Anda di halaman 1dari 6

PRAKTIKUM

IDENTIFIKASI JENTIK NYAMUK

Tempat : Desa setempat

Judul : Identifikasi jentik tikus

Tujuan : Untuk mengetahui macam tempat yang sering menjadi sarangnyamuk aedes,baik
di dalam rumah maupun di luar rumah

I. LANDASAN TEORI

A. Jentik Nyamuk
Nama "jentik" berasal dari gerakannya ketika bergerak di air. Jentik dalam bahasa lokal dikenal
sebagai cuk atau uget-uget. Jentik merupakan tahap larva pada nyamuk. Nyamuk akan
mengelurakan telurnya di dalam air, setelah itu telur akan menetas menjadi jentik. jentik
selanjutnya tumbuh menjadi pupa. Dalam beberapa hari pupa akan tumbuh menjadi nyamuk.
Jentik nyamuk sering ditinggalkan oleh induk nyamuk dewasa di genangan air yang tidak tertutupi.
Dalam sekali bertelur nyamuk dewasa akan menghasilkan 100 butir telur yang siap menetas
menjadi jentik nyamuk. Jentik nyamuk akan menetas setelah dua hari berada di dalam air, dan
akan bertahan sampai 6 bulan di tempat kering. Adanya jentik nyamuk mengindikasikan
terdapatnya nyamuk di daerah tersebut.

B. Jenis dan Ciri-ciri Jentik


Setiap jenis nyamuk memiliki karakteristik jentik yang berbeda- beda, misalnya dilihat dari posisi
jentik saat beristirahat. Ada berbagai jenis nyamuk beserta jentik-jentiknya yang berbedabeda,
antara lain:
a. Aedes aegepty
Pada fase telur nyamuk Aedes aegepty memiliki ciri- ciri yaitu telur nyamuk Aedes aegepty
berwarna hitam dengan ukuran + 0,80 mm. Telur ini di tempat yang kering dapat bertahan sampai
6 bulan. Telur akan menetas menjadi jentik dalam waktu + 2 hari setelah terendam air. Pada fase
jentik memiliki ciri- ciri yaitu jentik kecil yang menetas dari telur akan tumbuh menjadi besar,
panjangnya 0– 1 cm. Jentik nyamuk Aedes aegeptyi selalu bergerak aktif dalam air. Gerakannya
berulang-ulang dari bawah ke atas permukaan air untuk bernafas, kemudian turun kembali ke
bawah untuk mencari makanan dan seterusnya. Pada waktu istirahat, posisinya hampir tegak lurus
dengan permukaan air (bergantung dengan memberntuk posisi vertikal dengan permukaan air).
Biasanya berada di sekitar dinding tempat penampungan air. Setelah 6-8 hari jentik itu akan
berkembang/ berubah menjadi kepompong. Jentik nyamuk Aedes aegepty banyak ditemukan di
penampungan air bersih seperti bak mandi, tempayan, ban bekas, kaleng bekas dan lain-lain. Pada
fase kepompong atau pupa memiliki ciri- ciri yaitu Bentuk seperti koma, gerakannya lamban,
sering berada dipermukaan air. Setelah 1 – 2 hari akan menjadi nyamuk baru.
b. Anopheles
Sebelum memasuki fase jentik, dimulai dengan fase telur. Pada fase telur, telur berbentuk
seperti perahu yang bagian bawahnya konveks dan bagian atasnya konkaf dan mempunyai
sepasang pelampung yang terletak pada sebuah lateral sehingga telur dapat mengapung di
permukaan air. Jumlah telur yang dikeluarkan oleh nyamuk betina Anopheles bervariasi, biasanya
antara 100-150 butir. Pada fase jentik saat istirahat, posisinya mengapung sejajar dengan
permukaan air. Telur Anopheles tidak dapat bertahan lama di bawah permukaan air. Telur
Anopheles yang terdapat di bawah permukaan air dalam waktu lama (melebihi 92 jam) akan gagal
menetas. Pada fase larva, larva Anopheles bersifat akuatik yakni mempunyai habitat hidup di air.
Stadium larva Anopheles yang di tempat perindukan tampak mengapung sejajar dengan
permukaan air dan spirakelnya selalu kontak dengan udara luar. Sekali- sekali larva Anopheles
mengadakan gerakan-gerakan turun ke dalam/bawah untuk menghindari predator/musuh alaminya
atau karena adanya rangsangan di permukaan seperti gerakan-gerakan dan lain-lain.
Perkembangan hidup larva nyamuk memerlukan kondisi lingkungan yang mengandung makanan
antara lain mikroorganisme terutama bakteri, ragi dan protozoa yang cukup kecil sehingga dapat
dengan mudah masuk mulutnya. Pada fase pupa, merupakan masa tenang. Pada umumnya pupa
tidak aktif bila memasuki stadium ini, pupa nyamuk dapat melakukan gerakan yang aktif, dan bila
sedang tidak aktif maka pupa ini akan berada mengapung pada permukaan air.. Pupa tidak
menggunakan rambut dan kait untuk dapat melekat pada permukaan air, tetapi dengan bantuan
dua terompet yang cukup besar yang berfungsi sebagai spirakel dan dua rambut panjang stellate
yang berada pada segmen satu abdomen (Santoso, 2002). Stadium pupa mempunyai tabung
pernapasan (respiratory trumpet) yang bentuknya lebar dan pendek dan digunakan untuk
pengambilan O2 dari udara (Gandahusada, 1998). Perubahan dari pupa menjadi dewasa biasanya
antara 24 jam sampai dengan 48 jam. Tetapi hal ini akan sangat bergantung pada kondisi
lingkungan terutama suhu (Santoso, 2002).
c. Culex
Sebelum memasuki fase jentik (larva), telur nyamuk culex berbentuk lonjong menyerupai peluru
senapan, beropekulum tersusun seperti bentuk rakit saling melekat satu sama lain, telur biasanya
diletakkan di permukaan air. Pada fase jentik saat istirahat, posisinya bergantung membentuk sudut
lancip. Pada stadium larva nyamuk Culex memiliki bentuk siphon langsing dan kecil yang terdapat
pada abdomen terakhir dengan rambut siphon yang berkelompok- kelompok. Jentik nyamuk culex
membentuk sudut di tumbuhan air ( menggantung).Pada stadium pupa, air tube berbentuk seperti
tabung dengan pasa paddle tidak berduri.

