Anda di halaman 1dari 70

PENERAPAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

A. Jenis dan Sintaksis Model Pembelajaran

1. Model pembelajaran penemuan (Discovery Learning))


Model pembelajaran penemuan (Discovery Learning) adalah
memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif
untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih,
2005:43). Discovery terjadi bila individu terlibat, terutama dalam
penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa
hukum, konsep dan prinsip, melalui observasi, klasifikasi,
pengukuran, prediksi, penentuan dan inferi (pengambilan
keputusan/kesimpulan). Proses tersebut disebut cognitive
process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental
process of assimilating concepts and principles in the mind (Robert
B. Sund dalam Malik, 2001:219). Sebagai Contoh penerapan
model ini melalui strategi deduktif dimana peserta didik
diberikan tugas untuk menentukan rumus luas lingkaran
melalui permainan kertas berbentuk lingkaran yang dibagi dalam
n sektor yang sama besar, kemudian menyusunnya sedemikian
rupa sehingga berbentuk seperti persegi panjang dan rumus
keliling sudah diketahui sebelumnya. Dari permainan kertas
tersebut peserta didik dapat menemukan bahwa luas lingkaran
adalah..............;

a. Tujuan pembelajaran model Discovery Learning

1) Meningkatkan kesempatan peserta didik terlibat aktif


dalam pembelajaran;

2) Peserta didik belajar menemukan pola dalam situasi


konkrit maupun abstrak;
3) Peserta didik belajar merumuskan strategi tanya jawab
yang tidak rancu dan memperoleh informasi yang
bermanfaat dalam menemukan;

4) Membantu peserta didik membentuk cara kerja bersama


yang efektif, saling membagi informasi serta mendengarkan
dan menggunakan ide-ide orang lain;

5) Meningkatkan keterampilan konsep dan prinsip peserta


didik yang lebih bermakna;

6) Dapat mentransfer keterampilan yang dibentuk dalam


situasi belajar penemuan ke dalam aktivitas situasi belajar
yang baru.

b. Sintak model Discovery Learning

1) Pemberian rangsangan (Stimulation)

Langkah ini dilakukan dapat berupa cerita atau gambar


dari suatu kejadian sehingga memberikan arahan pada
persiapan menemukan suatu konsep/prinsip atau
formulasi.

2) Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement)

Tahap ini peserta didik diajak untuk mengidentifikasi


kemungkinan-kemungkinan masalah dari kejadian dan
selanjutnya dikembangkan jawaban sementara atau
hipotesis terhadap konsep/prinsip atau formulasi.

3) Pengumpulan data (Data Collection)

Dapat berupa observasi terhadap objek atau uji coba dalam


kaitan hipotesis

4) Pembuktian (Verification)

Pada tahap ini dilakukan pengolahan dan verifikasi data


terhadap hipotesis.

5) Menarik simpulan/generalisasi (Generalization)


Melakukan generalisasi konsep/prinsip atau formulasi
yang sudah dibuktikan.

2. Model Inquiry Learning Terbimbing dan Sains


Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta didik
dalam proses penelitian melalui penyelidikan dan penjelasan
dalam setting waktu yang singkat (Joice &Wells, 2003).

Model pembelajaran Inkuiri terbimbing merupakan kegiatan


pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu
secara sistematis kritis dan logis sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri temuannya dari sesuatu yang
dipertanyakan. Sedangkan Inkuiri Sains esensinya adalah
melibatkan siswa pada kasus yang nyata di dalam penyelidikan
dengan cara mengkonfontasi dengan area yang diselidiki, dengan
cara membantu mereka mengidentifikasi konsep atau metodologi
pada area investigasi serta mendorong dalam cara-cara
mengatasi masalah.

a. Tujuan model pembelajaran Inquiry

Untuk mengembangkan kemampuan berfikir secara


sistimatis, logis dan kritis sebagai bagian dari proses mental.

b. Sintak/tahap model inkuiri terbimbing

1) Orientasi masalah

Memberikan suatu permasalahan pada peserta didik yang


harus dipecahkan seperti: contoh bola lampu putus.

2) Pengumpulan data dan verifikasi

Pada tahapan ini peserta didik mengumpulkan data


berkaitan dengan bahan/bagian/kondisi yang
berhubungan dengan permasalahan.

3) Pengumpulan data melalui eksperimen


Peserta didik melakukan pengumpulan data dengan
memeriksa fungsi bahan/bagian dan kondisi.

4) Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi

Pada tahap ini peserta didik melakukan perumusan atau


formulasi berdasarkan hasil eksperimen berkaitan dengan
permasalah.

5) Analisis proses inkuiri

Pada tahap ini peserta didik melakukan generalisasi


berkaitan dengan permasalahan.

c. Sintak/tahap model inkuiri Sains (Biology)

1) Siswa disajikan suatu bidang penelitian

Pada tahap ini peserta didik disajikan bidang penelitian


seperti contoh: “pencemaran sungai”, termasuk metodologi
yang digunakan pada penelitian tersebut.

2) Menstrukturkan (Menyusun) problem/masalah

Peserta didik diajak untuk mengembangkan masalah dan


mengidentifikasi masalah yang terdapat dalam penelitian
tersebut. Pada tahap ini, bisa saja siswa akan mengalami
beberapa kesulitan yang harus mereka atasi, seperti
interpretasi data, generalisasi data, kontrol ujicoba, atau
pembuatan kesimpulan.

3) Mengidentifikasi masalah dalam penelitian

Peserta didik diminta untuk berspekulasi tentang masalah


tersebut; sehingga mereka dapat mengidentifikasi kesulitan
dalam proses penelitian.

4) Menyelesaikan kesulitan/masalah

Peserta didik diminta untuk berspekulasi tentang cara


untuk mengatasi kesulitan/masalah, dengan merancang
kembali ujicoba, mengolah data dengan cara yang berbeda,
mengeneralisasikan data dan mengembangkan konstruk.

3. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


Pembelajaran berbasis masalah didasarkan pada teori belajar
konstruksivistik yang menggunakan berbagai kemampuan
berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok
serta lingkungan nyata (autentik) untuk mengatasi permasalahan
sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual (Tan Onn Seng,
2000). Problem Based Learning untuk pemecahan masalah yang
komplek, problem-problem nyata dilakukan menggunakan
pendekataan studi kasus, penelitian dan penetapan solusi untuk
pemecahan masalah (Bernie Trilling & Charles Fadel, 2009: 111).
Untuk itu pembelajaran model ini belajarnya diawali dengan
permasalahan dan diupayakan sebagai permasalahan yang nyata
atau real sebagai penggerak proses pembelajaran.

a. Tujuan pembelajaran PBL

Untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan


konsep-konsep pada permasalahan baru/nyata,
pengintegrasian konsep High Order Thinking Skills (HOTS)
yakni pengembangan kemampuan berfikir kritis, kemampuan
pemecahan masalah dan secara aktif mengembangkan
keinginan dalam belajar dengan mengarahkan belajar diri
sendiri dan keterampilan belajar (Norman and Schmidt, 1992).
Pengembangan kemandirian belajar dapat terbentuk ketika
peserta didik berkolaborasi untuk mengidentifikasi informasi,
strategi, dan sumber-sumber belajar yang relevan untuk
menyelesaikan masalah.

Brasford and Stein dalam David H. Jonanssen (2011:3)


menguraikan “belajar pemecahan masalah adalah
seperangkat proses pengidentifikasian potensi masalah,
penentuan masalah, mengembangkan strategi pemecahan
yang tepat, melaksanakan pemecahan dan memeriksa ulang
serta mengevaluasi pengaruh dari pelaksanaan pemecahan”.

Pembelajaran pendekatan pemecahan masalah akan


memberikan pengalaman belajar pada peserta didik yang
lebih mendalam terhadap kompetensi yang dipelajarinya
dibanding dengan pembelajaran yang menggunakan
pendekatan tradisional. Kemampuan memecahkan masalah
merupakan kecerdasan beralasan yang menuntut dan
digunakannya kemampuan berpikir tingkat tinggi oleh
peserta didik. Untuk itu peserta didik ditempatkan dalam
situasi permasalahan, yang selanjutnya peserta didik akan
menggunakan memorinya untuk mengingat kembali aturan-
aturan atau konsep yang sesuai dan menerapkannya dalam
usaha menemukan solusi pemecahan permasalahan.

b. Prinsip-prinsip pembelajaran PBL

Terdapat sejumpah prinsip-prinsip penting yang harus


diperhatikan oleh pengajar dalam penggunaan pendekatan
pembelajaran pemecahan masalah baik digunakan melalui
pengajaran di kelas maupun pengajaran dengan setting
berbasis komputer. Adapun prinsip-prinsip tersebut sebagai
berikut.

1) Pemecahan masalah yang berkaitan dengan keterampilan


kerja atau pekerjaan pada dunia nyata (real job),
penekanan pengajarannya harus dilakukan secara tepat
dalam hal pengidentifikasian pengetahuan deklarative
(konsep/ prinsip) dan pengetahuan prosedural.

