JURUSAN KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2019
DESKRIPSI BLOK
Blok Forensic & Health Law merupakan blok pertama pada semester tujuh. Peran
blok ini sangat penting dalam membekali mahasiswa untuk memahami kejadian-
kejadian dalam tubuh manusia ketika mengalami kematian dan memahami kode etik
kedokteran, hukum kesehatan serta peraturan perundang-undangan terkait praktik
kedokteran. Blok ini memiliki beban 3 SKS.
KARAKTERISTIK MAHASISWA
Mahasiswa yang mengikuti Blok Forensic & Health Law adalah mahasiswa semester
tujuh.
KONTRIBUTOR
Kontributor Blok Forensic & Health Law adalah bagian:
o Forensik
o Bioetika
o Hukum Kesehatan
o Parasitologi
o BNK (Badan Narkotika Daerah
TUJUAN
Pada akhir blok, mahasiswa diharapkan mampu :
- Menjelaskan kejadian-kejadian dalam tubuh manusia ketika mengalami
kematian sehingga dapat memberikan kesimpulan yang diperlukan terkait
proses kematian
- Menjelaskan kode etik kedokteran, hukum kesehatan dan peraturan
perundang-undangan terkait dengan praktik kedokteran sehingga dapat
menjelaskan tanggung jawab hukum terkait dengan profesi dokter
PELAKSANAAN METODE
2 September – 20 September 2019
PEMBELAJARAN
METODE PEMBELAJARAN
1. Perkuliahan
Kuliah adalah kegiatan tatap muka yang berlangsung sesuai jadwal yang
telah ditentukan. Tujuan dari kuliah meliputi :
2. Praktikum
Praktikum adalah kegiatan pengajaran dan pembelajaran dengan
mengutamakan ketrampilan yang menunjang pemahaman terhadap suatu materi
atau informasi. Ketrampilan tersebut dapat dilakukan di dalam ruang kuliah,
laboratorium, atau di luar ruangan baik di dalam lingkungan maupun di luar
kampus. Jenis pelaksanaannya dapat terbagi dua yaitu praktikum basah dan
praktikum kering. Praktikum basah dilaksanakan di laboratorium menggunakan
alat dan bahan habis pakai serta orang/hewan coba (bila diperlukan). Praktikum
kering dapat dilakukan di dalam atau di luar laboratorium tanpa menggunakan
bahan habis pakai. Contoh dari praktikum kering adalah demonstrasi gambar-
gambar patologi jaringan, dan penyusunan resep obat berdasarkan kasus yang
disediakan. Tujuan kegiatan praktikum adalah untuk membantu mahasiswa
memahami dan menguasai materi yang diberikan.
3. Problem Based Learning (PBL)
a. Pengertian
PBL adalah metode pembelajaran dengan menggunakan masalah
sebagai stimulus. Masalah tersebut akan diselesaikan dalam diskusi
kelompok kecil mahasiswa di bawah pengawasan tutor. Mahasiswa hanya
mendapatkan informasi pertama dari masing-masing kasus dalam bentuk
essay maupun film. Tutor tidak berperan sebagai pemberi informasi,
membenarkan atau menyalahkan pendapat mahasiswa. Peran tutor adalah
memfasilitasi mahasiswa untuk mencapai tujuan diskusi.
b. Tujuan
Mengembangkan kemampuan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan
dari skenario masalah yang berisi patient problem.
Melatih kemampuan generic learning skills, dan memahami serta
menghubungkan basic sciences dengan clinical sciences.
Meningkatkan penguasaan soft skills yang meliputi kepemimpinan,
profesionalisme, ketrampilan komunikasi, kemampuan untuk bekerja
sama dan bekerja dalam tim, ketrampilan untuk berpikir secara kritis,
serta kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi (Cline,
2005).
Melatih karakter student centred learning,self directed learning dan
adult learning.
