Anda di halaman 1dari 25

MODUL MAHASISWA

PATOLOGI FORENSIK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2021
PENDAHULUAN

1.1 Penjelasan Modul


Merupakan modul PBL yang disajikan pada semester 5 yang
bertujuan agar mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan
berbagai materi mengenai patologi forensik. Modul ini merupakan
pembekalan sebagai dasar ilmu kedokteran Forensik dan
Medikolegal.
Kompetensi dasar pendidikan dokter sesuai dengan SKDI
merupakan dasar/titik awal dari proses pembelajaran pada modul
ini, baik untuk metode pembelajaran dengan mata kuliah mimbar,
PBL, maupun penugasan lain.
Setelah menyelesaikan modul ini, mahasiswa diharapkan
memiliki kemampuan dasar dalam menganalisis kasus-kasus
Patologi Forensik.
Untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran dalam
modul ini mahasiswa juga diberi penugasan-penugasan dengan
menggunakan berbagai literatur dari text book maupun jurnal
ilmiah terutama dalam 5 tahun terakhir.

1.2 Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari penyusunan modul
ini antara lain :
1. Meningkatkan kemampuan dasar dalam pembelajaran blok
ilmu kedokteran forensik khususnya patologi forensik sesuai
dengan standar kompetensi dokter Indonesia (SKDI).
2. Mengembangkan kompetensi dalam profesionalisme dan
komunikasi yang baik sebagai seorang dokter nantinya.

1
KOMPETENSI & TUJUAN PEMBELAJARAN

2.1 Kompetensi
Kompetensi seorang dokter sesuai standar kompetensi
dokter Indonesia (SKDI) dibangun dengan fondasi yang terdiri atas
profesionalitas yang luhur, mawas diri dan pengembangan diri,
serta komunikasi efektif, dan ditunjang oleh pilar berupa
pengelolaan informasi, landasan ilmiah ilmu kedokteran,
keterampilan klinis, dan pengelolaan masalah kesehatan. Oleh
karena itu area kompetensi disusun dengan urutan sebagai
berikut:
a. Profesionalitas yang Luhur
b. Mawas Diri dan Pengembangan Diri
c. Komunikasi Efektif
d. Pengelolaan Informasi
e. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
f. Keterampilan Klinis
g. Pengelolaan Masalah Kesehatan

Dalam melaksanakan praktik kedokteran, dokter bekerja


berdasarkan keluhan atau masalah pasien/klien, kemudian
dilanjutkan dengan penelusuran riwayat penyakit, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang. Dalam melaksanakan semua
kegiatan tersebut, dokter harus memperhatikan kondisi pasien
secara holistik dan komprehensif, juga menjunjung tinggi
profesionalisme serta etika profesi di atas
kepentingan/keuntungan pribadi. Selama pendidikan, mahasiswa
perlu dipaparkan pada berbagai masalah, keluhan/gejala tersebut,
serta dilatih cara menanganinya setiap institusi harus menyadari
bahwa masalah dalam pelayanan kedokteran tidak hanya
bersumber dari pasien atau masyarakat, tetapi juga dapat
bersumber dari pribadi dokter. Perspektif ini penting sebagai

2
bahan pembelajaran dalam rangka membentuk karakter dokter
Indonesia yang baik.

2.2 Tujuan
Setelah menyelesaikan modul ini, mahasiswa mampu
menjelaskan berbagai masalah yang berhubungan dengan
patologi forensik.
 Aspek Kognitif/pengetahuan
Mahasiswa mampu menjelaskan berbagai teori dasar dalam
ilmu kedokteran forensik khususnya patologi forensik.
 Aspek keterampilan/psikomotor
Mahasiswa terampil dalam melakukan pemeriksaan dalam ilmu
kedokteran forensik khususnya patologi forensik
 Aspek perilaku profesional/afektif
Pada akhir pembelajaran modul ini, mahasiswa mampu
menjalankan praktik kedokteran forensik dengan menjunjung
tinggi profesionalisme dokter dan komunikasi yang efektif.

3
PANDUAN PELAKSANAAN PBL/TUTORIAL

3.1 Tutor
Tutor berperan sebagai fasilitator dan pengarah. Oleh karena
itu diharapkan agar tutor:
 Memiliki pengetahuan yang memadai pada materi dan
problem/kasus/fenomena yang didiskusikan mahasiswa
 Memiliki pengetahuan yang memadai pada prinsip-prinsip
yang mendasari problem yang didiskusikan mahasiswa
 Mendorong mahasiswa agar mengaplikasikan pengetahuan
yang mereka miliki terhadap problem
 Memberikan “penjelasan” bila diperlukan agar mahasiswa tidak
salah arah (bukan memberikan mini lecture)
 Melakukan intervensi pada saat yang tepat
 Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menstimulasi
diskusi
 Memperlihatkan komitmennya terhadap diskusi kelompok
 Memberikan perhatian terhadap pendapat mahasiswa
 Mendorong mahasiswa agar belajar dengan sungguh-sungguh

Adapun Tugas Tutor yaitu :


 Memonitor materi yang sedang didiskusikan mahasiswa agar
tidak melenceng keluar dari jalur
 Memonitor prosedur diskusi 7 langkah (the 7-jump)
 Memperhatikan dan menilai keaktifan setiap mahasiswa
 Menilai sikap dan perilaku mahasiswa

3.2 Mahasiswa
Mahasiswa dalam proses pembelajaran dengan metode
Problem Based Learning (PBL) ini harus aktif, belajar mandiri dan
mampu mencari sumber-sumber literatur atau informasi sendiri.
Persiapan Mahasiswa:

4
 Datang tepat waktu
 Memakai pakaian sopan, sesuai ketentuan fakultas
 Memakai “badge’ atau name tag
 Membawa Modul mahasiswa
 Membawa buku catatan dan alat tulis
 Mematikan Hp saat diskusi

Moderator dan Sekretaris Kelompok


 Dalam setiap kelompok, dipilih moderator dan sekretaris
kelompok. Caranya dengan dipilih langsung oleh anggota
kelompok di bawah bimbingan tutor
 Peran moderator dan sekretaris harus bergiliran pada setiap
masalah, sehingga terjadi pemerataan peran
 Moderator bertugas untuk memimpin diskusi agar berlangsung
tertib, lancar dan sesuai jadwal.
 Sekretaris bertugas mencatat hasil diskusi kelompok dan
bertanggungjawab terhadap presensi dan pengumpulan tugas
kelompok

3.3 PBL 7 langkah (the-7 Jump)


Setiap masalah dipelajari menggunakan 7 langkah (7-jump),
yang diselesaikan dalam 2 kali diskusi. Diantara ke 2 diskusi,
mahasiswa belajar mandiri.
Diskusi tahap I : Langkah 1-5
Belajar mandiri : Langkah 6
Diskusi tahap II : Langkah 7

Tujuh Langkah PBL


1 Clarify Terms Mengklarifikasi istilah-istilah yang ada
dalam kasus. Bila ada istilah yang
masih belum dimengerti dapat
ditanyakan pada tutor atau dijadikan
sasaran belajar

5
2 Define the Menentukan masalah, yang dapat
Problems berupa istilah, fakta, fenomena. Cara
yang mudah adalah dengan
melontarkan pertanyaan-pertanyaan
sebanyak mungkin terhadap istilah,
konsep, fakta atau fenomena yang
didapatkan pada kasus
3 Analyze the Menganalisa masalah dengan
problems/brain berdiskusi mengenai masalah-masalah
storming yang sudah ditentukan pada langkah
ke 2, dengan menggunakan
pengetahuan yang sudah mereka
miliki (prior knowledge)
4 Make a systematic Mahasiswa menyusun/membuat
inventory to the skema mengenai masalah yang telah
various didiskusikan pada langkah 3,
explanations mendeteksi apa yang telah diketahui
found in step 3, dan dapat dijelaskan, mana yang
and summarize masih belum diketahui dan perlu
mencari informasi lanjutan
5 Formulate Berdasarkan ringkasan pada langkah
learning objecting 4, maka kelompok menentukan
sasaran belajar untuk dipelajari secara
mandiri
6 Self study (collect Masing-masing anggota kelompok
additional belajar mandiri dan secara aktif
information mencari sumber-sumber informasi
outside the group) tentang semua materi yang berkaitan
dengan masalah (sesuai sasaran
belajar yang telah disepakati).
Sumber informasi dapat diperoleh dari
perpustakaan, internet atau

