Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH LARVA NYAMUK DAN JENIS NYAMUK

Sebagai persyaratan untuk memenuhi salah satu tugas individu mata kuliah entomologi

DOSEN PENGAMPU :
SUSI ARIYANI A, S.Pd, M.Sc.
NIP: 196905081991032001

DISUSUN OLEH :
GRASELLA TIURMA TOHANG
NIM: PO71330190010

KELAS : 1.A (Semester II)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI SANITASI DIPLOMA III
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penulis membuat
makalah ini dalam rangka membahas mengenai hal-hal yang perlu diketahui tentang
“BIONOMIK DARI NYAMUK DEWASA DAN LARVA NYAMUK”
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Susi Ariyani A, S.Pd, M.Sc., selaku dosen
pengampu mata kuliah entomologi da telah memberikan tugas ini sebagai bahan pembelajaran
dan penilaian dalam mata kuliah entomologi.
Tak ada gading yang tak retak, kami menyadari sepenuhnya dalam proses pembuatan
makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
dapat membangun. Terimakasih.

Sabtu, 28 Maret 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


            Nyamuk adalah serangga yang memiliki dua sayap yang bersisik. Sayap ini mampu
mengepak 1000 kali per menit, tubuh langsing dan mempunyai enam kaki. Nyamuk memiliki
ukuran yang berbeda-beda tetapi jarang sekali ukurannya melebihi 15 mm. Dalam bahasa
Inggeris, nyamuk dinamakan “Mosquito”, yang berasal dari bahasa Sepanyol atau Portugis yang
berarti lalat kecil yang digunakan sejak tahun 1583. Di negeri Inggris nyamuk dikenal sebagai
gnats. Tercatat lebih dari tiga ribu spesies nyamuk yang beterbangan di muka bumi ini, baik di
tempat yang beriklim panas maupun beriklim dingin. Meskipun mampu hidup di kutub, sebagian
besar nyamuk lebih suka hidup di daerah yang beriklim tropis dengan kelembaban tinggi seperti
di Indonesia (Sunaryo 2001). Nyamuk betina dapat hidup kurang dari 3 minggu. Nyamuk jantan
biasanya hanya hidup sekitar satu minggu. Umumnya telur menetas di tempat yang berisi air.
Telur-telur menetas menjadi larva. Larva bernapas dengan tabung di ujung ekornya Memakan
organisme mikroskopis seperti bakteri. Dengan demikian sebagian besar larva nyamuk
membutuhkan air yang mengandung bahan organik. Dalam waktu kurang dari satu minggu, larva
dapat tumbuh dan berkembang menjadi pupa berbentuk koma. Biasanya dalam waktu tiga hari
pupa akan berubah menjadi nyamuk dewasa. Hanya nyamuk betina menghisap darah karena
darah biasanya dibutuhkan untuk bertelur. Ketika nyamuk menemukan mangsa, nyamuk ini
menyuntikkan air ludahnya ke dalam tubuh mangsa. Air ludah mengandungi antikoagulan yang
menjamin kelancaran darah dan kadang – kadang mengandungi parasit yang dapat menyebabkan
penyakit (Sunaryo, 2001).
Jenis – jenis vektor malaria di Indonesia ada 4 spesies, iaitu: (Anophelse sundaicus, An.
subpictus, An. aconitus dan An. maculatus). Nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus
menularkan penyakit Demam Berdarah Denggi. Di Indonesia vektor Anopheles, Aedes dan
Mansonia mengakibatkan penyakit filariasis. Nyamuk Aedes albopictus, Culex fatigans dan
Mansonia menularkan penyakit chikungunya disebabkan virus alvavirus. Nyamuk genus Culex
sp mengakibatkan penyakit Japenese Encephalitis (JE) (mypotik.com/2009). Peningkatan
populasi nyamuk dapat disebabkan oleh perubahan global yang besar (urbanisasi yang tidak
terencana dan pertumbuhan penduduk bersamaan) dan program kontrol nyamuk yang tidak
efektif. Hal ini juga disebabkan oleh pengelolaan limbah padat yang tidak memadai,
meningkatnya resistensi nyamuk, penurunan jumlah insektisida baru dan akhirnya perluasan
habitat karena pemanasan global dan penyemprotan dengan bahan kimia. Stadium larva penting
karena pada stadium ini merupakan saat yang rentan dalam siklus hidup vektor dan penting
untuk perencanaan program pengendalian yang efektif. Untuk mencegah penyakit yang
disebabkan oleh nyamuk kita harus menghapuskannya di peringkat larva, karena ini merupakan
cara yang paling ideal dan efektif (WHO 1992). Dari uraian di atas jelaslah bahawa terdapat
banyak penyakit yang disebabkan oleh nyamuk. Untuk itu penting untuk memutuskan siklus
hidup nyamuk di peringkat larva.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, secara garis besar dapat dirumuskan betapa
pentingnya untuk mengetahui bionomik dari nyamuk dewasa dan larva nyamuk.

