Anda di halaman 1dari 27

MODUL KETERAMPILAN KLINIK

BLOK 7.5
“DUH TUBUH DAN KELAINAN DI AREA GENITAL“

Tim Penyusun :

1. dr. Thianti Sylviningrum, M.Pd.Ked., M.Sc., Sp.KK


2. dr. Ismiralda Oke Putranti, Sp.KK
3. dr. Viva Ratih Bening Ati, M.Si

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN KEDOKTERAN
PURWOKERTO
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunia-Nya kami bisa menyelesaikan buku modul penunjang blok 7.5 ini. Buku ini digunakan
sebagai panduan kegiatan skill lab materi duh tubuh dan kelainan di area genitalia bagi
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman semester 7.
Dengan disusunnya buku modul ini, diharapkan mahasiswa mampu menerapkan ilmu
pengetahuan dan keterampilan klinik untuk menentukan diagnosis dan penatalaksanaan
masalah pasien (simulasi) secara terstruktur dan komprehensif
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam menyusunan modul ini. Modul ini masih jauh dari sempurna sehingga kritik dan ssaran
sangat kami harapkan untuk perbaikan modul ini di masa yang akan datang.

Purwokerto, 9 September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

1. TUJUAN PEMBELAJARAN .................................................................. 1


A. Tujuan Umum ..................................................................................1
B. Tujuan Khusus..................................................................................1
2. PENDAHULUAN .................................................................................... 4
3. DASAR TEORI........................................................................................ 1
A. ANAMNESIS................................................................................... 2
B. PEMERIKSAAN FISIK .................................................................4
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG DIUSULKAN ................5
4. RUBRIK PENILAIAN ........................................................................... 8
5. SUMBER REFERENSI ......................................................................... 11
6. CONTOH KASUS ................................................................................. 11
A. ANAMNESIS................................................................................. 11
B. PEMERIKSAAN FISIK ................................................................ 12
C. DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING ............................... 13
D. PENATALAKSANAAN ............................................................... 14
i. Farmakologi ............................................................................14
ii. Nonfarmakologi ......................................................................14
REFERENSI .............................................................................................. 00

iii
1. TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan klinik untuk
menentukan diagnosis dan penatalaksanaan gangguan sistem reproduksi dengan
keluhan duh tubuh dan kelainan di area genitalia secara terstruktur dan
komprehensif.
B. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan klinik
secara terstruktur mencakup:
 Penegakan diagnosis gangguan sistem reproduksi dengan keluhan duh
tubuh dan kelainan di area genitalia, yang meliputi ulkus genital,
pembesaran limfonodi di selangkangan, pembengkakan skrotum, nyeri
perut bagian bawah, dan tonjolan atau vegetasi pada genitalia.
 Penatalaksanaan gangguan sistem reproduksi dengan keluhan duh tubuh
dan kelainan di area genitalia, yang meliputi ulkus genital, pembesaran
limfonodi di selangkangan, pembengkakan skrotum, nyeri perut bagian
bawah, dan tonjolan atau vegetasi pada genitalia.
2. PENDAHULUAN
Penyakit dengan keluhan duh tubuh dan kelainan di area genitalia, yang meliputi ulkus
genital, pembesaran limfonodi di selangkangan, pembengkakan skrotum, nyeri perut
bagian bawah, dan tonjolan atau vegetasi pada genitalia merupakan keluhan pada
penyakit menular seksual yang banyak dijumpai pada praktek sehari-hari. Tatalaksana
penyakit menular seksual memerlukan ketrampilan klinis dan pendekatan khusus. Hal
ini disebabkan informasi yang dibutuhkan dari pasien bersifat personal atau pribadi.
Ketrampilan klinis yang dimaksud dalam modul ini adalah anamnesis, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan penunjang dan interpretasinya, serta pemberian terapi berdasarkan
panduan nasional yang berlaku.
Pada modul ini, keluhan duh tubuh dan kelainan di area genital diharapkan dapat
diidentifikasi dan ditatalaksana sehingga dapat menurunkan angka morbiditas pasien.
Hal ini berhubungan dengan banyak masalah kesehatan yang terjadi pada sistem
reproduksi manusia baik gangguan fungsional (disorder) hingga penyakit (disease)
yang dapat berlanjut dengan komplikasi yang tidak diinginkan apabila penyakit yang

