Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN

Ditulis Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

Dosen Pengampu:
Dr. Muawanah, M.Pd

Disusun Oleh :
ABDUL ROVI’I ( 22504001 )

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


PASCA SARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
2022
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Perkembangan Manajemen Pendidikan

Hoy & Miskel “Theory is a set of interrelated concepts, assumptions, and


generalizations that systematically describes and explains regularities in behavior
in educational organizations”. (Teori adalah seperangkat konsep, asumsi, dan
generalisasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan menjelaskan perilaku
dalam berbagai organisasi pendidikan.)1
Pendapat mengenai batasan manajemen menurut para ahli, diantaranya:
1. John D. Millett
Manajemen adalah suatu proses pengarahan dan pemberian fasilitas kerja kepada
orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan.
Millet lebih menekankan bahwa manajemen sebagai suatu proses, yaitu suatu
rangkaian aktivitas yang satu sama lain saling berurutan.
a) Proses pengarahan (process of directing), yaitu suatu rangkaian kegiatan
untuk memberikan petunjuk atau instruksi dari seorang atasan kepada bawahan.
b) Proses pemberian fasilitas kerja (process of facilitating the work), yaitu
rangkaian kegiatan untuk memberikan sarana dan prasarana untuk memudahkan
pelaksanaan pekerjaan dari seorang atas kepada bawahan
2. James A.F Stoner dan Charles Wankel
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan
pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh sumber daya
organisasi lainnya demi tercapainya tujuan organisasi.
3. Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard
Manajemen adalah seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pemotivasian dan pengendalian terhadap orang dan mekanisme
kerja untuk mencapai tujuan.2

Dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional pasal 1 ayat 1, diungkapkan yang dimaksud dengan pendidikan adalah “usaha
1
Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan, (Jogjakarta:Ar-RUZZ MEDIA GROUP, 2010),
hlm. 48
2
Ibid...,hlm. 78.
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak „mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.3

Nanang Fattah mendefinisikan manajemen pendidikan juga didukung biaya


pendidikan yang merupakan jumlah uang yang dihasilkan dan dibelanjakan untuk
berbagai keperluan penyelenggaraan pendidikan yang mencakup gaji guru, peningkatan
profesional peralatan, pengadaan alat-alat dan buku pelajaran, alat tulis kantor (ATK),
kegiatan ekstrakulikuler, kegiatan pengelolaan pendidikan, dan supervisi pendidikan.4

Teori manajemen mempunyai peran (role) atau membantu menjelaskan perilaku


organisasi yang berkaitan dengan motivasi, produktivitas, dan kepuasan (satisfaction).
Sedang karakteristik dari teori manajemen secara garis besar dapat dinyatakan :

1. Mengacu pada pengalaman empiric


2. Adanya keterkaitan antara satu teori dengan teori lain
3. Mengakui kemungkinan adanya penolakan.5
B. Perkembangan Teori Manajemen
Munculnya mazhab ilmu manajemen dilatarbelakangi oleh lahirnya riset operasi
(Operation Research/OR) yang dibentuk oleh pemerintah Inggris untuk menghadapi
sejumlah permasalahan baru yang rumit dalam peperangan yang harus segera
dipecahkannya pada permulaan perang dunia ke 2. Tekhnik ilmu manajemen
diaplikasikan dalam aktivitas yang amat luas, misalnya penganggaran modal
(capital budgeting), penjadwalan produksi (production scheduling), perencanaan
program pengembangan bawahan, pengembangan strategi produk dan sebagainya.
Perkembangan teori manajemen dapat dibagi menjadi:
1. Teori Manajemen Kuno

