Disusun oleh :
Abelia Nitis Aisya : 0142S1A021002
Sepia Damar Wulan : 0142S1A021023
Syahdan Rosyad Sya’roni : 0142S1A021017
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kebijakan Pendidikan program studi Administrasi Pendidikan. Selain itu, makalah ini juga yang
bertujuan untuk menambah wawasan kita semua untuk lebih mengetahui Kebijakan Pokok
Pembangunan Pendidikan Nasional.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Jasra Putra S.Fil.I, M. Pd, selaku
dosen mata kuliah Kebijakan Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami pilih. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan pengetahuannya sehingga dapat membatu kami dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari, makalah yang kami buat masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun, kami sangat nantikan untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
Daftar Isi
B. Rumusan Masalah
Dari pokok-pokok permasalahan diatas penyusun merumuskan beberapa masalah yaitu:
a. Sistem Pendidikan Nasional
b. Kebijakan Pokok Pembangunan Pendidikan
c. Arah Kebijakan Pembangunan Pendidikan Nasional
C. Tujuan Pembahasan
a. Dapat memahami sistem pendidikan nasional
b. Dapat memahami kebijakan pokok pembangunan pendidikan
c. Dapat memahami arah kebijakan pembangunan pendidikan nasional
D. Manfaat
1) Manfaat Praktis: Manfaat praktis yang di dapatkan dalam paper ini yaitu dapat mengenal dan
mengetahui mengenai kebijakan pokok pembangunan pendidikan.
2) Manfaat Teoretis: Manfaat penulisan paper ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan
sumbangaan pemikiran dalam memperkaya konsep mengenai kebijakan pokok pembangunan
pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Pendidikan Nasional
Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa
tujuan nasional adalah untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut, pendidikan merupakan faktor yang sangat
menentukan. Selanjutnya Pasal 31 Undang-undang Dasar Negara Indonesia Tahun 1945
mengamanatkan bahwa:
• Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan
• Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya
• Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu system pendidikan nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa yang diatur oleh undang-undang.
• Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari APBN serta
APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendiddikan nasional
• Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjungjung tinggi nilai-
nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradapan serta kesejahteraan umat
manusia.
Salah satu amanat Undang-undang Dasar Negara Republik Indosesia Tahun 1945 tersebut
kemudian diatur lebihg lanjut dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan
nasional.
Sistem pendidikan Nasional Tersebut harus mampu menjamin:
a. Pemerataan kesempatan pendidikan
b. Peningkatan mutu serta relevansi
c. Efesiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan
perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global
Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang terkait secara
terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945 yang
berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tutntutan
perubahan zaman.
Fungsi pendidikan Nasional adalah mengembangkan kemampuan serta membentuk watak dan
peradaban bangsayang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Tujuan Pendidikan Nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, serta menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Ketentuan dasar, fungsi, dan tujuan system pendidikan nasional tersebut diatur dalam pasal 2
dan pasal 3 dalam UU Sisdiknas.
Pendidikan merupakan upaya memberdayakan peserta didik untuk berkembang menjadi
manusia Indonesia seutuhnya , yaitu yang menjungjung tinggi dan memegang dengan teguh norma
dan nilai sebagi berikut :
• Norma Agama dan Kemanusiaan
• Norma Persatuan Bangsa
• Norma Kerakyatan Dan Demokrasi
• Nilai-Nilai Keadilan sosial (Sila kelima)
2. Paradigma Pendidikan
Pasal 4 UU Sikdiknas ini mengatur prinsip penyelenggaraan sebagai berikut :
1) Pendidikan diselenggarakansecara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif
dengan menjujung tinggi HAM, nilai keagamaan, nilai cultural, dan kemajemukan bangsa.
2) Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan sistemik dengan system terbuka dan
multimakna
3) Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik yang berlangsung sepanjang hayat.
4) Pendidikan diselenggarakan dengan member keteladanan, membangun kemauan, dan
mengembangkan kreatifitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
5) Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan
berhitung bagi segenap warga masyarakat.
6) Pendiddikan diselenggarakan dengan m,emberdayakan semua komponen masyarakat melalui
peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.
Penyelenggaraan Pendidikan diatas didasarkan pada beberapa paradigm universal yang perlu
diperhatikan sebagai berikut :
a. Pemberdayaan Manusia Seutuhnya
b. Pembelajaran Sepanjang Hayat Berpusat Pada Peserta Didik
c. Pendidikan Untuk Semua
d. Pendidikan Untuk Perkembangan, Pengembangan, dan Pembangunan berkelanjutan.
Dengan pendidikan diharapkan dapat memperkuat keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan
RI, serta memberikan kesempatan yang sama bagi setiap warga Negara untuk berpartisipasi dalam
pembangunan, disamping memungkinkan setiap warganegaranya untuk mengembangkan potensi diri
mereka secara optimal.
Ketiga jalur pendidikan di atas pada dasarnya saling melengkapi dan memperkaya. Hal ini
menunjukkan kepada kita bahwa sumber pendidikan tidak semata-mata hanya bersumber dari
pendidikan formal, tetapi juga ada sumber-sumber lain yang diakui secara sah sebagaimana
dinyatakan dalam UU Sisdiknas yang secara integral dan saling melengkapi.
Satuan pendidikan adalah layanan kelompok pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan
pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Berikut adalah
satuan pendidikan formal.
1) Pendidikan Dasar, merupakan jenjang pendidikan yang melandasi pendidikan menengah dan
diatur dalam pasal 17 ayat (2) UU Sisdiknas, terdiri atas (1) Sekolah Dasar (SD), Madrasah
Ibtidaiyah (MI), atau bentuk lain yang sederajat, contoh : Program paket “A”; Sekolah
Menengah Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat,
contoh : program paket “B”
2) Pendidikan Menengah, merupakan lanjutan pendidikan dasar, diatur pada Pasal 18 ayat (3)
UU Sisdiknas, terdiri atas : Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), atau
bentuk lain yang sederajat, contoh : program paket “C”, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),
Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat
3) Pendidika Tinggi, merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang
mencangkup program Diploma, Sarjana, Magister, Spesialis, dan Doktor yang
diselenggarakan oleh pendidikan tinggi serta diatur dalam pasal 19, UU Sisdiknas.
Selain jalur, jenjang seperti di atas, Sisdiknas juga memiliki 7 (tujuh) jenis pendidikan formal,
yang terdiri dari:
1) Pendidikan Umum
Merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang
diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
2) Pendidikan Kejuruan
Merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik, terutama untuk bekerja
dalam bidang tertentu.
3) Pendidikan Akademik
Merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana dan pascasarjana yang diarahkan
terutama pada penguasaan displin ilmu tertentu.
4) Pendidikan Profesi
Merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk
memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus.
5) Pendidikan Vokasi
Merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan
dengan keahlian terapan tertentu, maksimal setara dengan program sarjana.
6) Pendidikan Keagamaan
Merupakan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk
dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama dan/atau
menjadi ahli ilmu agama.
7) Pendidikan Khusu
Merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang berlainan atau peserta didik
yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan
pendidikan khusus pada tingkat dasar dan menengah.
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, untuk memperbaiki makalah tersebut penulis meminta saran serta kritik yang bisa membangun
semangat penulis.
DAFTAR PUSTAKA