PANDUAN PBL
PBL (Problem-based Learning) merupakan metode pembelajaran berbasis
masalah yang berpusat pada mahasiswa (student centered) dengan pendampingan
tutor. PBL akan meningkatkan interaksi antar individu kelompok serta meningkatkan
kemampuan berpikir kritis, membuat dan menjawab pertanyaan, mengungkapkan
alasan, dan menyikapi perbedaan pendapat. PBL terdiri dari kelompok diskusi kecil
dengan jumlah anggota sekitar 8-12 orang. Satu kelompok diskusi berisi 1 orang
tutor, 1 orang ketua/moderator, 1 orang pencatat, dan anggota kelompok diskusi.
Tugas ketua kelompok adalah memastikan diskusi berjalan dengan lancar dan baik.
Sedangkan tugas utama tutor adalah memfasilitasi proses pembelajaran dan
kerjasama dalam kelompok. PBL dilakukan dengan metode 7 jumps. Berikut adalah
langkah-langkah melakukan 7 jumps:
DISKUSI PERTAMA
1. Klarifikasi istilah dan konsep
Langkah ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengklarifikasi konsep
yang kurang jelas pada ilustrasi kasus, sehingga didapatkan persepsi yang
sama pada anggota kelompok terhadap kasus tersebut. Pada tahap ini, istilah-
istilah yang tidak dimengerti dari ilustrasi kasus akan dibahas bersama.
2. Menentukan permasalahan
Langkah ini dilakukan dengan menentukan permasalahan-permasalahan
terkait dengan ilustrasi kasus. Permasalahan tersebut dianjurkan disampaikan
dalam bentuk pertanyaan oleh masing-masing anggota kelompok. Setelah
itu, dilakukan formulasi permasalahan dalam diskusi kelompok sehingga
permasalahan tersebut menjadi konkrit dan jelas.
3. Analisis permasalahan/brainstorming
Langkah ini dilakukan untuk mengetahui pemahaman pada masing-masing
anggota kelompok yang telah ada, serta memacu pemahaman anggota
lainnya. Anggota kelompok akan mencoba menganalisis permasalahan
pada langkah 2 berdasarkan pengetahuan yang dimiliki ataupun dengan
berbagai alternatif/hipotesis jawaban yang dipikirkan. Pada langkah ini,
anggota kelompok dapat menyampaikan permasalahan tambahan yang lebih
detail dan meminta informasi tambahan atau penjelasan dari anggota
kelompok lain.
“Panduan: Tutor hanya diperkenankan melakukan intervensi jika analisis
permasalahan melenceng terlalu jauh dari topik atau terjadi diskusi yang tidak
kondusif. “
BELAJAR MANDIRI
6. Belajar mandiri
Langkah ini dilakukan oleh masing-masing individu kelompok untuk
menjawab tujuan pembelajaran (learning objective) yang telah
dirumuskan pada langkah sebelumnya. Diharapkan anggota kelompok
belajar dari referensi yang sesuai, terpercaya, dan termutakhir, seperti jurnal
kedokteran dan buku kedokteran.
DISKUSI KEDUA
7. Diskusi hasil belajar
Langkah ini mendiskusikan hasil belajar mandiri masing-masing anggota
dalam diskusi kelompok. Diharapkan seluruh tujuan pembelajaran dapat
tercapai pada tahap ini. Lebih baik lagi jika kelompok dapat mendiskusikan
informasi tambahan yang relevan terhadap ilustrasi kasus seperti hasil
penelitian atau teori terbaru. Diharapkan tiap individu dapat berdiskusi
dengan menyatakan sumber yang dimiliki sehingga dapat diketahui tingkat
kepercayaan terhadap sumber tersebut.
Catatan Penting
1. Langkah 1-5 dilakukan pada saat diskusi pertama, langkah 6 belajar mandiri,
dan langkah 7 adalah diskusi kedua.