2) Dalam langkah pendahuluan berkaitan dengan kontek


pemecahan masalah, pengajaran bisa dilakukan dengan
cara penyajian pengetahuan prosedural atau pengetahuan
deklarative lebih awal, atau juga dapat dilakukan dengan
cara pengintegrasian kedua pengetahuan tersebut
(pengetahuan deklarative dan prosedural).

3) Ketika mengajar pengetahuan deklaratif , penekanan


dilakukan pada model mental yang sesuai dengan
pemecahan masalah yang akan dihadapi melalui cara
penjelasan struktur pengetahuan dan menanyakan kepada
peserta didik untuk memprediksi apa yang akan terjadi
atau penjelasan mengapa sesuatu itu terjadi.

4) Menekankan pada pengajaran pemecahan masalah bentuk


struktur moderat dan struktur tidak beraturan sejauh
pembahasannya untuk mencapai tujuan pembelajaran.

5) Mengajarkan keterampilan pemecahan masalah sesuai


dengan kontek yang akan digunakan peserta didik.
Menggunakan masalah-masalah yang otentik, juga dalam
praktek dan penilaiannya baik dalam skenario belajar
berbentuk simulasi atau proyek.

6) Gunakan strategi mengajar deduktif untuk pengetahuan


deklarative dan bentuk pemecahan masalah terstruktur/
sistimatis

7) Gunakan strategi mengajar induktif untuk meningkatkan


model berpikir sintesis dan bentuk pembelajaran
pemecahan masalah moderat serta struktur tidak
beraturan (ill structured) .

8) Menggunakan latihan permasalahan, langkah ini akan


membantu peserta didik memahami tujuan dan membantu
mereka menguraikan kedalam tujuan-tujuan antara.

9) Gunakan kesalahan-kesalahan yang dibuat peserta didik


dalam pemecahan masalah sebagai bukti konsepsi yang
tidak tepat dan menebak-nebak. Jika dimungkinkan
tentukan konsepsi yang salah dan konsepsi yang tepat.
10) Ajukan pertanyaan dan berikan saran tentang strategi
untuk meningkatkan peserta didik melakukan refleksi
pada strategi pemecahan masalah yang sedang mereka
gunakan. Langkah ini dapat dilakukan sebelum atau
sesudah peserta didik melakukan tindakan pemecahan
masalah.

11) Memberikan latihan dengan strategi pemecahan masalah


yang hampir sama dalam berbagai kontek untuk
meningkatkan pegeneralisasian.

12) Ajukan pertanyaan yang dapat meningkatkan peserta didik


dalam menyerap keterampilan megeneralisasi dalam
berbagai permasalahan dengan materi yang berbeda.

13) Gunakan berbagai jenis kontek, masalah dan gaya


mengajar yang akan meningkatkan keingin tahuan,
motivasi, percaya diri, ketekunan dan pengetahuan tentang
diri serta mereduksi kehawatiran peserta didik.

14) Rencanakan serangkaian pembelajaran yang


menumbuhkan hingga kesempurnaan dari tingkat pemula
hingga pemahaman tingkat akhli/kompeten dari struktur
pengetahuan yang digunakan.

15) Jika mengajar bentuk pemecahan masalah dengan


struktur tersusun baik (well structure problem), yakinkan
peserta didik dapat mengikuti pembelajaran pemecahan
masalah dengan baik. Jika prosedur belajar tersebut
dilakukan terus menerus oleh peserta didik pada bentuk
pembelajaran pemecahan yang hampir sama, maka akan
terbentuk kemampuan yang otomatis.

16) Jika mengajar dengan pendekatan pemecahan masalah


bentuk struktur moderat, dorong peserta didik
menggunakan pengetahuan deklaratifnya untuk
mengembangkan strategi yang sesuai dengan kontek dan
permasalahannya. Mengikuti berbagai banyak strategi yang
tepat untuk mencapai solusi dan mereka dapat
membandingkannya hingga mana yang paling efektif dan
efisien.

17) Jika mengajar dengan pendekatan pemecahan masalah


bentuk struktur yang tidak beraturan (Ill structure
problem), dorong peserta didik menggunakan pengetahuan
deklaratifnya untuk menetapkan tujuan dengan solusi
yang dapat diterima dan dikembangkan. Ikuti strategi
pemecahan dan solusi yang tepat kemudian bandingkan
oleh peserta didik hingga mana yang paling efektif dan
efisien dari berbagai strategi dan solusi tersebut.

c. Sintak model Problem Based Learning dari Bransford and


Stein (dalam Jamie Kirkley, 2003:3) terdiri atas:

1) Mengidentifikasi masalah

Pada tahapan ini dilakukan pengidentifikasian masalah


melalui curah pendapat dari kasus yang diberikan.

2) Menetapkan masalah melalui berpikir tentang masalah dan


menyeleksi informasi-informasi yang relevan

Pada tahap ini peserta didik diajak mendata sejumlah fakta


pendukung sesuai dengan masalah, dan pengetahuan-
pengetahuan yang harus diketahui (pengetahuan deklaratif
berupa konsep dan prinsip) berkenaan dengan masalah.

3) Mengembangkan solusi melalui pengidentifikasian


alternatif-alternatif, tukar-pikiran dan mengecek perbedaan
pandang

Pada tahap ini peserta didik diajak berfikir untuk


mengembangkan pemecahan masalah melalui berfikir
prosedur untuk melakukan penelaahan letak penyebab
masalah melalui pengumpulan imformasi dari setiap
langkah melalui pemeriksaan hingga ditemukan penyebab
utama masalah.

4) Melakukan tindakan strategis

Peserta didik diajak mengembangkan tindakan strategis


yang didasarkan atas temuan untuk memecahkan
masalah.

5) Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari


solusi yang dilakukan

Peserta didik diajak memeriksa pengaruh hasil tindakan


terhadap permasalahan yang terjadi di dalam sistem,
dengan menggunakan rujukan seperti contoh service
manual hingga sistem bekerja secara normal sesuai
tuntutan rujukan.

d. Sintak model Problem Solving Learning Jenis Trouble Shooting


(David H. Jonassen, 2011:93) terdiri atas:

1) Merumuskan uraian masalah

Pada tahap ini, peserta didik dihadapkan pada kasus,


mengidentifikasi masalah dan merumuskan kemungkinan
penyebab masalah.

2) Mengembangkan kemungkinan penyebab

Pengembangan kemungkinan penyebab dilakukan


berdasarkan observasi dan pemeriksaan terhadap fungsi
yang di dasarkan konsep atau prinsip.

3) Mengetes penyebab atau proses diagnosis

Menganalisis data-data hasil pemeriksaan dan


menentukan penyebab utama menggunakan berfikir
prosedur serta melakukan perlakuan/perbaikan.

4) Mengevaluasi
Memeriksa hasil perlakuan/perbaikan dan
membandingkannya dengan acuan rujukan atau service
manual untuk menentukan kasus/permasalahan telah
dapat diatasi.

4. Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL)


Model pembelajaran PjBL merupakan pembelajaran dengan
menggunakan proyek nyata dalam kehidupan yang didasarkan
pada motivasi tinggi, pertanyaan menantang, tugas-tugas atau
permasalahan untuk membentuk penguasaan kompetensi yang
dilakukan secara kerja sama dalam upaya memecahkan masalah
(Barel, 2000 and Baron, 2011).

a. Kriteria Penerapan PjBL

Model pembelajaran ini akan efektif apabila memenuhi tiga


kriteria yakni:

1) Kompetensi Dasar yang akan diajarkan dari kurikulum


kompetensi keahlian di konstruk dalam permasalahan
kontektual yang menekankan pada keterampilan kognitif
(higher order thingking skill) dan pengetahuan pada bentuk
metakognitif.
2) pembelajaran dikembangkan berpusat pada peserta didik
(Student Centre Learning) dalam bentuk grup-grup kecil
yang aktif dimana guru berfungsi sebagai fasilitator.
3) Hasil pembelajaran difokuskan pada pengembangan
keterampilan, motivasi dan penumbuhan belajar sepanjang
hayat (life long learning).

b. Tujuan Project Based Learning

Meningkatkan motivasi belajar, team work, keterampilan


kolaborasi dalam pencapaian kemampuan akademik level
tinggi/taksonomi tingkat kreativitas yang dibutuhkan pada
abad 21 (Cole & Wasburn Moses, 2010).

c. Sintak model pembelajaran Project Based Learning


1) Penentuan pertanyaan mendasar (Start with the Essential
Question)

Pada tahap ini peserta didik secara kelompok/individu


dihadapkan pada bagaimana cara mengatasi permasalahan
dan menentukan projek yang paling tepat cara mengatasi
masalah.

2) Mendesain perencanaan proyek

Peserta didik merancang projek yang telah di tentukan baik


desain/perencanaan, gambar, bahan maupun teknis
pengerjaannya.

3) Menyusun jadwal (Create a Schedule)

Tahap ini peserta didik menyusun jadwal (waktu


pelaksanaan), distribusi kerja dan presentasi.

