MAKALAH
NYAMUK MANSONIA
Disusun Oleh
KELOMPOK IV
BAB I PENDAHULUAN
B. Tujuan ..............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................
B. Saran.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Makhluk hidup bertahan hidup secara berkegantungan, termasuk nyamuk yang hidupnya
mencari makan berupa darah manusia, dan membawa bibit penyakit melalui nyamuk (vektor).
Ada lebih dari 2500 spesies nyamuk yang berbeda di seluruh dunia, Masing-masing spesies
memiliki nama ilmiah yang latin, seperti Culex Tarsalis, Aedes Aegypti, dll. Nama-nama ini
digunakan dalam cara deskriptif sehingga nama tersebut mewakili nyamuk tertentu. Nyamuk
merupakan spesies dari arthropoda yang berperan sebagai vector penyakit arthropod-born viral
disease.
Nyamuk termasuk jenis serangga dalam ordo diptera, dari kelas insecta. Nyamuk mempunyai
dua sayap bersisik, tubuh yang langsing dan enam kaki panjang. Antar spesies berbeda-beda tetapi
jarang sekali panjangnya melebihi 15 mm. (Levine, 1994).
Secara signifikan, Semua nyamuk harus membutuhkan air untuk melengkapi siklus hidup
mereka. Nyamuk dapat hidup hampir di segala jenis air, dari air es yang mencair sampai air buangan
yang kotor. Jenis air dapat mengidentifikasikan jenis jentik nyamuk yang hidup didalamnya. Juga,
nyamuk-nyamuk dewasa menunjukkan preferensi yang sangat berbeda untuk jenis sumber yang
bertelur. Nyamuk tersebut bertelur secara berkala akan terus menerus di lubang air, kolam, air
pasang, rawa-rawa, pembuangan limbah, tambak, irigasi padang rumput, kolam air hujan, dan lain-
lain karena itu Setiap spesies memiliki persyaratan lingkungan yang unik untuk pemeliharaan siklus
hidup (Soedarto,dkk,1989:35).
Nyamuk dapat berperan sebagai vektor penyakit pada manusia dan binatang. Pada nyamuk
betina, bagian mulutnya membentuk probosis panjang untuk menembus kulit manusia maupun
binatang untuk menghisap darah.
Nyamuk betina menghisap darah untuk mendapatkan protein untuk pembentukan telur yang
diperlukan. Sehingga untuk dapat lebih mengenal tentang nyamuk dalam makalah ini kami
membahas judul mengenai “nyamuk mansonia”.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
PEMBAHASAN
Mansonia merupakan satu di antara genus nyamuk yang berperan dalam penularan filariasis di
Indonesia. Mansonia merupakan vektor atau penular utama dari penyakit. Menurut klasifikasinya
nyamuk dibagi dalam dua subfamili yaitu Culicinae yang terbagi menjadi 109 genus dan
Anophelinae yang terbagi menjadi 3 genus.
Filariasis yang disebabkan oleh cacing B. malayi ditemukan paling banyak dan mempunyai
daerah penyebaran paling luas di Indonesia terutama di luar Pulau Jawa, misalnya di Sumatera,
Kalimantan dan Sulawesi. Umumnya daerah endemis filariasis di daerah pedesaan (rural) adalah di
persawahan, rawarawa, pantai, dan hutan, sedangkan untuk daerah perkotaan (urban) biasanya
dijumpai di got-got, comberan, dan saluran air. Tempat tersebut merupakan breeding place bagi
kehidupan vektor, sehingga ada keterkaitan antara lingkungan yang mendukung untuk menjadi
tempat breeding, manusia sebagai host dan nyamuk sebagai vektornya (DepKes. RI., 2006).
Larva dan Pupa mansonia melekat dengan sifonnya pada akar - akar ranting tanaman air,seperti
enceng gondok, teratai, kangkung, dan sebagainya (Arzunan, 2016).
