Anda di halaman 1dari 6

BAB 3

PERKEMBANGAN ILMU MANAJEMEN

1. Sejarah Ilmu Manajemen

Ilmu Manajemen merupakan ilmu yang telah ada sejak zaman dahulu dan
bukan ilmu yang baru . Hal itu dapat dibuktikan dari adanya peninggalan-
peninggalan di beberapa negara seperti di Mesir yaitu adanya Bangunan Piramida
yang menunjukkan bahwa pada zaman dahulu telah ada kegiatan yang diatur dan
mengikuti tahapan-tahapan tertentu yang telah disiapkan. Selain itu,kita bisa
melihat adanya benteng raksasa yang dibangun sepanjang ribuan kilometer di
Cina. Ini menunjukkan bahwa masyarakat zaman dahulu sudah menerapkan
ilmu-ilmu manajemen dalam melakukan suatu kegiatan. Bahkan dalam konsep
yang paling tradisional sekalipun,telah dikenal dan dijalankan oleh orang-orang
terdahulu, sehingga dengan konsep manajemen bangunan-bangunan tersebut
dapat berdiri hingga sekarang.
Tokoh-tokoh yang memperkenalkan manajemen secara keilmuan adalah
Robert Owen(1771-1858) dan Charles Babbage(1792-1871).
Robert Owen merupakan seorang industrialis asal Inggris ,dan tokoh
pertama yang menyatakan perlunya sumber daya manusia di dalam organisasi
dan kesejahteraan pekerja. Sedangkan Charles Babbage merupakan ahli
matematika asal Inggris yang menyatakan bahwa pentingnya efisiensi dalam
proses produksi.
Setelah munculnya pernyataan tentang ilmu manajemen dari Owen dan
Babbage, bermunculan pula berbagai perspektif dalam ilmu manajemen.

Tiga Kelompok Pemikiran Dalam Ilmu Manajemen


Diantara perspektif yang muncul adalah kelompok pertama yang dikenal
sebagai perspektif manajemen klasik atau classical management perspective.
Perspektif ini terbagi menjadi dua bagian besar,yaitu mereka yang memandang
manajemen sebuah proses saintifik (scientific management) dan manajemen
sebagai sebuah kegiatan administrasi (administrative management).
Kelompok Pertama :Perspektif Manajemen Klasik
 Kelompok Manajemen Ilmiah atau Saintifik
Di awal abad 20 , produktivitas menjadi salah satu masalah
terbesar yang dihadapi oleh organisasi bisnis. Bisnis pada saat itu sangat
berkembang dan modal juga tersedia dengan mudah, akan tetapi output
yang dihasilkan para pekerja, terutama yang memenuhi standar tidak
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Para manajer berusaha
memperbaiki produktivitas kerja ini. Sehingga diperoleh ide dengan cara
meningkatkan produktivitas pekerja secara individual. Ide yang
dihasilkan pada masa ini dikenal sebagai kelompok aliran manajemen
saintifik .Diantara tokoh-tokoh dalam kelompok ini adalah Fredrick
Winslow Taylor(1856-1915), Frank Gilbert(1868-1924),dan Lilian
Gibran(1878-19720).
Diantara kontribusi yang pernah diberikan Taylor adalah studi
mengenai penetapan standar kerja yang didasarkan pada penghitungan
waktu(Time and Motion Studies). Taylor menyatakan bahwa untuk
mencapai tujuan sebuah perusahaan, misalnya untuk meningkatkan profit
perusahaan, maka produktivitas perlu ditingkatkan. Produktivitas dapat
diukur dari tingkat output dan prestasi kerja. Untuk dapat meningkatkan
prestasi kerja, bagi Taylor, perlu diberikan insentif, yang diberikan agar
motivasi pekerja menjadi tinggi sehingga tingkat output menjadi tinggi
atau meningkat. Karena kontribusinya ini, Fredrich W. Taylor dikenal
sebagai Bapak Manajemen Ilmiah atau Father of Scientific Management.
Selain Taylor, contributor lainnya dalam kelompok manajemen
ilmiah adalah pasangan suami-istri Frank dan Lilian Gilbert.
Kontribusi tersebut yakni metode efisiensi dalam pekerjaan kontruksi
yang memerlukan pengaturan bahan-bahan bangunan. Metode yang
mereka perkenalkan mampu meningkatkan efisiensi pekerjaan konstruksi
dan meningkatkan output sebesar 200 %. Berbeda dengan suaminya,
Lilian Gilbert banyak memberikan kontribusi dalam bidang psikologi
industry dan manajemen sumber daya manusia, termasuk bagaimana
pentingnya bekerja secara tim dalam sebuah organisasi bisnis.
Selain pasangan Gilberth, ada seorang kontributor lain yakni
Henry L. Gantt(1861-1919) yang memperkenalkan 4 gagasan untuk
peningkatan kegiatan manajemen, yaitu :
1. Kerja sama yang saling menguntungkan anatara tenaga kerja
dan pimpinan
2. Seleksi ilmih tenaga kerja atau karyawan
3. Sistem insentif untuk merangsang produktivitas karyawan
dan organisasi.
4. Penggunaan instruksi-instruksi kerja yang terperinci.
Gagasan dari Gantt telah membantu manajemen dalam organisasi.
Pendekatan yang dikenal sebagai penyelesaian yang menguntungkan bag
semua pihak atau win-win solution. Selain gagasannya tersebut, Gantt
juga memperkenalkan apa yang dinamakan “Bagan Gantt”(Gantt Chart)
yang kemudian dikenal sebagai time schedule(penjadwalan kerja). Bagan
Gantt ini dibuat untuk kegiatan perencanaan,koordinasi,dan pengawasan
produksi.
Ketidakefisiensi dalam organisasi seringkali menghambat
tercapainya tujuan. Berdasarkan hal ini, seorang yang bernama
Harrington Emerson (1853-1931) memberikan kontribusi berharga dalam
dunia manajemen dengan memperkenalkan 12 prinsip-prinsip efisiensi:
1. Tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas
2. Kegiatan yang dilakukan harus masuk akal dan realistis
3. Adanya staf yang memiliki kualifikasi yang tepat
4. Adanya kedisiplinan
5. Diberlakukannya pemberian kompensasi yang adil
6. Perlu adanya laporan dari setiap kegiatan secara tepat,
akurat, dan terpercaya sehingga diperlukan semacam sistem
informasi atau akutansi.
7. Adanya kejelasan dalam pemberian perintah,perencanaan
dan pembagian kerja.
8. Adanya penetapan standar dari setiap pekerjaan, baik dari
segi kualitas kerja maupun waktu pengerjaan.
9. Kondisi pekerjaan perlu distandarisasi.
10. Kegiatan operasional harus distandarisasikan.
11. Instruksi-instruksi praktis tertulis harus dibuat secara standar
12. Sebagai kompensasi atas efisiensi, perlu dibuat rencana
pemberian insentif.
 Kelompok Manajemen Administrasi
Berpandangan bahwa perubahan produktivitas tersebut harus
dilakukan secara menyeluruh dalam sebuah organisasi. Diantara
contributor kelompok ini adalah Henry Fayol (1891-1983), dan Max
Weber (1864-1920). Menurut Henry Fayol manajemen sangat
memerlukan proses pengarahan yang dilakukan secara sistematis di
antara pekerja dan manajer agar produktivitas organisasi secara
keseluruhan meningkat. Fayol memperkenalkan 14 prinsip agar fungsi
manajemen dapat dilaksanakan sehingga tujuan organisasi dapat
tercapai secara lebih efektif dan efisien. Keempat belas prinsip tersebut,
yaitu :
1. Pembagian kerja
2. Wewenang
3. Disiplin
4. Kesatuan perintah
5. Kesatuan pengarahan
6. Meletakkan kepentingan perseorangan dibawah kepentingan
umum
7. Balas jasa
8. Sentralisasi
9. Garis wewenang
10. Order
11. Keadilan
12. Stabilitas staf dalam organisasi
13. Insiatif
14. Semangat korps.
Kelompok Kedua: Perspektif Manajemen Perilaku

