Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISA AIR
” Uji Zat Organik”

Disusun Oleh :

Nama : Rahmawati

Nim : AK1018046

Kelompok/Shift : 2/1

Kelas :3B

YAYASAN BORNEO LESTARI

AKADEMI ANALIS KESEHATAN BORNEO LESTARI

PRODI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

BANJARBARU

2019
Judul praktikum : Uji Zat Organik
Waktu pelaksanaan : Rabu, 11 Desember 2019
Tujuan :
Agar mahasiswa mengetahui kadar zat organik atau nilai permanganate dalam air yang
sering digunakan untuk kegiatan sehari-hari.
Dasar teori
Bahan pencemar yang berasal dari permukiman pada umumnya dalam bentuk limbah
organik dan anorganik. Limbah organik yang masuk ke dalam perairan dalam bentuk padatan
akan langsung menuju dasar perairan, sedangkan bentuk lainnya berada di badan air, baik di
bagian yang aerob maupun anaerob. Limbah organik yang ada di badan air aerobik akan
dimanfaatkan dan diurai oleh mikroba aerobik. Banyaknya limbah organik di perairan
menyebabkan tingginya beban pencemar di perairan
Zat organik adalah suatu senyawa yang tersusun dari senyawa atau kombinasi Carbon
(C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O2) bersama dengan Nitrogen (N). Kehadiran zat organik
dalam air dapat ditentukan dengan mengukur bilangan Permanganat (KMnO4=Kalium
Permanganat). Bilangan permanganat menunjukkan banyaknya zat organik yang mampu
teroksidasi oleh kalium permanganat dalam suasana asam dan pemanasan. Adanya zat organik
dalam air menunjukkan bahwa air tersebut telah tercemar oleh kotoran manusia hewan atau
oleh sumber lain. Zat organik merupakan bahan makanan bakteri atau mikroorgtanisme
lainnya. Makin tinggi kandungan zat organik didalam air, maka semakin jelas bahwa air
tersebut telah tercemar. Sifat senyawa-senyawa organik pada umumnya tidak stabil dan mudah
dioksidasi secara biologis atau kimia, antara lain menjadi CO2 dan H2O.
Nilai kalium permanganat (KMnO4 value) didefinisikan sebagai jumlah mg KMnO4
yang diperlukan untuk mengoksidasi zat organik yang terdapat di dalam satu liter contoh air
dengan didihkan selama 10 menit. Dengan proses oksidasi tersebut di atas mungkin hanya
sebagian atau seluruh zat organik tersebut. Proses oksidasi untuk penetapan nilai kalium
permanganat dapat dilakukan dalam kondisi asam atau kondisi basa, akan tetapi oksidasi dalam
kondisi asam adalah lebih kuat, dengan demikian ion-ion klorida yang terdapat pada contoh air
akan ikut teroksidasi
Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium
permanganat (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi
antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Titrasi dengan KMnO4 sudah dikenal lebih dari
seratus tahun. Kebanyakan titrasi dilakukan dengan cara langsung atas alat yang dapat
dioksidasi seperti Fe2+, asam atau garam oksalat yang dapat larut dan sebagainya.
Alat dan Bahan
a. Alat
 Beaker glass 250 ml
 Beaker glass 500 ml
 Buret
 Labu ukur 100 ml
 Labu ukur 500 ml
 Erlenmeyer 250 ml
 Gelas arloji
 Corong

b. Bahan
 KMnO4 10gr
 H2C2O4 10gr
 H2SO4 25ml
 Aquades
 Sampel air tambak
Cara Kerja
*Standarisasi KMnO4 dengan H2C2O4
1) Pipet 5ml H2C2O4
2) Tambahkan 5ml H2SO4 8N
3) Tittrasi dengan KMnO4 hingga berubah menjadi warna pink

*Penentuan Kadar
1) Pipet 5ml sampel masukkan dalam Erlenmeyer
2) Lalu tambahkan 45 ml aquades
3) Tambahkan lagi 2/3 tetes KMnO4
4) Tambahkan 5ml H2SO4 8N
5) Setelah itu panaskan pada suhu 70-80°C sampai mendidih selama 1 menit
6) Kemudian tambahkan 5ml KMnO4, panaskan hingga mendidih selama 5 menit
7) Setelah itu dinginkan dan kemudian tambahkan 14 ml H2C2O4 hingga berwarna bening
8) Titrasi dengan KMnO4 hingga berwarna pink
Hasil dan Pembahasan
Setelah melakukan praktikum uji zat bahan organik pada air tambak,
Didapatkan hasil sebagai berikut.

