Anda di halaman 1dari 30

Pengendalian Vektor

(nyamuk Culex Sp)


Definisi Culex
Culex adalah genus dari nyamuk yang berperan sebagai vector
penyakit yang penting seperti West Nile Virus, Filariasis,
Japanese enchepalitis, St Louis enchepalitis. Nyamuk dewasa
dapat berukuran 4 – 10 mm (0,16 – 0,4 inci).
• Nyamuk Culex mempunyai ukuran kecil sekitar 4-13 mm dan tubuhnya
rapuh. Pada kepala terdapat probosis yang halus dan panjangnya
melebihi panjang kepala. Probosis pada nyamuk betina digunakan
sebagai alat untuk menghisap darah, sedangkan pada nyamuk jantan
digunakan untuk menghisap zat-zat seperti cairan tumbuh-tumbuhan,
buah-buahan dan juga keringat.
• Abdomen memiliki 10 ruas dan bentuknya menyerupai tabung dimana
dua ruas terakhir mengalami perubahan fungsi sebagai alat kelamin.
Kaki nyamuk berjumlah 3 pasang, letaknya menempel pada toraks,
setiap kaki terdiri atas 5 ruas tarsus 1 ruas femur dan 1 ruas tibia
(Hoedojo, 2008).
• Telur : lonjong seperti peluru berwarna coklat, vertical pada permukaan air.
• Larva : sifon panjang dan bulunya lebih dari satu pasang (siphonal tuft) dan
pekten, sisir atau comb dengan gigi-gigi sisir (comb teeth), segmen anal dengan
pelana tertutup dan tampak tergantung pada permukaan air.
• Pupa : mempunyai tabung pernafasan yang bentuknya kelihatan sempit dan
panjang, digunakan untuk pengambilan oksigen.
• Fase dewasa : abdomen bagian ujung tumpul, warna coklat muda tanpa tanda
khas palpus nyamuk betina lebih pendek dari proboscis, sedang nyamuk jantan
palpus dan proboscis sama panjang.
Berikut adalah taksonomi atau nama ilmiah
nyamuk Culex menurut Romoser & Stoffolano
(1998) adalah sebagai berikut:
• Phylum: Arthopoda
• Classis: Insecta
• Subelassis: Pterygota
• Ordo: Diptera
• Subordo: Nematocera
• Familia: Culicianae
• Genus: Culex
Contoh Spesies Culex
1. Culex quinquefasciatus (sebelum dikenal sebagai Culex fatigans),rumah nyamuk selatan, adalah vector
filariasis limfatik disebabkan oleh Wuchereria bancrofti nematode di daerah tropis dan subtropics. Ini
juga merupakan vector malaria burung pada unggas.Spesies ini adalah vector utama dari beberapa
penyakit arboviral di Amerika Serikat Selatan, paling terutama virus West Nile,
2. Culex Annulirostris Tempat perindukannya di sawah, daerah pantai dan rawa yang berair payau.
Menggiggit dimalam hari. Tempat istirahat tetapnya didalam dan diluar rumah. Daerah penyebaran
Culex Annulirostris di Indonesia adalah Irian Jaya. Culex annulirostris menjadi vector utama filariasis
bancrofti di daerah pedesaan
3. Culex Tritaeniorhynchus Merupakan vector penyakit Japanese B.rncephalitis. tempat perindukannya
di rawa dan sawah dekat kandang ternak, seperti kandang kerbau, sapi, babi selain mengisap darah
manusia spesies ini juga mengisap darah binatang (kerbau, sapi, babi, burung, bebek) dan pengisapan
darah dilakukan pada malam hari, baik didalam maupun diluar rumah

