Anda di halaman 1dari 77

2021

PEMBELAJARAN MANAJEMEN
PERENCNAAN DAN
PEMBIAYAAN PENDIDIKAAN

NAMA : AGNES ANITA TOAM


NIM : 2020011124012
DOSEN PENGAMPU : Dra. Agnes Aryesam, M.Pd &
Meylni Aljeine S.Pd, M.Pd

AGNES TOAM
23 september 2021
9/23/2021 0
BAB I
KONSEP DASAR MANAJEMEN PENDIDIKAN

1. Pengertian manajemen pendidikan


2. Scientific Management Ilmiah dalam Manajemen
3. Manajemen ilmiah
4. Fungsi – fungsi manajemen

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian Manajemen Pendidikan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan Scientific Management (Manajemen Ilmiah) Sebagai
Teori Dasar dalam Manajemen Pendidikan
3. Mahasiswa mampu menjelaskan Implementasi Manajemen Ilmiah dalam Manajemen
Pendidikan Manajemen yang sudah dipelajari berita terapkan (Prakter)
4. Mahasiswa mampu mendeksripsikan fungsi-fungsi manajemen pendidikan

B. MATERI
1. Pengertian manajemen pendidikan
Untuk dapat memahami mengenai peranan dan fungsi perencanaan dalam manajemen
pendidikan, hal yang perlu dipahami terlebih dahulu adalah mengenai konsep manajemen
pendidikan yang diawali dengan memahami definisi dari manajemen pendidikan itu.

Management berasal dari kata manage (to manage) yang berarti "to conduct or to carry on, to
direct" (Webster Super New School and Office Dictionary, 2009), dalam Kamus Inggris
Indonesia kata Manage diartikan "mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola" (John M.
Echols, Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, 2010), Oxford Advanced Learner's Dictionary
mengartikan Manage sebagai "to succed in doing something especially something difficult.....
Management the act of running and controlling business or similar organization" sementara itu
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Manajemen diartikan sebagai "Proses penggunaan sumber
daya secara efektif untuk mencapai sasaran" (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Sementara itu, merujuk pada pendapat para ahli mengenai definisi manajemen pendidikan, dari
sumber yang sama dikemukakan sebagai berikut:

1
a. Djam’an Satori ( 1980:4)
Administrasi pendidikan dapat diartikan sebagai keseluruhan proses kerja sama dengan
memanfaatkan semua sumber personel dan matenal yang tersedia dan sesuai untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
b. Made pidarta ( 1988:4)
Dalam pendidikan, manajemen itu dapat diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-
sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditentukan sebelumnya
c. Biro perencanaan Depdikbud (1993:4)
Manajemen pendidikan ialah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin,
mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa. mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang
luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian
yang mantap, mandin, serta bertanggung kemasyarakat dan kebangsaan

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa manajemen pendidikan adalah suatu disiplin ilmu
yang mempelajari tentang tata cara mengelola semua sumber daya yang dimiliki oleh suatu
lembaga dengan mempergunakan fungsi-fungsi manajemen itu (perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan evaluasi) dalam rangka mencapai suatu tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dijelaskan terkait teori dasar manajemen
pendidikan. Teori teori manajemen pendidikan sering didasarkan atau didukung oleh
pengamatan praktik di lembaga pendidikan. English (2002) mengatakan pengamatan yang
mungkin digunakan dalam dua cara yaitu observasi dan pengembangan kerangka teori yang diuji
berdasarkan pengamatan. Pertama, observasi dapat diikuti oleh pengembangan konsep, yang
kemudian menjadi kerangka teoritis.

Perspektif yang diperoleh dari data hasil observasi yang sistematis disebut "grounded theory"
(metode rise) Dalam konteks pengembangan keilmuan pendekatan seperti ini sering dijelaskan
sebagai metode kualitatif. Kedua, peneliti dapat menggunakan kerangka teoritis tertentu untuk
memilih konsep yang akan diuji melalui pengamatan. Penelitian ini kemudian digunakan untuk
"membuktikan" atau "memverifikasi" efektivitas teori (English, 2002). Secara rinci dapat

2
dijelaskan bahwa penjelasan tentang teori manajemen pendidikan juga dapat diperoleh dari
pendekatan kuantitatif, yaitu dengan melakukan penelitian secara empitis dan melakukan
serangkaian pengujian statistik.

2. Scientific Management (Manajemen Ilmiah) Sebagai Teori Dasar dalam Manajemen


Pendidikan

Terkait dengan pengenalan konsep manajemen pendidikan, terdapat teori dasar yang mengawa
lahirnya konsep manajemen pendidikan. Teori ini disebut dengan istilah scientific management
atau manajemen ilmiah, yang merupakan bagian ketiga dari tiga bagian dasar dari teori klasik
organisasi (Hick dan Guillett, 1975 dalam Mulyana, 2010)

Mulyana (2010) menjelaskan bahwa teori manajemen ilmiah yang paling berpengaruh adalah
teori manajemen ilmiah yang dikemukakan oleh Frederick Winslow Taylor (1911). Taylor
mengemukakan bahwa pengamatan ilmiah, analisis dan intervensi harus digunakan untuk
meningkatkan cara-cara penyelesaian tugas dalam organisasi industri. Taylor berpendapat bahwa
dengan memberikan fasilitas terbaik kepada para pekerja dalam menyelesaikan perencanaan
kerja yang baik maka organisasi bisa menghemat uang dan meningkatkan produktivitas
sedangkan pekerja bisa menerima gaji yang lebih tinggi berdasarkan kinerja yang mereka
perlihatkan dengan lebih baik.

Sebagal implementasi dari manajemen ilmiah, FW Taylor mengusulkan untuk membayar pekerja
sesual jumlah pekerjaan yang dilakukan dan bukan berdasarkan jumlah jam kerjanya atau yang
saat ini dikenal sebagai merit system. Implikasinya adalah jika pekerja lebih produktif dalam
penyelesaian tugas mereka bisa mendapat banyak uang atau dengan kata lain gaji atau upah yang
diterima oleh pekerja sesuai dengan apa yang dihasilkannya.

Dengan penerapan konsep manajemen ilmiah tersebut, hasil intervensi Taylor di Bethlehem Steel
Corporation sangat luar biasa. Jumlah material yang diangkut per hari naik dari 16 menjadi 59
ton Bahkan setelah studi gerak dan waktu Taylor, dan upah insentif pekerja yang diterima,
perusahaan mampu memangkas biaya penanganan menjadi separuhnya. Selain itu, situasi
tersebut mampu mengurangi jumlah pekerja yang diperlukan untuk mengangkut material hingga
lebih dari 65 persen sampai 75 persen (Koehler, Anatol, dan Appibaum, 1981). Selanjutnya,

3
Taylor memperkenalkan beberapa prinsip dasar dan konsep manajemen yang penting dalam
Manajemen Ilmiah (1911) yang telah melalui banyak pengujian, yaitu:

a. Ilmu harus menekankan pada rule of thumb dalam memandu rancangan tugas dan
aktivitas organisasi. Efektivitas operasi organisasi harus diukur secara obyektif dan
ilmiah,
b. harmonisasi harus ditingkatkan dalam organisasi dengan menciptakan kaidah, aturan, dan
peran formal anggota organisasi secara ilmiah dengan basis dan penunjukan yang jelas,
c. perusahaan harus menekankan pada Individualisme. Manajemen harus bekerja sama
dengan pekerja untuk memastikan bahwa tugas diselesaikan dengan sangat efisien, dan
berbasis pada рекеcara ilmiah,
d. pencapaian hasil maksimum, termasuk output terbatas, harus menjadi tujuan utama
organisasi,
e. semua pekerja harus ditingkatkan kemampuan produksi maksimum dan potensi kerjanya
sehingga dengan demikian mereka bisa mencapai efisiensi dan kesesuaian yang lebih
baik. Ini dapat dicapai dengan pemilihan dan pelatihan pekerja secara ilmiah untuk tugas-
tugas khusus. Hanya pekerja kelas satu yang harus diberikan pekerjaan dalam organisasi,
f. perlunya divisi kerja di antara manajer dan para pekerjanya; manajer harus bertanggung
jawab atas penyelesaian tugas di mana mereka memiliki dukungan yang lebih baik untuk
menangani tugas. Perencanaan dan tugas administrasi harus dilakukan oleh manajer yang
terlatih dan ahli dalam tugas, sedangkan pekerja harus diarahkan untuk menyelesaikan
tugas yang dirancang oleh manajer, perhatian harus diberikan untuk menghilangkan
semua bentuk shouldering dalam aktivitas organisasi. Anggota organisasi bekerja serius
dan memberikan kemampuan yang terbaik
g. pekerja harus diberi gaji atas pekerjaan yang dilakukannya melalui penggunaan piece
rate: Berdasarkan tingkat yang ditetapkan dalam studi waktu dan gerak, standar minimum
produksi harus ditentukan, dan pekerja harus dihargai menurut kemampuan standar
minimum. "Bonus" kepada pekerja dapat pula diberikan jika standar produksi minimum
terlampaui. Lebih jauh penelitian tersebut memberi sumbangan bagi ilmu manajemen
khususnya pengembangan teknik manajemen dalam standarisasi kerja, perencanaan
tugas, studi waktu, dan gerak, piece rate, dan penghematan biaya dan terbentuknya

4
bidang studi seperti pengawasan, teknik industri, manajemen industri, dan manajemen
sumber daya manusia

Terkait dengan perkembangan ilmu manajemen terkini dapat dijelaskan beberapa subjek seperti
dikemukakan oleh Richard L Daft (2011).

a. Organisasi pembelajaran, salah satu tantangan terbesar bagi para manajer masa kini
adalah membuat orang lain berfokus kepada perubahan adaptif. Peter Senge
menggambarkan jenis perubahan yang harus dilakukan oleh para manajer untuk
membantu organisasi beradaptasi di dunia yang makin kompleks. Organisasi
pembelajaran didefinisikan sebagai organisasi yang di dalamnya semua orang berupaya
mengenali dan memecahkan masalah.
b. Mengelola tempat kerja berbasis teknologi. Pada saat ini seluruh pekerjaan sebagian
besar memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sehingga dibutuhkan cara
pendekatan untuk mengelola tempat kerja berbasis teknologi Sebagai contoh, saat ini para
pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya sebagian besar menggunakan komputer dan
bahkan bekerja dalam tim virtual terhubung secara elektronik kolega seluruh dunia
melalui email, skype atau video conference. Organisasi memanfaatkan teknologi untuk
tetap terhubung dengan pelanggan dan berkolaborasi dengan organisasi dalam skala yang
luas.
c. Manajemen rantai pemasok, pendekatan manajemen ini terkait dengan jaringan distribusi
yaitu proses mengelola rantal urutan pemasok hingga pembeli, mengelola semua tahap
proses produksi dari memperoleh bahan baku hingga mendistribusikan barang jadi
kepada pelanggan akhir. Dalam konteks pendidikan, dapat dijelaskan tentang cara
mendistribusikan materi pembelajaran dan bahkan memberikan pelayanan pendidikan
dalam skala daerah maupun nasional.
d. Manajemen hubungan pelanggan. Salah satu penerapan teknologi yang paling popular
dewasa ini adalah memanfaatkan teknologi Informasi modern untuk berhubungan dengan
pelanggan serta mengumpulkan dan mengelola data pelanggan dalam jumlah besar.
Dalam praktik penyelenggaraan pelayanan pendidikan misalnya manajemen hubungan

5
pelanggan diterapkan untuk membangun data base siswa seluruh Indonesia seperti yang
sudah dirintis oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
e. Outsourcing. Pendekatan outsourcing dilakukan untuk memperoleh sumber daya yang
tidak dimiliki secara permanen oleh organisasi. Dalam hal ini organisasi mengontrak
organisasi lain untuk melakukan fungsi atau kegiatan tertentu yang mampu
melakukannya secara efisien sehingga dapat menghemat biaya. Dalam praktik
pendidikan, pendekatan outsourcing dilakukan misalnya pada pengangkatan guru bantu
untuk sekolah yang belum memiliki guru tetap sementara pemerintah daerah belum
mampu menggaji.
3. Implementasi Manajemen Ilmiah dalam Manajemen Pendidikan

Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan manajemen pendidikan, prinsip-prinsip manajemen


ilmiah juga menjadi dasar dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan. Sebagaimana dipahami
bahwa pendidikan merupakan proses seseorang memperoleh pengetahuan (knowledge
acquisition), mengembangkan kemampuan/keterampilan (skills developments) sikap.atau
mengubah sikap (attitute change) Pendidikan adalah suatu proses transformasi anak didik agar
mencapai hal-hal tertentu sebagai akibat proses pendidikan yang dikutinya.

Dalam kaitan tersebut, pendidikan mempunyai fungsi sosial dan individual. Fungsi cosialnya
adalah untuk membantu setiap individu menjadi anggota masyarakat yang lebih efektif dengan
memberikan pengalaman kolekut masa lampau dan kini. Fungsi individualnya adalah untuk
memungkinkan seorang menempuh hidup yang lebih memuaskan dan lebih produktif dengan
menyiapkannya untuk menghadapi masa depan (pengalaman baru).

Proses pendidikan dapat berlangsung secara formal seperti yang terjadi di berbagai lembaga
pendidikan. Ia juga berlangsung secara informal lewat berbagal kontak dengan media
komunikasi seperti buku, surat kabar, majalah, TV, radio dan sebagainya. Suatu sistem
pendidikan bukan hanya terdiri dari lembaga pendidikan (sekolah, perguruan tinggi, tetapi juga
meliputi perpustakaan, museum, penerbit, dan berbagai agen yang melakukan transmisi
pengetahuan dan keterampilan Suatu sistem pendidikan bukan hanya terdiri dari lembaga
pendidikan (sekolah, perguruan tinggi) tetapi juga meliputi perpustakaan, museum, penerbit, dan
berbagai agen yang melakukan transmisi pengetahuan dan keterampilan.

6
Dalam bidang pendidikan, sebagai contoh seorang manajer pendidikan di tingkat sekolah yaitu
disebut sebagai kepala sekolah memiliki fungsi manajerial mempunyai tugas mergoordinasikan
berbagai sumber daya yang dipunyainya seperti guru, sarana, dan prasarana sekolah untuk
mencapai sasaran dari lembaga pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam konteks
lembaga pendidikan sekolah, kepala sekolah tidak hanya dituntut sebagai edukator dan
administrator,,melainkan juga harus berperan sebagal manajer dan supervisor yang mampu
menerapkan manajemen yang baik. Dampak dari implementasi manajemen yang baik antara lain
dapat dilihat dari iklim kerja dan proses pembelajaran yang konstruktif, berkreasi serta
berprestasi.

4. Fungsi – Fungsi manajemen pendidikan

Dalam manajemen pendidikan, terdapat beberapa fungsi yang harus dijalankan dalam rangka
pelaksanaan pengelolaan pendidikan itu. Secara umum, ada empat fungsi manajemen sering
disebut "POAC", yaitu Planning, Organizing, Actuating dan Controlling
(anathufallah.blogspot.com/2012_09_09_archive.html, diunduh Januari 2012) Dua fungsi yang
pertama dikategorikan sebagal kegiatan mental sedangkan dua berikutnya dikategorikan sebagai
kegiatan fuk Suatu manajemen bisa dikatakan berhaka keempat fungsi di atas tas d dengan hak
Kelemahan pada salah satu hingal managemen akan mempengaruhi manajemen secara
keseluruhan dan mengakibatkan tidak tercapainya proses yang efektif dan efisien & Fungsi.

a. Perencanaan (planning)

Perencanaan menjadi pegangan setiap pimpinan dan pelaksana untuk dilaksanakan teta
perencanaan dapat dipersatukan kesamaan pandangan, skap, dan tindakan dalam pelaksanaan di
lapangan Dalam hal ini pimpinan harus mengetahui secara pasti tujuan jangka pendek, jangka
menengah maupun jangka panjang yang akan dicapai Untuk masing-masing jangka waktu
perencanaan target yang akan dicapai harus dirinci berdasarkan skala prioritas, mana yang harus
dikerjakan terlebih dahulu dan dilakukan secara bertahap. Untuk mengetahui ketercapaiantujuan
tujuan tersebut perlu dilakukan evaluasi agar dapat diambil langkah selanjutnya yang lebih
Perencanaan merupakan suatu proses yang tidak berakhir bila rencana tersebut telah ditetapkan,
melainkan rencana tersebut harus diimplementasikan. Selama proses implementasi perencanaan,
diperlukan proses modifikasi agar tetap dapat berjalan sesuai dengan rencana. Oleh karena itu,

7
perencanaan harus mempertimbangkan fleksibilitas, agar mampu menyesuaikan diri dengan
situasi dan kondisi baru secepat mungkin.

Salah satu aspek yang juga penting dalam perencanaan adalah pembuatan keputusan (decision
making), proses pengembangan, dan penyeleksian sekumpulan kegiatan untuk memecahkan
suatu masalah tertentu Ada empat tahapan dalam perencanaan, yaitu:

1). Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan

2) Merumuskan tujuan saat ini

3) Mengidentifikasikan segala peluang dan hambatan

4) Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan tertentu.

b. Fungsi Pengorganisasian (organizing)

Fungsi pengorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada Sumber Daya Manusia

(SDM) dan sumber daya fisik lain yang dimiliki organisasi pendidikan untuk menjalankan
rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan pendidikan. Pengorganisasian merupakan
proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya-
sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya. Dua aspek utama proses
susunan struktur organisasi yaitu departementalisasi dan pembagian kerja. Departementalisasi
adalah pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja organisasi agar kegiatan-kegiatan sejenis saling
berhubungan dapat dikerjakan bersama. Sebagai contoh, pengelompokan berdasarkan rumpun
bidang studi di Sekolah Menengah Kejuruan, bagian administrasi di kantor sekolah dan jurusan
yang ada di tingkat fakultas suatu perguruan tinggi. Pengelompokan tersebut memudahkan
pengaturan pekerjaan dan pemberdayaan sumber daya manusia karena sumber daya manusia
juga akan terspesialisasi sesuai dengan bidang pekerjaan dan keahliannya Pengelompokan
kegiatan juga tercermin pada struktur formal suatu organisasi dan tampak atau ditunjukkan oleh
bagan suatu organisasi.

c. Fungsi Pengarahan (actuating)

Pengarahan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan
agar bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara efektif serta efisien dalam

8
pencapaian tujuan suatu organisasi. Di dalam manajemen, pengarahan ini bersifat sangat
kompleks karena di samping menyangkut manusia juga menyangkut berbagai tingkah laku dari
manusia-manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda-beda.

d. Fungsi Pengawasan (controlling)

Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi
manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa
yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dan tujuan yang
telah digariskan semula. Controlling (pengawasan) ialah proses pengamatan daripada tujuan.

Secara rinci tujuan fungsi pengawasan antara lain adalah:

1) Mencegah terjadinya penyimpangan pencapaian tujuan yang telah direncanakan,


2) Agar proses kerja sesuai dengan prosedur yang telah digariskan atau ditetapkan,
3) Mencegah dan menghilangkan hambatan dan kesulitan yang akan datang, sedang
atau mungkin terjadi dalam pelaksanaan kegiatan,
4) Mencegah penyimpangan penggunaan sumber daya dan
5) Mencegah penyalahgunaan otoritas dan kedudukan. Agar tujuan tersebut tercapai
maka akan lebih baik jika tindakan control dilakukan sebelum terjadi penyimpangan
sehingga lebih bersifat mencegah (preventif control) dibandingkan dengan tindakan
pengawasan sesudah terjadi penyimpangan (representative control).

Dengan demikian, tindakan pengawasan sebagai tindakan preventif sangat dianjurkan untuk
menghindari penyimpangan dan pemborosan dalam organisasi.

