Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional

yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat, membina

peran serta masyarakat, memberikan pelayanan secara menyeluruh dan

terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan

pokok. Puskesmas menyelenggarakan upaya yang bersifat menyeluruh,

terpadu, merata dapat di terima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan

peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat di pikul

oleh pemerintah dan masyarakat.

Menurut ahli kesehatan HL. Bloom derajat kesehatan masyarakat

dipengaruhi oleh empat faktor yaitu : lingkungan, perilaku, pelayanan

kesehatan dan keturunan. Petugas kesehatan lingkungan mengupayakan

kesehatan dengan memperbaiki kualitas lingkungan agar lebih baik dan

mencegah terjadinya penyakit. Klinik sanitasi merupakan suatu wahana

bagi masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan lingkungan,

mencegah penyakit dengan bimbingan, penyuluhan dan bantuan teknis dari

petugas sanitasi yang bekerja di puskesmas.

Sesuai dengan Visi Program Studi DIII Kesehatan Lingkungan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Jambi yaitu “Institusi yang Menghasilkan

1
Tenaga Ahli Madya Kesehatan Lingkungan yang Berkualitas dan Kompeten

di Tingkat Nasional Tahun 2018”, maka salah satu misi Jurusan Kesehatan

Lingkungan adalah menyelenggarakan pendidikan untuk menghasilkan

lulusan yang memilki pengetahuan, kemampuan mengembangkan IPTEK

dan kompeten di bidang Kesehatan Lingkungan dalam Pembangunan

Daerah dan Nasional.

Upaya yang dilakukan untuk mencapai Visi dan Misi tersebut adalah

menyelenggarakan kegiatan magang. Kegiatan magang merupakan suatu

penerapan ilmu dan teknologi oleh mahasiswa dalam bidang kesehatan

lingkungan dalam rangka pemecahan masalah kesehatan dan peningkatan

status kesehatan masyarakat. Dalam prosesnya mahasiswa diharapkan

memahami mengenai pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan di lokasi

magang, mampu mengenal masalah, menentukan kualitas masalah,

merumuskan alternative terbaik dalam pemecahan masalah kesehatan

lingkungan. Kemudian menyusun rencana kegiatan sesuai dengan keahlian

yang dimilki, dengan memperhatikan segala sumber daya yang ada di

lokasi magang.

Praktek Kerja Puskesmas (PKP) merupakan kegiatan yang

dilaksanakan oleh mahasiswa berupa magang di Puskesmas terbimbing

dan terpadu sebagai persyaratan kelulusan di Jurusan Kesehatan

Lingkungan Poltekkes Kemenkes Jambi. Kegiatan ini didukung dengan 3

SKS dengan waktu efektif selama 20 hari.

2
PKP memberikan pengalaman cara berfikir interdisipliner, terpadu, dan

komprehensif, berdimensi luas, pragmatif, dan praktis, artinya PKP bertolak

dari fakta yang ada di dunia kerja. Untuk mencapai luaran yang baik maka

berbagai disiplin ini dan metode pendekatan sangat menunjang tingkat

keberhasilan dalam pemecahan masalah serta pemberian solusi yang

bermanfaat. Untuk itu dilakukan pembekalan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang diperoleh dari bangku perkuliahan diharapkan dapat

memberi sumbangan pemikiran, tenaga, dan lain sebagainya kepada

Puskesmas. Dalam PKP Mahasiswa di dorong untuk mengadakan kegiatan

pada bidang studi dan mahasiswa dapat melakukan studi lintas disiplin ilmu

dengan senior, tenaga kesehatan dan sanitarian dengan melakukan

diskusi, bertukar pikiran serta pengalaman, yang hasilnya dapat

memberikan manfaat bagi semua pihak, yakni Mahasiswa dan Puskesmas.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah Penyakit Berbasis Lingkungan yang

terdapat di Puskesmas Aur Duri pada tahun 2017 didapatkan 3 tertinggi,

yaitu ISPA, penyakit kulit, dan diare.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Praktek kerja Puskesmas bertujuan untuk memberikan pengalaman

belajar dan keterampilan kepada mahasiswa agar memperoleh hasil yang

3
efisien, efektif, dan optima dalam memperoleh, mengolah, menganisis data

atau infrormasi serta menginterpretasikan hasil disertai sikap profesional

sesuai dengan komptensi profesi.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengikuti kegiatan program kesehatan lingkungan di Puskesmas

