli teknologi laboratorium medik;

h. tenaga gizi; dan

i. tenaga kefarmasian.

10
Tenaga non kesehatan harus dapat mendukung kegiatan ketatausahaan,

administrasi keuangan, sistem informasi, dan kegiatan operasional lain di

Puskesmas.

2.4. Klasifikasi Puskesmas

Berdasarkan karakteristik wilayah kerjanya sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 20, Puskesmas dikategorikan menjadi:

a. Puskesmas kawasan perkotaan;

b. Puskesmas kawasan pedesaan;

c. Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil.

2.5 Pelayanan Kesehatan Gigi di BPG

Pelayanan kesehatan gigi di puskesmas ditujukan kepada masyarakat

atau penderita yang berkunjung ke puskesmas. Tujuan umum upaya kesehatan

gigi dan mulut di puskesmas yaitu tercapainya derajat kesehatan gigi yang layak.

Tujuan khusus upaya kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas yaitu ;

1. Meningkatkan keadaan, sikap, dan perilaku masyarakat dalam

kemampuan pelihara diri (self care) di bidang kesehatan gigi dan mulut

serta mencari pengobatan sedini mungkin.

2. Menurunnya prevalensi penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita

masyarakat (karies dan periodontitis) dengan upaya perlindungan atau

pencegahan tanpa mengabaikan upaya penyembuhan dan pemulihan

terutama pada kelompok masyarakat yang rawan.

3. Terhindarinya atau berkurangnya gangguan fungsi pengunyahan akibat

kerusakan gigi dan mulut.

11
Pelayanan medik gigi dasar yang diberikan di puskesmas adalah tumpatan

gigi tetap dan gigi sulung, perawatan saluran akar, pencabutan gigi tetap dan gigi

sulung, pengobatan, pembersihan karang gigi, tindakan bedah ringan seperti

insisi abses, dan operkulektomi.

2.6 Standar Pelayanan Gigi Di Puskesmas

Standar ini digunakan sebagai acuan untuk menetapkan batasan

kewenangan dan kemampuan melaksanakan upaya pelayanan kesehatan gigi di

puskesmas.

2.6.1 Jenis Pelayanan

Jenis pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas ditujukan kepada keluarga

dan masyarakat di wilayah kerjanya dan dapat dilaksanakan di gedung

Puskesmas dan luar gedung seperti sekolah dan posyandu.

1. Pelayanan Kedaruratan gigi

a. Upaya menghilangkan rasa sakit

b. Penanganan trauma sebelum pasien dirujuk

2. Pelayanan Pencegahan

a. Pelayanan yang ditujukan kepada komunitas : kampanye kesehatan gigi

melalui penyuluhan

b. Pelayanan yang ditujukan kepada kelompok : promosi kesehatan gigi

dan mulut melalui program pendidikan kepada kelompok tertentu,

program sikat gigi massal

c. Pelayanan yang ditujukan kepada perorangan : pemeriksaan gigi dan

mulut , nasihat dan petunjuk perorangan mengenai hygiene mulut, dan

pelaksanaan fissure sealant.

3. Pelayanan medik gigi dasar

12
a. Pembersihan karang gigi

b. Ekstraksi tanpa komplikasi

c. Fissure sealant

d. Restorasi tumpatan

4. Upaya kesehatan gigi sekolah

UKGS tahap I, UKGS tahap II, UKGS tahap III

5. Pelayanan kesehatan rujukan

6. Jenis Standar Operating Prosedure (SOP)

a. SOP tumpatan gigi permanen

b. SOP tumpatan gigi sementara

c. SOP perawatan pulpa

d. SOP pencabutan gigi sulung

e. SOP pencabutan gigi permanen

Langkah-langkah melakukan SOP

a. Anamnesa

b. Pemeriksaan : EO dan IO

c. Diagnosa

d. Rencana perawatan

13
BAB III

HASIL PENGAMATAN DAN WAWANCARA

3.1 Profil Puskesmas Pakisaji

VISI

Kecamatan Pakisaji sehat, mandiri dan berkeadilan, dengan pelayananan

kesehatan dasar paripurna tahun 2020.

