Anda di halaman 1dari 7

PENDALAMANMATERI

(LembarKerjaResume Modul)

JudulModul : MODEL-MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN DALAM KURIKULUM 2013


A. Kegiatan Belajar : KB 3
B. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


MODEL-MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN DALAM
KURIKULUM 2013

Menurut Joice & Wells, model pembelajaran adalah


kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman
dalam implementasi pembelajaran yang disusun secara
sistematis untuk mencapat tujuan belajar

Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yaitu:


a. Rasional teoretis logis yang disusun oleh para pencipta
atau pengembangnya. Model pembelajaran mempunyai
teori berfikir yang masuk akal.
b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa
belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai).
c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model
tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil.
d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan
pembelajaran itu dapat tercapai.

Jenis-jenis Model Pembelajaran


Konsep(Beberapa istilah Berdasarkan Permendikbud Nomor 65 Tahun tentang Standar
1
dan definisi) di KB Proses, model pembelajaran yang diutamakan dalam
implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran
Inkuiri (Inquiry Based Learning), model pembelajaran
Discovery (Discovery Learning), model pembelajaran
berbasis
projek (Project Based Learning), Pembelajaran Kontekstual
(Contextual Teaching Learning)dan model pembelajaran
berbasis permasalahan (Problem Based Learning).

a. Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)


Model pembelajaran Discovery Learning mengarahkan
siswa untuk memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui
proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu
kesimpulan (Budiningsih, 2005: 43).
Tujuan dari model pembelajaran Discovery
Learning adalah: a) meningkatkan
kesempatan peserta didik untuk teribat aktif
dalam pembelajaran; b) membantu peserta
didik belajar menemukan pola dalam situasi
konkret maupun abstrak; c) membantu
peserta didik belajar merumuskan strategi
tanya jawab dan memperoleh informasi
yang bermanfaat dalam menemukan; d)
membantu peserta didik membentuk cara
kerja bersama yang efektif, saling membagi
informasi serta mendengarkan dan
menggunakan ide-ide orang lain; dan e)
meningkatkan keterampilan konsep dan
prinsip peserta didik yang lebih bermakna.

Langkah-Langkah pembelajaran Discovery Learning


1. Menciptakan stimulus/rangsangan (stimulation)
2. Menyiapkan pernyataan masalah (Problem Statement)
3. Mengumpulkan data (Data Collecting)
4. Mengolah data (Data Processing)
5. Memverifikasi data (Verification)
6. Menarik kesimpulan (Generalization)
7.
b. Pendidikan Berbasis Proyek (Project Based Learning)
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning
atau PjBL)) adalah model pembelajaran yang menggunakan
proyek/ kegiatan sebagai inti pembelajaran.
Langkah Pembelajaran
1. Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek
2. Mendesain perencanaan proyek
3. Menyusun jadwal
4. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek
5. Menguji hasil
6. Mengevaluasi kegiatan/pegalaman

Manfaat model pembelajaran project based learning


1. Meningkatkan motivasi belajar, mendorong kemampuan
siswa melakukan pekerjaan penting, artinya mereka perlu
dihargai.
2. Mengembangkam kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah dan berpikir kritis.
3. Mengembangkan keterampilan komunikasi, kolaborasi,
dan pengelolaan sumberdaya.
4. Memberikan pengalaman kepada siswa dalam
pembelajaran, praktik, dalam mengorganisasi proyek, dan
membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti
perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
5. Melibatkan siswa untuk belajar mengambil informasi dan
menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian
diimplementasikan dengan dunia nyata.
6. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan,
sehingga siswa maupun guru menikmati proses
pembelajaran.

c. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based


Learning)
Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning)
merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan
berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari
peserta didik (bersifat kontekstual) sehingga merangsang
peserta didik untuk belajar.