4) Memonitor kemajuan proyek (Monitor the Progress of the


Project)

Tahap ini peserta didik mengerjakan projek sesuai


rancangan dan distribusi kerja serta menyampaikan
progres/kemajuan pengerjaan projek.

5) Menguji hasil (Assess the Outcome)

Peserta didik memeriksa hasil projek dengan


membandingkan dengan rancangan dan pendidik menilai
kemajuan peserta didik.

6) Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the Experience)

Melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek


yang sudah dijalankan.

5. Model pembelajaran Production Based Training/Production Based


Education and Training
Model ini merupakan proses pendidikan dan pelatihan yang
menyatu pada proses produksi, dimana peserta didik diberikan
pengalaman belajar pada situasi yang kontekstual mengikuti
aliran kerja industri mulai dari perencanaan berdasarkan
pesanan, pelaksanaan dan evaluasi produk/kendali mutu
produk, hingga langkah pelayanan pasca produksi.

a. Tujuan

Menyiapkan peserta didik agar memiliki kompetensi kerja


yang berkaitan dengan kompetensi teknis serta kemampuan
kerja sama (berkolaborasi) sesuai tuntutan organisasi kerja.

b. Sintaks model pembelajaran Production Based Trainning

1) Merencanakan produk

Membuat perencanaan produk dapat berupa benda hasil


produksi/layanan jasa/perencanaan pertunjukan yang
dapat dilakukan dari mulai menggambar detail/membuat
pamflet (berisi tgl waktu pertunjukan,isi cerita),
perhitungan kebutuhan bahan/kostum, peralatan, dan
teknik pengerjaan serta alur kerja/koordinasi kerja.

2) Melaksanakan proses produksi

Pada sintak ini peserta didik diajak melakukan tahapan


produksi berdasarkan rencana produk benda/layanan
jasa/perencanaan pertunjukan, alur kerja/koordinasi kerja
serta memonitor proses produksi.

3) Mengevaluasi produk (melakukan kendali mutu)

Pada langkah ini peserta didik diajak untuk memeriksa


hasil produk melalui membandingkan dengan tuntutan
pada perencanaan teknis.

4) Mengembangkan rencana pemasaran

Peserta didik diajak mempersiapkan rancangan pemasaran


baik dalam jejaring (daring) maupunluar jejaring (luring)
berbentuk brosur/pamflet dan mempresentasikannya.
(Diadaptasi dari Ganefri; 2013, G.Y. Jenkins, 2005).

6. Model pembelajaran Teaching Factory

a. Konsep Teaching Factory pada SMK


Pembelajaran Teaching Factory adalah model pembelajaran di
SMK berbasis produksi/jasa yang mengacu pada standar dan
prosedur yang berlaku di industri dan dilaksanakan dalam
suasana seperti yang terjadi di industri. Pelaksanaan Teaching
Factory menuntut keterlibatan mutlak pihak industri sebagai
pihak yang relevan menilai kualitas hasil pendidikan di SMK.
Pelaksanaan Teaching Factory (TEFA) juga harus melibatkan
pemerintah, pemerintah daerah dan stakeholders dalam
pembuatan regulasi, perencanaan, implementasi maupun
evaluasinya.

Pelaksanaan Teaching Factory sesuai Panduan TEFA


Direktorat PMK terbagi atas 4 model, dan dapat digunakan
sebagai alat pemetaan SMK yang telah melaksanakan TEFA.
Adapun model tersebut adalah sebagai berikut:

1) Model pertama, Dual Sistem dalam bentuk praktik kerja


lapangan adalah pola pembelajaran kejuruan di tempat
kerja yang dikenal sebagai experience based training atau
enterprise based training.

2) Model kedua, Competency Based Training (CBT) atau


pelatihan berbasis kompetensi merupakan sebuah
pendekatan pembelajaran yang menekankan pada
pengembangan dan peningkatan keterampilan dan
pengetahuan peserta didik sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan. Pada model ini, penilaian peserta didik
dirancang untuk memastikan bahwa setiap peserta didik
telah mencapai keterampilan dan pengetahuan yang
dibutuhkan pada setiap unit kompetensi yang ditempuh.
3) Model ketiga, Production Based Education and Training
(PBET) merupakan pendekatan pembelajaran berbasis
produksi. Kompetensi yang telah dimliki oleh peserta didik
perlu diperkuat dan dipastikan keterampilannya dengan
memberikan pengetahuan pembuatan produk nyata yang
dibutuhkan dunia kerja (industri dan masyarakat).

4) Model keempat, Teaching Factory adalah konsep


pembelajaran berbasis industri (produk dan jasa) melalui
sinergi sekolah dan industri untuk menghasilkan lulusan
yang kompeten dengan kebutuhan pasar.

b. Tujuan pembelajaran Teaching Factory

1) Mempersiapkan lulusan SMK menjadi pekerja dan


wirausaha;
2) Membantu siswa memilih bidang kerja yang sesuai dengan
kompetensinya;
3) Menumbuhkan kreatifitas siswa melalui learning by doing;
4) Memberikan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia
kerja;
5) Memperluas cakupan kesempatan rekruitmen bagi lulusan
SMK;
6) Membantu siswa SMK dalam mempersiapkan diri menjadi
tenaga kerja, serta membantu menjalin kerjasama dengan
dunia kerja yang aktual;
7) Memberi kesempatan kepada siswa SMK untuk melatih
keterampilannya sehingga dapat membuat keputusan
tentang karier yang akan dipilih.

Tujuan yang selaras tentang pembelajaran teaching factory


(Sema E. Alptekin, Reza Pouraghabagher, atPatricia McQuaid,
and Dan Waldorf; 2001) adalah sebagai berikut.

1) Menyiapkan lulusan yang lebih profesional melalui


pemberian konsep manufaktur moderen sehingga secara
efektif dapat berkompetitif di industri;
2) Meningkatkan pelaksanaan kurikulum SMK yang berfokus
pada konsep manufaktur moderen;
3) Menunjukan solusi yang layak pada dinamika teknologi
dari usaha yang terpadu;
4) Menerima transfer teknologi dan informasi dari industri
pasangan terutama pada aktivitas peserta didik dan guru
saat pembelajaran.

c. Sintaksis Teaching Factory

Atas dasar uraian di atas, sintaksis pembelajaran teaching


factory dapat menggunakan sintaksis PBET/PBT atau dapat
juga menggunakan sintaksis yang diterapkan di Cal Poly - San
Luis Obispo USA ( Sema E. Alptekin : 2001) dengan langkah-
langkah yang disesuaikan dengan kompetensi keahlian :

1) Merancang produk

Pada tahap ini peserta didik mengembangkan produk


baru/ cipta resep atau produk kebutuhan sehari-hari
(consumer goods)/merancang pertunjukan kontemporer
dengan menggambar/membuat scrip/merancang pada
komputer atau manual dengan data spesifikasinya.

2) Membuat prototype

Membuat produk/ kreasi baru /tester sebagai proto type


sesuai data spesifikasi.

3) Memvalidasi dan memverifikasi prototype

Peserta didik melakukan validasi dan verifikasi terhadap


dimensi data spesifikasi dari prototype/kreasi baru/tester
yang dibuat untuk mendapatkan persetujuan layak
diproduksi/dipentaskan.

4) Membuat produk masal

Peserta didik mengembangkan jadwal dan jumlah produk/


pertunjukan sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
Dadang Hidayat (2011) berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, mengembangkan langkah-langkah pembelajaran
Teaching Factory sebagai berikut.

1) Menerima order

Pada langkah belajar ini peserta didik berperan sebagai


penerima order dan berkomunikasi dengan pemberi order
berkaitan dengan pesanan/layanan jasa yang diinginkan.
Terjadi komunikasi efektif dan santun serta mencatat
keinginan/keluhan pemberi order seperti contoh: pada
gerai perbaikan Smart Phone atau reservasi kamar hotel.

2) Menganalisis order

Peserta didik berperan sebagai teknisi untuk melakukan


analisis terhadap pesanan pemberi order baik berkaitan
dengan benda produk/layanan jasa sehubungan dengan
gambar detail, spesifikasi, bahan, waktu pengerjaan dan
harga di bawah supervisi guru yang berperan sebagai
supervisor.

3) Menyatakan Kesiapan mengerjakan order

Peserta didik menyatakan kesiapan untuk melakukan


pekerjaan berdasarkan hasil analisis dan kompetensi yang
dimilikinya sehingga menumbuhkan motivasi dan
tanggung jawab.

4) Mengerjakan order

Melaksanakan pekerjaan sesuai tuntutan spesifikasi kerja


yang sudah dihasilkan dari proses analisis order. Siswa
sebagai pekerja harus menaati prosedur kerja yang sudah
ditentukan. Dia harus menaati keselamatan kerja dan
langkah kerja dengan sungguh-sunguh untuk
menghasilkan benda kerja yang sesuai spesifikasi yang
ditentukan pemesan
5) Mengevaluasi produk

Melakukan penilaian terhadap benda kerja/layanan jasa


dengan cara membandingkan parameter benda kerja/
layanan jasa yang dihasilkan dengan data parameter pada
spesifikasi order pesanan atau spesifikasi pada service
manual.