2. Tutor diperkenankan melakukan intervensi pada kelompok diskusi bila
permasalahan yang dibicarakan melenceng terlalu jauh dari tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan dalam buku panduan tutor maupun jika
dinamika diskusi kelompok tidak kondusif. Tujuan intervensi tutor adalah
memastikan bahwa kelompok diskusi menganalisis permasalahan dengan
kedalaman yang cukup dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Intervensi
dapat dilakukan pada keadaan:
a. Ketika awal atau akhir diskusi yang terlalu luas
b. Jika ada kesenjangan pengetahuan
c. Ketika terjadi stagnansi
d. Jika ide/informasi tidak tepat
e. Ketika masalah utama tidak dapat dibedakan dengan masalah kecil
lainnya
f. Jika terjadi kegagalan peran ketua kelompok atau anggota kelompok
dalam struktur kelompok
Intervensi tutor dapat berupa:
a. Koreksi terhadap proses diskusi
b. Menyarankan untuk menggunakan pendekatan yang lebih sesuai pada
kelompok diskusi tersebut
c. Mengembalikan proses diskusi pada sistem yang telah disepakati
(dalam hal ini problem-based learning dan 7 jumps)
3. Umpan balik tutor merupakan masukan yang bermanfaat dan membangun.
Diharapkan tutor dapat menghindari pernyataan yang negatif dan dapat
menjatuhkan kelompok diskusi maupun anggotanya.
4. Setelah diskusi pertama dan kedua berakhir, tutor diharapkan dapat
mengisi borang penilaian performa PBL dan memberikan masukan
kepada masing-masing anggota kelompok. Borang dikumpulkan segera
setelah PBL selesai.
5. Pada blok 2.3 ini tujuan/sasaran pembelajaran akan diberikan setelah
diskusi pertama secara lisan oleh tutor dengan harapan akan membantu
pembentukan pola pikir anggota kelompok
Faktor tutor
1. Tutor hiperaktif
Tutor diharapkan tidak terlalu banyak memberikan intervensi ataupun
menyampaikan kuliah mini.
2. Tutor pasif
Tutor diharapkan dapat memperhatikan sistematika dan konten diskusi, serta
memberikan masukan kepada kelompok diskusi.
Catatan Penting
Mahasiswa diwajibkan membuat log book sebelum diskusi dimulai dan dikumpulkan
kepada tutor setelah diskusi pertama dan diskusi kedua selesai.
DISKUSI KASUS
1. Pembahasan kasus menggunakan “Seven-Step Method”
2. Mahasiswa dan tutor menonton film terlebih dahulu di rumah
4. How do you see the problems from different perspectives (from different persons
and different aspects)? (seeing from different perspective, reflection, empathy)
This step will focus on each ethical issue which have been stated and agreed from the
previous step. Each issue will be discussed more deeply and thoroughly. Students will
practice viewing each problem from different persons and perspectives, in order to
understand better their feelings being in other people’s shoes. In a clinical case,
students may try playing a role as the doctor, nurse, patient, or patient’s family.
Students arealso asked to see the problem from different aspects, to reflect deeper
on the psychological and socio-cultural contexts which may be related to the case, and
important in discussing ethical problems.
Referensi
Walsh, Allyn. 2005. Problem Based Learning: a novice guide. McMaster University
– Faculty of Health Science
Newman, Mark J. 2005. Problem Based Learning: An Introduction and Overview of
The Key Features of The Approach. JVME 32(1) AAVMC.
Gilkison, Andrea. 2003. Techniques used by expert and non-expert tutors to facilitate
problem based learning tuotrials in an undergraduate medical curriculum.
