Disusun Oleh :
Rahmawati
G1C221149
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Rahmawati
G1C221149
Pembimbing I Pembimbing II
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Skripsi yang
berjudul "Perbedaan Kadar Trigliserida Serum Tanpa Sentrifugasi Ulang dan
dengan Sentrifugasi Ulang ".
Penyusun Proposal Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan Diploma IV Analis Kesehatan, Fakultas Ilmu
Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya Proposal Skripsi ini tidak lepas
dari bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagai piha. Oleh karena itu pada
kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Ibu dr. Erma Lestari SpPK. Selaku pembimbing pertama yang dengan
sabar dan telaten memberikan bimbingan, saran koreksi dan petunjuk
bagi penulis sehingga proposal skripsi ini dapat diselesaikan.
2. Ibu Andri Sukeksi, SKM, M.Si. Selaku pembimbing kedua yang dengan
sabar memberikan bimbingan, saran, koreksi dan petunjuk bagi penulis
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
3. Bapak Fandhi Adi Wardoyo, M.Sc. Selaku Ketua Program Studi DIV
Analis Kesehatan yang memberikan kesempatan dan petunjuk bagi
penulis sehingga proposal skripsi ini dapat diselesaikan
4. Rekan – rekan dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu
persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan proposal
skripsi ini.
iii
Penulis menyadari bahwa Proposal Skripsi ini masih banyak ketidak
sempurnaan dan kekurangan dalam penulisan proposal skripsi ini. Kritik dan
saran yang membangun. Semoga proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
Semarang,...........2022
Rahmawati
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN ...........................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
DAFTAR TABEL ...............................................................................................
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
1.1. Latar Belakang ..........................................................................................
1.2. Rumusan Masalah .....................................................................................
1.3. Tujuan Penelitian.......................................................................................
1.4. Manfaat Penelitian.....................................................................................
1.5. Keaslian Penelitian ....................................................................................
v
3.5. Populasi dan Sampel .................................................................................
3.6. Alat dan Bahan ..........................................................................................
3.7. Prosedur Penelitian....................................................................................
3.8. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ...................................................
3.9. Alur Penelitian...........................................................................................
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Keaslian Penelitian....................................................................................
Tabel 2. Klasifikasi Kadar Trigliserida menurut NCEP ATP III 2001...................
Tabel 3. Definisi Operasional .................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Struktur Kimia Trigliserida .................................................................
Gambar 2. Bagan Kerangka Teori ........................................................................
Gambar 3. Bagan Kerangka Konsep Penelitian ....................................................
Gambar 4. Bagan Alur Penelitian .........................................................................
viii
DAFTAR
ix
2
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
benang fibrin tidak mengendap sempurna, dan menyebabkan volume serum yang
didapat tidak optimal, dengan demikian untuk mendapatkan serum yang cukup
pada umumnya akan dilakukan intervensi dengan menusuk benang fibrin dan
kemudian akan dilakukan sentrifugasi ulang. Hal-hal tersebut dilakukan karena
petugas yang belum paham prosedur atau petugas tersebut sengaja melakukan
karena tergesa- gesa adanya permintaan hasil laboratorium secara cito. Jumlah
sampel dengan ketersediaan jumlah centrifuge tidak sesuai.
Proses serifugasi ulang juga dapat disebabkan karena kinerja alat
sentrifugasi yang tidak optimal, karena tidak adanya jadwal kalibrasi secara
berkala atau alat centrifuge sudah lama sehingga tidak intensif melakukan
maintenance sentrifugasi, sehingga RPM sentrifugasi tidak sesuai dengan program
yang ada (program sentrifugasi di 3000 RPM akan tetapi kemampuan alat kurang
dari 3000 RPM). Dibeberapa laboratorium ketersediaan centrifuge sesuai standar
untuk sampel darah whole blood, dengan kemampuan RPM lebih dari 3000 RPM
belum tersedia, yang ada hanya centrifuge dengan kecepatan kurang dari 3000
RPM (menggunakan sentifugasi untuk sampel urine). Dengan keterbatasan alat
sentrifugasi (kinerja sentrifugai tidak optimal) dapat mengakibatkan proses
pemisahan serum dari whole blood harus dilakukan sentrifugasi ulang.