Aur Duri;

b. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya

masalah kesehatan lingkungan;

c. Menentukan prioritas masalah berdasarkan skala prioritas;

d. Melakukan intervensi pengendalian masalah kesehatan

lingkungan;

e. Melakukan evaluasi pelaksanaan program kesehatan lingkungan.

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Mahasiswa

a. Mendapatkan pemaknaan dan penghayatan mengenai manfaat

ilmu, teknologi, dan seni bagi pelaksanaan pembangunan.

b. Keterampilan dalam merumuskan serta memecahkan persoalan

yang bersifat “cross sectoral” secara prakmatis ilmiah dengan

pendekatan interdisipliner.

c. Timbulnya rasa kepedulian sosial dan rasa kesejawatan.

4
1.4.2 Bagi Puskesmas

a. Pemberian bantuan pemikiran dan tenaga dalam pemecahan

masalah pembangunan Puskesmas setempat.

b. Pola pikir dan merencanakan, merumuskan, melaksanakan

berbagai program pembangunan, khususnya dipedesaan yang

kemungkinan masih di anggap baru bagi masyarakat setempat.

c. Tumbuhnya dorongan potensi dan inovasi di kalangan Puskesmas

setempat dalam upaya memenuhi kebutuhan lewat pemanfaatan

ilmu dan teknologi.

1.4.3 Bagi Perguruan Tinggi

a. Melalui mahasiswa/dosen pembimbing, diperoleh umpan-balik

sebagai pengayaan materi kuliah, penyempurnaan kurikulum, dan

sumber inspirasi bagi suatu rancangan bentuk pengabdian

kepada masyarakat yang lain atau penelitian.

b. Diperoleh bahan masukan bagi peningkatan atau perluasan

kerjasama dengan Puskesmas setempat, termasuk dengan

instansi vertikal yang terkait.

1.5 Ruang Lingkup

Praktek Kerja Puskesmas (PKP) dilakukan di Puskesmas Aur Duri

dengan wilayah kerja Kelurahan Buluran Kenali, Penyengat Rendah, dan

Teluk Kenali.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Puskesmas


Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) menurut kepmenkes RI

No.128/Menkes/SK/II/2004 adalah UPTD (Unit Pelayanan Tingkat Daerah)

Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan

pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas langsung

berada dalam pengawasan administratif maupun teknis dari Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota. Pembentukan puskesmas termasuk dalam

program kesehatan nasional, dengan maksud memberikan pelayanan

kesehatan pada masyarakat dengan sebaik-baiknya sehingga dapat

mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (dr.Indan Entjang,

2000).

Pusat kesehatan masyarakat, disingkat puskesmas, adalah organisasi

fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan bersifat menyeluruh,

terpadu merata, dapat diterima, terjangkau oleh masyarakat, dengan peran

serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat

ditanggung oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut

diselenggarakan dengan menitik beratkan kepada pelayanan untuk

masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa

mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan. Pengelolaan

puskesmas umumnya berada di bawah dinas kesehatan kabupaten/kota.

6
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan

kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan

pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Secara nasional standar

wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan. Apabila di satu

kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas maka tanggung jawab

wilayah kerja dibagi antar puskesmas dengan memperhatikan keutuhan

konsep wilayah yaitu desa/kelurahan atau dusun/rukun warga (RW).

Masing-masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggung

jawab langsung kepada dinas kesehatan kabupaten/kota (Anonim, 2006).