6) Menyerahkan order

Peserta didik menyerahkan order baik benda kerja/layanan


jasa setelah yakin semua persyratan spesifikasi order telah
terpenuhi, sehingga terjadi komunikasi produktif dengan
pelanggan.

B. Analisis Pemilihan Model Pembelajaran


Pemilihan suatu model pembelajaran sangat ditentukan oleh isi
rumusan Kompetensi Dasar dan atau materi pembelajaran. Model
pembelajaran tertentu hanya tepat digunakan untuk materi
pembelajaran tertentu. Sebaliknya materi pembelajaran tertentu
akan dapat berhasil maksimal jika menggunakan model
pembelajaran tertentu pula. Rumusan KD yang mengarah pada
pembentukan penguasaan konsep dan prinsip tentu sangat tepat
menggunakan model pembelajaran Inquiry atau model pembelajaran
Discovery Learning, karena kedua model pembelajaran tersebut
membentuk kemampuan eksplanasi terhadap konsep phenomena
alam dan sosial yang terjadi. Seorang pengajar pada saat akan
memilih model pembelajaran perlu melakukan dan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut.

1. Menganalisis rumusan pernyataan setiap KD;

2. Memahami tujuan dari setiap model pembelajaran;

3. Menentukan apakah rumusan KD cenderung pada


pembentukan konsep/prinsip atau pada pembentukan hasil
karya;
4. Kompetensi Dasar (KD dari KI-3 dan KD dari KI-4) pada
kelompok mata pelajaran Dasar Kejuruan (C1) dan kelompok
mata pelajaran Dasar Keahlian (C2) yang cenderung pada
penguasaan konsep/ prinsip yang membentuk kemampuan
eksplanasi sangat tepat menggunakan model pembelajaran
Inquiry/Discovery Learning sebagai fondasi untuk mempelajari
mata pelajaran kelompok Kompetensi Keahlian (C3).

5. Kompetensi Dasar (KD dari KI-3 dan KD dari KI-4) pada


kelompok mata pelajaran Kompetensi Keahlian (C3) yang
cenderung membentuk kemampuan solusi-solusi teknologi dan
rekayasa atau hasil karya, dapat menggunakan model belajar
Problem Based Learning, Production Based Trainning, Project
Based Learning dan Teaching Factory.

Berdasarkan rambu-rambu pemilihan model di atas dapat


digunakan tabel pemilihan model belajar sebagaimana contoh di
bawah ini.

Tabel 1
PENENTUAN MODEL PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran: Simulasi dan Komunikasi Digital
Kelas: XI
Model
No. Kompetensi Dasar Keterangan
Pembelajaran
1. KD 3.2 Model a. KD 3.2
Menerapkan Pembelajaran Menitikberatkan pada
pengetahuan Discovery pembentukan
pengelolaan informasi Learning pengetahuan
digital melalui konseptual dan
pemanfaatan prosedural.
komunikasi daring
b. KD 4.2
(Online).
Pernyataan pada
KD 4.2 taksonomi
Melakukan keterampilan kongkret
pengelolaan informasi pada gradasi
digital melalui membiasakan gerakan
komunikasi daring atau manipulasi.
(Online).
C. Penyusunan Kegiatan Pembelajaran (menggunakan matrik
perancah)
Penyusunan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
sangat dipengaruhi oleh bentuk kemampuan yang ingin dibentuk
dari setiap langkah mengamati, menanya, mencoba, menganalisis
dan mengkomunikasikan. Langkah-langkah tersebut harus
diselaraskan dengan langkah-langkah belajar (sintaksis) dari setiap
model belajar sehingga antara pembentukan kemampuan saintifik
dengan langkah-langkah belajar terjadi keselarasan dan
keterpaduan dalam bentuk pengalaman belajar atau aktivitas
belajar yang berpusat pada peserta didik. Hal lain yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan kegiatan pembelajaran diusahakan
kegiatan pengalaman balajar yang dilakukan peserta didik harus
mencapai indikator pembelajaran.

Untuk memudahkan pemaduan pendekatan saintifik dengan model


belajar serta Kompetensi Dasar dalam hal ini indikator yang akan
dicapai sebagai tahapan-tahapan hasil belajar dapat digunakan
matrik perancah seperti format berikut ini.
Tabel 2
MATRIKS PERANCAH PEMADUAN SINTAK MODEL PEMBELAJARAN
DISCOVERY LEARNING DAN PROSES BERPIKIR ILMIAH (SAINTIFIK)
PADA MAPEL SIMULASI DAN KOMUNIKASI DIGITAL

1. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, operasional lanjut,
dan metakognitif secara multidisiplin sesuai dengan bidang dan lingkup kajian simulasi dan Komunikasi
Digital pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.

2. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan
serta memecahkan masalah sesuai dengan lingkup kajian simulasi dan Komunikasi Digital. Menampilkan
kinerja mandiri dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.

Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik secara mandiri.
Menunjukkan keterampilan memper-sepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadika ngerak
alami, sampai dengan tindakan orisinal dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik secara mandiri.
Sintaksis Proses Berfikir Ilmiah (Saintifik)
Kompetensi Tujuan model
IPK Mengumpulkan Mengomuni-
Dasar Discovery Mengamati Menanya Menalar
Informasi kasikan
Learning
3.2.Menerapka  Menerangka Setelah 1. Pemberia  Guru
n n berdiskusi n meminta
pengetahu komunikasi dan stimulus siswa untuk
an daring menggali terhadap melihat
pengelolaa asinkron. informasi, siswa. berbagai jenis
n informasi peserta didik komunikasi
digital  Menerangka akan dapat : dalam
melalui n a. Menyebut jaringan
pemanfaat komunikasi kan (daring/online
an daring bentuk ) melalui
komunikas sinkron. komunika bahan
i daring si daring tayangan.
(online). asinkron  Guru
b. Menjelask menugaskan
an prinsip siswa
komunika membaca
si daring buku untuk
asinkron meng
c. menjelask identifikasi
an 2 jenis berbagai jenis
pengelolaa komunikasi
n dalam
informasi jaringan
digital (daring)
melalui  Siswa melihat
komunika bahan tayang
si daring yang disajikan
online oleh Guru.
dengan  Siswa
santun membaca
buku
 Setelah berkaitan
Sintaksis Proses Berfikir Ilmiah (Saintifik)
Kompetensi
IPK Tujuan model Mengumpulkan Mengomuni-
Dasar Mengamati Menanya Menalar
Discovery Informasi kasikan
 Menerangk  2.Learning
Identifika  Guru
an si menugaskan
kewargaan masalah siswa untuk
digital. menentukank
 Menentuka asi masalah
n prosedur utama apa
komunikasi dalam
daring membuat
asinkron komunikasi
dan daring sinkron
komunikasi dan asinkron
daring serta syarat-
sinkron syarat
seseorang
dikatakan
warga digital.
 Siswa
mengidentifika
si masalah –
masalah
melalui contoh
yang
didemonstrasi
ka n oleh guru
mengenai e-
mail,
(komunikasi
asinkron) dan
chatting
(komunikasi
sinkron).
 Siswa
membaca
Sintaksis Proses Berfikir Ilmiah (Saintifik)
Kompetensi
IPK Tujuan model Mengumpulkan Mengomuni-
Dasar Mengamati Menanya Menalar
Discovery Informasi kasikan
4.2  Mengikuti  Disediakan 3.Learning
Pengump  Guru
komunikasi peralatan ulan data meminta
Melakuka daring komunikasi siswa untuk
n asinkron dan jaringan mencoba
pengelolaa dan internet, melakukan
n sinkron peserta didik komunikas
informasi berdasarka akan dapat daring
digital n contoh. melakukan asinkron dan
melalui komunikasi sinkron
komunika daring sesuai dengan
si daring asinkron aturan–aturan
(online). dan sinkron dalam
berdasarkan berkomunikas
contoh i daring
dengan sebagai
 Mendemon percaya diri pembuktian
strasikan  Disediakan rumusan
komunikasi peralatan masalah/hipo
daring komunikasi tesis
asinkron dan jaringan  Siswa
dan internet, mencoba
sinkron peserta didik membuat
berdasarka akan dapat akun pada
n tugas. mendemonst Gmail dan
rasikan Yahoo sesuai
komunikasi dengan
daring aturan seperti
asinkron contoh
dan sinkron sebagai
berdasarkan pembuktian
tugas sesuai rumusan
prosedur masalah/hipo
dengan tesis
Sintaksis Proses Berfikir Ilmiah (Saintifik)
Kompetensi
IPK Tujuan model Mengumpulkan Mengomuni-
Dasar Mengamati Menanya Menalar
Discovery Informasi kasikan
4.Learning
Pembukti  Guru
an menugaskan
siswa untuk
menilai hasil
komunikasi
dengan
daring
asinkron (e-
mail) dan
sinkron
(chatting)
kepada siswa
dikomputer
menggunaka
n format
penilaian.
 Siswa
menilai hasil
komunikasi
daring
asinkron(e-
mail)
menggunaka
n format
penilaian
etika
berkomunika
si daring.
 Siswa
menilai hasil
komunikasi
daring
sinkron(chatt
Sintaksis Proses Berfikir Ilmiah (Saintifik)
Kompetensi
IPK Tujuan model Mengumpulkan Mengomuni-
Dasar Mengamati Menanya Menalar
Discovery Informasi kasikan
5. 6.Learning
Menarik  Guru
kesimpul menugaskan
an/ siswa untuk
generalis menyajikan
asi cara-cara
serta
kesimpulan
berkomunika
si daring
asinkron dan
sinkron.
 Siswa
membuat
bahan
presentasi
tentang
berkomunika
si daring
asinkron dan
sinkron
dalam
bentuk PPT.
 Siswa
menyajikan
tentang
berkomunika
si daring
asinkron dan
sinkron.
 Siswa lain
memberikan
tanggapan
terhadap
Tabel 3
MATRIK PERANCAH PEMADUAN SINTAKSIS MODEL PEMBELAJARAN
INQUIRY LEARNING DAN PENDEKATAN SAINTIFIK
PADA MAPEL KIMIA Kelas XI