MISI

1. Meningkatkan sumber daya puskesmas pakisaji yang mendukung upaya

peningkatan kesehatan kepada masyarakat

2. Mewujudkan peran serta masyarakat dalam kemandirian hidup sehat

untuk tanggap dan berdaya di bidang kesehatan

3. Memelihara dan meningkakan mutu pemerataan dan keterjangkauan

pelayanan kesehatan kepada semua lapisan masyarakat secara tepat

dan nyaman dengan dilandasi etika profesi

4. Mewujudkan dan meningkatkan status puskesmas pakisaji sebagai

fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang lengkap dan berkualitas sesuai

kebutuhan masyarakat dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi

kesehatan

14
3.2 Struktur Organisasi Puskesmas Pakisaji

Kepala Puskesmas Rawat Inap

Dr. Bambang Budi Prastya


Koordinator Tim Manajemen Kepala Tata Usaha
Mutu Dwinanto Hadi Prasetyo, SE
Dra. Sri Rahayu, Apt

KEUANGAN SP2TP

Bambang Tutik Sundari


WIgnyo SE

Koor Upaya
Koor Upaya
Kesehatan Koor Upaya Kesehatan
(Pemberdaya Kesehatan Perorangan
an) Masyarakat
Drg. Dewi Aminah
Erfandi, Imroatul
S.Kep, NS Azizah

Koor Koor Pustu Koor


Polindes Ponkedes

Gambar 1 Struktur Organisasi Puskesmas Pakisaji

15
3.3 Program Puskesmas Pakisaji

Setiap puskesmas memiliki programnya masing-masing, program yang

ada di Puskesmas Kabupaten Pakisaji meliputi program promotif dan

preventif. Setiap program puskesmas ini mencerminkan 3 fungsi pelayanan

puskesmas yakni pelayanan kesehatan masyarakat, pembangunan

kesehatan masyarakat dan penggunaan sarana & pra-sarana kesehatan.

Pelayanan kesehatan masyarakat seperti memberikan pelayanan Poli Gigi,

Poli Umum, Poli KB dan lain-lain. Pembangunan kesehatan masyarakat

seperti melakukan promosi kesehatan tentang UKGS, UKGMP, Tiwisada

dan lainnya kepada masyarakat. Dan segala sesuatu yang telah terulis

dalam SOP harus dilakukan atau dinyatakan dalam kegiatan puskesmas.

3.4 Pelayanan Kesehatan Puskesmas

1. Poli KIA & KB

2. Ruang Kesehatan Lingkungan

3. Poli Gizi

4. Ruang Imunisasi

5. Poli Umum

6. Poli Gigi

7. Ruang Pengobatan

8. Laboratorium

9. UGD

10. Ruang Rawat Inap

11. Dapur

12. Apotek

16
13. Loket dan Tata Usaha

3.5 Sarana dan Prasarana

3.5.1 Pemerintah

a) Puskesmas Induk : 1 buah

b) Puskesmas Pembantu : 2 buah

c) Polindes : 12 buah

d) Ponkesdes : 12 buah

e) Posyandu : 90 buah

f) Komputer : 13 buah

g) Laptop : 3 buah

h) Ambulance : 1 buah

i) Sepeda Motor : 2 buah

j) Dokter Prakter : 11 orang

k) Bidan Praktek Swasta : 16 orang

l) B.P Swasta : 3 unit

m) BKIA Swasta : 1 unit

n) APAR : 7

o) Kotak Pengaduan dan Saran : 1

3.5.2 Kondisi Geografis

a. Luas Wilayah : 4,206 km

b. Hubungan antar desa lewat jalan aspal, jalan tanah jalan berbatu dan

dapat di lalui kendaraan roda empat dengan jarak tempuh paling cepat

17
5 menit dan paling lambat 65 menit. Dimana daerah ini agak sulit

dilalui apabila hujan

c. Jarak dari Puskesmas ke :

Kota Kabupaten : 12 km

RS Saiful Anwar : 12 km

RSUD Kepanjen : 8 km

RS Ben Mari : 3 km

RS Wava Husada : 5 km

3.5.3 Sarana Transportasi

1. Kendaraan roda empat 2 unit

a. Mobil Puskesmas Keliling

b. Mobil Ambulance (sudah lengkap sesuai dengan ambulance standart)