3
Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS),
(Bandung: Citra Umbara, 2006), hlm. 209
4
Dr. Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan Cet-3 (revisi), PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2000, hlm. 11-12
5
Drs. Mamduh M. Hanafi, MBA, Manajemen, Yogyakarta, Unit Penerbitan dan Percetakan
Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 1997. hlm. 30
Manajemen telah dipraktekkan oleh masyarakat kuno. Sebagai contoh,
bangsa Mesir bisa membuat piramida. Bangunan yang cukup kompleks yang
hanya bisa diselesaikan dengan koordinasi yang baik. Kekaisaran Romawi
mengembangkan struktur organisasi yang jelas, dan sangat membantu
komunikasi dan pengendalian.
2. Teori Manajemen Klasik
a. Robert Owen (1771-1858). Owen berkesimpulan bahwa manajer harus
menjadi pembaharu (reformer). Beliau melihat peranan pekerja bukan
saja merupakan input, tetapi merupakan sumber daya perusahaan yang
signifikan. Ia juga memperbaiki kondisi pekerjanya, dengan mendirikan
perumahan (tempat tinggal) yang lebih baik.
b. Babbage merupakan profesor matematika di Inggris, percaya bahwa
prinsip-prinsip ilmiah dapat diterapkan untuk meningkatkan efisiensi
produksi, produksi naik biaya operasi turun, Pembagian Kerja (division
of labor) dengan ini kerja/operasi pabriknya bisa dianalisis secara
terpisah dengan cara semacam ini pula training bisa dilakukan dengan
lebih mudah, melakukan pekerjaan yang sama secara berulang-ulang,
maka pekerja akan semakin terampil dan berarti semakin efisien.
3. The Behavioral School
Frederick W. Taylor , mengenalkan bahwa titik tolak penerapan manajemen
secara ilmiah hasil penelitian tentang studi waktu kerja (time & motion
studies). Dengan penekanan waktu penyelesaian pekerjaan dapat
dikorelasikan dengan upah yang diterima. Metode ini disebut sistem upah
differensial.

Manajemen Taylor didasarkan pada langkah atau prinsip sebagai berikut :

a. Mengembangkan Ilmu untuk setiap elemen pekerjaan, untuk


menggantikan pikiran yang didasari tanpa ilmu.
b. Memilih karyawan secara ilmiah, dan melatih mereka untuk
melakukan pekerjaan seperti yang ditentukan.
c. Mengawasi karyawan secara ilmiah, untuk memastikan mereka
mengikuti metode yang telah ditentukan.
d. Kerjasama antara manajemen dengan pekerja ditingkatkan.
Persahabatan antara keduanya juga ditingkatkan.

Frank B. Gilberth (1868-1924) dan Lillian Gilberth (1887-1972)


Keduanya adalah suami istri yang mempunyai minat yangsama terhadap
manajemen. Menurut Frank pergerakan yang dapat dihilangkan akan
mengurangi kelelahan. Semangat kerja akan naik karena bermanfaat secara
fisik pada karyawan. Sedang Lilian memberikan kontribusi pada lapangan
psikologi industri dan manajemen personalia. Beliau percaya bahwa tujuan
akhir manajemen ilmiah adalah membantu pekerja mencapai potensi
penuhnya sebagai seorang manusia.

