Anda di halaman 1dari 14

PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

HAND BOOK
4th Semester

[Type the document subtitle]

MKK PATIENT SAFETY II

[Type the document subtitle]


dr. DWI FITRIANTI ARIEZA PUTRI, Sp.FM
dr. TAUFIQ ABDULLAH, Sp.EM
dr. DEWI INDIASTARI, Sp.PD

Medical Faculty
Universitas Brawijaya
2023
PBL HANDBOOK FOR STUDENT
4th SEMESTER
ACADEMIC YEAR 2022/2023

CONFIDENTIAL

2|P a ge
PBL HANDBOOK FOR STUDENT
4th SEMESTER
ACADEMIC YEAR 2022/2023

Belajar Sepanjang Hayat dengan Belajar Berbasis Masalah 7


Langkah
(Problem Based Learning 7 Jumps)
Oleh: MEU FKUB

Metode belajar berbasis masalah dengan 7 langkah (PBL 7 jumps) merupakan


salah satu metode belajar yang sering digunakan di dunia pendidikan kedokteran.
Metode ini pertama kali dikenalkan oleh Barrow (1980) sebagai bentuk pembelajaran
yang diyakini dapat menstimulus kemampuan penalaran klinis calon dokter. Barrow
dan Tamblyn (1980), yang dianggap sebagai Bapak-bapak PBL, mengatakan bahwa
selama berpuluh-puluh tahun pembelajaran di kedokteran terlalu menekankan pada
hafalan yang seringkali tidak dapat dimanfaatkan secara langsung untuk
menyelesaikan masalah kedokteran riil. Mereka berpikir alangkah baiknya bila
pembelajaran mendekatkan masalah riil dengan ilmu yang akan digunakan sehingga
pada saat menjumpai masalah, ilmu, konsep dan teori dapat lebih optimal digunakan.
Oleh karena itu metode yang dikenalkan oleh Barrow dan Tamblyn ini dilakukan
dengan memberikan kepada mahasiswa masalah pasien untuk dipelajari dan
diselesaikan daripada menjejali dengan materi kuliah berjam-jam. Pendekatan belajar
ini dengan demikian memiliki dua tujuan utama, yaitu: 1) mengasah kemampuan
pemecahan masalah (problem solving) sekaligus 2) mendapatkan pengetahuan yang
terintegrasi yang relevan dengan masalah yang dihadapi. Dalam perkembangannya
metode belajar PBL ini ternyata juga berkontribusi positif pada peningkatan
penguasaan pengetahuan, kemampuan komunikasi kolaboratif serta aplikasi
kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine).
Dalam dasawarsa terakhir, PBL telah menjadi salah satu trend setter
pembelajaran di fakultas kedokteran di dunia. Oleh karenanya, Standar Pendidikan
Profesi Dokter Indonesia menjadikan PBL sebagai pendekatan standar untuk
Kurikulum Berbasis Kompetensi di Pendidikan Dokter Indonesia. Metode
pembelajaran PBL biasanya didisain sebagai suatu pembelajaran dalam kelompok

3|P a ge
PBL HANDBOOK FOR STUDENT
4th SEMESTER
ACADEMIC YEAR 2022/2023

yang terdiri dari 10-15 mahasiswa yang sering disebut kelompok diskusi kecil yang
difasilitasi oleh seorang dosen yang disebut dengan Tutor. Tutor dalam PBL bukanlah
seorang pakar/narasumber dalam diskusi namun sebagai penstimulus dinamika
kelompok serta memonitor jalannya diskusi dalam mencapai sasaran belajar yang
telah ditetapkan. Diskusi PBL dimulai dengan paparan masalah yang biasanya berupa
deskripsi dari suatu fenomena yang membutuhkan penjelasan. Masalah ini sering
disebut dengan skenario pemicu. Kelompok diskusi kecil, tutor dan skenario pemicu
merupakan tiga unsur utama dalam pembelajaran PBL.