6
narasumber sesuai tujuan belajar yang
sudah dirumuskan.
Usahakan mencari kepustakaan 5
tahun terakhir (jurnal internasional
maupun textbook)
Mahasiswa dilarang untuk membagi
tugas dalam pencarian sasaran belajar,
karena akan mengakibatkan
penguasaan masalah yang hanya
sepotong-sepotong !!
Misalanya : Mahasiswa A dan B hanya
belajar Lebam mayat, Mahasiswa C
dan D hanya belajar Kaku mayat, dst.
Catatan :
Setiap mahasiswa membuat ringkasan
dari apa yang telah dipelajarinya untuk
kemudian diserahkan kepada tutor
pada saat akan berdiskusi pada
langkah ke 7
7 Synthesize and Dilakukan pada diskusi tahap ke 2
test acquired Mahasiswa mendiskusikan materi-
information/report materi yang telah dipelajari secara
back in the group mandiri, sehingga diharapkan terjadi
interaksi dan peningkatan tingkat
pengetahuan dan pemahaman masing
masing anggota.
Caranya adalah moderator atau tutor
menunjuk secara random salah satu
anggota untuk menjelasakn sasaran
belajar 1, anggota yang lain
melengkapi dan menanyakan
kejelasan permasalahan, sehingga
timbul interaksi dan diskusi aktif antar

7
anggota. Demikian pula untuk sasaran
belajar seterusnya. Sehingga pada
akhir diskusi mahasiswa dapat
mensintesis secara lengkap mengenai
problem tersebut.
Catatan :
Sebaiknya mempergunakan LCD saat
menyajikan gambar atau skema

TUGAS KELOMPOK :
Menuliskan hal-hal yang sekiranya
masih kurang jelas sehingga dapat
menjadi acuan bagi narasumber untuk
menjelaskannya pada acara Pleno
Temu Pakar yang akan
diselenggarakan setelah 3 problem
selesai didiskusikan.

8
EVALUASI DAN PENILAIAN

4.1 Perilaku dan Keterampilan Berkomunikasi


Evaluasi mahasiswa dalam pembelajaran dengan metode ini
adalah diutamakan pada perilaku belajar dan keterampilan
berkomunikasi selama diskusi. Oleh karena itu mahasiswa
diharapkan untuk mempersiapkan materi diskusi pada setiap
paket masalah. Tutor melakukan evaluasi untuk menilai keaktifan
mahasiswa dalam berdiskusi, relevansi pembicaraan terhadap
materi diskusi, keterampilan berkomunikasi serta berinteraksi
dalam diskusi. Evaluasi ini dilakukan oleh tutor dengan cara
mengisi nilai skor pada lembar penilaian diskusi, dan bila perlu
dapat memberikan catatan khusus pada lembar tersebut.

4.2 Pengetahuan
Evaluasi Pengetahuan mahasiswa dilakukan dengan
melakukan tes sumatif berupa tes tertulis MCQ dengan tipe
vignette pada saat ujian akhir blok.

9
SKENARIO KLINIK

Masalah 1

Seorang laki-laki ditemukan meninggal di dalam kamar. Jenazah


kemudian dibawa oleh Penyidik ke kamar jenazah RSUD untuk
dilakukan otopsi. Pada pemeriksaan luar didapatkan kesan gizi
kurang, tampak arcus senilis minimal, benjolan multipel pada leher,
tidak didapatkan tanda-tanda kekerasan, lebam mayat warna
kebiruan yang tidak hilang dengan penekanan, kaku mayat dapat
dilawan. Pada pemeriksaan dalam tampak perlengketan paru
dengan rongga dada dan efusi pleura.