1
mendasarinya tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Modul ini disusun sebagai
panduan bagi mahasiswa kedokteran belajar mengintegrasikan berbagai pengetahuan
& keterampilan klinis secara sistematis dalam memahami dan mengelola gangguan/
penyakit sistem reproduksi.
3. DASAR TEORI
Sistem reproduksi terbagi menjadi organ reproduksi luar dan dalam. Organ reproduksi
luar pada perempuan terdiri dari : mons pubis, labia major, labia minor, klitoris, dan
himen. Sedangkan organ reproduksi perempuan bagian dalam meliputi : vagina, uterus,
tuba falopi, dan ovarium. Pada pria, organ reproduksi luar terbagi menjadi penis,
skrotum, testis, epididymis, sedangkan organ reproduksi bagian dalam adalah vas
deferens, vesikula seminalis, saluran ejakulasi, saluran kencing, kelenjar prostat dan
kelenjar bulbouretral.
A. Duh tubuh
Duh tubuh pada perempuan disebut dengan vaginal discharge yaitu keluarnya
cairan bukan darah dari vagina, tidak disebabkan neoplasma atau penyakit organik
lainnya. Sedangkan duh tubuh dari pria disebut dengan duh tubuh uretra. Duh tubuh
merupakan keluhan dalam bidang obstetri dan ginekologi serta kulit dan kelamin
yang banyak dijumpai padapraktek sehari-hari. Duh tubuh selain dari darah ini
disebut dengan Leucorrhoea atau keputihan. Cairan leucorrhoea dapat berwarna
putih, kekuningan, atau kehijauan dapat bersifat normal dan tidak perlu diobati, atau
dapat menjadi penanda infeksi. Leucorrhoea yang dapat berhubungan dengan
perubahan epitel, serta perubahan pH dan bakteri flora normal di vagina.
Duh tubuh uretra ditandai dengan secret purulen atau mukoid dari penis. Hal ini
menandakan adanya inflamasi yang sebagian besar disebabkan oleh infeksi.
Keluhan duh tubuh uretra ini sering disertai dengan disuria.
Duh tubuh baik pada pria watau perempuan mayoritas disebabkan oleh infeksi
bakteri antara lain : Neisseria gonorrhea, Chlamydia trachomatis, bakteri anaerob;
jamur : Candida sp.; parasit : Trichomonas vaginalis.

Gambar 1. Duh tubuh vagina

2
Gambar 2. Duh tubuh uretra.
B. Ulkus genital
Ulkus genital adalah ulkus yang dijumpai pada area genital dan dapat disebabkan
oleh infeksi bakteri mayoritas Treponema pallidum yaitu sifilis primer; bakteri
Streptobacillus ducrey pada ulkus mole atau chancroid; bakteri Chlamydia
trachomatis yang menyebabkan limfogranuloma venereum; dan virus Herpes
Simplex Virus type 2 yaitu herpes genitalis.
Pasien dengan ulkus pada genital perlu diperiksa secara mikroskopik untuk
membantu mengidentifikasi agen penyebabnya. Anamnesis dan pemeriksaan fisik
yang baik dapat membantu menentukan pemeriksaan penunjang yang diperlukan
serta membantu penegakan diagnosis kerja.

Gambar 3. Ulkus genital


C. Pembesaran limfonodi di selangkangan
Pembesaran limfonodi di area selangkangan dapat disebabkan oleh faktor infeksi
non seksual. Sedangkan untuk pembesaran limfonodi di selangkangan yang
disebabkan infeksi seksual seringkali disebabkan oleh limfogranuloma venereum
dan chancroid.

Gambar 4. Pembengkakan pada limfonodi


D. Pembengkakan skrotum
Pembengkakan skrotum yang disertai rasa nyeri dan terjadi unilateral, akut, edema
dan kemerahan pada permukaan skrotum menunjukkan adanya peradangan pada
epididymis. Peradangan tersebut dapat disebabkan infeksi seksual dan non seksual.
Peradangan yang bersifat infeksi seksual yaitu gonore dan atau klamidiosis sering
disertai munculnya duh tubuh dan dijumpai pada penderita berusia < 35 tahun.
Sedangkan pembengkakan skrotum akibat dari infeksi non seksual sering dijumpai

3
pada penderita berusia > 35 tahun, dengan bakteri terbanyak sebagai penyebab
adalah E. coli, Klebsiella sp, dan Pseudomonas aeruginosa.
Pembengkakan skrotum juga dapat disebabkan oleh infeksi dari bagian lain tubuh,
yaitu orkitis tuberculosis, parotitis, brucellosis. Pembengkakan skrotum yang tidak
disebabkan infeksi dijumpai pada kondisi torsio testis, tumor, ataupun rudapaksa.
Semua kondisi dengan pembengkakan skrotum membutuhkan penanganan yang
segera untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Gambar 5. Pembengkakan pada skrotum


