Anda di halaman 1dari 28

BUKU PANDUAN MAHASISWA

FORENSIC & HEALTH LAW

JURUSAN KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2019
DESKRIPSI BLOK

Blok Forensic & Health Law merupakan blok pertama pada semester tujuh. Peran
blok ini sangat penting dalam membekali mahasiswa untuk memahami kejadian-
kejadian dalam tubuh manusia ketika mengalami kematian dan memahami kode etik
kedokteran, hukum kesehatan serta peraturan perundang-undangan terkait praktik
kedokteran. Blok ini memiliki beban 3 SKS.

KARAKTERISTIK MAHASISWA
Mahasiswa yang mengikuti Blok Forensic & Health Law adalah mahasiswa semester
tujuh.

KONTRIBUTOR
Kontributor Blok Forensic & Health Law adalah bagian:
o Forensik
o Bioetika
o Hukum Kesehatan
o Parasitologi
o BNK (Badan Narkotika Daerah

TUJUAN
Pada akhir blok, mahasiswa diharapkan mampu :
- Menjelaskan kejadian-kejadian dalam tubuh manusia ketika mengalami
kematian sehingga dapat memberikan kesimpulan yang diperlukan terkait
proses kematian
- Menjelaskan kode etik kedokteran, hukum kesehatan dan peraturan
perundang-undangan terkait dengan praktik kedokteran sehingga dapat
menjelaskan tanggung jawab hukum terkait dengan profesi dokter

ORGANISASI PENGELOLA BLOK


1. PIC 1 : Dr. dr. Eman Sutrisna, M.Kes
2. PIC 2 : dr. Galuh Yulieta Nitihapsari, M.Biomed
3. PIC 3 : dr. Nia Krisniawati, Sp.MK
4. Administrasi, Sekretaris, Pengajuan Anggaran : Adi Bahari L, S.Pt
5. Caraka : Rahmat
JADWAL GLOBAL PROSES PEMBELAJARAN DAN TANGGAL PENTING

WAKTU (TGL 2 SEPTEMBER S.D


TGL 20 SEPTEMBER 2019)

PELAKSANAAN METODE
2 September – 20 September 2019
PEMBELAJARAN

ASSESSMENT 17-19 September 2019

REMEDIAL 20 – 21 September 2019

METODE PEMBELAJARAN
1. Perkuliahan
Kuliah adalah kegiatan tatap muka yang berlangsung sesuai jadwal yang
telah ditentukan. Tujuan dari kuliah meliputi :

a. Memberikan informasi kepada mahasiswa dalam jumlah besar dalam waktu


yang bersamaan
b. Informasi yang diberikan berupa konsep atau prinsip dasar maupun ilmu
terbaru.

2. Praktikum
Praktikum adalah kegiatan pengajaran dan pembelajaran dengan
mengutamakan ketrampilan yang menunjang pemahaman terhadap suatu materi
atau informasi. Ketrampilan tersebut dapat dilakukan di dalam ruang kuliah,
laboratorium, atau di luar ruangan baik di dalam lingkungan maupun di luar
kampus. Jenis pelaksanaannya dapat terbagi dua yaitu praktikum basah dan
praktikum kering. Praktikum basah dilaksanakan di laboratorium menggunakan
alat dan bahan habis pakai serta orang/hewan coba (bila diperlukan). Praktikum
kering dapat dilakukan di dalam atau di luar laboratorium tanpa menggunakan
bahan habis pakai. Contoh dari praktikum kering adalah demonstrasi gambar-
gambar patologi jaringan, dan penyusunan resep obat berdasarkan kasus yang
disediakan. Tujuan kegiatan praktikum adalah untuk membantu mahasiswa
memahami dan menguasai materi yang diberikan.
3. Problem Based Learning (PBL)
a. Pengertian
PBL adalah metode pembelajaran dengan menggunakan masalah
sebagai stimulus. Masalah tersebut akan diselesaikan dalam diskusi
kelompok kecil mahasiswa di bawah pengawasan tutor. Mahasiswa hanya
mendapatkan informasi pertama dari masing-masing kasus dalam bentuk
essay maupun film. Tutor tidak berperan sebagai pemberi informasi,
membenarkan atau menyalahkan pendapat mahasiswa. Peran tutor adalah
memfasilitasi mahasiswa untuk mencapai tujuan diskusi.
b. Tujuan
 Mengembangkan kemampuan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan
dari skenario masalah yang berisi patient problem.
 Melatih kemampuan generic learning skills, dan memahami serta
menghubungkan basic sciences dengan clinical sciences.
 Meningkatkan penguasaan soft skills yang meliputi kepemimpinan,
profesionalisme, ketrampilan komunikasi, kemampuan untuk bekerja
sama dan bekerja dalam tim, ketrampilan untuk berpikir secara kritis,
serta kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi (Cline,
2005).
 Melatih karakter student centred learning,self directed learning dan
adult learning.

PANDUAN PBL
PBL (Problem-based Learning) merupakan metode pembelajaran berbasis
masalah yang berpusat pada mahasiswa (student centered) dengan pendampingan
tutor. PBL akan meningkatkan interaksi antar individu kelompok serta meningkatkan
kemampuan berpikir kritis, membuat dan menjawab pertanyaan, mengungkapkan
alasan, dan menyikapi perbedaan pendapat. PBL terdiri dari kelompok diskusi kecil
dengan jumlah anggota sekitar 8-12 orang. Satu kelompok diskusi berisi 1 orang
tutor, 1 orang ketua/moderator, 1 orang pencatat, dan anggota kelompok diskusi.
Tugas ketua kelompok adalah memastikan diskusi berjalan dengan lancar dan baik.
Sedangkan tugas utama tutor adalah memfasilitasi proses pembelajaran dan
kerjasama dalam kelompok. PBL dilakukan dengan metode 7 jumps. Berikut adalah
langkah-langkah melakukan 7 jumps:

DISKUSI PERTAMA
1. Klarifikasi istilah dan konsep
Langkah ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengklarifikasi konsep
yang kurang jelas pada ilustrasi kasus, sehingga didapatkan persepsi yang
sama pada anggota kelompok terhadap kasus tersebut. Pada tahap ini, istilah-
istilah yang tidak dimengerti dari ilustrasi kasus akan dibahas bersama.

“Panduan : Tutor diizinkan untuk membantu mengklarifikasi istilah yang


tidak diketahui kelompok diskusi ataupun membantu klarifikasi konsep
dalam ilustrasi kasus.”

2. Menentukan permasalahan
Langkah ini dilakukan dengan menentukan permasalahan-permasalahan
terkait dengan ilustrasi kasus. Permasalahan tersebut dianjurkan disampaikan
dalam bentuk pertanyaan oleh masing-masing anggota kelompok. Setelah
itu, dilakukan formulasi permasalahan dalam diskusi kelompok sehingga
permasalahan tersebut menjadi konkrit dan jelas.

“Panduan: Tutor hanya diperkenankan melakukan intervensi jika penentuan


permasalahan melenceng terlalu jauh dari topik atau terjadi diskusi yang tidak
kondusif.”

3. Analisis permasalahan/brainstorming
Langkah ini dilakukan untuk mengetahui pemahaman pada masing-masing
anggota kelompok yang telah ada, serta memacu pemahaman anggota
lainnya. Anggota kelompok akan mencoba menganalisis permasalahan
pada langkah 2 berdasarkan pengetahuan yang dimiliki ataupun dengan
berbagai alternatif/hipotesis jawaban yang dipikirkan. Pada langkah ini,
anggota kelompok dapat menyampaikan permasalahan tambahan yang lebih
detail dan meminta informasi tambahan atau penjelasan dari anggota
kelompok lain.
“Panduan: Tutor hanya diperkenankan melakukan intervensi jika analisis
permasalahan melenceng terlalu jauh dari topik atau terjadi diskusi yang tidak
kondusif. “

4. Klasifikasi permasalahan/mind mapping


Langkah ini bertujuan untuk melakukan pemetaan terhadap permasalahan
terkait ilustrasi kasus. Dengan pemetaan permasalahan, diharapkan
kelompok diskusi mendapatkan pola pikir yang terarah terhadap kasus.
Pemetaan ini juga diharapkan akan memberikan gambaran pada anggota
kelompok terhadap pengetahuan yang telah dimiliki saat ini dan
permasalahan yang perlu untuk dibahas pada diskusi berikutnya. Kelompok
diskusi diharapkan dapat menggambarkan mind mapping pada papan tulis
atau media lainnya.

“Panduan: Tutor dapat memberikan masukan untuk mengoptimalkan


pemetaan agar kelompok diskusi mendapatkan pola pikir yang diharapkan.”

5. Menentukan tujuan pembelajaran/learning objective (LO)


Langkah ini bertujuan untuk menentukan permasalahan utama sesuai
dengan hasil diskusi. Daftar permasalahan akan menjadi acuan pada langkah
selanjutnya (belajar mandiri dan diskusi hasil belajar). Tujuan pembelajaran
diformulasikan dalam bentuk yang jelas, tidak ambigu, konkrit, dan dapat
dipahami dengan baik.

“Panduan: Tutor dapat memberikan masukan untuk mengoptimalkan tujuan


pembelajaran sehingga seluruh tujuan pembelajaran yang tercantum dalam
buku panduan tutor dapat dicapai. Tutor dapat memberikan ilustrasi ataupun
contoh praktis terhadap permasalahan yang dibahas. Pada akhir diskusi, tutor
diharapkan dapat memberikan umpan balik terhadap kekurangan selama
proses diskusi seperti metode yang digunakan, kualitas diskusi, kontribusi
anggota kelompok, dan kerjasama dalam kelompok.”

BELAJAR MANDIRI
6. Belajar mandiri
Langkah ini dilakukan oleh masing-masing individu kelompok untuk
menjawab tujuan pembelajaran (learning objective) yang telah
dirumuskan pada langkah sebelumnya. Diharapkan anggota kelompok
belajar dari referensi yang sesuai, terpercaya, dan termutakhir, seperti jurnal
kedokteran dan buku kedokteran.

“Panduan: Tutor dapat memberikan panduan dalam pencarian referensi


tersebut. Tutor diizinkan memberikan penugasan kepada kelompok maupun
anggota kelompok sebagai bahan untuk diskusi kedua.”

DISKUSI KEDUA
7. Diskusi hasil belajar
Langkah ini mendiskusikan hasil belajar mandiri masing-masing anggota
dalam diskusi kelompok. Diharapkan seluruh tujuan pembelajaran dapat
tercapai pada tahap ini. Lebih baik lagi jika kelompok dapat mendiskusikan
informasi tambahan yang relevan terhadap ilustrasi kasus seperti hasil
penelitian atau teori terbaru. Diharapkan tiap individu dapat berdiskusi
dengan menyatakan sumber yang dimiliki sehingga dapat diketahui tingkat
kepercayaan terhadap sumber tersebut.

Panduan: Tutor menilai apakah pemahaman materi pembelajaran selama


diskusi telah cukup dalam dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Jika tujuan
pembelajaran belum tercapai, tutor diharapkan dapat memberikan masukan
kepada kelompok diskusi untuk memacu belajar mandiri pada masing-masing
individu. Tutor juga diharapkan dapat melakukan klarifikasi terhadap
kekeliruan yang terjadi selama diskusi berlangsung. Tutor dapat memberikan
ilustrasi ataupun contoh praktis terhadap permasalahan yang sedang dibahas.
Pada akhir diskusi, tutor diharapkan dapat memberikan umpan balik terhadap
kekurangan selama proses diskusi seperti metode yang digunakan, kualitas
diskusi, kontribusi anggota kelompok, dan kerjasama dalam kelompok.