5ml sampel + 45ml aquadest + 2/3 tetes KMnO4 + 5ml H2SO4 8N +


Panaskan 1 menit

Kemudian tambahkan 5ml KMnO4, panaskan hingga mendidih selama 5


menit
(catatan: apabila berubah menjadi kecoklatan tambahkan lagi KmnO4 dengan
kelipatan 2)
Setelah itu dinginkan dan kemudian tambahkan 10 ml H2C2O4 hingga
berwarna bening
(Catatan: karena 10ml tidak berubah warna menjadi bening di tambah lagi dgn
kelipatan 2, jadi setelah 10ml, ditambahkan lagi 2ml , maka penambahan H2C2O4
pada sampel tersebut sebanyak 2 x 2ml)

Titrasi dengan KMnO4 hingga berwarna pink


Perhitungan Kadar KMnO4:
Diketahui:
Titrasi awal sampel : 11,4
Titrasi akhir sampel : 8,3
N H2C2O4 : 0.1N
V H2C2O4 : 5 ml
V KMnO4 : 5ml
V H2C2O4 : 14 ml
Vtitrasi Standar : 2,6 ml
Volume titrasi sampel = titrasi akhir – titrasi awal
= 11,4 – 8,3
= 3,1 ml
Volume sampel = 50 ml

V sampel+Vaquadest
D = V sampel
45+5
= 5

= 10
N.V KMnO4 = N.V H2C2O4
N.V H2C2O4
N KMnO4 = V Titrasi Standar

0,1N x 5ml
= 3,1

= 0.16 N

Mg/liter KMnO4

{((VKMnO4 Yg ditambah+Vt sampel)xNKMnO4)−(VH2C2O4 yg ditmbhxNH2C2O4)}x31,6 x1000xD


= V sampel

{((5+3,1)x 0.16)−(14x0,1)} x 31,6 x 1000 x 10


= 50
{1,3 −1,4} 𝑥31,6𝑥1000𝑥10
= 50

31600
= 50

= 632 mg/liter

Pada praktikum uji zat organik atau nilai permanganate yang menggunakan
sampel air tambak. Praktikan melakukan pemeriksaan Uji zat organik menggunakan
metode permanganometri untuk menentukan kadar KMnO4 pada air.
Setelah melakukan praktikum analisa klorida air dengan menggunakan metode
permanganometri di dapatkan hasil yang cukup signifikan yaitu sebesar 632 mg/l.
Sedangkan menurut standard kandungan bahan organik dalam air minum menurut
Dep.Kes R.I. maksimal yang diperbolehkan adalah 10 mg/l. Jadi dapat kita ketahui
bahwa nilai yang kita dapatkan jauh berada di atas nilai normal jadi sangat tidak baik
air tersebut untuk di konsumsi. Pengaruh terhadap kesehatan yang dapat ditimbulkan
oleh penyimpangan terhadap standard ini yaitu timbulnya bau yang tidak sedap pada air
minum dan dapat menyebabkan sakit perut.
Permanganometri sendiri digunakan untuk menentukan kadar suatu zat organik,
dalam air sample. zat organik sendiri menentukan kualitas suatu air. jika suatu air
memiliki kadar zat organik yang tinggi maka semakin tinggi jumlah bakteri dalam air
tersebut karena zat organik merupakan makanan untuk bakteri. Air yang mempunyai
zat organik yang tinggi juga memiliki tingkat pencemaran yang tinggi, karena air
tersebut memiliki kandungan oksigen yang rendah karena alga atau tumbuhan dalam air
tersebut tidak bisa menghasilkan oksigen melalui fotosintesis..
Hasil tersebut menunjukkan bahwa perairan mengandung bahan pencemar yang
begitu tinggi sehingga tidak layak untuk dikonsumsi mengingat kadar permanganat
yang jauh melampaui batas standar baku mutu nasional. Hasil ini juga membuktikan
adanya kandungan zat organik yang sangat tinggi di badan perairan sehingga
menimbulakan perairan tercemar, berbau tak sedap, dan berwarna hitam. Kondisi ini
mengindikasikan bahwa kadungan oksigen terlarut yang berada dalam air sangatlah
rendah. Sehingga banyak biota air yang mati di dalamnya.

Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi hasil dari pemeriksaan kadar klorida
dalam air antara lain :
1. Perbandingan percampuran antara reagen dan sampel yang salah
2. Reagen yang digunakan expired (kadaluarsa)
3. Perhitungan yang keliru
Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum uji zat organik pada air tambak didapatkan hasil
yang sangat signifikan yaitu sampel tersebut zat organik atau Kadar KMnO4 sebesar
632 mg/L, nilai tersebut berada jauh di atas batas normal kadar zat organik dalam air
yang dapat di minum yaitu sebesar 10 mg/L, Jadi air sampel yang di ambil dari tambak
tidak dapat di konsumsi. Apabila di konsumsi dapat memberikan pengaruh terhadap
kesehatan yaitu dapat menimbulkan sakit perut.

Banjarbaru, 23 Desember 2019


Dosen Pengampu Praktikan

Nafila, S.Si M.S Rahmawati


DAFTAR PUSTAKA

Wati, Helen Farida. 2014. Permanganometri https://www.academia.edu/12389932/


diakses tanggal 18 Desember 2019
Nitami, Ayu. 2011. Angka Permanganat https://docplayer.info/73032731/
diakses tanggal 18 Desember 2019
Wibowo, Faqih. 2015. Nilai Permanganat https://www.academia.edu/7317594/
diakses tanggal 18 Desember 2019

Anda mungkin juga menyukai