Berdasarkan data dari Salah satu jurnal penelitian dimana Penelitian menggunakan 3 rumah yang
terdapat penderita filariasis. Penangkapan nyamuk dilakukan dengan metode Bare Leg Collection.
Penangkapan dilakukan di dalam dan di luar rumah dari pukul 18:00-06:00. Pengambilan darah
dilakukan pada kucing domestik peliharaan penduduk setempat untuk dilakukan pemeriksaan
mikrofilaria. Hasil penelitian didapatkan lima spesies nyamuk yaitu Ma. uniformis, Ma. dives, Ma.
annulifera, Ma. annulata, dan Ma. bonneae. Ma. Uniformis merupakan nyamuk yang paling banyak
tertangkap di dalam rumah yaitu sebesar 37.99% sedangkan nyamuk Ma. dives banyak tertangkap di
luar rumah yaitu sebesar 56.80%. Puncak kepadatan nyamuk Ma. uniformis ini mengisap darah orang
di dalam rumah terjadi pada pukul 18:00–18:45, sedangkan di luar rumah pada pukul 20:00–20:45.
Ma. dives memiliki puncak kepadatan pada pukul 19:00-19:45. Sebanyak 10 ekor kucing yang
diperiksa darah, menunjukkan 8 ekor terdapat mikrofilaria.
Nyamuk Mansonia berada di wilayah hutan dan rawa endemik, lingkungan kotor dan area
peternakan ikan yang tidak terpakai. Nyamuk Mansonia bersifat agresif dan menghisap darah saat
manusia berada dalam aktivitas malam hari khususnya di luar rumah.
Nyamuk dapat berperan sebagai vektor penyakit pada manusia dan binatang. Pada nyamuk
betina, bagian mulutnya membentuk probosis panjang untuk menembus kulit manusia maupun
binatang untuk menghisap darah. Nyamuk betina menghisap darah untuk mendapatkan protein untuk
pembentukan telur yang diperlukan. Nyamuk jantan berbeda dengan nyamuk betina, dengan bagian
mulut yang tidak sesuai untuk menghisap darah. (Spielman,2001) Pada stadium dewasa nyamuk
dapat dibedakan jenisnya misalkan nyamuk kulicini betina palpinya lebih pendek daripada
probosisnya. Sedangkan pada nyamuk kulicini jantan palpinya melebihi panjang probosisnya. Sisik
sayapnya ada yang lebar dan asimetris (mansonia) ada pula yang sempit dan panjang (Aedes, Culex) .
Kadang-kadang sisip sayap membentuk bercak-bercak berwarna putih dan kuning atau putih dan
cokelat, juga putih hitam (speckled). Ujung abdomen Aedes lancip (pointed) sedangkan ujung
abdomen Mansonia seperti tumpul dan terpancung (truncated). (Gandahusada,2006)
Morfologi Mansonia
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Genus : Mansonia
Fase perkembangan nyamuk dari telur hingga dewasa sangat menakjubkan. Telur nyamuk
biasanya diletakan di atas daun lembab atau kolam kering selama musim panas atau musim gugur.
Sebelumnya si induk memeriksa permukaan tanah secara menyeluruh dengan reseptor halus di
bawah perutnya reseptor ini berfungsi sebagai sensor suhu dan kelembaban. Setelah menemukan
tempat yang cocok nyamuk mulai bertelur. Telur-telur tersebut panjangnya kurang dari
1mm,tersusun dalam satu baris secara berkelompok atau satu-satu. Beberapa spesies nyamuk
meletakan telurnya saling bergabung membentuk suatu rakit yang bisa terdiri dari 300 telur.