Blackwell Publishing, Medical Education 37:6-14
JADWAL PBL
DAFTAR TUTOR
Kelompok Nama Tutor
Kelompok 1 dr. Falah Faniyah
Kelompok 2 dr. Catharina Widiartini, M.Med.Ed
Kelompok 3 dr. Fajar Wahyu Pribadi, M.Sc
Kelompok 4 Dr. dr. Fitranto Arjadi, M.Kes
Kelompok 5 dr. Gema Citra Dwijayanti, M.Si.Med
Kelompok 6 Dr. dr. Gita Nawangtantrini, Sp.PA.M.Kes
Kelompok 7 dr. Hajid Rahmadianto, M Sp.U
Kelompok 8 dr. Hidayat Sulistyo, M.Si.Med,Sp.PA
Kelompok 9 Dr. dr. Lantip Rujito, M.Si,Med
Kelompok 10 dr. Nia Krisniawati Sp. MK
Kelompok 11 dr. Wahyu Dwi Kusdaryanto, Sp. THT
Kelompok 12 dr. Wiwiek Fatchurohmah, MSc.
Praktikum Mikrobiologi
Gelombang 1: Kelompok PBL 1, 2, 3
Gelombang 2: Kelompok PBL 4, 5, 6,
Gelombang 3: Kelompok PBL 7, 8, 9
Gelombang 4: Kelompok PBL 10,11,12
PBL 1
SKENARIO
Seorang laki-laki usia 45 tahun pada hari selasa jam 08.00 WIB ditemukan tergeletak
tidak bergerak di lantai ruang tamu rumahnya . Posisi saat ditemukan terlentang
dengan mulut dan hidung keluar buih dan wajah pucat. Alo Anamnesis dengan
istrinya didapatkan : korban sebelumnya bertengkar dengan istrinya pada malam hari
jam 23.00 WIB hari senin malam. Istrinya kemudian meninggalkan rumah dan
menginap di rumah orang tuanya meninggalkan suami seorang diri di rumah. Pada
pagi hari saat istri pulang ke rumah, didapati lampu depan masih menyaka dan pintu
terkunci dari dalam. Setelah pintu didobrak dengan bantuan tetangga, didapatkan
korban ditemukan tergeletak tidak bergerak di lantai ruang tamu. Pertengkaran
karena masalah sepele, korban marah karena ditegur istrinya untuk minum obat
jantung dan tekanan darah tinggi. Korban mempunyai riwayat sakit jantung dan
tekanan darah tinggi, riwayat minum obat jantung dan darah tinggi (+) namun tidak
teratur. Anda sebagai dokter layanan primer di Puskesmas, dipanggil oleh polisi
untuk melakukan pemeriksaan di Tempat Kejadian Perkara pada jam 8 WIB hari
selasa. Pada pemeriksaan ditemukan lebam mayat seperti pada gambar 1. Kaku
mayat di seluruh tubuh dan sukar dilawan. Ditemukan luka robek pada kepala
berambut. Kuku tampak berwarna pucat kebiruan dan pada penis tampak keluar
cairan lendir kental.
Etika-Disiplin-Hukum Kedokteran
Kompetensi umum:
Menjunjung tinggi profesionalisme, nilai moral yang universal maupun yang khas bangsa
Indonesia dan etika dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan kesehatan, dan
kesediaan untuk menghargai nilai yang diyakini pasien yang berkaitan dengan masalah
kesehatannya.
Kompetensi khusus :
Instruksi :
Dalam Card Game ini, para peserta diajak untuk mengetahui beberapa peristiwa yang
tersaji dalam cerita yang mengandung Etika – disiplin dan hukum kedokteran yang sering
dijumpai dalam kegiatan praktik dokter sehari-hari.
Aturan main :
Sekilas profil :
Dokter Jay, adalah seorang dokter muda yang energik dan ambisius. Target pribadi
yang dia inginkan adalah sesegera mungkin mengikuti jejak teman sejawat dokter yang lain
yang sudah “mapan” secara ekonomi, yaitu : mempunyai mobil pribadi, istri yang cantik dan
rumah mewah.
Untuk memenuhi target tersebut, dokter Jay bekerja keras siang dan malam tanpa
kenal lelah. “Gak duwe udel” begitu gerutuan teman sejawatnya yang lain saat dokter Jay
menolak diajak ikut seminar kedokteran berkelanjutan di kotanya dengan alasan sedang
jaga klinik.
