Asisten :
NURINDA IFFATUS SA’IDAH (G1A015011)
Kelompok 1.5 :
FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN KEDOKTERAN
PURWOKERTO
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Pemeriksaan urin rutin atau urenalis adalah pemeriksaan laboratorium tertua dan
sederhana yang biasa dilakukan untuk skrining kesehatan secara umum.Hasil pemeriksaan
urin rutin juga dapat dipakai untuk menunjang diagnosis, menentukan prognosis serta
memantau perkembangan suatu penyakit.Pemeriksaan urin rutin bertujuan untuk
mengidentifikasi bahan yang ada dalam urin baik secara makroskopis, mikroskopis(sedimen)
maupun kimiawi.(McPherson RA,2017)
Jika kita melakukan urinalisis dengan memakai urin kumpulan sepanjang 24 jam pada
seseorang, ternyata susunan urin itu tidak banyak berbeda dari susunan urin 24 jam
berikutnya. Akan tetapi kalau kita mengadakan pemeriksaan dengan sampel – sampel urin
dari orang itu pada saat – saat yang tidak menentu di waktu siang atau malam, akan kita lihat
bahwa susunan sampel urin dapat berbeda jauh dari sampel lain. Itu sebabnya maka penting
sekali untuk memilih sampel urin sesuai dengan tujuan pemeriksaan. Untuk pemeriksaan ini
diperlukan pengumpulan sampel urin yang cermat agar tidak mempengaruhi hasilnya. Saat
ini banyak cara yang digunakan untuk mengumpulkan sampel urin, masing-masing cara
memiliki kelemahan tersendiri.
Pemeriksaan urin merupakan bagian penting pemeriksaan laboratorik. Salah satu
kegunaannya ialah untuk mendiagnosis adanya infeksi di saluran kemih. Infeksi saluran
kemih (ISK) merupakan keadaan tumbuh dan berkembang biaknya kuman dalam saluran
kemih meliputi infeksi di parenkim ginjal sampai infeksi di kandung kemih dengan jumlah
bakteriuria yang bermakna. (Gandasoebrata, 2013)
b. Kekeruhan : jernih
1) Penilaian
Kekeruhan urin dinyatakan dengan : jernih, agak keruh, keruh atau sangat
keruh. Kekeruhan dapat timbul:
1. Sejak dikemihkan :
a. Urin mengandung kristal dalam jumlah besar.
Kekeruhaan ini dapat dihilangkan dengan menambah asam encer.
b. Urin mengandung bakteri dalam jumlah banyak biasanya disertai unsur–
unsur lain dalam sedimen. Kekeruhan ini akan menetap.
c. Unsur dalam sedimen bertambah :
* Eritrosit : urin keruh seperti cucian daging.
* Leukosit : warna putih keruh dengan percobaan
Donne akan membentuk massa yang sangat
kental.
* Sel – sel epitel : ditemukan berbagai macam sel.
d. Chylus dan lemak : keruh menyerupai susu encer.
Adanya chylus dibuktikan dengan
menambahkan ether pada sampel sampai
menjadi jernih. Lemak yang ada dapat juga
dilihat dengan cara meneteskan campuran urin
– ether pada kertas saring maka akan tampak
bercak berminyak pada kertas saring tersebut.
e. Benda – benda koloid : Sukar diketahui jenis koloid dan sebabnya
ada didalam urin. Tak tampak pada
pemeriksaan mikroskopik dan tidak dapat
larut
dalam ether.
2. Cara Pemeriksaan
a. Letakan sepotong kertas indicator universal pada objek glas
kemudian tetesi urin
b. Bandingkan dengan standar warna yang tersedia
3. Penilaian Hasil
Normal pH urin adalah 4,6-8,5
Urin 24 jam pH rata-rata 6,2
2. Cara Pemeriksaan
a) Masukanlah 5 ml reagen Benedict kedalam tabung Reaksi.
b) Teteskan sebanyak 5 – 8 tetes ( jangan lebih ) urin kedalam tabung itu.
c) Panaskan diatas api selama 5 menit.
d) Angkatlah tabung, kocoklah isinya dan bacalah hasil reduksi
3. Penilaian Hasil
Negatif : Tetap biru jernih atau sedikit kehijau-hijauan dan agak keruh.
Positif 1 : Hijau kekuning-kuningan dan keruh.( Sesuai dengan 0,5 – 1 %
glukosa )
Positif 2 : Kuning keruh ( 1 – 1,5 % glukosa )
Positif 3 : Jingga atau warna lumpur keruh ( 2 – 3,5 % Glukosa )
Positif 4 : Merah keruh ( lebih dari 3,5 % glukosa )
C. Pemeriksaan Protein
Pemeriksaan protein dilakukan untuk mengetahui adanya protein dalam urin.
