Anda di halaman 1dari 17

Penyakit Pes

KELOMPOK 2
1. Jesita Dosma Tampubolon (191000068)
2. Rani Alqaziah (191000137)
3. Vio Dinda Ortata (191000165)
4. Grace Oktavia Aruan (191000214)
5. Chinta Maria M. Siregar (191000262)
ETIOLOGI
PENYAKIT PES
Pes atau Plague atau juga yang sering disebut dengan
Black Death pada masa abad ke-14, merupakan penyakit
yang disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis. Bakteri ini
biasanya ditemukan pada hewan pengerat (seperti tikus)
dan pinjal (Xenopsylla cheopis) yang hidup di tubuhnya.
Tikus merupakan reservoir dan pinjal merupakan vector
penularnya, sehingga penularan ke manusia dapat terjadi
melalui gigitan pinjal atau kontak langsung dengan tikus
yang terinfeksi bakteri Yersinia pestis. Waktu yang
dibutuhkan sejak terinfeksi pertama kali hingga muncul
gejala biasanya terjadi selama 1 - 7 hari.
Patogenesis Penyakit Pes
Pes/Pasteurellosis atau Yersinosis plague merupakan penyakit zoonosis yang diinfeksi oleh bakteri yang sangat menular,
dan dapat menyebar dengan cepat sehingga menimbulkan epidemi yang luas dalam waktu pendek, dengan menimbulkan
korban – korban dengan angka kematian yang sangat tinggi. Penyebaran penyakit pes disebabkan oleh berpindahnya
pinjal dari tikus satu ke tikus lainnya dan manusia. Penyakit pes juga disebut dengan black death karena bagian tubuh
yang menghitam ketika terkena pes dan berulang sampai 300 tahun.

Y. pestis awalnya menginfeksi dan menyebar ke hewan pengerat rumah (misalnya tikus) dan hewan lain (misalnya
kucing), dan manusia dapat terinfeksi karena gigitan pinjal atau dengan kontak. Vektor pes yang paling lazim adalah
pinjal tikus (Xenopsylla cheopis), tetapi pinjal lain dapat juga menularkan infeksi. Untuk pengendalian pes dibutuhkan
penelitian pada hewan yang terinfeksi, vektor, dan kontak manusia dan pembantaian hewan yang terinfeksi pes. 

Penyakit pes ini terbagi menjadi tiga jenis, yaitu bubonik, pneumonik, dan septikemik. Ketiga jenis pes tersebut
menyerang sistem limfe pada tubuh manusia sehingga menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening. Manusia yang
tergigit akan mengalami pembengkakan di organ limfe, sehingga sistem kekebalan tubuh manusia akan merasa
terganggu.
Komponen Penularan
Pes

Agent : Vektor : Reservoir :


Bakteri Yersinia Pestis Pinjal (Xenopsylla cheopsis,
Culex irritans, Neopsylla Rodensia (tikus rumah, tikus
(Pasteurulla pestis)
sondaica dan Stivallus air, tikus got), anjing, tupai,
cognatus ) kelinci, kucing
CARA
PENULARAN

01 Pinjal yang terinfeksi bakteri


Yeresia pestis berpindah ke
02 Hewan yang sudah terinfeksi
bakteri Yeresia pestis
tubuh tikus. menggigit manusia.

03 Droplet dari manusia yang 04 Kontak langsung dengan


terinfeksi bakteri Y. Pestis. hewan terinfeksi seperti
petani, dokter hewan.
Jenis-jenis Penyakit Pes
Bubonic plague
Bubonic Plague merupakan jenis penyakit Pes yang
paling umum. Penyakit Pes ini biasanya terjadi akibat
gigitan hewan pengerat yang terinfeksi. Gejala yang
terjadi umumnya muncul dalam waktu dua sampai 6
hari, yaitu: sakit kepala, demam dan menggigil, nyeri
otot, kejang, imunitas menurun, dan pembengkakan
kelenjar getah bening yang biasanya muncul di
pangkal paha, ketiak, leher, atau pada lokasi gigitan
hewan pengerat

Septicemic plague Pneumonic plague


Penyakit Pes yang terjadi ketika bakteri Pneumonic Plague terjadi ketika bakteri tersebar ke
memasuki aliran darah secara langsung paru-paru. Jika seseorang yang mengalami
kemudian bakteri tersebut akan menjadi pneumonic plague sedang batuk, maka bakteri
banyak berada dalam aliran darah. yang terdapat dalam paru-paru mereka akan
Gejala yang terjadi pada jenis ini yaitu, Dikeluarkan ke udara sehingga orang lain yang
sakit perut atau diare, mual dan muntah, menghirup udara tersebut bisa tertular.
imunitas menurun drastis, demam dan Gejala yang timbul pada jenis ini, yaitu: sakit dada
menggigil, pendarahan, dan kulit menjadi hingga kesulitan bernapas, demam, sakit kepala,
hitam (gangren). imunitas menurun, dan dahak bedarah.
Contoh Gambar
Penyakit Pes