Masalah 2

Seorang perempuan ditemukan meninggal di sebuah rumah


kosong. Jenazah kemudian dibawa oleh Penyidik ke kamar jenazah
RSUD untuk dilakukan otopsi. Pada pemeriksaan luar didapatkan
jejas melingkari leher secara penuh, bibir dan jaringan di bawah
kuku tampak kebiruan, gigi molar 3 belum lengkap, lebam mayat
pada tubuh bagian belakang warna kebiruan yang hilang dengan
penekanan. Pada pemeriksaan dalam didapatkan resapan darah
sesuai arah jejas, edema otak dan paru.

Masalah 3

Sesosok orok ditemukan dalam kantung plastik di sebuah TPS.


Orok kemudian dibawa ke RSUD untuk dilakukan otopsi. Pada
pemeriksaan luar didapatkan orok lengkap dengan ari-ari, tubuh
warna kemerahan, lebam dan kaku mayat tidak dapat dinilai,
panjang badan 17 cm, tidak didapatkan tanda-tanda kekerasan.
Pada pemeriksaan tes apung paru didapatkan hasil tenggelam.

10
Referensi
1. Bardale R. 2011. Principles of Forensic Medicine and Toxicology.
London: Jaype Brothers Medical Publisher.
2. Budiyanto, dkk. 1997. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Bagian
Forensik FK UI.
3. Dahlan, S. 2004. Ilmu Kedokteran Forensik. Semarang: Balai
Penerbit UNDIP Semarang.
4. Dahlan, S. 2003. Petunjuk Praktikum Pembuatan Visum et
Repertum. Semarang: Balai Penerbit UNDIP Semarang.
5. Dimaio VJ, Dimaio D. 2001. Forensic Pathology 2nd edition. London
: CRC.
6. Dolinak D, Matshes E, Lew E. 2005. Forensic Pathology Principles
and Practice. USA : Elsevier Academic Press.
7. Finkbeiner, WE, Ursell PC, Davis RL. 2009. Autopsy Pathology A
Manual Atlas 2nd edition. Philadelphia: Saunders.
8. James JP dkk. 2011. Simpson’s Forensic Medicine 13th edition. UK :
Hodder Arnold.
9. Hoediyanto dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik dan
Medikolegal Edisi ketujuh. Surabaya: Bagian Forensik FK UNAIR.
10. Idries AM. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta:
Binarupa Aksara.
11. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
12. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
13. Pomara C, Karch SB, Fineschi V. 2010. Forensic Autopsy Handbook
and Atlas. London: CRC Press.
14. Prameng B, Yulianti K, Hardinisa A. 2011. Petunjuk Teknik Otopsi.
Semarang: Balai Penerbit UNDIP Semarang.
15. Rao NG. 2010. Textbook of Forensic Medicine & Toxicology. New
Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers.
16. Sampurna B, Samsu Z, Siswaja TD. 2008. Peranan Ilmu Forensik
dalam Penegakan Hukum. Jakarta: Bagian Forensik FK UI.
17. Saukko P, Knight B. 2016. Knight’s Forensic Pathology 4th edition.
London : CRC Press.

11
18. Staf Pengajar Forensik UI. 2000. Teknik Autopsi Forensik. Jakarta:
Bagian Kedokteran Forensik UI.
19. Vij K. 2011. Textbook of Forensic Medicine and Toxicology 5 th edition
Principles and Practice. India : Elsevier.
20. Wagner SA. 2004. Color Atlas of The Autopsy. London: CRC Press

12
LEMBAR KERJA MAHASISWA MODUL PATOLOGI FORENSIK

Langkah 1

Langkah 2

13
Langkah 3

14
Langkah 4

15
Langkah 5

16
Langkah 6

17
18
19
20
21
22
Langkah 7

23
24

Anda mungkin juga menyukai