C. Rangkuman
1. Management berasal dari kata manage (to manage) yang berarti "to conduct or to carry
on, to direct" (Webster Super New School and Office Dictionary, 2009), dalam Kamus
Inggris Indonesia kata Manage diartikan "mengurus, mengatur, melaksanakan,
mengelola" (John M. Echols, Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, 2010), Oxford
Advanced Learner's Dictionary mengartikan Manage sebagai "to succed in doing
something especially something difficult..... Management the act of running and
controlling business or similar organization" sementara itu dalam Kamus Besar Bahasa

9
Indonesia Manajemen diartikan sebagai "Proses penggunaan sumber daya secara efektif
untuk mencapai sasaran" (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
2. Scientific Management (Manajemen Ilmiah) Sebagai Teori Dasar dalam Manajemen
Pendidikan Terkait dengan pengenalan konsep manajemen pendidikan, terdapat teori
dasar yang mengawa lahirnya konsep manajemen pendidikan. Teori ini disebut dengan
istilah scientific management atau manajemen ilmiah, yang merupakan bagian ketiga dari
tiga bagian dasar dari teori klasik organisasi (Hick dan Guillett, 1975 dalam Mulyana,
2010) Mulyana (2010) menjelaskan bahwa teori manajemen ilmiah yang paling
berpengaruh adalah teori manajemen ilmiah yang dikemukakan oleh Frederick Winslow
Taylor (1911). Taylor mengemukakan bahwa pengamatan ilmiah, analisis dan intervensi
harus digunakan untuk meningkatkan cara-cara penyelesaian tugas dalam organisasi
industri. Taylor berpendapat bahwa dengan memberikan fasilitas terbaik kepada para
pekerja dalam menyelesaikan perencanaan kerja yang baik maka organisasi bisa
menghemat uang dan meningkatkan produktivitas sedangkan pekerja bisa menerima gaji
yang lebih tinggi berdasarkan kinerja yang mereka perlihatkan dengan lebih baik.
3. Implementasi Manajemen Ilmiah dalam Manajemen Pendidikan Dalam kaitannya dengan
penyelenggaraan manajemen pendidikan, prinsip-prinsip manajemen ilmiah juga menjadi
dasar dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan. Sebagaimana dipahami bahwa
pendidikan merupakan proses seseorang memperoleh pengetahuan (knowledge
acquisition), mengembangkan kemampuan/keterampilan (skills developments) sikap.atau
mengubah sikap (attitute change) Pendidikan adalah suatu proses transformasi anak didik
agar mencapai hal-hal tertentu sebagai akibat proses pendidikan yang dikutinya.

4. Fungsi – Fungsi manajemen pendidikan

Dalam manajemen pendidikan, terdapat beberapa fungsi yang harus dijalankan dalam rangka
pelaksanaan pengelolaan pendidikan itu. Secara umum, ada empat fungsi manajemen sering
disebut "POAC", yaitu Planning, Organizing, Actuating dan Controlling
(anathufallah.blogspot.com/2012_09_09_archive.html, diunduh Januari 2012) Dua fungsi yang
pertama dikategorikan sebagal kegiatan mental sedangkan dua berikutnya dikategorikan sebagai
kegiatan fuk Suatu manajemen bisa dikatakan berhaka keempat fungsi di atas tas d dengan hak

10
Kelemahan pada salah satu hingal managemen akan mempengaruhi manajemen secara
keseluruhan dan mengakibatkan tidak tercapainya proses yang efektif dan efisien & Fungsi.

D. Uji Kompetensi

Pilihlah jawaban yang tepat a, b,c, & d dari soal – soal pilihan ynag tepat berikut ini !

1. Management berasal dari kata manage ( to manage ) yang berarti …..


a. to conduct or to carry on, to direct”
b. “to direct “
c. “to conduct”
d. “to carry”
2. Arti manajemen menurut kamus besar Bahasa Indonesia yang tepat adalah …….
a. Pengelolaan sumber daya secara efisien untuk mencapai tujuan
b. Pengelolaan sumber daya yang efektif untuk mencapai target
c. Pengelolaan dan pembinaan sumber daya untuk mencapai sasaran
d. Proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.

3. Suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang tata cara mengelola sumber daya yang
dimiliki oleh suatu lembagga dengan mempergunakan fungsi – fungsi manajemen itu
( perencanaan, pengorganisasian,pelaksanaan dan evaluasi) dalam rangka menapai tujuan
pendidikan yang di tetapkan secara efektif dan efisien. Pernyataan tersebut merupakan
simpulan dari pernyataan ………..
a. Fungsi – fungsi manajemen
b. Pendapat pakar
c. Manajemen pendidikan
d. Syarat mengelola manajemen
4. “grounded theory” artinya …….

11
a. Pengembangan konsep
b. Pendekatan observasi
c. Perspektif dari hasil observasi yang sistematis
d. Pendekatan kualitatif dan kuantitatif
5. Penelitian secara empitis dan melakukan serangkaian pengujian statistic merupakan teori
manajemen pendidikan yang diperoleh dari pendekatan …..
a. Kualitatif
b. Kuantitatif
c. Pengujian statistic
d. Kualitatif dan kuantitatif
6. Pengamatan ilmiah, analisis dan dan intervensi harus digunakan untuk meningkatkan
cara – cara penyelesaian tugas dalam organisasi industri. Pernyataan tersebut
dikemukakan oleh …….
a. Mulyana (2010)
b. Hick dan Gulet 1975
c. Taylor
d. Henry fayol
7. Sebagai implementasi usulan yang mengusulkan untuk membayar ppekerja sesuai jumlah
pekerjaan yang dilakukan dan bukan berdasarkan jumlah jam kerja atau yang dikenal
sebagai mert sistem. Pernyataan tersebut di usulkan oleh
a. F.W Taylor
b. Hick dan Gullett 1975
c. McGregor (1960)
d. Rofic (2010)
8. Ada berapa subjek yyang dikemukakan oleh Richard L. Daft (2011)
a. 3 c. 5
b. 4 d. 6
9. Salah satu implikasi manajemen pendidikan dalam era globalisasi adalah
a. Manajemen Berbasis Masyarakat
b. Manajemen Berbasis Sekolah
c. Manajemen Berbasis Komputer
d. Manajemen Berbasis Fungsi
10. Dalam manajemen pendidikan , terdapat beberapa fungsi yang harus dijalankan dalam
rangka pelaksanaan pengelolaan pendidikan itu. Secara umu ada empat fungsi yang
sering dsebut….
a. “POAC”
b. “SDMA”
c. “PDBS”
d. “PPBD”
Jawablah Pertanyaan – pertanyaan dibawah ini dengan tepat !

12
1. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia manajemen diartikan sebagai !
2. Jelaskan pendapat pakar Biro Perencanaaan Debdikbud (1993:4) tentang
Administrasi/Manajemen Pendidikan !
3. Sebutkan apa saja fungsi – fungsi manajemen itu !
4. Jelaskan masing – masing fungsi tersebut
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Manajemen Berbasis Sekolah !
6. Sebutkan empat tahapan dalam perencanaan yaitu !
7. Ada berapa prinsip yang dilakukan oleh pimpinan organisasi dalam melakukan
pengarahan ? sebutkan !
8. Sebutkan car acara pengarahan !
9. Sebutkan aspek – aspek penting dalam pengorganisasian!
10. Jelaskan secara rinci tujuan fungsi pengawasan!

BAB II
PERANAN DAN FUNGSI PERENCANAAN DALAM MP

1. Peranan perencanaan pendidikan


2. Fungsi perencanaan pendidikan

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu mendeskripsikan peranan perencanaan pendidikan
2. Mahasiswa mampu mendeskripsikan fungsi perencanaan pendidikan

B. MATERI
1. Peranan Perencanaan Pendidikan

Salah satu faktor yang menentukan tercapainya sasaran pembangunan bidang pendidikan adalah
perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik mensyaratkan tersedianya dukungan data yang
benar benar mencerminkan keadaan yang sebenarnya (akurat) dan mutakhir. Syarat lain yang
tidak kalah pentingnya adalah proses penyusunan yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan kemampuan daerah, melibatkan seluruh stakeholder pendidikan, dan akuntabel.
Perencanaan yang baik dapat dilihat dari dua sisi yakni:

a. Substansi isi perencanaan dan proses penyusunannya. Dari sisi substansinya, setidaknya
terdapat 5 (lima) hal yang perlu diperhatikan
1) Perencanaan seharusnya merupakan uraian yang sederhana, namun jelas kaitan
antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya sehingga mudah dipahami dan

13
diimplementasikan. Akan sangat baik, apabila perencanaan didasarkan pada hasil
analisis kebutuhan (need assessment) organisasi atau wilayah yang akan menjadi
sasaran implementasi perencanaan.
2) Perencanaan harus terukur sehingga mudah untuk dilihat sampai sejauh
pelaksanaan sesual dengan perencanaan dan seberapa hasil yang telah dicapai.
Pengukuran hanya bisa dilakukan jika cukup tersedia data yang akurat dan
mutakhir dari waktu ke waktu
3) Perencanaan harus benar-benar dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan program
dan kegiatan Penggunaan data dan informasi yang akurat sangat diperlukan agar
perencanaan dapat diandalkan.
4) Perencanaan harus jelas jangka waktunya (tahunan, lima tahunan, sepuluh
tahunan ataulebih dari itu). Hal ini diperlukan untuk mengalokasikan sumber daya
yang tersedia dengan tepat
b. Dari proses penyusunannya, perencanaan harus dibuat secara transparan, akuntabel,
partisipatif, dan aspiratif. Untuk itu, berbagai pihak yang berkepentingan dengan pendidikan.
harus dilibatkan sejak awal proses penyusunan perencanaan Sebagai contoh, dalam konteks
perencanaan pendidikan pada suatu wilayah tertentu, sebelum disahkan menjadi dokumen
resmi, perencanaan perlu dipublikasikan terlebih dahulu ke masyarakat luas melalui media
masa lokal dan lokakaryalokakarya untuk memperoleh masukan-masukan dari stakeholder
pendidikan (masyarakat, orang tua, tokoh masyarakat, pejabat publik dan sebagainya) lika
proses penyusunan seperti contoh tadi dilaksanakan diharapkan dapat diperoleh kepedulian
dan dukungan masyarakat dalam implementasi program dan kegiatan pendidikan Dengan
perencanaan pendidikan seperti ini, pelaksanaan program dan kegiatan pendidikan di daerah
akan menjadi lebih efisien dan efektif serta dapat diterima masyarakat secara luas.

Perencanaan pendidikan merupakan suatu proses yang berdasarkan pada pemikiran secara
sistematis dan berkesinambungan dalam rangka merumuskan, menimbang, menganalisis serta
mengambil putusan dengan konsisten dalam semua bidang yang saling berkaitan satu sama lain.
Secara konsepsional, bahwa perencanaan pendidikan itu sangat ditentukan oleh cara, sifat, dan
proses pengambilan keputusan, serta terdapat banyak komponen yang ikut memproses di
dalamnya.

14
Dalam penentuan kebijakan sampai kepada pelaksanaan perencanaan pendidikan ada beberapa
hal yang harus diperhatikan, yaitu siapa yang memegang ackumaan, siapa yang menentukan
keputusan, dan faktor-faktor apa saja yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan
Terutama dalam hal pemegang kekuasaan sebagai sumber this keputusan, perlu memperoleh
perhatian, misalnya mengenal sistem kenegaraan yang merupakan bentuk dan sistem
manajemennya, bagaimana dan siapa atau kepada siapa bebankan tugas-tugas yang terkandung
dalam kebijakan itu. Jaga masalah bobot untuk jaminan dapat terlaksananya perencanaan
pendidikan Hal ini dapat diketahus melalul output atau hasil pelaksanaan perencanaan
pendidikan itu sendir yaitu hasil belajar siswa.

Dalam penentuan kebijakan sampai kepada pelaksanaan perencanaan pendidikan ada beberapa

hal yang harus diperhatikan, yaitu: slapa yang memegang kekuasaan, siapa yang menentukan
keputusan, dan faktor-faktor apa saja yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan.

Terutama dalam hal pemegang kekuasaan sebagai sumber lahirnya keputusan, perlu memperoleh
perhatian, misalnya mengenai sistem kenegaraan yang merupakan bentuk dan sistem
manajemennya, bagaimana dan siapa atau kepada siapa dibebankan tugas-tugas yang terkandung
dalam kebijakan itu. Juga masalah bobot untuk jaminan dapat terlaksananya perencanaan
pendidikan. Hal ini dapat diketahui melalui output atau hasil pelaksanaan perencanaan
pendidikan itu sendiri, yaitu hasil belajar siswa

Dari beberapa rumusan tentang perencanaan pendidikan tadi dapat dimaklumi bahwa masalah
yang menonjol adalah suatu proses perencanaan adalah cara menyiapkan suatu konsep keputusan
yang akan dilaksanakan di masa depan. Dengan demikian, perencanaan pendidikan dalam
pelaksanaan tidak dapat diukur dan dinilal secara cepat tetapi memerlukan waktu yang cukup
lama, khususnya dalam kegiatan atau bidang pendidikan yang bersifat kualitatif, apalagi dari
sudut kepentingan nasional. Dilihat dari aspek pengambilan keputusan tujuan perencanaan
adalah (Tilaar, 1997):

a) Penyajian rancangan keputusan-keputusan atasan untuk disetujui pejabat tingkat nasional yang
berwenang

b) Menyediakan pola kegiatan-kegiatan secara matang bagi berbagai bidang/satuan kerja yang
bertanggung jawab untuk melakukan kebijaksanaan.

15
Lebih jauh dijelaskan bahwa fungsi perencanaan adalah sebagai pedoman pelaksanaan dan
pengendalian, sebagai alat bagi pengembangan quality assurance, menghindari pemborosan
sumber daya dan sebagai upaya untuk memenuhi accountability kelembagaan. Dengan demikian,
yang terpenting di dalam menyusun suatu rencana adalah berhubungan dengan masa depan,
seperangkat kegiatan, proses yang sistematis, dan hasil serta tujuan tertentu.

Perencanaan merupakan siklus tertentu dan melalui siklus tersebut suatu perencanaan dapat
dievaluasi sejak awal persiapan sampai pelaksanaan dan penyelesaian perencanaan Secara
umum, ada beberapa langkah penting yang perlu diperhatikan di dalam perencanaan yang baik,
yaitu (Tilaar, 1997)

a. Perencanaan yang efektif dimulai dengan tujuan secara lengkap dan jelas.
b. Adanya rumusan kebijaksanaan, yaitu memperhatikan dan menyesuaikan tindakan-
tindakan yang akan dilakukan dengan faktor-faktor lingkungan apabila tujuan itu
tercapai.
c. Analisis dan penetapan cara dan sarana untuk mencapai tujuan dalam kerangka
kebijaksanaan yang telah dirumuskan
d. Penunjukan orang-orang yang akan menerima tanggung jawab pelaksanaan
(pimpinan) termasuk juga orang yang akan mengadakan pengawasan.
e. Penentuan sistem pengendalian yang memungkinkan pengukuran dan pembandingan
sesuatu yang harus dicapai, dengan hal yang telah tercapai, berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan.

Dengan demikian, berdasarkan unsur-unsur dan langkah-langkah dalam perencanaan proses


perencanaan merupakan suatu proses yang perlu dilaksanakan secara sistematik dan berurutan
karena keteraturan merupakan proses rasional perencanaan pendidikan. Dengan kata lain proses
perencanaan pendidikan pada dasarnya merupakan proses penelitian karena mengandung
langkah langkah yang sistematis, terstruktur, dan didasarkan pada penelaahan yang mendalam.

2. Fungsi Perencanaan Pendidikan

Perencanaan pendidikan sudah ada sejak zaman dahulu Bangsa Sparta sejak 2500 tahun yang
lalu telah merencanakan pendidikan untuk merealisasikan tujuan militer, sosial, dan ekonomi

16
mereka Plato dalam bukunya Republik menulis tentang rencana pendidikan yang dapat
menjamin tersedianya tenaga kepemimpinan dan politik yang dibutuhkan oleh Athena. China
dalam pemerintahan dinasti Han dan Peru pada masa kejayaan, kerajaan Inca merencanakan
pendidikan mereka untuk menjamin kelangsungan hidup negara masing-masing Bangsa Jepang
melalui disiplin yang kuat lahir sebagai sebuah bangsa yang kuat, demikian juga pasca hantaman
bom atom Nagasaki dan Hiroshima kemball merumuskan pendidikan melalui sisa-sisa pendidik
dan tenaga kesehatan yang tersisa Begitu pun bangsa Indonesia, dengan semangat untuk terlepas
dari belenggu penjajahan telah lahir berbagai lembaga pendidikan melalui pesantren pesantren
dan lembaga-lembaga pendidikan tradisional, hingga lahirnya Muhammadiyah oleh KH Ahmad
Dahlan, Taman Siswa oleh Ki Hajar Dewantara, Sumatera Thawalib, Diniyyah School oleh
Zainuddin Labay, Dinlyyah Puteri oleh Rahmah El Yunussiyah, dan INS Kayutanam oleh Moh.
Syafei Sebagai contoh dalam perencanaan kegiatan di sekolah maka penerapan 5 W dan 1 H di
atas dapat berupa rumusan tentang suatu kegiatan, latar belakang kegiatan, siapa yang
melaksanakan, kapan dan di mana dilaksanakan. Misalnya perencanaan kegiatan karya wisata
akan menentukan: apa yang dimaksud kegiatan karyawisata tersebut, ke mana tujuannya,
mengapa karyawisata tersebut dilakukan, tujuan lokasi karyawisata dan kapan dilaksanakannya
karyawisata

Dalam membuat sebuah perencanaan yang baik, seorang perencana harus benar benar tanggap.
terhadap kondisi lingkungan sekitarnya dan bisa memprediksi kemungkinan kemungkinan yang
mungkin muncul di masa yang akan datang Lebih lanjut dalam Management Study Guide (2012)
dijelaskan bahwa perencanaan berarti melihat ke depan dan menentukan tindakan masa depan
yang harus diikuti. Perencanaan merupakan langkah persiapan dan menjadi program rinci
mengenal program masa depan tindakan Oleh karena itu, perencanaan mempertimbangkan
sumber daya manusia dan fisik yang tersedia dan calon organisasi sehingga untuk mendapatkan
efektif koordinasi, kontribusi, dan penyesuaian sempurna. Merujuk pada pendapat tersebut,
berdasarkan kurun waktunya sering kita kenal dengan perencanaan tahunan atau jangka pendek
(kurang dari 5 tahun), rencana jangka menengah/sedang (5-10 tahun) dan rencana jangka
panjang (di atas 10 tahun). Memang benar untuk membuat perencanaan yang baik seorang
pemimpin harus mampu memprediksi Jauh ke depan, kemungkinankemungkinan yang mungkin
terjadi, baik itu kesalahan maupun kegagalan sehingga hasil yang dicapal akan sesuai dengan
harapan. Untuk membuat perencanaan yang baik harus memuat beberapa hal sebagai berikut:

17
1. Penjelasan dan perincian kegiatan yang dibutuhkan, sumber daya yang harus diperlukan
dalam melaksanakan kegiatan tersebut agar yang menjadi tujuan bisa dihasilkan.
2. Penjelasan alasan rencana itu harus dilakukan atau dikerjakan dan alasan tujuan tertentu
harus dicapai.
3. Penjelasan tentang lokasi secara fisik rencana tindakan harus dilakukan sehingga tersedia
fasilitas sumber daya yang dibutuhkan.
4. Penjelasan tentang waktu dimulainya tindakan dan waktu selesainya tindakan itu di
setiapmunit organisasinya dengan menggunakan standar waktu yang telah ditetapkan dalam
unitnya.
5. Penjelasan tentang para petugas yang akan mengerjakan pekerjaannya baik mengenai
kualitas dan kuantitas yang dikaitkan dengan standar mutu
6. Penjelasan secara rinci tentang teknik teknik mengerjakan tindakan yang telah ditetapkan,
sehingga tindakan yang dimaksud akan dapat dijalankan dengan benar

Sedangkan untuk membuat rencana yang baik agar hasilnya sesuai dengan harapan maka perlu
melalui beberapa macam proses perencanaan sebagai berikut:

a. Pendekatan perkembangan yang menguntungkan (Profitable Growth Approach) Seperti


yang kita ketahui bahwa masyarakat kita semakin hari semakin berkembang Dengan
perkembangan yang terus menerus tersebut akan terjadi ketidakseimbangan antara sarana
dan kebutuhan masyarakat. Untuk itulah diperlukan adanya proses perencanaan yang
baik sehingga lembaga bisa terus berkembang dan tetap dipercaya oleh masyarakat.
Proses perencanaan tersebut dapat lakukan dengan menganalisis sarana dan prasarana
yang dimiliki, kemudian menghubungkannya dengan kebutuhan masyarakat sehingga
akan diketahui kemungkinan kemungkinan yang mungkin muncul, mencari solusi yang
terbaik dan perkembangan yang menguntungkan bagi lembaga pasti akan diperoleh.
b. Pendekatan Strength, Weaknesses, Opportunity dan Threat (SWOT)
Perencanaan memang sangat penting untuk dilakukan. Untuk membuat suatu rencana
yang baik maka kita perlu memperhatikan dan menganalisis beberapa faktor baik ekstern
maupun intern. Faktor-faktor tersebut harus menyangkut kelebihan (Strength) yang
dimiliki, kelemahannya (Weaknesses), kemungkinan yang mungkin terjadi
(Opportunity), dan hambatan yang mungkin dihadapi (Threat) Proses perencanaan

18
dengan pendekatan SWOT merupakan perencanaan strategis yang memiliki tahapan
seperti pada Gambar 1.1 sebagai berikut:

Misi Tujuan

Faktor Intern Faktor Ekstern

SWOT

Sasaran/Rencana
Strategis

Target

Anggaran
Operasional

Berdasarkan gambar di atas suatu perencanaan strategis diawali dengan adanya penentuan misi
atau tujuan yang dilanjutkan dengan analisis lingkungan internal dan eksternal Perencanaan
strategis pada dasarnya merupakan falsafah, yaitu suatu sikap, a way of life. suatu proses berpikir
dan suatu aktivitas intelektual (Steiner dalam J. Salusu 2002). Hanya dalam pandangan
demikian, sebuah perencanaan yang baik akan dapat menjadi kendali strategis bagi setiap
pemikir, perencana, dan pelaksana rumusan pembangunan dari setiap institusi.