Culex quinquefasciatus Culex Annulirostris Culex Tritaeniorhynchus


Perbedaan Anopheles Aedes Culex Monsania

Air payau dengan kadar Genangan air yang


garam 1,2-1,8%, tenang terutama di dekat
Tempat hidup / genangan air dijalan, Perairan yang bersih, Genangan air yang tumbuh-tumbuhan
berkembangbiak kubangan jalan digenangi seperti bak mandi tenang
air dengan banyak
tumbuhan
Air payau dengan kadar Genangan air yang
garam 1,2-1,8%, tenang terutama di dekat
Tempat hidup / genangan air dijalan, Perairan yang bersih, Genangan air yang tumbuh-tumbuhan
berkembangbiak kubangan jalan digenangi seperti bak mandi tenang
air dengan banyak
tumbuhan
2 waktu puncak yaitu Siang dan malam hari
setelah matahari terbit
Waktu hisap darah Malam hari-dini hari Pukul 01.00-02.00
dan sebelum matahari
terbenam
Jantan : 5-10 hari
Umur hidup 10 hari 30 hari (musim kemarau)
Betina : 4-5 minggu
Telur diletakkan dipermukaan air Telur culex di letakkan
Telur aedes diletakkan pada bagian yang berdekatan
satu per satu bergerombolan diatas permukaan air dan
Daur hidup dengan permukaan air atau menempel pada permukaan
tetapi saling lepas dan saling berlekatan sehingga
benda yang terapung
mempunyai alat pengapung membentuk rakit (raft)
 Pada saat hinggap  Pada saat menghisap
membentuk sudut 90º  Pada saat menghisap darah, tubuh tidak membentuk darah, tubuh hamper
 Bentuk tubuh kecil dan sudut 90º membentuk 90º
pendek  Tubuh kecil dan dibagian abdomen terdapat bintik-  Tubuh kecil dari
Morfologi  Antara palpi dan proboscis bintik serta berwarna hitam pada Anopheles
sama panjang  Palpi lebih pendek dari proboscis  Palpi lebih pendek
 Warna tubuhnya coklat  Warna tubuhnya hitam dengan bintik-bintik putih di dari pada proboscis
kehitaman, ada bintik putih kakinya  Warna tubuhnya
di kakinya coklat kehitaman
Jantan : 5-10 hari
Umur hidup 10 hari 30 hari (musim kemarau)
Betina : 4-5 minggu
Perilaku Dan Ciri Khas Culex