Gambar 1 Tiga Unsur Utama dalam Pembelajaran PBL


Langkah-langkah dalam PBL 7 Jumps
PBL 7 jumps, seperti namanya terdiri dari 7 langkah sebagai berikut:
1. Reading the Case and Clarifing unclear terms or concepts
2. Define the problem
3. Analyze the problem using prior knowledge
4. Order Ideas and systematically analyze them in depth
5. Formulate learning objective
6. Seek additional information (individual learning)
7. Synthesize and test the new information by sharing
Pembelajaran PBL 7 jumps biasanya dibagi dalam dua sesi pembelajaran yang
dilakukan dalam hari yang berbeda. Langkah 1 s/d 5 dilakukan pada sesi pertama,
dan langkah 7 dilakukan pada sesi kedua, sementara langkah 6 dilakukan diantara
dua sesi sebagai bentuk tugas individu. Dalam KBK Pendidikan Dokter, sesi I
biasanya dilakukan pada hari Senin, sementara untuk sesi II dilakukan pada hari Rabu

4|P a ge
PBL HANDBOOK FOR STUDENT
4th SEMESTER
ACADEMIC YEAR 2022/2023

atau Kamis. Sementara belajar individu dilakukan dengan cara menggali informasi
dari kuliah-kuliah terjadwal, wawancara narasumber, praktikum, maupun mencari
informasi dari literatur di internet maupun text book di perpustakaan dilakukan diantara
sesi I dan Sesi II. Pada sesi II setiap individu melaporkan hasil belajarnya dalam
kelompok diskusi untuk kemudian disusun menjadi hasil diskusi kelompok dalam
bentuk Laporan Diskusi PBL.

Langkah 1 : Membaca skenario pemicu (trigger scenario)


Hal pertama yang perlu dilakukan dalam menghadapi masalah adalah membuat
segala yang tidak jelas, terutama terhadap penggunaan istilah dalam masalah.
Dengan melakukan hal ini diharapkan setiap peserta diskusi memiliki pandangan yang
sama tentang skenario yang dihadapi serta ruang lingkupnya.
Setidaknya ada tiga aktivitas yang dilakukan langkah pertama ini, yaitu;
1. Memastikan bahwa setiap peserta diskusi memiliki pemahaman yang sama
terhadap istilah (cue and clue) yang ada dalam skenario
2. Memastikan bahwa setiap peserta diskusi memiliki gambaran ruang lingkup
yang sama dari kasus yang akan didiskusikan
3. Memastikan bahwa setiap peserta diskusi menyepakati hal-hal apa yang
diluar ruang lingkup diskusi

Langkah 2: Define the problem (menentukan masalah)


Pada tahap ini, peserta diskusi harus memiliki kesepakatan terhadap masalah atau
fenomena yang membutuhkan penjelasan dan hubungan-hubungan teoritik yang ada
diantara masalah. Kadang masalah sudah jelas sejak awal sehingga kelompok dapat
langsung menuju langkah 3. Namun demikian pada beberapa kasus, hubungan
variable penting dalam kasus tidak selalu jelas dan membutuhkan penjelasan. Dalam
langkah ini, kelompok mengidentifikasi hal-hal yang kemungkinan menjadi masalah
dalam kasus dari cue and clue yang ada.

5|P a ge
PBL HANDBOOK FOR STUDENT
4th SEMESTER
ACADEMIC YEAR 2022/2023

Langkah 3: Analyze the problem (menganalisa masalah, dengan


brainstorming)
Langkah ini merupakan langkah untuk menggunakan pengetahuan yang telah
didapatkan sebelumnya untuk menjelaskan daftar masalah yang telah disepakati
pada langkah kedua. Masing-masing peserta tim diharapkan dapat berkontribusi
menyumbangkan ide konstruktifnya dalam menjelaskan masalah yang ditemukan
berdasarkan pengetahuan terbaik yang telah dimiliki.

Langkah 4: Order Ideas and systematically analyze them in depth


Pada tahap ini, peserta diskusi diharapkan telah memiliki kerangka konsep yang
lebih jelas dari masalah-masalah yang telah dijelaskan, termasuk hubungan antara
pertanyaan dan variabel baru yang muncul saat brainstorming. Pada tahap ini
pemimpin diskusi diharapkan mampu membuat anggota kelompok menyepakati
urutan prioritas masalah yang akan menjadi tujuan belajar.