Secara Nasional standar wilayah kerja Puskesmas adalah satu

kecamatan dengan beberapa factor yaitu kepadatan penduduk, luas

daerah, keadaan geografi dan keadaan infrastruktur lainnya yang

merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja

Puskesmas. Apabila disatu kecamatan terdapat lebih dari satu Puskesmas,

maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar Puskesmas dengan

memperhatikan keutuhan konsep wilayah yaitu desa atau kelurahan, dusun

atau rukun warga.

Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka Puskesmas

perlu ditunjang dengan unit pelayanan yang lebih sederhana diantaranya,

yaitu :

1. Puskesmas Pembantu (Pustu) merupakan tempat pelayanan

pengobatan dibawah Puskesmas induk yang pelayanannya dilakukan

7
oleh seorang perawat yang bertempat disuatu desa jauh dari

Puskesmas Induk.

2. Puskesmas Keliling (Pusling) kegiatannya dilakukan sama seperti

didalam Puskesmas hanya saja Puskesmas Keliling dilakukan oleh

seorang Dokter, Bidan, Perawat Gizi, dan Tenaga Teknis Kefarmasian.

3. Posyandu terbagi 2 yaitu :

a. Posyandu untuk kesehatan ibu dan anak terutama pelayanan

imunisasi dan gizi terhadap ibu hamil, bayi dan balita

b. Posyandu lansia (lanjutusia) untuk pelayanan pengobatan bagi usial

anjut.

2.2 Fungsi Puskesmas

Ada 3 fungsi puskesmas menurut Putu Sudayasa, yaitu :

1. Pusat penggerakan pembangunan berwawasan kesehatan

Puskesmas selalu berupaya menggerakan dan memantau

penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh

masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga

berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan

2. Pusat pemberdayaan masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka

masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha

memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri

sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam

memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber

8
pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan

memantau pelaksanaan program kesehatan.

3. Puskesmas pelayanan kesehatan tingkat pertama

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan

kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu, dan

berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang

menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi :

a. Pelayanan kesehatan perorangan

Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang

bersifat pribadi dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit

dengan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan

pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan

perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas

tertentu ditambah dengan rawat inap.

b. Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang

bersifat publik dengan tujuan utama memelihara dan

meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa

mengabaikan penyembuhkan penyakit dan pemulihan

kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara

lain adalah promosi kesehatan dan pemberantasan penyakit,

penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan

9
kesejahteraan keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat

serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

2.3 Perencanaan Program Kesling di Puskesmas

2.3.1 Tugas Pokok Program Kesling

Tugas pokok program adalah sebagai pelaksana pengamatan

kesehatan lingkungan, pengawasan kesehatan lingkungan dan

pemberdayaan masyarakat dalam rangka perbaikan kualitas kesehatan

lingungan untuk dapat memelihara, melindungi dan meningkatkan cara-

cara hidup bersih dan sehat.

2.3.2 Program Kesehatan Lingkungan

Program pelayanan kesehatan lingkungan puskesmas bertujuan

untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya

sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk

pengendalian pencemaran lingkungan dengan peningkatan peran serta

masyarakat.

Tujuan dari program ini untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup

yang lebih sehat melalui pengembangan sistem kesehatan kewilayahan

untuk menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.Kegiatan

pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi:

1. Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar, yaitu :

10
1. Menyiapkan materi dan menyusun rancangan

peraturan perundang-undangan, dan kebijakan tentang

penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar, dan

diseminasinya.

2. Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan

kebutuhan penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar.

3. Menyediakan kebutuhan penyediaan sarana air bersih dan sanitasi

dasar sebagai stimulan.

4. Menyiapkan materi dan menyusun juklak/juknis/pedoman

penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar.

5. Meningkatkan kemampuan tenaga, dan melakukan bimbingan,

pemantauan dan evaluasi kegiatan penyediaan sarana air bersih

dan sanitasi dasar.

6. Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja

informasi dan konsultasi teknis penyediaan sarana air bersih dan

sanitasi dasar.

7. Melakukan kajian upaya penyediaan sarana air bersih dan sanitasi

dasar.

8. Mengembangkan sistem informasi lingkungan sehat.

9. Meningkatkan dan mengembangkan klinik sanitasi.

10. Meningkatkan dan mengembangkan UPT dalam penyediaan

sarana air bersih dan sanitasi dasar.

11
11. Melaksanakan dukungan administrasi dan

operasional pelaksanaan penyediaan air bersih dan sanitasi.

2. Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan antara lain sebagai

berikut:

1. Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan perundang-

undangan dan kebijakan tentang pemeliharaan dan pengawasan

kualitas lingkungan, dan diseminasinya.

2. Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan

pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan.

3. Melakukan pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan

terutama dalam kerangka kewaspadaan dini, kesiap-siagaan dan

penanggulangan serta pasca KLB/Bencana maupun kesehatan

matra.

4. Menyiapkan materi dan menyusun juklak/juknis/pedoman

untuk pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan.

5. Meningkatkan kemampuan tenaga, dan melakukan bimbingan,

pemantauan, dan evaluasi kegiatan pemeliharaan dan pengawasan

kualitas lingkungan.

6. Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja

informasi dan konsultasi teknis pemeliharaan dan pengawasan

kualitas lingkungan.

7. Melakukan kajian upaya pemeliharaan dan pengawasan kualitas

lingkungan.

12
8. Mengembangkan surveilans faktor risiko lingkungan dan perilaku

yang berhubungan dengan lingkungan sehat.

9. Mengembangkan upaya pengawasan lingkungan dan kesehatan

kerja.

10. Meningkatkan dan mengembangkan UPT dalam pemeliharaan dan

pengawasan kualitas lingkungan.

11. Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional

pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan.

3. Pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan antara lain :

1. Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan perundang-

undangan dan kebijakan tentang pengendalian dampak risiko

pencemaran lingkungan, dan diseminasinya.

2. Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan

pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan.

3. Menyediakan kebutuhan pengendalian dampak risiko pencemaran

lingkungan sebagai stimulan.

4. Menyiapkan materi dan menyusun pedoman pengendalian dampak

risiko pencemaran lingkungan.

5. Meningkatkan kemampuan tenaga, dan melakukan bimbingan,

pemantauan, dan evaluasi kegiatan pengendalian dampak risiko

pencemaran lingkungan.

13
6. Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja

informasi dan konsultasi teknis pengendalian dampak risiko

pencemaran lingkungan.

7. Melakukan analisis dampak dan risiko kesehatan terhadap

rencana pembangunan serta melakukan pemantauan dan

evaluasi terhadap dampak pembangunan.

8. Melakukan kajian upaya pengendalian dampak risiko pencemaran

lingkungan.

9. Menanggulangi Kejadian Luar Biasa yang berhubungan dengan

lingkungan dan keracunan.

10. Meningkatkan dan mengembangkan UPT dalam pengendalian

dampak risiko pencemaran lingkungan.

11. Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional

pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan.

4. Pengembangan wilayah sehat antara lain sebagai berikut :

1. Menyiapkan materi dan menyusun peraturan perundang-undangan

dan kebijakan tentang pengembangan wilayah sehat dan

diseminasinya.

2. Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan

pengembangan wilayah sehat.

3. Menyusun perencanaan terpadu kawasan lingkungan spesifik

dan menyediakan kebutuhan pengembangan wilayah sehat sebagai

stimulan.

14
4. Menyiapkan materi dan menyusun juklak/juknis/pedoman

pengembangan wilayah sehat.

5. Meningkatkan kemampuan tenaga, dan melakukan bimbingan,

pemantauan, dan evaluasi kegiatan pengembangan wilayah sehat.

6. Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja

informasi dan konsultasi teknis pengembangan wilayah sehat.

7. Melakukan kajian upaya pengembangan wilayah sehat.

8. Meningkatkan dan mengembangkan UPT dalam pengembangan

wilayah sehat.

9. Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional

pengembangan wilayah sehat.

15
BAB III

HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Kegiatan

3.1.1 Gambaran Umum Puskesmas

Puskesmas Aur Duri terletak diwilayah Kelurahan Penyengat Rendah

Kecamatan Telanai Pura tempat beradanya diujung perbatasan Kota Jambi

dengan Kabupaten Muaro Jambi. Wilayah kerja Puskesmas Aur Duri

meliputi 3 kelurahan, yaitu Kelurahan Penyengat Rendah, Buluran Kenali,

dan Teluk Kenali yang terdiri dari 51 RT, dengan luas wilayah seluruhnya

1671 Ha yaitu:

1. Kelurahan Penyengat Rendah : 1231 Ha;

2. Kelurahan Teluk Kenali : 234 Ha;

3. Kelurahan Buluran Kenali : 206 Ha;

Secara geografis batas-batas wilayah kerja Puskesmas Aur Duri

adalah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Penyengat Olak;

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Simp. IV Sipin;

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Pasir Panjang;

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Mendalo Darat.

16
3.1.2 Identifikasi Masalah Kesehatan Lingkungan

Setelah dilakukan pengumpulan data penyakit berbasis lingkungan

maka didapatkan masalah, yaitu ISPA tertinggi dengan 8043 kasus pada

2017 diikuti Penyakit kulit dengan 2162 kasus, Diare dengan 1033 kasus.

3.1.3 Prioritas Masalah

Dari data yang sudah diidentifikasi, program kesehatan lingkungan

yang diprioritaskan berdasarkan skala prioritas adalah:

a. Membuka klinik sanitasi untuk pasien/klien yang menderita penyakit

berbasis lingkungan;

b. Melakukan pengambilan sampel air baku PDAM Rumah Tangga;

c. Melakukan penyuluhan jamban sehat untuk warga yang masih BABS di

Kampung KB Buluran kenali;

d. Penyelidikan epidemiologi jentik nyamuk penyebab penyakit DBD;

e. Pengelolaan sampah medis Infeksius Puskesmas.

3.1.4 Perencanaan

Kegiatan akan dilaksanakan berdasarkan prioritas masalah yang

telah ditentukan dan mengetahui oleh pembing sebagai berikut:

17
3.1.5 Intervensi

No Kegiatan Indikator Standar Hasil Keterangan


1 Menerima Rencana terlaksana Pasien tercapai
pasien/klien untuk kegiatan rujukan poli
koseling terjadwal umum
melakukan
konseling
2 Pengambilan Rencana terlaksana 10 sampel tercapai
sampel air PDAM kegiatan air PDAM
rumah tangga terjadwal rumah
tangga
dalam
pemeriksaan
laboratorium
3 Merencanakan rencana terlaksana Warga tercapai
jadwal penyuluhan kegiatan mengikuti
dan kegiatan terjadwal acara
tambahan lainnya penyuluhan
4 Pembagian abate, Rencana terlaksana Dilakukan tercapai
penyelidikan kegiatan fogging di 16
epidemiologi, dan terjadwal KK RT. 12
melakukan Penyengat
pengasapan Rendah
(fogging)
5 Pemilahan Kegiatan terlaksana Mahasiswa tercapai
sampah medis dilakuakan mengetahui
seminggu pemilahan
sekali sampah
infeksius

18
3.2 Pembahasan

a. Klinik Sanitasi

Terdapat 6 penyakit berbasis lingkungan yang tedata pada tahun

2017 yaitu:
Jumlah Tahun
No Jenis Penyakit Kode Penyakit Peringkat
2017
1 ISPA J.00 8043 I
2 Kulit L.23 2162 II
3 Diare A.09 1033 III
4 TB Paru A.16 73 IV
5 Kecacingan B.77 40 V
6 DBD A.90 5 VI
Kasus penyakit berbasis lingkungan yang diangkat dalam

permaslahan dan mencakup kedalam skala prioritas masalah adalah

Kulit, Diare, dan DBD.