Pes Pes
Pes
Bubonic Pneumonic
Septicemic
Distribusi Frekuensi Penyakit
Pes kesehatan adalah menunjuk kepada
Penyebaran/Distribusi masalah
pengelompokan masalah kesehatan menurut suatu keadaan tertentu.
Place
Keadaan tertentu yang dimaksudkan dalam epidemiologi adalah :

Time
Person/Man
Penyakit ini tidak spesifik Penyakit ini biasanya Penyebaran penyakit ini
tidak spesifik menyerang tidak dipengaruhi oleh
ditemukan di daerah
golongan umur ataupun jenis waktu tetapi dipengaruhi
kelamin tertentu, tetapi dapat pegunungan dan oleh keadaan lingkungan
terinfeksi pada jenis pedesaan dengan yang mendukung sebagai
pekerjaan dan gaya hidup lingkungan yang kotor tempat reservoir jadi
tertentu (berburu, memasang
perangkap tikus, dan
dan banyak hewan penyakit ini dapat terjadi
memelihara kucing). pengerat. kapan saja.
Pe
s
Pes merupakan penyakit di
endemik di banyak negara di Du
Afrika, Amerika dan Asia. ni
a
Pada tahun 1999, 14 negara
i Indonesia
melaporkan kepada WHO Pes d
2.603 kasus pes yang
meliputi 212 kematian. KLB sering dilaporkan di wilayah
Gambaran ini sesuai dengan Sejak bulan Agustus 2017 pedesaan yang dikelilingi oleh bukit
perkiraan tahunan 10 tahun hingga 17 November 2017, dan pegunungan berapi yang terbagi
lalu (1988-1997), yakni WHO melaporkan sebanyak menjadi empat daerah yaitu
sejumlah 2.547 kasus dengan 2.267 kasus Pes (termasuk Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa
181 kematian. di dalamnya kasus konfirm, Tengah, Kabupaten Sleman Provinsi
probable dan suspek) DI Yogyakarta, Kabupaten Pasuruan
dengan 195 kematian. Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten
Bandung Provinsi Jawa Barat.
Propinsi tersebut menjadi daerah
pengawasan Pes. Tahun 1968, di
Boyolali ditemukan sebanyak 101 kasus
dengan angka kematian 42 orang dan
tahun 1970 terjadi 11 kasus dan 3
kematian.
Determinan Penyakit
Pes

Determinan Penyakit adalah faktor yang mempengaruhi, berhubungan


atau memberi risiko terhadap terjadinya penyakit/masalah kesehatan.
Determinan penyakit menunjuk kepada faktor penyebab dari suatu
penyakit/masalah kesehatan baik yang menjelaskan Frekwensi,
penyebaran ataupun yang menerangkan penyebab munculnya masalah
kesehatan itu sendiri.

