Anda di halaman 1dari 14

Kebijakan Pokok Pembangunan Pendidikan Nasional

Mata Kuliah: Kebijakan Pendidikan


Dosen Pengampu: Dr. Jasra Putra S.Fil.I, M.Pd

Disusun oleh :
Abelia Nitis Aisya : 0142S1A021002
Sepia Damar Wulan : 0142S1A021023
Syahdan Rosyad Sya’roni : 0142S1A021017

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN


STKIP MUHAMMADIYAH BOGOR
SEMESTER 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kesempatan pada penulis untuk
menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Kebijakan Pokok Pembangunan Pendidikan Nasional” tepat waktu.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kebijakan Pendidikan program studi Administrasi Pendidikan. Selain itu, makalah ini juga yang
bertujuan untuk menambah wawasan kita semua untuk lebih mengetahui Kebijakan Pokok
Pembangunan Pendidikan Nasional.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Jasra Putra S.Fil.I, M. Pd, selaku
dosen mata kuliah Kebijakan Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami pilih. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan pengetahuannya sehingga dapat membatu kami dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari, makalah yang kami buat masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun, kami sangat nantikan untuk kesempurnaan makalah ini.

Bogor, 1 Juli 2022

Penulis
Daftar Isi

Kebijakan Pokok Pembangunan Pendidikan Nasional .................................................................. 1


Daftar Isi ............................................................................................................................................. 3
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang .............................................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 4
C. Tujuan Pembahasan ...................................................................................................................... 4
D. Manfaat ......................................................................................................................................... 5
BAB II
PEMBAHASAN ................................................................................................................................. 6
A. Sistem Pendidikan Nasional ......................................................................................................... 6
1. Dasar, Fungsi dan Tujuan ......................................................................................................... 6
2. Paradigma Pendidikan............................................................................................................... 7
3. Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan ......................................................................................... 7
B. Kebijakan Pokok Pembangunan Pendidikan ................................................................................ 9
1. Peningkatan Mutu dan Daya Saing Pendidikan dengan Pendikatan Komprehensif ................. 9
C. Arah Kebijakan Pembangunan Pendidikan Nasional. ................................................................ 10
BAB III
PENUTUP ......................................................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ................................................................................................................................. 13
B. Saran ........................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Landasan utama yang mendasari suatu kebijakan adalah pertimbangan akal. Tentunya suatu
kebijakan bukan semata- mata merupakan hasil pertimbangan akal manusia. Namun demikian, akal
manusia merupakan unsur yang dominan di dalam mengambil keputusan dari berbagai opsi dalam
pengambilan keputusan kebijakan.
Suatu kebijaksanaan lebih menekankan kepada faktor- faktor emosional dan irasional. Bukan
berarti bahwa suatu kebijaksanaan tidak mengandung unsur- unsur rasional. Barangkali faktor- faktor
rasional tersebut belum tercapai pada saat itu atau merupakan intuisi.
Fungsi pendidikan nasional menurut Undang- Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasioanal adalah untuk mengembangkan sumber daya manusia, kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia adalah bagian dari proses dan tujuan
dalam pembangunan nasional Indonesia. Oleh karena itu, pikiran-pikiran pembangunan yang
berkembang di Indonesia dewasa ini sangat dipengaruhi oleh kesadaran yang makin kuat akan tidak
terhindarnya keikutsertaan bangsa Indonesia dalam proses global yang sedang berlangsung itu.
Diharapkan proses ini membawa keuntungan dan mendorong proses pembangunan nasional.

B. Rumusan Masalah
Dari pokok-pokok permasalahan diatas penyusun merumuskan beberapa masalah yaitu:
a. Sistem Pendidikan Nasional
b. Kebijakan Pokok Pembangunan Pendidikan
c. Arah Kebijakan Pembangunan Pendidikan Nasional