C. Nyamuk-nyamuk penyebab penyakit


Penyakit yang Ditimbulkan Nyamuk Jentik dari jenis nyamuk yang berbeda- beda ketika
dewasa akan menyebabkan penyakit pada manusia. Penyakit yang ditimbulkan tergantung dari
jenis nyamuk:
a. Aedes aegepty
Jentik nyamuk Aedes aegepty jika berkembang biak menjadi nyamuk dewasa, akan
mengakibatkan penyakit bagi manusia yaitu demam berdarah. Nyamuk Aedes aegepty yang
menggigit manusia dan menyebabkan demam berdarah adalah jenis nyamuk betina, sedangkan
nyamuk jantan tida menggigit manusia. Demam berdarah biasanya terjadi pada saat udara panas
di musim hujan dan paling sering terjadi di kota- kota, di tempat- tempat air tergenang, dan di
tempat yang saluran pembuangan airnya buruk. Tanda- tanda awal adalah seseorang akan tiba-
tiba mengalami demam tinggi disertai kedinginan, sakit di beberapa bagian tubuh, sakit kepala,
dan sakit tenggorokan setelah 3 sampai 4 hari penderita merasa lebih biak selama beberapa jam
sampai dua hari. Kemudian penyakitnya akan kembali selama 1 atau 2 hari, kadang dengan bintik
merah yang dimulai dari tangan dan kaki. Bintik merah kemudian menyebar ke lengan, kaki, dan
badan.

b. Anopheles
Jentik nyamuk anopheles apabila sudah berkembang biak menjadi dewasa jika menggigit
manusia akan mengakibatkan penyakit malaria. Malaria adalah infeksi darah yang menyebabkan
demam panas tinggi dan kedinginan. Malaria berbahaya bagi anak- anak usia di bawah 5 tahun,
wanita hamil, dan orang penderita HIV/AIDS. Tanda- tanda seseorang menderita malaria:
1) Tanda pertama adalah rasa kedinginan dan sering sakit kepala. Penderita menggigil selama
15 menit sampai 1 jam.
2) Kedinginan diikuti dengan demam tinggi. Penderita menjadi lemah dan kadang- kadang
mengigau. Demamnya bisa berlangsung antara beberapa jam sampai beberapa hari.
3) Pada tahap tiga penderita mulai berkeringat dan demamnya menurun. Setelah demam
turun, penderita merasa lemah.
c. Culex
Jentik nyamuk culex apabila dewasa akan menyebabkan penyakit kaki gajah (Wucheria
brancofti). Penyakit kaki gajah merupakan penyakit yang disebabkan oleh cacing filariasis, yang
ditularkan lewat vektor nyamuk, salah satunya adalah nyamuk culex. Penyakit kaki gajah
merupakan penykait kronis, dan apabila tidak diobati akan mengakibatkan kecacatan permanen.
Seseorang bisa tertular atau terinfeksi penyakit kaki gajah apabila orang tersebut digigit nyamuk
yang infektif, yaitu nyamuk yang mengandung larva stadium III (L3). Nyamuk tersebut mendapat
cacing filaria sewaktu menghisap darah penderita penyakit kaki gajah.