Henry L. Gantt hidup pada tahun 1861 – 1919. Rendahnya motivasi yang
dicapai mengakibatkan Gantt meninggalkan sistem tarif upah diferensial
untuk diubah menjadi satu inovasi baru berupa motivasi kerja kepada para
bawahan. Sistem Pengawasan (supervisor) diterapkannya sebagai upaya
untuk memacu semangat kerja karyawan. Disamping itu Gantt juga
memperkenalkan sistem penilaian terbuka yang awalnya merupakan ide
Owen. Gantt chart (bagan Gantt) kemudian populer dan gigunakan untuk
perencanaan, yaitu mencatat scedul (jadwal) pekerja tertentu.
4. The Quantitative School
Teori ini mengembangkan model-model untuk memecahkan masalah-maslah
menejemen yang kompleks. Dengan memenuhi berbagai faktor sebagai
variabel yang saling berkaitan, maka dengan bantuan komputer, model itu
dapat memberi pemecahan masalah yang lebih berdasar rasional kepada para
manajer dalam membuat keputusan-keputusannya. Teknik-teknik ilmu
manajemen ini banyak membantu para manajer organisasi yang benar-benar
dalam berbagai kegiatan penting , seperti dalam hal penganggaran modal dan
manajemen arus dana, penjadwalan produksi, strategi pengembangan
produksi, perencanaan sumber daya manusia, penanggulangan logistik dan
penjadwalan pesawat terbang. Teori Aliran Kuantitatif memfokuskan
keputusan manajemen didasarkan atas perhitungan yang dapat
dipertanggungjawabkan keilmiahannya. Pendekatan ini dikenal sebagai
pendekatan ilmu manajemen yang biasa dimulai dengan langkah sebagai
berikut: Merumuskan masalah, Menyusun model aritmatik, Mendapatkan
penyelesaikan dari model, Mengkaji model dan hasil model, Menetapkan
pengawasan atas hasil, dan Mengadakan implementasi.
5. Teori Pendekatan Sistem
Sistem dapat diartikan sebagai gabungan sub-sub sistem yang saling
berkaitan. Organisasi sebagai suatu sistem akan dipandang secara
keseluruhan, terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan (sub-sistem), dan
sistem/organisasi tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan.
Model pendekatan sistem dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Input
b. Proses transformasi
c. Output
d. Interaksi dengan lingkungan
e. Feed
f. Back
Pada proses selanjutnya pendekatan inilah yang selama ini digunakan
dalam sistem manajemen pendidikan di indonesia.
6. Neo-Human Relation
Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan psikologis terhadap
bawahan, yaitu dengan mengetahui perilaku individu bawahan sebagai suatu
kelompok hubungan manusiawi untuk menunjang tingkat produktifitas kerja.
Pendekatan ini berusaha mengintegrasikan sis positif manusia dan
manajemen ilmiah. Pendekatan ini melihat bahwa manusia merupakan
makhluk yang emosional, intuitif, dan kreatif. Dengan memahami kedudukan
manusia tersebut, prinsip manajemen dapat dikembangkan lebih lanjut.
Tokoh yang dapat disebut mewakili aliran ini adalah W. Edward Deming,
yang mengembangkan prinsip-prinsip manajemen seperti Fayol yang
berfokus pada kualitas kerja dan hubungan antar karyawan.6

6
Prof. Dr. H.A.R. Tilaar, M.Sc.Ed., Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional (dalam
perspektif abad 21), Magelang, Tera Indonesia. 1998. hlm. 75
7. Teori Behavioral Science

a. Abraham maslow
Mengembangkan adanya hirarki kebutuhan dalam penjelasannya tentang
perilaku manusia dan dinamika proses motivasi.
b. Frederich Herzberg
Menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua faktor.
c. Robert Blake dan Jane Mouton
Membahas lima gaya kepemimpinan dengan kondisi manajerial.
d. Rensis Likert
Menidentifikasikan dan melakukan penelitian secara intensif mengenai
empat system manajemen.
e. Fred Fiedler
Menyarankan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan.
f. Chris Argyris
Memandang organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antar hubungan
budaya.
g. Edgar Schein
Meneliti dinamika kelompok dalam organisasi.