Catatan Penting
1. Langkah 1-5 dilakukan pada saat diskusi pertama, langkah 6 belajar mandiri,
dan langkah 7 adalah diskusi kedua.
2. Tutor diperkenankan melakukan intervensi pada kelompok diskusi bila
permasalahan yang dibicarakan melenceng terlalu jauh dari tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan dalam buku panduan tutor maupun jika
dinamika diskusi kelompok tidak kondusif. Tujuan intervensi tutor adalah
memastikan bahwa kelompok diskusi menganalisis permasalahan dengan
kedalaman yang cukup dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Intervensi
dapat dilakukan pada keadaan:
a. Ketika awal atau akhir diskusi yang terlalu luas
b. Jika ada kesenjangan pengetahuan
c. Ketika terjadi stagnansi
d. Jika ide/informasi tidak tepat
e. Ketika masalah utama tidak dapat dibedakan dengan masalah kecil
lainnya
f. Jika terjadi kegagalan peran ketua kelompok atau anggota kelompok
dalam struktur kelompok
Intervensi tutor dapat berupa:
a. Koreksi terhadap proses diskusi
b. Menyarankan untuk menggunakan pendekatan yang lebih sesuai pada
kelompok diskusi tersebut
c. Mengembalikan proses diskusi pada sistem yang telah disepakati
(dalam hal ini problem-based learning dan 7 jumps)
3. Umpan balik tutor merupakan masukan yang bermanfaat dan membangun.
Diharapkan tutor dapat menghindari pernyataan yang negatif dan dapat
menjatuhkan kelompok diskusi maupun anggotanya.
4. Setelah diskusi pertama dan kedua berakhir, tutor diharapkan dapat
mengisi borang penilaian performa PBL dan memberikan masukan
kepada masing-masing anggota kelompok. Borang dikumpulkan segera
setelah PBL selesai.
5. Pada blok 2.3 ini tujuan/sasaran pembelajaran akan diberikan setelah
diskusi pertama secara lisan oleh tutor dengan harapan akan membantu
pembentukan pola pikir anggota kelompok

Permasalahan yang perlu diwaspadai


Faktor anggota kelompok diskusi
1. Individu dominan
Tutor dapat merangsang anggota lain untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi.
2. Individu yang tidak siap
Tutor dapat memberikan masukan dan rangsangan agar anggota tersebut lebih
siap pada diskusi berikutnya. Tutor dapat memberikan tugas kepada individu
atau kelompok tersebut jika dirasa perlu.
3. Individu yang hanya membaca
Tutor dapat memberikan masukan dan mendorong anggota tersebut untuk
dapat menyampaikan pendapat dengan lebih baik berdasarkan pemahaman.
4. Individu dengan banyak kekeliruan informasi
Tutor dapat memberikan masukan untuk membaca referensi yang terpercaya
beserta contoh referensinya.

Faktor tutor
1. Tutor hiperaktif
Tutor diharapkan tidak terlalu banyak memberikan intervensi ataupun
menyampaikan kuliah mini.
2. Tutor pasif
Tutor diharapkan dapat memperhatikan sistematika dan konten diskusi, serta
memberikan masukan kepada kelompok diskusi.

Catatan Penting
Mahasiswa diwajibkan membuat log book sebelum diskusi dimulai dan dikumpulkan
kepada tutor setelah diskusi pertama dan diskusi kedua selesai.

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN PBL Kasus ke-2


“FILM YOU DON’T KNOW JACK”

DISKUSI KASUS
1. Pembahasan kasus menggunakan “Seven-Step Method”
2. Mahasiswa dan tutor menonton film terlebih dahulu di rumah

The Seven-Step Method for Ethical Case Discussion


1. Clarification of terms and context related to case (clarification)
Before starting the discussion, students will have the chance to clarify terms which are
not clear to their understanding or field, such as medical terms or new technology.
They can also ask additional information related to the case, such as certain belief or
culture related to the context or setting. This step can also include additional
epidemiological data about a certain case or disease.
2. What is (are) the ethical problem(s) in this case? (brainstorming)
Students will start by freely giving opinions and ideas (brainstorming) on what ethical
issues might arise in this case. Any ideas or opinions should count and should be
written or recorded for further discussion and clarification on the next step. Ethical
issues perceived by students may be multiple, not necessarily one ethical issue.

3. Why are they considered as ethical problems? What values/norms/principles are at


stake? (moral reasoning)
This third step focuses on the reasoning. An ethical issue or problem will be related
with different values, norms, or principles. Students are expected to be able to
logically reason on their previous ideas or opinions, on why the issue they pointed out
is an ethical issue. This step should be able to eliminate problems which are not
ethical problems, such as medical problems, and also eliminate similar ethical
problems which have been explained differently, but in fact are essentially the same
ethical issue.

4. How do you see the problems from different perspectives (from different persons
and different aspects)? (seeing from different perspective, reflection, empathy)
This step will focus on each ethical issue which have been stated and agreed from the
previous step. Each issue will be discussed more deeply and thoroughly. Students will
practice viewing each problem from different persons and perspectives, in order to
understand better their feelings being in other people’s shoes. In a clinical case,
students may try playing a role as the doctor, nurse, patient, or patient’s family.
Students arealso asked to see the problem from different aspects, to reflect deeper
on the psychological and socio-cultural contexts which may be related to the case, and
important in discussing ethical problems.

5. Are there any legal aspects to consider in this case?


This particular step is to identify certain legal aspects related to the problem. This is
not only important for students to know and understand the legal aspect, but also
important to realize the solution or problem solving for this particular case. The
solution may not be possible due to legal aspects in a particular setting or context in
the case.

6. What are the alternatives in problem solving for these problems?


The sixth step is to find the alternatives for problem solving. Students will need to
discuss what alternatives are possible for the case and their reasoning behind that
suggestion. If possible, students can come to one single best solution.

7. What is (are) the lesson learned from this case?


The last step and most important is to reflect on what lessons the students have learnt
from the particular case. Lessons learned may involve multiple and various lessons
from the student’s perspective. Tutors are asked to give ample time for this step and
give each student the opportunity to reflect on at least one lesson he/she think is
important from their own perspective.