E. Nyeri perut bagian bawah
Nyeri perut bagian bawah yang dijumpai terutama pada wanita dengan seksual aktif
dapat diperkirakan keluhan tersebut disebabkan salpingitis, dan atau endometritis,
penyakit radang panggul. Pada penyakit radang panggul dapat dijumpai tanda dan
gejala nyeri perut bagian bawah, nyeri saat berhubungan seksual, duh tubuh vagina,
menometroragia, dysuria, dismenorea, demam, mual, muntah. Sedangkan pada
pemeriksaan fisik, dapat dijumpai nyeri pada goyang serviks, pembesaran salah satu
atau kedua tuba falopi, teraba massa di panggul yang nyeri, dan nyeri lepas pada
perut bagian bawah. Penyakit radang panggul dapat disebabkan oleh
N.gonorrhoeae, C.trachomatis, dan bakteri anaerob, (Bacteroides spesies, dan
kokus Gram positif), kuman gram negatif, dan Mycoplasma hominis.
F. Tonjolan pada area genitalia
Tonjolan pada vulva, vagina, serviks, dan sekitar anus sering dikenal dengan kutil
kelamin atau kondiloma akuminata. Kondiloma akuminata disebabkan Human
Papilloma Virus strain 6 dan 11, yang ditularkan melalui hubungan seksual.
Kondiloma akuminata jarang memberikan keluhan kecuali terjadi obstruksi akibat
ukurannya yang besar. Bentuk kondiloma akuminata bervariasi, tetapi bentuk yang
paling banyak dijumpai adalah permukaan tonjolan yang kasar menyerupai
kembang kol.
G. Proktitis
Peradangan pada rektum atau proktitis dapat disebabkan infeksi dan non infeksi.
Patogen infeksi yang sering menyebabkan keluhan pada proktitis adalah Neisseria
gonorrhoeae, Chlamydia trachomatis,Treponema pallidum dan herpes simplex virus

4
(HSV). Tanda dan gejala proktitis antara lain rasa ingin buang ari besar berulang kali, rasa
tidak nyaman di area anus, keluar duh tubuh mukoid/purulent, darah, tenesmus, konstipasi,
demam, serta dapat dijumpai pembesaran limfonodi pada selangkangan. Proktitis sering
dijumpai pada penderita homoskesual yang berperan sebagai reseptif .

Keluhan duh tubuh serta kelainan pada area genital yang telah diuraikan di atas
termasuk dalam Standar Kompetensi Dokter Indonesia tahun 2012, sebagai berikut :
Tabel 1. Tingkat Kompetensi dokter umum : sistem reproduksi
Daftar penyakit Tingkat Kompetensi
Sindrom duh (discharge) genital (gonore dan nongonore) 4A
Infeksi Saluran Kemih Bagian Bawah 4A
Vulvitis 4A
Vaginitis 4A
Vaginosis bakterialis 4A
Salpingitis 4A
Abses tubo-ovarium 3B
Endometritis 3B
Torsi dan ruptur kista 3B
Sifilis 3A
Kondiloma akuminatum 3A
Servisitis 3A
Penyakit radang panggul 3A

A. ANAMNESIS
Anamnesis sistem reproduksi, perlu berhati hati dalam penggunaan kalimat, intonasi,
maupun body language dari pemeriksa. Pilihlah kalimat yang netral/normatif, tidak
menghakimi. Informasi / riwayat sistem reproduksi biasanya merupakan privasi pasien.
Pasien perlu dijamin kerahasiaan dan diyakinkan pentingnya informasi tersebut dalam
penegakan diagnosis, pengobatan, komplikasi yang dapat terjadi, serta strategi
pencegahannya.
Pertama sebelum melakukan anamnesis, bangunlah kepercayaan pasien dengan
membina relasi dokter-pasien yang baik. Seperti prosedur pemeriksaan klinis pada
umumnya, anamnesis mencakup Fundamental Four dan Sacred Seven, yaitu
1. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
Riwayat penyakit sekarang (RPS) meliputi keluhan utama dan anamensis lanjutan.
Keluhan utama adalah keluhan yang membuat pasien datang ke tempat pelayanan
kesehatan untuk mencari pertolongan. Setelah menanyakan keluhan utama
dilanjutkan dengan anamnesis untuk menanyakan 7 hal (Sacred Seven), yaitu :

5
a. Lokasi
b. Onset/awitan dan kronologis
c. Kuantitas keluhan
d. Faktor-faktor yang memperberat keluhan
e. Faktor-faktor yang memperingan keluhan
f. Analisis sistem yang menyertai keluhan utama
Selain data tersebut, tanyakan pula keluhan di sistem lain yang relevan, misalnya
pada kasus penyakit sistem reproduksi, perlu menanyakan adanya gangguan
berkemih maupun defekasi.

2. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)


Menanyakan kepada pasien apakah pernah sakit serupa sebelumnya. Mencari
penyakit yang relevan dengan penyakit sekarang, riwayat trauma, riwayat operasi
dan riwayat penyakit kronik.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga


Menanyakan untuk mencari adakah penyakit yang sekarang diderita berkaitan
dengan riwayat sakit pada keluarga dan pasangan, baik itu yang bersifat diturunkan
maupun ditularkan.

4. Riwayat Sosial dan Ekonomi


Menanyakan status sosial pasien seperti pendidikan, pekerjaan pasien, pekerjaan
pasangan, pernikahan, kebiasaan/hobi pasien, aktivitas seksual, sumber
keuangan, asuransi kesehatan dan kepercayaan. Pekerjaan dengan risiko penyakit
menular seksual misalnya pekerja kelab malam, driver angkutan barang/
penumpang antar kota, individu yang sering terpisah dengan pasangannya (
misalnya: awak maskapai penerbangan, pelayaran, militer). Personal habit yang
dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi misalnya higienitas organ reproduksi,
penggunaan antiseptik, vaginal douche.

5. Riwayat obstetri dan ginekologi


Selain anamnesis umum tersebut (Fundamental Four dan Sacred Seven) pada kasus
obtetrik dan ginekologik perlu anamnesis lebih lanjut mengenai riwayat kesehatan
sebelumnya sebagaimana tabel.2

6
Riwayat menstruasi - Usia menarche
- Keteraturan siklus haid
- Periode siklus haid
- Lama haid
- Perkiraan volume darah yang hilang
- Nyeri sebelum, selama haid dan intensitasnya
- Keluhan yang menyertai menstruasi
Riwayat dan rencana KB - Jenis dan lama penggunaan metode kontrasepsi
- Keluhan terhadap riawayat pemakaian KB
sebelumnya
Riwayat pernikahan - Usia pertama kali intercourse
- Jumlah pernikahan
- Aktivitas seksual : dari pertama intercourse
sampai saat periksa, berapa jumah pasangan?
Apakah pasangan lelaki/perempuan?
Apakah melakukan hubungan seksual secara
oral seks, anal seks, per vaginam?
Apakah menggunakan pelindung,misalnya
kondom untuk pria/wanita?
Riwayat kehamilan dan - Jumlah kehamilan
- Jumlah persalinan dan cara persalinan
persalinan
(normal, dengan bantuan alat, atau melalui
pembedahan)
- Riwayat tiap kehamilan
- Riwayat tiap persalinan
 Waktu persalinan (kapan)
 Tempat dan penolong persalinan
 Penyulit persalinan
 Kesehatan bayi
 Perdarahan dll
- Riwayat abortus

Riwayat pernikahan digali dalam rangka mengetahui riwayat seksual antara lain
usia saat kontak seksual pertama & riwayat multi partner (berganti-ganti pasangan,
jumlah pasangan, jenis kelamin dari pasangan). Apabila pasien bersikap terbuka,
dapat lebih mudah menetukan riwayat multi partner. Aktifitas seksual antara lain
menentukan seksual aktif (misalnya rutin hubungan seksual perminggu/ bualan),
jenis aktifitas seksual, misal oral, vaginal, anal.

B. PEMERIKSAAN FISIK
Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pemeriksaan fisik adalah :
- Stetoskop
- Jam

7
- Tempat tidur/bed
- Lampu sorot
- meja ginekologik
- spekulum
- sarung tangan
- bengkok tempat alat yang sudah tidak diguakan
- klorin 5% sebagai desinfektan
- betadin
- object glass
- deck glass
- KOH 10%
- Cat gram
- NaCl 0,9%
- Mikroskop
- Lidi kapas steril

Prosedur pemeriksaan:
- sebelum pemeriksaan lakukanlah inform-consent.
- Pasien dipersilakan mengosongkan kandung kemih terlebih dahulu, dan
diminta untuk mengganti pakaian dengan pakaian pemeriksaan.
- Persiapan pemeriksa: menjaga privasi, mencuci tangan
- Melakukan pemeriksaan:
o Keadaan umum
o Antropometrik: TB, BB, IMT
o Kesadaran
o Tanda vital
o Kepala
o Leher
o Dada
o Abdomen
o Ekstremitas
o Organ reproduksi
 Menilai inguinal, perineum, labia major dan minor, vulva, vagina,
serviks uteri, uterus, termasuk slinger pain, adnexa, parametrium,

