Anda di halaman 1dari 29

MODEL,

PENDEKATAN,
STRATEGI, METODE,
TEKNIK
PKB SMK AN NAHL
MODEL
Trianto
• Menurut Trianto (2010, hlm. 51) Model pembelajaran adalah
suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam melaksanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran dalam tutorial.”

Saefuddin & Berdiati


• Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan sistem
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi
sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para
pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas
pembelajaran (Saefuddin & Berdiati, 2014, hlm. 48).
Model Pembelajaran Ekspositori

• Ekspositori adalah pembelajaran yang menekankan pada


proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru
kepada kelompok peserta didik supaya peserta didik dapat
menguasai materi secara optimal.
• Dalam model pengajaran ekspositori seorang pendidik harus
memberikan penjelasan atau menerangkan kepada peserta
didik dengan cara berceramah. Sehingga menyebabkan arah
pembelajarannya monoton karena sangat ditentukan oleh
kepiawaian ceramah guru.
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

• Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau dalam bahasa Inggris disebut Problem


Based Learning (PBL) adalah pembelajaran yang menyediakan masalah-masalah
nyata (kontekstual) sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan
menyelesaikan masalah bagi peserta didik
• Melalui pembiasaan menyelesaikan masalah-masalah nyata ini diharapkan
peserta didik mampu untuk berpikir kritis dalam menyikapi setiap masalah yang
dihadapi baik di dalam proses belajar di sekolah maupun kehidupan sehari-hari di
dalam masyarakat sehingga secara bertahap peserta didik mampu
mengembangkan pengetahuannya.
• Adapun langkah-langkah atau sintaks model pembelajaran berbasis masalah
terdiri dari 5 (lima) tahapan yaitu:

• Tahap - 1: Penyajian masalah nyata kepada peserta didik


• Tahap - 2: Pengorganisasian proses penyelesaian masalah
• Tahap - 3: Penyelidikan individual maupun kelompok
• Tahap - 4: Pengembangan dan penyajian hasil penyelesaian masalah
• Tahap - 5: Analisis dan evaluasi proses penyelesaian masalah
Model Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP)
• Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) atau dalam bahasa Inggris dinamakan Project-
Based Learning (PjBL) adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek atau
rangkaian kegiatan menghasilkan produk dalam proses pembelajaran dalam upaya
mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
• Aktivitas peserta didik yang dikembangkan disini adalah keterampilan meneliti,
menganalisis, membuat, sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran
berdasarkan pengalaman nyata. Produk yang dimaksud adalah hasil proyek dalam
bentuk desain, skema, karya tulis, karya seni, karya teknologi/prakarya, dan lain-lain.
• Sintaks model pembelajaran berbasis proyek terdiri atas 6 (enam) langkah yang
dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok besar yaitu:
I. Persiapan (ada 3 langkah)
Tahap - 1: Penentuan tema proyek
• Tahap - 2: Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek dan pengelolaannya
• Tahap - 3: Penyusunan jadwal pelaksanaan
• II. Pelaksanaan (ada 2 langkah)Tahap - 4: Penyelesaian dengan fasilitasi dan
monitoring guru
• Tahap - 5: Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil
• III. Evaluasi (1 langkah)Tahap - 6: Evaluasi proses dan hasil
Model Pembelajaran Penemuan

• Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) adalah proses pembelajaran


yang menyajikan masalah-masalah tidak nyata atau hasil rekayasa guru sebagai
sarana untuk mengantarkan peserta didik menemukan sendiri pemecahan
terhadap masalah tersebut.
• Melalui model pembelajaran menemukan ini diharapkan peserta didik mampu
merumuskan dan menjawab pertanyaan apa, siapa, kapan, dimana, bagaimana,
dan mengapa serta dapat memberikan ruang untuk mengembangkan keterampilan
berpikir analitis dan keterampilan berimajinasi.
• Langkah-langkah atau sintaks model pembelajaran penemuan terdiri atas 6 (enam)
tahapan yaitu:

• Tahap - 1: Mengajukan pertanyaan


• Tahap - 2: Pernyataan/identifikasi masalah (hipotesis)
• Tahap - 3: Pengumpulan data
• Tahap - 4: Pengolahan/analisis data
• Tahap - 4: Pembuktian
• Tahap - 5: Menarik simpulan/generalisasi
Model Pembelajaran Inkuiri