3. Tekankan prinsip-prinsip (nilai-nilai) bioetik berikut dan adanya benturan prinsip


pada kasus:
a. Human dignity and human rights (harga diri individu and hak asasi manusia):
setiap individu memiliki harga diri dan hak asasi; bagaimana cara kita menghargai
hal tersebut, salah satunya berkaitan dengan privasi dan kerahasiaan orang lain
b. Benefit and harm (mempertimbangkan manfaat dan kerugian): bagaimana cara
menimbang manfaat dan risiko pada setiap keputusan/tindakan yang kita buat
c. Autonomy and individual responsibility (otonomi dan tanggungjawab individu):
setiap individu memiliki otonomi, yaitu kemampuan individu untuk membuat
keputusan secara sadar dan bertanggungjawab; otonomi selalu disertai dengan
tanggungjawab
d. Privacy and confidentiality (privasi dan kerahasiaan): setiap individu harus
menghargai privasi individu lain dan menjaga kerahasiaan. Prinsip ini adalah
perwujudan dari penghargaan terhadap prinsip human dignity dan autonomy

Referensi

Walsh, Allyn. 2005. Problem Based Learning: a novice guide. McMaster University
– Faculty of Health Science
Newman, Mark J. 2005. Problem Based Learning: An Introduction and Overview of
The Key Features of The Approach. JVME 32(1) AAVMC.
Gilkison, Andrea. 2003. Techniques used by expert and non-expert tutors to facilitate
problem based learning tuotrials in an undergraduate medical curriculum.
Blackwell Publishing, Medical Education 37:6-14
JADWAL PBL

NO. Hari/Tanggal Pukul Kegiatan


1 Rabu, 4 September 2019 10.00 – 11.50 PBL 1.1
2 Senin, 9 September 2019 10.00 – 11.50 PBL 1.2
3 Rabu, 11 September 2019 10.00 – 11.50 PBL 2.1
4 Senin, 16 September 2019 10.00 – 11.50 PBL 3.1

DAFTAR TUTOR
Kelompok Nama Tutor
Kelompok 1 dr. Falah Faniyah
Kelompok 2 dr. Catharina Widiartini, M.Med.Ed
Kelompok 3 dr. Fajar Wahyu Pribadi, M.Sc
Kelompok 4 Dr. dr. Fitranto Arjadi, M.Kes
Kelompok 5 dr. Gema Citra Dwijayanti, M.Si.Med
Kelompok 6 Dr. dr. Gita Nawangtantrini, Sp.PA.M.Kes
Kelompok 7 dr. Hajid Rahmadianto, M Sp.U
Kelompok 8 dr. Hidayat Sulistyo, M.Si.Med,Sp.PA
Kelompok 9 Dr. dr. Lantip Rujito, M.Si,Med
Kelompok 10 dr. Nia Krisniawati Sp. MK
Kelompok 11 dr. Wahyu Dwi Kusdaryanto, Sp. THT
Kelompok 12 dr. Wiwiek Fatchurohmah, MSc.

Praktikum Mikrobiologi
Gelombang 1: Kelompok PBL 1, 2, 3
Gelombang 2: Kelompok PBL 4, 5, 6,
Gelombang 3: Kelompok PBL 7, 8, 9
Gelombang 4: Kelompok PBL 10,11,12
PBL 1

SKENARIO

ADA APAKAH GERANGAN...?

Seorang laki-laki usia 45 tahun pada hari selasa jam 08.00 WIB ditemukan tergeletak
tidak bergerak di lantai ruang tamu rumahnya . Posisi saat ditemukan terlentang
dengan mulut dan hidung keluar buih dan wajah pucat. Alo Anamnesis dengan
istrinya didapatkan : korban sebelumnya bertengkar dengan istrinya pada malam hari
jam 23.00 WIB hari senin malam. Istrinya kemudian meninggalkan rumah dan
menginap di rumah orang tuanya meninggalkan suami seorang diri di rumah. Pada
pagi hari saat istri pulang ke rumah, didapati lampu depan masih menyaka dan pintu
terkunci dari dalam. Setelah pintu didobrak dengan bantuan tetangga, didapatkan
korban ditemukan tergeletak tidak bergerak di lantai ruang tamu. Pertengkaran
karena masalah sepele, korban marah karena ditegur istrinya untuk minum obat
jantung dan tekanan darah tinggi. Korban mempunyai riwayat sakit jantung dan
tekanan darah tinggi, riwayat minum obat jantung dan darah tinggi (+) namun tidak
teratur. Anda sebagai dokter layanan primer di Puskesmas, dipanggil oleh polisi
untuk melakukan pemeriksaan di Tempat Kejadian Perkara pada jam 8 WIB hari
selasa. Pada pemeriksaan ditemukan lebam mayat seperti pada gambar 1. Kaku
mayat di seluruh tubuh dan sukar dilawan. Ditemukan luka robek pada kepala
berambut. Kuku tampak berwarna pucat kebiruan dan pada penis tampak keluar
cairan lendir kental.

Gambar 1. Posisi setelah dibalik (tengkurap)


Gambar 2. Luka robek pada kepala berambut

Gambar 3. Cairan lendir kental di OUE


Gambar 4. Kuku pucat kebiruan
PBL 2

FILM “ YOU DON’T KNOW JACK”


PBL 3

Etika-Disiplin-Hukum Kedokteran

CARD GAME : ETIKA – DISIPLIN – HUKUM KEDOKTERAN

Kompetensi umum:

Menjunjung tinggi profesionalisme, nilai moral yang universal maupun yang khas bangsa
Indonesia dan etika dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan kesehatan, dan
kesediaan untuk menghargai nilai yang diyakini pasien yang berkaitan dengan masalah
kesehatannya.