1.3. Tujuan pembuatan makalah


Mahasiswa dapat mengetahui dan mengerti mengenai bionomic dari nyamuk dewasa dan
larva nyamuk.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengenalan Nyamuk


Nyamuk merupakan vektor atau penular utama dari penyakit. Menurut klasifikasinya nyamuk
dibagi dalam dua subfamili yaitu Culicinae yang terbagi menjadi 109 genus dan Anophelinae yang
terbagi menjadi 3 genus. Di seluruh dunia terdapat lebih dari 2500 spesies nyamuk namun sebagian
besar dari spesies nyamuk tidak berasosiasi dengan penyakit virus (arbovirus) dan penyakitpenyakit
lainnya. Jenis–jenis nyamuk yang menjadi vektor utama, dari subfamili Culicinae adalah Aedes sp, Culex
sp, dan Mansonia sp, sedangkan dari subfamili Anophelinae adalah Anopheles sp (Harbach,2008).
Semua jenis nyamuk membutuhkan air untuk hidupnya, karena larva nyamuk melanjutkan
hidupnya di air dan hanya bentuk dewasa yang hidup di darat (Sunaryo, 2001). Telur nyamuk menetas
dalam air dan menjadi larva. Nyamuk betina biasanya memilih jenis air tertentu untuk meletakkan telur
seperti pada air bersih, air kotor, air payau, atau jenis air lainnya. Bahkan ada nyamuk yang meletakkan
telurnya pada axil tanaman, lubang kayu (tree holes), tanaman berkantung yang dapat menampung air,
atau dalam wadah bekas yang menampung air hujan atau air bersih (Rattanarithikul dan Harrison, 2005).
Telur nyamuk menetas dalam air dan menjadi larva. Larva nyamuk hidup dengan memakan
organisme kecil, tetapi ada juga yang bersifat sebagai predator seperti larva Toxorhynchites sp yang
memangsa jenis larva nyamuk lain yang hidup dalam air. Kebanyakan nyamuk betina menghisap darah
manusia atau hewan lain seperti kuda, sapi, babi, dan burung dalam jumlah yang cukup sebelum
perkembangan telurnya. Namun ada jenis nyamuk yang bersifat spesifik dan hanya menggigit manusia
atau mamalia. Nyamuk jantan biasanya hidup dengan memakan cairan tumbuhan (Sembel, 2009).
Tingkah laku dan aktivitas nyamuk pada saat terbang dan menghisap darah berbeda-beda
menurut jenisnya. Ada nyamuk yang aktif pada waktu siang hari seperti Aedes sp dan aktif pada waktu
malam hari seperti Anopheles sp dan Culex sp. (Sembel, 2009).

2.2 Siklus Hidup Nyamuk (Aedes sp, Culex sp, Anopheles sp, Mansonia sp)
Nyamuk termasuk dalam kelompok serangga yang mengalami metamormofosa sempurna
dengan bentuk siklus hidup berupa telur, larva, pupa dewasa (Sembel, 2009).