• Model pembelajaran inkuiri hampir sama dengan diskoveri


yaitu proses pembelajaran yang menekankan peserta didik
menemukan sendiri jawaban atas masalah yang teliti karena
inkuiri memiliki arti "bertanya tentang" atau "mencari
informasi". Hanya saja model pembelajaran inkuiri
memperhadapkan peserta didik pada proses menemukan
masalah bukan hasil rekayasa seperti halnya pembelajaran
diskoveri yang menghadirkan masalah hasil rekayasa guru.
• Dari penjelasan di atas antara model pembelajaran penemuan
dan model pembelajaran inkuiri memiliki kemiripan. Hal ini
berarti dalam proses pelaksanaan pembelajaran di kelas
tahapannya sama.
Model Pembelajaran Kuantum (Quantum Learning)

Kerangka perencanaan dalam pembelajaran kuantum adalah


TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi,
dan Rayakan). Komponen utama pembelajaran kuantum dapat
berupa:
• Peta konsep sebagai teknik belajar efektif;
• Teknik memori, adalah teknik memasukkan informasi ke dalam
otak sesuai dengan cara kerja otak;
• Sistem pasak lokasi;
• Teknik akrostik, teknik menghafal dengan cara mengambil
huruf depan dari materi yang ingin diingat kemudian
menggabungkannya.
Model pembelajaran portofolio

• Model pembelajaran portofolio menitikberatkan pada


pengumpulan karya terpilih dari satu kelas secara keseluruhan
yang bekerja secara kooperatif membuat kebijakan untuk
memecahkan masalah.
• Prinsip dasar model pembelajaran portofolio, yaitu prinsip
belajar peserta didik aktif dan kelompok belajar kooperatif
untuk menghasilkan produk portofolio secara bersama.
Model pembelajaran tematik

• Merupakan pembelajaran dengan suatu kegiatan


pembelajaran yang mengintegrasikan materi beberapa
pelajaran dalam satu tema/topik pembahasan sesuai dengan
kebutuhan lingkungan peserta didik yang akan menjadi lahan
dunia nyata bagi dirinya.
• Pembelajaran tematik mempunyai beberapa prinsip dasar,
yaitu:
• Bersifat kontekstual atau terintegrasi dengan lingkungan;
• Bentuk belajar dirancang agar peserta didik menemukan
tema;
• Efisiensi (terdiri dari beberapa pelajaran sekaligus).
PENDEKATAN
Gulo
• Pendekatan menurut Gulo (dalam Suprihatingrum, 2013, hlm.
146) adalah sudut pandang kita dalam memandang seluruh
masalah yang ada dalam kegiatan belajar-mengajar
(pembelajaran).
• Sudut pandang tersebut menggambarkan cara berpikir dan
sikap seorang pendidik dalam menyelesaikan persoalan yang
dihadapi pada kegiatan pembelajaran.
Sanjaya
• Sementara itu, Sanjaya (dalam Suprihatiningrum, 2013, hlm.
146) berpendapat bahwa pendekatan pembelajaran dapat
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran.
Jenis Pendekatan Pembelajaran

• Pendekatan Teacher Centered
• Pada pendekatan ini, pembelajaran berpusat pada Guru
sebagai seorang ahli yang memegang kontrol selama proses
pembelajaran dalam aspek organisasi, materi, dan waktu.
Guru bertindak sebagai pakar yang mengutarakan
pengalamannya sehingga dapat menstimulus perkembangan
siswa.
• Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan beberapa
strategi seperti: pembelajaran langsung (direct instruction),
dan pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori.
2
Pendekatan Student Centered
• Sementara itu, pendekatan student centered mendorong siswa
untuk mengerjakan sesuatu sebagai pengalaman praktik dan
membangun makna atas pengalaman yang diperolehnya.
Pusat pembelajaran diserahkan langsung ke peserta didik
dengan supervisi dari Guru.
• Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa
menurunkan strategi pembelajaran seperti discovery
learning dan inquiry (penyingkapan atau penyelidikan).
Macam Macam Pendekatan Pembelajaran

• Pendekatan Kontekstual (CTL)