Kompetensi khusus :

Setelah menyelesaikan card game ini, mahasiswa diharapkan dapat :

1. Menjelaskan pengertian Etika, disiplin dan Hukum

2. Membedakan pengertian Etika, disiplin dan Hukum

3. Menjelaskan konteks peristiwa yang berhubungan dengan Etika, disiplin dan


Hukum pada praktik sehari-hari seorang dokter.

Instruksi :

Dalam Card Game ini, para peserta diajak untuk mengetahui beberapa peristiwa yang
tersaji dalam cerita yang mengandung Etika – disiplin dan hukum kedokteran yang sering
dijumpai dalam kegiatan praktik dokter sehari-hari.

Aturan main :

1. Pilihlah ketua kelompok dan sekretaris di antara anggota kelompok.


2. Ketua membagikan kartu yang berisi Kaidah Dasar Moral, Kodeki, Disiplin
Kedokteran dan Peraturan perundangan yg berkaitan dengan kesehatan
kepada anggota kelompok secara merata.
3. Ketua membacakan skenario Card Game
4. Diskusikan kata per kata / kalimat per kalimat dengan anggota kelompok
anda.
5. Anggota kelompok yang merasa memegang kartu yang sesuai konteks
skenario membacakan kartunya disertai argumentasi yang relevan.
6. Anggota lain menyimak dan mengemukakan pendapat disertai argumentasi
yang relevan.
7. Satu peristiwa / kalimat bisa mengandung lebih dari satu KDM, Kodeki ,
disiplin ataupun hukum.
8. Sekretaris mencatat hasil kesepakatan di white board.
9. Tulis laporan untuk dikumpulkan.
DOKTER JAY

Sekilas profil :

 Dokter Jay : Lulusan terbaik FK ternama. Baru saja selesai mengikuti


program internship.
 Mbak Cow-Ash : Adik kelas dokter Jay. Baru saja di sumpah sebagai dokter dan
sedang menunggu penempatan internship.
 Dokter Bejo : Dokter senior. Pasien 100 orang per hari. Terkenal
dengan obatnya yang ”paten” dan mahal.

DOKTER YANG ENERGIK

Dokter Jay, adalah seorang dokter muda yang energik dan ambisius. Target pribadi
yang dia inginkan adalah sesegera mungkin mengikuti jejak teman sejawat dokter yang lain
yang sudah “mapan” secara ekonomi, yaitu : mempunyai mobil pribadi, istri yang cantik dan
rumah mewah.

Untuk memenuhi target tersebut, dokter Jay bekerja keras siang dan malam tanpa
kenal lelah. “Gak duwe udel” begitu gerutuan teman sejawatnya yang lain saat dokter Jay
menolak diajak ikut seminar kedokteran berkelanjutan di kotanya dengan alasan sedang
jaga klinik.

....................................................................................................................................................
.....

Dokter Jay membuka klinik 24 jam ”Saka Repe DW” (hari Minggu dan hari besar
buka seperti biasa). Untuk mempromosikan kemampuannya, dokter Jay memasang papan
nama praktik dokter dengan ukuran 1 kali 2 meter di depan Klinik ”Saka Repe DW” dengan
menggunakan Billboard.
PRAKTEK UMUM
Dr. JAY, MKes
BUKA SETIAP HARI ( MINGGU DAN HARI BESAR BUKA )
MENERIMA : KHITAN DENGAN LASER
SUNTIK VARISES, SUNTIK KB, dll
AKUPUNTUR dll

Karena pasien di kliniknya masih belum sesuai dengan harapan (pasien masih do-
re-mi ), maka dokter Jay juga magang bekerja di 3 klinik lain yang sudah ramai (Klinik rawat
inap “Heboh Husada”, Klinik rawat jalan ”Rame selalu” dan Balai pengobatan ”Tebar
pesona”) pada jam-jam tertentu yang menurut perkiraannya tidak mengganggu jadwal
praktek di klinik pribadinya. Alhasil, sering terjadi saat magang di klinik lain, dokter Jay
ditelpon perawat pribadinya untuk segera pulang karena ada pasien yang menunggu di
rumah.

Untuk mengatasi komplain dari pasien (karena terlalu lama menunggu di rumah),
dokter Jay kadang mengutus perawat jaga untuk melakukan anamnesis serta pemeriksaan
fisik dulu dan dokter Jay tinggal memberi terapi sesampainya di rumah.

Suatu siang, saat dokter Jay praktek di klinik ”Heboh Husada”, terdengar dering
telpon dari klinik pribadi yang mengabarkan ada pasien yang sudah menunggu. Dengan
tergopoh-gopoh, dokter Jay segera menyelesaikan pasien yang masih tersisa di klinik
”Heboh Husada”. Setelah memberi resep obat dan instruksi periksa laboratorium ”Pasti
Akurat” kepada pasien, dokter Jay menyuruh perawat untuk melakukan injeksi roborantia
kepada pasien terakhir. Tanpa menunggu pasien yang akan disuntik, dokter Jay segera
meluncur ke rumahnya yang berjarak 5 KM dari klinik ”Heboh Husada”.

Pasien di klinik ”Saka Repe DW” adalah nona Cabi, dengan keluhan nyeri dada
kanan atas disertai jantung berdebar-debar. Keluhan timbul saat akan menghadapi ujian
semester. Melihat nona Cabi yang ”chubby”, timbul niat iseng dokter Jay. Dengan
kewenangannya sebagai dokter, Jay menyuruh nona Cabi membuka baju untuk diperiksa.
Selanjutnya.................................
OBAT DOKTER BEJO

Kadang-kadang, saat pasien di klinik lain sedang ramai-ramainya, dokter Jay


menyuruh pacarnya yang cantik ( mbak Cow-Ash ) untuk menggantikannya praktik di
rumah.

Suatu hari, dokter Jay menyuruh mbak Cow-Ash untuk menggantikannya praktik di Klinik
”Saka Repe DW” dengan tetap didampingi oleh dokter Jay. ”Biar nanti saat internship sudah
trampil memeriksa pasien” kata dokter Jay.