19
Perencanaan strategis berawal dari pemikiran bahwa sebuah perencanaan yang baik hendaknya
memperhatikan sifat-sifat kondisi yang akan dihadapi, di mana keputusan dan tindakan efektif
dilaksanakan Itulah sebabnya misalnya berdasarkan kurun waktunya dikenal perencanaan
tahunan atau rencana jangka pendek (kurang dari lima tahun), rencana jangka menengah/sedang
(5-10 tahun) dan rencana jangka panjang (di atas 10 tahun) (Nanang Fattah, 2000).

Perencanaan yang strategis/sistematis demikian, mendorong pemikiran ke depan dan lebih dapat
menjelaskan arah yang dikehendaki di masa yang akan datang, sehingga implementasi dari suatu
rencana strategis akan lebih mudah. Para pemegang manajemen puncak akan dapat mengetahui
cara mendapatkan informasi yang lebih efektif, cara menyusun anggaran, dan cara
menggantikannya dengan rencana strategis lainnya (J. Salusu, 2002). Dengan demikian, rencana
strategis merupakan pendekatan perencanaan yang bersifat situasional karena didasarkan pada
kebutuhan, kondisi empiris, dan tantangan yang dihadapi oleh organisasi. Keterampilan dan
pengetahuan yang dibutuhkan adalah informasi yang lengkap tentang kondisi internal dan
eksternal organisasi.

C. Rangkuman
1. Peranan Perencanaan Pendidikan

Salah satu faktor yang menentukan tercapainya sasaran pembangunan bidang pendidikan adalah
perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik mensyaratkan tersedianya dukungan data yang
benar benar mencerminkan keadaan yang sebenarnya (akurat) dan mutakhir. Syarat lain yang
tidak kalah pentingnya adalah proses penyusunan yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan kemampuan daerah, melibatkan seluruh stakeholder pendidikan, dan akuntabel.
Perencanaan yang baik dapat dilihat dari dua sisi yakni: Substansi isi perencanaan dan proses
penyusunannya, Dari proses penyusunannya, perencanaan harus dibuat secara transparan,
akuntabel, partisipatif, dan aspiratif.

2. ada beberapa langkah penting yang perlu diperhatikan di dalam perencanaan yang baik, yaitu
(Tilaar, 1997)
a.Perencanaan yang efektif dimulai dengan tujuan secara lengkap dan jelas.
b. Adanya rumusan kebijaksanaan, yaitu memperhatikan dan menyesuaikan
tindakan-tindakan yang akan dilakukan dengan faktor-faktor lingkungan apabila tujuan
itu tercapai.

20
c.Analisis dan penetapan cara dan sarana untuk mencapai tujuan dalam kerangka
kebijaksanaan yang telah dirumuskan
d. Penunjukan orang-orang yang akan menerima tanggung jawab pelaksanaan
(pimpinan) termasuk juga orang yang akan mengadakan pengawasan.
e.Penentuan sistem pengendalian yang memungkinkan pengukuran dan pembandingan
sesuatu yang harus dicapai, dengan hal yang telah tercapai, berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan.

3. Untuk membuat perencanaan yang baik harus memuat beberapa hal sebagai berikut:
a. Penjelasan dan perincian kegiatan yang dibutuhkan, sumber daya yang harus
diperlukan dalam melaksanakan kegiatan tersebut agar yang menjadi tujuan bisa
dihasilkan.
b. Penjelasan alasan rencana itu harus dilakukan atau dikerjakan dan alasan tujuan
tertentu harus dicapai.
c. Penjelasan tentang lokasi secara fisik rencana tindakan harus dilakukan sehingga
tersedia fasilitas sumber daya yang dibutuhkan.
d. Penjelasan tentang waktu dimulainya tindakan dan waktu selesainya tindakan itu
di setiapmunit organisasinya dengan menggunakan standar waktu yang telah
ditetapkan dalam unitnya.
e. Penjelasan tentang para petugas yang akan mengerjakan pekerjaannya baik
mengenai kualitas dan kuantitas yang dikaitkan dengan standar mutu
f. Penjelasan secara rinci tentang teknik teknik mengerjakan tindakan yang telah
ditetapkan, sehingga tindakan yang dimaksud akan dapat dijalankan dengan benar

Sedangkan untuk membuat rencana yang baik agar hasilnya sesuai dengan harapan maka perlu
melalui beberapa macam proses perencanaan sebagai berikut: Pendekatan perkembangan yang
menguntungkan (Profitable Growth Approach) dan Stregth, weaknesses, opportunity,dan threat
(SWOT).

Perencanaan yang strategis/sistematis demikian, mendorong pemikiran ke depan dan lebih dapat
menjelaskan arah yang dikehendaki di masa yang akan datang, sehingga implementasi dari suatu
rencana strategis akan lebih mudah. Para pemegang manajemen puncak akan dapat mengetahui

21
cara mendapatkan informasi yang lebih efektif, cara menyusun anggaran, dan cara
menggantikannya dengan rencana strategis lainnya (J. Salusu, 2002). Dengan demikian, rencana
strategis merupakan pendekatan perencanaan yang bersifat situasional karena didasarkan pada
kebutuhan, kondisi empiris, dan tantangan yang dihadapi oleh organisasi. Keterampilan dan
pengetahuan yang dibutuhkan adalah informasi yang lengkap tentang kondisi internal dan
eksternal organisasi.

D. Uji Kompetensi

Pilihlah jawaban yang tepat a, b,c, & d dari soal – soal pilihan ynag tepat berikut ini !

1. Salah satu faktor yang menentukan tercapainya sasaran pembangunan bidang


pendidikan adalah….
a. Perananan SDM pendidikan dalam membangun
b. Peranan perencanaan yang baik
c. Peranan SDA dalam meringankan Pembangunan
d. Kerjasama Yang baik
2. Dalam penentuan kebijakan sammpai kepada pelaksanaan perencanaan oendidikan
ada beberapa hal yang harus di perhatikan salah satunya yaitu …….
a. Siapa yang memegang kekuasaan
b. Untuk apa kebijakan dilakukan
c. Kepada siapa yang bertanggung jawab
d. Untuk siapa pnentuan kebijakan dibuat
3. Ada berapa aspek pengambilan keputusan Tujuan perencanaan …
a. 2
b. 3
c. 4
4. Apa yang menjadi dasar dalam membuat perencanaan ….
a. 5 W+1 H
b. Bagaimana cara megerjakan
c. Kapan perencanaan tersebut dikerjakan
d. Siapa yang akan mengerjakan
5. Perencanaan yang strategis berawal dari pemikian bahwa perencanaan yang baik
hendaknya memperhatikan ……
a. Sifat – sifat dan kondisi yang dihadapi
b. Kurun waktu yang di tempuh
c. Lingkungan strategis

22
d. Kondisi empiris
6. Perencanaan jangka panjang dalam kurun waktu………..
a. 1 – 5 tahun
b. 5 – 10 tahun
c. 10 tahun saja
d. Diatas 10 tahun
7. Agar rencana yang baik dan hasil yang sesuai harapan maka perlu melalui beberapa
macam proses perencanaan antaalain………
a. Profitable Growth Approach dan SWOT
b. Profitable Growth Approach dan 5 W + 1 H
c. SWOT dan 5 W + 1 H
d. SWOT
8. Perencanaan jangka pendek dalam kurun waktu …….
a. Kurang dari 1 tahun
b. Kurang dari 5 tahun
c. Lebih dari 1 tahum
d. Lebih dari 5 tahun
9. Perencanaan jangka menengah dalam kurun waktu….
a. 5 – 10 tahun
b. 5 – 15 tahun
c. 5 – 25 tahun
d. 10 tahun
10. Kepanjangan dari SWOT adalah ………
a. Strength , Weaknesses , Opportunity, dan Threat
b. Start , Weaknesses , Organization, dan Threat
c. Strength , Weaknesses, Organization dan Threat
d. Start , Weaknesses , Opportunity , dan Threat
Jawablah Pertanyaan – pertanyaan dibawah ini dengan tepat !

1. Perencanaan yang baik dilihat dari dua sisi yaitu !


2. Perencanaan pendidikan merupakan suatu proses yang berdasarkan pada !
3. Jelaskan tujuan pernecanaan yang dilihat dari aspek penting !
4. Jelaskan apa fungsi perencanaan pendidikan !
5. Langkah penting yang perlu diperhatikan dalam perencanaan yang baik menurut
Tilar 1997 yaitu!
6. Buatlah sebuah contoh dengan menggunakan perencanaan 5 W + 1 H!
7. Apa yang dimaksud dengan perencanaan berdasarkan kurun waktu !
8. Jelaskan apayang dimaksud dengan Profitable Growth Approach dan SWOT!
9. Berikancontoh konkret / nyata perencanaan apa yang dibuat sekolah dana pa isinya !
10. Berikan contoh tahapan proses perencanaan dengan pendekatan SWOT!

23
BAB III
MANAJEMEN KEUANGAN DAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

1. Makna manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan


2. Tujuan dan fungsi manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan
3. Prinsip – prinsip manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan
4. Karakteristik manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mahasiswa mampu mendeskripsikan Makna manajemen keuangan dan pembiayaan


pendidikan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan Tujuan dan fungsi manajemen keuangan dan
pembiayaan pendidikan
3. Mahasiswamampu menjelaskan Prinsip – prinsip manajemen keuangan dan pembiayaan
pendidikan
4. Mahasiswa mampu mendeskripsikan Karakteristik manajemen keuangan dan
pembiayaan pendidikan

B. MATERI
1. Makna Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Pendidikan
Lembaga pendidikan dari semua jenjang pendidikan mulai dari prasekolah, sekolah sampai
perguruan tinggi merupakan entitas organisasi yang dalam operasionalnya memerlukan dan
membutuhkan uang (money) untuk menggerakkan semua sumber daya (resource) yang
dimilikinya. Dalam pemahaman Rofiq, A. (2017) menjelaskan bahwa uang ini termasuk sumber
daya yang langka dan terbatas. Oleh karena itu perlu dikelola dengan efektif dan efisien agar
membantu pencapaian tujuan pendidikan. Untuk itu, kajian tentang pengelolaan keuangan di

24
lingkungan pendidikan dibahas tuntas dalam mata kuliah Manajemen Keuangan dan Pembiayaan
Pendidikan. Untuk memahami dan mendalami mata kuliah ini dengan tuntas dan mendalam. Ada
beberapa istilah yang akan sering kita gunakan, antara lain manajemen keuangan pendidikan
(financial management education), anggaran pendidikan (education budget), pendanaan
pendidikan (education funding), dan pembiayaan pendidikan (financing education). Keempat
istilah ini menjadi satu kesatuan dalam memaknai konsepsimanajemenkeuangandanpembiayaan
pendidikan dan turunannya baik konseptual strategis, taktis, teknis dan operasional, seperti
digambarkan di bawah ini:

pembiayaan pendidikan

pendanaan pendidikan
anggaranpendid
ikan
manajemen
keuangan
pendidikan

Gambar 1 sederhana di atas, dapat dimaknai bahwa manajemen keuangan dan pembiayaan

pendidikan merupakan konsepsi berpikir secara global, umum dan menyeluruh sebagai wujud
implementasi dari berbagai regulasi, kebijakan, aturan, dan program berkenaan dengan
manajemen. keuangan pendidikan, anggaran pendidikan, pendanaan pendidikan, pembiayaan
pendidikan dan berbagai sumber daya pendidikan lainnya yang secara langsung menunjang
efektivitas dan efisiensi layanan pendidikan. Sumber daya pendidikan yang dimaksud dan
dipandang sebagai instrument produksi atau proses yang menentukan terselenggaranya atau tidak
proses pendidikan adalah faktor uang (money).

25
Konsepsi berpikir manusia dalam berbagal aktivitas dari dulu memandang uang memiliki peran
strategis sepertinya peribahasa (wisdom word) yang menyatakan -uang memang bukan
segalanya, tapi jangan lupa, segalanya butuh uang, termasuk dalam mengelola lembaga
pendidikan. Lembaga pendidikan juga tidak mungkin mencapai target tinggi, menjadi yang
terbaik, menjadi yang bermutu, memiliki reputasi bagus dan banyak lagi label prestasi yang ingin
dicapai Tentunya keyakinan saya dan banyak pihak lainnya berpikir tidak mungkin bisa
diwujudkan tanpa dukungan uang (money) yang memadai, apalagi tidak didukung dengan
pengelolaan yang baik. Oleh sebab itu sumber daya uang sangat menentukan capaian dan
targetnya bisa terwujud jika dikelola dengan professional, berkeadilan, berkecukupan, dan
berkelanjutan.

Memahami dan mendalam konsep tentang manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan
dari turunan, bisa kita mencermati pemikiran sederhana (simple) tentang manajemen keuangan
pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan pimpinan dalam menggerakkan para
bawahannya untuk menggunakan fungsi-fungsi manajemen, meliputi perencanaan keuangan
(penganggaran), pengelolaan berupa pengeluaran (pencairan), penggunaan, pencatatan,
pemeriksaan, pengendalian, penyimpanan dana, pertanggungjawaban dan pelaporan uang yang
dimiliki oleh suatu institusi (organisasi), termasuk di dalamnya lembaga yang menyelenggarakan
layanan pendidikan Intinya dari manajemen keuangan pendidikan, mengelola uang yang ada dan
menyiapkan dan melaksanakan instrumen adminsitratif untuk mencapai hasil yang efektif dan
efisien.

Sedangkan kajian manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan bukanlah semata-mata


mengelola uang yang ada di lembaga pendidikan. Uang itu, tidak datang atau ada tanpa digali
dan dicari sumber nya yakni Negara dan masyarakat Makna anggaran pendidikan di sini jelas
pemerintah menyediakan uang untuk membiayai pendidikan.

Dari uraian di atas disadan manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan merupakan salah
satu sumber daya (resource) yang secara langsung menunjang efektivitas dan efisiensi
pengelolaan pendidikan. Hal tersebut juga lebih terasa dalam implementasi manajemen berbasis
sekolah (MBS) di tengah hiruk pikuk otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan yang
menuntut kemampuan lembaga pendidikan untuk mampu merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan pengelolaan dana yang diperoleh lembaga

26
pendidikan secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah (Wijaya,D, 2009) Dalam
penyelenggaraan pendidikan, pembiayaan keuangan merupakan potensi yang sangat menentukan
keberhasilan layanan pendidikan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian
manajemen pendidikan, Urgensi komponen keuangan dan pembiayaan pendidikan merupakan
komponen produktif dan strategis yang menentukan terlaksananya layanan pendidikan. Hal ini
diperkuat oleh hasil penelitian Sudarmanto (2009, 1) menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan biaya sosial (social cost) dan biaya pribadi (privat cost) yang digunakan
untuk membiayai pendidikan terhadap kualitas pelaksanaan pembelajaran, dan prestasi belajar
siswa Dengan kata lain setiap layanan yang dilakukan lembaga pendidikan tentu memerlukan
biaya, baik thu disadari maupun yang tidak disadari. Komponen pembiayaan ini perlu dikelola
sebaik-baiknya, agar uang yang diperoleh dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang
tercapainya tujuan pendidikan.

Makna manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan merupakan rangkaian aktivitas


mengatur keuangan lembaga pendidikan mulai dari perencanaan, penatausahaan, pembukuan, :
pembelanjaan, pengawasan pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan lembaga pendidikan.

Dari uraian di atas, dapat ditarik gambaran umum bahwa manajemen keuangan dan pembiayaan
lembaga pendidikan dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas mengatur keuangan lembaga
pendidikan mulai dari perencanaan, penggalian sumber daya biaya, pembukuan, pembelanjaan,
pengawasan dan pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan lembaga pendidikan agar
organisasi atau institusi pendidikan berjalan efektif dan efisien dalam melaksanakan fungsi
memberikan layanan pendidikan yang berkualitas tinggi.

1. Tujuan dan Fungsi Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Lembaga Pendidikan


Melalui kegiatan manajemen keuangan dan pembiayaan, kebutuhan pendanaan, pembiayaan
kegiatan dan anggaran lembaga pendidikan dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya,
dibukukan secara transparan, digunakan untuk membiayai pelaksanaan program lembaga
pendidikan secara efektif dan efisien, sekaligus dipertanggungjawabkan untuk memberikan rasa
puas pada pihak pihak yang mendonasikan uang untuk kegiatan lembaga pendidikan. Uraian ini
sekaligus memperkuat. Untuk itu tujuan manajemen keuangan dan pembiayaan lembaga
pendidikan adalah:

1. Meningkatkan penggalian sumber biaya lembaga pendidikan

27
2. Menciptakan pengendalian yang tepat sumber keuangan organisasi pendidikan
3. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan lembaga pendidikan
4. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan lembaga pendidikan
5. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran lembaga pendidikan
6. Mengatur dana-dana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang
tercapainya tujuan lembaga pendidikan dan tujuan pembelajaran
7. Membangun sistem pengelolaan keuangan yang sehat, mudah diakses dan memiliki
sistem pengamanan yang terjamin dari tindakan tindakan yang tidak terpuji 8
Meningkatkan partisipasi stakeholders pendidikan dalam pembiayaan pendidikan
(Tjandra, W.R. 2006).

Lebih lanjut, Suad Husnan (1992;4) menjelaskan tujuan manajemen keuangan dan pembiayaan
lembaga pendidikan agar para manajer pendidikan dapat menggunakan dan menggali sumber-
sumber pendanaan secara memadal dari berbagai pihak untuk dipergunakan dan
dipertanggungjawabkan. Dalam pelaksanaan manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan
itu, juga ada beberapa tahapan penting yang perlu dilaksanakan, di antaranya tahap perencanaan
keuangan (financial plan), penganggaran(budgeting) pelaksanaan pembukuan (accounting) dan
tahap penilaian atau auditing. (Thomas H. Jones, 1985,22) Fokus manajemen keuangan dan
pembiayaan pendidikan bersifat publik, menurut Abdullah (2011/12) merupakan upaya
pengelolaan sumber dana yang tersediadilembaga pendidikan untuk dapat dipergunakan seefektif
mungkin, dalam pengertian bahwa dana (uang) yang tersedia itu bisa dipergunakan untuk
memberikan layanan pendidikan sesuai dengan perenca (budgeting) yang sudah ditetapkan.

Di samping itu, Nawawi (1989.68) menjelaskan manajemen keuangan dan pembiayaan


pendidikan bertujuan untuk mengelola keuangan lembaga pendidikan dengan membuat berbagai
kebijaksanaan dalam pengadaan, penggunaan keuangan guna mewujudkan kegiatan organisasi
lembaga pendidikan berupa kegiatan perencanaan, pengaturan, pertanggungjawaban dan
pengawasan keuangan lembaga pendidikan itu sendiri. Turunan tujuan manajemen keuangan dan
pembiayaan pendidikan ini menegaskan fungsi manajemen keuangan dan pembiayaan
pendidikan menjadi acuan dalam dokumen :

1. Perencanaan Keuangan dengan membuat rencana pemasukan dan pengeluaran serta


kegiatan-kegiatan lainnya untukperiode tertentu,

28
2. Penganggaran Keuangan berupa tindak lanjutdariperencanaan keuangan dengan
membuat detail pengeluaran dan pemasukan,
3. Pengelolaan Keuangan dengan menggunakan dana lembaga pendidikan untuk
memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara, Pencarian Keuangan, mencari dan
mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan;
4. Penyimpanan Keuangan berupa mengumpulkan dana lembaga pendidikan serta
5. menyimpan dan mengamankan dana tersebut
6. Pengendalian Keuangan berupa evaluasi serta perbalkan atas keuangan dan sistem
keuangan pada perusahaan;
7. Pemeriksaan Keuangan melakukan audit internal atas keuangan lembaga pendidikan
yang ada agar tidak terjadi penyimpangan
8. Pelaporan keuangan, penyediaan informasi tentang kondisi keuangan lembaga
pendidikan sekaligus sebagai bahanevaluasi Aktivitas manajemen keuangan dan
pembiayaan pendidikan di atas menjadi indikator bagi keberhasilan satuan pendidikan
dalam mengelola keuangan dan pembiayaan pendidikan.

Aktivitas manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan di atas menjadi indikator bagi
keberhasilan satuan pendidikan dalam mengelola keuangan dan pembiayaan pendidikan.

2. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Lembaga Pendidikan


Kegiatan manajemen keuangan dan pembiayaan lembaga pendidikan perlu memerhatikan
sejumlah prinsip, antara lain;

a. hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang diisyaratkan
dalam regulasi dan kebijakan yang berlaku,
b. terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program atau kegiatan lembaga
pendidikan,
c. keharusan penggunaan kemampuan atau hasil produksi dalam negeri sejauh hal ini
memungkinkan,
d. transparansi sebagai implikasi dari keterbukaan informasi publik,
e. penguatan partisipasi publik atau masyarakat.

Hubungan di antara prinsip-prinsip manajemen keuangan lembaga pendidikan. bisa dijelaskan


melalui gambar sebagai berikut:

29
Hubungan transparansi , akuntabilitas dan partisipasi lembaga pendidikan

Partisipasi
1. Partisipasi, kebijakan dan
pedoman proses partisipatif.
2. Forum konsultasi dan temu
public
3. Keterlibatan stokeholders

Perencanaan dan
penganggaran
implementasi program
dan, kegiatan monitoring
dan evaluasi, pelaporan
dan kepemimpinan

Akuntabilitas Transparansi
1. Adanya mekanisme complain dan 1. Peraturan menjamin akses informasi
respon ( tepat waktu, mudah dijangkau , ebas
2. Adanya mekanisme diperoleh.
pertanggungjawaban/pelaporan 2. Mekanisme keterbukaan dan
3. Adanya indicator kinerja , pengukuran standarisasi peayan publik
dan penilaian kinerja
4. Mekanisme reward dan punishermend

Untuk memahami berbagai prinsip manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan di atas
dijelaskan beberapa prinsip penting diantaranya 1) transparansi , 2) akuntabilitas 3) efektivitas 4)
efisiensi sesuai dengan kebutuhan yang di isyaratkan, 5) peningkatan partisipasi stakeholder 6)
hemat tiakmewah 7) terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program/kegiatan 8)
keharusan pengguna produksi dalam negri .

30
1. TRANSPARANSI

Prinsip transparan dalam manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan berarti adanya
keterbukaan dalam mengelola suatu kegiatan di lembaga pendidikan, misalnya bidang
manajemen keuangan lembaga pendidikan. Dengan keterbukaan sumber keuangan dan
jumlahnya, rincian penggunaan, dan pertanggungjawabannya harus jelas sehingga bisa
memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya. Transparansi keuangan
sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan dukungan atau partisipasi orang tua, masyarakat
dan pemerintah dalam penyelenggaraan seluruh program di lembaga pendidikan.

Beberapa informasi keuangan yang bebas diketahui oleh semua stakholders pendidikan dan
orangtua peserta didik misalnya Rencana Anggaran Pendapatan BlenjaSekolah ( RAPBS),
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah ( RKAS), Rencana Bisnis Anggaran ( RBA)
Dokumen – Dokumen ini , Dipajang pada papan pengumuman sekolah
2. AKUNTABILITAS

Akuntabilitas adalah kondisi yang dinilai oleh orang lain karena kualitas performansinya dalam
melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan yang menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitas di
dalam manajemen keuangan lembaga pendidikan berarti penggunaan uang lembaga pendidikan
bisa dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan dan peraturan
yang berlaku (Puarada, N. A. 2016). Tujuan akuntabilitas pembiayaan lembaga pendidikan
adalah menilai kinerja lembaga pendidikan dan kepuasan stakeholdernya terhadap pelayanan
pendidikan yang diselenggarakan, untuk mengikutsertakan publik dalam pengawasan pelayanan
pendidikan dan untuk mempertanggungjawabkan komitmen penyelenggara pendidikan kepada
stakeholdernya atas dana yang dihimpun dari pemerintah, orang tua dan masyarakat (Sutedjo,
S.:2009).

Dengan akuntabilitas ini, pengelola lembaga pendidikan bisa membelanjakan uang secara
bertanggung jawab. Adapun pihak-pihak yang menuntut terbangunnya akuntabilitas, antara lain
orang tua peserta didik, masyarakat dan pemerintah. Kepada stakeholders pendidikan. itulah
pengelola pendidikan perlu menyampaikan report keuangannya secara periodik.

Pelaksanaan akuntabilitas pembiayaan lembaga pendidikan dilaksanakan oleh pihak-pihak yang


terlibat dalam pengelolaan keuangan yang bersumber dari masyarakat, orang tua peserta didik

31
dan government (Indonesia, R, 2005] Untuk meningkatkan akuntabilitas pembiayaan pendidikan,
Made Pidarts (1988) merumuskan beberapa langkah-langkah yang harus tempuh lembaga
pendidikan, antara lain:

1) Penentuan tujuan program yang akan dikerjakan, dalam perencanaan tersebut


disebutkan misi atau tujuan perencanaan program,
2) Program kerja dioperasionalkan secara spesifik,
3) Menyesuaikan dengan kondisi lembaga pendidikan,
4) Menentukan otoritas atau kewenangan lembaga pendidikan,
5) Menentukan pelaksana yang akan mengerjakan program/tugas tersebut. ia menjadi
pertanggung jawab program,
6) Membuat kriteria performance pelaksanayang dikontraksecara jelas, sebab hakikatnya
yang dikontrak adalah performance kerjanya,
7) Menentukan instrument pengukur yang bersifat bebas, yaitu orang-orang yang tidak
terlibat dalam pelaksanaan program tersebut,
8) Pengukuran dilakukan sesuai dengan syarat pengukuran umum yang berlaku, yaitu
secara insidental, berkala dan penodik,
9) Hasil pengukuran dilaporkan kepada orang yang berkaitan dengan donasi pembiayaan
program iembaga pendidikan.
3. EFEKTIVITAS
Efektivitas menjadi jargon yang sangat menentukan keberhasilan dalam pengelolaan lembaga
pendidikan, sehingga mengandung banyak pemahaman dan perspektif dan berbagai pihak.
Fenomena yang sering disaksikan adalah sedikit sekali orang yang dapat memaksimalkan
keefektivitasan itu sesuai dengan konsep keefektivitasan itu sendiri. Sehingga makna
efektivitas itu sering kali masih menjadi sebuah konsepsi yang bersifat eklusive (sulit diraih);
Impaknya, efektivitas organisasi atau lembaga pendidikan memiliki arti yang berbeda bagi
setiap orang, bergantung pada kerangka acuan yang dipakai Efektivitas seringkali diartikan
sebagai pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan sesuai dengan biaya yang
dikeluarkan Bagi Yudhaningsih, R. (2011). menjelaskan keefektifan merupakan derajat di
mana sebuah organisasi mencapai tujuannya. Keefektifan itu merupakan kesesuaian antara
hasil yang dicapai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Keefektifan juga bisa menjadi

32
konsep kausal secara esensial, di mana hubungan maksud hinggatujuan (means-to-end
relationship), dan hubungan sebab-akibat (cause-effect relationship).
Pada dasarnya terdapat 3 komponen utama yang diperhatikan manajer pendidikan dalam
mengukur efektivitas pembiayaan pendidikan, yaitu:
1) Cakupan pengaruh biaya
2) Kesempatan tindakan yang digunakan untuk mencapai pengaruh pembiayaan ditandal
sebagai mode pendidikan; dan
3) Mekanisme yang mendasari mengapa pembiayaan tertentu mendorong ke arah
pencapaian tujuan.

Efektivitas manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan tentu maknanya akan lebih dalam
lagi, karena efektivitas di sini tidak berhenti sampai pada pencapaian tujuan pendidikan,
melainkan secara kualitatif hasil diraih tentunya dikaitkan dengan pencapaian visi lembaga
penyelenggara pendidikan itu sendiri Treviño, L. K., Brown, M, & Hartman, L P. (2003)
mendefinisikan, effectiveness is characterized by qualitative outcomes. Manajemen keuangan
dikatakanmemenuhiprinsipefektivitas kalau kegiatanyang dilakukandapat mengatur keuangan
membiayal aktivitas dalam rangka mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan dan kualitatif
outcomes-nya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Konsep-konsep di atas dapat
dipahami efektivitas lembaga pendidikan merupakan kemampuan organisasi untuk
merealisasikan berbagai tujuan, beradaptasi dengan lingkungan dan mampu bertahan agar tetap
eksis/ hidup Sehingga organisasi dikatakan efektif jika organisasi tersebut mampu menciptakan
suasana kerja dimana para pekerja tidak hanya melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya,
tetapi juga membuat suasana supaya pekerja lebih bertanggung jawab, bertindak
kreatifdemipeningkatan efisiensidalam mencapai tujuan.

Efektivitas manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan dalam setiap tahapannya berproses
pada tataran das sollen dan dassein dengan indikatorindikator sebagai berikut :

a) Input, meliputi karakteristik sumber biaya pendidikan;


b) Process, meliputi perilaku administratif, bendaharawan dalam mengalokasikan keuangan,
c) Out put, berupa hasil-hasil dalam bentuk perolehan prestasi belajar, sikap, keadilan dan
persamaan,

33
d) Out come, meliputi jumlah lulusan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi dengan prestasi
belajar yang gemilang dan bereputasi.

Dimensi efektivitas manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan merupakan satu dimensi
tujuan manajemen yang berfokus pada hasil, sasaran, dan target yang diharapkan. Lembaga
pendidikan yang efektif adalah lembaga pendidikan yang menetapkan keberhasilan pada input,
proses, output, dan outcome yang ditandai dengan berkualitasnya indikator-indikator tersebut
Barometer terhadap efektivitas manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan dapat dilihat
dari kualitas program yang dibiayai, ketepatan pembiayaan, kepuasan pembiayaan, keluwesan
proses pembiayaan, adaptasi dengan regulasi dan kebijakan yang memungkinkan penggalian
dana yang lebih maksimal, pembiayaan memberikan efek semangat kerja dan motivasi,
ketercapaian tujuan yang dibiayai, ketepatan waktu, serta ketepatan pendayagunaan biaya, dalam
meningkatkan mutu lembaga pendidikan. Uraian di atas memberikan kesan kajian efektivitas
manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan harus dilihat secara sistemik mulai dari input
sampai dengan outcome, Indikatornya tidak hanya bersifat kuantitatif, tetapi juga kualitatif.

4.EFISIENSI

Efisiensi pendidikan memiliki kaitan antara pendayagunaan sumber-sumber pendidikan yang


terbatas sehingga mencapai optimalisasi yang tinggi. Begitu juga efisiensi dalam manajemen
keuangan dan pembiayaan pendidikan tentu berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan yang
dibiayai sesuai dengan kebutuhan yang diisyaratkan. Ni'mah, B. (2009), menjelaskan efisien
manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan mengacu pada perbandingan antara
input/sumber daya dengan out put. Sehingga suatu kegiatan dikatakan efisien bila tujuan dapat
dicapai secara optimal dengan penggunaan atau pemakaian sumber daya yang minimal. Nanang
Fattah (2002:35) juga memahami efisiensi pembiayaan pendidikan berkaitan dengan
pendayagunaan sumber-sumber pembiayaan pendidikan yang terbatas sehingga mencapai
optimalisasi penyelenggaraan layanan pendidikan yang tinggi. Dalam biaya pendidikan, efisiensi
hanya akan ditentukan oleh ketepatan di dalam mendayagunakan anggaran pendidikan dengan
memberikan prioritas pada faktor-faktor input pendidikan yang dapat memacu pencapaian
prestasi belajar siswa, perluasan layanan pendidikan bagi semua orang (education for all).

Efisiensi manajemen keuangan dan pembiayaan dengan demikian merupakan perbandingan


antara input dengan out put, tenaga dengan hasil, perbelanjaan dan masukan, serta biaya: dengan

34
kesenangan yang dihasilkan. Sumber daya yang dimaksud bisa meliputi tenaga, pikiran, waktu,
biaya yang dikeluarkan. Perbandingan tersebut dapat dilihat dari dua perspektif.

a) Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga dan biaya Keuangan dan biaya pendidikan
dikatakan efisien kalau penggunaan biaya yang sekecil kecilnya dapat mencapai hasil
layanan pendidikan (process), keluaran pendidikan (output/outcome) yang sesuai harapan
stakeholder pendidikan.
b) Dilihat dari segi hasil

Tingkat efisiensi yang tinggi memungkinkan terselenggaranya pelayanan pendidikan terhadap


masyarakat secara memuaskan (satisfaction) dengan menggunakan sumber biaya yang tersedia
secara optimal dan bertanggung jawab. Pendekatan ini dikenal dengan ingredient approach,
dimana pengelola pendidikan bisa memperhitungkan kontribusi biaya secara terinci dalam proses
pendidikan untuk menghasilkan keluaran \Di samping mengukur efisien biaya pendidikan bisa
diketahui melalui analisis efisiensi pendidikan (cost effectiveness analysis) yangmenggambarkan
hubungan antara input(masukan) dan output (keluaran) dari suatu pelaksanaan proses
pendidikan.

Untuk mengetahui efisiensi biaya pendidikan bisa juga menggunakan metode analisis keefektifan
biaya (cost effectiveness analysis) yang memperhitungkan besarnya kontribusi setiap masukan
pendidikan terhadap efektivitas pencapaian tujuan pendidikan atau prestasi belajar (Lantip Diat
Prasojo, 2012,21). Upaya efisiensi dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu efisiensi
internal dan efisiensi eksternal. Efisiensi internal dapat dinilai melalui suatu sistem pendidikan
yang menghasilkan output yang diharapkan dengan biaya minimum, seperti pada gambar 1.3 di
atas yakni kelompok

c) Dapat pula dinyatakan bahwa dengan input yang tertentu dapat memaksimalkan output ang
diharapkan. Output acapkali diukur indikatorsepertiangkakohort, yaituproporsi siswa yang
dapat bertahan sampai akhir denganindikator tingkatan (level) pendidikan, Beberapa cara
yang dapat dilakukan untuk mengukur efisiensi internal adalah sebagai berikut:
1) Rata-rata lama belajar (average study time) Metode ini digunakan untuk mengetahui
berapa lama seorang lulusan menggunakan waktu belajarnya dengan cara menggunakan
statistik kohort (kelompok belajar). Penghitungannya; jumlah waktu yang dihabiskan
lulusan dalam suatu kohort dibagi dengan jumlah lulusan dalam kohort tersebut.

35
2) Rasio input-output (input-output ratio (IOR) merupakan perbandingan antara jumlah
peserta didik yang lulus dengan peserta didik yang masuk awal dengan memerhatikan
waktu yang seharusnya ditentukan untuk lulus. Artinya, membandingkan antara tingkat
masukan dengan tingkat keluaran

Dalam rangka pelaksanaan efisiensi internal, perlu dilakukan penekanan biaya pendidikan
melalui berbagai jenis kebijakan, antara lain,

a) menurunkan biaya operasional lembaga pendidikan


b) memberikan biaya prioritas anggaran terhadap komponen – komponen
input yang secara langsung berkaitan dengan proses belajar mengajar,
c) meningkatkan kapasitas pemakalan ruang kelas, dan fasilitas belajar,
metode belajar, dan lainnya dalam rangka meningkatkan kualitas
pembelajaran,
d) meningkatkan motivasi kerja guru, dan el memperbaiki rasio guru-murid
pada jumlah yang ideal

Keberhasilan efisiensi internal atau cost effectiveness sangat bergantung pada dua faktur utama
yaitu: faktor institusional ,faktor manajerial. Sedangkan cost benefit dikaitkan dengan analisis
keuntungan atas investasi (pembiayaan) pendidikan dari pembentukan kemampuan, sikap,
keterampilan peserta didik Sedangkan Efisiensi eksternal pembiayaan pendidikan sering
dihubungkan dengan metode cost benefit analysis Efisiensi eksternal dihubungkan dengan situasi
makro yaitu pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial sebagal dampak dari proses dan
hasil pendidikan Pada tingkat makro bahwa individu yang berpendidikan tinge cenderung lebih
baik dalam memperolehpendapatanlebihtinggidankesehatanyangbaik Analisis efisiensi eksternal
berguna untuk menentukan kebijakan dalam pengalokasian biaya pendidikan atau distribuu
anggaran pendidikan kepada seluruh sub-sub sector pendidikan (Kemendikbud, maupun
kementerian yang melaksanakan pendidikan kedinasan) Efisiensi eksternal juga merupakan
pengakuan sosial terhadap lulusan atau hasil pendidikan Dalam menganalisis efisiensi eksternal,
dalam bidang pendidikan dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu:

1) Keuntungan perorangan (private rate of return), yaitu perbandingan keuntungan pendidikan


kepada individu dengan biaya pendidikan dari individu yang bersangkutan.

36
2) Keuntungan masyarakat (social rate of return), yaitu perbandingan keuntungan

pendidikan kepada masyarakat dengan biaya pendidikan masyarakat

Jadi, efisiensi eksternal pembiayaan pendidikan meliputi tingkat balik ekonomi dan investasi
pendidikan pada umumnya, alokasi pembiayaan bagi jenis dan jenjang pendidikan Secara
konseptual efisiensi pembiayaan pendidikan meliputi cost-eff ectiveness dan cost benefit Cost
effectiveness dikaitkan dengan perbandingan blaya Input pendidikan dan efektivitasnya dalam
mendukung hasil-hasil belajar (outcome) pendidikan Efisien eksternal, berkaitan dengan
investasi (pembiayaan) pendidikan, diharapkan;

1) pembiayaan (investasi) pendidikan hendaknya menghasilkan nilai ekonomi di luar


kemampuan intrinsik peserta didik,
2) nilai guna dari kemampuan sebagai upaya meningkatkan efisiensi eksternal pembiayaan
pendidikan, menurut Fattah (2000:43) perlu diarahkan pada; ) pemerataan kesempatan
memasuki sekolah (equality of access).

Konsep peningkatan efisiensi pembiayaan pendidikan akan mempunyai makna jika dihubungkan
dengan konsep efisiensi, baik secara internal maupun secara eksternal. Sekaligus mampu
memberikan layanan pendidikan yang seluas-luasnya bagi segenap warga Negara, secara
bermutu (berkualitas) dalam meningkatkan daya saing menghadap persaingan global yang
semakin kompetitif. Untuk memahami lebih lanjut tentang efisiensi pembiayaan pendidikan kita
nanti akan dibahas pada bagian berikutnya disertal dengan berbagai hasil penelitian yang
mendukung

5. Karakteristik Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Pendidikan


Ada beberapa karakteristik penting yang perlu diperhatikan dalam manajemen keuangan dan
pembiayaan pendidikan, diantaranya:

a. Trend pembiayaan pendidikan selalu menunjukkan kenaikan, dimana perhitungan


pembiayaan pendidikan dinyatakan dalam satuan unit cost yang terdiri dari :
1) Unit cost lengkap, yaitu perhitungan unit cost berdasarkan semua fasilitas
dikeluarkan untuk penyelenggaraan pendidikan, yang

37
2) Unit cost setengah lengkap, hanya memperhitungkan biaya kebutuhan yang
berkenaan dengan bahan dan alat yang berangsur habis walaupun jangka
waktunyaberbeda,
3) Unit cost sempit, yaitu unit cost yang diperoleh hanya dengan memperhitungkan
biaya yang langsung berhubungan dengan memperhitungkan biaya yang lain yang
berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar.
2. Pembiayaan terbesar dalam pelaksanaan pendidikan adalah biaya pada faktor sumber daya
manusia. Dimana pendidikan dapat dikatakan sebagai-human investment, yang artinya biaya
terbesar diserap oleh tenaga manusia, yakni pendidik dan tenaga kependidikan
3. Unit cost pendidikan akan naik sepadan dengan tingkat sekolah, semakin bermutu sekolah
tersebut, kecenderungan penggunaan biaya yang besar semakin menjadi kebutuhan realistis
dan sebaliknya semakin kecil biaya yang disediakan kecenderungan untuk tidak bermutu
semakin menjadi realistis, yang Unit cost pendidikan dipengaruhi oleh jenis lembaga
pendidikan Biaya untuk sekolah.
4. kejuruan lebih besar daripada biaya untuk sekolah umum
5. Unit cost rutin komponen yang dibiayai dalam sistem pendidikan hampir sama dari tahun ke
tahun sehingga bisa diprediksi dan diestimasi (Suharti, T., & Nurhayati, 1:2015)

Dengan memahami karakteristik manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan, di atas,


tentu para manajer keuangan, bendahara, perencana keuangan bisa memproyeksi kebutuhan dan
sumber keuangan, pendanaan, dan pembiayaan yang bisa dicarikan dari berbagai pihak yang
terkait dengan proses layanan pendidikan yang diselenggarakan dapat dipenuhi kebutuhannya.
Sehingga siap memberikan layanan terbaik dan mutu pendidikan yang sesuai dengan harapan
segenap stakeholder pendidikan.