2.2.1 Telur
Telur biasanya diletakkan di atas permukaan air satu per satu atau berkelompok. Telur-telur dari jenis
Culex sp diletakkan berkelompok (raft). Dalam satu kelompok biasa terdapat puluhan atau ratusan ribu
nyamuk. Nyamuk Anopheles sp dan Aedes sp meletakkan telur di atas permukaan air satu persatu. Telur
dapat bertahan hidup dalam waktu yang cukup lama dalam bentuk dorman. Namun, bila air cukup
tersedia, telur telur itu biasanya menetas 2-3 hari sesudah diletakkan (Sembel, 2009).

2.2.2 Larva
Telur menetas menjadi larva. Berbeda dengan larva dari anggota Diptera yang lain seperti lalat
yang larvanya tidak bertungkai, larva nyamuk memiliki kepala yang cukup besar serta toraks dan
abdomen yang cukup jelas. Larva dari kebanyakan nyamuk menggantungkan diri di permukaan air.
Untuk mendapatkan oksigen dan udara, larva-larva nyamuk Culex sp dan Aedes sp biasanya
menggantungkan tubuhnya membentuk sudut terhadap permukaan air. Ada jenis larva nyamuk yang
hidup dalam air dan bernapas melalui difusi kutin (cutaneous diffusion) seperti Mansonia sp. Mansonia
sp memiliki tabung udara yang berbentuk pendek dan runcing yang dipergunakan untuk menusuk akar
tanaman air. Stadium larva memerlukan waktu kurang lebih satu minggu. Pertumbuhan dan
perkembangan larva dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya adalah temperatur, cukup tidaknya
bahan makanan, ada tidaknya pemangsa dalam air dan lain sebagainya (Soegijanto 2006). Kebanyakan
larva nyamuk menyaring mikroorganisme dan partikel-partikel lainnya yang ada di dalam air. Larva
biasanya melakukan pergantian kulit empat kali dan berpupasi sesudah tujuh hari (Sembel, 2009).

2.2.3 Pupa
Sesudah melewati pergantian kulit keempat, maka terjadi pupasi. Pupa berbentuk agak pendek,
tidak makan, tetapi tetap aktif bergerak dalam air terutama bila diganggu. Mereka berenang naik turun
dari bagian dasar ke permukaan air. Bila perkembangan pupa sudah sempurna, yaitu sesudah dua atau
tiga hari, maka kulit pupa akan pecah dan nyamuk dewasa keluar serta terbang (Sembel, 2009).

2.2.4 Dewasa
Nyamuk dewasa yang baru keluar dari pupa berhenti sejenak di atas permukaan air untuk
mengeringkan tubuhnya terutama sayap – sayapnya dan sesudah mampu mengembangkan sayapnya,
nyamuk dewasa terbang mencari makan. Dalam keadaan istirahat, bentuk dewasa Culex sp dan Aedes
sp hinggap dalam keadaan sejajar dengan permukaan, sedangkan Anopheles sp hinggap membentuk
sudut dengan permukaan (Sembel, 2009).
2.3 Habitat Pembiakan nyamuk
2.3.1 Berdasarkan tempat bertelur
Berdasarkan tempat bertelur, habitat nyamuk dapat dibagi menjadi container habitats dan
ground water habitats (genangan air tanah). Container habitat terdiri dari wadah alami dan wadah
artifisial. Genangan air tanah adalah genangan air yang terdapat tanah di dasarnya. Spesies yang
memiliki habitat genangan air tanah adalah Anopheles sp, Culex sp (Qomariah, 2004).
Wadah alami banyak terdapat di area hutan atau area perkebunan. Namun wadah alami juga
banyak terdapat di tempat lain, misalnya area bekas penebangan pohon, ruas- ruas bambu, area pantai
dimana terdapat banyak tempurung kelapa. Spesies yang memiliki habitat wadah alami adalah Aedes sp,
Anopheles sp, Culex sp (Rattanarithikul dan Harrison, 2005).
Wadah artifisial adalah wadah terindikasi adanya aktifitas manusia atau modifikasi manusia.
Habitat ini kebanyakan berada di area pemukiman. Contoh wadah artifisial yaitu, barang-barang bekas,
penampung air kulkas/dispenser, tempat penampungan air. Spesies yang memiliki habitat wadah
artifisial adalah Aedes sp, Culex sp. Beberapa wadah artifisial memiliki ukuran dan daya tarik yang cukup
besar untuk menarik spesies dan genera nyamuk yang memiliki habitat genangan air tanah
(Rattanarithikul dan Harrison, 2005). Perubahan alam dapat menyebabkan perubahan habitat. Misalnya
banjir dapat menyapu telur yang ada di selokan (Rattanarithikul dan Harrison, 2005).