8
kavum dauglas (inspeksi, palpasi, inspekulo, VT), dan limfonodi
di selangkangan, leher, ketiak.
 Pada kasus infeksi dapat dilakukan pemeriksaan sekret vagina:
(Makoskopik, mikroskopik, pH Vagina, Whiff test, sediaan basah
menggunakan NaCl 0,9%, pengecatan gram, pengecatan KOH)
 Apabila ada faktor risiko kanker serviks, perlu dilakukan deteksi dini
menggunakan IVA test & PAP smear.
- Membereskan peralatan
- Mencuci tangan setelah pemeriksaan
- Dokumentasi hasil pemeriksaan.

C. Pemeriksaan Penunjang (modul skill lab terkait)


Terdapat beragam pemeriksaan penunjang pada kasus di area reproduksi yang dapat
dilakukan, tergantung diferensial diagnosis yang ada. Pemeriksaan tersebut antara lain
- Darah:
o Hematologi
o Endokrin
- Urin rutin
- Imaging:
o Rontgen panggul
o HSG
o USG
o Kolposkopi
o CT scan
o MRI
- Pemeriksaan histopatologi
- Pemeriksaan mikrobiologi
Pemeriksaan yang diusulkan pada pasien perlu mempertimbangan beberapa faktor,
antara lain poin diagnostik pemeriksaan tersebut, biaya, invasifitas dan
ketersediaannya.

9
D. Diagnosis dan DD

- Tulis dalam rekam medik berbagai diagnosis (bila memungkinkan): diagnosis


kerja/ klinis, diagnosis pasti, topis, etiologis.
- Sampaikan diagnosis kepada pasien dengan dilengkapi bahasa awam agar mudah
difahami pasien.
- Sampaikan prosedur diagnostik yang masih diperlukan baik dalam penegakan
diagnosis maupun eksplorasi komplikasi.

E. Tatalaksanaa:

Tulis rencana tatalaksana dalam rekam medik dan sampaikan penanganan yang akan
dilakukan pada pasien dan atau keluarganya
a. Farmakologis: ( sistemik (oral dan atau parenteral) dan atau topikal)
i. Kausatif: misal anti mikroba
ii. Simtomatik: misal: anti nyeri, anti inflamasi, anti gatal.
iii. Suportif: bila diperlukan: vitamin, imunomodulator, probiotik dll
b. Non farmakologis:
i. Asupan nutrisi

10
ii. Perilaku hidup sehat dengan tidak berganti-ganti pasangan, menggunakan
pelindung saat berhubungan seksual.
iii. Menjaga higiene dan sanitasi pribadi dan pasangan.
c. Edukasi:
i. Terkait Penyebab, tanda & gejala, penularan, pengobatan, komplikasi,
kesembuhan, pencegahan.
ii. Hal – hal yang sebaikya dilakukan & yang sebaiknya dihindari untuk
pencegahan.

iii. Apabila didiagnosis penyakit yang berhubungan dengan penularan melalui


hubungan seksual, maka pasangan harus diperiksa juga oleh dokter.

11
4. RUBRIK PENILAIAN MAHASISWA

No. Kompetensi 0 11 1 2 3 Bobot

1 Anamnesis Peserta ujian tidak Peserta ujian mampu memfasilitasi Peserta ujian mampu memfasilitasi Peserta ujian mampu memfasilitasi 4
memfasilitasi pasien pasien untuk menceritakan pasien untuk menceritakan pasien untuk menceritakan
untuk menceritakan kesakitannya dengan menggali 1-3 kesakitannya dengan menggali 4-6 kesakitannya dengan menggali
kesakitannya. dari 7 pertanyaan berikut: dari 7 pertanyaan berikut: SELURUH pertanyaan berikut:
1. Keluhan utama (termasuk 1. Keluhan utama (termasuk 1. Keluhan utama (termasuk
lokasi keluhan utama) lokasi keluhan utama) lokasi keluhan utama)
Riwayat Penyakit Sekarang: Riwayat Penyakit Sekarang: Riwayat Penyakit Sekarang:
2. Awitan dan kronologis 2. Awitan dan kronologis 2. Awitan dan kronologis
3. Kualitas dan Kuantitas 3. Kualitas dan Kuantitas 3. Kualitas dan Kuantitas
4. Faktor yang memperberat 4. Faktor yang memperberat 4. Faktor yang memperberat dan
dan memperingan dan memperingan memperingan