C. Tujuan Pembahasan
a. Dapat memahami sistem pendidikan nasional
b. Dapat memahami kebijakan pokok pembangunan pendidikan
c. Dapat memahami arah kebijakan pembangunan pendidikan nasional
D. Manfaat
1) Manfaat Praktis: Manfaat praktis yang di dapatkan dalam paper ini yaitu dapat mengenal dan
mengetahui mengenai kebijakan pokok pembangunan pendidikan.
2) Manfaat Teoretis: Manfaat penulisan paper ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan
sumbangaan pemikiran dalam memperkaya konsep mengenai kebijakan pokok pembangunan
pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Pendidikan Nasional
Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa
tujuan nasional adalah untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut, pendidikan merupakan faktor yang sangat
menentukan. Selanjutnya Pasal 31 Undang-undang Dasar Negara Indonesia Tahun 1945
mengamanatkan bahwa:
• Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan
• Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya
• Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu system pendidikan nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa yang diatur oleh undang-undang.
• Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari APBN serta
APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendiddikan nasional
• Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjungjung tinggi nilai-
nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradapan serta kesejahteraan umat
manusia.
Salah satu amanat Undang-undang Dasar Negara Republik Indosesia Tahun 1945 tersebut
kemudian diatur lebihg lanjut dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan
nasional.
Sistem pendidikan Nasional Tersebut harus mampu menjamin:
a. Pemerataan kesempatan pendidikan
b. Peningkatan mutu serta relevansi
c. Efesiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan
perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global

1. Dasar, Fungsi dan Tujuan

Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang terkait secara
terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945 yang
berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tutntutan
perubahan zaman.
Fungsi pendidikan Nasional adalah mengembangkan kemampuan serta membentuk watak dan
peradaban bangsayang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Tujuan Pendidikan Nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, serta menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Ketentuan dasar, fungsi, dan tujuan system pendidikan nasional tersebut diatur dalam pasal 2
dan pasal 3 dalam UU Sisdiknas.
Pendidikan merupakan upaya memberdayakan peserta didik untuk berkembang menjadi
manusia Indonesia seutuhnya , yaitu yang menjungjung tinggi dan memegang dengan teguh norma
dan nilai sebagi berikut :
• Norma Agama dan Kemanusiaan
• Norma Persatuan Bangsa
• Norma Kerakyatan Dan Demokrasi
• Nilai-Nilai Keadilan sosial (Sila kelima)

2. Paradigma Pendidikan
Pasal 4 UU Sikdiknas ini mengatur prinsip penyelenggaraan sebagai berikut :
1) Pendidikan diselenggarakansecara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif
dengan menjujung tinggi HAM, nilai keagamaan, nilai cultural, dan kemajemukan bangsa.
2) Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan sistemik dengan system terbuka dan
multimakna
3) Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik yang berlangsung sepanjang hayat.
4) Pendidikan diselenggarakan dengan member keteladanan, membangun kemauan, dan
mengembangkan kreatifitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
5) Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan
berhitung bagi segenap warga masyarakat.
6) Pendiddikan diselenggarakan dengan m,emberdayakan semua komponen masyarakat melalui
peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.

Penyelenggaraan Pendidikan diatas didasarkan pada beberapa paradigm universal yang perlu
diperhatikan sebagai berikut :
a. Pemberdayaan Manusia Seutuhnya
b. Pembelajaran Sepanjang Hayat Berpusat Pada Peserta Didik
c. Pendidikan Untuk Semua
d. Pendidikan Untuk Perkembangan, Pengembangan, dan Pembangunan berkelanjutan.

Dengan demikian apabila dikaitkan dengan pembangunan nasional maka pendidikan


merupakan:
1) Pemersatu bangsa
2) Penyamaan kesempatam
3) Penngembangan potensi diri semua peseta didik.

Dengan pendidikan diharapkan dapat memperkuat keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan
RI, serta memberikan kesempatan yang sama bagi setiap warga Negara untuk berpartisipasi dalam
pembangunan, disamping memungkinkan setiap warganegaranya untuk mengembangkan potensi diri
mereka secara optimal.

3. Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan


Berkaitan dengan definisi sistem pendidikan nasional tersebut, jelas bahwa sistem pendidikan
nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional. Ini berarti, meskipun pendidikan nasional terdiri atas beberapa komponen, tetapi
tetap merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling melengkapi. Seperti diketahui dalam sistem
pendidikan nasional sebagai mana diatur dalam UU Sisdiknas, berikut 3 (tiga) bentuk pendidikan
yang diakui dalam pasal 13 ayat (1) UU Sisdiknas:
1) Pendidikan formal, adalah jalur pendidikan yang tersktruktur dan berjenjang yang terdiri atas
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
2) Pendidikan nonformal, adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat
dilaksanakan secara tersktruktur dan berjenjang.
3) Pendidikan informal, adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan

Ketiga jalur pendidikan di atas pada dasarnya saling melengkapi dan memperkaya. Hal ini
menunjukkan kepada kita bahwa sumber pendidikan tidak semata-mata hanya bersumber dari
pendidikan formal, tetapi juga ada sumber-sumber lain yang diakui secara sah sebagaimana
dinyatakan dalam UU Sisdiknas yang secara integral dan saling melengkapi.
Satuan pendidikan adalah layanan kelompok pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan
pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Berikut adalah
satuan pendidikan formal.
1) Pendidikan Dasar, merupakan jenjang pendidikan yang melandasi pendidikan menengah dan
diatur dalam pasal 17 ayat (2) UU Sisdiknas, terdiri atas (1) Sekolah Dasar (SD), Madrasah
Ibtidaiyah (MI), atau bentuk lain yang sederajat, contoh : Program paket “A”; Sekolah
Menengah Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat,
contoh : program paket “B”
2) Pendidikan Menengah, merupakan lanjutan pendidikan dasar, diatur pada Pasal 18 ayat (3)
UU Sisdiknas, terdiri atas : Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), atau
bentuk lain yang sederajat, contoh : program paket “C”, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),
Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat
3) Pendidika Tinggi, merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang
mencangkup program Diploma, Sarjana, Magister, Spesialis, dan Doktor yang
diselenggarakan oleh pendidikan tinggi serta diatur dalam pasal 19, UU Sisdiknas.

Selain jalur, jenjang seperti di atas, Sisdiknas juga memiliki 7 (tujuh) jenis pendidikan formal,
yang terdiri dari:
1) Pendidikan Umum
Merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang
diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
2) Pendidikan Kejuruan
Merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik, terutama untuk bekerja
dalam bidang tertentu.
3) Pendidikan Akademik
Merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana dan pascasarjana yang diarahkan
terutama pada penguasaan displin ilmu tertentu.
4) Pendidikan Profesi
Merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk
memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus.
5) Pendidikan Vokasi
Merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan
dengan keahlian terapan tertentu, maksimal setara dengan program sarjana.
6) Pendidikan Keagamaan
Merupakan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk
dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama dan/atau
menjadi ahli ilmu agama.
7) Pendidikan Khusu
Merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang berlainan atau peserta didik
yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan
pendidikan khusus pada tingkat dasar dan menengah.

B. Kebijakan Pokok Pembangunan Pendidikan


Terdapat tiga pilar kebijakan pokok pembangunan pendidikan nasional, yaitu:
1) Pemerataan dan Perluasan Akses
2) Peningkatan mutu pendidikan, relevansi dan daya saing
3) Penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik.

1. Peningkatan Mutu dan Daya Saing Pendidikan dengan Pendikatan Komprehensif


Depdiknas telah mengembangkan pendekatan yang komprehensif untuk meningkatkan mutu,
relevansi, dan daya saing pendidikan. Pendekatan komprehensif ini didesain berdasarkan UU RI No.
20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas yang mengamanatkan dikembangkannya Standar Nasional
Pendidikan (SNP), penyelenggaraan pendidikan bertaraf internasional dan berbasis keunggulan lokal,
akreditasi pendidikan, dan Standar Pelayanan Minimal (SPM).

a. Standar Pendidikan Nasional


Standar Nasional Pendidikan (SNP) berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan dan
pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Kebijakan
tentang SNP akan dilaksanakan melalui kegiatan:
• Menerapkan standar isi dalam kurikulum satuan pendidikan.
• Menerapkan standar kompetensi lulusan.
• Menerapkan standar kualifikasi guru, dan melaksanakan sertifikasi
guru. 13.
• Menerapkan standar pengelolaan pendidikan.
• Menerapkan standar penilaian hasil belajar.
• Menerapkan standar sarana dan prasarana pendidikan.
• Menerapkan standar proses pendidikan.
• Mengembangkan standar pembiayaan pendidikan.

b. Pendidikan Bertaraf Internasional dan Berbasis Keunggulan Lokal.