2 Kendaraan roda dua 2 unit

3.5.4 Sarana Komunikasi

1 Pesawat telpon 1 unit

2 Email

3 Whats Up (untuk komunikasi internal)

3.5.5 Sarana Penyuluhan

- Mic : 4 buah

3.5.6 Sarana Penunjang Administrasi

- 11 Unit Komputer

18
Tenaga Kesehatan

1) Dokter : 2 orang

2) Dokter Gigi : 1 orang

3) Bidan : 6 orang

4) Bidan Desa : 12 orang

5) Perw. Ponk. : 12 orang

6) S1 Keperawatan : 1 orang

7) Akper : 3 orang

8) Jurim : 1 orang

9) Perawat Gigi :-

10) S1 UMUM : 3 orang

11) Pekes SLTA :-

12) SLTA : 2 orang

13) Analis : 1 orang

14) Kontrak : 2 orang

15) Sukwan : 15 orang

3.7 Tarif Retribusi Layanan Kesehatan

TERLAMPIR

3.8 Loket dan Tata Usaha

a. Puskesmas Kabupaten Pakisaji membuka layanan sesuai dengan jadwal

yang ditentukan dan sesuai dengan jadwal poli yang tersedia. Pasien

yang berobat atau rawat inap dibedakan melalui poli yang dimasuki dan

jalur pembayaran yang diikuti. Di Puskesmas Kabupaten Pakisaji ini

19
menyediakan pelayanan berupa Poli gigi, Poli KB, Imunisasi, Poli IMS,

KABER, UGD, Poli Sehat Jiwa, Rawat Jalan, Rawat Inap dan Pojok Gizi

Gambar 2 Jenis Pelayanan dan Jadwal

b. Pasien yang ingin berobat harus mengikuti alur registrasi yang telah

ditentukan.

Gambar 3 Skema Perbedaan Pasien Umum dan BPJS

20
Prosedur pelayanan gawat darurat di fasilitas kesehatan

yang BEKERJASAMA dengan BPJS Kesehatan adalah sebagai

berikut:

1. Pada keadaan gawat darurat, seluruh fasilitas kesehatan

yang bekerjsama dengan BPJS

Kesehatan wajib memberikan pelayanan kegawatdaruratan

sesuai indikasi medis.

2. Pelayanan kegawatdaruratan di fasilitas kesehatan tingkat

pertama dapat diberikan pada fasilitas kesehatan tempat

peserta terdaftar maupun bukan tempat peserta terdaftar.

3. Pelayanan kegawatdaruratan di fasilitas kesehatan tingkat

pertama maupun lanjutan harus mengikuti prosedur

pelayanan yang berlaku

Prosedur pelayanan gawat darurat di fasilitas kesehatan

yang TIDAK BEKERJASAMA dengan BPJS Kesehatan adalah

sebagai berikut:

1. Pada kasus gawat darurat, peserta BPJS Kesehatan dapat

langsung mendapat pelayanan di fasilitas kesehatan

terdekat, meskipun fasilitas kesehatan tersebut tidak

bekerjasama dengan BPJS Kesehatan

2. Pada pelayanan gawat darurat di fasilitas

kesehatan, rujukan dapat langsung diberikan tanpa surat

rujukan dari fasilitas kesehatan tingkat pertama.

21
3. Peserta melaporkan status kepesertaan BPJS Kesehatan-

nya kepada fasilitas kesehatan dalam jangka waktu: a)

pelayanan rawat jalan: pada saat diberikan pelayanan gawat

darurat, b) pelayanan rawat inap: pada saat diberikan

pelayanan gawat darurat atau sebelum pasien dirujuk ke

fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS

Kesehatan.

4. Fasilitas kesehatan memastikan status kepesertaan BPJS

Kesehatan dengan cara: a) mengakses master file

kepesertaan melalui website www.bpjs-kesehatan.go.id, sms

gateway, dan media elektronik lainnya, b) jika poin a tidak

dapat dilakukan, maka fasilitas kesehatan menghubungi

petugas BPJS Kesehatan melalui telepon atau mendatangi

kantor BPJS Kesehatan.

5. Jika kondisi kegawatdaruratan peserta sudah teratasi dan

dapat dipindahkan, maka harus segera dirujuk ke fasilitas

kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.

6. Penanganan kondisi kegawatdaruratan di fasilitas kesehatan

yang tidak bekerjasama ditanggung sebagai pelayanan

rawat jalan, kecuali kondisi tertentu yang mengharuskan

pasien dirawat inap.

7. Kondisi tertentu yang dimaksud di atas adalah sebagai

berikut: a) tidak ada sarana transportasi untuk evakuasi

pasien, b) sarana transportasi yang tersedia tidak memenuhi

syarat medis untuk evakuasi, c) kondisi pasien yang tidak

22
memungkinkan secara medis untuk dievakuasi, yang

dibuktikan dengan surat keterangan medis dari dokter yang

merawat.