8. Teori Manajemen Organisasi


Henry Fayol merupakan industrialis Prancis, ia sering disebut sebagai bapak
aliran manajemen klasik karena upaya “mensistematisir” studi manajerial.
Menurut Fayol, praktek manajemen dapat dikelompokkan ke dalam beberapa
pola yang dapat diidentifikasi dan dianalisis. Dan selanjutnya analisis tersebut
dapat dipelajari oleh manajer lain atau calon manajer.
Fayol adalah orang yang pertama mengelompokkan kegiatan manajerial
dalam 4 fungsi manajemen, yaitu : (1) Perencanaan, (2) Pengorganisasian, (3)
Pengarahan, dan (4) Pengendalian. Fayol percaya bahwa manajer bukan
dilahirkan tetapi diajarkan. Manajemen bisa dipelajari dan dipraktekkan secara
efektif apabila prinsip-prinsip dasarnya dipahami. 7
Max Weber adalah seorang ahli sosiologi Jerman yang mengembangkan
teori birokrasi. Menurutnya, suatu organisasi yang terdiri dari ribuan anggota
membutuhkan aturan jelas untuk anggota organisasi tersebut. Organisasi yang
ideal adalah birokrasi dimana aktivitas dan tujuan diturunkan secara rasional
dan pembagian kerja disebut dengan jelas. Birokrasi didasarkan pada aturan
yang rasional yang dapat dipakai untuk mendesain struktur organisasi yang
jelas. Konsep birokrasi Weber berlainan dengan pengertian birokrasi populer,
dimana orang cnderung mengartikan kata birokrasi dengan konotasi negatif,
yaitu organisasi yang lamban, tidak reponsif terhadap perubahan.
Barnard mengembangkan teori organisasi, menurutnya orang yang datang ke
organisasi formal (seperti perusahaan) karena ingin mencapai tujuan yang tidak
dapat dicapai sendiri. Pada waktu mereka berusaha mencapai tujuan organisasi,
mereka juga akan berusaha mencapai tujuannya sendiri. Organisasi bisa
berjalan dengan efektif apabila keseimbangan tujuan organisasi dengan tujuan
anggotanya dapat terjaga.
Barnard percaya bahwa keseimbangan antara tujuan organisasi dengan
individu dapat dijaga apabila manajer mengerti konsep wilayah penerimaan
(zone of acceptance), dimana pekerja menerima instruksi atasannya tanpa
mempertanyakan otoritas manajemen.8

C. Studi Kasus Di Indonesia

Terdapat beberapa fenomena dari Penerapan Manajemen Pendidikan di Indonesia

diantaranya ialah :

a. pendidikan kita tidak mendewasakan anak didik,

7
Dr. H. Syaiul Sagala, M.Pd, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung, Alfabeta, 2000, hlm.
22

8
Prof. Dr. Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, Crt. II, Jakarta, Rineka Cipta, 2004,
hlm. 1
b. pendidikan kita telah kehilangan objektivitasnya,

c. pendidikan kita tidak menumbuhkan pola berfikir,

d. pendidikan kita tidak menghasilkan manusia terdidik,

e. pendidikan kita dirasa membelenggu,

f. pendidikan kita belum mampu membangun individu belajar,

g. pendidikan kita dirasa linier-indroktinatif,

h. pendidikan kita belum mampu menghasilkan kemandirian, dan

i. pendidikan kita belum mampu memberdayakan membudayakan peserta

didik.

Fenomena tersebut di atas, itu semua adalah tentang evaluasi dari pendidikan

kita yang ada sekarang ini. Sedangkan pemikiran untuk memfungsikan pendidikan

di Indonesia dirasa selain merupakan tuntutan kebutuhan di atas, juga dibutuhkan

adanya : “peace education” pendidikan yang damai / menyejukkan, pendidikan

yang mampu membangun kehidupan demokratik, pendidikan yang mampu

menumbuhkan semangat menjunjung tinggi HAM, dan pendidikan yang mampu

membangun keutuhan pribadi manusia berbudaya.9

9
J. Drost, SJ., Dari KBK (Kurikulum Bertujuan Kompetensi) Sampai MBS (Manajemen
Berbasis Sekolah), Jakarta, PT. Kompas Media Nusantara. 2005. hlm. 9.
DAFTAR PUSTAKA

Mulyono. 2010. Konsep Pembiayaan Pendidikan. Jogjakarta:Ar-RUZZ MEDIA


GROUP
Fattah, Nanang. 2000. Landasan Manajemen Pendidikan Cet-3 (revisi)
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas) dan Penjelasannya, Yogyakarta: Media Wacana Press.
Mamduh, M. Hanafi. 1997. Manajemen Unit Penerbitan dan Percetakan
Akademi Manajemen Perusahaan YKPN Yogyakarta
Made Pidarta. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Crt. II. Jakarta: Rineka
Cipta.
Syaiul Sagala.2000. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta
Drost, SJ. 2005. Dari KBK (Kurikulum Bertujuan Kompetensi) Sampai MBS
(Manajemen Berbasis Sekolah). Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara
Tilar. 1998. Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional (dalam
perspektif abad 21) Magelang: Tera Indonesia
Mulyasa. Manajemen Berbasis Sekolah (Konsep, Strategi dan Implementasi).
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Anda mungkin juga menyukai