Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta Sintaks/tahap model inkuiri terbimbing meliputi:
didik dalam proses penelitian melalui penyelidikan dan • Orientasi masalah;
penjelasan dalam setting waktu yang singkat (Joice & • Pengumpulan data dan verifikasi;
Wells, 2003). • Pengumpulan data melalui eksperimen;
Model pembelajaran Inkuiri Terbimbing merupakan • Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan
kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal • Analisis proses inkuiri.
seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan
menyelidiki sesuatu secara sistematis, kritis, dan logis
sehingga mereka dapat merumuskan sendiri temuannya Sintaks/tahap model inkuiri Sains (Biology)
dari sesuatu yang dipertanyakan. Sedangkan Inkuiri Sains • Menentukan area investigasi termasuk metodologi yang akan
esensinya adalah melibatkan peserta didik pada kasus digunakan;
yang nyata di dalam penyelidikan, melalui cara • Menstrukturkan problem/masalah;
mengkonfrontasi dengan area yang diselidiki, dimana • Mengidentifikasi problem-problem yang kemungkinan terjadi dalam
mereka mengidentifikasi konsep atau metodologi proses Investigasi;
investigasi serta mendorong caracara mengatasi masalah. • Menyelesaikan kesulitan/masalah dengan melakukan desain ulang,
Tujuan Pembelajaran Inquiry untuk mengembangkan mengumpulkan dan mengorganisir data dengan cara lain dan
kemampuan berfikir secara sistimatis, logis, dan kritis sebagainya.
sebagai bagian dari proses mental.
3. Model Pembelajaran Problem - Based Learning (PBL)
Model pembelajaran PjBL merupakan pembelajaran Sintaks/tahapan model pembelajaran Project Based Learning , meliputi:
dengan menggunakan proyek nyata dalam kehidupan • Penentuan pertanyaan mendasar (Start with the essentialquestion);
yang didasarkan pada motivasi tinggi, pertanyaan • Mendesain perencanaan proyek;
menantang, tugas-tugas atau permasalahan untuk • Menyusun jadwal ( Create a schedule );
membentuk penguasaan kompetensi yang dilakukan • Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek ( Monitor the students
secara kerja sama dalam upaya memecahkan masalah and the progress of the project );
(Barel, 2000 and Baron, 2011). • Menguji hasil ( Assess the outcome ), dan
Tujuan Project Based Learning adalah meningkatkan • Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the Experience) .
motivasi belajar, team work , keterampilan kolaborasi
dalam pencapaian kemampuan akademik level
tinggi/taksonomi tingkat kreativitas yang dibutuhkan pada
abad 21 (Cole & Wasburn Moses, 2010).
5. Model Pembelajaran Production - Based Training / Sintaks/tahapan model pembelajaran Production Based Trainning
Production - Based Education and Training (PBT/PBET) meliputi:
• Merencanakan produk;
Model ini merupakan proses pendidikan dan pelatihan
yang menyatu pada proses produksi, dimana peserta didik • Melaksanakan proses produksi;
diberikan pengalaman belajar pada situasi yang
kontekstual mengikuti aliran kerja industri mulai dari • Mengevaluasi produk (melakukan kendali mutu), dan
perencanaan berdasarkan pesanan, pelaksanaan, dan
evaluasi produk/kendali mutu produk, hingga langkah • Mengembangkan rencana pemasaran. (Diadaptasi dari Ganefri, 2013; G.
pelayanan pasca produksi. Y. Jenkins, Hospitality, 2005).
Tujuan penggunaan model pembelajaran PBT/PBET adalah
untuk menyiapkan peserta didik agar memiliki kompetensi
kerja yang berkaitan dengan kompetensi teknis, serta
memiliki kemampuan kerja sama (berkolaborasi) sesuai
dengan tuntutan organisasi kerja.
6. Model Pembelajaran Teaching Factory Sintaks Teaching Factory
Teaching factory adalah model pembelajaran di SMK Pembelajaran teaching factory dapat menggunakan sintaksis PBET/PBT
berbasis produksi/jasa yang mengacu pada standar dan atau dapat juga menggunakan sintaksis yang diterapkan di Cal Poly-San
prosedur yang berlaku di industri dan dilaksanakan dalam Luis Obispo USA (Sema E. Alptekin, 2001) dengan langkah-langkah:
suasana seperti yang terjadi di industri. Pelaksanaan • Merancang produk;
teaching factory menuntut keterlibatan mutlak pihak • Membuat prototipe;
industri sebagai pihak yang relevan menilai kualitas hasil • Memvalidasi dan memverifikasi prototipe;
pendidikan di SMK. Pelaksanaan teaching factory (TEFA)
juga harus melibatkan Pemerintah, pemerintah daerah • Membuat produk masal. Berdasarkan hasil penelitian, Dadang Hidayat
dan stakeholder dalam pembuatan regulasi, perencanaan, (2011) mengembangkan langkah-langkah pembelajaran Teaching Factory
implementasi maupun evaluasinya. sebagai berikut:
2) Model kedua,
Competency - Based Training ( CBT ) atau pelatihan
berbasis kompetensi merupakan sebuah pendekatan
pembelajaran yang menekankan pada pengembangan dan
peningkatan keterampilan dan pengetahuan peserta didik
sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Pada model ini,
penilaian peserta didik dirancang untuk dapat memastikan
bahwa setiap peserta didik telah mencapai keterampilan
dan pengetahuan yang dibutuhkan pada setiap unit
kompetensi yang ditempuh.
3) Model ketiga,
Production - B a s e d E d u c a tio n a n d T r ainin g
(PBET) merupakan pendekatan pembelajaran berbasis
produksi. Kompetensi yang telah dimliki oleh peserta didik
perlu diperkuat dan dipastikan dengan memberikan
pengetahuan pembuatan produk nyata yang dibutuhkan
dunia kerja (industri dan masyarakat).
4) Model Keempat,
Teaching Factory adalah konsep pembelajaran berbasis
produksi (barang dan atau jasa) melalui sinergi sekolah
dan industri untuk menghasilkan lulusan yang kompeten
sesuai dengan kebutuhan pasar.