Pasien pertama seorang laki-laki muda ( tuan Keluh ) dengan keluhan nyeri perut kanan
atas. Nyeri perut sejak seminggu yang lalu disertai perasaan sebah yang tidak hilang
walaupun sudah minum obat yang diberikan oleh dokter Bejo.

Betapa terkejut mbak Cow-Ash saat mengetahui obat yang diberikan oleh dokter Bejo. Obat
yang diberikan oleh dokter Bejo ada 7 macam sbb :

- Amoxicillin 3 kali 1 tablet

- Metoclopramide 3 kali 1 tablet

- Cimetidine 3 kali 1 tablet

- Antacida 3 kali 1 tablet

- Pancreazym 3 kali 1 tablet

- Diazepam 3 kali 1 tablet

- Paracetamol 3 kali 1 tablet

” Saya disuruh minum sekaligus setelah makan dok. Bagaimana menurut pendapat dokter?
” tanya tuan Keluh.

” Wah, obatnya terlalu banyak mas.....! saya ganti dengan obat yang lebih bagus ya....?”
kata mbak Cow-Ash.

” Saya manut bu dokter saja lah......!, memang dokter Bejo terkenal suka ngasih obat
dengan jumlah banyak. Mahal lagi......!!” gerutu tuan Keluh.

Mbak Cow-Ash tersenyum dan menulis resep obat untuk dibeli oleh tuan Keluh.
R/ Tiamphenicol Caps mg 500 No. X

S3ddCaps1

Famotidine No. X

S2dd1 ac

Plantacide Syr Fl. No.1

S3dd1cth 1 h pc

Valium No.X

S3dd1

Dokter Jay mengangguk-angguk sambil mengacungkan 2 jempol kepada mbak Cow-Ash


setelah melihat daftar obat yang tertulis dalam resep.

“ Obatnya diminum sesuai aturan ya pak, jangan lupa kontrol tiga hari lagi.....!!” kata dokter
Jay kepada tuan Keluh sesaat sebelum meninggalkan ruang periksa.

.............................................................................................................................

Pasien kedua adalah nona Imoet, seorang karyawati swasta. Nona Imoet mengeluh ada
bercak warna putih di sekitar pipi kanan. Dari pemeriksaan didapatkan kesimpulan bahwa
nona Imoet menderita Pitiriasis versicolor. Oleh mbak Cow-Ash, nona Imoet diberi salep
ketokonazol. Sebelum pulang, nona Imoet meminta surat keterangan sakit 3 hari yang
berlaku surut sejak 2 hari yang lalu kepada mbak Cow-Ash karena sudah 2 hari tidak masuk
kerja . Sebenarnya mbak Cow-Ash tidak mau memberikan surat keterangan itu, namun
setelah didesak oleh nona Imoet dengan mengiba-iba ( takut dipecat dari pekerjaannya )
disertai dukungan ”moral” oleh dokter Jay (” tapi tarifnya dimahalin lho Say.......!!!” kata
dokter Jay kepada mbak Cow-Ash), akhirnya mbak Cow-Ash mau memberikan surat
keterangan sakit kepada nona Imoet.

..............................................................................................................................

SEMINGGU KEMUDIAN ..........................................

Datang Pak Rusuh ,SH yang mengaku sebagai paman tuan Keluh meminta
pertanggungjawaban klinik ”Saka Repe DW” karena sehari setelah minum obat dari klinik,
keadaan tuan Keluh malah bertambah parah. Kulit , mata dan air seninya berwarna kuning.
Kata dokter Bejo, kelainan ini akibat keracunan obat dari klinik ” Saka Repe DW”.

Sambil menggebrak meja, Pak Rusuh meminta catatan medik tuan Keluh untuk barang
bukti penuntutan perdata yang akan dilakukan oleh Pak Rusuh, SH. Dokter Jay membantah
keras semua tuduhan Pak Rusuh, SH. Sambil menunjukkan rekam medik tuan Keluh, dokter
Jay menjelaskan bahwa sakit tuan Keluh bisa saja karena radang hati yang masih dalam
masa inkubasi, sehingga saat datang periksa, belum menampakkan gejala klinik.

Melihat gelagat bahwa Pak Rusuh masih belum puas, dokter Jay menawarkan alternatif
perdamaian dengan bersedia menanggung seluruh biaya pengobatan tuan Keluh di rumah
sakit.......................... Uang lima juta rupiah berpindah dari kantong dokter Jay ke saku Pak
Rusuh .......... Dan Pak Rusuh pun pulang dengan senyuman puas tersungging di bibirnya.

................................................................................................................................

Kesal dengan nasib buruknya pada hari itu, dokter Jay segera melampiaskan
kejengkelannya dengan memarahi mbak Cow-Ash habis-habisan. Bahkan pasien di klinik
Tebar Pesona yang tidak tahu apa-apa pun terkena omelannya

Dasar dokter Jay......!!!!!!!!


TABEL BANTU UNTUK MEMBUAT LAPORAN PBL

Kaidah Dasar Moral


No Konteks Pengusul Alasan
yang ada
1. …….
1. ……. 1. sumo
2. ……
2. …… 2. sastro
1 Blablabla 3. …….
3. ……. 3. paino
4. dst
4. dst 4. dst

No Konteks Masalah KODEKI Pengusul Alasan


1. …….
1. ……. 1. sumo
2. ……
2. …… 2. sastro
1 Blablabla 3. …….
3. ……. 3. paino
4. dst
4. dst 4. dst

Masalah Disiplin
No Konteks Pengusul Alasan
Kedokteran
1. …….
1. ……. 1. sumo
2. ……
2. …… 2. sastro
1 Blablabla 3. …….
3. ……. 3. paino
4. dst
4. dst 4. dst

No Konteks Masalah Hukum Pengusul Alasan


1. …….
1. ……. 1. sumo
2. ……
2. …… 2. sastro
1 Blablabla 3. …….
3. ……. 3. paino
4. dst
4. dst 4. dst

