Kelompok 1 :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................................2
BAB I. PENDAHULUAN..................................................................................................3
A. Latar Belakang.......................................................................................................3
BAB II. ISI........................................................................................................................6
BAB III. PEMBAHASAN..................................................................................................10
A. KASUS 1 :..............................................................................................................10
B. KASUS 2................................................................................................................14
C. KASUS 3................................................................................................................16
D. KASUS 4................................................................................................................17
BAB IV. KESIMPULAN....................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................20
2
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
yang jauh dari rasa sakit, sehingga kematian inilah yang ada dalam istilah
medis disebut dengan euthanasia yang dimana diartikannya dengan
pembunuhan terhadap pasien yang kecil harapannya untuk dapat
disembuhkan (Leden, 2012).
Euthanasia dibagi menjadi aktif dan pasir, untuk yang aktif sendiri
merupakan seorang dokter yang lebih berperan aktif dalam melakukan
suatu tindakan untuk memperpendek hidup seseorang, sedangkan untuk
yang pasif adalah suatu keadaan dimana seorang doter atau tenaga medis
lainnya dengan sengaja tidak memberikan bantuan medis terhadap pasien
yang dapat memperpanjang hidupnya (Anni, 2011).
4
KUHP Bab XV tentang Meninggalkan Orang yang Perlu Ditolong dala hal
ini pasal 304 dan 306 ayat 2 akan menghadapkan dokter pada kedudukan
yang sulit karena pasal tersebut dapat dikaitkan dengan euthanasia pasif
(Mun’im, 2009).
B. Tujuan
C. Manfaat
5
BAB II. ISI
1. Klarifikasi istilah
Euthanasia : Eu artinya baik, thanatos artinya kematian, merupakan upaya
yang dilakukan untuk membantu seseorang dala mempercepat
kematiannya secara mudah akibat ketidakmampuan menanggung derita
yang panjang dan tidak ada lagi harapan hidup untuk disembuhkan.
Aktif :
Tindakan dokter yang mempercepat kematian pasien dengan memberikan
suntikan kedalam tubuh pasien dengan syarat pasien sudah dalam stadium
akhir.
Pasif :
Tindakan dokter berupa penghentian pengobatan pasien yg menderita sakit
keras dan secara medis tidak dapat disembuhkan dan biasanya di dukung
karena adanya ekonomi pasien itu sendiri.
2. Brainstorming
a. Mengapa medical license dr. Jack dicabut secara sepihak ketika setelah
menulis di surat kabar
b. Mengapa dr. Jack tetap dapat membuka praktik setelah Medical
Licensenya telah dicabut
c. Apakah ketika melakukan praktiknya dr.Jack berniat membantu atau
memenuhi finansialnya ?
d. Adakah kriteria yang harus dipenuhi oleh pasien agar dr. Jack dapat
melakukan euthanasia ?
e. Mengapa dr. Jack tidak merasa bersalah ketika melakukan euthanasia?
Dan tindakan tersebut dr. Jack menganggap bahwa tindakan tersebut
adalah tindakan yang benar
f. Sebagai dokter, apakah baik apabila seorang dokter berempathy secara
berlebihan
g. Apakah keputusan untuk dilakukannya euthanasia diberikan
sepenuhnya kepada pasien?
6
3. Moral Reasoning
a. Alasan moralnya karena melanggar autonomy, karena setiap orang
berhak untuk mengemukakan pendapat, kemudian secara sepihak
medical license dr. Jack dicabut kemudian dr. Jack bersikeras untuk
melakukan tindakan tersebut dan menganggap tindakan tersebut adalah
benar namun tidak diindahkan, kemudian tidak ada hukum/aturan yg
mengatur tindakan tersebut.
b. Alasan moralnya karena melanggar justice, karena dr.jack sudah
dicabut medical licensenya tetapi tetap membuka praktiknya, hal
tersebut dapat menimbulkan rasa iri hati kepada dokter yang lainnya.
Karena secara aturan apabila ingin membuka praktik, harus ada
medical licensenya.
c. Tidak termasuk moral etik
d. Tidak termasuk moral etik
Syarat euthanasia :
1. Pasien harus masih dapat membuat keputusan dan mengajukan
permintaan tsb secara serius
2. Ia harus menderita penyakit yang tak terobati pada stadium akhir
atau dekat dengan kematian
3. Ia harus menderita nyeri yang tak tertahankan
4. Tujuannya adalah sekedar melepas diri dari rasa nyeri
5. Dilakukan oleh dokter yang berwenang atau atas penunjuknya
6. Kematian harus melalui cara kedokteran dan manusia
e. Alasan moralnya karena melanggar non-maleficence, disatu sisi
memang memberikan benefit terhadap pasien karena menghentikan
penderitaan pasien, namun disatu sisi merugikan keluarga yg
ditinggalkan apabila pasien tsb seorang kepala keluarga, dan tulang
punggung keluarga
f. Melanggar profesionalitas karena empathy berlebihan.
g. Tidak termasuk moral etik
4. Different Perspective
7
1. Pemerintah : dapat menimbulkan keresahan publik dikarenakan
masyarakat ada yg pro dan kontra terhadap tindakan tersebut.
Dokter : dr. Jack beranggapan bahwa setiap orang memiliki hak untuk
melanjutkan hidupnya atau menghentikan hidupnya
Masyarakat : apabila terdapat seseorang yang menderita sakit yang
hebat atau tidak ada harapan untuk hidup, setelah membaca surat kabar
yang ditulis oleh dr. Jack pasien merasa memiliki harapan untuk
menghentikan penderitaannya
Beberapa masyarakat lain, menganggap tindakan tersebut adalah
pembunuhan.
Pasien : apabila seorang pasien yang seharusnya memiliki harapan
hidup ketika mendengar berita tsb menjadi kehilangan harapan untuk
hidup
2. Dr. Jack : karena dr. Jack menganggap bahwa tindakan tersebut adalah
benar, dr. Jack bersikeras tetap membuka praktiknya.
Dokter lainnya : menganggap bahwa apabila seorang dokter yang ingin
membuka praktik harus memiliki medical licensenya.
3. –
4. –
5. Dr. Jack : menganggap tindakan tersebut adalah benar dan melakukan
tindakan tersebut atas dasar keinginan pasien.
Keluarga : disatu sisi keluarga merasa lega karena penderitaan yang
sudah di derita oleh pasien berakhir, tetapi disisi lain keluarga merasa
kehilangan
Pasien : merasa diuntungkan karena penderitaan yang dialaminya
berakhir
6. Dokter : tidak baik karena menimbulkan subjektifitas terhadap profesi.
7. -
5. Legal Aspect
8
tanpa melupakan sikap etis, bertindak sesuai standar profesi dan tidak
melakukan tindakan yang tercela atau melanggar hukum.
6. Problem Solving
7. Lesson Learn
Jadi seorang dokter harus menempatkan diri dalam profesi tidak terseret
emosi
9
BAB III. PEMBAHASAN
10
BAB IV. KESIMPULAN
11
DAFTAR PUSTAKA
Marpaung. Leden. 2012, Asas, Teori, Praktik Hukum Pidana. Jakarta: Sinar
Grafika
12