Perspektif manajemen perilaku (behavioral management


perspective) menekankan pada pentingnya manajemen memerhatikan
perilaku dan kebiasaan individu manusia yang terdapat dalam sebuah
organisasi dan pentingnya pula manajemen melakukan perubahan
perilaku dan kebiasaan manusia yan ada dalam organisasi agar organisasi
dapat berjalan dengan baik. Diantara kontributornya adalah seorang
psikolog Jerman yang bernama Hugo Munstberg(1863-1916).
Munstberg menyatakan bahwa para psikolog bisa memberikan kontribusi
yang sangat berharga dalam sebuah kegiatan bisnis atau industry dalam
hal seleksi pekerja dan upaya-upaya yang dapat memotivasi pekerja.
The Howthorne Studies

Studi ini disponsori oleh perusahaan besar General Electric (GE)


dan dilakukan oleh Elton Mayo dan rekan-rekannya. Studi ini terdiri dari
dua eksperimen. Kedua eksperimen ini menyimpulkan bahwa ternyata
pemberian insentif dan juga nyala lampu atau penerangan tidak
menentukan produktivitas para pekerja ,akan tetapi adanya perlakuan
yang sama oleh manajer serta “perhatian khusus” lah yang akan
menentukan produktivitas para pekerja.

Kelompok Ketiga: Perspektif Manajemen Kuantitatif

Perspektif kelompok ini melakukan adopsi pendekatan


matematika dalam menjalankan prinsip-prinsip manajemen yang
sebelumnya dipekernalkan oleh Frederich W.Taylor.

Diantara dua perspektif yang muncul dalam kelompok


manajemen kuantitatif ini adalah perspektif manajemen sains dan
manajemen operasi

1. Perspektif Manajemen Sains


Berbeda dengan Manajemen Saintifik, perspektif
manajemen sains lebih menekankan pada penggunaan
model matematika dalam penyelesaian seluruh kegiatan
dan persoalan manajemen.
2. Perspektif Manajemen Operasi
Pendekatan manajemen operasi merupakan salah satu
bentuk aplikasi manajemen sains yang lebih
memfokuskan pada kegiatan tertentu dalam kegiatan
manajemen secara operasional.

Penilaian Terhadap Perspektif Manajemen Kuantitatif

Perspektif ini memiliki berbagai keterbatasan ,terutama jika


dikaitkan dengan kenyataan bahwa perilaku manusia dalam organisasi
tidak mudah untuk dipahami dan dikuantifikasi.

Teori Manajemen Kontemporer


Masing-masing perspektif memiliki konteksnya tersendiri atau
dirumuskan berdasarkan situasi yang berbeda satu sama lainnya. Ilmu
manajemen berkembang hingga kini(kontemporer) yang
pengembangannya terjadi dalam berbagai bentuk dan konsep manajemen

Anda mungkin juga menyukai