b. Kasus Diare

Nama Dugaan
No Umur Alamat Saran
Pasien Penyebab
Memperbanyak
Karena pasien
minum air putih,
tidak terbisan
Arta 52 AD No 21 air susu dan
1 dengan udara
Sestorindo tahun Blok B jangan
dingin dan
mengonsumsi kopi
mengonsumsi kopi
terlebih dahulu
Jangan terlalu
Aur Duri Akibat makanan
32 banayk
2 Syaipul Rt. 16 No yang di komsumsi
tahun mengonsumsi
11 yaitu tempoyak
tempoyak
Karena pasien
Sebaiknya pasien
38 AD II Blok tidak pernah
3 Edi Iskandar cuci tangan
tahun A No 9 mencuci tangan
sesudah BAB dan
sesudah BAB

19
sebelum makan
pakai sabun
Konseling dilakuan di Klinik Sanitasi Puskesmas Aur Duri dan pasien

langsunng diberi saran dan penyuluhan untuk merubah perilaku di

lokasi dan tidak melakukan tindakan lanjut kunjungan lapangan ke

rumah-rumah pasien.

c. Kasus Penyakit Kulit

Nama Dugaan
No Umur Alamat Saran
Pasien Penyebab
Pemakaian sabun
Disarankan untuk
mandi yang tidak
tidak memakan
sesuai yaitu sabun
Penyengat telu terlebih dahulu
15 deterjen bukan
1 Doni Rahman Rendah dan mengganti
tahun sabun mandi &
RT. 03 sabun mandi
diakibatkan oleh
(deterjen) dengan
alergi makanan
sabun mandi cair
(telur)
Pasien mandi
dengan sbun
batangan di
Lebih
bengkel dan
memperhatikan
menggunakan
kebrsihan sekitar,
handuk yang
handuk dan
dicuci 2 minggu
lainnya. Sebaiknya
sekali. Dikira
54 Aur Duri handuk dicuci
2 Abdul Basit paparan zat kimia
tahun RT. 03 dengan
di bengkel
menggunakan air
menempel pada
hangat dan pasien
handuk yang
disarankan mandi
digunakan oleh
dengan sabun cair
pasien. Jarak
terlebih dahulu.
sumur resapan
dengan saptictank
hanya 3 meter

20
pasien adalah rujukan dari Poli Umum Puskesmas Aur Duri yang

mengikuti kegiatan konseling. Saran dan penyuluhan langsung

dilakukan pada pasien pada saat konseling di ruang Klinik Sanitasi.

d. Kasus DBD

Nama Dugaan
No Umur Alamat Saran
Pasien Penyebab
Menguras
genangan air yang
Pasien tertular
terdapat di ban-
teman sekelasnya
Penyengat ban bekas dan
8 yang juga
1 Tasya Rendah drum
tahun tetangga sebelah
RT. 12 penampungan air
rumahnya yang
untuk
menderita DBD
menghilangkan
jentik.
Konseling dilakukan di rumah klien pada saat melakukan

penyelidikan epodemiologi di RT. 12 Penyengat Rendah.

e. Penyehatan Air Bersih

Pengambilan sampel air PDAM Rumah Tangga di wilayah kerja

Puskesmas Aur Duri dilakukan pada tanggal 26 Maret 2018 di 10 titik

pengambilan, 7 titik pengambilan di Kelurahan Penyengat Rendah,

1 titik pengambilan di Teluk Kenali, dan 2 titik pengambilan di Buluran

Kenali. 10 sampel langsung dibawa ke Laboratorium Kota Jambi dan

diserahkan kepada Pengawas Laboratorium Ibu Fitri Yani Setia

untuk diperiksa segera.