6|P a ge
PBL HANDBOOK FOR STUDENT
4th SEMESTER
ACADEMIC YEAR 2022/2023

Langkah 5 State Learning Objective (Menentukan Tujuan Belajar)


Langkah ini merupakan konklusi sementara dari langkah 4, dimana semua peserta
diskusi bersepakat terhadap masalah yang dapat dipahami (dapat dijelaskan secara
logis dan meyakinkan) serta masalah mana yang menjadi kebutuhan bersama untuk
dipelajari baik dari kuliah, baca literatur, diskusi dengan pakar serta aktivitas akademik
lain yang mungkin dilakukan pada langkah 6. Pada langkah ini anggota kelompok
menyepakati rencana aksi (action plan) dengan distribusi tugas masing-masing
anggota.

Langkah 6 Seek additional information (individual learning)


Masing-masing peserta diskusi mencari informasi terkait dengan teori, konsep, atau
penjelasan akademik yang relevan dengan daftar tujuan belajar yang telah ditetapkan
pada langkah 6.

Langkah 7 :Synthesize and test the new information by sharing


Anggota kelompok bertemu kembali untuk mendiskusikan informasi yang didapat
masing-masing sebagai tahap akhir dari PBL. Pada tahap ini peserta diskusi
menyepakati bentuk laporan bersama

Pembagian Peran dalam Diskusi PBL


Dalam pelaksanaan belajar kelompok kecil dalam PBL, mahasiswa membagi diri
kedalam peran-peran tertentu untuk melancarkan jalannya diskusi. Diantara peran
yang dijalankan antara lain:
A. Chair/leader (pemimpin diskusi)
Seperti namanya, tugas pemimpin diskusi adalah menjamin agar diskusi berjalan
lancar sesuai dengan tahap-tahapnya. Pemimpin bertanggung jawab
mendistribusikan kesempatan setiap anggota diskusi untuk berpendapat,
menjaga dinamika diskusi dan melakukan monitor terhadap waktu serta hasil
diskusi. Tugas pemimpin diskusi juga memastikan scribe dapat mengimbangi
jalannya/dinamika diskusi serta melakukan perekaman pendapat yang muncul

7|P a ge
PBL HANDBOOK FOR STUDENT
4th SEMESTER
ACADEMIC YEAR 2022/2023

dalam diskusi secara akurat. Pemimpin juga memiliki tanggung jawab dalam
memastikan pembagian tugas belajar kelompok.

B. Scribe (Sekretaris kelompok)


Tugas dari Scribe adalah mencatat jalannya diskusi, termasuk merekam sumber-
sumber belajar yang dikemukakan atau digunakan di dalam diskusi. Scribe
mengumpulkan catatan atau ide dari semua anggota dan menyarikannya
sebagai hasil diskusi kelompok.

C. Anggota Diskusi
Peran anggota diskusi adalah mengikuti langkah-langkah diskusi sesuai
tahapannya dan secara aktif berpartisipasi dalam diskusi. Kelancaran diskusi
ditentukan oleh keterbukaan masing-masing anggota kelompok untuk saling
mendengar dan menerima/berbagi informasi yang dimiliki serta saling
menghargai pendapat yang dikemukaan di dalam diskusi.

Peran Tutor dalam PBL


Secara umum, peran tutor dalam PBL adalah untuk memfasilitasi,
menciptakan pembelajaran aktif, serta mendorong seluruh anggota kelompok untuk
berkolaborasi mengembangkan ide-ide dan konsep yang relevan dengan masalah
yang disajikan. Para tutor harus dilatih, mereka tidak menyajikan informasi maupun
memberikan jawaban. Dalam grup yang baik, para siswa lah yang aktif
mengidentifikasi masalah, berbagi informasi, dan mencari kejelasan dari kesulitan
yang mereka hadapi. Para tutor diharapkan dapat menyesuaikan pendekatan
pembelajaran mereka dengan tingkat pengetahuan siswa, kualitas interaksi dalam
grup PBL, dan konten dari permasalahan yang disajikan (Sefron & Frommer, 2013).
Dalam PBL, tutor memiliki beberapa peran yang spesifik, yaitu :
1. The tutor as diagnostician
Tutor harus mampu menentukan dan mendiagnosis sejauh mana
pengetahuan dan keterampilan (prior knowledge)para siswa dalam konteks
masalah yang disajikan. Dengan mengetahui prior knowledge mereka, tutor

8|P a ge
PBL HANDBOOK FOR STUDENT
4th SEMESTER
ACADEMIC YEAR 2022/2023

akan dapat melihat secara langsung bagaimana para siswa belajar, dan
selanjutnya akan mempermudah tutor dalam menfasilitasi proses belajar.
Pada tahap ke tujuh (information sharing), tutor juga diharapkan
mengobservasi sampai sejauh mana para siswa mampu menguasai materi,
dan apakah mereka mampu mengaplikasikan pengetahuan mereka ke dalam
masalah yang disajikan.