C. RANGKUMAN

1. Lembaga pendidikan dari semua jenjang pendidikan mulai dari prasekolah, sekolah sampai
perguruan tinggi merupakan entitas organisasi yang dalam operasionalnya memerlukan dan
membutuhkan uang (money) untuk menggerakkan semua sumber daya (resource) yang
dimilikinya. Dalam pemahaman Rofiq, A. (2017) menjelaskan bahwa uang ini termasuk
sumber daya yang langka dan terbatas. Oleh karena itu perlu dikelola dengan efektif dan
efisien agar membantu pencapaian tujuan pendidikan. Untuk itu, kajian tentang pengelolaan

38
keuangan di lingkungan pendidikan dibahas tuntas dalam mata kuliah Manajemen Keuangan
dan Pembiayaan Pendidikan. Untuk memahami dan mendalami mata kuliah ini dengan tuntas
dan mendalam. Ada beberapa istilah yang akan sering kita gunakan, antara lain manajemen
keuangan pendidikan (financial management education), anggaran pendidikan (education
budget), pendanaan pendidikan (education funding), dan pembiayaan pendidikan (financing
education). Keempat istilah ini menjadi satu kesatuan dalam memaknai
konsepsimanajemenkeuangandanpembiayaan pendidikan dan turunannya baik konseptual
strategis, taktis, teknis dan operasional, seperti digambarkan di bawah ini:

pembiayaan pendidikan

pendanaan pendidikan
anggaranpendid
ikan
manajemen
keuangan
pendidikan

manaje
men keuangan dan pembiayaan pendidikan merupakan salah satu sumber daya (resource) yang
secara langsung menunjang efektivitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal tersebut juga
lebih terasa dalam implementasi manajemen berbasis sekolah (MBS) di tengah hiruk pikuk
otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan yang menuntut kemampuan lembaga pendidikan
untuk mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan
pengelolaan dana yang diperoleh lembaga pendidikan secara transparan kepada masyarakat dan
pemerintah (Wijaya,D, 2009) Dalam penyelenggaraan pendidikan, pembiayaan keuangan
merupakan potensi yang sangat menentukan keberhasilan layanan pendidikan dan merupakan
bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan, Urgensi komponen keuangan

39
dan pembiayaan pendidikan merupakan komponen produktif dan strategis yang menentukan
terlaksananya layanan pendidikan

2. Tujuan dan Fungsi Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Lembaga Pendidikan


Melalui kegiatan manajemen keuangan dan pembiayaan, kebutuhan pendanaan, pembiayaan
kegiatan dan anggaran lembaga pendidikan dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya,
dibukukan secara transparan, digunakan untuk membiayai pelaksanaan program lembaga
pendidikan secara efektif dan efisien, sekaligus dipertanggungjawabkan untuk memberikan rasa
puas pada pihak pihak yang mendonasikan uang untuk kegiatan lembaga pendidikan. Uraian ini
sekaligus memperkuat. Untuk itu tujuan manajemen keuangan dan pembiayaan lembaga
pendidikan adalah:

1. Meningkatkan penggalian sumber biaya lembaga pendidikan


2. Menciptakan pengendalian yang tepat sumber keuangan organisasi pendidikan
3. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan lembaga pendidikan
4. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan lembaga pendidikan
5. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran lembaga pendidikan
6. Mengatur dana-dana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang
tercapainya tujuan lembaga pendidikan dan tujuan pembelajaran
7. Membangun sistem pengelolaan keuangan yang sehat, mudah diakses dan memiliki
sistem pengamanan yang terjamin dari tindakan tindakan yang tidak terpuji 8
Meningkatkan partisipasi stakeholders pendidikan dalam pembiayaan pendidikan
(Tjandra, W.R. 2006).

3. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Lembaga Pendidikan


Kegiatan manajemen keuangan dan pembiayaan lembaga pendidikan perlu memerhatikan
sejumlah prinsip, antara lain;

 hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang diisyaratkan
dalam regulasi dan kebijakan yang berlaku,
 terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program atau kegiatan lembaga
pendidikan,
 keharusan penggunaan kemampuan atau hasil produksi dalam negeri sejauh hal ini
memungkinkan,

40
 transparansi sebagai implikasi dari keterbukaan informasi publik,
 penguatan partisipasi publik atau masyarakat.

Untuk memahami berbagai prinsip manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan di atas
dijelaskan beberapa prinsip penting diantaranya ; ransparansi ,akuntabilitas, efektivitas,efisiensi
sesuai dengan kebutuhan yang di isyaratkan, peningkatan partisipasi stakeholder hemat
tiakmewah ,terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program/kegiatan ,keharusan
pengguna produksi dalam negri .

4. Karakteristik Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Pendidikan


Ada beberapa karakteristik penting yang perlu diperhatikan dalam manajemen keuangan dan
pembiayaan pendidikan, diantaranya:

a. Trend pembiayaan pendidikan selalu menunjukkan kenaikan, dimana perhitungan


pembiayaan pendidikan dinyatakan dalam satuan unit cost yang terdiri dari : Unit cost
lengkap, yaitu perhitungan unit cost berdasarkan semua fasilitas dikeluarkan untuk
penyelenggaraan pendidikan, Unit cost setengah lengkap, hanya memperhitungkan biaya
kebutuhan yang berkenaan dengan bahan dan alat yang berangsur habis walaupun jangka
waktunyaberbeda, Unit cost sempit, yaitu unit cost yang diperoleh hanya dengan
memperhitungkan biaya yang langsung berhubungan dengan memperhitungkan biaya
yang lain yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar.
b. Pembiayaan terbesar dalam pelaksanaan pendidikan adalah biaya pada faktor sumber
daya manusia. Dimana pendidikan dapat dikatakan sebagai-human investment, yang
artinya biaya terbesar diserap oleh tenaga manusia, yakni pendidik dan tenaga
kependidikan
c. Unit cost pendidikan akan naik sepadan dengan tingkat sekolah, semakin bermutu
sekolah tersebut, kecenderungan penggunaan biaya yang besar semakin menjadi
kebutuhan realistis dan sebaliknya semakin kecil biaya yang disediakan kecenderungan
untuk tidak bermutu semakin menjadi realistis, yang Unit cost pendidikan dipengaruhi
oleh jenis lembaga pendidikan Biaya untuk sekolah.
d. kejuruan lebih besar daripada biaya untuk sekolah umum
e. Unit cost rutin komponen yang dibiayai dalam sistem pendidikan hampir sama dari tahun
ke tahun sehingga bisa diprediksi dan diestimasi (Suharti, T., & Nurhayati, 1:2015)

41
D. UJI KOMPETENSI

Pilihlah jawaban yang tepat a, b,c, & d dari soal – soal pilihan ynag tepat berikut ini !
1. Lembaga pendidikan dari semua jenjang pedidikan mulai dari prasekolah, sekolah sampai
perguruan tinggi merupakan entitas organisasi yang dalam operasionalnya membutuhkan
dan memerlukan…
a. Tenaga kerja
b. Lokasi strategis
c. Uang ( money)
d. MBS

2. Manajemen keuangan dan pembiayaa pendidikan merupakan rangkaian aktivitas


mengatur keuangan lembaga pendidikan mulai dari apa saja….
a. Perencanaan, pendataan, pendanaan , pelaporan, pertanggungjawaban lembaga
pendidikan.
b. Perencanaan, pentatausahaan, pembukuan,pembelanjaaan, pertanggungjawaban
lembaga pendidikan.
c. Perencanaan,pengorganizir,pelaporan ,pertanggungjawaban lembaga
pendidikan.
d. Perencanaan ,pencarian,pembelanjaan,pengorganizir,
pertanggungjawabanlembaga pedidikan.
3. Perhatikan pernyataan berikut ini !
Meningkatkan penggalian sumber biaya lembaga pendidikan
Menciptakan pengendalian yang tepat sumber keuangan organisasi pendidikan
Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan lembaga pendidikan
Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan lembaga pendidikan
Meminimalkan penyalahgunaan anggaran lembaga pendidikan
Pernyataan di atas merupakan uraian dari …..
a. Tujuan dan fungsi manajemen keuangan dan pembiayaan lembaga pendidikan
b. Tujuan manajemen keuangan dan pembiayaan lembaga pendidikan
c. Fungsi manajemen keuangan dan pembiayaan lembaga pendidikan
d. Manfaat manajemen keuangan dan pembiayaan lembaga pendidikan
4. Ada berapa prinsip dalam kegiatan manajemen keuangan dan pembiayaan lembaga
pendidikan …….
a. 5
b. 6
c. 7
d. 8
5. Dalam manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan berarti adanya keterbukaan
dalam mengelola suatu kegiatan di lembaga pendidikan, misalnya bidang manajemen
keuangan lembaga pendidikan. Pernyataan tersebut merupakan bagian dari salah satu
prinsip penting dalam manajemen keuangan dan pembayaan lembaga pendidikan yaitu
…….
a. Akuntabilitas

42
b. Efektivitas
c. Efisiensi
d. Transparansi
6. Beberapa informasi keuangan yang bebas diketahui oleh semua stakeholdes
pendidikandan orangtua peserta didik adalah ……….
a. Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah
b. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
c. Rencana Bisnis Anggaran
d. Semua jawaban benar
7. Berikut ini adalah prinsip penting manajemen keuangan dan pembiayaan lembaga
pendidikan. Kecuali!
a. Transparansi
b. Akuntabilitas
c. Efisiensi
d. Kuantitatif
8. Focus manajemen keungan dan pembiayaan bersifat …..
a. Privat
b. Lembaga saja
c. Masyarakat saja
d. Publik
9. Unttuk menganalisis efisiensi eksternal, dalam bidang pendidikan dapat dibedakan dalam
berapa jenis yaitu ……..
a. 2
b. 4
c. 6
d. 8
10. Satuan unit cost terdiri dari…
a. Unit cost lengkap
b. Unit cost setengah lengkap
c. Unit cost sempit
d. Semua jawaban benar
Jawablah pertanyaan – pertanyaan berikut ini !
1. Manajemen keungan dan pembiayaan pendidikan merupakan rangkaian aktivitas
mengatur keuangan lembaga pendidikan mulai dari!
2. Jelaskan menurut anda apakah manajemen keuangan dan pembiayaan penting untuk di
pelajari ? jika iya jelaskan , jika tidak jelaskan, berikan aasan yang tepat !
3. Sebutkan Tujuan manajemen keuangan dan pembiayaan lembaga pendidikan!
4. Jelaskan tentang prinsip akuntabilitas dan efisiensi dalam manajemen keuangan dan
pembiayaan lembaga pendidikan!
5. Jelaskan secara singkat empat pilar utama syarat terbangunnya akuntabilitas!
6. Mengapa efektivitas seringkali masih menjadi sebuah konsepsi yang bersifat
eklusive( sulit diraih)!
7. Lembaga pendidikan yang efektif adalah lembaga pendidikan yang menetapkan
keberhasilan pada? Sebutkan!

43
8. Jelaskan perbandingan dua perspektif pada prinsip efisiensi yaitu dilihat dari segi
penggunaaan waktu, tenaga dan biaya, kemudian dari segi hasil.
9. Jelaskan beberapa karakteristik penting yang perlu diperhatikan dalam manajemen
keuangan dan pembiayaan pendidikan.
10. Mengapa pembiayaan terbesar dalam pelaksanaan pendidikan adalah biaya pada faktor
sumber daya manusia jelaskan menurut anda !

BAB IV
MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN

1. Konsep Manajemen Keuangan


2. Tujuan Manajemen Keuangan Pendidikan
3. Ruang Lingkup Manajemen Keuangan
4. Prinsip Manajemen Keuangan Lembaga Pendidikan

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mahasiswa mampu menjelaskan Konsep Manajemen Keuangan


2. Mahasiswa mampu menjelaskan Tujuan Manajemen Keuangan Pendidikan
3. Mahasiswa mampu mendeskripsikanRuang Lingkup Manajemen Keuangan
4. Mahasiswa mampu menjelaskan Prinsip Manajemen Keuangan Lembaga Pendidikan

B. MATERI
1. Konsep Manajemen Keuangan
Pada bagian sebelumnya sudah dibahas konsepsi mata kuliah manajemen keuangan dan
pembiayaan pendidikan, turunannya dipelajari tentang manajemen keuangan pendidikan yang
merupakan tindakan yang dilakukan oleh seorang pemimpin dalam menggerakkan para pegawai
yang bertugas dalam bidang keuangan untuk menggunakan fungsi-fungsi manajemen, meliputi
perencanaan anggaran, penggunaan atau pencatatan, pengeluaran serta pertanggungjawaban uang
(dana) pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan secara sengaja dan bersungguh-sungguh
serta pembinaan yang dilakukan secara kontinu atau berkelanjutan. Dalam perspektif manfaat,
manajemen keuangan pendidikan merupakan kegiatan mengelola dana untuk dimanfaatkan
sesuai kebutuhan secara efektif dan efisien (Rugaiyah, 2011:67).

44
Banyak pihak memahami manajemen itu diindentikkan dengan pengelolaan, termasuk
Depdiknas (2000) menggunakan istilah pengelolaan keuangan pendidikan sebagai tindakan
pengurusan atau ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan,
pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan yang ada di lembaga pendidikan Jauh sebelumnya
sudah dimaknai pengelolaan keuangan pendidikan merupakan usaha memperoleh dan
menetapkan sumber-sumber pendanaan, pemanfaatan dana, pelaporan, pemeriksaan dan
pertanggungjawaban keuangan dalam urusan layanan pendidikan (Lipham, 1985, Keith 1991).

Dari berbagai pemahaman tentang manajemen keuangan pendidikan maupun pengelolaan


keuangan pendidikan. Pada pokoknya dapat disederhanakan pemahamannya, dimana
pengelolaan keuangan pendidikan dapat dikelompokkan dalamn 3 komponen utama, yaitu
perencanaan keuangan (financialplanning) mengkoordinir semua sumber dayayang tersedia
untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematik tanpa efek samping yang merugikan,
2) pelaksanaan (implementation involves accounting), yaitu kegiatan berdasarkan rencana yang
telah dibuat, 3) evaluasi berupa penilaian terhadap pencapaian tujuan dari yang didanai (Jones,
1985)

Dari penjelasan di atas, dapat ditarik sintesis, manajemen keuangan pendidikan sebagai
rangkaian aktivitas mengatur mengelola keuangan lembaga pendidikan mulai dari perencanaan,
pembukuan, pembelanjaan, pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan lembaga pendidikan
Adapun kegiatan inti yang ada dalam manajemen keuangan pendidikan bisa dikelompokkan
dalam tiga hal, yaitu: penyusunan anggaran (budgeting), pembukuan (accounting), pemeriksaan
(auditing) Jika ketiga komponen ini dilakukan secara professional maka manajemen keuangan
pendidikan bisa berjalan dengan efektif dan efisien, guna membantu tercapainya tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan.

2. Tujuan Manajemen Keuangan Pendidikan


Tujuan manajemen keuangan pendidikan adalah untuk mewujudkan tertib administrasi keuangan
di lembaga pendidikan dan bisa dipertanggungjawabkan berdasarkan ketentuan yang sudah
digariskan mulai dari perundang-undangan, peraturan, instruksi, keputusan, dan kebijakan
lainnya (Sobri Sutikno, 2012:90).

Di samping itu Tim Dosen Administrasi Pendidikan FIP UPI Bandung (2000,261) menjelaskan
bahwa ada beberapa tujuan manajemen keuangan pendidikan, antara lain :

45
a. menjamin agar dana yang tersedia dapat dipergunakan untuk kegiatan lembaga
pendidikan dan menggunakan kelebihan dana untuk diinvestasikan kembali,
b. memelihara barangbarang (asset) sekolah,
c. menjaga agar peraturan-peraturan serta praktik penerimaan, pencatatan dan pengeluaran
uang diketahui dan dilaksanakan.

3. Ruang Lingkup Manajemen Keuangan


Di atas sudah dijelaskan ada 3 kelompok utama kajian manajemen keuangan pendidikan, yaitu
penyusunan perencanaan anggaran (budgeting), pembukuan (accounting) dan pemeriksaan
(auditing) akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Penyusunan Budgeting/Anggaran

Penyusunan/perencanaan anggaran (budgeting) merupakan kegiatan mengidentifikasi tujuan,


menentukan prioritas, menjabarkan tujuan kedalam penampilan operasional yang dapat diukur,
menganalisis alternatif pencapaian tujuan dengan analisis cost effectiveness. membuat
rekomendasi alternatif pendekatan untuk mencapai sasaran. Kegiatan penyusunan anggaran
(budget) pendidikan merupakan rencana operasional yang dinyatakan secara kuantitatif dalam
bentuk satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dalam lembaga kurun waktu tertentu
(Nanang Fattah, 2002). Di samping itu Budget may be definedas the financial plan for the future,
usually for one year but possibly a longer or shorter period of time (Tim Dosen Jurusan
Administrasi Pendidikan, 2010, 250).

Adapun dalam penyusunan anggaran pendidikan tentu memerhatikan sumber keuangan


pendidikan pada lembaga pendidikan itu sendiri, misalnya di sekolah, perguruan tinggi. pondok
pesantren dan lainnya, yang secara garis besar dapat dikelompokkan atas tiga sumber, yaitu

a. pemerintah (pemerintah pusat dan pemerintah daerah) yang bersifat umum atau
khusus dan diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan;
b. orang tua atau peserta didik;
c. masyarakat, baik mengikat maupun tidak mengikat (Depdiknas, 2000).

Penyusunan rencana anggaran lembaga pendidikan merupakan kegiatan merencanakan sumber


dana untuk menunjukan kegiatan pendidikan dan tercapainya tujuan pendidikan di lembaga
pendidikan. Lipham (1985) menjelaskan bahwa perencanaan anggaran untuk mencapai suatu

46
tujuan yang berhubungan dengan anggaran atau budget, sebagai penjabaran suatu rencana ke
dalam bentuk dana untuk setiap komponen kegiatan, antara lain penyusun anggaran lembaga
pendidikan, terdiri dari perencanaan anggaran, mempersiapkan anggaran, mengelola pelaksanaan
anggaran, menilai pelaksanaan anggaran.

Dalam penyusunan perencanaan keuangan pendidikan harus diperhatikan menurut Morphet


(1983), antara lain: Anggaran belanja pendidikan harus dapat mengganti beberapa peraturan dan
prosedur yang tidak efektif sesuai dengan peraturan dan prosedur yang tidak efektif sesuai
dengan kebutuhan pendidikan saat ini, merevisi peraturan dan input lainnya yang relevan,
dengan merancang pengembangan sistem secara efektif, memonitor. rencana dan menilai
keluaran pendidikan secara terus meneruskan dan berkesinambungan sebagai bahan perencanaan
tahap berikutnya. (Mulyasa, 2007;200).

2. Pembukuan (accounting)

Pembukuan (accounting) dalam kegiatan pengurusan keuangan pendidikan meliputi dua hal,
yaitu pertama pengurusan yang menyangkut kewenangan menentukan kebijakan menerima atau
mengeluarkan uang. Pengurusan ini dikenal dengan istilah pengurusan ketatausahaan.

Pengurusan kedua menyangkut tindak lanjut dari urusan pertama yakni, menerima, menyimpan
dan mengeluarkan uang. Pengurusan ini tidak menyangkut kewenangan menentukan, tetapi
hanya melaksanakan, dan dikenal dengan istilah pengurusan bendaharawan. Sebagai manajer
pendidikan hendaknya benar-benar memahami dan dapat menjelaskan fungsi, tujuan, dan
manfaat pembukuan (accounting) kepada staf yang menangani masalah keuangan, antara lain:

a. Buku pos (vatebook)

Buku pos pada prinsipnya memuat informasi beberapa dana yang masih tersisa untuk tiap pos
anggaran kegiatan pendidikan. Buku pos ini juga mencatat berbagai peristiwa pembelanjaan
uang harian. Dari buku pos para manajer pendidikan dengan mudah dapat melihat apakah
lembaga pendidikan yang dipimpinnya telah membelanjakan uang secara berlebihan atau sudah
sesuai dengan rencana anggaran. Oleh karena itu, dianjurkan agar para manajer pendidikan
menyelenggarakan buku pos tersebut guna memudahkan mengetahui tingkat realisasi anggaran
pendidikan. Adapun contoh buku pos yang sering digunakan dalam manajemen keuangan
pendidikan, antara lain:

47
Contoh Buku Pos

Pos : Pendidikan Laboratorium Bimbingan dan Konseling ( BK)

Anggaran : 5.000.000
Tanggal Pembelian Jumlah (Rp) Sisa

9 – 11 – 2017 Alat pemotong rumput 2.500.000 2.500.000

10 – 11 – 2017 Laptop HP mini 2.200.000 300.000

11 – 11 – 2017 Transportasi 300.000 0

b. Faktur di sini dapat berupa buku atau lembaran lepas yang dapat diarsipkan. Faktur berisi
rincian tentang: maksud pembelian, tanggal pembelian, jenis pembelian, rincian barang yang
dibell, jumlah pembayaran,dan tanda tangan pemberi kuasa anggaran (PKA).