Nyamuk tertarik pada benda dan pakaian berwarna gelap, manusia serta
hewan. Hal ini disebabkan oleh rangsangan bau zat-zat yang dikeluarkan
hewan terutama CO2 dan beberapa asam amino. Berbeda dengan nyamuk
Anophele, nyamuk genus Culex mempunyai kebiasaan menghisap pada
malam hari saja. Jarak terbang nyamuk Culex ini sangat pendek hanya
beberapa puluh meter saja.
Waktu keaktifan mencari darah dari masing-masing nyamuk berbeda-beda,
Culex adalah salah satu nyamuk yang aktif menggiggit atau mengisap darah
pada malam hari.
Perkembangbiakan nyamuk selalu memerlukan
tiga macam tempat yaitu
Metamorphosis sempurna (holometabola) nyamuk Culex
adalah sebagai berikut:
Telur (culex)
• Seekor nyamuk betina dapat menempatkan 100-400 butir telur pada tempat
peindukan. Sekali bertelur menghasilkan 100 telur dan biasanya dapat bertahan
selama 6 bulan. Telur akan menjadi jentik setelah sekitar 2 hari. Masing-masing
spesies nyamuk memiliki perilaku dan kebiasaan yang berbeda satu sama lain. Di
atas permukaan air, nyamuk Culex sp menempatkan telurnya secara
menggerombol dan berkelompok untuk membentuk rakit. Oleh karena itu
mereka dapat mengapung di atas permukaan air (Borror, 1992).
Larva (culex)
Telur akan mengalami penetasan dalam jangka waktu 2-3 hari sesudah terjadi kontak dengan
air. Salah satu ciri dari larva nyamuk Culex adalah memiliki siphon. Siphon dengan beberapa
kumpulan rambut membentuk sudut dengan permukaan air. Nyamuk Culex mempunyai 4
tingkatan atau instar sesuai dengan pertumbuhan larva tersebut, yaitu
• Larva instar I, berukuran paling kecil yaitu 1 – 2 mm atau 1 – 2 hari setelah menetas. Duri-
duri (spinae) pada dada belum jelas dan corong pernafasan pada siphon belum jelas.
• Larva instar II, berukuran 2,5 – 3,5 mm atau 2 – 3 hari setelah telur menetas. Duri-duri
belum jelas, corong kepala mulai menghitam.
• Larva instar III, berukuran 4 – 5 mm atau 3 – 4 hari setelah telur menetas. Duri-duri dada
mulai jelas dan corong pernafasan berwarna coklat kehitaman.
• Larva IV, berukuran paling besar yaitu 5 –6 mm atau 4 – 6 hari setelah telur menetas,
dengan warna kepala (Astuti, 2011).
Pupa (culex)
Stadium paling akhir dari metamorphosis nyamuk yang bertempat di dalam
air adalah pupa. Tubuh pupa berbentuk bengkok dan kepalanya besar.
Sebagian kecil tubuh pupa kotak dengan permukaan air, berbentuk
terompet panjang dan ramping, setelah 1-2 hari akan menjadi nyamuk Culex
(Astuti, 2011). Stadium kepompong terjadi dalam jangka waktu mulai satu
sampai dua hari. Pada saat pupa menjalani fase ini pupa tidak melakukan
aktifitas konsumsi sama sekali dan kemudian akan keluar dari larva dan
menjadi nyamuk yang sudah bisa terbang dan meninggalkan air. Nyamuk
memerlukan waktu 2-5 hari untuk menjalani fase ini sampai menjadi
nyamuk dewasa (Wibowo, 2010).
Nyamuk Dewasa (culex)
• Ciri-ciri nyamuk Culex dewasa adalah berwarna hitam belang-belang
putih, kepala berwarna hitam dengan putih pada ujungnya. Pada bagian
thorak terdapat 2 garis putih berbentuk kurva (Astuti, 2011).
• Nyamuk jantan dan betina akan melakukan perkawinan setelah keluar
dari pupa. Seekor nyamuk betina akan melakukan aktivitas menghisap
darah dalam waktu 24-36 jam setelah dibuahi oleh nyamuk jantan.
Untuk proses pematangan telur sumber protein yang paling penting
adalah darah. Perkembangan nyamuk mulai dari telur sampai dewasa
membutuhkan waktu sekitar 10 sampai 12 hari (Wibowo, 2010).
1. Tempat berkembang biak, Nyamuk Culex sp suka berkembang biak di
sembarang tempat misalnya di air bersih dan air yang kotor yaitu genangan air,
got terbuka dan empang ikan.
2. Perilaku makan, Nyamuk Culex sp suka menggigit manusia dan hewan
terutama pada malam hari. Nyamuk Culex sp suka menggigit binatang
peliharaan, unggas, kambing, kerbau dan sapi.
3. Kesukaan beristirahat, Setelah nyamuk menggigit orang atau hewan nyamuk
tersebut akan beristirahat selama 2 sampai 3 hari. Nyamuk Culex sp suka
beristirahat dalam rumah.
4. Aktifitas menghisap darah, Nyamuk Culex sp suka menggigit manusia dan
hewan terutama pada malam hari (nocturnal). Nyamuk Culex sp menggigit
beberapa jam setelah matahari terbenam sampai sebelum matahari terbit. Dan
puncak menggigit nyamuk ini adalah pada pukul 01.00-02.00.
Pada serangga, darah (atau lebih dikenal sebagai
hemolimfe) tidak terlibat dalam peredaran oksigen.
Oksigen pada serangga diedarkan melalui sistem
trakea berupa saluran-saluran yang menyalurkan
udara secara langsung ke jaringan tubuh. Darah
serangga mengangkut zat ke jaringan tubuh dan
menyingkirkan bahan sisa metabolisme.
Corong hawa (trakea) adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga
dan arthropoda lainnya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang
ada di kerangka luar (eksoskeleton) yang disebut spirakel. Spirakel
berbentuk pembuluh silindris yang berlapis zat kitin, dan terletak
berpasangan pada setiap segmen tubuh.
Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel
menuju pembuluh-pembuluh trakea dan selanjutnya pembuluh trakea
bercabang lagi menjadi cabang halus yang disebut trakeolus sehingga dapat
mencapai seluruh jaringan dan alat tubuh bagian dalam. Trakeolus tidak
berlapis kitin, berisi cairan, dan dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas.
Sistem Pencernaan Nyamuk Culex