....................................................................................................................................................
.....
Dokter Jay membuka klinik 24 jam ”Saka Repe DW” (hari Minggu dan hari besar
buka seperti biasa). Untuk mempromosikan kemampuannya, dokter Jay memasang papan
nama praktik dokter dengan ukuran 1 kali 2 meter di depan Klinik ”Saka Repe DW” dengan
menggunakan Billboard.
PRAKTEK UMUM
Dr. JAY, MKes
BUKA SETIAP HARI ( MINGGU DAN HARI BESAR BUKA )
MENERIMA : KHITAN DENGAN LASER
SUNTIK VARISES, SUNTIK KB, dll
AKUPUNTUR dll
Karena pasien di kliniknya masih belum sesuai dengan harapan (pasien masih do-
re-mi ), maka dokter Jay juga magang bekerja di 3 klinik lain yang sudah ramai (Klinik rawat
inap “Heboh Husada”, Klinik rawat jalan ”Rame selalu” dan Balai pengobatan ”Tebar
pesona”) pada jam-jam tertentu yang menurut perkiraannya tidak mengganggu jadwal
praktek di klinik pribadinya. Alhasil, sering terjadi saat magang di klinik lain, dokter Jay
ditelpon perawat pribadinya untuk segera pulang karena ada pasien yang menunggu di
rumah.
Untuk mengatasi komplain dari pasien (karena terlalu lama menunggu di rumah),
dokter Jay kadang mengutus perawat jaga untuk melakukan anamnesis serta pemeriksaan
fisik dulu dan dokter Jay tinggal memberi terapi sesampainya di rumah.
Suatu siang, saat dokter Jay praktek di klinik ”Heboh Husada”, terdengar dering
telpon dari klinik pribadi yang mengabarkan ada pasien yang sudah menunggu. Dengan
tergopoh-gopoh, dokter Jay segera menyelesaikan pasien yang masih tersisa di klinik
”Heboh Husada”. Setelah memberi resep obat dan instruksi periksa laboratorium ”Pasti
Akurat” kepada pasien, dokter Jay menyuruh perawat untuk melakukan injeksi roborantia
kepada pasien terakhir. Tanpa menunggu pasien yang akan disuntik, dokter Jay segera
meluncur ke rumahnya yang berjarak 5 KM dari klinik ”Heboh Husada”.
Pasien di klinik ”Saka Repe DW” adalah nona Cabi, dengan keluhan nyeri dada
kanan atas disertai jantung berdebar-debar. Keluhan timbul saat akan menghadapi ujian
semester. Melihat nona Cabi yang ”chubby”, timbul niat iseng dokter Jay. Dengan
kewenangannya sebagai dokter, Jay menyuruh nona Cabi membuka baju untuk diperiksa.
Selanjutnya.................................
OBAT DOKTER BEJO
Suatu hari, dokter Jay menyuruh mbak Cow-Ash untuk menggantikannya praktik di Klinik
”Saka Repe DW” dengan tetap didampingi oleh dokter Jay. ”Biar nanti saat internship sudah
trampil memeriksa pasien” kata dokter Jay.
Pasien pertama seorang laki-laki muda ( tuan Keluh ) dengan keluhan nyeri perut kanan
atas. Nyeri perut sejak seminggu yang lalu disertai perasaan sebah yang tidak hilang
walaupun sudah minum obat yang diberikan oleh dokter Bejo.
Betapa terkejut mbak Cow-Ash saat mengetahui obat yang diberikan oleh dokter Bejo. Obat
yang diberikan oleh dokter Bejo ada 7 macam sbb :
” Saya disuruh minum sekaligus setelah makan dok. Bagaimana menurut pendapat dokter?
” tanya tuan Keluh.
” Wah, obatnya terlalu banyak mas.....! saya ganti dengan obat yang lebih bagus ya....?”
kata mbak Cow-Ash.