Menurut Shafi & Sadrzadeh, (2012) proses sentrifugasi ulang terjadi
karena beberapa analit yang bocor dari sel yang kemudian menyebrang ke serum
sehingga mempengaruhi terhadap kadar analit pada serum yang mengakibatkan
tingginya kadar analit khususnya pada penelitiannya yaitu meningkatnya kadar
kalium dan kreatinin, sehingga terjadinya ketidakstabilan spesimen pada analisis
menggunakan sentrifugasi ulang. Sehingga dengan adanya pemeriksaan
trigliserida dengan perlakuan sampel darah dengan tanpa sentrifugasi ulang
dengan sentrifugasi ulang maka penulis ingin mengetahui apakah ada perbedaan
kadar trigliserida serum tanpa sentrifugasi ulang dengan sentrifugasi ulang.
4
2.1 Darah
2.1.1 Pengertian Darah
Darah merupakan salah satu bagian terpenting dalam tubuh
manusia dikarenakan darah memiliki fungsi untuk mengedarkan sari
makanan, mengangkut oksigen, mengedarkan hormon, dan lain-lain.
Didalam darah terkandung berbagai macam komponen, baik komponen
cairan berupa plasma darah, maupun berupa komponen padat berupa sel-
sel darah (Firani, 2018).
Darah merupakan cairan tubuh yang sangat vital bagi kehidupan
manusia, yang bersirkulasi dalam jantung dan pembuluh darah. Darah
membawa oksigen dan nutrisi bagi seluruh sel dalam tubuh serta
mengangkut produk-produk hasil metabolisme sel. dan merupakan
sebagian dari sistem organ tubuh manusia yang berperan penting bagi
kelangsungan hidup manusia. Darah berada didalam suatu pembuluh darah
arteri maupun vena. Volume total dalam tubuh manusia dewasa adalah
berkisar 3,6 liter (wanita) dan 4,5 liter (pria) (Firani, 2018).
2.1.2 Komponen Darah
a. Eritrosit (sel darah merah)
Sel darah merah atau disebut juga eritrosit merupakan sel darah
yang jumlahnya terbanyak dalam tubuh manusia (Mahmood, 2012).
Eritrosit adalah sel yang bulat atau agak oval, tampak seperti cakram
bikonkaf dan tidak berinti dengan ukuran 7-8 μm. Eritrosit dibentuk di
sum-sum tulang (bone marrow). Produksi eritrosit diatur oleh
eritropoetin, suatu hormon yang terutama dihasilkan oleh sel-sel
interstisium peritubulus ginjal (Riswanto, 2013).
6
7
Fungsi utama sel darah merah adalah membawa oksigen (O₂) dari
paru-paru kejaringan untuk melakukan metabolisme tubuh. Eritrosit
mempunyai kemampuan yang khusus karena hemoglobin tinggi,
apabila tidak ada hemoglobin kapasitas pembawa oksigen darah dapat
berkurang sampai 99%. Fungsi penting hemoglobin ini adalah
mengikat dengan mudah dan reverbel, akibatnya oksigen yang
langsung terikat dalam paru-paru diangkut sebagai oksihemoglobin
dalam darah dan langsung terurai dari hemoglobin dalam jaringan
(Muttaqin, 2008) .
b. Leukosit (sel darah putih)
Sel darah putih (Leukosit) merupakan bagian penting dari sistem
pertahanan tubuh yang fungsinya untuk melawan mikroorganisme
penyebab infeksi, sel tumor, dan zatzat asing yang berbahaya.
Terdapat beberapa jenis leukosit yaitu Basofil, Eosinofil, Neutrofil
Segmen, Neutrofil Batang, Limfosit dan Monosit (Bakhri, 2018)
c. Trombosit (keping darah)
Trombosit merupakan fragmen sitoplasmik tanpa inti berdiameter
2- 4 mm yang berasal dari megakariosit. Jumlah trombosit normal
150.000
– 400.000/mm3 dengan proses pematangan selama 7-10 hari di dalam
sumsum tulang. Trombosit dihasilkan oleh sumsum tulang yang
berdiferensiasi menjadi megakariosit. Megakariosit ini melakukan
reflikasi inti endomitotiknya kemudian volume sitoplasma membesar
seiring dengan penambahan lobus inti menjadi kelipatannya,
sitoplasma menjadi granula dan trombosit dilepaskan dalam bentuk
platelet/keping- keping (Sheerwood, 2012).