21
f. Penyuluhan Jamban Sehat

Penyuluhan jamban sehat dilakukan pada tanggal 23 Maret 2018

yang dihadiri ibu-ibu Kampung KB Buluran Kenali sebanyak ± 30

orang. Penyuluhan menjelaskan pegertian jamban sehat, manfaat

jamban sehat, kriteria jamban sehat, dampak BABS, dan penyakit

yang diakibatkan.

g. Penyelidikan Epodemiologi

Pemantauan
No Nama Kepala Keluarga (24)
Hasil Perindukan
- Drum
- Ember
1. Ucok + - Botol bekas
- Ban mobil yang
tidak di pakai
- Ember
2. H. Sabli +
- Bak mandi
- Drum
3. Hasan basri +
- ban
4. Riki wijaya - -
5. Wisnu + - Drum
6. Juntak + - Bak mandi
- Bak penampungan
7. Dori + air
- Drum
Dari hasil pemantauan, terdapat 7 rumah yang di lakukan

pemeriksaan dari jarak rumah yang terkena kasus DBD , 6 rumah

diantaranya terdapat jentik nyamuk, untuk itu kemudian mahasiswa

mengadakan pemberian abate ke tempat perindukan jentik nyamuk

tersebut dan sekaligus memberikan penyuluhan. Penyuluhan

22
dilakukan dari rumah ke rumah, karena tidak ada kesempatan untuk

mengikuti pertemuan.

h. Pengelolaan Sampah Medis

NO Jenis Sampah Medis Sumber


1 Langset Laboratorium
2 Spuit Poli gigi,imunisasi dan KB
3 Vial Poli gigi, imunisai dan KB
4 Ampul Imunisasi
5 Objek glas Laboratorium
Ada 5 jenis sampah medis yaitu langset, spuit, vial, ampul dan objek glas

yang sumber dari larboratorium, poli, gigi, imunisasi dan KB. Limbah medis

yang terdapat di puskesmas aur duri ada 5 jenis yang setiap minggu nya di

dipilah dan di kemas setiap satu minggu sekali dan di ambil oleh PT.

Anggrek Jambi Makmur untuk selanjutya disebut “Pihak Kedua” dan akan

di hancurkan lagi oleh PT. Wastec Internasional (Pengolah Limbah B3)

yang selanjutnya disebut “Pihak Ketiga” .

23
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Ada 6 Program Kesehatan yang telah ditetapkan oleh Jurusan

Kesehatan Lingkungan untuk menjadi skala prioritas dalam kegiatan PKP

(Praktek Kerja Puskesmas) yang dilakukan selama 16 hari di Puskesmas

Aur Duri yaitu, Penyediaan Air Bersih, Penyehatan Limbah Cair,

Penyehatan Tanah, Pengelolaan Sampah, Penyehatan Makanan dan

Minuman, dan Pengendalian Vektor dan Tikus.

Dari 6 program kesehatan lingkungan tersebut didapatkan prioritas

masalah yaitu, Penyediaan Air Bersih, Pengelolaan Sampah, Penyehatan

Makanan dan Minuman, dan Pengendalian Vektor dan Tikus. Dan dari data

Penyakit Berbasis Lingkungan di Puskesmas Aur Duri tahun 2017

didapatkan 3 penyakit yang berhubungan dengan 6 program lingkungan

diatas yaitu, Penyakit Kulit dengan 2162 kasus, Diare dengan 1033 kasus,

dan DBD dengan 5 kasus.

Pasien/klien yang menderita penyakit berbasis lingkungan seperti

Diare, Malaria, DBD, Kulit, Kecacingan, ISPA, dan TB Paru menjalani

konseling di Klinik Sanitasi Puskesmas Aur Duri untuk mengetahui dugaan

penyebab dan saran bagi penderita.

24

Anda mungkin juga menyukai