5. Riwayat Penyakit Dahulu 5. Riwayat Penyakit Dahulu5. Riwayat Penyakit Dahulu


(termasuk riwayat pengobatan (termasuk riwayat pengobatan (termasuk riwayat pengobatan
dan alergi) dan alergi) dan alergi)
6. Riwayat Penyakit 6. Riwayat Penyakit Keluarga 6. Riwayat Penyakit Keluarga dan
Keluarga dan pasangan dan pasangan pasangan
7. Riwayat Sosial Ekonomi 7. Riwayat Sosial Ekonomi 7. Riwayat Sosial Ekonomi
8. Riwayat obstetri dan 8. Riwayat obstetri dan8. Riwayat obstetri dan
ginekologi ginekologi ginekologi

2 Pemeriksaan Peserta ujian tidak Peserta ujian melakukan Peserta ujian melakukan cuci tangan Peserta ujian melakukan cuci 4
Fisik melakukan pemeriksaan fisik sesuai masalah sebelum dan setelah pemeriksaan, tangan sebelum dan setelah
pemeriksaan fisik yang klinik pasien, namun TIDAK melakukan pemeriksaan fisik sesuai pemeriksaan, DAN melakukan
sesuai dengan masalah melakukan CUCI TANGAN masalah klinik pasien dengan pemeriksaan fisik sesuai masalah
klinik pasien sebelum dan atau setelah pelakukan menggunakan teknik pemeriksaan klinik pasien dengan menerapkan
pemeriksaan fisik yang benar tetapi TIDAK RUNUT prinsip sebagai berikut:
Atau ● Menggunakan teknik
Peserta ujian melakukan cuci pemeriksaan yang benar DAN
tangan sebelum dan setelah ● Sistematik/runut
pemeriksaan, melakukan
pemeriksaan fisik sesuai masalah
klinik pasien dengan menggunakan

12
teknik pemeriksaan yang TIDAK
BENAR

3 Usulan dan Peserta ujian tidak Peserta ujian dapat mengusulkan Peserta ujian dapat mengusulkan Peserta ujian dapat menentukan 2
Interpretasi dapat mengusulkan sebagian atau seluruh SEBAGIAN pemeriksaan SELURUH pemeriksaan
pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan penunjang yang penunjang yang dibutuhkan dan penunjang yang dibutuhkan DAN
penunjang penunjang yang dibutuhkan tetapi TIDAK dapat melakukan interpretasi yang tepat melakukan interpretasi yang tepat
diperlukan melakukan INTERPRETASI
YANG TEPAT

4 Menentukan Peserta ujian tidak Peserta ujian mampu menentukan Peserta ujian mampu menentukan Peserta ujian mampu menentukan 2
diagnosis dan dapat menentukan diagnosis, tetapi tidak dapat diagnosis dan satu diagnosis diagnosis dan dua diagnosis
diagnosis diagnosis dan diagnosis menentukan diagnosis bandingnya banding banding dengan tepat
banding banding atau menyebutkan salah satu
diagnosis banding sebagai
diagnosis utama
5 Tatalaksana Peserta ujian memilih Peserta ujian memilih obat dengan Peserta ujian memilih obat dengan Peserta ujian memilih obat dengan 2
Farmakoterapi obat yang tidak tepat menerapkan beberapa prinsip tepat sesuai seluruh prinsip berikut: tepat sesuai seluruh prinsip
Atau berikut: 1. Tepat indikasi berikut:
Peserta ujian tidak 1. Tepat indikasi 2. Tepat dosis 1. Tepat indikasi
dapat memilih obat 2. Tepat dosis 3. Tepat sediaan 2. Tepat dosis
3. Tepat sediaan 4. Tepat cara pemberian 3. Tepat sediaan
4. Tepat cara pemberian 5. Tepat harga 4. Tepat cara pemberian
TETAPI TIDAK menuliskan resep 5. Tepat harga
dengan lengkap dan benar. DAN
● menuliskan resep dengan
lengkap dan benar.