1. KI 3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural


berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
2. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung
Kompetens Pendekatan Saintifik
Sintaksis model
i IPK Mengumpulk Mengomuni-
Tujuan Inquiry Learning Mengamati Menanya Menalar
Dasar an Informasi kasikan
3.2.  Menjabarkan  Melalui 1. Orientasi  Guru
Memah proses penggalian masalah. menanyak
ami pembentukan informasi, an “Apa
proses minyak bumi dan diskusi yang
pemben dan gas kelompok kalian
tukan alam.. siswa ketahui
dan mampu tentang
teknik menjabarka proses
pemisa n proses pembentuk
han pembentuk an minyak
fraksi- an minyak bumi dan
fraksi bumi dan gas alam?”
minyak gas alam  Siswa
bumi sesuai buku menjawab
serta pegangan sesuai
keguna siswa dengan
annya. dengan apa yang
teliti, dan diketahuin
Kerja sama ya
 Siswa
menggali
informasi
dari buku
siswa dan
berbagai
literatur
yang
relevan
dengan
materi
proses
pembentuk
an minyak
Kompetens Pendekatan Saintifik
Sintaksis model
i IPK Mengumpulk Mengomuni-
Tujuan Inquiry Learning Mengamati Menanya Menalar
Dasar an Informasi kasikan
Kompetens Pendekatan Saintifik
Sintaksis model
i IPK Mengumpulk Mengomuni-
Tujuan Inquiry Learning Mengamati Menanya Menalar
Dasar an Informasi kasikan
4.2  Mencoba  Melalui 3. Pengumpulan  Guru
Membukt mencampur experiment data melalui menugask
ikan kan Siswa eksperimen an siswa
proses beberapa mampu untuk
pembent jenis bahan mencampur melakuka
ukan bakar kan n
dan (minyak beberapa percobaan
pemisah bumi) jenis bahan mencamp
an sebagai bakar urkan
fraksi- contoh (minyak beberapa
fraksi pembentuka bumi) jenis
minyak n minyak sebagai bahan
bumi. bumi. contoh bakar
pembentuka (minyak
n minyak bumi)
bumi sesuai sebagai
SOP dengan contoh
teliti dan pembentu
cermat. kan
minyak
bumi
 Siswa
Menyiapk
an alat
dan
bahan
yang
diperluka
n untuk
melakuka
n
percobaan
.
Kompetens Pendekatan Saintifik
Sintaksis model
i IPK Mengumpulk Mengomuni-
Tujuan Inquiry Learning Mengamati Menanya Menalar
Dasar an Informasi kasikan
4. Pengorganisa  Guru
sian dan formulasi menugaskan
eksplanasi siswa untuk
membanding
kan hasil
eksperimen
dengan teori
yang telah
dibaca .
 Siswa
membanding
kan hasil
eksperimen
dengan teori
yang telah
dibacanya.
 Siswa
menganalisi
s hasil
perbandinga
n.
 Siswa
menyampaik
an hasil
analisis
perbandinga
n
eksperimen
tentang
destilasi
untuk
memisahkan
campuran
Kompetens Pendekatan Saintifik
Sintaksis model
i IPK Mengumpulk Mengomuni-
Tujuan Inquiry Learning Mengamati Menanya Menalar
Dasar an Informasi kasikan
5. Analisis proses
inkuiri  Guru
menugas
kan
siswa
membuat
laporan
bagai
mana
cara
membuk
tikan
proses
pembent
ukan
dan
teknik
pemisah
an
fraksi-
fraksi
minyak
bumi
serta
kegunaa
nnya
 Siswa
membuat
laporan
bagai
mana
cara
membuk
Tabel 4
MATRIK PERANCAH PEMADUAN SINTAKSIS MODEL PEMBELAJARAN
PROBLEM BASED LEARNING DAN PENDEKATAN SAINTIFIK
PADA MAPEL KELISTRIKAN ALAT BERAT
1. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, procedural dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

2. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
Pendekatan Saintifik
Mengomunikasi
Sintaksis model Menanya Mengumpulka Menalar
Kompetensi Tujuan Mengamati kan
IPK Problem Based (merumuskan n Informasi (menyimpulk
Dasar Pembelajar (mengidentifika (memformulasik
Learning masalah/hipote (menguji an hasil dr
an si masalah) an pembuktian
sis) hipotesis) hipotesis)
hipotesis)
3.3 Menentuk 1. Mengurutk 1. Melalui 1. Merumuskan  Guru
an teknik an teknik menggali uraian menyamp
perbaikan perbaikan informas masalah. aikan
ringan ringan i dari permasala
pada pada referensi han
sistem sistem dan tentang
peneranga peneranga diskusi tidak
n alat n alat siswa hidupnya
berat. berat. dapat lampu
menguru kepala,
tkan lampu
teknik stop,
perbaika lampu
n ringan parking.
pada  Guru
sistem menanyak
penerang an dan
an alat menugask
berat an untuk
sesuai mengobse
buku rvasi apa
literatur yang
dengan menyebab
teliti, kan
santun, kemungki
bekerjas nan
Pendekatan Saintifik
Mengomunikasi
Sintaksis model Menanya Mengumpulka Menalar
Kompetensi Tujuan Mengamati kan
IPK Problem Based (merumuskan n Informasi (menyimpulk
Dasar Pembelajar (mengidentifika (memformulasik
Learning masalah/hipote (menguji an hasil dr
an si masalah) an pembuktian
sis) hipotesis) hipotesis)
hipotesis)
ama dan lampu-
menghar lampu
gai tersebut
pendapa tidak
t orang menyala.
lain.  Siswa
memperha
tikan
permasala
han yang
disampaik
an oleh
guru.
 Siswa
secara
berkelomp
ok
mengobse
rvasi
gangguan
yang
terjadi
pada
sistem
peneranga
n alat
berat.
 Siswa
menggali
Pendekatan Saintifik
Mengomunikasi
Sintaksis model Menanya Mengumpulka Menalar
Kompetensi Tujuan Mengamati kan
IPK Problem Based (merumuskan n Informasi (menyimpulk
Dasar Pembelajar (mengidentifika (memformulasik
Learning masalah/hipote (menguji an hasil dr
an si masalah) an pembuktian
sis) hipotesis) hipotesis)
hipotesis)
informasi
tentang
sistem
peneranga
n alat
berat pada
software
training
manual
berbagai
jenis alat
berat.
 Siswa
mendisku
sikan
kemungki  Guru
nan menugaskan
gangguan siswa untuk
berdasark menentukan
an hasil kemungkinan
observasi utama
2. Mengembang dan penyebab
kan pembacaa gangguan
kemungkinan n sistem tidak
penyebab. peneranga hidupnya
n alat lampu kepala,
berat. lampu stop,
 Berdasark lampu
an hasil parking.
Pendekatan Saintifik
Mengomunikasi
Sintaksis model Menanya Mengumpulka Menalar
Kompetensi Tujuan Mengamati kan
IPK Problem Based (merumuskan n Informasi (menyimpulk
Dasar Pembelajar (mengidentifika (memformulasik
Learning masalah/hipote (menguji an hasil dr
an si masalah) an pembuktian
sis) hipotesis) hipotesis)
hipotesis)
diskusi  Siswa
siswa mendiskusika
mengident n temuan-
ifikasi temuan
kemungki berdasarkan
nan- observasi
kemungki terhadap
nan gangguan
gangguan tidak
pada hidupnya
sistem lampu kepala,
peneranga lampu stop,
n alat lampu
berat. parking.
 Siswa
berdasarkan
diskusi dan
observasi
merumuskan
masalah-
masalah
penyebab
gangguan
tidak
hidupnya
lampu kepala,
lampu stop,
lampu
parking.
Pendekatan Saintifik
Mengomunikasi
Sintaksis model Menanya Mengumpulka Menalar
Kompetensi Tujuan Mengamati kan
IPK Problem Based (merumuskan n Informasi (menyimpulk
Dasar Pembelajar (mengidentifika (memformulasik
Learning masalah/hipote (menguji an hasil dr
an si masalah) an pembuktian
sis) hipotesis) hipotesis)
hipotesis)
 Guru
menugaskan
siswa
mengembangk
an skema
penelusuran
gangguan.
 Siswa dalam
kelompok
berdasarkan
pengetahuan
yang
dimilikinya
menentukan
urutan
pemeriksaan
gangguan
tidak
hidupnya
lampu kepala,
lampu stop,
lampu
parking.
2. 2. Melalui 3. Mengetes  Guru
Mendiagnosi menggali penyebab atau menugaska
s gangguan informas proses n siswa
ringan pada i dari diagnosa. untuk
sistem referensi melakukan
penerangan dan pemeriksaa
Pendekatan Saintifik
Mengomunikasi
Sintaksis model Menanya Mengumpulka Menalar
Kompetensi Tujuan Mengamati kan
IPK Problem Based (merumuskan n Informasi (menyimpulk
Dasar Pembelajar (mengidentifika (memformulasik
Learning masalah/hipote (menguji an hasil dr
an si masalah) an pembuktian
sis) hipotesis) hipotesis)
hipotesis)
alat berat. diskusi n
siswa berdasarkan
dapat urutan
mendiag pemeriksaa
nosis n gangguan
ganggua tidak
n ringan hidupnya
pada lampu
sistem kepala,
penerang lampu stop,
an alat lampu
berat parking
sesuai yang telah
buku siswa buat.
literatur  Siswa
dengan melakukan
teliti, pengukuran
santun, menggunak
bekerjas an AVO
ama dan meter
menghar berdasarkan
gai urutan
pendapa skema
t orang penelusuran
lain. gangguan
sesuai
service
manual.
 Siswa
Pendekatan Saintifik
Mengomunikasi
Sintaksis model Menanya Mengumpulka Menalar
Kompetensi Tujuan Mengamati kan
IPK Problem Based (merumuskan n Informasi (menyimpulk
Dasar Pembelajar (mengidentifika (memformulasik
Learning masalah/hipote (menguji an hasil dr
an si masalah) an pembuktian
sis) hipotesis) hipotesis)
hipotesis)
mencatat
dan
membandin
gkan hasil
pengukuran
nya dengan
data pada
service
manual.
 Siswa
menentukan
letak
gangguan.
4.3 Memperba 1. Memperbai 1. Melalui  Guru
iki ki praktik menugaska
kerusaka kerusakan siswa n siswa
n ringan ringan dapat memperbaik
pada pada memper i gangguan
sistem sistem baiki yang telah
peneranga peneranga kerusaka ditentukan
n alat n alat n ringan sesuai
berat berat pada dengan
sesuai sesuai sistem service
dengan dengan penerang manual.
SOP. SOP. an alat  Siswa
berat melakukan
sesuai perbaikan
Service kerusakan
Manual ringan pada
Pendekatan Saintifik
Mengomunikasi
Sintaksis model Menanya Mengumpulka Menalar
Kompetensi Tujuan Mengamati kan
IPK Problem Based (merumuskan n Informasi (menyimpulk
Dasar Pembelajar (mengidentifika (memformulasik
Learning masalah/hipote (menguji an hasil dr
an si masalah) an pembuktian
sis) hipotesis) hipotesis)
hipotesis)
dengan gangguan
teliti, yang telah
konsiste ditentukan
n, rasa sesuai
percaya service
diri, teliti manual.
dan  Guru
disiplin. mengawasi
dan menilai
pelaksanaan
perbaikan
kerusakan
ringan pada
gangguan
yang telah
ditentukan
sesuai
service
manual.
2. 2. Melalui 4. Mengevaluasi  Guru
Mengkalibras praktik menugaska
i hasil siswa n siswa
perbaikan dapat untuk
kerusakan mengkali memeriksa
ringan pada brasi ulang hasil
sistem hasil perbaikan
penerangan perbaika yang
alat berat n dilakukan
sesuai kerusaka siswa
Pendekatan Saintifik
Mengomunikasi
Sintaksis model Menanya Mengumpulka Menalar
Kompetensi Tujuan Mengamati kan
IPK Problem Based (merumuskan n Informasi (menyimpulk
Dasar Pembelajar (mengidentifika (memformulasik
Learning masalah/hipote (menguji an hasil dr
an si masalah) an pembuktian
sis) hipotesis) hipotesis)
hipotesis)
dengan SOP. n ringan secara
pada kelompok.
sistem  Siswa
penerang memeriksa
an alat ulang hasil
berat perbaikan
sesuai dengan
Service cara
Manual mencoba
dengan fungsi dari
teliti, bagian
konsiste yang telah
n, rasa diperbaiki
percaya mengacu
diri, teliti pada
dan service
disiplin. manual.
 Siswa
menyimpul
kan hasil
pemeriksaa
n
perbaikan
gangguan
sesuai
service
manual.
 Guru
menugaskan
Pendekatan Saintifik
Mengomunikasi
Sintaksis model Menanya Mengumpulka Menalar
Kompetensi Tujuan Mengamati kan
IPK Problem Based (merumuskan n Informasi (menyimpulk
Dasar Pembelajar (mengidentifika (memformulasik
Learning masalah/hipote (menguji an hasil dr
an si masalah) an pembuktian
sis) hipotesis) hipotesis)
hipotesis)
siswa untuk
mempresenta
sikan proses
dan hasil
perbaikan
ringan
gangguan
sistem
penerangan
alat berat.
 Siswa
membuat
bahan
presentasi
tentang
proses dan
hasil
perbaikan
ringan
gangguan
sistem
penerangan
alat berat.
 Siswa
mempresenta
sikan tentan
proses dan
hasil
perbaikan
Pendekatan Saintifik
Mengomunikasi
Sintaksis model Menanya Mengumpulka Menalar
Kompetensi Tujuan Mengamati kan
IPK Problem Based (merumuskan n Informasi (menyimpulk
Dasar Pembelajar (mengidentifika (memformulasik
Learning masalah/hipote (menguji an hasil dr
an si masalah) an pembuktian
sis) hipotesis) hipotesis)
hipotesis)
ringan
gangguan
sistem
penerangan
alat berat.
 Guru
membimbing
dan menilai
pelaksanaan
presentasi
 Siswa lain
memberikan
tanggapan
dan masukan
 Siswa
memperbaiki
hasil
presentasi
perbaikan
ringan
gangguan
sistem
penerangan
alat berat.
 Siswa secara
individu
membuat
laporan
pelaksanaan
Pendekatan Saintifik
Mengomunikasi
Sintaksis model Menanya Mengumpulka Menalar
Kompetensi Tujuan Mengamati kan
IPK Problem Based (merumuskan n Informasi (menyimpulk
Dasar Pembelajar (mengidentifika (memformulasik
Learning masalah/hipote (menguji an hasil dr
an si masalah) an pembuktian
sis) hipotesis) hipotesis)
hipotesis)
perbaikan
ringan
gangguan
sistem
penerangan
alat berat.
 Guru
bersama
siswa
menyimpulka
n dari hasil
pelaksanaan
presentasi
perbaikan
ringan
gangguan
sistem
penerangan
alat berat.

Tabel 5
MATRIK PERANCAH PEMADUAN SINTAKSIS MODEL PEMBELAJARAN
PRODUCTION BASED TRAINING (PBT)/PRODUCTION BASED EDUCATION (PBE) DAN PENDEKATAN SAINTIFIK
PADA PEMELIHARAAN MESIN SEPEDA MOTOR