Gambar 4 Alur Layanan Fakses Tingkat 1

Alur Pelayanan Program Rujuk Balik

Gambar 5 Alur Pelayanan Program Rujuk Balik

c. Pembayaran yang diterima puskesmas ini melalui jalur penggunaan kartu

puskesmas, BPJS, Jamsostek dan lain-lain. Biaya registrasi yang

dikenakan adalah Rp 10.000 untuk berobat dan jika membutuhkan

penindakan, maka akan dikenakan pembayaran, berbeda dengan pasien

yang menggunakan kartu BPJS maka keseluruhan biaya akan ditiadakan.

23
Pengambilan tindakan biasanya dilakukan pada poli gigi dan

laboratorium.

3.9 Poli Gigi

Tenaga kesehatan Balai Pengobatan Gigi (BPG) Puskesmas Pakisaji

meliputi satu dokter gigi dan bidan yang bertugas sebagai perawat gigi. Dokter

gigi yang bertugas bernama Drg.

Bidan yang bertugas pun bertugas selayaknya perawat gigi. Seperti memanggil

pasien, mengatur urutan pasien, menata rekam medis pasien, menanyakan

keluhan pasien, membantu dokter gigi saat dibutuhkan dan membantu mencuci

alat alat praktik.

Di ruang pemeriksaan terdapat 2 buah dental unit dan fasilitas-fasilitas

yang memadai dari penunjang proses konseling dokter-pasien seperti meja dan

kursi sampai alat sterilisasi. Terdapat juga komputer dan koneksi internet yang

sudah terhubung untuk membuat surat rujukan bagi pasien BPJS. Dikarenakan

kekurangan tenaga, maka yang mengurus meja tersebut adalah perawat gigi

atau dokter gigi diruang tersebut.

Di dinding juga terpajang grafik tindakan yang paling banyak di lakukan

dan penyakit yang paling banyak ditangani di BPG Puskesmas Pakisaji, alur

pemeriksaan dan rujukan serta SOP pemeriksaan gigi dan mulut. Namun SOP

yang dipajang adalah SOP yang berlaku pada tahun 2004, sedangkan SOP yang

terbaru diletakkan di meja dan tertumpuk data-data lain. Meskipun begitu, bentuk

SOP mudah dipahami sehingga memudahkan dokter gigi untuk dijadikan

panduan praktik.

24
Dilihat dari data grafik, kasus yang paling banyak ditangani adalah

gangguan pertumbuhan gigi, sedangkan tindakan yang paling banyak dilakukan

adalah pencabutan gigi sulung dalam mengantisipasi gangguan pertumbuhan

gigi tersebut. Sebelum tindakan dimulai, bidan selaku perawat gigi menanyakan

keluhan pasien. Keluhan yang diikuti keinginan mencabut gigi ditanggapi perawat

dengan menanyakan riwayat penyakit pasien untuk dijadikan syarat tindakan.

Apabila tidak memenuhi, maka pasien tersebut dirujuk ke laboratorium

puskesmas atau rumah sakit terkait.

Jumlah pasien di BPG ini cukup tinggi, yaitu mencapai 350 pasien per

bulan dengan berbagai macam kasus, pasien yang terdiri dari penderita baru

dan lama, dan dari berbagai umur. Lalu untuk perawatan tumpatan, dari dua

dental unit hanya satu unit yang bisa digunakan untuk melakukan tindakannya.

Bahan yang sering digunakan adalah komposit dan GIC. Namun untuk

penumpatan dan perawatannya, pasien BPJS tetap diharuskan membayar.

3.10 Poli Umum

Balai Pengobatan Umum (BP Umum) Puskesmas Pakisaji memiliki 5

orang tenaga medis yang bertugas diantaranya 1 dokter umum, 2 bidan dan 2

tenaga administrasi. Pemeriksaan, pengdiagnosaan pasien, pemberian resep

dan konsultasi pasien dilakukan oleh dokter dan dibantu oleh bidan yang bekerja

di sekat yang berbeda. Hal ini dikarenakan untuk efektivitas pelayanan karena

kondisi BPU yang selalu ramai.