Syarat pemeriksaan :
Apabila urin keruh, saringlah atau tambahkanlah zat lain ( lihat test kekeruhan )
hingga urin menjadi jernih.
Metode : 1. Metode Rebus.
2. Metode Sulfosalisilat.
1. Metode Rebus.
Prinsip dengan pemanasan akan menyebabkan denaturasi protein dan terjadi
Presipitasi.
Cara kerja :
Penilaian :
Negatif ( - ) : Jernih.
Positif 1 ( + ) : Kekeruhan minimal(protein 10–50 mg %)
Positif 2 ( ++ ) : Kekeruhan nyata, butiran halus (protein 50–200 mg%)
Positif 3 ( +++ ) : Gumpalan nyata (protein >200 – 500 mg %)
Positif 4 ( ++++ ): Gumpalan besar, mengendap (Protein >
500 mg%)
Positif palsu :
Negatif palsu :
2. Metode Sulfosalisilat.
Prinsip dengan penambahan sulfoalisilat pada urin ( tanpa pemanasan ) akan
menimbulkan kekeruhan yang sifatnya menetap.
Reagen : Sulfosalisilat 20 %.
Cara kerja :
I. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS.
Terdiri dari :
1. Metode Natif.
Bahan : Urin pagi dan segar diperiksa dalam waktu 3-6 jam.
BJ minimal 1,015.
1. Metode Natif.
Cara kerja :
- Leukosit.
- Eritrosit.
- Torax ( silinder )
2. Eritrosit :
Hipotonik: Eritrosit membengkak, bila Hb keluar tampak bayangan sel dan
disebut “ Ghost Cell “
Sumber kesalahan :
4. Torak / silinder :
Dibentuk dalam lumen tubulus ginjal, ada tiga bentuk : kecil, sedang,
besar.
Kesalahan penilaian :
3. Rambut.
berspora.
B. Unsur Anorganik:
a. Tak patologis :
Kristal dalam urin asam seperti : - Kristal urat.
- Kristal oksalat.
- Kristal sulfat.
- Triple fosfat.
- Ca.Carbonat.
b. Patologis :
Cystine : bentuk heksagonal refraktil tidak berwarna.
C. Unsur lain :
Spermatozoa.
Bakteri : bila berasal dari kontaminasi dan berkembang biak maka
tampak bakteri banyak, leukosit sedikit / normal.
Kapang : karena kontaminasi luar : bentuk kecil, ovoid ukuran tak sama,
warna hijau kekuningan dan berinti.
Parasit : Trichomonas, larva cacing.
Pada keadaan penyakit tertentu kadar suatu zat yang semula ada didalam urin dalam jumlah
kecil atau semula tidak ada, dapat ditemukan dalam jumlah besar.
PEMERIKSAAN BILIRUBIN
Pada keadaan patologik bilirubin dapat dijumpai dalam urin. Bila urin tidak segera diperiksa
sebagian bilirubin akan teroksider dan berubah menjadi biliverdin. Perubahan akan
dipercepat oleh sinar matahari.
Metode pemeriksaan :
1. Tes Busa.
2. Tes Fouchet / Horison.
3. Tes carik celup
1. TES BUSA
A. Alat dan reagen :
Alat :
Tabung Reaksi
B. Cara pemeriksaan :
Penilaian hasil :
Catatan :
Alat :
Corong
Reagen :
Tabung Reaksi
B. Cara pemeriksaan :
3. Teteskan 2-3 tetes reagen Fouchet ke atas presipitat pada kertas saring dan amati
hasilnya.
Penilaian hasil :
Pemeriksaan urin bertujuan menunjang diagnosis kelainan ginjal dan saluran kemih
seperti infeksi traktus urinarius juga kelainan di luar ginjal seperti kelainan metabolisme
karbohidrat, fungsi hati, gangguan keseimbangan asam basa. Urinalisis carik celup dipakai
sebagai analisis kimia untuk alat diagnostik cepat. Strik carik celup berupa plastik strip yang
terdiri dari area reagen untuk parameter pemeriksaan tertentu dan bantalan kalibrasi. Tes
multistik ini dapat juga digunakan untuk mendeteksi zat seperti glukosa, protein, bilirubin,
urobilinogen, pH, berat jenis, darah samar, keton, nitrit dan leukosit di urin.
1) Asam ascorbique
Pewarnaan Tillmann’s reagent. Asam askorbat terlihat dari perubahan dari
warna hijau kebiruan menjadi orange. Pasien dengan diet yang adekuat dapat
mengeksresi 2-10mg/dl dalam 24 jam.
