Anda di halaman 1dari 4

A.

Model Pembelajaran Saintifik


Dalam Permendikbud No.22 tahun 2016 disebutkan bahwa untuk memperkuat
pendekatan saintifik tersebut, perlu diterapkan pembelajaran berbasis
penyingkapan/penelitian (inquiry/discovery learning). Di samping pendekatan
saintifik, dapat diterapkan model-model pembelajaran lainnya, antara
lain, project-based learning, problem-based learning.
Jadi ada 4 (empat) model pembelajaran yang dapat memperkuat penerapan
pendekatan saintifik di dalam proses pembelajaran di kelas. Berikut
penjelasannya satu per satu.

1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)


Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau dalam bahasa Inggris
disebut Problem Based Learning (PBL) adalah pembelajaran yang
menyediakan masalah-masalah nyata (kontekstual) sebagai sarana untuk
mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah bagi peserta didik.
Melalui pembiasaan menyelesaikan masalah-masalah nyata ini diharapkan
peserta didik mampu untuk berpikir kritis dalam menyikapi setiap masalah
yang dihadapi baik di dalam proses belajar di sekolah maupun kehidupan
sehari-hari di dalam masyarakat sehingga secara bertahap peserta didik
mampu mengembangkan pengetahuannya.
Adapun langkah-langkah atau sintaks model pembelajaran berbasis
masalah:
` Tahap 1: Penyajian masalah nyata kepada peserta didik
Tahap 2: Pengorganisasian Preses Penyelesaian masalah
Tahap 3: Penyelidikan individual maupun kelompok
Tahap 4: Pengembangan dan penyajian hasil penyelesaian masalah
Tahap 5: Analisis dan evaluasi proses penyelesaian masalah
2. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP)
Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) atau dalam bahasa Inggris
dinamakan Project-Bad Leaning (PBL) adalah model pembelajaran yang
menggunakan proyek atau rangkaian kegiatan menghasilkan produk dalam
proses pembelajaran dalam upaya mencapai kompetensi sikap, pengetahuan
dan keterampilan. Aktifitas peserta didik yang dikembangkan disini adalah
keterampilan meneliti, menganalisis, membuat, sampai dengan
mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata.
Produk yang dimaksud adalah hasil proyek dalam bentuk desain, skema,
karya tulis, karya seni, karya teknologi/prakarya, dan lain-lain

Sintaks model pembelajaran berbasis proyek terdiri atas 6 (enam)


langkah yang dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok besar yaitu:
I. Persiapan

 Tahap 1: Penentuan tema proyek


 Tahap 2: Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek dan
pengelolaannya
 Tahap 3: Penyusunan jadwal pelaksanaan

II. Pelaksanaan

 Tahap 4: Penyelesaian dengan fasilitasi dan monitoring guru


 Tahap 5: Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil
III. Evaluasi
 Tahap 6: Evaluasi proses dan hasil
3. Model Pembelajaran Penemuan
Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) adalah proses
pembelajaran yang menyajikan masalah-masalah tidak nyata atau hasil
rekayasa guru sebagai sarana untuk mengantarkan peserta didik menemukan
sendiri pemecahan terhadap masalah tersebut. Melalui model pembelajaran
menemukan ini diharapkan peserta didik mampu merumuskan dan menjawab
pertanyaan apa, siapa, kapan, dimana, bagaimana, dan mengapa serta dapat
memberikan ruang untuk mengembangkan keterampilan berpikir analitis dan
keterampilan berimajinasi.
Langkah-langkah atau sintaks model pembelajaran penemuan terdiri
atas 6 (enam) tahapan yaitu:
 Tahap 1: Mengajukan pertanyaan
 Tahap 2: Pernyataan/identifikasi masalah (hipotesis)
 Tahap 3: Pengumpulan data
 Tahap 4: Pengolahan/analisis data
 Tahap 5: Pembuktian
 Tahap 6: Menarik simpulan/generalisasi

4. Model Pembelajaran Inkuiri/Inquiry Based Learning


Model pembelajaran inkuiri hampir sama dengan diskoveri yaitu
proses pembelajaran yang menekankan peserta didik menemukan sendiri
jawaban atas masalah yang teliti karena inkuiri memiliki arti "bertanya
tentang" atau "mencari informasi". Hanya saja model pembelajaran inkuiri
memperhadapkan peserta didik pada proses menemukan masalah bukan hasil
rekayasa seperti halnya pembelajaran diskoveri yang menghadirkan masalah
hasil rekayasa guru.
Dari penjelasan di atas antara model pembelajaran penemuan dan
model pembelajaran inkuiri memiliki kemiripan. Hal ini berarti dalam proses
pelaksanaan pembelajaran di kelas tahapannya sama.
Langkah-langkah atau sintaks nya adalah sebagai berikut:

 Tahap 1: Observasi/Mengamati
 Tahap 2: Mengajukan pertanyaan
 Tahap 3: Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban/ mengasosiasi
atau melakukan penalaran
 Tahap 4: Mengumpulkan data yang terakait dengan dugaan atau
pertanyaan yang diajukan/memprediksi dugaan
 Tahap 5: Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang
telah diolah atau dianalisis, mempresentasikan atau menyajikan hasil
temuannya.

Anda mungkin juga menyukai