Trombosit berperan penting dalam mengontrol perdarahan. Apabila
terjadi cedera vaskuler, trombosit mengumpul pada cedera tersebut.
Substansi yang dilepaskan dari granula trombosit dan sel darah lainnya
menyebabkan trombosit menempel satu sama lain sehingga
membentuk sumbatan yang dapat menghentikan perdarahan untuk
sementara. Substansi lain dilepaskan dari trombosit untuk
mengaktivasi faktor pembekuan dalam plasma darah (Muttaqin, 2009).
8
d. Plasma
Plasma merupakan cairan darah yang tidak terdapat sel - sel darah
di dalamnya, 90% dalam bentuk air, 8% dalam bentuk protein terdiri
dari (albumin, globulin, protombin dan fibrinogen) dan terkandung
komponen lain seperti garam-garam, karbohidrat, lemak dan asam
amino yang didapat dengan penambahan EDTA. Cairan ini membuat
darah tidak beku dan sel darah tersentrifugasi dengan kecepatan 3000
rpm selama 15 menit (Perce, 2010). Gliserol bebas baik secara
endogen maupun eksogen terdapat dalam plasma.
2.1.3 Faktor yang mempengaruhi pembekuan darah
Menurut (Pramudianti, 2011) faktor – faktor yang mempengaruhi
Pembekuan darah ada 13 faktor yaitu :
a. Faktor I Fibrinogen, sebuah faktor koagulasi yang tinggi berat molekul
protein plasma dan diubah menjadi fibrin melalui aksi trombin.
Kekurangan faktor ini menyebabkan masalah pembekuan darah
afibrinogenemia atau hypofibrinogenemia.
b. Faktor II Prothrombin, sebuah faktor koagulasi yang merupakan
protein plasma dan diubah menjadi bentuk aktif trombin (faktor IIa)
oleh pembelahan dengan mengaktifkan faktor X (Xa) di jalur umum
dari pembekuan. Fibrinogen trombin kemudian memotong ke bentuk
aktif fibrin. Kekurangan faktor menyebabkan hypoprothrombinemia.
c. Faktor III Jaringan Tromboplastin, koagulasi faktor yang berasal dari
beberapa sumber yang berbeda dalam tubuh, seperti otak dan paru-
paru. Jaringan Tromboplastin penting dalam pembentukan
prothrombin ekstrinsik yang mengkonversi prinsip di Jalur koagulasi
ekstrinsik. Disebut juga faktor jaringan.
d. Faktor IV Kalsium, Sebuah faktor koagulasi yang diperlukan dalam
fase pembekuan darah.
e. Faktor V Proaccelerin, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang
relatif labil dan panas, yang hadir dalam plasma, tetapi tidak dalam
serum, dan fungsi baik di intrinsik dan ekstrinsik koagulasi jalur.
9
Normalnya serum darah manusia akan tampak bening dan seperti air.
Namun, demikian sebenarnya serum tersebut mengandung berbagai
substansi penting yakni :
1. Elektrolit ( Sodium, bikarbonat, kalsium, potassium, dsb)
2. Enzim (alkali fistase, lipase pancreas, enzim hati, dsb)
3. Bilirubin
4. Kreatinin
5. Nutrient seperti glukosa serta trigliserida (lemak)
6. Asam urat
7. Trigliserida, dsb (Budiono & Sumirah, 2016).
c. Pembuatan serum
Serum diperoleh dari spesimen darah yang tidak ditambahkan
antikoagulan dengan cara mengambil darah whole blood yang dibiarkan
membeku sempurna pada suhu kamar selama 30-60 menit, kemudian
dilakukan sentrifugasi selama 10 -15 menit pada 3000 RPM (Siregar, et
al 2018). Setelah disentrifugasi akan tampak gumpalan darah yang
bentuknya tidak beraturan dan bila penggumpalan berlangsung
sempurna, gumpalan darah tersebut akan terlepas atau dengan mudah
dapat dilepaskan dari dinding tabung. Selain itu akan tampak pula
bagian cair dari darah. Bagian ini, karena sudah terpisah dari gumpalan
darah maka tidak lagi berwarna merah keruh akan tetapi berwarna
kuning jernih. Gumpalan darah tersebut terdiri atas seluruh unsur
figuratif darah yang telah mengalami proses penggumpalan atau
koagulasi spontan, sehingga terpisah dari unsur larutan yang berwarna
kuning jernih (Sadikin, 2014).