2. The tutor as challenger


Siswa, baik secara individu maupun kelompok, tidak selalu dalam kondisi
terdorong untuk memaksa diri mereka sendiri untuk terlibat dalam proses
belajar dan berpikir, baik di dalam maupun di luar proses tutorial. Seringkali
para tutor harus menantang para siswa untuk bereksperimen dengan strategi
belajar yang baru. Contohnya, pada tahap diskusi (reporting), siswa
cenderung hanya semata-mata menjawab pertanyaan dari LO tanpa keinginan
atau rasa penasaran tentang bagaimana mengaplikasikannya pada kasus riil
atau kasus lainnya. Disinilah tugas tutor untuk merangsang mereka berpikir
dan menvisualisasikannya.

3. The tutor as role model


Pemberian contoh (modelling) bisa dilakukan secara lebih eksplisit atau
kurang eksplisit, tergantung dari problem yang dihadapi dalam dinamika
kelompok. Dengan mengembangkan berbagai keterampilan yang diperlukan
untuk ber-PBL, tidak hanya tutor, namun para siswa pun, juga dapat menjadi
contoh yang efektif dalam strategi belajar dan berpikir, serta mengembangkan
keterampilan yang esensial dalam problem-based learning.

4. The tutor as activator


Para siswa, terutama pada tingkat lanjut, seringkali sudah memiliki cukup prior
knowledge serta strategi belajar dan berpikir yang memadai, namun
sayangnya mereka belum berhasil untuk menggunakan modal ini dengan baik
pada saat PBL. Disinilah para tutor berperan sebagai activator, mengaktivasi

9|P a ge
PBL HANDBOOK FOR STUDENT
4th SEMESTER
ACADEMIC YEAR 2022/2023

para siswanya untuk mengaplikasikan pengetahuan mereka secara efektif.


Peran tutor sebagai activator berbeda dengan peran tutor sebagai challenger,
dimana pada peran ini siswa sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan
namun belum mampu mengemasnya secara optimal. Sedangkan peran
challenger, lebih cenderung kepada mendorong dan merangsang siswa untuk
mencoba perilaku belajar yang baru serta memaksa diri mereka sendiri untuk
memaksimalkan potensi sesuai dengan konteks permasalahan yang disajikan
dalam PBL.

5. The tutor as monitor


Tugas ini mengharuskan tutor untuk melihat keseluruhan proses dan progress
dari grup tutorial serta masing-masing anggotanya selama PBL berlangsung.
Selain itu, tutor juga diharapkan mampu menentukan sejauh mana
ketercapaian tujuan belajar selama proses pembelajaran dalam PBL.
Contohnya, jika tujuan belajar kelompok yang disepakati terlalu simpel atau
sedikit, maka tutor boleh menambahkan atau menambah kompleksitas dari
masalah. Pada tahap ini tentunya tutor harus dapat menentukan terlebih
dahulu tingkat pengetahuan siswanya, sehingga tutor bisa menggiring para
siswa sedekat mungkin dengan konteks kasus sebenarnya.

6. The tutor as evaluator


Pada akhir sesi, para tutor akan diminta untuk berperan sebagai evaluator.
Tahap assessment ini akan memfokuskan terutama pada keterampilan
profesional siswa secara keseluruhan serta attitude mereka selama proses
PBL berlangsung. Selain itu, tutor diharapkan mampu menstimulasi refleksi
dari para siswa selama proses PBL, sehingga para siswa dan tutor sendiri bisa
mengevaluasi kemampuan masing-masing dalam proses pembelajaran.