• Pendekatan Ekspositori (Expository)
• Pendekatan Induktif
• Pendekatan Deduktif
• Pendekatan Kontruktivisme
• Pendekatan Saintifik
• Pendekatan Open-Ended
• dll
Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik dalam pembelajaran adalah proses pembelajaran yang
dirancang agar peserta didik secara aktif mengonstruksi konsep, prosedur,
hukum atau prinsip melalui tahapan saintifik, yakni:
• mengamati;
• merumuskan masalah;
• mengajukan/merumuskan hipotesis;
• mengumpulkan data;
• menganalisis data;
• menarik kesimpulan;
• mengomunikasikan.
Pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran k13. Artinya,
kurikulum 2013 menggunakan pendekatan ini sebagai induk model dan
metode pembelajarannya.
Pendekatan saintifik dalam pembelajaran (menurut kurikulum 2013)
menggunakan 5 langkah yang tidak harus berurut namun harus selalu ada
dalam proses pembelajaran. Beberapa langkah tersebut adalah sebagai
berikut.
METODE
• Wina Sanjaya
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara
optimal (Sanjaya, 2016, hlm. 147).
CONTOH METODE
• Berdasarkan pemberian informasi, contoh macamnya:
metode ceramah, metode tanya jawab, metode demonstrasi.
• Berdasarkan pemecahan masalah: metode brainstorming,
metode diskusi kelompok, metode rembuk sejoli, metode
diskusi kelompok kecil (buzz group), metode panel, metode
forum debat, metode seminar, metode simposium.
• Berdasarkan penugasan: metode latihan (drill), metode
penugasan (resitasi), metode permainan (diad, kubus
pecah, role playing, sosiodrama, simulasi), metode kelompok
kerja (workshop), metode studi kasus, metode karyawisata.
Macam Macam Metode Pembelajaran K13

Berbicara macam metode pembelajaran yang tersedia, ada


baiknya jika kita mempelajari berbagai metode yang sesuai
dengan kurikulum 2013. Berikut adalah beberapa contoh metode
pembelajaran yang cocok digunakan dalam rangka ikut
menyukseskan kurikulum 2013 (k13).
Metode Pembelajaran Examples non Examples

Metode ini meminta siswa untuk secara berkelompok menganalisis gambar


lalu mendiskusikan hasilnya. Langkah-langkah dari metode ini adalah
sebagai berikut.
• Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
• Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui
proyektor.
• Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisa gambar.
• Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa
gambar tersebut dicatat pada kertas.
• Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
• Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi
sesuai tujuan yang ingin dicapai.
• Penutup (berupa rangkuman atau kesimpulan).
Metode Pembelajaran Picture and Picture

Metode ini mengajak siswa untuk mengurut gambar berseri yang disusun
secara acak oleh Guru sambil memaparkan alasan pengurutannya.
Langkah-langkahnya metode picture and picture adalah:
• Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
• Menyajikan materi sebagai pengantar.
• Guru memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi
dan sebetulnya saling terkait satu sama lain, namun susunannya telah di
acak.
• Guru menunjuk atau meminta siswa secara bergantian untuk
mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
• Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar yang
ditentukan oleh siswa.
• Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan
konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
• Penutup disertai rangkuman atau kesimpulan.
Metode Numbered Heads Together

Metode ini dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992). Intinya, metode ini
membagi tugas yang diberi nomor untuk dipelajari oleh siswa yang
mendapatkan nomor tersebut dalam kelompok yang berbeda. Kemudian,
masing-masing siswa pemegang nomor akan berbagi dengan kelompok
masing-masing dan kelompok lainnya. Berikut ini adalah langkah-langkahnya.
• Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap siswa dalam setiap
kelompok mendapatkan nomor.
• Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
• Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap
anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya.
• Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil
melaporkan hasil kerja sama mereka.
• Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang
lain.
• Penutup disertai rangkuman atau kesimpulan.
Metode Cooperative Script

Metode naskah Kooperatif mengajak peserta didik bekerja berpasangan dan


bergantian untuk menjadi pembicara dan pendengar (Dansereau Cs., 1985).
Berikut adalah langkah-langkahnya:
• Guru membagi siswa untuk berpasangan.
• Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat
ringkasan.
• Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara
dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
• Pembicara membacakan hasil meringkasnya sejelas mungkin dengan cara
menyampaikan ide pokok dalam ringkasannya. Sementara itu, pendengar
menyimak dan jika diperlukan membantu atau mengoreksi pembicara lalu
menghubungkan materi sebelumnya dengan materi yang dibacakan.
• Kemudian, pembicara dan pendengar bertukar peran dan melakuan hal yang
sebaliknya.
• Guru menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama dengan siswa.
• Penutup.
Metode Kepala Bernomor Terstruktur 

Metode ini adalah modifikasi dari Number Heads Together. Langkah-


langkahnya adalah sebagai berikut:
• Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap siswa dalam
kelompok akan mendapatkan nomor.
• Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor yang
didapatkan terhadap tugas yang berangkai. Misalnya, siswa nomor satu
bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa
nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya.
• Jika diperlukan, guru dapat meminta siswa untuk bekerja kelompok.
• Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama
beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain.
• Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling
membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka.
• Melaporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain.
• Penutup (kesimpulan).
Metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD)