6 Komunikasi Peserta ujian sama Peserta ujian menunjukkan Peserta ujian menunjukkan Peserta ujian menunjukkan 2
dan Edukasi sekali tidak melakukan kemampuan berkomunikasi dengan kemampuan berkomunikasi dengan kemampuan berkomunikasi dengan
4 prinsip komunikasi menerapkan salah satu prinsip menerapkan 2-3 dari 4 prinsip berikut: menerapkan seluruh prinsip
berikut: 1. mampu membina hubungan baik berikut:
1. mampu membina hubungan dengan pasien secara verbal non 1. mampu membina hubungan
baik dengan pasien secara verbal (ramah, terbuka, kontak baik dengan pasien secara
verbal non verbal (ramah, mata, salam, empati dan verbal non verbal (ramah,
terbuka, kontak mata, salam, hubungan komunikasi dua arah, terbuka, kontak mata, salam,
empati dan hubungan respon) empati dan hubungan
komunikasi dua arah, respon)

13
2. mampu memberikan 2. mampu memberikan kesempatan komunikasi dua arah,
kesempatan pasien untuk pasien untuk bercerita dan respon)
bercerita dan mengarahkan mengarahkan cerita 2. mampu memberikan
cerita 3. mampu untuk melibatkan pasien kesempatan pasien untuk
3. mampu untuk melibatkan dalam membuat keputusan bercerita dan mengarahkan
pasien dalam membuat klinik, pemeriksaan klinik. cerita
keputusan klinik, 4. mampu memberikan penyuluhan 3. mampu untuk melibatkan
pemeriksaan klinik. yang isinya sesuai dengan pasien dalam membuat
4. mampu memberikan masalah pasien keputusan klinik,
penyuluhan yang isinya pemeriksaan klinik.
sesuai dengan masalah pasien 4. mampu memberikan
penyuluhan yang isinya
sesuai dengan masalah
pasien

7 Perilaku Peserta ujian tidak Meminta izin secara lisan dan 1-2 Meminta izin secara lisan dan 3 poin Meminta izin secara lisan dan 2
profesional meminta izin secara poin berikut : berikut: melakukan di bawah ini secara
lisan dan sama sekali 1. melakukan setiap tindakan 1. melakukan setiap tindakan lengkap:
tidak melakukan poin dengan berhati-hati dan dengan berhati-hati dan teliti 1. melakukan setiap tindakan
berikut: teliti sehingga tidak sehingga tidak dengan berhati-hati dan
1. melakukan setiap membahayakan pasien dan membahayakan pasien dan teliti sehingga tidak
tindakan dengan diri sendiri diri sendiri membahayakan pasien dan
berhati-hati dan teliti 2. memperhatikan 2. memperhatikan kenyamanan diri sendiri
sehingga tidak kenyamanan pasien pasien 2. memperhatikan
membahayakan 3. melakukan tindakan sesuai 3. melakukan tindakan sesuai kenyamanan pasien
pasien dan diri prioritas prioritas 3. melakukan tindakan sesuai
sendiri 4. menunjukan rasa hormat 4. menunjukan rasa hormat prioritas
2. memperhatikan kepada pasien kepada pasien 4. menunjukan rasa hormat
kenyamanan pasien 5. mengetahui keterbatasan 5. mengetahui keterbatasan kepada pasien
3. melakukan tindakan dengan merujuk atau dengan merujuk atau 5. mengetahui keterbatasan
sesuai prioritas melakukan konsultasi bila melakukan konsultasi bila dengan merujuk atau
4. menunjukan rasa diperlukan diperlukan melakukan konsultasi bila
hormat kepada diperlukan
pasien
5. mengetahui
keterbatasan dengan
merujuk atau
melakukan

14
konsultasi bila
diperlukan

15
5. SUMBER REFERENSI
Jurnal dan buku pendukung untuk Diagnosis dan Tata Laksana :
a. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
b. Abid M, Jyoti, Kumar K, Khan R, Ali S, Chandra P, et al. 2016. Assessment of
Leucorrhoea disease in female students. Journal of Sciencetific and Innovative
Research, Vol. (5) 4, p. 116-118.
c. Spence D, Melville C. 2007. Vaginal discharge. British Medical Journal, Vol. 335, p.
1147-1151.
d. Konsil Kedokteran Indonesia. 2012. Standar Kompetensi Dokter Indonesia. Konsil
Kedokteran Indonesia, Jakarta.
e. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2011.
Pedoman Nasional Infeksi Menular Seksual 2011. Kementrian Kesehatan RI, Jakarta
6. CONTOH KASUS
Seorang perempuan, usia 35 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan keputihan disertai
nyeri pada area selangkangan kanan.
a. ANAMNESIS
1. Keluhan utama
Keputihan dan nyeri pada selangkangan kanan
Riwayat Penyakit Sekarang :
2. Awitan dan kronologis
Sekitar 2 minggu yang lalu keluar cairan kental, putih kekuningan, tidak gatal dari
vagina. Keluhan dirasakan bertambah banyak dan tidak pasien tidak berobat karena
malu. Pasien sering merasa panas dan nyeri di dalam vagina. Keluhan rasa terbakar
saat berkemih, nyeri saat hubungan seksual, nyeri selangkanngan bagian kanan
yang diikuti demam.
3. Kualitas dan Kuantitas
Cairan kental, putih kekuningan, yang keluar terus menerus, mengganggu istirahat,
mengganggu aktifitas, dan pasien takut serta malu bila periksa ke dokter.
4. Faktor yang memperberat dan memperingan
Faktor yang memperberat : Keputihan semakin bertambah banyak setelah
hubungan seksual
Faktor yang memperingan : Tidak ada
5. Gejala Penyerta