RANGKUMAN
Kaidah
Pelanggaran Pelanggaran Pelanggaran Verifikas
No Konteks Dasar Alasan
Kodeki Disiplin hokum i
Moral
……
.
……
1 Blablabla
……
.
dst

FORMAT PEMBUATAN LAPORAN PBL

1. Setiap kelompok wajib membuat laporan PBL


2. Semua laporan (PBL 1, 2, 3) dikumpulkan pada saat ujian presentasi hasil
PBL
3. Laporan diketik pada kertas HVS ukuran A4 dengan huruf Times new
roman 12, spasi 1,5, dengan batas kanan, atas, dan bawah 2,5 cm batas kiri
4 cm.
4. Laporan dijilid dengan sampul warna hijau
5. Format penulisan laporan:
1. Halaman Judul
- Judul Laporan PBL
- Logo Unsoed
- Nama-nama anggota kelompok
- Nama Institusi
- Tahun
2. Daftar Isi
3. Daftar Tabel (jika ada)
4. Daftar Gambar (jika ada)
5. Daftar Lampiran (jika ada)
6. BAB 1. Pendahuluan
Berisi mengenai pentingnya kasus dalam topik PBL tersebut ditulis.
7. BAB 2. Isi
Berisi hasil diskusi PBL
8. BAB 3. Pembahasan
Berisi mengenai pembahasan hasil PBL dikaitkan dengan teori
9. BAB 4. Kesimpulan
Berisi kesimpulan hasil PBL
10. Daftar Pustaka

Penilaian Makalah/Laporan Diskusi Kelompok

BLOK 7.1 (FORENSIC AND HEALTH LAW)

JUDUL FILM/TEMA DISKUSI : ……………………………………..................................


Nama Mahasiswa/NIM : ...........................................................................

No ASPEK YANG DINILAI SKOR NILAI YANG


DICAPAI
1 KETEPATAN WAKTU PENYERAHAN TUGAS
Mengumpulkan tepat waktu 20
Terlambat sampai dengan 2 jam setelah waktu yang ditentukan 10
Terlambat lebih dari 2 jam setelah waktu yang ditentukan 0
2 PEMENUHAN ISI PENUGASAN
Memuat semua tujuan pembelajaran 30
Memuat sebagian besar (minimal 75%) tujuan pembelajaran 25
Memuat 60,0-74,9% tujuan pembelajaran 20
Memuat 40,0-59,9% tujuan pembelajaran 15
Memuat kurang dari 40% tujuan pembelajaran 10
3 KUALITAS ISI PEMBAHASAN
Isi pembahasan sangat dalam (menunjukkan pemahaman yang 35
mendalam terhadap materi-perspektif masing-masing pihak
yang terlibat) dan luas (menunjukkan wawasan yang luas
terhadap iptek dan nilai-nilai moral dan etik)
Isi pembahasan cukup dalam dan luas 30
Isi pembahasan kurang dalam dan luas 20
Isi pembahasan sangat dangkal dan sempit 10
4 JUMLAH REFERENSI YANG DIGUNAKAN DENGAN PENULISAN YANG
KONSISTEN

5 referensi atau lebih 5


4 referensi 4
3 referensi 3
2 referensi 2
1 referensi 1
Tidak ada referensi 0
5 JENIS REFERENSI YANG DIGUNAKAN
Semua referensi terpercaya (textbook, buku referensi, jurnal 5
ilmiah, website dari lembaga terpercaya)
Sebagian besar (minimal 75%) referensi terpercaya 4
50% atau lebih referensi tidak terpercaya 1
Semua referensi tidak terpercaya (koran atau majalah baik cetak 0
maupun elektronik) atau tidak ada referensi
6 TATA CARA PENULISAN
Penulisan laporan tersusun rapi, terstruktur dan tulisan bisa 5
terbaca
Penulisan laporan tidak tersusun rapi, tidak terstruktur dan 0
tulisan sulit terbaca
TOTAL NILAI MAKS
100
DAFTAR KELOMPOK PBL BLOK 7.1

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3


dr. Catharina Widiartini,
dr. Falah Faniyah dr. Fajar Wahyu Pribadi, M.Sc
Tutor: Tutor: M.Med.Ed Tutor:
1 G1A016001 AYUGITA NURAZIZAH TAMAD 1 G1A016011 DWIASTINI AYU WARDHANA TALLU T 1 G1A016020 RIA WULANDARI SUDARTO
2 G1A016002 MOCH. IQBAL AFIF 2 G1A016012 MAHARANI KARTIKA DEWI 2 G1A016021 DWI LILIYANI
3 G1A016003 MUHAMMAD 'UZAIR RIFA'I 3 G1A016013 SILVYMAY NURBASUKI 3 G1A016022 NABILAH HANNA PUSPADEWI
4 G1A016004 FANI RUDIYANTI 4 G1A016014 MARHAMDANI 4 G1A016023 NUR AMALIA RACHMAWATI
5 G1A016005 NUR ZAFIKA 5 G1A016015 AVIASENNA ANDRIAND 5 G1A016024 BALQIS AMATULLOH
6 G1A016006 DESSY OKTALIANA 6 G1A016016 RANIA NISRINA ALIFAH 6 G1A016025 QONITA
7 G1A016007 DESTIA NUR MILENIA.S 7 G1A016017 DAMAR PANDURIZKY 7 G1A016026 NUR FITRIA ZAHRO
8 G1A016009 SELMI JUNITA RAHMAWATI 8 G1A016018 RATIH BAHARI 8 G1A016028 USWATUN KHASANAH
9 G1A016010 MUHAMMAD RIFQI FAUZAN N. 9 G1A016019 AHMAD WAHYU PAMUNGKAS 9 G1A016030 ANGGITA LARASATI PURBANINGRUM
Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6
Tutor: Dr. dr. Fitranto Arjadi, M.Kes Tutor: dr. Gema Citra Dwijayanti, Tutor: Dr. dr. Gita Nawangtantrini,
M.Si.Med Sp.PA.M.Kes
1 G1A016031 ASPIANNUR 1 G1A016040 MUHAMMAD RIDWANSYAH 1 G1A016050 ARYA INDRA MADANI
2 G1A016032 EPRILIA SEKARASIH PANENGAH 2 G1A016042 MAHAYU DIAN SURYANDARU 2 G1A016051 CITRA KHARISMA ZULFA
3 G1A016033 HAWARIYYUN SASTRANEGARA 3 G1A016043 MAULITA ZULFIANI 3 G1A016052 GUSTI RAMA DWITIYA
4 G1A016034 NABILA SULISTYAWATI 4 G1A016044 MOCH RIZKYA NIDI RAMADHAN 4 G1A016053 NINA VANESSA WIHARTONO
5 G1A016035 ZEVIC AULIA NOOR 5 G1A016045 GISMA CHAIRUN NISA 5 G1A016054 ANANDA ANGGI AMELIA MANTASYIA
6 G1A016036 RIZKI AGUNG NUGRAHA 6 G1A016046 PADANG DWIKA APRILIAN 6 G1A016055 MUHAMMAD HASHFI LUTHFILLAH H
7 G1A016037 CAYLA VIESTANIA SALSABILLA 7 G1A016047 JARWATI 7 G1A016056 ABDUL AZIZ ASYHARI
8 G1A016038 FIQHAM MUHAMAD PUTRA 8 G1A016048 AHMAD MUSAFI HAZAN 8 G1A016057 NADZIFA NURAMDANI FATHONY
9 G1A016039 MASITA ROCHSALEHA M. GANI 9 G1A016049 MUHAMMAD IQBAL FIRDAUS 9 G1A016058 ALIFAH NURUL ISLAM
10 G1A016059 KARENIA PRAPTININGTYAS