2.3.2 Berdasarkan Spesies


A. Aedes sp
Nyamuk Aedes sp aktif pada waktu siang hari. Aedes aegypti dan Aedes albopictus meletakkan
telur dan berbiak pada tempat penampungan air bersih atau air hujan seperti bak mandi, tangki
penampungan air, vas bunga, kalengkaleng, atau kantung plastik bekas, di atas lantai gedung terbuka,
talang rumah, bambu pagar, ban-ban bekas, dan semua bentuk wadah yang menampung air bersih. A.
albopictus meletakkan telur dan berbiak pada wadah-wadah alami seperti kulit-kulit buah misalnya kulit
buah rambutan, tempurung kelapa, (Said,2009). Larva-larva nyamuk dapat terlihat berenang naik turun
di tempattempat penampungan air tersebut. Kedua jenis nyamuk A. albocpictus dan A.aegypti
merupakan vektor utama penyakit demam berdarah (Sembel, 2009).
B. Culex sp
Nyamuk-nyamuk Culex sp ada yang aktif pada waktu pagi, siang, dan ada yang aktif waktu sore
atau malam. Nyamuk ini meletakkan telur dan berbiak di selokan yang berisi air bersih ataupun selokan
air pembuangan domestik yang kotor (organik), serta di tempat penggenangan air domestik atau air
hujan di atas permukaan tanah. Larva nyamuk Culex sp sering kali terlihat dalam jumlah yang sangat
besar di selokan air kotor. Jenis nyamuk seperti Culex pipiens dapat menularkan penyakit filariasis (kaki
gajah), ensefalitis, dan virus chikungunya (Sembel, 2009).
C. Mansonia sp
Nyamuk Mansonia sp biasanya berbiak dalam kolam – kolam air tawar seperti kolam ikan. Larva
–larva nyamuk ini bernapas dengan mempenetrasi akar tanaman air. Nyamuk Mansonia sp selain
menularkan penyakit chikungunya juga dapat menularkan penyakit filariasis dan encephalitis (Sembel,
2009).
D. Anopheles sp
Nyamuk Anopheles sp dapat berbiak dalam kolam air tawar yang bersih, air kotor, air payau,
maupun air yang tergenang di pinggiran laut. Nyamuk-nyamuk ini ada yang senang hidup di dalam
rumah dan ada yang aktif di luar rumah. Ada yang aktif terbang pada waktu pagi, siang, sore, ataupun
malam. Nyamuk Anopheles sp sering disebut nyamuk malaria karena banyak dari spesies nyamuk ini
menularkan malaria. Jenis nyamuk ini juga dilaporkan menularkan penyakit chikungunya. Spesies
Anopheles sp yang berbeda sering menunjukkan tingkah laku yang berbeda dan kemampuan
menularkan penyakit yang berbeda pula. Oleh sebab itu, jenis nyamuk Anopheles sp yang menularkan
penyakit di satu daerah sering berbeda dengan Anopheles sp yang menularkan penyakit malaria atau
chikungunya di daerah lain (Sembel, 2009).