Adapun dalam pembukuan keuangan pendidikan, hal-hal penting yang perlu diperhatikan antara
lain: harus ada nomor untuk diagendakan, kwitansi pembelian harus dilampirkan, faktur untuk
mempertanggungjawabkan penggunaan uang umum.

C. RANGKUMAN
1. Konsep Manajemen Keuangan
Pada bagian sebelumnya sudah dibahas konsepsi mata kuliah manajemen keuangan dan
pembiayaan pendidikan, turunannya dipelajari tentang manajemen keuangan pendidikan yang
merupakan tindakan yang dilakukan oleh seorang pemimpin dalam menggerakkan para pegawai
yang bertugas dalam bidang keuangan untuk menggunakan fungsi-fungsi manajemen, meliputi
perencanaan anggaran, penggunaan atau pencatatan, pengeluaran serta pertanggungjawaban uang
(dana) pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan secara sengaja dan bersungguh-sungguh
serta pembinaan yang dilakukan secara kontinu atau berkelanjutan. Dalam perspektif manfaat,
manajemen keuangan pendidikan merupakan kegiatan mengelola dana untuk dimanfaatkan
sesuai kebutuhan secara efektif dan efisien (Rugaiyah, 2011:67).

3. Tujuan Manajemen Keuangan Pendidikan


Tujuan manajemen keuangan pendidikan adalah untuk mewujudkan tertib administrasi keuangan
di lembaga pendidikan dan bisa dipertanggungjawabkan berdasarkan ketentuan yang sudah

48
digariskan mulai dari perundang-undangan, peraturan, instruksi, keputusan, dan kebijakan
lainnya (Sobri Sutikno, 2012:90).

4. Ruang Lingkup Manajemen Keuangan


Di atas sudah dijelaskan ada 3 kelompok utama kajian manajemen keuangan pendidikan, yaitu
penyusunan perencanaan anggaran (budgeting), pembukuan (accounting) dan pemeriksaan
(auditing).

D. UJI KOMPETENSI
Pilihlah jawaban yang tepat a, b,c, & d dari soal – soal pilihan ynag tepat berikut ini !
1. Berikut ini yang merupakan kegiatan inti dalam manajemen keuangan adalah …
a. Budgeting
b. Accounting
c. Auditing
d. Semua jawaban tepat
2. Dalam kegiatan pengurusan keuangan pendidikan meliputi dua hal slah stunya yaitu …..
a. Memerintah
b. Mengeluarkan uang
c. Mendeteksi uang palsu
d. Maksud pembelian
3. Gambar berikut ini merupakan contoh dari ….
Pos : Pendidikan Laboratorium Bimbingan dan Konseling ( BK)
Anggaran : 5.000.000
Tanggal Pembelian Jumlah (Rp) Sisa

9 – 11 – 2017 Alat pemotong rumput 2.500.000 2.500.000

10 – 11 – 2017 Laptop HP mini 2.200.000 300.000

11 – 11 – 2017 Transportasi 300.000 0

a. Lembar cek
b. Buku kas
c. Buku tagiham
d. Buku pos
4. Gunanya jurnal untuk pembukuan yang tepat adalah…..
a. Pencatatan keluar masuknya uang
b. Pengelompokan tambahan biaya atau pendapatan yang terlalu bersar.
c. Sebagai dokumen percobaan keuangan
d. Buku kas piutang
5. Kegiatan yang menyangkut pertnggung jawaban, penerimaan penyimpangan, dan
pembayaran atau penyeraan uang yang dilakukan bendahara kepada pihak – pihak yang
berwewenang. Disebut …….

49
a. Pendataan keuangan
b. Pemeriksaan
c. Pembukuan
d. Pertanggungjawaban
6. Penyusunan anggaran, pembukuan,pemeriksaan, jika dilakukan dengan benar maka
manajemen keuangan bisa berjalan dengan……
a. Jujur dan efktif
b. Baik dan benar
c. Efektif dan efisien
d. Sempurna
7. Hemat tidak mewah, efisiensi sesuai dengan kebutuhan yang diisyrtkan. Pernyataan
tersebut merupakan salah satu pernyataan dari ……
a. Manajemen keuangan manajemen keuangan lembaga pendidikan
b. Pertanggungjawaban manajemen keuangan lembaga pendidikan
c. Ruang lingkup manajemen keuangan lembaga pendidikan
d. Prinsip manajemen keuangan lembaga pendidikan
8. Pertanggung jawaban penerimaan dan penggunaan keuangan lembaga pendidikan
dilaksanakan dalam bentuk.
a. Jurnal keuangan
b. Laporan keuangan
c. Pertanggung jawaban
d. Sekedar kontroling
9. Orang yang berhak menandatangani lembar cek adalah …….
a. Kepala Dinas Pendidikan dan Petugas Keuangan
b. Kepala Sekolah dan Petugas Keuangan
c. Kepala Keuangan dan Kepala sekolah
d. Kepala Keuangan dan Petugas Keuangan
10. Hemat tidak mewah, efisiensi sesuai dengan kebutuhan yang diisyaratkan pernyataan
tersebut merupakan salah satu pernyataan dari …….
a. Prinsip manajemen keuangan
b. Pertanggungjawaban manajemen keuangan
c. Ruang lingkup manajemen keuangan
d. Pengrtian manajemen

Jawablah pertanyaan – pertanyaan berikut ini dengan tepatt !


1. Apa yang dimaksud dengan manajemen keuangan !
2. Jelaskan Tujuan manajemen keuangan !
3. Apa yang dimaksud dengan Budgeting/Anggaran dan Auditing pemeriksaan !
4. Sebutkan contoh – contoh pembukuan ( accounting) !
5. Mengapa dalam pembukuan harus ada lembar cek? Jelaskan secara singkat !
6. Mengapa perlu melakukan laporan pertanggung jawaban keuangan internal lembaga atau
eksternal yang menjadi stakeholders lembaga pendidikan? Jelaskan!
7. Mengapa jurnal sangat penting dalam pembukuan? Jelaskan
8. Pelaporan dapat dilakukan secara periodik. Apa yang dimaksud dengan periodik dalam
pelaporan keuangan? jelaskan !

50
9. Menurut anda mengapa harus ada pertanggung jawaban dalam pelaporan dalam kegiatan
yang berkaitan dengan manajemen keuangan ? jelaskan secara singkat!
10. Jelaskan prinsip manjemen keuangan !

BAB V
ANGGARAN PENDIDIKAN

1. Konsep Penganggaran
2. Asas – asas dalam Penyusunan dan Penetapan Anggaran Pendidikan
3. Fungsi Anggaran Pendidikan
4. Bentuk – Bentuk Desain Anggaran Pendidikan
5. Prinsip dan Prosedur dalam penyusunan Anggaran Pendidikan
6. Manajemen Anggaran Pendidikan

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Konsep Penganggaran
2. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Asas – asas dalam Penyusunan dan Penetapan
Anggaran Pendidikan
3. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Fungsi Anggaran Pendidikan
4. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Bentuk – Bentuk Desain Anggaran Pendidikan
5. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Prinsip dan Prosedur dalam penyusunan Anggaran
Pendidikan
6. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Manajemen Anggaran Pendidikan

B. MATERI
1. Konsep Anggaran

Anggaran (Budget) merupakan an estimate of income and expenditure for a set period oftime
atau rencana operasional yangdinyatakansecara kuantitatif dalam bentuk satuan uang yang
digunakan sebagai pedoman dalam kurun waktu tertentu. Anggaran pada dasarnya terdiri dari
pemasukan dan pengeluaran. Sisi penerimaan atau perolehan biaya ditentukan oleh besarnya
dana yang diterima oleh lembaga dari setiap sumber dana. Biasanya dalam pembahasan anggaran
lembaga pendidikan, sumber-sumber biaya dibedakan dalam tiapgolongan pemerintah, orang tua,
masyarakat dan sumber-sumber lainnya. Sisi pengeluaran terdiri dari alokasi besarnya biaya
pendidikan untuk setiap komponen yang harus dibiayai.

51
Nanang Fattah (2006;47) menjelaskan juga bahwa penyusunan anggaran (budget) merupakan
rencana operasional yang dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk satuan uang yang
digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan lembaga dalam kurun waktu
tertentu. Oleh karena itu dalam anggaran tergambarkegiatan yang akan dilaksanakan suatu
institusi atau lembaga.

Pemerintah pusat memiliki anggaran yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Pasal 1 ayat (39) mendefinisikan Anggaran
Pendidikan adalah alokasi anggaran pada fungsi pendidikan yang dianggarkan melalui
kementerian negara/lembaga, alokasi anggaran pendidikan melalui transfer ke daerah dan dana
desa, dan alokasi anggaran pendidikan melalui pengeluaran pembiayaan, termasuk gaji pendidik,
tetapi tidak termasuk anggaran pendidikan kedinasan, untuk membiayai penyelenggaraan
pendidikan yang menjadi tanggung jawab Pemerintah. Sedangkan di tingkat Provinsi, kabupaten
dan kota masing-masing juga memiliki sumber anggaran, yang dikenal dengan anggaran
pendapatan dan belanja daerah (APBD). Dalam APBN dan APBD dialokasikan anggaran untuk
sektor pendidikan, yang dikenal dengan anggaran pendidikan dan turunannya. lembaga,
tergambar juga sumber penerimaan dan belanja pengeluaran kas yang diharapkan untuk menjadi
anggaran dalam periode tertentu.

Pemerintah pusat memiliki anggaran yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Pasal 1 ayat (39) mendefinisikan Anggaran
Pendidikan adalah alokasi anggaran pada fungsi pendidikan yang dianggarkan melalui
kementerian negara/lembaga, alokasi anggaran pendidikan melalui transfer ke daerah dan dana
desa, dan alokasi anggaran pendidikan melalui pengeluaran pembiayaan, termasuk gaji pendidik,
tetapi tidak termasuk anggaran pendidikan kedinasan, untuk membiayai penyelenggaraan
pendidikan yang menjadi tanggung jawab Pemerintah. Sedangkan di tingkat Provinsi, kabupaten
dan kota masing-masing juga memiliki sumber anggaran, yang dikenal dengan anggaran
pendapatan dan belanja daerah (APBD). Dalam APBN dan APBD dialokasikan anggaran untuk
sektor pendidikan, yang dikenal dengan anggaran pendidikan dan turunannya. Dari berbagai
uraian di atas kita bisa memahami bahwa anggaran pendidikan merupakan sejumlah uang yang
dialokasikan untuk menyelenggarakan layanan pendidikan.

52
2. Asas-asas dalam Penyusunan dan Penetapan Anggaran Pendidikan

Dalam penyusunan anggaran pendidikan, ada beberapa kaidah yang menjadi dasar yang tegas
untuk mengambil tindakan atau langkah-langkah antisipatif agar tidak terjadi penyelewengan
anggaran pendidikan, maka diterapkan beberapa asas dalam penyusunan dan penetapan
anggaran pendidikan, antara lain; asas plafond, bahwa anggaran belanjayang boleh diminta
tidak melebihi jumlah tertinggi yang telah ditentukan, Asas pengeluaran berdasarkan mata
anggaran, artinya bahwa pengeluaran pembelanjaan harus didasarkan atas mata anggaran
yang telah ditetapkan, Asas tidak langsung, yaitu suatu ketentuan bahwa setiap penerima
uang tidak boleh digunakan secara langsung untuk sesuatu keperluan pengeluaran. (Setyorini,
2015).

3. Fungsi Anggaran Pendidikan

Anggaran pendidikan memiliki banyak fungsi, antara lain sebagai alat untuk perencanaan,
pengendalian dan juga alat bantu bagi manajemen dalam mengarahkan suatu lembaga
pendidikan dalam posisi yang kuat atau lemah (Nanang Fattah, 2002:49).

Di samping anggaran pendidikan berfungsi sebagai:

a. Perencanaan, fungsi ini bisa membantu unit kerja mengetahui arah kebijakan yang akan
dilaksanakan kedepannya sesuai dengan ketersediaan anggaran
b. Pengendalian, fungsi dapat menghindari pengeluaran yang berlebihan (pemborosan) serta
dapat menghindari penggunaan anggaran yang tidak proporsional, yakni tidak tepat guna,
tidak efisien dan tidak efektif sebagaimana mestinya dapat merugikan proses layanan
pendidikan
c. Alat koordinasi dan komunikasi, dokumen anggaran yang komprehensif bisa mendeteksi dan
mengkoordinir tugas apa saja yang harus dijalankan oleh unit-unit kerja atau bagian-bagian
lainnya. Sehingga tidak ada tupoksi yang ganda atau tidak ada urusan yang tidak terdistribusi
dengan baik ke semua lini dalam organisasi
d. Alat penilaian kinerja, bisa dijadikan barometer setiap unit apakah sudah bekerja sesuai
target dan sasaran kerja atau tidak. Hal ini disebabkan dalampenyusunan rencana kerja telah
disesuaikan dengan anggaran yang dibutuhkan, sehingga efektif atau tidaknya pelaksanaan

53
program terlihat dari penyerapan atau belanja anggaran ataupemanfaatananggarandalam
menuntaskan kegiatan/program.
e. Alat efisien atau motivasi, anggaran pendidikan dapat menantang hal- hal yang realistis
(masuk akal) untuk dikerjakan secara efisien. Suatu anggaran hendaknya tidak terlalu tinggi
sehingga sulit untuk dibiayai atau dibelanjakan, akan tetapi juga jangan terlalu rendah.
sehingga sulit dilaksanakan.Dengandemikian ketepatan anggaran bisa menjadi motivasi bagi
pegawai untuk bekerja karena didukung dengan anggaran yang memadai (proporsional).
f. Alat otorisasi

Dengan berbagai fungsi anggaran pendidikan yang disebutkan di atas, maka pengelola
pendidikan bisa mengestimasi anggaran yang dibutuhkan secara ideal, sehingga mudah untuk
membelanjakan dan mempertanggungjawabkan. Nanti di kemudian hari tentu tidak aka nada
aspek hukum yang menantinya. Karena ketidakjelian pengelola dalam menyusun anggaran
pendidikan bisa menjadi pintu masuk pihak berwajib memberikan label ada unsur kesengajaan
atau terencana untuk melakukan tindakan koruptif yang dapat mengantarkan pengelola anggaran
pendidikan ke-hotel prod (penjara). Untuk itu dihindari dengan kehati-hatian dalam menyusun
anggaran pendidikan yang akan dilaksanakan.

5. Bentuk-bentuk Desain Anggaran Pendidikan


Anggaran pendidikan terdiri dari berbagai bentuk seperti di jelaskan Imron, M. 1 (2016)
antara lain:
a. Anggaran butir per-butir, merupakan bentuk anggaran pendidikan yang paling simpel
dan banyak digunakan para perencana anggaran pendidikan Dalam bentuk ini, setiap
pengeluaran dikelompokkan berdasarkan kategori kategori, misalnya gaji, upah,
honor menjadi satu kategori satu nomor atau satu butir.
b. Anggaran program merupakan bentuk anggaran yang dirancang untuk
mengidentifikasi baya setiap program layanan pendidikan Pada anggaran biaya butir
per-butir dihitung berdasarkan jenis butir item yang akan dibeli atau layanan yang
dikerjakan, sedangkan pada anggaran program biaya dihitung berdasarkan jenis
program. Misalnya, jika dalam anggaran butir-per butir disebut gaji guru (item 01),
sedangkan dalam anggaran laporan disebut gaji untuk perencanaan pengajaran IPA
hanyalah satu komponen.

54
c. Anggaran berdasarkan hasil merupakan bentuk anggaran yang dirancang sesuai
dengan namanya, bentuk anggaran ini menekankan hasil (performance) kerja,
layanan, atau fisk yang dibuat dan bukan pada keterperincian dari suatu alokasi
anggaran.

6. Prinsip dan Prosedur dalam Penyusunan Anggaran Pendidikan

Prinsip-prinsip dan prosedur penyusunan anggaran di lembaga pendidikan memiliki sebagai alat
dalam perencanaan maupun pengendalian, maka anggaran pendidikan harus disusun berdasarkan
prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas dalam sistem manajemen
organisasi lembaga pendidikan.
b. Adanya sistem akuntansi yang memadai dalam melaksanakan anggaran pendidikan
c. Adanya penelitian dan analisis untuk menilai kinerja organisasi pendidikan
d. Adanya dukungan dari pelaksana mulai dari tingkat atas sampai yang paling bawah.
(Nanang Fattah, 2006:50).

Keempat butir di atas dapat tercipta jika organisasi dan manajemennya berbentuk kategori yang
sehat. Persoalan penting dalam menyusun anggaran adalah bagaimana memanfaatkan dana
secara efisien, mengalokasikan secara tepat, sesuai dengan skala prioritas Itulah sebabnya dalam
prosedur penyusunan anggaran memerlukan tahapan-tahapanyang sistematik .

Penyusunan anggaran dalam skala kecil, biasanya disusun oleh staf pimpinan atau atasan dari
suatu bagian. Sedangkan pada skala besar, penyusunan anggaran diserahkan kepada bagian, seksi
atau komisi anggaran yang secara khusus merancang anggaran. Secara khusus, anggaran rutin
pendidikan untuk penyelenggaraan sebagaimana contoh pada Sekolah Dasar dibuat atas dasar
pendataan dari sekolah tersebut di kumpulkan, diolah, dan dianalisis yang selanjutnya disajikan
sebagai bahan pertimbangan untuk penganggaran bantuan dari pemerintah pusat atau daerah.

7. Tahapan-tahapan dan Penyusunan Anggaran Pendidikan

Tahapan-tahapan dalam penyusunan anggaran di lembaga pendidikan dapat mengados


penyusunan anggaran di pemerintahan dan di korporasi, antara lain menempuh berbagal tahan
sebagai berikut:

55
a. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama periode anggaran
b. Mengidentifikasi estimasi sumber penerimaan dalam bentuk uang, barang atau
pinjaman dan pengeluaran menurut rencana operasional lembaga pendidikan
Transaksi-ransaksi sin merupakan transaksi operasional lembaga pendidikan Pada
tahapan ini dapat diketahu adanya defisit atau surplus dari rencana operasionalnya
lembaga pendidikan tersebut.
c. Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dart bank atau sumber-
sumber dana lainnya yang diperlukan untuk menutup kredit kas dari rencana
operasionalnya lembags pendidikan, juga bisa disusun estimasi pembayaran bunga
kredit tersebut beserta waita pembayaran kembali, transaksitransaksi di sini
merupakan transaksfinansial.

d. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanyas


transaksi, finansial, dan budget kas yang final ini merupakan gabungan dan transaksi
operasional dan transaksi finansial yang menggambarkan estimasi penerimaan dan
pengeluaran kas keseluruhan di lembaga pendidikan.
e. Memformulasikan anggaran dalam bentuk format yang telah disetujui dan
dipergunakan oleh Instansi tertentu.
f. Menyusun usulan anggaran untuk memperoleh persetujuan dari pihak yang
berwenang
g. Melakukan revisi usulan anggaran.
h. Persetujuan revisi usulan anggaran.
i. Pengesahan anggaran
8. Manajemen Anggaran Pendidikan

Salah satu dimensi yang sering krusial dalam penyusunan anggaran pendidikan adalah belum
bagusnya manajemen anggaran yang dilakukan unit kerja Biasanya dalamorganisasi skala
kecil,penyusunan anggaran biasanya dilakukan oleh staf pimpinan atau atasan dan suatu bagian
Sedangkan dalam organisasi skala besar, penyusunan anggaran diserahkan kepada bagian, seksi
atau komisi anggaran yang secara khusus bertugas merancang anggaran di unit kerja tersebut
atau unit lainnya. Belum maksimalnya manajemen anggaran tersebut tentu disebabkan banyak

56
hal, diantaranya pimpinan seringkali belum memahami konsepsi dan operasional manajemen
anggaran Secara umum manajemen anggaran dapat dipahami sebagai keseluruhan proses
kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan atau diusahakan secara sengaja dan sungguh-
sungguh, serta pembinaan secara kontinu terhadap biaya operasional lembaga pendidikan
(sekolah, pondok pesantren, perguruan tinggi dan lembaga penyelenggara pendidikan lainnya,
sehingga kegatan operasional lembaga pendidikan semakin efektif dan efisien, demi membantu
tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Secara garis besar manajemen anggaran di lembaga pendidikan, seperti sekolah sekolah
kegiatannya meliputi pengumpulan/penerimaan dana yang sah (dana ruting, SPP, sumbangan
komit sekolah, Donasi, dan usaha-usaha halal lainnya, penggunaan dana, dan
pertanggungjawaban dana kepada pihak-pihak terkait yang berwenang untuk lebih detail nyaa
kan dibahas pada baga lanjutannya.