Komposisi bahan kimia:
- 2,6-dichlorophenolindophenol
- Buffer
- Non reactive ingredients
2) Glukosa
Tes ini berdasarkan reaksi enzimatik glicose oksidase peroksidase dan kromogen.
Perubahan warna yang terjadi dari hijau ke coklat.
Komposisi bahan kimia:
- Glukosa oksidase
- Peroksidase
- Potassium iodide
- Buffer
- Non reactive ingredients
Harga normal :
- Sejumlah kecil glukosa dapat ditemukan pada urin normal
- Kadar glukosa 100mg/dl yang konsisten menunjjukkan adanya kelainan
klinis
3) Bilirubin
4) Keton
Prinsip kerja : legal reaction (tes legal). Reaksi antara keton dengan nitroprusside dan
acetoacetic acid mengakibatkan perubahan warna dari merah muda menjadi lebih gelap
atau ungu saat hasil pemeriksaan positif. Fisiologis terjadi pada kondisi puasa, kehamilan
dan latihan berat. Pada kondisi abnormal atau gangguan metabolism karbohidrat keton
urin meningkat lebih dulu dibandingkan keton serum
Stik carik celup lebih sensitif untuk asam asetoasetat daripada aseton, tetapi
seharusnya tidak bereaksi dengan asam β-hidroxibutirat. Komposisi bahan
kimia :
- Sodium nitroprusside
- buffer
5) Berat Jenis
Stik carik celup spesifik untuk berat jenis urin sewaktu antara 1.003 sampai
1.035, sedangkan urin 24 jam 1,016-1,022. Pada kasus kerusakan ginjal kronik
yang berat berat jenis konstan pada angka 1,010
Komposisi bahan kimia :
- bromthymol blue indicator
- buffer
- non reactive ingredients
- poly (methyl vinyl ether/ maleic anhydride)
- sodium hydroxide
Prinsip kerja : cation extraction (pKa)
6) Darah samar
Prinsip kerja : aktivitas pengukuran dari pseudoperoksidase pada hemoglobin.
Perubahan warna yang terjadi dari orange hijau menjadi biru tua. Stik carik
celup lebih sensitif untuk pigmen darah (hemoglobin) dan miogloin dari pada
eritrosit. Tidak adanya hemolisis mengindikasikan hasil yang negatif meskipun
positif pada sedimen
7) pH
Prinsip kerja : double pH indicator. Perubahan warna yang terjadidari kuning kehijauan
menjadi biru. pH normal urin bayi baru lahir 5-7, pada dewasa 4,5-8 dengan rata-rata pH
6
Positif palsu
- Hemoglobin kadar tinggi
- Medium kontras
- Substansi molekul besar
- Desinfektan dengan kandungan ammonium
- Urin pH >8
Negatif palsu
1) Keluarkan dari tabung stik carik celup secukupnya dan tutup kembali dengan rapat
2) Celupkanlah carik celup kedalam urin segar dan tercampur rata, selama 2 detik
3) Tiriskan kelebihan urin pada bibir kontainer urin atau keringkan pada secarik kertas
tisu
4) Pegang posisi horizontal, untuk mencegah tercampurnya reagen atau kontaminasi
urin terhadap pemeriksa
5) Sesuaikan dengan waktu reaksi yang tercantum pada tabung carik celup
6) Lihat interpretasi hasil dibandingkan pada color chart pada tabung carik celup
7) Bisa memakai urin analiser, bila jumlah pemeriksaan yang besar.
INTERPRETASI HASIL
pH 60 detik 5-9
PEMERIKSAAN UROBILINOGEN
Pada keadaan normal urobilinogen mencapai puncaknya pada awal tengah hari. Sampling
sebaiknya dilakukan antara jam 14.00 – 16.00 WIB untuk mendapatkan hasil pemeriksaan
seperti yang diharapkan.
Metode pemeriksaan :
Alat :
Tabung Reaksi
Reagen :
Erlich
* Paradimethylamino-benzaldehida 2 gr
* Aquades 80 ml
Syarat pemeriksaan :
- Urin segar ( yang baru dikemihkan ) sebab bila urin dibiarkan urobilinogen akan
teroksidasi menjadi urobilin.
- Bila urin mengandung bilirubin, endapkan dengan BaCl2 10%
B. Cara pemeriksaan :
Perhatikan :
- Bila warna merah tampak jelas, lakukan pengenceran urin dan kerjakan pemeriksaan
seperti semula.
Penilaian hasil :