Langkah-langkah Pembelajaran
a. Mengorientasi peserta didik pada masalah
b. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran
c. Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
e. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah

d. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching


Learning)
Pembelajaran Kontekstual atau Contextual Teaching Learning
(CTL) adalah sebuah sistem belajar yang didasarkan pada
filosofi konstruktivistik
Dalam pendekatan kontekstual, ada delapan (8) komponen
yang harus ditempuh, yaitu: a. Membuat keterkaitan-
keterkaitan yang bermakna; b. Melakukan pekerjaan yang
berarti; c. Melakukan pembelajaran yang diatur sendiri; d.
Bekerja sama; e. berpikir kritis dan kreatif; f. membantu
individu untuk tumbuh dan berkembang dan; g. Mencapai
standar yang tinggi, dan menggunakan penilaian otentik.

Dari konsep tersebut ada tiga (3) hal yang harus dipahami.
Pertama, CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa
untuk menemukan materi.
Kedua, CTL mendorong agar siswa dapat menemukan
hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi
kehidupan nyata
Ketiga, CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkan
pengetahuannyadalam kehidupan.

Terdapat lima (5) karakteristik penting dalam proses


pembelajaran yangmenggunakan CTL:
1. Dalam CTL pembelajaran merupakan proses pengaktifan
pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge).
2. Pembelajaran yang kontekstual adalah pembelajaran
dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan
baru (acquiring knowledge).
3. Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge)
berarti pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal,
melainkan untuk dipahami dan diyakini.
4. Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut
(applying knowledge)
5. Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap
strategi pengembangan pengetahuan.

e. Pembelajaran Inkuiri (Inquiry Learning)


Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran
yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa
untuk mencari dan menyelidiki sesuatu(benda, manusia atau
peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga
mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan
penuh percaya diri.

Joyce (Gulo, 2005) mengemukakan kondisi-kondisi umum


yang merupakan syarat bagi timbulnya kegiatan inkuiri bagi
siswa, yaitu: 1) aspek sosial di dalam kelas dan suasana
bebas-terbuka dan permisif yang mengundang siswa
berdiskusi;
2) berfokus pada hipotesis yang perlu diuji kebenarannya;
dan 3) penggunaan faktasebagai evidensi dan di dalam
proses pembelajaran dibicarakan validitas dan reliabilitas
tentang fakta, sebagaimana lazimnya dalam pengujian
hipotesis

Ciri-ciri Pembelajaran Inkuiri


Pertama, pembelajaran inkuiri menekankan kepada
aktivitas siswa secara maksimal untukmencari dan
menemukan.
Kedua, seluruh aktivitas siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang
dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan
sikap percaya diri (self belief).
Ketiga, tujuan dari pembelajaran inkuiri adalah
mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis,
logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan
intelektual sebagai bagian dari proses mental.

Prinsip-Prinsip Pembelajaran Inkuiri


1. Berorientasi padaPengembangan intelektual.
2. Prinsip Interaksi.
3. Prinsip Bertanya
4. Prinsip Belajar untuk Berpikir
5. Prinsip Keterbukaan

Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri


1. Merumuskan masalah
2. Mengembangkan hipotesis
3. Menguji jawaban tentatif
4. Menarik kesimpulan
5. Menerapkan kesimpulan dan generalisasi

f. Science, Technology, Engineering, dan Mathematics


(STEM)
Pendekatan STEM merupakan salah satu inovasi
pembelajaran yang berkembang di Era Revolusi Industri 4.0.
STEM merupakan singkatan dari Science, Technology,
Engineering dan Mathematics.

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan STEM yaitu agar


siswa memiliki literasi sains dan teknologi yang terlihat dari
kemampuannya membaca, menulis, mengamati, dan
melakukan sains, serta mampu mengembangkan kemampuan
tersebut untuk diterapkan dalam menyelesaikan permasalahan
kehidupan sehari- hari terkait bidang ilmu STEM (Bybee,
2013).

Dalam merancangan pembelajaran dengan pendekatan


STEM, ada beberapa langkah yang haus dilakukan, yaitu:
a. Melakukan analisis Kompetensi Dasar (KD). Analisis KD
dimaksudkan untukmengidentifikasi KD 3 dan KD 4 yang
mengandung muatan STEM sehingga berpotensi untuk
dibelajarkan menggunakan pendekatan STEM. Hal ini
perludilakukan karena tidak semua KD mengandung
muatan STEM.
b. Mengidentifikasi topik yang sesuai dengan KD, yaitu topik
yang mengandung muatan STEM sehingga dapat
dibelajarkan melalui pendekatan STEM.
c. Merumuskan indikator pencapaian kompetensi.
d. Melakukan analisis materi STEM, kemudian
mendeskripsikan materi STEMyang dikandung oleh KD 3
dan KD 4.