Pasal 50 ayat (3) UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
mengamanatkan bahwa pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-
kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi
satuan pendidikan bertaraf internasional, sedangkan ayat (5) mengamanatkan bahwa pemerintah
kabupaten dan kota mengelola pedidikan dasar dan menengah serta satuan pendidikan yang berbasis
keunggulan lokal. Karakteristik pendidikan bertaraf internasional adalah bahwa proses dan lulusan
pendidikan minimal setara dengan sekolah dan perguruan tinggi di negaranegara maju. Kebijakan
pembangunan pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan bertaraf internasional dan berbasis
keunggulan lokal akan dilaksanakan melalui kegiatan:
• meningkatkan jumlah pembangunan satuan pendidikan bertaraf internasional dan berbasis
keunggulan lokal minimal satu sekolah di wilayah provinsi, kabupaten, dan kota.
• membantu penyelenggaraan satuan pendidikan bertaraf internasional dan berbasis keunggulan
lokal yang diselenggarakan oleh masyarakat.
• memfasilitasi kerja sama pendidikan antara satuan pendidikan bertaraf internasional dan mitra
pendidikan (sister school) di luar negeri.

c. Standar Pelayanan Minimal (SPM)


SPM bidang pendidikan yang ditetapkan dengan Kepmendiknas No.129a/U/2004 sedang dalam
proses penyempurnaan untuk diselaraskan dengan PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan dan PP No. 65 Tahun 2005 karena SPM pendidikan ini sangat diperlukan untuk menjamin
terwujudnya mutu pendidikan yang diselenggarakan pemerintah daerah. Prinsip-prinsip SPM
menurut Pasal 3, PP No. 65 Tahun 2005, yaitu
• SPM disusun sebagai alat. Pemerintah dan pemerintah daerah untuk menjamin akses dan mutu
pelayanan dasar kepada masyarakat secara merata dalam rangka penyelenggaraan urusan
wajib
• SPM ditetapkan oleh pemerintah dan diberlakukan untuk seluruh pemerintahan daerah
provinsi, pemerintahan daerah kabupaten, dan kota.
• Penerapan SPM oleh pemerintahan daerah merupakan bagian dari penyelenggaraan
pelayanan dasar nasional.
• SPM bersifat sederhana, konkret, mudah diukur, terbuka, terjangkau, dan dapat
dipertanggungjawabkan serta mempunyai batas waktu pencapaian.
• SPM disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan, prioritas, dan kemampuan keuangan
nasional dan daerah.

C. Arah Kebijakan Pembangunan Pendidikan Nasional.


Dalam rangka mewujudkan sasaran tersebut, Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap
Pendidikan yang Lebih Berkualitas akan dilaksanakan dalam kerangka arah kebijakan sebagai
berikut:
1. Menyelenggarakan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun untuk mewujudkan
pemerataan pendidikan dasar yang bermutu di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia untuk memenuhi hak dasar warga negara. Untuk itu upaya penarikan kembali siswa
putus sekolah dan lulusan SD termasuk SDLB, MI dan Paket A yang tidak melanjutkan ke
jenjang pendidikan SMP/MTs/Paket B serta upaya menurunkan angka putus sekolah harus
dioptimalkan.
2. Menurunkan secara signifikan jumlah penduduk yang buta aksara melalui peningkatan
intensifikasi perluasan akses dan kualitas penyelenggaraan pendidikan keaksaraan fungsional
yang didukung dengan upaya penurunan angka putus sekolah khususnya pada kelas-kelas
awal jenjang SD/MI atau yang sederajat serta mengembangkan budaya baca untuk
menghindari terjadinya buta aksara kembali (relapse illiteracy), dan menciptakan masyarakat
belajar.
3. Meningkatkan perluasan dan pemerataan pendidikan menengah jalur formal dan non formal
baik umum maupun kejuruan untuk mengantisipasi meningkatnya lulusan sekolah menengah
pertama sebagai dampak keberhasilan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan
Tahun, dan penyediaan tenaga kerja lulusan pendidikan menengah yang berkualitas dengan
meningkatkan relevansi pendidikan menengah dengan kebutuhan tenaga kerja.
4. Meningkatkan perluasan dan mutu pendidikan tinggi termasuk menyeimbangkan dan
menyerasikan jumlah dan jenis program studi yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan
pembangunan dan untuk menghasilkan lulusan yang memenuhi kebutuhan pasar kerja serta
peningkatan dan pemantapan peran perguruan tinggi sebagai ujung tombak peningkatan daya
saing bangsa melalui penciptaan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya dan
seni.
5. Meningkatkan perluasan pendidikan anak usia dini dalam rangka membina, menumbuhkan
dan mengembangkan seluruh potensi anak usia dini secara optimal agar memiliki kesiapan
untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.
6. Menyelenggarakan pendidikan non formal yang bermutu untuk memberikan pelayanan
pendidikan kepada warga masyarakat yang tidak mungkin terpenuhi kebutuhan
pendidikannya melalui jalur formal terutama bagi masyarakat yang tidak pernah sekolah atau
buta aksara, putus sekolah dan warga masyarakat lainnya yang ingin meningkatkan dan atau
memperoleh pengetahuan, kecakapan/keterampilan hidup dan kemampuan guna
meningkatkan kualitas hidupnya.
7. Menurunkan kesenjangan partisipasi pendidikan antarkelompok masyarakat dengan
memberikan akses yang lebih besar kepada kelompok masyarakat yang selama ini kurang
dapat terjangkau oleh layanan pendidikan seperti masyarakat miskin, masyarakat yang tinggal
di wilayah perdesaan, terpencil dan kepulauan, masyarakat di daerah konflik, serta masyarakat
penyandang cacat.
8. Menyelenggarakan pendidikan alternatif di wilayah konflik dan bencana alam yang diikuti
dengan rehabilitasi dan rekonstruksi sarana dan prasarana yang rusak termasuk penyediaan
pendidik dan tenaga kependidikan, serta penyiapan peserta didik untuk dapat mengikuti proses
belajar mengajar.
9. Menyelenggarakan pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan
dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial,
dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
10. Mengintensifkan pelaksanaan sosialisasi pentingnya pendidikan untuk semua kepada seluruh
kelompok masyarakat serta pelaksanaan advokasi bagi pengambil keputusan untuk memberi
perhatian besar pada pembangunan pendidikan.
11. Mengembangkan kurikulum baik nasional maupun lokal yang disesuaikan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya dan seni serta perkembangan
global,regional, nasional dan lokal termasuk pengembangan kinestetika dan integrasi
pendidikan kecakapan hidup untuk meningkatkan etos kerja dan kemampuan kewirausahaan
peserta didik;
12. Mengembangkan pendidikan kewarganegaraan dan pendidikan multikultural guna
menumbuhkan wawasan kebangsaan dan menyemaikan nilai-nilai demokrasi dengan cara
memantapkan pemahaman nilai-nilai pluralisme, toleransi, dan inklusif dalam rangka
meningkatkan daya rekat sosial masyarakat Indonesia yang majemuk, dan memperkokoh
persatuan dan kesatuan bangsa.
13. Memantapkan pendidikan budi pekerti dalam rangka pembinaan akhlak mulia termasuk etika
dan estetika sejak dini di kalangan peserta didik, dan pengembangan wawasan kesenian,
kebudayaan, dan lingkungan hidup.
14. Menyediakan materi dan peralatan pendidikan (teaching and learning materials) terkini baik
yang berupa materi cetak seperti buku pelajaran maupun yang berbasis teknologi informasi
dan komunikasi dan alam sekitar.
15. Meningkatkan jumlah dan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan lainnya dengan
mempertimbangkan peningkatan jumlah peserta didik dan ketepatan lokasi, serta
meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan hukum bagi pendidik agar lebih mampu
mengembangkan kompetensinya dan meningkatkan komitmen mereka dalam melaksanakan
tugas pengajaran.
16. Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi di bidang pendidikan sebagai ilmu
pengetahuan, alat bantu pembelajaran, fasilitas pendidikan, standar kompetensi, penunjang
administrasi pendidikan, alat bantu manajemen satuan pendidikan, dan infrastruktur
pendidikan.
17. Mengembangkan sistem evaluasi, akreditasi dan sertifikasi termasuk sistem pengujian dan
penilaian pendidikan dalam rangka mengendalikan mutu pendidikan nasional pada satuan
pendidikan sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan, serta evaluasi terhadap
penyelenggara pendidikan di tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan nasional.
18. Menyempurnakan manajemen pendidikan dengan meningkatkan otonomi dan desentralisasi
pengelolaan pendidikan kepada satuan pendidikan dalam menyelenggarakan pendidikan
secara efektif dan efisien, transparan, bertanggung jawab, akuntabel serta partisipatif yang
dilandasi oleh standar pelayanan minimal serta meningkatkan relevansi pembelajaran dengan
lingkungan setempat.
19. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan pendidikan termasuk dalam
pembiayaan pendidikan, penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat serta dalam
peningkatan mutu layanan pendidikan yang meliputi perencanaan, pengawasan, dan evaluasi
program pendidikan.
20. Menata sistem pembiayaan pendidikan yang berprinsip adil, efisien, efektif, transparan dan
akuntabel termasuk penerapan pembiayaan pendidikan berbasis jumlah siswa (student-based
financing) dan peningkatan anggaran pendidikan hingga mencapai 20 persen dari APBN dan
APBD guna melanjutkan usaha-usaha pemerataan dan penyediaan layanan pendidikan yang
berkualitas.
21. Meningkatkan penelitian dan pengembangan pendidikan untuk penyusunan kebijakan,
program, dan kegiatan pembangunan pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas,
jangkauan dan kesetaraan pelayanan, efektivitas dan efisiensi manajemen pelayanan
pendidikan termasuk untuk mendukung upaya mensukseskan Wajib Belajar Pendidikan Dasar
Sembilan Tahun yang bermutu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia adalah bagian dari proses dan tujuan
dalam pembangunan nasional Indonesia. Oleh karena itu, pikiran-pikiran pembangunan yang
berkembang di Indonesia dewasa ini sangat dipengaruhi oleh kesadaran yang makin kuat akan tidak
terhindarnya keikutsertaan bangsa Indonesia dalam proses global yang sedang berlangsung itu.
Diharapkan proses ini membawa keuntungan dan mendorong proses pembangunan nasional
Pemerintah memegang peranan penting dalam menyiapkan program-program strategis guna
menghasilkan SDM berkualitas dan siap memasuki pasar kerja. Terakhir, adalah pembinaan dan
pengembangan masyarakat terutama generasi muda. Sebagai penopang utama dalam roda
pembangunan, pemberdayaan generasi muda diharapkan dapat menciptakan generasi yang kreatif,
inovatif dan berdaya saing tinggi. Karakteristik generasi muda seperti inilah yang diharapkan mampu
berkonstribusi dan memenangkan persaingan global.
Mempertimbangkan peran strategis SDM bagi akselerasi pembangunan negara, kebijakan dan
langkah strategis program kerja yang komperehensif mestiterwujud agar dapat mencetak banyak
SDM Indonesia yang unggul dan mampu bersaing di tingkat global. Sinergi kebijakan antar
pemangku kepentingan pada sektor terkait dan lintas sektor juga mutlak diperlukan guna menyatukan
sumber daya dan potensi yang ada bagi percepatan pembangunan SDM Indonesia.
Upaya tersebut tentu saja membutuhkan kerjasama dari semua pihak khususnya keluarga dalam
hal pemberian pendidikan dan keahlian sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pemerintah.
Kesadaran serta semangat untuk terus meningkatkan kualitas diri dan daya saing juga diperlukan dari
generasi muda yang merupakan agen pembangunan bagi bangsa ini. Selain itu, diperlukan
pengawasan dan evaluasi untuk memastikan program-program yang ada berjalan sesuai dengan yang
diharapkan dan memberikan dampak yang signifikan dalam meningkatkan produktifitas tenaga kerja
khususnya generasi muda. Dengan SDM yang berkualitas, target dalam pembangunan Indonesia akan
lebih mudah tercapai

B. Saran

Kami menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, untuk memperbaiki makalah tersebut penulis meminta saran serta kritik yang bisa membangun
semangat penulis.
DAFTAR PUSTAKA

Membangun SDM Indonesia Membangun Sinergitas | Kementerian Koordinator Bidang


Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (kemenkopmk.go.id)

RetnoFajarwati: KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN NASIONAL

Anda mungkin juga menyukai