(Spielman. 2001)
Telur berwarna putih dan tersusun rapi segera menjadi gelap warnanya, lalu menghitam
dalam beberapa jam. Warna hitam ini memberikanperlindungan bagi larva agar tidak terlihat oleh
burung atau serangga lain. Selain telur warna kulit sebagian larva juga berubah sesuai dengan
lingkungan sehingga mereka lebih terlindungi. (http//harun Yahya.com) Setelah masa inkubasi,
(musim dingin) larva mulai keluar dari telur secara hampir bersamaan. Larva yang terus menerus
makan, tumbuh dengan cepat. Kulit mereka menjadi sempit, sehingga tidak bisa tumbuh menjadi
lebih besar lagi, lalu melakukan pergantian kulit yang pertama. Pada tahap ini kulit yang keras dan
rapuh mudah pecah. Larva nyamuk berganti kulit dua kali sampai selesai berkembang. Larva
membuat pusaran kecil di dalam air dengan menggunakan dua anggota badan yang berbulu dan mirip
kipas angin. Pusaran ini membuat bakteri atau mikroorganisme mengalir ke mulut. Sambil
bergantung di dalam air,larva bernafas melalui pipa udara yang mirip “snorkel” yang digunakan para
penyelam. Tubuhnya mengeluarkan cairan kental yang mencegah masuknya air ke lubang yang
digunakan untuk bernafas. Jika tidak memiliki pipa udara, ia tidak akan mampu bertahan hidup.
(http//harun yahya.com)
Pergantian yang terakhir agak berbeda dengan sebelumnya. Pada tahap ini larva memasuki
tahap pendewasaan yaitu kepompong, kepompong menjadi sangat sempit sehingga saatnya larva
keluar dari kepompong. Selamatahap terakhir larva menghadapi bahaya terputusnya pernafasan,
sebab lubang pernafasannya yang mencapai permukaan air melalui pipa air akan tertutup. Sejak
tahap ini pernafasan tidak lagi menggunakan lubang melainkan melalui dua pipa yang baru saja
muncul pada bagian depan tubuhnya. Oleh Karena itu pipa-pipa tersembul dipermukakan air sebelum
pergantian kulit. Nyamuk dalam kepompong menjadi dewasa. Siap terbang lengkap dengan semua
organ dan organelnya, seperti antena, tubuh, kaki, dada,sayap, perut, dan matanya. (http//harun
yahya.com)
Waktu yang diperlukan nyamuk untuk pertumbuhan dari telur sampai menjadi dewasa lebih
pendek (1-2 minggu) tempat perindukan nyamuk dapat di air jernih dan air keruh. Ada beberapa
ntyamuk yang mempunyai kebiasaan menggigit pada malam hari saja (culex) ada yang pada siang
hari (Aedes) dan ada yang pada siang dan malam hari (Mansonia). Umur nyamuk dapat bertahan
selama lebih dari dua minggu. (Gandahusada,2001)
Menurut Arsin Dalam Bukunya, Siklus Hidup Nyamuk Mansonia Terdiri dari :
1. Telur diletakan saling berdekatan membentuk rakit dibawah permukaan daun tanaman air
3. Pupa terompet runcing keras dan kuat untuk menusuk akar tanaman
4. Dewasa ada rambut (bristel) di depan spirakel femur hind dengan 3-5 gelang yang teratur urat-
urat sayap dilengkapi dengan scale sayap yang luas, asimetris gelap terang.
Gambar tahapan nyamuk mansonia:
Nyamuk mansonia berperan penting sebagai pengganggu yaitu sifatnya yang antropofilik,
nokturnal, eksofagik, mengganggu tidur atau aktivitas manusia di luar rumah sewaktu malam dan
juga sebagai vektor filariasis.
Vektor penyakit yang dibawa oleh Mansonia yang paling sering ditemui adalah filariasis
(vektor penyakit cacing). Filariasis merupakan penyakit akibat nematoda jenis Wuchereria bancrofti,
Brugia malayi, dan Brugia timori. Penyakit ini ditularkan melalui nyamuk (vektor utama penularan
filariasis di daerah perkotaan adalah oleh Culex quinguefasciatus dan di daerah pedesaan vektornya
dapat dari berbagai spesies Anopheles seperti An. aconitus dan An. bancrofti) yang menghisap darah
seseorang yang telah tertular sebelumnya. Darah yang terinfeksi dan mengandung larva dan akan
ditularkan ke orang lain pada saat nyamuk yang terinfeksi menggigit atau menghisap darah orang
tersebut.