Sebagaimana pada cacing tanah, serangga memiliki


sistem pencernaan makanan yang sudah sempurna,
mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus
sampai anus. Pencernaan pada serangga dilakukan
secara ekstrasel.
• Culex sp adalah genus dari nyamuk yang berperan sebagai vektor penyakit yang
penting seperti West Nile Virus, Filariasis, Japanese enchepalitis, St Louis
encephalitis.
• Gejala klisnis filariasis limfatik disebabkan oleh microfilaria dan cacing dewasa
baik yang hidup maupun yang mati.
• Microfilaria biasanya tidak menimbulkan kelainan tetapi dalam keadaan tertentu
dapat menyebabkan occult filariasis. Gejala yang disebabkan oleh cacing dewasa
menyebabkan limfadenitis dan limfagitis retrograd dalam stadium akut, disusul
dengan okstruktif menahun 10 sampai 15 tahun kemudiam.
• Perjalanan filariasis dapat dibagi beberapa stadium: stadium mikrofilaremia
tanpa gejala klinis, stadium akut dan stadium menahun. Ketiga stadium tumpang
tindih, tanpa ada batasan yang nyata.
• Gejala klinis filariasis bankrofti yang terdapat di suatu daerah mungkin berbeda
dengan dengan yang terdapat di daerah lain (Parasitologi Kedokteran, 2008).
Genetik Fisik

Kimiawi Hayati
• Pengendalian fisik dilakukan dengan cara memakai pakaian yang dapat
melindungi diri dari gigitan nyamuk, memasang jarring penghalang sehingga
nyamuk tidak dapat masuk dan menata rumah beserta lingkungan sekitaar
sehingga tidak dapat dijadikan sebagai tempat berlindung dan berkembangbiak
bagi nyamuk (Jan. A. Rozendaal, 1997:59-99).
• Menurut Upik Kesumawati Hadi dan Ssusi Soviana (2000:100-102), upaya-upaya
pengendalian nyamuk secara fisik adalah sebagai berikut:
1. Modifikasi Lingkungan, Modifikasi lingkungan yaitu mengubah fisik lingkungan
secara permananen yang bertujuan menghilangkan atau mengurangi tempat
perindukan nyamuk. Contoh dari modifikasi lingkungan adalah kegiatan 3M
(menguras, mengubur dan menutup).
2. Modifikasi Perilaku Manusia, Modifikasi perilaku manusia adalah usaha merubah
perilaku sehari-hari sehingga tidak menguntungkan bagi nyamuk, seperti
mengurangi tidur siang pada waktu musim penghujan untuk mengurangi
frekuensi kontak dengan nyamuk.
Pengendalian Hayati
• Pengendalian hayati dilakukan dengan cara menyebarkan
predator dan patogen nyamuk didaerah endemis. Predator
pemakan larva yang dapat digunakan untuk mengendalikan
nyamuk adalah ikan Poecilia reticulate, Gambussia affinis,
ikan mas, ikan lele dan larva nyamuk Toxorrhynchites.
• Pengendalian vector menggunakan pathogen contohnya
adalah pemanfaatan bakteri Bacillus thuringiensis.
1. Insektisida Sintetik, Insektisida sintetik yang digunakan dalam pengendalian
nyamuk adalah parathion, malation dan diklorvos (Frank C. Lu, 1995:329).
2. Insektisida nabati, Insektisida nabati adalah insektisida yang bersal dari
tanaman. Tanaman sumber insektisida yang telah digunakan antara lain bunga
Crhysantemum cinenariafolium, yang mengandung senyawa piretroid. Piretroid
telah digunakan untuk membunuh serangga sejak tahun 1800-an
(Sastrodiharjo, 1979:58-60). Tanaman yang lainnya yang telah digunakan
adalah buah lerak (s. rarak), yang mengandung senyawa saponim. Ekstrak buah
lerak (S rarak) tersebut efektif digunakan sebagai insektisida pada nyamuk
(Nunik Siti Aminah, 2001).
3. Insektisida anorganik, Insektisida anorganik adalah insektisida yang berasal dari
bahan-bahan anorganik. Insektisida anorganik yang telah digunakan adalah
minyak bumi, HCN, kapur belerang (Upik Kesumawati Hadi dan Ssusi Soviana,
2000:105).
Pengendalian genetic dilakukan dengan cara
mensterilkan nyamuk jantan kemudian melepasnya ke
alam. Nyamuk betina hanya kawin sekali, oleh karena
itu nyamuk betina yang kawin dengan nyamuk jantan
steril tidak akan menghasilkan keturunan (Upik
Kusuma Hadi dan Susi Soviana, 2000:115).

Anda mungkin juga menyukai