2.4 Tempat Istirahat (Resting Places)


Perilaku istirahat untuk nyamuk memiliki dua arti yaitu istirahat yang sebenarnya selama waktu
menunggu proses perkembangan telur dan istirahat sementara yaitu pada waktu nyamuk sedang
mencari darah. Pada umumnya nyamuk memilih tempat yang teduh, lembab, dan aman untuk
beristirahat. Nyamuk lebih suka hinggap di tempat-tempat yang dekat tanah (Hiswani, 2004). Nyamuk
akan melakukan istirahat selama 2 sampai 3 hari sesudah menggigit orang atau hewan. Kebiasaan
beristirahat setiap jenis nyamuk berbedabeda satu dengan lainnya.
2.4.1 Nyamuk Culex sp
Nyamuk Culex sp mempunyai kesukaan beristirahat di dalam rumah. Spesies nyamuk ini sering
kali ditemukan berada di dalam rumah, sehingga sering disebut sebagai nyamuk rumahan (Wibowo,
2010).
Tempat istirahat (resting places) nyamuk Culex di dalam rumah pada waktu siang hari. Nyamuk
Culex akan memilih tempat-tempat yang gelap dan lembab di dalam rumah untuk beristirahat, seperti di
balik perabotan rumah tangga yang berwarna gelap dan pakaian yang digantung (Novianto, 2007).
Berdasarkan data dari Depkes RI (2004), tempat beristirahat yang disenangi nyamuk Culex adalah
tempat-tempat yang lembab dan kurang terang seperti kamar mandi, dapur, dan WC. Di dalam rumah,
nyamuk ini beristirahat di baju-baju yang digantung, kelambu, dan tirai. Di luar rumah nyamuk ini
beristirahat pada tanaman-tanaman yang ada di luar rumah (Depkes RI, 2004).
2.4.2 Nyamuk Aedes sp
Aedes aegypti suka beristirahat di tempat yang gelap, lembab dan tersembunyi di dalam rumah
atau bangunan termasuk di kamar tidur, kamar mandi, maupun di dapur. Suhu yang disukai oleh Aedes
aegypti di lingkungan tersebut adalah berkisar antara 15°C – 40°C dengan kelembaban berkisar 60 - 89%
(Anggraeni, 2010). Nyamuk ini jarang ditemukan di luar rumah, di tumbuhan kebun atau di tempat
terlindung lainnya. Permukaan yang nyamuk suka di dalam ruangan adalah di bawah furniture, benda
yang tergantung seperti baju, gorden serta di dinding (WHO, 2004).
Setelah kenyang menghisap darah, Aedes aegypti hinggap (beristirahat) di dalam atau kandang-
kandang di luar rumah berdekatan dengan tempat perkembangbiakannya. Biasanya di tempat yang agak
gelap dan lembab. Di tempat-tempat ini nyamuk menunggu proses pematangan telurnya (Depkes RI,
2009). Setelah beristirahat dan proses pematangan telur selesai, nyamuk betina akan meletakkan
telurnya di dinding tempat perkembangbiakannya, sedikit di atas permukaan air.
2.4.3 Nyamuk Anopheles sp
Nyamuk betina akan beristirahat selama 2 -3 hari setelah menggigit orang/hewan. Nyamuk
memiliki dua macam perilaku istirahat yaitu istirahat yang sesungguhnya selama waktu menunggu
proses perkembangan telur dan istirahat sementara yaitu pada nyamuk sedang aktif menggigit (Brown,
1979). Nyamuk Anopheles biasanya beristirahat di dalam rumah seperti di tembok rumah sedangkan
diluar rumah seperti gua, lubang lembab, dan tempat yang berwarna gelap (Nurmaini, 2003).
Menurut hasil penelitian Hiswani (2004), ada beberapa spesies yang hinggap di daerah – daerah
lembab seperti di pinggir-pinggir parit, tepi sungai, di dekat air yang selalu basah dan lembab (Anopheles