Filariasis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh cacing filaria spesies Wuchereria
bancrofti, Brugia timori dan Brugia malayi. Filariasis masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia
dan tersebar dari Sumatera hingga Papua (DepKes. RI., 2005).
Filariasis yang disebabkan oleh cacing B. malayi ditemukan paling banyak dan mempunyai
daerah penyebaran paling luas di Indonesia terutama di luar Pulau Jawa, misalnya di Sumatera,
Kalimantan dan Sulawesi. Umumnya daerah endemis filariasis di daerah pedesaan (rural) adalah di
persawahan, rawarawa, pantai, dan hutan, sedangkan untuk daerah perkotaan (urban) biasanya
dijumpai di got-got, comberan, dan saluran air. Tempat tersebut merupakan breeding place bagi
kehidupan vektor, sehingga ada keterkaitan antara lingkungan yang mendukung untuk menjadi
tempat breeding, manusia sebagai host dan nyamuk sebagai vektornya (DepKes. RI., 2006). B.
malayi tipe periodisitas nokturnal vektor nyamuknya adalah Anopheles barbirostris, dan zoonosis
tipe sub periodik nokturnal dengan vektor nyamuk Mansonia indiana, Ma. annulifera, Ma.annulata,
dan Ma.dives (Soeyoko, 1998).
Data Departemen Kesehatan RI tahun 2006 diperkirakan 11.473 orang terinfeksi Filariasis,
padatahun 2010 diperkirakan 11.968 orang terinfeksi Filariasis, pada tahun 2011 diperkirakan 10.250
orang terinfeksi Filariasis, pada tahun 2012-2013 diperkirakan 8.914 orang terinfeksi Filariasis.
G. Pencegahan dan Pengendalian Nyamuk Mansonia
Pengendalian filariasis yang telah dilakukan melalui kegiatan pengobatan massal perlu juga
mempertimbangkan aspek lain , diantaranya aspek vektor yang menjadi perantara penularan
filariasis. Vektor utama filariasis B.malayi tipe subperiodik nokturna adalah nyamuk Mansonia spp
yang banyak ditemukan di daerah rawa. Sifat filariasis tipe ini adalah ditemukannya mikrofilaria di
darah tepi pada siang dan malam hari. Hasil penelitian yang dilakukan Yahya di Kabupaten
Batanghari menemukan B.malayi tipe subperiodik nokturna.
a. Jika tempat peternakan ikan yang sudah tidak terawat, harus ditutup menggunakan tenda/terpal,
untuk memastikan tidak adanya larva nyamuk yang berkembang di dalam air dan telurnya
melengket pada tanaman di daerah peternakan ikan.
b. Menggunakan lotion anti nyamuk atau membawa raket nyamuk sebelum beraktivitas di malam
hari.
c. Jika rumah yang berada di lingkungan endemik tersebut, lakukan 3M dan memasang kawat kasa
disekitar ventilasi jendela dan penggunaan bubuk abate di wilayah genangan air.
Pengendalian nyamuk dewasa dan larva (jentik) harus dilakukan secara Terpadu, untuk
menurunkan populasi nyamuk dan diikuti dengan monitoring dan evaluasi dengan cara
mengukur padat populasi nyamuk dewasa dan jentik.
1) Aspirator
2) Gelas plastik
3) Kain kasa dan karet kecil
b. Prosedur Kerja :
3) Penangkapan dilakukan dengaan duduk dengan cara celana tergulung hingga batas
lutut. Nyamuk yang menggigit ditangkap menggunakan aspirator.
4) Melakukan penagkapan pada malam hari di mulai dari jam 08.00 – selesai.
a. Alat
1) Gayung
2) Gelas plastik
b. Prosedur kerja
2) Melakukan pengambilan jentik di kolam ikan yang tempatnya sudah terawat dan
memungkinkan adanya jentik nyamuk mansoniadengan memakai gayung.