10 | P a g e
PBL HANDBOOK FOR STUDENT
4th SEMESTER
ACADEMIC YEAR 2022/2023

OVERVIEW OF STUDENT SKILLS in PBL


STEP DESCRIPTION CHAIR SCRIBE
1 Clarifying unfamiliar  Invites group members to read the  Divides the
terms problem blackboiard into
 Checks if everyone has read the three parts
Unfamiliar terms is the problem  Notes down the
problem text are  Checks if there are unfamiliar terms in unfamiliar terms
clarified the problem
 Concludes and proceeds to the next
phrase
2 Problem  Asks the group for possible problem  Notes down the
definition(cue and definitions problem
clue)  Paraphrases contributions of group definitions
members
The tutorial group  Checks if everyone is satisfied with the
defines the problem in a problem definitions
set of questions  Concludes and proceeds to the next
phrase
3 Brainstorming  Allows all group members to contribute  Makes brief and
(dari cue and clue one by one clear summaries
bisakah dibikin cerita  Summarizes contributions of group of contributions
sendiri) members  Distinguishes
 Stimulates all group members to between main
Preexisting knowledge contribute points and side
is activated and  Summarizes at the end of the brainstorm issues
determined,  Makes sure that a critical analysis of all
hypothesis are contributions is postphoned until step
generated four
4 Analyzing the  Makes sure that all points from the  Makes brief and
problem(skala prioritas, brainstorm are discussed clear summaries
mana LO yg menjadi  Summarizes contributions of groups contributions
prioritas utama dst) members  Indicates
relations

11 | P a g e
PBL HANDBOOK FOR STUDENT
4th SEMESTER
ACADEMIC YEAR 2022/2023

Explanations and  Asks questions, promotes depth in the between topics,


hypotheses are discussion makes
discussed in depth and  Makes sure the group does not stray schemata
are systematically from the subject
analyzed to each other  Stimulates group members to find
relations between topics
 Stimulates all group members to
contribute
5 Formulating learning  Asks for possible learning issues  Notes down the
issues  Paraphrases contributions of group learning issues
member
It is determined what  Checks if everyone is satisfied with the
knowledge the group learning issues
lacks, and learning  Checks if all obscurities and
issues are formulated contradictions from the problem analysis
on these topics have been converted into learning
issues
7 Reporting  Prepares the structure of the reporting  Makes brief and
phase clear summaries
Findings from the  Makes an inventory ofa what sources of contributions
literature are reported have been used  Indicates
and answers to the  Repeats every learning issue and asks relations
learning issues are what has been found between topics,
discussed  Summarizes contributions of group makes
members schemata
 Asks questions, promotes depth in the  Distinguishes
discussion between main
 Stimulates group members to find points and side
relations between topics issues
 Stimualtes all group members to
contribute
 Concludes the discussion of each
learning issue with a summary

12 | P a g e
PBL HANDBOOK FOR STUDENT
4th SEMESTER
ACADEMIC YEAR 2022/2023

CASES
SECTION

13 | P a g e
PBL HANDBOOK FOR STUDENT
4th SEMESTER
ACADEMIC YEAR 2022/2023

PBL Tutorial Session 1


Topic
KEWASPADAAN STANDART 2

Scenario
TERPERCIK AIR SUCI
Antonio kakak Sarah, seorang dokter yang sedang bertugas jaga di IGD
Puskesma tiba-tiba menerima Yanti seorang pasien hamil 9 bulan dengan kontraksi
sering. Dengan memakai APD standar (gawn, masker, handscone) Antonio
memeriksa dalam, ternyata sudah pembukaan lengkap dan tampak kepala bayi
untup-untup hendak keluar dari jalan lahir. Spontan Antonio Bersama seorang bidan
dan seorang perawat puskesmas melakukan pimpinan persalinan normal. Yanti
tiba2 mengejan keras dan keluarlah cairan ketuban memuncrat mengenai wajah
Antonio yang tidak menggunakan face shield.
Kemudian datanglah Yanto suami Yanti memberitahukan bahwa Yanti seharusnya
melahirkan operasi di RSUD karena didiagnosa HIV + dan sudah rutin melakukan
pengobatan ARV di Poli.

Referensi (learning resources)


1. PERMENKES RI No. 1691 tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien di
Rumah Sakit.
2. Patient Safety Curriculum Guide for Medical Schools.WHO.2009.
3. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Departemen
Kesehatan.2008.
4. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya. Kementrian Kesehatan RI. Cetakan
Ketiga. 2011.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2022 Tentang
Penanggulangan Human Immunodeficiency Virus, Acquired ImmunoDeficiency
Syndrome, Dan Infeksi Menular Seksual

14 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai