Anda di halaman 1dari 16

Tugas Ujian Akhir Semester

UPAYA PENINGKATAN STANDAR PENDIDIKAN DAN


PEMERATAAN SARANA PRASARANA PENDIDIKAN

Disusun untuk memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Perencanaan Dan


Pembiayaan Pendidikan

Dosen Pengampu: Dr. Udik Budi Wibowo

Oleh:
Nova avianto
17703251074

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perencanaan pendidikan sangat penting untuk memberikan arah dan
jalan agar proses pendidikan dapat berjalan sesuai dengan rencana. Perencaan
yang baik akan mempunyai efek yang besar bagi dunia pendidikan.
Perencanaan mempunyai visi dan misi yang mempunyai kaitan sangat erat dan
tidak dapat dipisahkan, walaupun mempunyai kaitan yang sangat erat tetapi visi
dan misi juga mempunyai fungsi yang berbeda. Visi dan misi memiliki manfaat
yang penting di proses perencanaan pendidikan ialah untuk menghasilkan
sesuatu yang sangat penting di masa depan dengan beberapa proses
perencanaan yang meliputi perencanaan jangka pendek yaitu perencanaan
tahunan, perencanaan jangka menengah yaitu yang mempunyai durasi waktu
sekitar lima tahuan dan perencanaan jangka panjang yaiutu yang mempunyai
durasi waktu 20-25 tahun. Di dalam bidang pendidikan perencanaan merupakan
salah satu faktor untuk menunjang keberhasilan dan ketercapaian penerapan
yang telah disusun.
Sekolah yang merupakan unit pendidikan mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan proses pendidikan yang sangat berkualitas guna memenuhi
kebutuhan manusia. Dengan mendapatkan pendidikan yang layak dan baik
maka akan merubah tatanan hidup manusia dan negara. Untuk mencapai pokok-
pokok hal tersebut maka diperlukan dalam bagian pelaksanaan yang sangat
berkualitas yang bermula dari norma penyelenggaraan pendidikan, sumber
daya dan tenaga pendidik, kurikulum pendidikan, sarana dan prasarana
pendidikan dan sistem penilaian yang sangat bagus. Terpenuhinya tenaga
pendidik yang berkualitas baik merupakan tangung jawab pemerintah bersama
dengan masyarakat.

2
Di lingkungan sekolah terdapat guru-guru dan kepala sekolah yang
sangat berperan dan sangat menentukan kualitas peserta didik. Sekolah
merupakan tempat berinteraksinya antara guru dan murid dan juga tempat
tejadinya proses belajar mengajar yang dapat menentukan keberhasilan
pendidikan. Di dalam sekolah juga terdapat manajemen sekolah yang
mempunyai fungsi sebagai pengorganisasi, sebagai pengarah, sebagai
perencana, sebagai pengendali, dan juga sebagai pembentukan staf.
Perencanaan yang bagus harus memperhatikan dan berani melihat kondisi di
masa yang akan datang.
Sarana dan prasarana yang mumpuni sangat berpengaruh kelancaran
dan juga dapat menunjang keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah.
Standar sarana dan prasarana pada setiap jenjang pendidikan juga mempunyai
tingkatan yang berbeda-beda. Pengadaan sarana dan prasarana merupakan
kegiatan yang meliputi pengadaan, pembelian, membuat sendiri, peminjaman
dan perbaikan. Sarana dan prasarana di lingkungan sekolah juga harus di catat
untuk mempermudah ketika mencari atau mengecek kekayaan di sekolah.
Di Indonesia standar pendidik dan sarana prasarana sangat rendah
karena proses pemerataan pendidikan yang tidak berjalan dengan baik. Standar
pendidik masih dikatakan belum mencapai tujuan yang direncanakan. Standar
pendidikan di Indonesia juga dibilang masih rendah dibandingkan dengan
negara-negara lain. Delapan standar nasional pendidikan yang dibuat oleh
pemerintah juga belum terealisasi dengan baik dan optimal sehingga kualitas
yang dihasilkan juga belum sesuai dengan rencana. Sarana prasarana juga
belum optimal, masih banyak sekolah di daerah terdalam, terpencil di indoesia
yang belum mendapatkan pendidikan yang layak. Penelitian yang dilakukan
oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2012-2017 untuk
jenjang SD atau MI hanya mendapat skor 79, untuk jenjang menengah seperti
SMP atau MTS hanya mendapat skor 82, untuk jenjang SMA atau MA
mendapat skor 81, untuk jenjang skolah luar biasa mendapat skor 76, dan untuk

3
jenjang SMK mendapat skor 81. Meskipun sudah mendapat capaian skor tinggi
tetapi masih belum bisa dikatakan layak karena masih banyak sekolah yang
belum mempunyai sarana dan prasarana yang memadai padahal banyak sekolah
di Indonesia yang sudah mempunyai akreditasi bagus baik itu sekolah negeri
atau sekolah swasta.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana upaya untuk mencapai standar pendidikan yang tinggi dan
berkualitas?
2. Bagaimana upaya untuk pemerataan sarana dan prasarana agar menjadi
sekolah yang layak dan nyaman untuk proses kegiatan belajar
mengajar?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara menuju standar pendidikan yang tinggi dan
berkualitas.
2. Untuk mengetahui langkah-langkah pemerataan sarana dan prasarana
pendidikan yang layak.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Standar Pendidikan Di Indoensia


Dalam UU Republik Indonesia No. 20, Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
Nasional pada Pasal 3 di nyatakan bahwa,
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman danbertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara
yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Untuk mengetahui standar pendidikan suatu sekolah sejauh mana sudah
diterapkan maka dilakukan akreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional yang
berguna meningkatkan mutu sekolah. Akreditasi sekolah sangat penting untuk
menjamin mutu pendidikan yang termuat dalam undang-undang dasar 1945 yaitu
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sisdiknas, pasal 1 ayat 22. Standar Nasional Pendidikan berfungsi untuk
pengawasan, pelaksanaan, perencanaan, dan evaluasi guna menjadikan pendidikan
nasional yang mempunyai mutu bagus. Standar Nasional Pendidikan terbagi
menjadi beberapa macam seperti yang termuat di dalam peraturan pemerintah
nomor 19 tahun 2005 yang menyebutkan ada delapan standar nasional yang harus
di capai yang tertuang di dalam pasal 2 ayat 1. Standar isi yang dimana untuk
mencapai standar ini harus memuat kerangka, desain, dan struktur kurikulum.
Standar proses dimana kegiatan atau proses belajar mengajar dilakukan secara
efektif, efisien dan dapat menumbuhkan kreativitas peserta didik. Standar
kompetensi lulusan berfungsi untuk petunjuk penilaian guru dalam menentukkan
lulus atau tidaknya perserta didik pada setiap jenjang pendidikan. Standar sarana
prasarana harus memiliki fasilitas yang memadai, lengkap dan layak guna proses
kegiatan belajar mengajar menjadi lancar dan efektif. Sedangkan standar
pengelolaan banyak berhubungan dengan perencanaan, pengawasan, dan

5
pelaksanaan aktivitas dunia pendidikan di daerah, provinsi atau di tingkat nasional.
Standar pembiayaan berhubungan dengan keuangan di tingkat satuan pendidikan
selama satu tahun. Yang terakhir adalah standar penilaian, dimana berkaitan
dengan sistem, langkah-langkah dalam memberikan nilai kepada peserta didik atas
hasil belajar atau ujian mereka. Berikut adalah data perkembangan akreditasi SMP
Tabel 1. Data perkembangan akreditasi SMP
Nilai Akreditasi SMP
Akreditasi
A B C TT
Tahun 2007 868 2412 1590 439
Tahun 2008 959 1306 707 143
Tahun 2009 1548 1438 579 158

Menurut saya, sekolah yang mempunyai akreditasi bagus banyak dipilih oleh
calon peserta didik dan juga orang tua wali karena mereka beranggapan bahwa
sekolah tersebut mempunyai mutu pendidikan yang bagus. Akreditasi sekolah
mempunyai banyak keuntungan yaitu sebagai patokan untuk meningktakan mutu
dan mengembangkan sekolah menjadi lebih baik lagi. Timbal balik dalam
menerpakan visi, misi dan tujuan sekolah yang dilakukan oleh seluruh warga
sekolah. Hasil akreditasi diperlukan oleh kepala sekolah dalam menata program
serta susunan belanja di sekolah. Sedangkan untuk seorang tenaga pendidik, hasil
akreditasi bisa sebagai acuan menjadi lebih baik lagi. Berikut ini adalah tabel rata-
rata nasional pencapaian Standar Naional Pendidikan yang bersumber dari
Kompas, hari Jumat tanggal 15 Desember 2017.

6
Tabel 2. Rata-rata nasional pencapaian Standar Naional Pendidikan.
SD/MI SMP/MTS SMA/MA SLB SMK
Standar Isi 87 87 88 84 85
Standar Proses 85 85 86 82 83
Standar
Kompetensi 85 84 85 80 82
Lulusan

Penelitian
82 79 81 81 79
Tindakan Kelas
79
Sarana Dan
82 81 76 81
Prasarana

Standar
86 85 86 83 81
Pengelolaan
Standar
90 89 89 86 84
Pembiayaan
Standar Penilaian 87 85 87 82 85

Dari data pencapaian delapan standar SNP jenjang SMP tahun 2010
standar isi memperoleh nilai 89,40. Standar proses memperoleh nilai 90,99.
Standar lulusan mendapat nilai 65,10. Standar ketenagaan memperoleh nilai 80,27.
Standar sarana prasarana mendapat nilai 86,03. Standar pengelolaan memperoleh
skor 94,63. Standar pembiayaan memperoleh nilai 88,36. Dan standar penilaian
memperoleh nilai 92,99. Dari perolehan nilai yang sudah disebutkan tadi maka
diperoleh rata-rata sebesar 85,97.
Dari data yang sudah disebutkan maka dapat dilihat perbedaanya, walaupun
pencapaian skor rata-rata sudah di atas nilai 80, tapi masih terjadi ketimpangan
pada setiap standar jika dikaji lebih dalam misalnya dengan melakukan studi kasus
ke sekolah pedalaman yang ada di Indonesia. Maka dari itu, peran kepala sekolah
sangat diperlukan dalam menentukkan sekolah untuk mencapai standar yang
tinggi. Sekolah membutuhkan kepala sekolah yang berani mengambil tindakan,
mempunyai strategi yang tepat, dan juga sangat transformatif mau menerima

7
masukan. Menurut Leithwood (dalam Lie, hh. 81-82) ada lima ciri-ciri pola
kepemimpinan transformatif:
a. Pemimpin harus lebih kuat dalam menekankan visi, misi, nilai-nilai, dan
budaya sekolah.
b. Pemimpin harus lebih mengamati dan mengusahakan pengembangan
komitmen, pengembangan karakter dan pengembangan kompetensi
pribadi tenaga pendidik dalam menambah kefektifan di sekolah.
c. Pemimpin harus mampu menyediakan ruang gerak yang lebih leluasa bagi
bertumbuhnya kreativitas dan inovasi di sekolah.
d. Pemimpin mau mendorong tumbuhnya semangat belajar dan
kewirausahaan di antara para guru dan tenaga kependidikan dan juga
peserta didik, dan
e. Pemimpin harus lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan, misalnya
perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat.

Saya setuju dengan pendapat Leithwood karena peran kepala sekolah sangat
penting bagi sekolah. Dengan adanya standar nasional pendidikan, maka
peningkatan kualitas, mutu dan kelulusan peserta didik menjadi lebih terarah dan
jelas. Jika setiap jenjang pendidikan di Indonesia dapat melebihi target standar
nasional pendidikan atau mencapai tujuan yang di cita-citakan, maka kualitas
jenjang pendidikan dinyatakan bermutu dan tinggi. Kepala sekolah juga harus
melibatkan pihak-pihak terkait dalam mewujudkan standar yang tinggi karena
akan meningkatkan kualitas, hasil, efisiensi dan peran dari masyrakat. Upaya
meningkatkan standar pendidik yang baik bisa juga dengan cara meningkatkan
kualitas guru, guru-guru juga diharpkan mempunyai keterampilan lebih misalnya
pintar berbahasa inggris, mengadakan study tour ke sekolah lain bagi guru-guru
yang diharapkan bisa menambah motivasi dan semgat mengajar agar menjadi lebih
baik lagi. Bisa juga mengirim guru-guru dari sekolah pedesaan untuk melanjutkan
belajar ke sekolah perkotaan yang tujuannya jika sudah lulus nanti bisa kembali ke

8
daerah asalnya untuk membangun dan meningkatkan mutu pendidikan di daerah
asalnya. Banyak dari lembaga-lembaga swasta yang Sekarang ini juga sudah ada
dan membantu program pemerintah dalam hal menangani masalah pendidikan di
Indoensia misalnya Indoensia mengajar. Program dari pemerintah dengan nama
SM3T (Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) juga sudah
dilaksanakan dengan baik. Untuk mengembangkan pendidikan secara baik sesuai
dengan tujuan yang telah disusun maka harus menerapkan poin-poin dari standar
nasional pendidikan yang sudah dibuat oleh pemerintah.

B. Pemerataan Sarana Dan Prasarana Pendidikan


Menurut Barnawi & M. Arifin (2012: 47), mendefinisikan sarana
prasarana pendidikan sebagai berikut:
“sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang
secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Berkaitan
dengan ini, prasarana pendidikan berkaitan dengan semua perangkat
kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses
pembelajaran di sekolah. Penekanan pada pengertian tersebut adalah pada
sifatnya, sarana bersifat langsung dan prasarana tidak bersifat langsung dalam
menunjang proses pendidikan.”
Menurut buku manajemen sarana prasarana pada tahun 2007 halaman
6, menyatakan bahwa perencanaan sarana dan prasarana pendidkan yaitu semua
proses yang dilakukan secara matang dengan susunan pembelian, mengadakan
barang, memperbaiki barang yang sudah ada, menyalurkan peralatan sesuai
dengan kebutuhan yang diinginkan oleh pihak sekolah. Sedangkan menurut
Ibrahim Bafadal tahun 2004 halaman 6, mengemukakan bahwa perencanaan
sarana dan prasarana yaitu proses pengadaan fasilitas sekolah yang akan
digunakan untuk mencapai tujuan di masa yang akan datang.
Sarana dan prasarana sekolah di Indonesia masih menjadi salah satu
masalah utama pendidikan di Indonesia kenapa tidak maju-maju. Di pengaruhi
berbagai permasalahan salah satunya karena letak geografis negara Indonesia
yang terdiri dari bukit-bukit dan lembah-lembah. Kejadian timpang juga

9
banyak terjadi antara sekolah negeri dengan sekolah swasta yang lebih
memiliki fasilitas penunjang pendidikan yang memadahi. Menurut Supardi
(2013:2)
“sekolah efektif adalah sekolah yang memiliki kemampuan memberdayakan
setiap komponen penting sekolah, baik secara internal maupun eksternal, serta
memiliki sistem pengelolaan yang baik, transparan dan akuntabel dalam rangka
pencapaian visi-misi-tujuan sekolah secara efektif dan efesiensi”.
Sehingga menurut saya, perlu adanya pengelolaan sarana dan prasarana
yang tepat karena akan jelas dan terawat atau terpelihara dengan baik. Di dalam
lingkungan sekolah, pihak sekolah yang menjadi penanggung jawab untuk
menangani sarana dan prasarana. Faktor sumber daya manusia juga masih
menjadi penyebab sarana dan prasarana tidak merata, karena kasus korupsi di
dunia pendidikan juga sangat banyak dilakukan oleh oknum-oknum atau
kelompok-kelompok tertentu. Jika sumber daya manusia mempunyai
komitmen dan kejelasan untuk menangani sarana dan prasarana sekolah maka
tidak mungkin terjadi suatu saat sekolah-sekolah di Indonesia tidak akan terjadi
ketimpangan fasilitas sekolah karena dapat menunjang proses belajar mengajar
di sekolah.
Standar sarana dan prasarana yang ada di dalam Permendiknas No. 24
Tahun 2007 dan Permendiknas No. 33 Tahun 2008 berisi tentang satuan
pendidikan, bangunan, tanah, dan kelengkapan sarana prasarana yang
dijelaskan sebagai berikut:
1. Satuan Pendidikan
Satuan pendidikan pada setiap jenjang memiliki peraturan yang
berbeda-beda. Misalnya, untuk jenjang sekolah dasar setiap desa
setidaknya memiliki satu sekolah dasar dan terdiri dari minimal enam
rombongan belajar dan maksimal 24 rombongan belajar, untuk jenjang
SMP setiap kecamatan setidaknya harus memiliki satu SMP dan terdiri
dari minimal 3 rombongan belajar dan maksimal 24 rombongan belajar,
untuk jenjang SMA juga sama dengan jenjang SMP dan terdiri dari

10
minimal tiga rombongan belajar dan maksimal 24 rombongan belajar,
untuk jenjang sekolah luar biasa atau SLB juga memiliki jenjang
pendidikan yang berbeda-beda, misalnya Sekolah Dasar Luar Biasa
(SDLB), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), Sekolah
Menengah Atas Luar Biasa (SMALB). Untuk SDLB harus memiliki
minimal enam rombongan belajar dengan beberapa ketentuan. Untuk
SMPLB dan SMALB harus memiliki minimal tiga rombongan belajar
dengan bberapa ketentuan.
2. Lahan
Untuk menunjang proses kegiatan belajar mengajar dengan baik maka
lahan yang digunakan harus memiliki tingkat kemiringan minimal
15%, terhindar dari bahaya seperti tingkat pencemaran air, tingkat
kebisingan suara, dan tingkat pencemaran udara. Sekolah juga harus
memiliki status hak atas tanah.
3. Gedung Sekolah
Bangunan sekolah yang kuat akan membuat proses pendidikan menjadi
lancar. Bangunan sekolah juga harus mempunyai sistem keamanan
yang memadai, memiliki ventilasi dan pencahayaan yang bagus.
Banyak gedung sekolah di Indonesia belum sesuai dengan syarat-syarat
yang telah di sebutkan mungkin karena akses untuk pembangunan yang
jauh misalnya didaerah perbukitan atau didaerah yang sulit dijangkau.
4. Kelengkapan Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah pedesaan berbeda
dengan sekolah yang ada di perkotaan. Untuk tingkat SD misalnya
disekolah pedesaan tidak ada laboraturium IPA sedangkan di sekolah
perkotaan memiliki laboraturium IPA. Untuk jenjang SMP di pedesaan
misalnya tidak memiliki ruangan untuk organisasi kesiswaan,
sedangkan di daerah perkotaan memiliki ruangan untuk organisasi
kesiswaan bahkan ada juga yang memiliki studio musik di sekolah.

11
Untuk tingkat SMA di pedesaan tidak memiliki laboraturim IPS
sedangakan SMA di perkotaan memiliki laboraturium IPS.
Tahapan perencanaan saarana prasrana pendidikan dalam buku
manajemen sarana dan prasarana Pendidikan Persekolahan Berbasis Sekolah
tahun 2007 halaman 13 yaitu,
1. Menyusun materi pembelajaran yang memerlukan peralatan atau bahan
yang digunakan dalam proses belajar mengajar di sekolah.
2. Menyusun anggaran biaya Pendidikan.
3. Menganalisis kebutuhan yang lebih penting.
4. Menyusun pengadaan media atau bahan yang digunakan untuk
perencanaan untuk tahun selanjutnya.
5. Memberikan tugas pengadaan kepada staf.
Sedangkan menurut Stoops dkk pada tahun 1975, syarat yang
diperlukan untuk membuat perencanaan yang baik disekolah adalah
1. Pengajuan kebutuhan di sekolah.
2. Susunan kebutuhan diberikan kepada bagian pembelanjaan di kantor
pusat.
3. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pembelian barang yaitu
pengajuan susunan kebutuhan yang telah disetujui oleh komite sekolah
sesuai dengan anggaran dana di sekolah.
4. Mengecek ulang barang yang telah dikirim.
5. Distribusi barang disesuaikan dengan pesanan sekolah.
Menurut saya proses pengelolaan dan pengadaan sarana dan prasarana
merupakan pengawasan yang mempunyai tujuan untuk proses pendidikan dapat
berjalan lancar dan efektif. Proses pengadaan sarana dan prasarana biasanya
diawali dengan menganilis kebutuhan yang ada di sekolah lalu membuat
proposal pengadaan barang, serta menlalukan pembelian dan pengiriman.
Tetapi biasanya jika mengajukan proposal ke dinas pendidikan atau ke
departemen pendidikan dana yang diajukkan tidak sesuai dengan dana yang

12
turun dari instansi atau lembaga pemerintah. Hal itu yang membuat pengadaan
sarana dan prasarana menjadi terkesan asal-asalan dan hanya mendapatkan
kualitas barang yang rendah. Berbeda dengan sekolah swasta yang dikelola oleh
yayasan, pengajuan proposal pengadaan sarana prasarana biasanya langsung di
tanggapi serius oleh yayasan guna mendapatkan sarana prasarana yang
memadai.
Menurut saya, upaya pemerataan sarana prasarana di Indonesia dapat
dilakukan pemerintah bekerja sama dengan kementrian pendidikan nasional
serta peran masyarakat seerta membuat semacam badan pengawas yang
bertugas secara khusus mengawasi aliran dana pendidikan agar tidak terjadi
penyelewengan dan tindak pidana korupsi. Transparansi dan sikap jujur juga
dibutuhkan dalam pengadaaan sarana prasarana ini. Semua pihak berharap
pendidikan di indoneisa menjadi lebih baik. Sarana dan prasarana perlu dirawat
dengan baik agar dapat bertahan lama dan bisa menjadi penunjang keberhasilan
proses belajar mengajar, perlu juga dikelola atau diinventaris karena barang-
barang akan dilaporkan ke dinas pendidikan, begitupula dengan sekolah swasta
juga perlu diadakan inventaris terhadap barang-barang yang dimiliki sekolah
karena harus di laporkan kepada yayasan yang menaunginya.

13
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Adanya standar nasional pendidikan, maka peningkatan kualitas, mutu dan
kelulusan peserta didik menjadi lebih terarah dan jelas. Kepala sekolah juga harus
melibatkan pihak-pihak terkait dalam mewujudkan standar yang tinggi karena
akan meningkatkan kualitas, hasil, efisiensi dan peran dari masyrakat. Upaya
meningkatkan standar pendidik yang baik bisa juga dengan cara meningkatkan
kualitas guru, guru-guru. Untuk mengembangkan pendidikan secara baik sesuai
dengan tujuan yang telah disusun maka harus menerapkan poin-poin dari standar
nasional pendidikan yang sudah dibuat oleh pemerintah.
Upaya pemerataan sarana prasarana di Indonesia dapat dilakukan
pemerintah bekerja sama dengan kementrian pendidikan nasional serta peran
masyarakat seerta membuat semacam badan pengawas yang bertugas secara
khusus mengawasi aliran dana pendidikan agar tidak terjadi penyelewengan
dan tindak pidana korupsi. Transparansi dan sikap jujur juga dibutuhkan dalam
pengadaaan sarana prasarana ini.

B. Saran
Sebagai seorang mahasiswa kita juga harus aktif dan ikut berperan
dalam memajukan pendidikan di Indoneisa agar tetap bisa mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Permasalahan-permasalahan
di dunia pendidkan harus diselesaikan bersama, bukan perorangan atau
kelompok.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anisah. (2014). Perencanaan Pengembangan Sekolah. Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan,


Volume 14, No. 2. Halaman 30-38. Retrieved from http://e-
journal.unipma.ac.id/index.php/assets/article/view/684/616

Cahyono, L. E., Budiwibowo. S., & Murwani. J. (2015). Analisis Penerapan 8 Standar
Nasional Pendidikan Pada SMP Negeri 2 Dolopo Kabupaten Madiun. Jurnal
Akutansi dan Pendidikan, Volume 4. No. 2. Halaman: 99-105. Retrieved from
http://jurnaldikbud.kemdikbud.go.id/index.php/jpnk/article/view/160/146

Damanik, Jariansen. (2015). Upaya Dan Strategi Pemenuhan Standar Nasional


Pendidikan. JDP Volume 8, No. 3. Halaman 151-160. Retrieved from
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&ved
=0ahUKEwjp-
936o77YAhWIq48KHQ9WBEkQFghWMAY&url=http%3A%2F%2Fejournal.u
ki.ac.id%2Findex.php%2Fjdp%2Farticle%2Fdownload%2Fnational%2520educa
tion%2520standards%253B%2520effort%253B%2520strategy%2F84%2F&usg
=AOvVaw3rzxdtvPrvGRbUdZxeqsYv

Darmastuti, H., & Karwanto. (2014). Manajemen Sarana Dan Prasarana Dalam Upaya
Peningkatan Kualitas Pembelajaran Pada Jurusan Teknik Komputer Dan
Informatika Di Smk Negeri 2 Surabaya. Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan,
Volume 3, No. 3. Halaman 9-20. Retrieved from
jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/article/9045/16/article.pdf

Darmawan, Bowang. (2014). Manajemen Sarana Dan Prasarana Dalam Meningkatkan


Kualitas Pendidikan. Volume 6, No. 2. Retrieved from
http://stkippgrismp.ac.id/backsite-content/uploads/2014/06/Bowang-Darmawan-
Manajemen-Saran-Prasarana-Pendidikan.pdf

Fardiyono, Arisandi. (2015). Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan Di Sekolah


Dasar Kanisius Eksperimental (SDKE) Mangunan. Retrieved from
http://eprints.uny.ac.id/27281/1/Arisandi%20Fardiyono_10101241013.pdf

H. Khumaidi. Perencanaan Pendidikan Berorientasi Kebutuhan Masyarakat. Retrieved


from http://e-journal.iainjambi.ac.id/index.php/alfikrah/article/view/816/746

15
Hamdaini. (2009). Fungsi Visi dan Misi Dalam Perencanaan Pendidikan. Jurnal
Darussalam. Volume 8, no. 1. Halaman 37-46. Retrieved from http://www.stai-
darussalam.ac.id/90305359280021/4-hamdaini-visi_&__misi.pdf

Megasari, Rika. (2014). Peningkatan Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan


Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Di SMPN 5 Bukittinggi. Jurnal
Administrasi Pendidikan, Volume 2, No. 1. Retrieved from
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/bahana/article/viewFile/3808/3041

Nur, M., Harun, C.Z., & Ibrahim, S. (2016). Manajemen Sekolah Dalam Meningkatkan
Mutu Pendidikan Pada SDN Dayah Guci Kabupaten Pidie. Jurnal Administrasi
Pendidikan, Volume 4, No. 1. Halaman 93-103. ISSN: 2302-0156. Retrieved
from https://media.neliti.com/media/publications/93694-ID-manajemen-
sekolah-dalam-meningkatkan-mut.pdf

Raharjo, S.B. (2012). Evaluasi Trend Kualitas Pendidikan Di Indonesia. Jurnal


Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, No. 2. Halaman 298-303. Retrieved from
http://perpustakaan.unitomo.ac.id/repository/1129-4239-1-PB.pdf

Raharjo, S. B. (2014). Kontribusi Delapan Standar Nasional Pendidikan Terhadap


Pencapaian Prestasi Belajar. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, Volume 20,
No. 4. Halaman 470-482. Retrieved from
http://jurnaldikbud.kemdikbud.go.id/index.php/jpnk/article/view/160/146

Rahayu, S. M., & Sutama. (2015). Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan
Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Varia Pendidikan, Volume 27, No. 2.
Halaman 123-129. ISSN: 0852-0976. Retrieved from
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=450022&val=8121&title=
Pengelolaan%20Sarana%20dan%20Prasarana%20Pendidikan%20Sekolah%20
Menengah%20Pertama

16

Anda mungkin juga menyukai