REVIEW JURNAL
Species-specific Primers For The Detection Of Lymphatic Filariasis Vector: Mansonia Bonneae
and Mansonia Dives
Identifikasi vector adalah langkah utama dalam system surveilans dan pengendalian penyakit
bawaan vector. Taksonomi berbasis morfologi tradisional untuk membedakan spesies masih umum
digunakan untuk identifikasi. Morfometrik, geometric, analisis kuantitatif ukuran dan bentuk
pelepasan sayap telah berhasil digunakan untuk mengkarakterisasi kedua spesies mansonia yaitu
mansonia bonneae dan mansonia dives. Dan untuk membedakan dimorfisme seksual di dalam
spesiesnya. Identifikasi dengan teknik molekuler biasanya menargetkan daerah DNA ribosom
(rDNA) (Fahmy et al. 2015).
Sebagai kesimpulan, penelitian ini menunjukkan kegunaan dan karakteristik yang spesifik
dari Aplikasi COI untuk mendekteksi jenis Mansonia Bonneae dan Mansonia Dives. Menurut hasil
uji PCR spesifik spesies yang di jelaskan disini dapat digunakan sebagai pengujian cepat yang dapat
diandalkan karena alat diagnostiknya tidak memerlukan biaya yang besar untuk membedakan
nyamuk mansonia.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Kingdom : Animalia
b. Filum : Arthropoda
c. Kelas : Insecta
d. Ordo : Diptera
e. Genus : Mansonia
2. Siklus hidup nyamuk mansonia ada empat stadium yaitu: Telur, larva, pupa dan nyamuk
dewasa.
3. Peranan nyamuk mansonia dalam bidang kesehatan adalah Nyamuk mansonia berperan
penting sebagai pengganggu yaitu sifatnya yang antropofilik, nokturnal, eksofagik,
mengganggu tidur atau aktivitas manusia di luar rumah sewaktu malam dan juga sebagai
vektor filariasis: Filariasis malayi, disebabkan oleh Brugia malayi.
1) Jika tempat peternakan ikan yang sudah tidak terawat, harus ditutup.
2) Menggunakan lotion anti nyamuk atau membawa raket nyamuk sebelum beraktivitas di
malam hari.
3) Jika rumah yang berada di lingkungan endemik tersebut, lakukan 3M dan memasang
kawat kasa disekitar ventilasi jendela dan penggunaan bubuk abate di wilayah genangan
air.
Pengendalian nyamuk dewasa dan larva (jentik) harus dilakukan secara Terpadu, untuk
menurunkan populasi nyamuk dan diikuti dengan monitoring dan evaluasi dengan cara
mengukur padat populasi nyamuk dewasa dan jentik.
B. Saran
Semoga mahasiswa ataupun mahasiswi dapat mengetahui dan memahami tentang taksonomi,siklus
hidup nyamuk mansonia dan peran nyamuk mansonia dalam bidang kesehatan sehingga bisa
terhindar dari vektor cacing filariasis dan dapat mencegah serta mengendalikan nyamuk mansonia
sehingga dapat meningkatkankan derajat kesehatan masyarakat
Kemenkes RI, (2017 ), Jurnal Penelitian Penyakit Tular Vektor (Journal of Vector-Borne Diseases
Studies) Aspirator Vol. 9 No. 1, Juni 2017( diakses 5 maret 2018 jam 9 )
Suharno. (2015 ) Studi Komunitas Nyamuk Penyebab Filariasis di Desa Bojong Kabupaten Lampung
Timur, Jurnal Pendidikan Biologi FKIP UnisMuh Metro( Diakses 5 Maret 2018 Jam 10 )
http://lab-anakes.blogspot.com/2013/04/pengertian-nyamuk-secara-umum.html(diakses 17 Maret
2018 jam 14:00 WITA)