Faktor Pengetahuan
Faktor Ekonomi

Faktor Lingkungan
Faktor-faktor risiko penyakit pes :
• Berprofesi sebagai dokter atau perawat hewan
• Sering melakukan kegiatan di alam terbuka
• Suka berpergian ke area di mana terdapat infeksi pes
• Tinggal di daerah dengan sanitasi yang buruk dan populasi hewan
pengerat yang banyak
• Kontak langsung dengan hewan yang mati atau terinfeksi pes
Upaya Pencegahan
dan Penanggulangan
Penyakit Pes di
Indonesia
Upaya
Pencegahan
Pencegahan Primer
 Melakukan penyuluhan dan promosi kesehatan terhadap masyarakat tentang penyakit
pes serta cara-cara mengurangi atau mencegah terjadinya kontak dengan tikus serta
pinjalnya.
 Melakukan survei populasi binatang pengerat secara berkala 
 Penanggulangan tikus pada kapal atau dermaga atau gudang dilakukan dengan desain
bangunan anti tikus atau dengan fumigasi
 Menggunakan sarung tangan pada waktu berburu dan menangani binatang liar
 Menghindari daerah yang diketahui sebagai epizootic, ditemukan tanda-tanda hewan
yang sakit dan meninggal akibat pes
 Menggunakan repellents, insektisida, dan pakaian pelindung jika menghadapi kondisi
berpeluang terpapar oleh kutu hewan mengerat
 Jika memiliki hewan peliharaan maka pastikan hewan peliharaan terbebas dari kutu
 Membersihkan area rumah yang berpotensi menjadi sarang hewan pengerat
 Membersihkan sisa makanan yang dapat dikonsumsi hewan pengerat
Pencegahan Sekunder
• Pemberian antibiotik jangka pendek
direkomendasikan untuk mereka yang bergaul
dengan atau merawat pasien yang diduga
menderita pes Pencegahan
• Orang orang yang pernah kontak dengan penderita
pes harus diberikan terapi pencegahan dengan Primer
tetrasiklin atau sulfonamid  • Isolasi
• Disinfeksi serentak: Disinfeksi serentak dilakukan • Karantina
terhadap dahak (sputum) dan discharge purulen
serta alat-alat yang tercemar.
• Pengobatan spesifik
Upaya Penanggulangan
Pes
Pes merupakan penyakit yang dapat membahayakan Upaya pengobatan terhadap penderita penyakit pes, baik
nyawa, sehingga harus diatasi sedini mungkin. yang menularkan maupun yang tertular adalah sebagai
Pengobatan penyakit pes juga dapat dilanjutkan berikut :
sampai beberapa minggu setelah gejala mereda. Pada 1) Untuk tersangka pes
stadium dini pes manusia, pengobatan dengan • Tetracycline 4x250 mg biberikan selama 5 hari
menggunakan streptomisin, tetrasiklin, dan berturut-turut atau
kloramfenikol umumnya memberikan hasil baik. • Cholamphenicol 4x250 mg diberikan selama 5 hari
Tanpa pengobatan penderita pes pneumoni umumnya berturut-turut
akan meninggal dunia. Hewan-hewan yang menderita 2) Untuk Penderita Pes
pes harus dimusnahkan. • Streptomycine dengan dosis 3 gram/hari (IM) selama
Dengan terapi cepat dan tepat, angka kematian akibat 2 hari berturut-turut, kemudian dosis dikurangi
penyakit pes bubonik berkisar antara 5-20% menjadi 2 garam/hari selama 5 hari berturut-
sedangkan tanpa terapi angka kematian menunjukkan turut.Setelah panas hilang. Dilanjutkan dengan
>90% (Chamberlain, 2004). Dalam hal pes pemberian :
pneumonik, perlu dilakukan isolasi pasien. Pada • Tetracycline 4-6 gram/hari selama 2 hari berturut-
pasien yang berhasil disembuhkan dari syok septik turut,kemudian dosis diturunkan menjadi 2 gram/hari
parah biasanya menunjukkan tanda nekrosis dan selama 5 hari berturut-turut atau
gangguan kering pada jaringan atau ekstremitas.  • Chlomphenicol 6-8 gram/hari selama 5 hari berturut
–turut, kemudian dosis diturunkan menjadi 2
gram/hari selama 5 hari berturut-turut.
Menurut Surasetja (1980), untuk upaya pemberantasan penyakit pes sendiri dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Keharusan melaporkan terjadinya penyakit pes oleh para dokter supaya tindakan pencegahan dan
pemberantasan penyakit dapat dijalankan. Keharusan ini tercantum dalam undang-undang karantina
danepidemi (UU Wabah 1962).
2. Keharusan melaporkan adanya kematian sebelum mayat dikubur. Pada mayat itu dilakukan fungsi paru, limfa
dan pada bubo. Pes paru primer dapat dinyatakan bila cairan paru pasitif dan pes cairan limpa negatif. Pes paru
sekunder terjadi bila cairan paru dan cairan limpa positif. Pes septichaemi jika cairan paru negatif dan cairan
limpa positif.
3. Tindakan selanjutnya jika telah dinyatakan diagnosa pes adalah penderita pes paru (primer dan sekunder) harus
diisolasi dan dirawat di rumah sakit. Penduduk di sekitar rumah pes divaksinasi. Rumah disemprot dengan
DDT. Kemudian rumah itu dibuka atapnya agar matahari dapat masuk. Lalu rumah tersebut diperbaiki kembali.
4. Suntikan anti pes secara umum.
5. Pembasmian pinjal tikus dilakukan dengan bubuk DDT yang ditaruh pada tempat yang biasa dilalui oleh tikus.
Bubuk DDT akan melekat pada bulu tikus sehingga akan membunuh pinjal-pinjal itu. Hal ini dapat pula
dilakukan serangkaian pemberantasan nyamuk malaria melalui penyemprotan.
6. Pembasmian tikus dengan racun, perangkap dan kucing.
7. Pengawasan angkutan padi dan lain-lain dengan pikulan, gerobak, dan sebagainya agar tikus yang tertular pes
tidak terangkut dari satu daerah ke daerah yang lain.
8. Perbaikan rumah agar tikus tidak bersarang di dalam rumah.
9. Tindakan kebersihan seperti menjemur alat-alat tidur setiap minggu. Jangan ada sisa-sisa makanan yang
berhamburan dan menarik tikus.
THANK
YOU!!

Anda mungkin juga menyukai