Anda di halaman 1dari 2

Teknik Seven Jumps dalam PBL (Problem Based Learning)

Devinda Brilliana Diaz

Pendahuluan
Proses pembelajaran pada institusi pendidikan dilakukan dengan berbagai variasi
program pembelajaran. Perkuliahan pada jenjang pendidikan tinggi dituntut untuk
mengembangkan pembelajaran yang berorientasi pada kompetensi mahasiswa yang
ditunjukkan baik oleh perilaku, sikap, maupun pengetahuannya. Salah satu metode
pembelajaran yang dapat diterapkan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah Problem
Based Learning yang pertama kali dikenalkan oleh Donald Woods McMaster dengan
Fakultas Kedokteran Universitas McMaster, Ontario Kanada sebagai institusi kedokteran
pertama yang memperkenalkan PBL dalam dunia pendidikan.
Salah satu metode yang digunakan dalam melaksanakan PBL adalah seven jumps
tutorial. Metode ini terdiri dari tujuh langkah yang disusun sistematis sehingga diskusi
mahasiswa tentang suatu masalah dapat berjalan dengan optimal dan mencapai tujuan baik
sesuai karakteristik PBL.

Seven Jumps Tutorial


Standar pendidikan mahasiswa kedokteran Indonesia berdasar pada Standar Kompetensi
Dokter Indonesia (SKDI) sehingga perguruan tinggi dalam mengembangkan kurikulum harus
menerapkan SKDI. Salah satu metode pembelajaran dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) adalah Problem Based Learning (PBL). Problem Based Learning merupakan suatu
metode pembelajaran dengan penggunaan skenario yang disusun secara seksama dengan
mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu berdasarkan suatu tema pembelajaran tertentu untuk
menginisiasi dan menstimulasi pembelajaran mahasiswa melalui diskusi dalam suatu
kelompok kecil yang difasilitasi oleh seorang tutor. Metode ini kemudian dikenal dengan
diskusi tutorial. Salah satu metode yang digunakan dalam melaksanakan PBL adalah seven
jumps tutorial. Metode ini terdiri dari tujuh langkah yang disusun sistematis sehingga diskusi
mahasiswa tentang suatu masalah dapat berjalan dengan optimal dan mencapai tujuan baik
sesuai karakteristik PBL. Tujuh langkah tersebut adalah :
1. Klarifikasi istilah (Clarifying unfamiliar terms)
Mengidentifikasi dan mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum dikenal dalam
skenario. Notulen membuat daftar istilah yang masih belum jelas sampai akhir diskusi. Pada
langkah ini mahasiswa menggunakan pengetahuan awal (prior knowledge) yang dimiliki atau
dengan menggunakan kamus bahasa atau kamus kedokteran.
2. Mendefinisikan masalah (Problem definition)
Mendefinisikan masalah yang akan dibahas. Jika terdapat perbedaan pandangan tentang
masalah yang perlu dibahas, maka semua masalah harus dipertimbangkan. Notulen membuat
daftar masalah yang sudah disepakati untuk dibahas. Dalam tahapan ini, masing-masing
mahasiswa berhak mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan permasalahan di dalam
skenario.
3. Curah pendapat (Brainstorming)
Sesi brainstorming (curah pendapat) untuk membahas masalah, yaitu memberikan saran
penjelasan dan mengidentifikasi area yang belum diketahui. Pada langkah ini mahasiswa
memberikan jawaban sementara (hipotesis) terhadap pertanyaan-pertanyaan yang telah
disepakati dalam langkah kedua. Notulen mencatat semua pokok diskusi.
4. Mahasiswa membuat kesimpulan secara terstruktur (Analyzing the problem)
Penjelasan secara lengkap dari jawaban yang sebelumnya ada pada brainstorming.
Mahasiswa membuat tinjauan terhadap hasil pada langkah kedua dan ketiga, kemudian
membuat penjelasan sementara

5. Mahasiswa membuat formulasi tujuan belajar (Formulating learning issues)


Mahasiswa mengidentifikasi masalah yang belum terjawab berdasarkan masalah yang
sebelumnya dijelaskan pada analyzing untuk melengkapi penjelasan masalah.
6. Mahasiswa bekerja secara mandiri untuk mencapai tujuan pembelajaran (Self study)
Mahasiswa mempersiapkan diri dengan belajar mandiri dan mencari pengetahuan serta
informasi baru yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan. Mereka dapat
menggunakan berbagai sumber pembelajaran yang tersedia, baik berupa textbook, artikel dan
jurnal ilmiah
7. Pelaporan (Reporting)
Pada langkah ini, Mahasiswa kembali bertemu untuk mendiskusikan informasi yang
telah didapat, masing- masing mahasiswa menyampaikan hasil belajar mandirinya dan
mendiskusikan dengan mahasiswa lain dalam kelompok. Mahasiswa kemudian dapat
membuat suatu kesimpulan atau sintesis berdasarkan kesepakatan bersama.

Penutup
Proses pembelajaran pada institusi pendidikan berdasar pada Standar Kompetensi
Dokter Indonesia (SKDI). Perguruan tinggi dalam mencapai standar tersebut, menerapkan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan metode Problem Based Learning (PBL).
Salah satu metode yang digunakan dalam melaksanakan PBL adalah seven jumps tutorial.
Seven jumps tutorial meliputi klarifikasi istilah (clarifying unfamiliar terms), mendefinisikan
masalah (problem definition), curah pendapat (brainstorming), menganalisis masalah
(analyzing the problem), membuat formulasi tujuan belajar (formulating learning issues),
belajar secara mandiri (self study), dan pelaporan (reporting).

Daftar Pustaka
1. Fitri, A. D. 2016. Penerapan Problem Based Learning (PBL) dalam Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jambi Medical Journal 4(1): 95-100.
2. Mukminan et al. 2013. Penggunaan Teknik Seven Jumps untuk Peningkatan
Kemandirian Belajar Mahasiswa. Cakrawala Pendidikan 22(2): 258-265.
3. Wijaya, F.K. 2015. Perbedaan Antara Metode Tutorial Problem Based Learning Dengan
Case Based Learning Terhadap Tingkat Kepuasan Mahasiswa Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Skripsi. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai