PARASITOLOGI 2
“Pembuatan Sediaan Malaria”
Disusun Oleh :
Nama : Rahmawati
Nim : AK1018046
Kelompok/Shift : 3/1
Kelas :4B
Tujuan :
Prinsip :
Dasar Teori :
Penyakit malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit dari genus
Plasmodium yang termasuk golongan protozoa melalui perantaraan tusukan
(gigitan) nyamuk Anopheles spp. Indonesia merupakan salah satu negara yang
memiliki endemisitas tinggi.
Pewarnaan Giemsa (Giemsa Stain) adalah teknik pewarnaan untuk
pemeriksaan mikroskopis yang namanya diambil dari seorang peneliti malaria yaitu
Gustav Giemsa. Pewarnaan ini digunakan untuk pemeriksaan sitogenetik dan untuk
diagnosis histopatologis parasit malaria dan parasit lainnya.
Prinsip dari pewarnaan giemsa adalah presipitasi hitam yang terbentuk dari
penambahan larutan metilen biru dan eosin yang dilarutkan di dalam metanol.
Pewarnaan giemsa digunakan untuk membedakan inti sel dan morfologi sitoplasma
dari sel darah merah, sel darah putih, trombosit dan parasit yang ada di dalam darah.
Pewarnaan giemsa adalah teknik pewarnaan yang paling bagus digunakan untuk
identifikasi parasit yang ada di dalam darah (blood-borne parasite).
Penyakit malaria merupakan penyakit infeksi dengan kematian sekitar 1 juta
orang/tahun. Disebabkan oleh parasit jenis protozoa dari golongan/genus
Plasmodium. Dari genus Plamodium terdapat 4 spesies yang dapat menyebabkan
penyakit pada manusia yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax,
Plasmodium malariae dan Plamodium ovale. Pada umumnya, Plasmodium
falciparum dan Plasmodium vivax merupakan yang paling sering ditemukan.
Sedangkan Plasmodium malariae dan Plasmodium ovale dijumpai pada Indonesia
bagian timur seperti Papua, Maluku dan sekitarnya.
Alat dan Bahan :
*Alat
1. Kaca objek
2. Lancet/jarum lancet
3. Autoclick
4. Preparat malaria yang siap diamati
5. Kapas alkohol
6. Rak pewarnaan
*Bahan
1. Aquadest
2. Giemsa
3. Metanol 96%
Cara kerja
1. Siapkan kaca objek dengan membagi menjadi 2 bagian untuk sediaan darah
tipis dan sediaan darah tebal
2. Lakukan sampling darah kapiler mengggunakan autoclick
3. Tetesi darah pada 2 sediaan. Untuk sediaan darah tebal dibuat lingkaran dan
untuk sediaan darah tipis dibuat apusan darah seperti lidah kemudian
keringkan
4. Lakukan fiksasi dengan metanol 96% dan keringkan
5. Kemudian, tetesi larutan giemsa 10% yang sudah diencerkan dengan
perbandingan 10 ml pewarna giemsa : 90 ml aquades lalu diamkan selama
10 menit
6. Lakukan pengamatan pada cacing malaria
Hasil Praktikum :
IDENTIFIKASI SAMPEL :
Umur : 20 tahun
Pembahasan :
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing yang bersifat akut
ataupun kronis yang disebabkan oleh protozoa genus palsmodium ditanadai dengan
demam, menggigil, anemia, dan splenomegaly. Ada lima spesies yang dapat
menginfeksi manusia diantaranya adalah : P.malariae, P.vivax, P.falcifarum,
P.ovale, dan P.knowlesi yang disebarkan oleh vektor yaitu nyamuk.
1. Lebar dan panjangnya tidak memenuhi seluruh kaca benda sehingga masih
ada tempat untuk pemberian label
2. Penebalannya nampak berangsur-angsur menipis dari kepala ke ekor
3. Ujung atau ekornya tidak membentuk kepala robek
4. Tidak berlubang-lubang karena bekas lemak masih ada diatas kaca objek
5. Tidak terputus-putus karena gerakan gesekan yang ragu-ragu
6. Tidak terlalu tebal atau tidak terlalu tipis
Setelah itu apusan darah dikeringkan dalam kamar bebas debu. Setelah
kering sediaan segera diwarnai dengan Giemsa 10%. Prinsip pewarnaan giemsa
adalah presipitasi hitam yang terbentuk dari penambahan larutan metilen biru
dan eosin yang dilarutkan didalam metanol.
Pengecatan Giemsa dilakukan dengan menggunakan Giemsa 10% . Larutan
ini dapat dibuat dengan melarutkan 10 ml Giemsa dengan 90 ml aquades.
Sediaan darah tipis difiksasi dengan metanol p.a. dengan cara diteteskan dan
dibiarkan 3 menit. Sedangkan sediaan darah tebal dihemolisis dengan aquadest
sampai seluruh hemoglobin hilang ( 3 menit). Setelah itu sediaan ditetesi
dengan larutan Giemsa 10% sampai menutupi seluruh permukaan dan dibiarkan
selama 30 menit. Sediaan darah dibilas dengan aquades yang mengalir sehingga
larutan Giemsa turut mengalir dengan air. Dengan demikian tidak ada sisa cat
yang mengendap pada sediaan darah. Sediaan darah tpis yang difiksasi dengan
metanol p.a. bertujuan untuk melekatkan sel-sel darah dan mikroorganisme
pada kaca objek, menon-aktifkan mikroorganisme dan mengawetkan
mikroorganisme pada slide.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pewarnaan Giemsa adalah
1. Dalam pengeringan sediaan darah tebal tidak boleh dipanasi karena
tindakan ini menyebabkan eritrosit susah dihemolisis pada proses
pewarnaan.
2. Pewarnaan tidak boleh >24 jam setelah kering, karena jika terlalu lama
didiamkan eritrosit sukar dihemolisis saat pewarnaan.
3. Metanol tidak boleh menegnai sediaan tetes tebal karena akan membuat
bagian tersebut terfiksasi dan hasil pewarnaan tidak sesuai keinginan.
4. Hati-hati membilas sediaan tetes tebal karena bagian tersebut tidak
terfiksasi dan tidak menempel pada objek gelas
5. Sediaan darah tipis tidak boleh terkena aquades agar sel-sel darah tidak
lisis.
Kesimpulan :
Dari praktikum kali ini kita dapat mengetahui pembuatan sediaan darah
malaria menggunakan dua sediaan darah yaitu sediaan darah tipis yang lebih
sedikit membutuhkan darah sehingga morfologi parasit lebih jelas dan perubahan
pada eritrosit dapat terlihat jelas sedangkan pada sediaan darah tebal Jumlah
selnya lebih banyak dalam satu lapang pandang. Dalam sediaan ini, lebih mudah
menginfeksi yang ringan.