Penerapan STEM dalam pembelajaran harus menekankan


beberapa aspek :
a. Mengajukan pertanyaan dan menjelaskan masalah;
b. Mengembangkan dan menggunakan model;
c. Merancang dan melaksanaan penelitian;
d. Menginterpretasi dan menganalisis data;
e. Menggunakan pemikiran matematika dan komputasi.

3. Langkah Pemilihan Model Pembelajaran


Pemilihan model pembelajaran mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut.
a. Karakteristik pengetahuan yang dikembangkan menurut
kategori faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif. Pada pengetahuan faktual dan konsepetual
dapat dipilih discovery learning, sedangkan pada
pengetahuan prosedural dapat dipilih project based
learning dan problem based learning.
b. Karakteristik keterampilan yang tertuang pada rumusan
kompetensi dasar dari KI-4
Pemilihan ketiga model tersebut mempertimbangkan sikap
yang dikembangkan, baik sikap religius (KI-1) maupun
sikap sosial (KI-2)

B.Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK)


TPACK adalah sebuah framework (kerangka kerja) dalam
mendesain model pembelajaran baru bagi guru atau calon
guru dengan menggabungkan tiga aspek utama yaitu
teknologi, pedagogi dan konten/materi pengetahuan.
C. Metode Pembelajaran
Menurut Sudjana dalam Nur Khasanah, metode mengajar
adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan
hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.
Metode pembelajaran juga diarikan sebagai cara kerja yang
sistematis untuk memudahkan pelaksanaan berbagai kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diinginkan atau
ditentukan (Iskandarwassid dan Sunendar, 2011: 56).

Jenis-jenis Metode Pembelajaran


Dalam beberapa literatur, metode pembelajaran yang
sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 dan sejalan
dengan konsep PAIKEM terdiri dari:
1. Metode Examples non Examples, yaitu metode mengajar
yang menginstruksikan pada para siswa menganalisis
gambar secara berkelompok lalu mendiskusikan
hasilnya.
2. Metode Picture and Picture, yaitu metode mengajar yang
meminta siswa untuk mengurutkan gambar berseri yang
disusun secara acak, dan sambil mengurutkan siswa
diminta untuk memaparkan alasan pengurutannya
3. Metode Numbered Heads Together, yaitu metode yang
terdiri dari tugas yang diberi nomor. Tujuan metode ini
adalah agar dipelajari oleh siswa yang mendapatkan nomor
tersebut dalam kelompok yang berbeda. Setelah itu masing-
masing siswa pemegang nomor akan berbagi dengan
anggota kelompok dan kelompok lainnya.
4. Metode Cooperative Script, yaitu metode Naskah
Kooperatif yang mengajak peserta didik bekerja
berpasangan dan bergantian untuk menjadi pembicara dan
pendengar.
5. Metode Jigsaw, yaitu metode pembelajaran yang membagi
siswa ke dalam beberapa tim, dan masing-masing anggota
tim menjadi ahli untuk kemudian
membahas sesuatu berdasarkan keahliannya
6. Metode Mind Mapping, yaitu metode pembelajaran
dimana guru memberikan permasalahan kepada siswa,
kemudian siswa membuat peta konsepnya dan mencari
solusi atas permasalahan tersebut
Daftar materi pada KB Pada materi Pendidikan Berbasis Proyek (Project Based
2
yang sulit dipahami Learning) saya masih mengalami kesulitan untuk memahami

Model dan metode yang dipaparkan dalam modul seringkali


mengalami hambatan untuk dapat menerapkan beberapa
Daftar materi yang sering metode pembelajaran dalam proses pembelajaran di sekolah
3 mengalami miskonsepsi dikarenakan beberapa faktor seperti sarana prasanara sekolah
dalam pembelajaran yang tidak memadahi, kondisi peserta didik yang berlatar
belakang macam-maca, dan lain-lain

Anda mungkin juga menyukai