3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, procedural dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung
Pendekatan Saintifik
Mengomunikasi
Kompete Sintaksis model Menanya Mengumpulk Menalar
Tujuan Mengamati kan
nsi IPK Product Based (merumuskan an Informasi (menyimpulkan
Pembelajar (mengidentifika (memformulasik
Dasar Learning masalah/hipote (menguji hasil dr
an si masalah) an pembuktian
sis) hipotesis) hipotesis)
hipotesis)
3.6 3.6.1 Menjelask Melalui 1. Merencanaka  Guru  Guru
Menela an prinsip penggalian n produk; menanyak menugaska
ah kerja informasi an dan n siswa
kerja sistem pada buku menugask untuk
sistem injeksi modul an membuat
injeksi bensin pembelajar bagaiman list
bensin. 3.6.2 Menentuk an dan a cara peralatan
an teknik browsing, melakuka yang
perawata peserta n diperlukan
n sistem didik dapat perawatan dalam
injeksi : sistem perawatan
bensin. a. Peserta injeksi sistem
3.6.3 Menganali didik bensin injeksi
sis kerja dapat Yamaha bensin
sistem menjela Vixion Yamaha
injeksi skan berdasark Vixion.
bensin prinsip an SOP.  Siswa
kerja  Siswa menelaah
sistem mencari gambar
injeksi informasi pada lembar
bensin mengenai informasi
dengan cara dan jobsheet
percaya melakuka /gambar,
diri. n siswa
b. Peserta perawatan membuat
didik sistem langkah-
Pendekatan Saintifik
Mengomunikasi
Kompete Sintaksis model Menanya Mengumpulk Menalar
Tujuan Mengamati kan
nsi IPK Product Based (merumuskan an Informasi (menyimpulkan
Pembelajar (mengidentifika (memformulasik
Dasar Learning masalah/hipote (menguji hasil dr
an si masalah) an pembuktian
sis) hipotesis) hipotesis)
hipotesis)
dapat injeksi langkah
menetu bensin perawatan
kan Yamaha sistem
teknik Vixion injeksi
perawat termasuk bensin
an penjelasa Yamaha
sistem nnya pada Vixion.
injeksi lembaran  Berdasarka
bensin informasi n langkah
dengan dan job kerja yang
percaya sheet dibuat,
diri. serta siswa dapat
c. Peserta buku merumuska
didik pedoman n tentang
dapat reparasi apa saja
mengan (BPR) yang
alisis  Siswa dilakukan
kerja mendisku saat
sistem sikan perawatan
injeksi hasil sistem
bensin bacaanny injeksi
dengan a bensin
tanggun berkaitan Yamaha
g jawab. dengan Vixion.
gambar  Guru
cara menugaska
perawatan n siswa
sistem memeriksa
injeksi ulang
Pendekatan Saintifik
Mengomunikasi
Kompete Sintaksis model Menanya Mengumpulk Menalar
Tujuan Mengamati kan
nsi IPK Product Based (merumuskan an Informasi (menyimpulkan
Pembelajar (mengidentifika (memformulasik
Dasar Learning masalah/hipote (menguji hasil dr
an si masalah) an pembuktian
sis) hipotesis) hipotesis)
hipotesis)
bensin langkah-
Yamaha langkah
Vixion perawatan
serta sistem
peralatan injeksi
yang bensin
diperluka Yamaha
n. Vixion
 Berdasark untuk
an hasil mendapatka
diskusi, n performa
siswa mesin
mengident menjadi
ifikasi lebih baik.
peralatan  Siswa
dan memeriksa
bahan ulang
apa saja langkah
yang perawatan
digunaka sistem
n untuk injeksi
melakuka bensin
n Yamaha
perawatan Vixion
sistem mengacu
injeksi SOP dan
bensin untuk
Yamaha mendapatka
Vixion. n waktu
Pendekatan Saintifik
Mengomunikasi
Kompete Sintaksis model Menanya Mengumpulk Menalar
Tujuan Mengamati kan
nsi IPK Product Based (merumuskan an Informasi (menyimpulkan
Pembelajar (mengidentifika (memformulasik
Dasar Learning masalah/hipote (menguji hasil dr
an si masalah) an pembuktian
sis) hipotesis) hipotesis)
hipotesis)
yang
effisien.

4.6 4.6.1 Mereflika 2. Melaksanaka  Guru


Mera perawatan n proses menugask
wat sistem produksi; an siswa
berk injeksi untuk
ala bensin melakuka
siste Yamaha n
m Vixion. perawatan
injek . sistem
si injeksi
bens bensin
in. Yamaha
Vixion
dengan
alat dan
teknik
sesuai
dengan
yang
dicontohk
an
 Siswa
menyiapk
an alat
untuk
melakuka
n
Pendekatan Saintifik
Mengomunikasi
Kompete Sintaksis model Menanya Mengumpulk Menalar
Tujuan Mengamati kan
nsi IPK Product Based (merumuskan an Informasi (menyimpulkan
Pembelajar (mengidentifika (memformulasik
Dasar Learning masalah/hipote (menguji hasil dr
an si masalah) an pembuktian
sis) hipotesis) hipotesis)
hipotesis)
perawatan
sistem
injeksi
bensin
Yamaha
Vixion.
 Siswa
melakuka
n
perawatan
sistem
injeksi
bensin
Yamaha
Vixion
dengan
teknik
sesuai
seperti
yang
dicontohk
an.

4.6.2 Merawat  Guru


sistem menugask
injeksi an siswa
bensin untuk
Yamaha melakuka
Pendekatan Saintifik
Mengomunikasi
Kompete Sintaksis model Menanya Mengumpulk Menalar
Tujuan Mengamati kan
nsi IPK Product Based (merumuskan an Informasi (menyimpulkan
Pembelajar (mengidentifika (memformulasik
Dasar Learning masalah/hipote (menguji hasil dr
an si masalah) an pembuktian
sis) hipotesis) hipotesis)
hipotesis)
Force n
sesuai perawatan
tugas sistem
injeksi
bensin
Yamaha
Force
dengan
alat dan
teknik
yang tepat
sesuai
gambar
kerja/SOP
.
 Siswa
menyiapk
an alat
untuk
melakuka
n
perawatan
sistem
injeksi
bensin
Yamaha
Force.
3. Mengevalua  Siswa
si produk melakuka
Pendekatan Saintifik
Mengomunikasi
Kompete Sintaksis model Menanya Mengumpulk Menalar
Tujuan Mengamati kan
nsi IPK Product Based (merumuskan an Informasi (menyimpulkan
Pembelajar (mengidentifika (memformulasik
Dasar Learning masalah/hipote (menguji hasil dr
an si masalah) an pembuktian
sis) hipotesis) hipotesis)
hipotesis)
(melakukan n
kendali perawatan
mutu), sistem
injeksi
bensin
Yamaha
Force
dengan
teknik
sesuai
SOP dan
mencatat
hasil
pengukura
n pada
format  Guru
yang telah menugaskan
disediakan siswa
memeriksa
hasil
perawatan
sistem injeksi
bensin
Yamaha
Force.
 Siswa
melakukan
pemeriksaan
hasil
Pendekatan Saintifik
Mengomunikasi
Kompete Sintaksis model Menanya Mengumpulk Menalar
Tujuan Mengamati kan
nsi IPK Product Based (merumuskan an Informasi (menyimpulkan
Pembelajar (mengidentifika (memformulasik
Dasar Learning masalah/hipote (menguji hasil dr
an si masalah) an pembuktian
sis) hipotesis) hipotesis)
hipotesis)
perawatan
sistem injeksi
bensin
Yamaha Force
dan
membandingk
annya dengan
spesifikasi
buku
pedoman
reparasi serta
menyimpulka
n kondisinya
masih
memenuhi
spesifikasi.
 Siswa
membuat
laporan hasil
perawatan
sistem injeksi
bensin
Yamaha Force
sesuai dengan
gambar kerja
pada job
sheet .
4. Mengembang  Guru
kan rencana menugaskan
Pendekatan Saintifik
Mengomunikasi
Kompete Sintaksis model Menanya Mengumpulk Menalar
Tujuan Mengamati kan
nsi IPK Product Based (merumuskan an Informasi (menyimpulkan
Pembelajar (mengidentifika (memformulasik
Dasar Learning masalah/hipote (menguji hasil dr
an si masalah) an pembuktian
sis) hipotesis) hipotesis)
hipotesis)
pemasaran. siswa
membuat draf
promosi untuk
perawatan
sistem injeksi
bensin.
 Siswa
membuat draf
(rancangan)
promosi untuk
perawatan
sistem injeksi
bensin dalam
jejaring
(daring) dan
luar jejaring
(luring)
 Siswa
mempromosik
an harga
perawatan
sistem injeksi
bensin dalam
jejaring
(daring) dan
luar jejaring
(luring)
Tabel 6
MATRIK PERANCAH PEMADUAN SINTAKSIS MODEL PEMBELAJARAN
PROJECT BASED LEARNING DAN PENDEKATAN SAINTIFIK
PADA TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR JARINGAN

3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, procedural dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung
Pendekatan Saintifik
Sintaksis Mengomunikas
Mengumpul
Kompeten model Menanya Menalar ikan
Tujuan Mengamati kan
si IPK Project (merumuskan (menyimpul (memformulasi
Pembelaja (mengidentifikasi Informasi
Dasar Based masalah/hipote kan hasil dr kan
ran masalah) (menguji
Learning sis) hipotesis) pembuktian
hipotesis)
hipotesis)
3.13 3.13.1 1. Penentua  Guru menceritakan
Menga Menjelaskan n tentang kebutuhan
nalisis standarisasi pertanyaa suatu jaringan
peranc jaringan n Wireless suatu
angan Wireless mendasar intitusi, dengan
jaringa LAN (Start area dan jarak
n 3.13.2 with the tertentu
nirkab Menjelaskan Essential  Guru bertanya hal-
el perangkat Question); hal apa saja yang
indoor keras perlu diperhatikan
dan Jaringan dalam pemasang an
outdoo Wireless Wireless LAN suatu
r yang LAN intitusi dengan area
sesuai 3.13.3 dan jarak tertentu
denga Menentukan
n topologi  Siswa dalam
standa jaringan kelompok mencari
r nirkabel/Wi informasi pada
indust reless modul dan internet
ri ISP 3.13.4 (http://www.ieee80
Menganalisis 2.org/11)
Coverage area tentang hal-hal
Wireless yang berkaitan
dengan
pemasangan
wireless LAN
Pendekatan Saintifik
Sintaksis Mengomunikas
Mengumpul
Kompeten model Menanya Menalar ikan
Tujuan Mengamati kan
si IPK Project (merumuskan (menyimpul (memformulasi
Pembelaja (mengidentifikasi Informasi
Dasar Based masalah/hipote kan hasil dr kan
ran masalah) (menguji
Learning sis) hipotesis) pembuktian
hipotesis)
hipotesis)
 Berdasarkan
informasi siswa
dapat
mengidentifikasi
perangkat yang
diperlukan dalam
dalam pemasangan
wireless LAN

 Guru menugaskan
siswa dalam
kelompok
merencanakan
jaringan wireless
sebuah intitusi
berdasarkan
sekema area.