2.2 Trigliserida
2.2.1 Pengertian Trigliserida
Trigliserida atau yang sering disebut triasilgliserol adalah salah
satu jenis lemak yang terdapat dalam darah dan berbagai organ tubuh.
Trigliserida dibentuk dari gliserol dan lemak yang ada dalam makanan
yang dikonsumsi secara berlebihan (Rachmat et al., 2015). Lemak ialah
senyawa
1
organik yang memiliki sifat tidak larut dalam air, dan dapat larut oleh
larutan organik nonpolar. Lemak merupakan zat yang digunakan tubuh
untuk proses metabolisme. Lemak terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu
kolesterol, lemak High Density Lipoprotein (HDL), lemak Low Density
Lipoprotein (LDL), lemak Very Low Density Lipoprotein (VLDL), serta
trigliserida (Rembang et al., 2015).
Trigliserida merupakan lemak yang terbentuk dari makanan,
trigliserida dibentuk di hati yang disimpan sebagai lemak di bawah kulit
dan di organ-organ lain. Kadar trigliserida akan meningkat apabila asupan
kalori yang dikonsumsi lebih tinggi daripada yang dibutuhkan. Trigliserida
merupakan sumber utama energi untuk berbagai kegiatan tubuh (Fauziah
& Suryanto, 2012)
2.2.2 Struktur Kimia Trigliserida
Trigliserida merupakan tiga asam lemak yang berikatan dengan
gliserol dapat sama maupun berbeda. Rumus kimia trigliserida adalah
RCOO-CH2CH(- OOCR’)-OOCR’’, dimana R, R’, R’’ adalah rantai alkil
(Herperian et al., 2015).
< 150Optimal
150-199 Borderline
2. Elektroforesis
Metode ini dapat memisahkan kilomikron, beta lipoprotein, pre
beta lipoprotein, dan alfa lipoprotein. Serum diteteskan pada selaput
dari selulosa atau kertas saring yang diletakkan pada medan listrik
kemudian intensitas warna yang terbentuk diukur dengan densimeter
(Wibawa, 2009).
3. Enzimatik Kolorimetrik
Trigliserida akan dihidrolisis secara enzimatik menjadi gliserol
dan asam bebas. Kompleks warna yang terbentuk diukur kadarnya
menggunakan spektofotometer, intensitas warna yang terbentuk dapat
ditentukan dengan mengukur absorbansinya pada rentang panjang
gelombang 480-550 nm (Wibawa, 2009).
2.2.7 Prinsip pemeriksaan Trigliserida GPO – PAP
Kadar trigliserida serum diperiksa dengan menggunakan metode
Colorimetric Enzymatic test (GPO-PAP) secara spektrofotometri dan
dinyatakan dengan satuan mg/dl. Prinsip metode (GPO-PAP) adalah
trigliserida akan dihidrolisis oleh enzim lipase yang menghasilkan gliserol
danasam lemak. Gliserol kemudian diubah menjadi gliserol-3-fosfat oleh
enzim gliserolkinase dan kemudian dioksidasi menghasilkan dihidroksi
aseton fosfat dan peroksida (H₂O2). Peroksida akan bereaksi dengan
4- aminofenazon dan 4- klorofenol menghasilkan senyawa quinoneimie
dan dapat diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 546
nm (Sancaya, 2012).
Trigliserida Lipase
gliserol + asam lemak
Gliserol + ATP gliserol kinase
gliserol-3-fosfat + ADP
Gliserol-3-fosfat + O2 Gliserol-3-fosfat oksidase dihidroksiaseton fosfat + H2O2
2H2O2+ 4-aminoantipirin + 4-klorofenol Peroksidase quinonimin + HCl +
H2O
1
Pada metode ini gliserol yang berada dalam keadaan bebas atau
tidak terikat sebagai trigliserida akan ikut terbaca. Di sisi lain gliserol
bebas terdapat di dalam plasma baik secara endogen maupun eksogen
yang merupakan gangguan pada pemeriksan parameter trigliserida
dengan metode enzimatik GPO-PAP (Summit volume 2/Q2/2010).