” Saya manut bu dokter saja lah......!, memang dokter Bejo terkenal suka ngasih obat
dengan jumlah banyak. Mahal lagi......!!” gerutu tuan Keluh.
Mbak Cow-Ash tersenyum dan menulis resep obat untuk dibeli oleh tuan Keluh.
R/ Tiamphenicol Caps mg 500 No. X
S3ddCaps1
Famotidine No. X
S2dd1 ac
S3dd1cth 1 h pc
Valium No.X
S3dd1
“ Obatnya diminum sesuai aturan ya pak, jangan lupa kontrol tiga hari lagi.....!!” kata dokter
Jay kepada tuan Keluh sesaat sebelum meninggalkan ruang periksa.
.............................................................................................................................
Pasien kedua adalah nona Imoet, seorang karyawati swasta. Nona Imoet mengeluh ada
bercak warna putih di sekitar pipi kanan. Dari pemeriksaan didapatkan kesimpulan bahwa
nona Imoet menderita Pitiriasis versicolor. Oleh mbak Cow-Ash, nona Imoet diberi salep
ketokonazol. Sebelum pulang, nona Imoet meminta surat keterangan sakit 3 hari yang
berlaku surut sejak 2 hari yang lalu kepada mbak Cow-Ash karena sudah 2 hari tidak masuk
kerja . Sebenarnya mbak Cow-Ash tidak mau memberikan surat keterangan itu, namun
setelah didesak oleh nona Imoet dengan mengiba-iba ( takut dipecat dari pekerjaannya )
disertai dukungan ”moral” oleh dokter Jay (” tapi tarifnya dimahalin lho Say.......!!!” kata
dokter Jay kepada mbak Cow-Ash), akhirnya mbak Cow-Ash mau memberikan surat
keterangan sakit kepada nona Imoet.
..............................................................................................................................
Datang Pak Rusuh ,SH yang mengaku sebagai paman tuan Keluh meminta
pertanggungjawaban klinik ”Saka Repe DW” karena sehari setelah minum obat dari klinik,
keadaan tuan Keluh malah bertambah parah. Kulit , mata dan air seninya berwarna kuning.
Kata dokter Bejo, kelainan ini akibat keracunan obat dari klinik ” Saka Repe DW”.
Sambil menggebrak meja, Pak Rusuh meminta catatan medik tuan Keluh untuk barang
bukti penuntutan perdata yang akan dilakukan oleh Pak Rusuh, SH. Dokter Jay membantah
keras semua tuduhan Pak Rusuh, SH. Sambil menunjukkan rekam medik tuan Keluh, dokter
Jay menjelaskan bahwa sakit tuan Keluh bisa saja karena radang hati yang masih dalam
masa inkubasi, sehingga saat datang periksa, belum menampakkan gejala klinik.
Melihat gelagat bahwa Pak Rusuh masih belum puas, dokter Jay menawarkan alternatif
perdamaian dengan bersedia menanggung seluruh biaya pengobatan tuan Keluh di rumah
sakit.......................... Uang lima juta rupiah berpindah dari kantong dokter Jay ke saku Pak
Rusuh .......... Dan Pak Rusuh pun pulang dengan senyuman puas tersungging di bibirnya.
................................................................................................................................
Kesal dengan nasib buruknya pada hari itu, dokter Jay segera melampiaskan
kejengkelannya dengan memarahi mbak Cow-Ash habis-habisan. Bahkan pasien di klinik
Tebar Pesona yang tidak tahu apa-apa pun terkena omelannya
Masalah Disiplin
No Konteks Pengusul Alasan
Kedokteran
1. …….
1. ……. 1. sumo
2. ……
2. …… 2. sastro
1 Blablabla 3. …….
3. ……. 3. paino
4. dst
4. dst 4. dst
RANGKUMAN
Kaidah
Pelanggaran Pelanggaran Pelanggaran Verifikas
No Konteks Dasar Alasan
Kodeki Disiplin hokum i
Moral
……
.
……
1 Blablabla
……
.
dst