Puskesmas Pakisaji melayani pasien dengan BPJS. Untuk sarana dan

pra sarana, fasilitas yang disediakan di BPU Puskesmas Pakisaji diantaranya 2

kasur untuk memeriksa, stetoscope, sphygmomanometer, alat suntik, pengukur

25
berat badan dan pengukur tinggi badan. Yang tidak ditemukan di dalamnya

adalah wastafel untuk tenaga medis mencuci tangan dan APD. APD yang

dipakai oleh tenaga medis hanya masker dan tidak semua tenaga medis

memakai masker tersebut.

Komunikasi antar dokter atau tenaga medis dengan sekitarnya seperti

pasien, sejawat, dan staff cukup baik. Tetapi tidak terlalu ada banyak komunikasi

yang terjadi karena ramainya pasien yang harus ditangani. Namun pelayanan

kepada pasien baik, bertanggung jawab, dan sopan. Pasien mendapat informasi

yang cukup mengenai penyakit yang diderita dan perawatan atau rujukan yang

diperlukan pasien untuk kondisi kondisi tertentu.

3.11 UGD (Unit Gawat Darurat)

Gambar 6 Pelayanan UGD

26
Gambar 7 Ruang Triage UGD

Tujuan umum UGD atau Unit Gawat Darurat adalah untuk

memberikan pertolongan pertama bagi pasien yang datang dan

menghindari berbagai resiko, seperti: kematian, atau bencana

lainnya yang langsung membutuhkan tindakan. Pasien yang datang ke

Unit Gawat Darurat masuk ke ruang triage untuk dilakukan pemeriksaan

dan kemudian dipindahkan ke ruang penanganan sesuai dengen tingkat

kegawatan. Ruang penanganan dibedakan menjadi ruang gawat darurat,

ruang darurat tetapi tidak gawat, dan ruang untuk pasien tidak gawat dan

tidak darurat. Penanganan pasien dilakukan menurut derajad kegawatan,

bukan menurut siapa yang datang lebih dahulu. Bagi pasien yang

tergolong emergency (gawat darurat) akan langsung dilakukan

tindakan menyelamatkan jiwa pasien (life saving) tanpa melalui

registrasi terlebih dahulu (regristasi dapat dilakukan oleh keluarga pasien

selama pasien diberikan tindakan). Bagi pasien yang tergolong tidak

akut dan gawat akan dilakukan pengobatan sesuai dengan

kebutuhan dan kasus masalahnya. Kemudian pasien dianjurkan untuk

pulang atau rawat inap.

27
3.11.1 Fasilitas

a) Ruang triage dengan 3 bed

b) Ruang penanganan berdasarkan derajad kegawatan

c) Ruang MNE (Maternal Neonatal Emergency)

d) Alat kesehatan yang memadai

e) Tempat sampah medis dan non medis

f) Wastafel

g) Sandal

3.11.2 Jumlah Tenaga

a) 2 orang dokter (termasuk Kepala Puskesmas)

b) 2 orang perawat

c) 1 orang bidan

3.11.3 Teknis Tenaga Medis

a) Petugas UGD dan rawat inap sama

b) Petugas UGD di bagi beberapa shift dengan 3 petugas setiap

shiftnya (2 orang perawat dan 1 orang bidan)

c) 1 orang dokter untuk shift pagi dan siang

d) Untuk shift malam, konsultasi dokter dilakukan secara on call

3.11.4 Hasil Pengamatan

Di UGD Puskesmas Pakisaji ini, jumlah pasien baru (orang sakit)

dan kecelakaan hampir sama, mengingat lokasi Puskesmas Pakisaji

di daerah ramai maka jumlah kasus kecelakaan lumayan tinggi.

Pasien baru (orang sakit) diluar jam pelayanan akan

langsung di tangani di UGD. Selanjutnya di observasi jika

28
keadaan pasien kurang baik maka akan di rawat inap, tetapi jika

kondisi pasien sekiranya cukup untuk diberi obat, maka akan di rawat

jalan.

Pada dasarnya, pelayanan UGD di Puskesmas Pakisaji ini

baik dan memenuhi standart, dengan fasilitas yang yang memadai

dan petugas kesehatan yang kompeten. Kebersihan dan kesterilan

ruang UGD dan alat-alat medis diperhatikan dengan baik, pengelolaan

sampah dilaksanakan dengan baik, petugas ramah, dan sigap

bertindak. Namun karena minimnya jumlah dokter yang bertugas, di

Puskesmas Pakisaji ini diluar jam pelayanan tidak ada dokter yang

standby, melainkan hanya bertugas secara on call. Maka

pelayanan kepada pasien kurang maksimal.