Dalam sistem manajemen anggaran, dana yang datang atau masuk itu disebut dan masukan
(input) yang kemudian setelah dilakukan perencanaan anggaran (budgeting, lalu digunakan
dalam pelaksanaan proses/ operasional pendidikan (throughout dipertanggungjawabkan sesuai
ketentuan yang berlaku bersama hasil usaha (sutput) yang dan dihasilkannya. Menjelang atau
pada awal tahun pelajaran, pimpinan sekolah bersama dewan guna harus membentuk suatu
manajemen anggaran yang akan digunakan untuk membuat perencanaan anggaran (budgeting),
yang sering disebut Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) atau sekarang
digunakan dengan istilah lainnya Rencana Kepatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) untuk
diajukan kepada unit kerja di atasnya yang akan melakukan pengawasan dan pembinaan yakni
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan Kecamatan atau dengan sejen lainnya untuk
mendapatkan persetujuan/saran perbaikannya, kemudian diajukan kepada komite sekolah
sebagai lembaga mitra sekolah untuk persetujuan tentang besaran sumbangan pendidikannya Di
samping SPP yang sesuai persetujuan atau kategori SPP oleh Gubernur masing masing provinsi,
sehingga akhirnya jadilah Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (APBS) atau RKAS yang
sah untuk dapat dilaksanakan atau di operasionalkan

Terhadap setiap penggunaan anggaran uang dilakukan pembukuan (auditing) yang tertib sesu
peraturan yang berlaku. Mengingat kegiatan tata kelola keuangan yang sangat peka dan sensitive
serta berimplikasi hukum, maka kegiatan pemeriksaan (auditing) yang rutin harus dilakukan oleh

57
kepala sekolah demimenghindarihal-halyang tidakdiinginkandikemudianhariyang dapat
menggan proses operasional pendidikan sekolah. Segala petunjuk dan pedoman pengelolaan
anggaran serta keuangan lembaga pendidikan telah banyak diberikan kepada pihak yang
mengatur manajemen anggaran biaya operasional sekolah seperti bendahara dan juru bayar,
untuk memperkecil sampai meniadakan hambatan-hambatanyangmungkinterjadi.

Di samping manajemen anggaran pendidikan di sekolah, di perguruan tinggi, pondok pesantren


serta lembaga pendidikan lainnya juga melakukan hal yang sama. Untuk masing-masing lembaga
tersebut akan diuraikan lebih rinci pada bagian lanjutannya.

C. RANGKUMAN
1. Konsep Anggaran

Anggaran (Budget) merupakan an estimate of income and expenditure for a set period oftime
atau rencana operasional yangdinyatakansecara kuantitatif dalam bentuk satuan uang yang
digunakan sebagai pedoman dalam kurun waktu tertentu. Anggaran pada dasarnya terdiri dari
pemasukan dan pengeluaran.

2. Asas-asas dalam Penyusunan dan Penetapan Anggaran Pendidikan

Dalam penyusunan anggaran pendidikan, ada beberapa kaidah yang menjadi dasar yang tegas
untuk mengambil tindakan atau langkah-langkah antisipatif agar tidak terjadi penyelewengan
anggaran pendidikan, maka diterapkan beberapa asas dalam penyusunan dan penetapan anggaran
pendidikan, antara lain; asas plafond, bahwa anggaran belanjayang boleh diminta tidak melebihi
jumlah tertinggi yang telah ditentukan, Asas pengeluaran berdasarkan mata anggaran, artinya
bahwa pengeluaran pembelanjaan harus didasarkan atas mata anggaran yang telah ditetapkan,
Asas tidak langsung, yaitu suatu ketentuan bahwa setiap penerima uang tidak boleh digunakan
secara langsung untuk sesuatu keperluan pengeluaran. (Setyorini, 2015).

3. Fungsi Anggaran Pendidikan

Anggaran pendidikan memiliki banyak fungsi, antara lain sebagai alat untuk perencanaan,
pengendalian dan juga alat bantu bagi manajemen dalam mengarahkan suatu lembaga
pendidikan dalam posisi yang kuat atau lemah (Nanang Fattah, 2002:49).

4. Bentuk-bentuk Desain Anggaran Pendidikan

58
Anggaran pendidikan terdiri dari berbagai bentuk seperti di jelaskan Imron, M. 1 (2016)
antara lain:
a. Anggaran butir per-butir, merupakan bentuk anggaran pendidikan yang paling
simpel dan banyak digunakan para perencana anggaran pendidikan.
b. Anggaran program merupakan bentuk anggaran yang dirancang untuk
mengidentifikasi baya setiap program layanan pendidikan.
c. Anggaran berdasarkan hasil merupakan bentuk anggaran yang dirancang sesuai
dengan namanya, bentuk anggaran ini menekankan hasil (performance) kerja,
layanan, atau fisk yang dibuat dan bukan pada keterperincian dari suatu alokasi
anggaran.

5. Prinsip dan Prosedur dalam Penyusunan Anggaran Pendidikan

Prinsip-prinsip dan prosedur penyusunan anggaran di lembaga pendidikan memiliki sebagai alat
dalam perencanaan maupun pengendalian, maka anggaran pendidikan harus disusun berdasarkan
prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas dalam sistem
manajemen organisasi lembaga pendidikan.
b. Adanya sistem akuntansi yang memadai dalam melaksanakan anggaran pendidikan
c. Adanya penelitian dan analisis untuk menilai kinerja organisasi pendidikan
d. Adanya dukungan dari pelaksana mulai dari tingkat atas sampai yang paling bawah.
(Nanang Fattah, 2006:50).
6. Tahapan-tahapan dan Penyusunan Anggaran Pendidikan

Tahapan-tahapan dalam penyusunan anggaran di lembaga pendidikan dapat mengados


penyusunan anggaran di pemerintahan dan di korporasi, antara lain menempuh berbagal tahan
sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama periode anggaran


b. Mengidentifikasi estimasi sumber penerimaan dalam bentuk uang, barang atau pinjaman
dan pengeluaran menurut rencana operasional lembaga pendidikan Transaksi-ransaksi sin

59
merupakan transaksi operasional lembaga pendidikan Pada tahapan ini dapat diketahu
adanya defisit atau surplus dari rencana operasionalnya lembaga pendidikan tersebut.
c. Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dart bank atau sumber-
sumber dana lainnya yang diperlukan untuk menutup kredit kas dari rencana
operasionalnya lembags pendidikan, juga bisa disusun estimasi pembayaran bunga kredit
tersebut beserta waita pembayaran kembali, transaksitransaksi di sini merupakan
transaksfinansial.
d. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanyas
transaksi, finansial, dan budget kas yang final ini merupakan gabungan dan transaksi
operasional dan transaksi finansial yang menggambarkan estimasi penerimaan dan
pengeluaran kas keseluruhan di lembaga pendidikan.
e. Memformulasikan anggaran dalam bentuk format yang telah disetujui dan dipergunakan
oleh Instansi tertentu.
f. Menyusun usulan anggaran untuk memperoleh persetujuan dari pihak yang berwenang
g. Melakukan revisi usulan anggaran.
h. Persetujuan revisi usulan anggaran.
i. Pengesahan anggaran
7. Manajemen Anggaran Pendidikan

Salah satu dimensi yang sering krusial dalam penyusunan anggaran pendidikan adalah belum
bagusnya manajemen anggaran yang dilakukan unit kerja Biasanya dalamorganisasi skala
kecil,penyusunan anggaran biasanya dilakukan oleh staf pimpinan atau atasan dan suatu bagian
Sedangkan dalam organisasi skala besar, penyusunan anggaran diserahkan kepada bagian, seksi
atau komisi anggaran yang secara khusus bertugas merancang anggaran di unit kerja tersebut
atau unit lainnya.

D. UJI KOMPETENSI
Pilihlah jawaban yang tepat a, b,c, & d dari soal – soal pilihan ynag tepat berikut ini !
1. Anggaran pada biasanya terdiridari …….
a. Masukan dan keluaran
b. Keluaran
c. Masukan
d. Pedoman

60
2. Di tingkat provinsi , kabupaen dan kota masing – masing kota yang dikenal dengan…
a. APBD
b. APBS
c. APBK
d. APBB
3. Dalam pendidikan Siapa yang berwewenang atas prnggunaan anggaran sebagaimana
ditetapkan oleh undangan – undang .
a. Kepala sekolah
b. Kepala dinas
c. Pemerintah Pusat dan daerah
d. Kepala Dinas dan Kepala Sekolah
4. Ada berapa asas dalam Penyusunan dan penetapan Anggaran Pendidikan
a. 4
b. 3
c. 2
d. 1
5. Anggaran butir per-butir, merupakan bentuk anggaran pendidikan yang paling simpel
dan banyak digunakan para perencana anggaran pendidikan. Pernyatan tersebut
merupakan salah satu pernyataan dari ….
a. Prinsip dan prosedur penyusunan anggaran pendidikan
b. Bentuk – bentuk Desain Anggaran Pendidikan
c. Konsep Anggaran
d. Asas – asas dalam penusunan penetapan Pnggaran Pendidikan
6. Salah satu pernyataan dalam fungsi Anggaran Yang Tepat adalah ……
a. Alat Efisien atau Motivasi anggaran pendidikan dapat menantang hal – hal yang
realistis ( masuk akal ) untuk di kerjakan secara efisien.
b. Alat Pengeluaran berdasarkan mata anggaran dengan fungsi membantu unit kerja.
c. Alat kerja pihak wewenang
d. Alat kordinasi
7. Anggaran blanja yang boleh diminta tidak melebihi jumlah tinggi. Termasuk
penyusunan anggaran dalam anggaran pendidikan ……………
a. Asas – asas penyusunan anggaran pendidikan
b. Fungsi penyusunan anggaran pendidikan
c. Prinsip – prinsip penyusunan anggaran pendidikan
d. Prosedur penyusunan anggaran pendidikan
8. Berapa prinsip dan prosedur dalam penyusunan anggaran pendidikan ……
a. 1.
b. 2
c. 3
d. 4

61
9. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah
adanya……..
a. Transaksi, finansial dan budget
b. Input outpun, dn transasksi
c. Transaksi input budget
d. Semua jawaban adalah benar
10. Menjelang atau pada awal tahun pelajaran, pimpinan sekolah bersama dewan guna
harus membentuk suatu manajemen anggaran yang akan digunakan untuk membuat
perencanaan anggaran (budgeting), yang sering disebut dengan ….
a. UPTD
b. RKAS
c. RPP
d. APBS
Jawablah pertanyaan – pertanyaan berikut ini dengan tepatt !
1. Mengapa Anggaran pada Pasarnya Pengeluaran Dan Masukan.
2. Jelaskan Anggaran yang di atur dalam Undang – Undang Nommor 8 Tahun 2016 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara paa Pasal 1 ayat ( 39)!
3. Jelaskan asas – asas dalam penyusunan dan Penetapan Anggaran Pendidikan !
4. Jelaskan fungsi Anggaran Pendidikn!
5. Uraikan secara jelas tentang Tahapan- tahapan dan Penyusunan Anggaran Pendidikan !
6. Sebutkan empat butir yang tercipta jika organisasi dan manajemennya berbentuk kategori
yang sehat !
7. Siapa yang menyusun Anggaran dalam Skala kecil dan Anggaran skala besar?
8. Apa yng dimaksud dengan Anggaran Per – butir, Anggaran Program dan Anggaran
Berdasarkan Hasil ?

62
BAB VI
MENYUSUN RENCANA KEGIATAN dan ANGGARAN
SEKOLAH ( RKAS)
1. Konsep RKAS
2. Langkah – langkah Penusunan RKAS
3. Konsep Rencana Anggaran Pendapatan dan Biaya Sekolah ( RPBS)

A. Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu menjelaskan Konsep RKAS
2. Mahasiswa mampu mendeskripsikan Langkah – langkah Penusunan RKAS
3. Mahasiswa mampu menjelaskan Konsep Rencana Anggaran Pendapatan dan Biaya
Sekolah ( RPBS)

B. Materi
1. Konsep RKAS

Seperti telah dijelaskan di atas bahwa RPS berisi dua rencana pengembangan pendidikan ditinjau
dari jangka waktunya, yaitu Rencana Kerja Sekolah (RKS) dalam jangka menengah (empat
tahunan), dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) dalam jangka pendek (satu
tahunan). RKS adalah suatu perencanaan pengembangan sekolah yang menggambarkan tentang
program program sekolah yang akan dilaksanakan dan dicapai selama kurun waktu empat tahun.
Program program tersebut lebih bersifat garis besar, baik menyangkut fisik maupun non fisik,
yang semuanya mengacu kepada standar nasional pendidikan. Sedangkan RKAS merupakan
bagian tak terpisahkan dari RKS, dan lebih merupakan penjabaran operasional dari RKS.
Program-program dalam RKAS lebih detail yang akan dilaksankan dan dicapai dalam satu tahun.

Dengan demikian RKS dibuat pada awal tahun untuk empat tahun mendatang, sedangkan RKAS
dibuat pada tahun pertama, tahun kedua,..dst dari empat tahun yang akan dilaksanakan. Baik
dalam RKS maupun RKAS semua sumber dana dan alokasi biaya sudah dapat diprediksi
sebelumnya. Dalam hal program, baik RKS maupun RKAS harus memperhatikan kebutuhan
sekolah, masyarakat serta sesuai dengan standar nasional pendidikan.

2. Langkah-Langkah Penyusunan RKAS

63
RKAS disusun berdasarkan RKS, dan tidak boleh menyimpang dari RKS, sehingga antara RKS
dan RKAS harus terkait dan ada benang merahnya. RKS dan RKAS inilah yang selanjutnya akan
dipergunakan sebagai dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi, pembinaan, dan
pembimbingan oleh berbagai pihak yang berkepentingan dengan sekolah. Adapun langkah-
langkah penyusunan RKAS adalah sebagai berikut:

a. Melakukan analisis lingkungan operasional sekolah;


b. Melakukan analisis pendidikan sekolah saat
c. Melakukan analisis pendidikan sekolah satu tahun ke depan (yang diharapkan); ini
d. Merumuskan kesenjangan antara pendidikan sekolah saat ini dan satu tahun kedepan;
e. Merumuskan tujuan selama satu tahun ke depan;
f. Mengidentifikasi urusan-urusan sekolah untuk dikaji tingkat kesiapannya
g. Melakukan analisis SWOT (mengenali tingkat kesiapan masing-masing urusan sekolah
melalui analisis SWOT)
h. Merumuskan dan mengidentifikasi langkah-langkah pemecahan persoalan;
i. Menyusun rencana program sekolah
j. Menentukan tonggak-tonggak kunci keberhasilan milestone (output apa & kapan
dicapai);
k. Menyusun rencana biaya (besar dana, alokasi, sumber dana);
l. Menyusun rencana pelaksanaan program;
m. Menyusun rencana pemantauan dan evaluasi;
n. Membuat jadwal pelaksanaan program;
o. Menentukan penanggungjawab program/kegiatan

Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan ketika menyusun RKAS adalah:

1. Menggunakan strategi analisis SWOT


2. Analisis SWOT dilakukan setiap tahun
3. RKAS merupakan penjabaran dari RKS;
4. Program yang direncanakan lebih operasional;
5. Ada benang merah antara tujuan lima tahunan dan sasaran
6. Rencana dan program sekolah harus memperhatikan hasil analisis SWOT. (tujuan
situasional) satu tahunan

64
Secara lebih rinci penyusunan RKAS tersebut adalah sebagai berikut:

1) Melakukan analisis lingkungan operasional sekolah (strategis)

Langkah ini pada prinsipnya adalah sama dengan analisis lingkungan strategis pada Rentra.
Perbedaannya adalah untuk analisis ini lebih menitik beratkan kepada lingkungan sekolah saja
yang cakupannya lebih sempit dan berpengaruh langsung kepada operasional sekolah. Proses
proses ini termasuk menganalisis terhadap kebutuhan masyarakat/daerah setempat, potensi
daerah, potensi sekolah, potensi masyarakat sekitar, potensi geografis sekitar sekolah, potensi
ekonomi masyarakat sekitar sekolah, dan potensi lainnya. Termasuk di dalamnya juga tentang
regulasi atau kebijakan daerah dan peta perpolitikan daerah setempat. Hasil kajian ini (baik yang
bersifat kuantitas maupun kualitas) dapat dipergunakan untuk membantu melakukan analisis
pendidikan yang ada di sekolah saat sekarang dan perencanaan satu tahun ke depan

2) Melakukan analisis pendidikan sekolah saat ini

Adalah suatu analisis atau kajian yang dilakukan oleh sekolah untuk mengetahui semua unsur
internal sekolah yang akan dan telah mempengaruhi penyelenggaraan pendidikan dan hasil
hasilnya. Analisis ini lebih menitikberatkan kepada analisis situasi pendidikan di sekolah yang
bersangkutan. Aspek atau unsur-unsur sekolah yang secara internal dapat dikaji antara lain
mengenai kondisi saat ini tentang: PBM, guru, kepala sekolah, tenaga TU, laboran, tenaga
perpustakaan, fasilitas atau sarpras, media pengajaran, buku, peserta didik, kurikulum,
manajemen sekolah, pembiayaan dan sumber dana sekolah, kelulusan, sistem penilaian/evaluasi,
peran komite sekolah, dan sebaginya. Hasil kajian ini dapat dirumuskan dalam "school profile"
sekolahnya yang dapat dipergunakan untuk menentukan "status" atau potret sekolah saat ini.
Hasil ini selanjutnya akan dibandingkan dengan kondisi ideal yang diharapkan di masa satu
tahun mendatang, sehingga dapat diketahui sejauh mana kesenjangan yang terjadi.

3) Melakukan analisis pendidikan sekolah satu tahun ke depan (yang diharapkan)

Pada dasarnya analisis ini sama dengan yang dilakukan untuk analisis sebelumnya di RKS,
bedanya di sini untuk jangka waktu satu tahun. Sekolah melakukan suatu kajian atau penelaahan
tentang cita-cita potret sekolah yang ideal di masa datang (khususnya dalam satu tahun
mendatang). Dalam analisis ini melibatkan semua stakeholder sekolah, khususnya mereka yang

65
memiliki cara pandang yang visioner, sehingga dapat menentukan kondisi sekolah yang benar-
benar ideal tetapi terukur, feasible, dan rasional.

4) Menentukan kesenjangan antara situasi sekolah saat ini dan yang diharapkan satu
tahun kedepan

Dalam menentukan kesenjangan ini pada dasarnya sama ketika menyusun RKS. Berdasarkan
pada hasil analisis sekolah saat ini dan analisis kondisi sekolah yang ideal satu tahun mendatang,
maka selanjutnya sekolah dapat menentukan kesenjangan yang terjadi antara keduanya.
Kesenjangan itulah merupakan sasaran yang harus dicapai atau diatasi dalam waktu satu tahun,
sehingga apa. yang diharapkan sekolah secara ideal dapat dicapai. Dengan kata lain, kesenjangan
tersebut merupakan selisih antara kondisi nyata sekarang dengan kondisi idealnya satu tahun ke
depan.

5) Merumuskan tujuan sekolah selama satu tahun ke depan (disebut juga dengan sasaran
atau tujuan situasional satu tahun)

Sekolah menentukan atau merumuskan sasaran atau tujuan jangka pendek satu tahunan.
Rumusan tujuan satu tahunan ini merupakan penjabaran lebih rinci, operasional, dan terukur dari
tujuan empat tahunan dalam RKS. Oleh karena itu, tujuan di sini tidak boleh berbeda atau
menyimpang dari tujuan empat tahunan. Dalam perumusannya harus mengandung aspek
SMART (spesific, measurable, achievable, realistic, dan time bound). Secara substansi tujuan
tersebut lebih menitikberatkan kepada tujuan pencapaian standar nasional dalam berbagai aspek
pendidikan.

Tujuan satu tahun merupakan penjabaran dari tujuan sekolah yang telah dirumuskan berdasarkan
pada kesenjangan/selisih/gap yang terjadi antara kondisi sekolah saat ini dengan tujuan sekolah
untuk satu tahun ke depan. Berdasarkan pada tantangan nyata tersebut, selanjutnya dirumuskan
sasaran mutu yang akan dicapai oleh sekolah. Sasaran harus menggambarkan mutu dan kuantitas
berstandar nasional yang ingin dicapai dan terukur agar mudah melakukan evaluasi
keberhasilannya.

6) Mengidentifikasi Fungsi-fungsi atau urusan-urusan sekolah untuk dikaji tingkat


kesiapannya

66
Setelah sasaran atau tujuan tahunan ditentukan, selanjutnya dilakukan identifikasi fungsi-fungsi
atau urusan-urusan sekolah yang diperlukan untuk mencapai sasaran tersebut. Langkah ini harus
dilakukan sebagai persiapan dalam melakukan analisis SWOT. Fungsi-fungsi yang dimaksud,
misalnya untuk meningkatkan pencapaian ketuntasan kompetensi lulusan yang berstandar
nasional adalah fungsi proses belajar mengajar (PBM) berstandar nasional dan pendukung PBM
seperti: ketenagaan, kesiswaan, kurikulum, perencanaan instruksional, sarana dan prasarana
dengan standar internasional, serta hubungan sekolah dan masyarakat. Selain itu terdapat pula
fungsi-fungsi yang tidak terkait langsung dengan proses belajar mengajar, diantaranya
pengelolaan keuangan dan pengembangan iklim akademik sekolah.