Kelompok 7 Kelompok 8 Kelompok 9


Tutor: dr. Hajid Rahmadianto M Sp.U Tutor dr. Hidayat Sulistyo, Tutor Dr. dr. Lantip Rujito, M.Si.Med
M.Si.Med,Sp.PA
1 G1A016060 FITRI PANGESTUTI 1 G1A016071 TSANIA EL IZZ AVINDA 1 G1A016081 IMELIA ANGGRAENI
2 G1A016061 PRAMESA JUAN FADILAH 2 G1A016072 FADHLY NINO PUTRA 2 G1A016082 FARHANA SAMAD
3 G1A016062 DIAS RUDI HARYADI 3 G1A016073 DHIESTY KUSUMA PURBASARI 3 G1A016083 FANIA SALSABILLA MAHATMA PUTRI
4 G1A016063 ALIFIA WENI BHAMATIKA 4 G1A016074 ADI PUTRA WIJAYA 4 G1A016084 JEREMY FERNANDO CLINTON
5 G1A016064 NURAIDA ABSHARINA AWANIS 5 G1A016075 REFIN WAHYUBASKORO 5 G1A016085 WELLEN DEXIA BINTORO
6 G1A016065 YAHYA KHAIRYHANIF 6 G1A016076 ARIESTA RIENDRIAS 6 G1A016087 ANGGIRIANI RAHMAWATI LS
7 G1A016066 NUDAR FATAHA 7 G1A016077 TRI RAMDANI 7 G1A016088 FIRDA SOFIANA ZAHRA
8 G1A016067 ASHA HANIAZIZA 8 G1A016078 DHIO ARIEYONA 8 G1A016089 RATRI PRABAHANINDYA
9 G1A016069 DEWI ITIKA BASUKI 9 G1A016079 MAHENDRA AULIA RAKHMAN 9 G1A016090 YULGEA DELLA AMALIA
1
0 G1A016069 DEWI ITIKA BASUKI 10 G1A016080 ABDURRAHMAN QANITURRAZAN 10 G1A016091 TALIA ISLAMI

Kelompok 10 Kelompok 11 Kelompok 12


Tutor: dr. Nia Krisniawati Sp. MK Tutor: dr. Wahyu Dwi Kusdaryanto Sp.THT Tutor: dr. Wiwiek Fatchurohmah, MSc.
1 G1A016092 FRIDHA PUTRI RISTIANAWATI 1 G1A016102 FARHAN CAHAYA PRIMADANI 1 G1A016113 MUHAMMAD AL ROFI INTERNA D
2 G1A016093 ENDAH RAMADHATININGSIH 2 G1A016103 DEWI PRAMESTI NUR AISYAH 2 G1A016114 APRILIA GISKA DEVIEANTY
3 G1A016094 VANIA PUJI LESTARI 3 G1A016104 ZUNAIRI NUR ARIFAH 3 G1A016115 RADEN ALVIN RENALDI N
4 G1A016095 FADHILAH YUDHISTIA TARUNA 4 G1A016105 DELIMA ROCHMAH NUR SYAHBANI 4 G1A016116 DEUIS GUSTIANI RAHAYU
5 G1A016096 BIMAHFUD INDRANATA 5 G1A016106 ULYA JIHAN MUNA 5 G1A016117 CINDY LORENZA DARWIS
6 G1A016097 KRESNA MUKTI 6 G1A016107 AMALIA ALMAS 6 G1A016118 RADITYA IRFAN PRADHANA
7 G1A016098 RIZA DWI UTAMI 7 G1A016109 DEWI EMALA KARTIKA 7 G1A016119 VANNY PRANANDA
8 G1A016099 ELSYRA NUR RAHMAT 8 G1A016110 IMAM AGUS FAISAL 8 G1A016120 RIZKY PRATAMA SANTOSO
9 G1A016100 AULIA QUROTA AYUN 9 G1A016111 SALMA NUR AMALIA 9 G1A016108 Nur Muh. Mumtaz WP
1
0 G1A016101 INDRIANI TANTI KARTINI 10 G1A016112 AISYAH PUTERI HUTAMI

Anda mungkin juga menyukai