aconitus) tetapi ada pula spesies yang istirahat dan hinggap di dinding rumah penduduk (Anopheles
sundaicus).
Hal yang sama pernah dikemukan oleh hasil penelitian dari Fatma (2002) dan Mujayanah (2008),
bahwa nyamuk Anopheles sundaicus bersifat eksofagik yaitu suka menggigit hospes di luar rumah,
ditunjukkan dengan jumlah Anopheles yang ditemukan di luar rumah dua kali lebih banyak dibandingkan
di dalam rumah.
Nyamuk Anopheles pada senja hari kurang begitu aktif diduga karena penduduk masih banyak
melakukan aktifitas pada senja hari. Aktifitas penduduk inilah yang menghambat aktifitas nyamuk
Anopheles sehingga proses penghisapan menurun, tetapi akan meningkat pada saat manusia sedang
tidur (Jannah, 1999).
2.3.2 Perilaku Menggigit (Feeding Habit)
Nyamuk Culex sp senang menghisap darah manusia dan hewan khususnya pada malam hari.
Unggas, kambing, kerbau, dan sapi adalah binatang peliharaan yang sering menjadi sasaran gigitan
nyamuk Culex sp. Culex adalah spesies nyamuk yang mempunyai sifat antropofilik dan zoofilik, karena
suka melakukan aktivitas menghisap darah di malam hari baik di dalam maupun di luar rumah
(Thenmozhi, 2009).
Nyamuk Culex sp disebut nocturnal atau memiliki kebiasaan menggigit manusia dan hewan
utamanya pada malam hari. Waktu yang biasanya digunakan oleh nyamuk Culex sp untuk menghisap
darah adalah beberapa jam sesudah terbenamnya matahari hingga sebelum matahari terbit. Pada pukul
01.00-02.00 merupakan puncak dari aktivitas menggigit nyamuk Culex sp (Tiawsirisup, 2006).
Kebiasaan cara makan nyamuk cukup unik, karena hanya betina dewasa yang menghisap darah
manusia dan hewan. Nyamuk jantan tidak menghisap darah, tetapi menghisap madu tanaman. Nyamuk
betina memerlukan darah yang cukup untuk bertelur. Sebagian besar spesies domestik terbang cukup
dekat dengan titik asal. Jarak terbang betina biasanya lebih jauh daripada jantan. Kekuatan dan arah
angin berpengaruh dalam penyebaran atau migrasi nyamuk. Kebanyakan nyamuk tetap dalam satu atau
dua kilometer dari sumber makan mereka. Nyamuk tidak dapat terbang cepat, hanya sekitar 4 kilometer
per jam. Frekuensi menghisap darah dipengaruhi oleh suhu serta kelembaban yang disebut dengan
siklus gonotrofik. Untuk iklim tropis biasanya siklus ini berlangsung sekitar 48 – 96 jam (Nalim, 1989).
Berbagai petunjuk memungkinkan nyamuk untuk menghisap darah manusia atau hewan.
Mereka dapat mendeteksi karbon dioksida yang dihembuskan oleh tuan rumah mereka walaupun
berada jauh. Nyamuk juga merasakan bahan kimia tubuh, seperti asam laktat dalam keringat. Beberapa
orang lebih menarik perhatian nyamuk dibandingkan yang lain. Seseorang tidur di ruangan yang
dipenuhi nyamuk mungkin bangun dengan puluhan gigitan nyamuk, sementara orang tidur di samping
mereka tidak ada. Demikian pula, orang bereaksi berbeda terhadap gigitan nyamuk, beberapa
menunjukkan tanda yang sangat sedikit digigit, sementara yang lain menunjukkan kemerahan besar,
bengkak, dan gatal. Ini adalah reaksi alergi terhadap air liur nyamuk Setiap orang mempunyai reaksi
berbeda terhadap gigitan nyamuk. Nyamuk terbang lebih dekat dengan target yang gelap. Setelah