STAD atau Tim siswa kelompok prestasi dikembangkan dan dipopulerkan oleh Slavin
pada tahun 1995. Metode ini mengelompokkan siswa secara heterogen menurut
prestasi, gender, suku, dsb dan diminta untuk mengerjakan tugas kelompok.
• Kemudian evaluasi dilakukan dalam bentuk tes atau kuis, kelompok tidak boleh
saling membantu dalam fase ini. Untuk lebih jelasnya, langkah-langkah STAD
adalah sebagai beriku.
• Membentuk kelompok yang anggotanya berjumlah empat orang secara heterogen
(campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll).
• Guru menyajikan materi pelajaran.
• Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota
kelompok. Anggota kelompok yang telah memahami materi harus
menjelaskannya kepada anggota lain hingga semua anggota kelompok
memahaminya
• Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis
tidak boleh saling membantu.
• Memberi evaluasi.
• Penutup (Kesimpulan).
Metode Pembelajaran Jigsaw (Metode Tim Ahli)

Jigsaw membagi kelompok yang setiap anggotanya akan dibagi kelompok


kembali menjadi tim ahli dari masing-masing materi yang diberikan. Kelompok
tim ahli akan secara berkelompok mempelajari materi yan ditentukan lalu
kembali ke kelompok mereka masing-masing setelah menjadi ahli (Aronson,
Blaney, Stephen, Sikes, And Snapp, 1978). Langkah-langkah Jigsaw adalah
sebagai berikut:
• Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim.
• Setiap anggota dalam tim akan diminta untuk menjadi seorang ahli dalam
suatu bagian materi yang berbeda.
• Semua tim ahli dari tim yang berbeda berkelompok dan membentuk tim ahli
untuk berdiskusi dan mempelajari materi yang sama.
• Kemudian masing-masing tim ahli akan kembali ke kelompok mereka untuk
membagikan keahliannya pada tim asal tersebut.
• Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
• Guru memberikan evaluasi.
• Penutup
Problem Based Introduction (PBI)

Pembelajaran berbasis masalah dilaksanakan dengan cara memberikan


permasalahan yang harus dipecahkan oleh peserta didik.
• Langkah-langkah :
• Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
• Menjelaskan logistik yang dibutuhkan.
• Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
• Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas,
jadwal, dll.)
• Guru mendorong siswa agar mengumpulkan data dan informasi yang sesuai
dengan masalah. Kemudian, siswa melaksanakan penelitian atau eksperimen
untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah berdasarkan
pengumpulan data dan hipotesis yang didapatkan dari
eksperimen/penelitian.
• Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai
seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
Metode Pembelajaran Artikulasi

Metode pembelajaran ini meminta siswa untuk secara berpasangan untuk


menyampaikan materi yang diterima dari guru dan mencatatnya secara
bergantian. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
• Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
• Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.
• Bagi siswa menjadi kelompok yang terdiri dari dua orang (berpasangan).
• Siswa meminta seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang
baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat
catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran dan begitu juga
kelompok lainnya.
• Secara bergiliran siswa menyampaikan hasil wawancara dengan
pasangannya.
• Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang belum dipahami
siswa.
• Kesimpulan/penutup.
Mind Mapping

Intinya, Guru memberikan permasalahan yang memiliki jawaban atau solusi


alternatif sehingga dapat dibuat peta konsepnya dan siswa dapat mempelajari
serta mendiskusikan setiap alternatif jawaban dengan rekan-rekan dan
tentunya Guru. Langkah-langkah metode mind mapping adalah sebagai
berikut.
• Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
• Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh
siswa/sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban.
• Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang.
• Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi.
• Tiap kelompok membacakan hasil diskusinya dan guru mencatatnya di
papan tulis untuk kemudian kelompokkan sesuai kebutuhan
• Berdasarkan catatan yang ada di papan tulis, siswa diminta untuk membuat
kesimpulan atau guru memberikan bandingan materi sesuai dengan konsep
yang disediakan.
SUMBER
• https://serupa.id/metode-pembelajaran-pengertian-jenis-mac
am-menurut-para-ahli/
• https://serupa.id/model-pembelajaran-pengertian-ciri-jenis-
macam-contoh/
• Ahmadi, A., Prasetya, J.T. (2015). Strategi Belajar Mengajar.
Bandung: CV. Pustaka Setia.
• Amri, Sofan. (2013). Pengembangan & Model Pembelajaran
Dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustaka.
• Ginting, Abdurrahman. (2014). Esensi praktis belajar
pembelajaran. Bandung: Humaniora.
• Hamiyah, N., Jauhar, M. (2014). Strategi Belajar Mengajar di
Kelas. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Anda mungkin juga menyukai