2.2.8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar Trigliserida
Kadar trigliserida dalam darah dipengaruhi berbagai sebab, diantaranya :
1. Faktor genetika
Hasil studi yang dilakukan oleh pakar ilmu kedokteran
menunjukkan bahwa berbagai penyakit berhubungan dengan genetik
atau keturunan. Dalam suatu keluarga terlihat adanya keterkaitan
antara ketahanan atau kerentanan terhadap penyakit dan hubungan
keluarga (Yulissa, 2013).
2. Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan
kadar trigliserida. Pertambahan usia meningkatkan risiko penyakit
degeneratif secara nyata pada pria maupun wanita. Hal ini mungkin
merupakan pencerminan dari lamanya terpapar faktor risiko digabung
dengan kecenderungan bertambah beratnya derajat tiap-tiap faktor
risiko dengan pertambahan usia (Yulissa, 2013).
3. Jenis kelamin
Kadar trigliserida pada wanita umumnya lebih rendah
dibandingkan dengan laki-laki, laki-laki memiliki risiko yang lebih
tinggi untuk mengalami penyakit jantung dan pembuluh darah. Risiko
laki-laki untuk terkena penyakit jantung dan pembuluh darah tersebut
melampaui risiko pada perempuan setelah usia remaja sampai usia
sekitar lima puluh tahunan (Yulissa, 2013). Kadar trigliserida pada
wanita cenderung meningkat saat manopause sehingga insiden
terjadinya penyakit jantung koroner pada wanita akan meningkat
(Maulidina & Kusumastuti, 2014).
1
3. Pengambilan spesimen
Kesalahan pengambilan spesimen kimia klinik perlu
diperhatikan jenis sampel yang digunakan. Apabila menggunakan
serum, maka whole blood tidak perlu ditambahkan dengan
antikoagulan. Apabila menggunakan plasma, maka whole blood
harus ditambahkan antikoagulan. Hal ini disebabkan karena
beberapa analit kimia menunjukkan hasil yang berbeda apabila
dilakukan pengukuran antara dua jenis sampel tersebut (Lieseke &
Zeibig, 2017).
4. Penanganan spesimen
Preparasi dalam pemisahan serum dari bekuan darah harus
dilakukan dengan cara yang benar, sehingga diperoleh sampel
bermutu baik. Potensi kesalahan yang sering muncul pada tahap ini
adalah kesalahan kecepatan (rpm) dan waktu saat sentrifugasi,
waktu inkubasi, pemisahan serum sebelum darah benar-benar
membeku yang mengakibatkan terjadinya darah dan benang fibrin
tidak mengendap sempurna, dan serum yang menggumpal sehingga
dilakukan sentrifugasi ulang dan mengakibatkan tingginya kadar
analit.
5. Penyimpanan spesimen
Sampel darah dapat disimpan dalam bentuk serum didalam
lemari es dengan suhu 2-8°C selama 5-7 hari. Pemisahan serum
dilakukan paling lambat dalam waktu 2 jam setelah pengambilan
spesimen dan disimpan dalam keadaan terpisah dari sel eritrosit
pada suhu 20-25°C selama 2 hari atau 4°C selama 6 hari agar
serum tetap stabil. Di laboratorium penundaan pemeriksaan
memiliki batas waktu yang bervariasi tetapi pada umumnya
maksimal 2- 3 hari (Hartini & Suryani, 2016).
2
b. Tahap analitik
1. Alat
Alat yang digunakan harus dijaga keutuhan, kebersihan dan
ketepatannya, itu semua merupakan persyaratan yang harus dipenuhi.
Alat harus dikalibrasi dan dikontrol tiap hari agar dapat mengeluarkan
hasil yang akurat (Nugroho, 2015).
2. Reagen
Reagen yang digunakan sebaiknya mudah didapat, sesuai dengan
kebutuhan dan dalam penyimpanannya, suhu harus disesuaikan dengan
kit yang tertera pada reagen (Nugroho, 2015).