 Siswa dalam
kelompok
mempelajari skema
area institusi yang
diberikan

 Siswa dalam
kelompok
berdasarkan skema
institusi
Pendekatan Saintifik
Sintaksis Mengomunikas
Mengumpul
Kompeten model Menanya Menalar ikan
Tujuan Mengamati kan
si IPK Project (merumuskan (menyimpul (memformulasi
Pembelaja (mengidentifikasi Informasi
Dasar Based masalah/hipote kan hasil dr kan
ran masalah) (menguji
Learning sis) hipotesis) pembuktian
hipotesis)
hipotesis)
mempelajari
berbagai jenis
standarisasi
jaringan meliputi
standar
2. Mendesai 802.11.A/802.11.B
n dan 802.11.G, pada
perencana modul dan internet
an  Guru
proyek;  Siswa dalam menugaskan
kelompok siswa dalam
berdasarkan skema kelompok
institusi berdasarkan
mempelajari skema dan
berbagai jenis identifikasi
topologi meliputi karakteristik
topologi Basic standarisasi
Service Set (BSS) , jaringan,
Extended Service topologi dan
Set(ESS) dan Infra perangkat
Struktur keras untuk
mendesain
 Siswa dalam perencanaan
kelompok jaringan
mempelajari wireless
perangkat keras  Siswa dalam
jaringan wireless kelompok
meliputi antene, berdasarkan
Pendekatan Saintifik
Sintaksis Mengomunikas
Mengumpul
Kompeten model Menanya Menalar ikan
Tujuan Mengamati kan
si IPK Project (merumuskan (menyimpul (memformulasi
Pembelaja (mengidentifikasi Informasi
Dasar Based masalah/hipote kan hasil dr kan
ran masalah) (menguji
Learning sis) hipotesis) pembuktian
hipotesis)
hipotesis)
accespoint dan karakteristik
wireless adaptor standarisasi
 Siswa dalam jaringan
kelompok wireless,
mendiskusikan topologi dan
hasil bacaannya perangkat
dan keras dapat
mengidentifikasi merumuskan
karakteristik setiap standar,
jenis standarisasi, topologi dan
topologi dan perangakat
perangkat keras. yang
digunakan,dal
am
merancang
jaringan
wireless
 Guru
menugaskan
siswa
mengobservas
i kondisi
keadaan
sekitar seperti
halangan,
lokasi
pemasangan
akses point
Pendekatan Saintifik
Sintaksis Mengomunikas
Mengumpul
Kompeten model Menanya Menalar ikan
Tujuan Mengamati kan
si IPK Project (merumuskan (menyimpul (memformulasi
Pembelaja (mengidentifikasi Informasi
Dasar Based masalah/hipote kan hasil dr kan
ran masalah) (menguji
Learning sis) hipotesis) pembuktian
hipotesis)
hipotesis)
(Coverage area
acces point
 siswa dalam
kelompok
mengobservas
i kondisi
keadaan
sekitar seperti
halangan,
lokasi
pemasangan
akses point
(Coverage area
acces point
 Siswa dalam
kelompok
berdasarkan
analisis hasil
observasi
coverage area,
informasi
standarisasi,
topologi dan
perangkat
keras dapat
merancang
jaringan
wireless LAN
Pendekatan Saintifik
Sintaksis Mengomunikas
Mengumpul
Kompeten model Menanya Menalar ikan
Tujuan Mengamati kan
si IPK Project (merumuskan (menyimpul (memformulasi
Pembelaja (mengidentifikasi Informasi
Dasar Based masalah/hipote kan hasil dr kan
ran masalah) (menguji
Learning sis) hipotesis) pembuktian
hipotesis)
hipotesis)

 Guru
menugaskan
siswa dalam
kelompok
menyusun
jadwal
pembuatan
jaringan
wireless LAN
dan
mempersentas
ikannya
 siswa dalam
kelompok
menyusun
jadwal dan
distribusi
tugas
pembuatan
jaringan
3. Menyusu wireless LAN
Pendekatan Saintifik
Sintaksis Mengomunikas
Mengumpul
Kompeten model Menanya Menalar ikan
Tujuan Mengamati kan
si IPK Project (merumuskan (menyimpul (memformulasi
Pembelaja (mengidentifikasi Informasi
Dasar Based masalah/hipote kan hasil dr kan
ran masalah) (menguji
Learning sis) hipotesis) pembuktian
hipotesis)
hipotesis)
n jadwal dan
(Create a mempersentas
Schedule); ikannya
Pendekatan Saintifik
Sintaksis Mengomunikas
Mengumpul
Kompeten model Menanya Menalar ikan
Tujuan Mengamati kan
si IPK Project (merumuskan (menyimpul (memformulasi
Pembelaja (mengidentifikasi Informasi
Dasar Based masalah/hipote kan hasil dr kan
ran masalah) (menguji
Learning sis) hipotesis) pembuktian
hipotesis)
hipotesis)
4.13 Mem 4.13.1 4. Memonito  Guru 
buat Menginstalasi r peserta menuga
jaring perangkat didik dan skan
an jaringan kemajuan siswa
nirka nirkabel/Wireles proyek dalam
bel s LAN sesuai (Monitor kelompo
indoo desain/topologi the k
r dan dan Coverage Students mengerj
outdo area and the akan
or Progress rancang
yang of the an
sesua Project); dengan
i mengint
denga alasi
n perangk
stand at
ar jaringan
indus Wireless
tri LAN
ISP sesuai
desain/t
opologi
dan
Coverag
e area
 Siswa
menyiapk
an
perangka
Pendekatan Saintifik
Sintaksis Mengomunikas
Mengumpul
Kompeten model Menanya Menalar ikan
Tujuan Mengamati kan
si IPK Project (merumuskan (menyimpul (memformulasi
Pembelaja (mengidentifikasi Informasi
Dasar Based masalah/hipote kan hasil dr kan
ran masalah) (menguji
Learning sis) hipotesis) pembuktian
hipotesis)
hipotesis)
4.13.2  Guru
Mengkonfigur menugas
asi perangkat kan siswa
jaringan dalam
nirkabel/Wirel kelompok
ess LAN Mengkonf
igurasi
akses
point
meliputi:
1)SSID
2)Tipe
accses
point
sesuai
perenc
anaan
3)Net
work
Mode
4) Chanel
5) Scurity

 Guru
memonito
r
kemajuan
konfigura
si akses
BAB IV
PENUTUP

Pedoman ini berisikan tentang dasar penulisan pedoman


pembelajaran di SMK utamanya berkaitan dengan paradigma
kurikulum SMK 2013 yang cenderung menggunakan teori dasar
belajar konstruksivistik dengan tidak mengabaikan pembelajaran
dengan teori dasar behavioristik. Pembelajaran di SMK terus
berkembang selaras dengan tuntutan Keterampilan abad 21 yang tidak
mungkin dapat diatasi hanya dengan teori belajar behavioristik yang
cenderung belajar lebih banyak dipengaruhi oleh guru dan siswa pasif
sebagai penerima pengetahuan dan keterampilan tetapi lebih dari itu
siswa dituntut untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya
melalui pengkonstrukan pengetahuan, keterampilan dan sikap
berkolaborasi sesuai tuntutan kekinian yang memungkinkan
dicapainya keterampilan berfikir kritis, memecahkan masalah dan
berfikir kreatif sebagai ciri kemampuan berfikir pada Higher oder
thinking. Hal lain pada pedoman ini juga dikenalkan pembelajaran yang
membentuk psikomotor dan sikap sesuai apa yang terjadi di dunia
kerja melalui replika pembelajaran yang mengadopsi prinsip-prinsi
kerja dan organisasi kerja di dunia Industri/Usaha. Semoga apa yang
telah diungkapkan pada tujuan dan manfaat dapat sebagai pembuka
jalan bagi Dinas Pendidikan, Pengawas, Kepala Sekolah dan guru
dalam mengimpementasikan pembelajaran sesuai tuntutan Kurikulum
2013.

Anda mungkin juga menyukai