menemukan mangsa, nyamuk menyuntikkan air liur ke luka.
2.3.3 Tempat Perkembangbiakan (Breeding Places)
Tempat yang biasanya digunakan oleh nyamuk Culex sp untuk berkembang biak adalah di
sembarang tempat seperti di air bersih dan air yang kotor yaitu genangan air, selokan terbuka, dan
empang ikan. Dalam air yang mengandung pencemaran organik tinggi dan letaknya tidak jauh dari
tempat tinggal manusia biasanya dapat ditemukan larva. Nyamuk cenderung memilih tempat
perkembangbiakan yang berwarna gelap, terlindung dari sinar matahari, permukaan terbuka lebar,
berisi air tawar jernih, dan tenang (Soegijanto, 2006).
Nyamuk Culex biasanya memilih genangan air tanah sebagai tempat perindukannya, seperti
pada pohon berlubang, ruas dan tunggul bambu, dan tempat-tempat penampungan air lainnya. Larva-
larva ditemukan di genangan air yang berasal dari mata air seperti penampungan air yang dibuat untuk
mengairi kolam, untuk merendam bambu/kayu, mata air, bekas telapak kaki kerbau, dan kebun salak.
Pada umumnya kehidupan larva dapat hidup secara optimal pada genangan air yang terlindung dari
sinar matahari langsung, diantara tanaman/vegetasi yang homogen seperti kebun salak, kebun
kapulaga, dan lainlain. Ada yang umumnya ditemukan di daerah pegunungan, ditemukan pula di daerah
persawahan dan daerah pantai yang ada sungai kecil-kecil dan berbatubatu (Barodji, 2001).
Tempat perkembangbiakan nyamuk bisa terletak di dalam maupun di luar rumah. Tempat-
tempat penampungan air seperti bak mandi, bak air WC, tandon air minum, tempayan, gentong air,
ember, dan lain-lain merupakan tempat di dalam rumah yang bisa dijadikan sebagai tempat
perkembangbiakan nyamuk. Tempat peletakan telur nyamuk yang terletak di luar rumah antara lain
drum, kaleng bekas, botol bekas, pot bekas, pot tanaman hias yang terisi air hujan, dan lain-lain. Pada
tempat penampungan air alami misalnya pada lubang pohon dan pelepah-pelepah daun juga dapat
ditemukan telur nyamuk. Nyamuk Culex menyukai tempat perindukan pada gengangan air yang kotor
dan memiliki aliran yang relatif statis (Setiawan, 2008).
Puncak kepadatan dipengaruhi oleh musim. Pada musim kemarau kepadatan meningkat, hal ini
disebabkan banyak terbentuk tempat perindukan berupa genangan air di pinggir sungai dengan aliran
lambat atau tergenang. Perkembangbiakan nyamuk cenderung menurun bila aliran sungai menjadi
deras (flushing) yang tidak memungkinkan adanya genangan di pinggir sungai sebagai tempat
perindukan (Sunaryo, 2001).
DAFTAR PUSTAKA

Annonimus. 2010. Nyamuk Aedes aegypti. 


http://id.shvoong.com/medicine-and health/epidemology-public-health/2066459-nyamuk-aedes-
aegypti.
Diakses pada Kamis, 5 April 2012, Pukul 14.00 WIB
Judarwanto, Widodo. 2007. Profil Nyamuk Aedes
pembasmiannya.  http://indonesiaindonesia.com/f/2010/01/21/ciri-ciri-nyamuk-aedes pembasmia
nnya/. Diakses pada Kamis, 5 April 2012, Pukul 12.30 WIB
Wirayoga, Raditya. 2010. Ciri-ciri Nyamuk Aedes aegypti.                                                    
http://cluzterzz.wordpress.com/2010/01/21/ciri-ciri-nyamuk-aedes-aegypti/.        

Anda mungkin juga menyukai