16
Terasa nyeri selangkanan kanan, dan demam.
6. Riwayat menstruasi :
Menarche usia 12 tahun. Siklus haid biasanya 28 hari dan lamanya haid 7 hari,
dengan hari banyak haid 3-4 hari dan menghabiskan hingga 1-3 pembalut sehari.
Riwayat nyeri berlebihan saat menstruasi (-).
7. Riwayat dan rencana KB
Pasien memakai KB suntik pil, selama 4 tahun terakhir.
8. Riwayat pernikahan :
Pasien belum menikah, tetapi sering berganti pasangan seksual.
9. Riwayat persalinan :
Tidak ada.
10. Riwayat Penyakit Dahulu (termasuk riwayat pengobatan dan alergi)
Penderita belum pernah memiliki keluhan seperti ini sebelumnya dan penderita
tidak ada alergi obat dan makanan.
11. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluarga tidak ada yang mengalami penyakit yang sama.
12. RSE
Penderita tinggal sendiri di kos.
Pekerjaan : menyanyi di pub malam.
Kebiasaan/ Personal habit: Sering berganti pasangan seksual, bila berhubungan
seksual tidak menggunakan pelindung. Hubungan seksual terakhir sekitar 20 hari
yang lalu dengan tamu pub.

b. PEMERIKSAAN FISIK
Kesan umum : Tampak sakit, lemah, dan nyeri saat berjalan
BB : 50 kg
TB : 158 cm (IMT :20)
Vital sign : T: 120/70 mmHg,
RR : 20 x/min
N: 100x/ min
T: 38°C
Kepala : Mesosefal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Bibir : Sianosis (-)

17
Telinga : dbn
Hidung : dbn
Leher : Trakea di tengah, Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thorak
Jantung : Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : bunyi jantung I/II normal, reguler, tidak ada bising
Pulmo : Inspeksi :Simetris kanan dan kiri
Palpasi :Fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi :Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : suara dasar vesikuler, suara tambahan -/-
Abdomen :Inspeksi : Supel, datar
Auskultasi : Peristaltik (+) normal
Palpasi : Nyei tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Timpani (+)
Ekstremitas : Superior dan inferior hangat (+/+), udem (-/-), sianosis ( -/-), CRT <
2 detik. Teraba pembesaran limfonodi 3 buah pada inguinal kanan,
mobil, nyeri pada perabaan, ukuran diameter sekitar 1 cm

Status ginekologis :
Inspeksi : Labium mayus, labium minus, klitoris: tidak ada kelainan
Palpasi : Labium mayus, labium minus, klitoris: tidak ada kelainan
Inspekulo : Vulva- vagina terlihat berwarna merah.
Discharge (+) kental, putih kekuningan, banyak
Portio: eritema (+), erosi (+) dan secret yang kental, putih
kekuningan.
VT : Corpus uteri : antefleksi, nyeri (-)
Adneksa, parametrium, cavum douglas (APCD) : nyeri (-),
Massa (-)

c. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Makroskopis : Sekret vagina tampak putih susu, encer dan homogen
pH vagina 4.0

18
Whiff test (-)
Mikroskopis : dari pengecatan gram diploccoccus gram negative intra dan dan
ekstra sel, sel polimorfonuklear > 30 sel per lapang pandang
besar.

d. DIAGNOSIS : Servisitis gonore


e. TATALAKSANA
Farmakologi :
- Cefixime tablet 400mg, single dose
- Azitromisin kapsul 1 gram , single dose
Edukasi :
- Tidak berhubungan seksual hingga pengobatan selesai
- Menjaga higienitas vagina
- Memakai pelindung saat berhubungan seksual
- Pasangan seksual juga diperiksakan ke dokter.

19
20
21
22
23
24

Anda mungkin juga menyukai