3.12 Poli KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak )

Gambar 8 Media Penunjang KIA

29
KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak ) adalah salah satu program di

puskesmas Pakisaji yang memiliki kunjungan pasien cukup banyak setiap

harinya . Kegiatan puskesmas ini antara lain melakukan pengobatan dan

memantau perkembangan ibu hamil,ibu subur, kelahiran bayi, kesehatan

anak baru lahir dan balita. Program ini diukur menggunakan KOHORT,

yaitu berupa data-data perkembangan kesehatan Ibu dan anak

masyarakat yang di sekitar puskesmas Pakisaji.

Alur yang harus ditempuh pasien untuk mendapatkan pelayanan

di poli KIA antara lain melakukan registrasi ke loket, kemudian langsung

menuju poli KIA. Ibu hamil, balita, dan anak-anak langsung ditangani oleh

bidan.

Pelayanan poli KIA di Puskesmas Pakisaji ditangani oleh 3 orang

bidan yaitu ibu Sri Katun,Amd.Keb. ibu Vindira Nugraheni,Amd.Keb. dan

ibu Novita Wulansari,Amd.Keb dengan penanggung jawab ibu Khotik Alim

B,Amd.Keb. Dalam melakukan anamnesa, poli ini juga dibantu oleh

mahasiswa kebidanan dari berbagai universitas di Malang. Alat-alat yang

digunakan dalam prosedur anamnesa antara lain stetoskop, timbangan,

timer pernapasan, termometer, stature meter (alat pengukur tinggi

badan), poster, dan flipchart. Dalam sehari puskesmas Pakisaji dikunjungi

pasien dengan berbagai penyakit antara lain ISPA

(InfeksiSaluranPernafasan), batuk, pilek, Pneumonia, campak dan DBD.

Obat yang biasanya diberikan adalah antibiotik dan obat alergi. Selain itu,

di pelayanan KIA juga difasilitasi dengan memberikan tindakan rujukan

bagi pasien kasus tertentu apabila tidak dapat ditangani oleh puskesmas.

30
Poli KIA di puskesmas Pakisaji telah menyediakan ruangan

khusus untuk ibu menyusui dan untuk anak-anak bermain yang dilengkapi

dengan mainan anak-anak dan loker untuk menaruh tas. Selain itu poli

KIA telah menyediakan tempat untuk pemeriksaan IMS (infeksi menular

seksual) dan KB dimana program ini bertujuan untuk mencegah IMS yang

berisiko dapat tertular dari ibu hamil ke kandunganya dan hal-hal yang

harus diperhatikan untuk mengikuti program KB. Program ini sudah

memiliki fasilitas yang lengkap. Selain itu poli KIA juga melaksanakan

program preventif minimal 2 kali dalam seminggu seperti penyuluhan

didesa-desa,memberi pengetahuan kepada ibu-ibu PKK, dll. Menurut

penuturan dari narasumber, masyarakat disekitar Puskesmas Pakisaji

pada umumnya sudah maju dan mengerti terhadap pentingnya kesehatan

sehingga kegiatan penyuluhan di puskesmas ini sangat mudah di pahami

dan mengerti oleh masyarakat misalnya penyuluhan tentang kesehatan

ibu hamil dan pentingnya imunisasi dll. Selain itu, puskesmas Pakisaji

juga memiliki POLINDES di berbagai desa yang ada di Kecamatan

Pakisaji yang langsung ditangani oleh ibu Khotik Alim B,Amd.Keb.

Pelayanan di POLINDES ini diadakan 2 kali dalam seminggu.

Secara umum pelayanan dan fasilitas di poli KIA puskesmas

Pakisaji sudah memadai, namun dalam mengelola sampah masih kurang

diperhatikan, terutama sampah medis infeksius. Tempat sampah medis

infeksius di poli KIA puskesmas Pakisaji tidak dikhususkan untuk sampah

medis infeksius. Sampah-sampah medis non infeksius dan sampah non

medis juga dibuang di tempat sampah yang sama. Selain itu petugas

membuka tempat sampah langsung menggunakan tangan. Dari segi

31
komunikasi, petugas poli KIA tidak menerapkan komunikasi efektif antara

petugas kesehatan dan pasien. Petugas tidak ramah dan tidak

menunjukkan empati terhadap pasien.