3. Metode
Pemeriksaan trigliserida dilakukan dengan menggunakan metode
GPO-PAP. Trigliserida ditentukan setelah hidrolisis enzimatik dengan
lipase. Indikator quinoneimin terbentuk dari hidrogen peroksida, 4-
aminoantipirin dan 4-klorofenol dibawah pengaruh katalisa peroksida
(Ratnayani, 2015).
4. Tahap pasca analitik
Pencatatan hasil dan pelaporan haruslah dilakukan secara teliti dan
benar dan tepat.
2.3 Centrifuge
Centrifuge adalah alat yang digunakan untuk memisahkan komponen-
komponen penyusun suatu campuran berdasarkan sifat fisika zat
penyusunnya. Metode yang digunakan pada alat centrifuge disebut
sentrifugasi. Sentrifugasi adalah proses pemisahan partikel berdasarkan berat
partikel tersebut terhadap densitas layangnya (bouyant density), dengan gaya
sentrifugal maka akan terjadi perubahan berat partikel dari keadaan normal
menjadi meningkat seiring dengan kecepatan putaran terhadap sumbu
(Nugroho, 2013).
2.3.1 Fungsi Centrifuge
Dalam pemeriksaan kimia darah, centrifuge merupakan alat yang
sangat dibutuhkan karena sampel pemeriksaan kimia darah umunya adalah
serum atau plasma. Serum yaitu darah yang terdapat dalam tabung di
2
Darah
Sentrifugasi
plasma Serum
Trigliserida
(makanan dan
minuman)
Pra analitik analitik Pasca analitik
sentrifugasi
Sentrifugasi Ulang
Gambar 2. Bagan Kerangka Teori
Pemeriksaan
Trigliserida
metode GPO
Kadar Trigliserida
2
Tanpa
Sentrifugasi
ulang
Gambar 3. Bagan Kerangka Konsep
Kadar
Trigliseri
da
2.7 Hipotesis Metode
Sentrifugasi
Terdapat perbedaan kadar trigliserida serum tanpa sentrifugasi ulang dan
ulang
dengan sentrifugasi ulang.
BAB III
METODE PENELITIAN
27
2
sentrifugasi ulang.
Kemudian langsung
dilakukan pemeriksaan
trigliserida.
Sampel diambil secara acak dengan besar sampel menurut Ali Hanifah
(2005) untuk mengetahui kesalahan menjadi sekecil mungkin, menggunakan
rumus :
(2 – 1) (R – 1) ≥ 15
(1)(R – 1) ≥ 15
R ≥ 15 + 1 R ≥ 16
R = 16
2
keterangan :
t = Jumlah perlakuan
R = Jumlah replikasi
Maka Sampel darah yang diambil dari penelitian ini adalah 16
mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang Jurusan DIV Analis
Kesehatan Jalur Khusus angkatan 2021 kelas D untuk diperiksa kadar
trigliserida serum tanpa sentrifugasi ulang dan dengan sentrifugasi ulang.
Masing-masing sampel tanpa sentrifugasi ulang dan dengan sentrifugasi
ulang diperiksa kadar trigliserida 16 pemeriksaan, sehingga jumlah
seluruhnya 32 kali pemeriksaan.
3.6 Alat dan Bahan
3.6.1 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah spuit dispossible
3cc, torniquet, bantal, plaster, photometer 4010, rak tabung, centrifuge,
kuvet, mikropipet 1000 µl, 10 µl, mikro tube.
3.6.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan antara lain yaitu, serum dan reagen
kit trigliserida.
3.7 Prosedur Penelitian
3.7.1 pengambilan sampel darah vena
Vena lengan yang ingin ditusuk dibersihkan dengan alkohol 70%
dan dibiarkan sampai kering. Tourniquet dipasang pada lengan atas untuk
memperlihatkan dan agak menonjolkan vena. Kulit ditegangkan diatas
vena dengan jari – jari tangan kiri supaya vena tidak dapat bergerak. Kulit
ditusuk dengan jarum dan spuit dengan tangan kanan sampai ujung jarum
masuk ke dalam lumen vena. Tourniquet dilepas dan perlahan-lahan tarik
penghisap spuit sampai jumlah darah yang dikehendaki didapat. Kapas
alkohol 70% diletakkan diatas jarum lalu dicabut spuit dan jarumnya.
Jarum dilepas dari spuit dan darah dialirkan ke dalam tabung vacutainer.