Apabila sekolah keliru dalam menetapkan fungsi-fungsi tersebut atau fungsi tidak sesuai dengan
sasarannya, maka dapat dipastikan hasil analisis akan menyimpang dan tidak berguna untuk
memecahkan persoalan. Untuk itu, diperlukan kecermatan dan kehati-hatian dalam menentukan
fungsi-fungsi yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang ditentukan. Agar lebih mudah,
dalam identifikasi fungsi dibedakan fungsi-fungsi pokok yang berbentuk proses, misalnya KBM,
latihan, pertandingan, dan sebagainya serta fungsi-fungsi yang berbentuk pendukung, yang
berbentuk input misalnya ketenagaan, sarana-prasarana, anggaran, dan sebagainya. Pada setiap
fungsi ditentukan pula faktor-faktornya, baik faktor yang tergolong internal maupun eksternal
agar setiap fungsi memiliki batasan yang jelas dan memudahkan saat melakukan analisis.

Setelah fungsi-fungsi yang diperlukan untuk mencapai sasaran telah diidentifikasi, maka langkah
berikutnya adalah menentukan tingkat kesiapan masing-masing fungsi beserta faktor-faktornya
melalui analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Threat).

7) Melakukan Analisis SWOT

Analisis SWOT dilakukan dengan maksud untuk mengenali tingkat kesiapan setiap fungsi dari
keseluruhan fungsi yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Oleh karena
tingkat kesiapan fungsi ditentukan oleh tingkat kesiapan masing-masing faktor yang terlibat pada
setiap fungsi, maka analisis SWOT dilakukan terhadap keseluruhan faktor dalam setiap fungsi
tersebut, baik faktor internal maupun eksternal. Dalam melakukan analisis terhadap fungsi dan
faktor-faktornya, maka berlaku ketentuan berikut: Untuk tingkat kesiapan yang memadai,
artinya, minimal memenuhi kriteria kesiapan yang diperlukan untuk mencapai sasaran,
dinyatakan sebagai kekuatan bagi faktor internal atau peluang bagi faktor eksternal. Sedangkan

67
tingkat kesiapan yang kurang memadai, artinya, tidak memenuhi kriteria kesiapan minimal,
dinyatakan sebagai kelemahan bagi faktor internal atau ancaman bagi faktor eksternal. Untuk
menentukan kriteria kesiapan, diperlukan standar, kecermatan, kehati-hatian, pengetahuan, dan
pengalaman yang cukup agar dapat diperoleh ukuran kesiapan yang tepat.

Kelemahan atau ancaman yang dinyatakan pada faktor internal dan faktor eksternal yang
memiliki tingkat kesiapan kurang memadai, disebut persoalan. Selama masih adanya fungsi yang
tidak siap atau masih ada persoalan, maka sasaran yang telah ditetapkan diduga tidak akan dapat
tercapai. Oleh karena itu, agar sasaran dapat tercapai, perlu dilakukan tindakan-tindakan untuk
mengubah fungsi tidak siap menjadi siap. Tindakan yang dimaksud disebut langkah-langkah
pemecahan persoalan, yang pada hakekatnya merupakan tindakan mengatasi kelemahan atau
ancaman agar menjadi kekuatan atau peluang.

Setelah diketahui tingkat kesiapan faktor melalui analisis SWOT, langkah selanjutnya adalah
memilih alternatif langkah-langkah pemecahan persoalan, yakni tindakan yang diperlukan untuk
mengubah fungsi yang tidak siap menjadi fungsi yang siap dan mengoptimalkan fungsi yang
dinyatakan siap.

Oleh karena kondisi dan potensi sekolah berbeda-beda antara satu dengan lainnya, maka
alternatif langkah-langkah pemecahan persoalannya pun dapat berbeda, disesuaikan dengan
kesiapan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya di sekolah tersebut. Dengan kata lain,
sangat dimungkinkan suatu sekolah mempunyai langkah pemecahan yang berbeda dengan
sekolah lain untuk mengatasi persoalan yang sama. Oleh karena itu dalam analisis SWOT harus
dilakukan pada TIAP SASARAN. Format analisis SWOT dapat dilihat pada lampiran modul ini.

8) Merumuskan dan Mengidentifikasi Alternatif Langkah-langkah Pemecahan Persoalan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan untuk sasaran pertama, maka dapat diidentifikasi
kelemahan dan ancaman yang dihadapi oleh sekolah pada hampir semua fungsi yang diberikan.
Pada fungsi PBM yang menjadi kelemahan adalah siswa kurang disiplin, guru kurang mampu
memberdayakan siswa dan umumnya tidak banyak variasi dalam memberikan bahan pelajaran di
kelas serta waktu yang digunakan kurang efektif. Sedangkan yang menjadi ancaman adalah
kurang slapnya siswa dalam menerima pelajaran, terutama pada pagi dan siang hari menjelang

68
pulang. Di samping itu, suasana lingkungan sekolah yang kurang kondusif dan ramai karena
berdekatan dengan pusat keramaian kota.

Selanjutnya untuk mengatasi kelemahan atau ancaman tersebut, sekolah mencari alternatif
langkah langkah memecahkan persoalan. Dengan kata lain, alternatif pemecahan masalah pada
dasarnya merupakan cara mengatasi fungsi yang belum memenuhi kesiapan. Secara skematis
dalam menyusun RKAS sekolah dapat dilihat pada bagan berikut ini.

Situasi operasional Identifikasi fungsi –


lingkungan sekolah fungsi untuk
mencapai sasaranA

Sesarah 1 Analisis SWOT


setiap fungsi dan
Sesarah 2
Faktor -
Sesarah3 faktornya
Kondisi yang
ideal ………..
diharapkan

Alternative Langkah
– langkah
pemecahan
persoalan
Kesenjangan atau gap
antara kondisi sekolah
sekarang dengan
idealnya satu tahun
Rencana program dan angggaran
masing masing sasaran

Kndisi sekolah
saat ini ( saat Merencanakan supervise
dan money

Menentukan
Situasi jadwal kegiatan
operasional
lingkungan
sekolah

69
Menetukan
penanggung
jawab

9) Menyusun Rencana Program

Berdasarkan pada beberapa alternatif pemecahan persoalan yang dihasilkan dari analisis SWOT
tersebut, sekolah X' selanjutnya menyusun program sesuai dengan kemampuan sekolah. Sekolah
yang sukses adalah sekolah yang mampu melaksanakan alternatif pemecahan masalah dengan
inovatif maksimal dan biaya minimal. Dari alternatif langkah-langkah pemecahan persoalan
yang ada, Kepala sekolah bersama-sama dengan unsur Komite Sekolah, menyusun dan
merealisasikan rencana dan program-programnya untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Rencana yang dibuat harus menjelaskan secara detail dan lugas tentang aspek-aspek yang ingin
dicapai, kegiatan yang harus dilakukan, siapa yang harus melaksanakan, kapan dan dimana
dilaksanakan, dan berapa biaya yang diperlukan. Hal itu juga diperlukan untuk memudahkan
sekolah dalam menjelaskan dan memperoleh dukungan dari pemerintah maupun orangtua peserta
didik, baik secara moral maupun finansial.

10) Menentukan Tonggak-tonggak Kunci Keberhasilan/Output Apa dan Kapan Dicapal


(milestone)

Berdasarkan pada tujuan atau sasaran satu tahunan dan program di atas, maka selanjutnya dapat
dirumuskan tentang apa-apa saja yang akan dihasilkan (sebagai output), baik yang bersifat
kuantitatif maupun kualitatif dan dalam waktu kapan akan dicapai dalam waktu satu tahun.
Misalnya dari program pencapaian standar internasional aspek sarana dan prasarana pendidikan,
bentuk hasil yang akan dicapai sarana pendidikan apa saja dalam jangka satu tahun bisa
terwujud. Misalnya dalam lima tahun akan mencapai standar nasional, sarana pendidikan 100%,
maka pada tahun pertama ini akan dicapai 25%-nya. Demikian pula untuk hasil-hasil yang akan
dicapai dari program-program lainnya (lihat Tabel 2 di Bagian 1: Konsep dan Pelaksanaan).

11) Menyusun Rencana Biaya (Besar Dana, Alokasi, Sumber Dana)

Selanjutnya sekolah merencanakan alokasi anggaran biaya untuk kepentingan satu tahun. Dalam
membuat rencana anggaran ini dari setiap besarnya alokasi dana harus dimasukkan asal semua

70
sumber dana, misalnya dana dari rutin atau daerah (provinsi dan kabupaten/kota), dari pusat, dari
komite sekolah, atau dari sumber dana lainnya. Penyusunan rencana anggaran ini dituangkan ke
dalam Rencana Anggaran dan Belanja Sekolah (RAPBS). Dalam penyusunannya harus
memperhatikan ketentuan-ketentuan dari masing-masing penyandang dana. Sangat
dimungkinkan suatu program dibiayai dengan subsidi silang dari berbagai pos atau sumber dana.
Program-program yang memerlukan bantuan dari pusat harus dialokasikan sumber dana dari
pusat dengan sharing dari sekolah dan komite sekolah atau bahkan daerah. Pada era otonomi
daerah ini, maka sekolah dan daerah memiliki kewajiban yang lebih besar dalam hal pemenuhan
unit cost pendidikan anak/siswa. Dalam penyusunan anggaran di RAPBS, maka setiap program
atau kegiatan harus nampak jelas, terukur, dan rinci untuk memudahkan dalam menentukan
besarnya dana yang diperlukan.

12) Menyusun Rencana Pelaksanaan Program

Perumusan atau penyusunan rencana pelaksanaan program ini lebih mengarah kepada kiat, cara,
teknik, dan atau strategi yang jitu, efisien, efektif, dan feasibel untuk dilaksanakan Cara di sini
harus disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai pada program tersebut. Beberapa cara yang
bisa ditempuh misalnya dengan pelatihan atau workshop, seminar, lokakarya, temu alumni,
kunjungan, in house training, matrikulasi, remedial, pengayaan, pendampingan, bimbingan
teknis rutin, dan lainnya. Dalam perencanaan pelaksanaan harus mempertimbangkan alokasi
waktu, ketersediaan dana, SDM, fasilitas, dan sebagainya.

13) Menyusun Rencana Pemantauan dan Evaluasi

Perumusan di sini pada dasarnya sama dan mengacu kepada RKS khususnya tentang rencana
supervisi klinis, monitoring, dan evaluasi di sekolah, sekolah merumuskan tentang rencana
supervisi, monitoring internal, dan evaluasi internal sekolahnya oleh kepala sekolah dan tim yang
dibentuk sekolah. Harus dirumuskan rencana supervisi yang akan dilakukan sekolah ke semua
unsur sekolah, dirumuskan monitoring tiap kegiatan sekolah oleh tim, dan harus dirumuskan
evaluasi kinerja sekolah oleh tim. Oleh siapa dan kapan dilaksanakan harus dirumuskan secara
jelas selama kurun waktu satu tahun. Dengan demikian, sekolah dapat memperbaiki kelemahan
proses dan dapat mengetahui keberhasilan atau kegagalan tujuan dalam kurun waktu satu tahun
tersebut. Pada akhirnya sekolah akan mengetahui program apa yang dapat dicapai dan kapan
suatu target standar internasional akan dicapai dengan pasti. Tanpa adanya langkah ini sekolah

71
akan cenderung berjalan tanpa ada kejelasan dan kepastian. Lebih daripada itu, sekolah akan
memiliki daya tawar dengan pihak lain ketika berkepentingan untuk meningkatkan kemajuan
sekolah.

14) Membuat Jadwal Pelaksanaan Program

Apabila program-program telah disusun dengan baik dan pasti, selanjutnya sekolah
merencanakan alokasi waktu per mingguan atau bulanan atau triwulanan dan seterusnya sesuai
dengan karakteristik program yang bersangkutan. Fungsi utama dengan adanya penjadwalan ini
untuk pegangan bagi para pelaksana program dan sekaligus mengontrol pelaksanaan tersebut.

15) Menentukan Penanggungjawab Program/Kegiatan

Sekolah akhirnya harus menentukan siapa penanggungjawab suatu kegiatan/ program, kelompok
program dan atau keseluruhan program. Dengan SK Kepala Sekolah, tiap orang atau kelompok
orang dapat menjadi penanggung jawab atau anggota pelaksana program/kegiatan. Pertimbangan
utamanya adalah profesionalitas, kesesuaian, kewenangan, kemampuan, kesediaan, dan
kesempatan yang ada. Asas proporsionalitas bisa dipertimbangkan kemudian. Keterlibatan pihak
luar, seperti komite sekolah, tokoh masyarakat, dan sebagainya dapat dilibatkan sesuai dengan
kepentingannya. Pada prinsipnya RKAS ini harus diketahui, disetujui, dan disahkan oleh
berbagai pihak terkait (Sekolah, Komite Sekolah, Dinas Pendidikan Daerah Provinsi dan
Kabupaten/Kota).

3. Menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Biaya Sekolah (RAPBS)

Rencana Anggaran Pendapatan dan Biaya Sekolah (RAPBS) menjadi salah satu bagian Rencana
Pengembangan Sekolah yang cukup penting dan strategis dalam pengembangan sekolah. RAPBS
menjadi salah satu indikator utama pengembangan sekolah di masa-masa yang akan datang.
Besar kecilnya RAPBS sangat ditentukan oleh kepiawaian kepala sekolah dalam mengelola
sekolah, di samping juga kemampuan kepala sekolah dalam menggali dana, di luar dana dari
pemerintah. Selanjutnya RAPBS disusun dengan tujuan untuk:

(1) memberikan arah yang jelas program sekolah dalam kurun waktu tertentu (misalnya 4
tahunan)

72
(2) memprediksi kegiatan-kegiatan sekolah di masa yang akan datang
(3) menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi pendanaan pada kegiatan-
kegiatan sekolah
(4) menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,
dan pengawasan
(5) mengoptimalkan partisipasi warga sekolah dan masyarakat dalam hal dukungan finansial;
dan
(6) menjamin tercapainya penggunaan sumber dana secara efisien, efektif, berkeadilan, dan
berkelanjutan.

C. Rangkuman
1. Konsep RKAS

RPS berisi dua rencana pengembangan pendidikan ditinjau dari jangka waktunya, yaitu Rencana
Kerja Sekolah (RKS) dalam jangka menengah (empat tahunan), dan Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKAS) dalam jangka pendek (satu tahunan). RKS adalah suatu perencanaan
pengembangan sekolah yang menggambarkan tentang program program sekolah yang akan
dilaksanakan dan dicapai selama kurun waktu empat tahun. Program program tersebut lebih
bersifat garis besar, baik menyangkut fisik maupun non fisik, yang semuanya mengacu kepada
standar nasional pendidikan. Sedangkan RKAS merupakan bagian tak terpisahkan dari RKS, dan
lebih merupakan penjabaran operasional dari RKS. Program-program dalam RKAS lebih detail
yang akan dilaksankan dan dicapai dalam satu tahun. Dengan demikian RKS dibuat pada awal
tahun untuk empat tahun mendatang, sedangkan RKAS dibuat pada tahun pertama, tahun
kedua,..dst dari empat tahun yang akan dilaksanakan. Baik dalam RKS maupun RKAS semua
sumber dana dan alokasi biaya sudah dapat diprediksi sebelumnya. Dalam hal program, baik
RKS maupun RKAS harus memperhatikan kebutuhan sekolah, masyarakat serta sesuai dengan
standar nasional pendidikan.

2. Langkah – langkah Penyuusnan RKAS


4. Langkah-Langkah Penyusunan RKAS

RKAS disusun berdasarkan RKS, dan tidak boleh menyimpang dari RKS, sehingga antara RKS
dan RKAS harus terkait dan ada benang merahnya. RKS dan RKAS inilah yang selanjutnya akan
dipergunakan sebagai dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi, pembinaan, dan

73
pembimbingan oleh berbagai pihak yang berkepentingan dengan sekolah. Adapun langkah-
langkah penyusunan RKAS adalah sebagai berikut: Melakukan analisis lingkungan operasional
sekolah, Melakukan analisis pendidikan sekolah saat ,Melakukan analisis pendidikan sekolah
satu tahun ke depan (yang diharapkan), Merumuskan kesenjangan antara pendidikan sekolah saat
ini dan satu tahun kedepan, Merumuskan tujuan selama satu tahun ke depan, Mengidentifikasi
urusan-urusan sekolah untuk dikaji tingkat kesiapannya, Melakukan analisis SWOT (mengenali
tingkat kesiapan masing-masing urusan sekolah melalui analisis SWOT), Merumuskan dan
mengidentifikasi langkah-langkah pemecahan persoalan, Menyusun rencana program
sekolah.Menentukan tonggak-tonggak kunci keberhasilan milestone (output apa & kapan
dicapai); Menyusun rencana biaya (besar dana, alokasi, sumber dana), Menyusun rencana
pelaksanaan program, Menyusun rencana pemantauan dan evaluasi, Membuat jadwal
pelaksanaan program; , Menentukan penanggungjawab program/kegiatan

Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan ketika menyusun RKAS adalah:

1. Menggunakan strategi analisis SWOT


2. Analisis SWOT dilakukan setiap tahun
3. RKAS merupakan penjabaran dari RKS;
4. Program yang direncanakan lebih operasional;
5. Ada benang merah antara tujuan lima tahunan dan sasaran
6. Rencana dan program sekolah harus memperhatikan hasil analisis SWOT. (tujuan
situasional) satu tahunan

Secara lebih rinci penyusunan RKAS tersebut adalah sebagai berikut:

1. Melakukan analisis lingkungan operasional sekolah( strategis)


2. Melakukan analisis pendidikan sekolah saat ini
3. Melakukan analisis pendidikan sekolah satu tahun ke depan ( yang diharapkan)
4. Menentukan kesenjangan anara situasi sekolah saat ini dan yang diharapkan satu tahun
kedepan
5. Merumuskan tujuan sekolah selama satu tahun ( disebut juga dengsn sasaran atau tujuan
situasional satu tahun)
6. Mengidentifiksi fungsi – fungsi atau urusan urusan sekolah untuk di kaji tingkat
kesiapannya.

74
7. Melakukan analisis SWOT
8. Merumuskan dan mengidentifikasi Alternatif Lngkah – langkah pemecahan persoalan
9. Menyusun rencana program
10. Menentukan Tonggak – tonggak kunci keberhasilan /outout apa dan kapan dicapai
( milestone)
11. Menyusun Rencana Biaya ( Besar Dana, Alokasi, Sumber Dana )
12. Menyusun Rencana Pelaksanaan Program
13. Menyusun Rencana Pematauan dan Evaluasi
14. Membuat jadwal Pelaksanaan Program

D. UJI KOMPETENSI
Pilihlah jawaban yang tepat a, b,c, & d dari soal – soal pilihan ynag tepat berikut ini !
1. Kepanjangan dari RKAS adalah….
a. Rencana Kegiatan Acuan Sekolah
b. Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah
c. Rancanagan Kegiatan Anggaran Sekolah
d. Rancangan Kegiatan Acuan Sekolah
2. RKAS disusun berdasarkan ……
a. Langkah – langkah Penyusunan RKAS
b. RKS
c. SWOT
d. 5 W + 1 H
3. Berapa langkah dalam penyusunan RKAS ….
a. 10
b. 23
c. 13
d. 16
4. Analisis SWOT dilakukan Setiap ….
a. Hari
b. Minggu
c. Bulan
d. Tahun
5. Rencana dan program sekolah harus memperhatikan hasil analisis ….
a. RKAS
b. SWOT
c. RKS
d. STRATEGI
Jawablah pertanyaan – pertanyaan berikut ini dengan tepatt !
1. Apa ynag anda ketahui mengenai RKAS!

75
2. Apa saja langkah – langkah dalam penyusunan RKAS !
3. Sebutkan ketentuan – ketetuan yang harus diperhatikan ketika penyusunan RKAS !
4. Apa yang dimaksud dengan analisis SWOT
5. Mengapa perlu melakukan analisis pendidikan sekolah saat ini?
6. Apa yang dimaksud dengan rencana pelaksanaan program ?
7. Apa yang dimaksud dengan RAPBS ?
8. Sebutkan Tujuan RAPBS!

DAFTAR PUSTAKA

Dra.Agnes Aryesam, M. ,. (2021). Modul . Pembelajaran Manajemen Perencanaan Dan


PembiayaanPendidikan, 1-50.

76

Anda mungkin juga menyukai