32
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Balai Pengobatan Gigi

1. Dilihat dari kontrol infeksi, dokter tidak mengenakan APD (Alat Pelindung

Diri) dengan lengkap. Dari hasil pengamatan yang kami lakukan, dokter

gigi hanya menggunakan masker dan handscoon tanpa menggunakan jas

dokter atau gaun pelindung saat melakukan tindakan ke pasien. Dan

untuk pemakaian masker dokter gigi seharusnya memakai 1 masker

untuk 1 pasien, tetapi dokter gigi di Puskesmas Pakisaji menggunakan

masker yang sama untuk beberapa pasien.

2. Dilihat dari kontrol infeksi lainnya, berdasarkan pengamatan kami dokter

gigi menggunakan cairan klorin sebagai cairan disinfektan untuk alat

alat yang telah digunakan oleh pasiennya, dikarenakan tidak cukupnya

waktu untuk mensterisasi alat alat kedokeran gigi yang terdapat di

puskesmas tersebut. Dokter juga menggunakan sabun yang sama

dengan sabun cuci tangan untuk mencuci alat alat tersebut.

3. Menurut pengamatan kami, alat alat kedokteran gigi kurang tertata

dengan rapi. Sebaiknya dokter gigi menyiapkan alat dalam wadah yang

rapi untuk memudahkan penanganan pasien.

4.2. Badan Pengobatan Umum

1. Dari sisi kontrol infeksi, dokter tidak menggunakan APD (Alat Pelindung

Diri) dengan lengkap. Dari hasil pengamatan kami, dokter hanya

menggunakan masker yang digunakan untuk menangani banyak pasien.

33
2. Dari sisi kontrol infeksi lainnya, dokter tidak mensterilisasi tangannya

dengan mencuci tangan maupun menggunakan cairan antiseptic setelah

menangani pasiennya. Hal ini karena tidak adanya wastafel ataupun

cairan antiseptic di BP umum ini.

34
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Puskesmas Pakisaji dapat dikatakan memiliki standart pelayanan dan

penanganan medis maupun kesehatan yang cukup baik, walaupun tenaga

kesehatan di Puskesmas Pakisaji masih dikatakan minim.

Keunggulan Puskesmas Pakisaji adalah budaya kerja serta fasilitas yang

dimilikinya. Dengan mengusung budaya kerja CEMERLANG lebih meyakinkan

masyarakat bahwa tenaga kerja di Puskemas Pakisaji akan selalu memberikan

yang terbaik pada setiap pasien yang ditangani. Selain itu dengan adanya UGD

dan rawat inap menambah poin positif dari puskesmas ini, karena tidak semua

puskesmas memiliki kedua hal tersebut. Puskesmas Pakisaji juga memiliki

beberapa fasilitas pendukung yang memadai seperti ruang laktasi, ruang

pencegahan infeksi, dan klinik Infeksi Menular Seksual (IMS).

Begitu banyak kelebihan Puskesmas Pakisaji, namun ternyata

puskesmas ini masih memiliki beberapa kekurangan. Kekurangan dari

Puskesmas Pakisaji adalah tidak cukup tersedianya lahan parkir bagi pasien dan

tenaga medis, sterilisasi alat-alat medis yang kurang maksimal, dan pelayanan

publik oleh petugas Puskesmas yang tidak ramah.

5.2 Saran

35
Puskesmas Pakisaji dengan segera melebarkan lahan parkir sehingga pasien

tidak akan kesusahan bila ingin memarkir kendaraan. Selain itu, Puskesmas

Pakisaji diharapkan dapat lebih memperhatikan pengelolaan sampah medis dan

non medis. Sterilisasi alat-alat medis juga harus lebih diperhatikan agar tetap

terjaga kebersihannya.

36
DAFTAR PUSTAKA

http://www.kajianpustaka.com/2015/07/pengertian-fungsi-kegiatan-pokok.html

Diakses pada 6 Mei 2017 pukul 08.30 WIB

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75

TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

37
Lampiran 1 Foto Kegiatan Kunjungan Ke Puskesmas Pakisaji

Struktur Orgaisasi

Poli Gigi

38
Loket

39
Kotak Saran Kamar Mandi

Proses bisnis/Pelayanan

Visi dan Misi

40
41

Anda mungkin juga menyukai