D. Pemberantasan Habitat Jentik dan Nyamuk


Angka kejadian penyakit Demam Berdarah yang cenderung sulit turun menyebabkan
berbagai upaya pemberantasan terus dilakukan. Sebagaimana kita kenal, metode pemberantasan
habitat nyamuk ini, misalnya dengan upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN), masih dianggap
cara paling efektif. Berkaitan dengan hal tersebut pemerintah memiliki program kajian yaitu
dengan melakukan survei jentik pada rumah-rumah warga.
Jumantik kepanjangan dari Juru Pemantau Jentik merupakan seorang petugas khusus yang
secara sukarela mau bertanggung jawab untuk melakukan upaya pemantauan jentik nyamuk DBD
Aedes Aegypti di wilayah-wilayah dengan sebelumnya melakukan pelaporan ke kelurahan atau
puskesmas terdekat. Tugas dari Jumantik pada saat memantau wilayah – wilayah diantaranya :
1. Menyambangi rumah-rumah warga untuk cek jentik.
2. Mengecek tempat penampungan air dan tempat yang dapat tergenang air bersih apakah ada
jentik dan apakah sudah tertutup dengan rapat. Untuk tempat air yang sulit dikuras diberi bubuk
larvasida (abate).
3. Mengecek kolam renang serta kolam ikan agar bebas dari keberadaan jentik nyamuk.
4. Membasmi keberadaan pakaian/kain yang tergantung di dalam rumah.
Pemantauan jentik nyamuk dilakukan satu kali dalam seminggu, pada waktu pagi
hari,apabila diketemukan jentik nyamuk maka jumantik berhak untuk memberi peringatan kepada
pemilik rumah untuk membersihkan atau menguras agar bersih dari jentik-jentik nyamuk.
Selanjutnya jumantik wajib membuat catatan atau laporan untuk dilaporkan ke kelurahan
atau puskesmas terdekat dan kemudian dari Puskesmas atau kelurahan dilaporkan ke instansi
terkait atau vertikal. Selain petugas Juru Pemantau Jentik (Jumantik), tiap-tiap masyarakat juga
wajib melakukan pengawasan/pemantauan jentik di wilayahnya (self Jumantik) dengan minimal
tekhnik dasar 3M Plus, yaitu;
1. Menguras
Menguras adalah membersihkan tempat-tempat yang sering dijadikan tempat
penampungan air seperti kolam renang, bak kamar mandi, ember air, tempat air minum,
penampungan air , lemari es ,dll
2. Menutup
Menutup adalah memberi tutup secara rapat pada tempat air yang ditampung seperti
bak mandi, botol air minum, kendi, dll
3. Mengubur
Mengubur adalah menimbun dalam tanah bagi sampah-sampah atau benda yang
sudah tidak dipakai lagi yang berpotensi untuk tempat perkembangbiakan dan bertelur
nyamuk di dalam rumah.
Plus Kegiatan-kegiatan Pencegahan, seperti :
a. Membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
b. Menaburkan bubuk Larvasida di tempat-tempat air yang sulit dibersihkan
c. Tidak menggantung pakaian di dalam rumah serta tidak menggunakan horden yang
berpotensi menjadi sarang nyamuk
d. Menggunakan obat nyamuk / anti nyamuk.
e. Membersihkan lingkungan sekitar,terutama pada musim penghujan.
Dengan melakukan tindakan-tindakan positif seperti yang telah disebutkan di atas
akan dapat menekan atau mengurangi penyebaran dan perkembangbiakan vektor nyamuk
sehingga meminimalisasi ancaman tertular penyakit DBD, Chikungunya, ataupun Malaria.

https://www.academia.edu/35502114/LAPORAN_HASIL_PRAKTKIKUM_PENGAMBILAN_SAMPEL_JENTIK
_NYAMUK

Anda mungkin juga menyukai