3
Mahasiswa(responden)
Darah
Tabung 1 Tabung 2
Tanpa serum Sentrifugasi
sentrifugasi
Pemeriksaan
Trigliserida
Gambar 4. metode
Bagan Alur Penelitian
has
3.9 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabulasi yang mencakup
Analisis
hasil pemeriksaan dari jumlah sampel yangdata
diperiksa yaitu kadar trigliserida
tanpa sentrifugasi ulang dan sentrifugasi ulang dalam pengambilan darah
kesimpulan
vena. Kemudian hasil masing-masing pemeriksaan dihitung selisih antara
keduanya dan digunakan untuk membandingkan antara sentrifugasi dengan
perlakuan sentrifugasi pertama dan sentrifugasi ulang.
Analisa data digunakan dengan mengolah data yang telah terkumpul
secara komputerize. Data kemudian diuji kenormalannya dengan
menggunakan uji Shapiro wilk, dimana penggunaan uji ini karena sampel
yang dipakai dalam penelitian ini < 50 sampel.
3
Bakhri, S., 2018. Analisis Jumlah Leukosit Dan Jenis Leukosit Pada Individu
Yang Tidur Dengan Lampu Menyala Dan Yang Dipadamkan. J. Media Anal.
Kesehat. 1, 83–91. https://doi.org/10.32382/mak.v1i1.176
Brassard, D., Clime, L., Daoud, J., Geissler, M., Malic, L., Charlebois, D., &
Veres, T., 2018. Microfluidic-Based Platform for Universal Sample
Preparation and Biological Assays Automation for Life-Sciences Research
and Remote Medical Applications 2018, 2–3.
Gustini, Utari Yulia. 2021. Perbedaan Kadar Glukosa Pada Sampel Whole Blood
Dengan Proses Sentrifugasi Ulang. Karya Tulis Ilmiah. Program Studi DIII
Analis Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya.
Hardisari, R., Koiriyah, B., 2016. Gambaran Kadar Trigliserida (Metode Gpo-
Pap) Pada Sampel Serum dan Plasma EDTA. J. Teknol. Lab. 5, 27–31.
Hartini, S., Suryani, M.E., 2016. Uji Kualitas Serum Simpanan Terhadap Kadar.
Dep. Kesehat. 2012. Pedoman Prakt. Lab. Yang Benar ( Good Lab. Pract. )
2, 65–69.
33
3
Lippi, G., Cadamuro, J., Danese, E., Gelati, M., Montagnana, M., Von Meyer, A.,
Salvagno, G.L., Simundic, A.M., 2018. Internal quality assurance of HIL
indices on Roche Cobas c702. PLoS One 13, 1–11.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0200088
Pearce, Evelyn C. 2010. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Cetakan ke 34.
Diterjemahkan oleh : Sri yuliani Handoyo. Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Rachmat, C., Ticoalu, S.H.R., Wongkar, D., Skripsi, K., Kedokteran, F., Sam, U.,
Fakultas, B.A., Universitas, K., Ratulangi, S., 2015. Pengaruh Senam Poco-
Poco Terhadap Kadar. J. e-Biomedik 3, 205–210.
3
Rembang, A.A., Rampengan, J.J. V., Supit, S., 2015. Pengaruh Senam Zumba
Terhadap Kadar Trigliserida Darah Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi. J. e-Biomedik 3.
https://doi.org/10.35790/ebm.3.1.2015.7416
Shafi, H., Sadrzadeh, H., 2012. The effect of recentrifugation of serum separator
tubes on concentration of serum analytes. Ann. Clin. Lab. Sci. 42, 318–319
Sheerwood, L. 2012. Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. Edisi 2, EGC. Jakarta
Siregar, M.T., Nurhayati, A., Setiawan, D., Wulan, W.S., 2018. Bahan Ajar
Teknologi Laboratorium Medik (TLM) Kendali Mutu.
Summit Lipid Update Volume 2. 2010. Contributes for healthier life. Available
from: summit.co.id/m/about/diagnostic. [30 Desember 2021].
Yulissa, F. 2013. Pengaruh Pemberian Daging Buah Durian (Durio zibethinus L.)
Terhadap Kadar Profil Lipid Darah Sukarelawan Sehat. Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara, Medan.
3