Disusun Oleh :
1. Nashru Aji Jawanoko 180341624524
2. Novita Sari 180431624527
3. Nur Safirah S. 180431624582
4. Rahmawati Eka Pitaloka 180431624526
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang hingga saat ini
masih memberikan kita rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami diberi kesempatan untuk
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam tidak lupa selalu dihaturkan
untuk junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW. yang telah menyampaikan petunjuk Allah
SWT. dan selalu kita tunggu syafaatnya besok di yaumul kiamat, aamiin…
Makalah yang berjudul “Mengelola Keragaman dan Mengelola Tanggung Jawab Sosial dan
Etika” ini disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas kuliah dan memperdalam pemahaman
materi tentang mata kuliah Pengantar Manajemen pada semester 2. Ucapan terima kasih kami
sampaikan kepada pihak-pihak yang telah berkenan mendukung serta membantu dalam prsoes
pembuatan makalah ini.
Tak lupa dengan seluruh kerendahan hati, kami meminta kesediaan pembaca untuk
memberikan kritik serta saran yang membangun mengenai penulisan makalah ini, untuk kemudian
bisa kami revisi kembali di waktu berikutnya.
Penulis
1
DAFTAR ISI
1. Cover ......................................................................................................................................i
2. Kata Pengantar .......................................................................................................................1
3. Daftar Isi ................................................................................................................................2
4. Bab I PENDAHULUAN........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................................4
1.3 Tujuan .............................................................................................................................4
5. Bab II PEMBAHASAN .........................................................................................................5
2.1 Pengertian, Manfaat, dan Jenis-Jenis Keragaman di Tempat Kerja ..............................5
2.2 Tantangan-Tantangan yang Dihadapi Manajer dan Inisiatif Keragaman
di Tempat Kerja .............................................................................................................9
2.3 Pengertian Tanggung Jawab Sosial dan Pertimbangan Organisasi dalam
Terlibat Secara Sosial ....................................................................................................12
2.4 Cara Menjadi Organisasi Hijau dan Faktor-Faktor yang Mengarah pada
Perilaku Etis dan Tidak Etis..........................................................................................14
2.5 Peran Manajemen dalam Mendorong Perilaku Etis.......................................................15
6. Bab III PENUTUP .................................................................................................................17
3.1 Simpulan ........................................................................................................................17
3.2 Saran ..............................................................................................................................17
7. Daftar Pustaka ........................................................................................................................18
2
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam suatu perusahaan, pasti terdapat berbagai pekerja dengan latar belakang yang
berbeda-beda. Sekarang ini keberagaman tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang negatif
atau sesuatu yang tidak bisa membuat suatu perusahaan mengalami kemajuan. Dalam
perbedaan tersebut juga ada hal baik yang dapat membuat suatu perusahaan menjadi lebih
berkembang. Keberagaman ini sebenarnya merupakan desakan bisnis yang memang harus
dapat diterima dan dijalankan oleh perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang tidak
memperdulikan keberagaman akan mengalami kesulitan tersendiri dalam menjalankan dan
mengembangkan bisnisnya serta akan kesulitan dalam bersaing di lingkungan global.
Keberagaman yang dimaksud adalah yang terdapat pada masing-masing pekerja atau
karyawan. Misalnya perbedaan agama, ras, etnis maupun yang lainnya.
3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja pengertian, manfaat, dan jenis-jenis dari keragaman di tempat kerja ?
4. Bagaimana cara menjadi organisasi hijau dan faktor-faktor yang mengarah pada perilaku etis
dan tidak etis ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian, manfaat, dan jenis-jenis keragaman di tempat kerja.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
2. Manfaat Keragaman di Tempat Kerja
b. Kinerja Organisasi
Manfaat kinerja yang diperoleh organisasi dari keberagaman di tempat kerja
termasuk penghematan biaya dan perbaikan dalam fungsi organisasi. Penghematan biaya
bisa signifikan karena organisasi yang menumbuhkan keberagaman tenaga kerja
mengurangi turnover (pengunduran diri) karyawan, absensi, dan tuntutan hukum.
Misalnya, Abercrombie & Fitch membayar $ 50 juta untuk orang-orang yang dituduhkan
dalam gugatan dan dua class action yang mendiskriminasi kaum minoritas dan
perempuan. Itulah sejumlah denda yang secara serius dapat mempengaruhi kinerja
organisasi. Akhirnya, kinerja organisasi dapat ditingkatkan melalui keberagaman di
tempat kerja karena peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan fleksibilitas
sistem.
6
c. Strategis
Organisasi juga mendapatkan manfaat secara strategis dari tenaga kerja yang
beragam. Pengelolaan keberagaman di tempat kerja sebagai kunci untuk penggalian
bakat, kinerja, pangsa pasar, dan pemasok terbaik dari negara yang beragam. Salah satu
manfaat strategis yang penting dengan tenaga kerja yang beragam, yaitu organisasi dapat
lebih mengantisipasi dan merespon perubahan kebutuhan konsumen. Beragamnya
karyawan akan membawa sudut pandang dan pendekatan yang beragam pula untuk
membuka kesempatan sehingga dapat memperbaiki cara organisasi menawarkan jasa dan
produknya untuk konsumen yang beragam. Misalnya perusahaan pelayanan makanan,
pengecer, perusahaan jasa keuangan, dan produsen mobil hanyalah sekian dari banyaknya
industri yang telah melihat peningkatan penjualan dan pangsa pasar karena mereka
memperhatikan kebutuhan konsumen yang beragam dengan menggunakan informasi dari
karyawan yang beragam pula.
7
c. Ras dan Etnisitas
Ras merupakan warisan biologis (termasuk di dalamnya adalah karakteristik fisik
seperti warna kulit seseorang dan sifat-sifat yang terkait) yang orang-orang gunakan
untuk mengidentifikasi diri. Sedangkan etnisitas ialah ciri-ciri sosial seperti latar
belakang atau ikrar yang dimiliki secara bersama oleh sebuah populasi manusia. Kedua
faktor tersebut menyebabkan pertimbangan keputusan dalam mempekerjakan orang,
evaluasi pelaksanaannya, serta upah dan diskriminasi tempat kerja.
Individu cenderung akan lebih berbaik hati kepada sesama rasnya (dalam evaluasi
kerja, promosi, dan kenaikan gaji). Dalam hal ini peran manajer sangat penting sehingga
harus mengaturnya secara efektif, karena ras dan etnis adalah suatu kunci permasalahan
dalam keberagaman tenaga kerja.
d. Disabilitas / Abilitas
Tentu ada beberapa pekerjaan yang tidak memungkinkan disabilitas untuk bekerja
pada bidang tertentu. Dalam menyikapi hal ini, seorang manager harus menciptakan dan
mempertahankan kondisi lingkungan kerja dimana adanya saling tolong menolong
antarkaryawan, sehingga pekerja yang disabilitas atau cacat dapat merasa nyaman dengan
lingkungan kerjanya. Peraturan mengenai pelarangan diskriminasi terhadap disabilitas
juga telah diterbitkan. Akan tetapi, di sisi lain para pekerja disabilitas juga harus
memantaskan diri mereka ketika bergaul dengan para pekerja yang non-disabilitas.
e. Agama
Keyakinan agama dapat melarang atau mendorong perilaku kerja tertentu. Individu
yang beragama mungkin percaya bahwa mereka memiliki kewajiban untuk
mengekspresikan keyakinan mereka di tempat kerja, yang mana hal ini bisa menimbulkan
rasa tidak nyaman bagi mereka yang mungkin tidak seagama. Agama dapat menghasilkan
persepsi dan perasaan yang negatif. Dalam mengakomodasi keberagaman agama,
manajer perlu untuk mengenali dan menyadari berbagai agama dan keyakinan setiap
tenaga kerja dan menaruh perhatian khusus untuk hari libur keagamaan tertentu.
8
f. LGBT: Orientasi Seksual dan Identitas Jenis Kelamin
Singkatan LGBT yang mengacu pada LESBIAN, GAY, biseksual, dan transgender
sering digunakan dan berhubungan dengan keberagaman orientasi seksual dan identitas
jenis kelamin yang mungkin ada pada para pekerja. Meskipun ada kemajuan membuat
tempat kerja lebih akomodatif bagi kaum gay dan lesbian, tetapi masih banyak yang
harus dilakukan. Dalam menyikapi hal tersebut, manajer seharusnya berpikir bagaimana
cara terbaik untuk mengelola karyawan LGBT. Manajer perlu untuk menanggapi
keprihatinan karyawan dan juga menciptakan lingkungan kerja yang aman dan produktif
bagi semua.
9
prasangka (prejudice), yaitu kepercayaan, opini, atau penilaian yang sudah terbentuk
terhadap seseorang atau sekelompok orang. Prasangka kita dapat didasarkan pada
semua jenis keberagaman antara lain ras, jenis kelamin, etnis, usia, kecacatan, agama,
orientasi seksual, atau bahkan karakteristik pribadi lainnya.
Faktor utama dalam prasangka adalah stereotip, yaitu sikap menilai seseorang
atas dasar persepsi pribadi tentang sekelompok orang. Misalnya orang berambut
merah memiliki temperamen yang buruk, pengemudi tua adalah yang paling
berbahaya, ibu yang bekerja tidak memiliki komitmen dalam karir mereka seperti
yang dimiliki pria, dan sebagainya. Prasangka dan stereotip dapat menyebabkan
seseorang memperlakukan orang lain yang menjadi anggota kelompok tertentu tidak
merata. Hal terebut biasa disebut diskriminasi, yaitu ketika seseorang menindaklanjuti
sikap berprasangka mereka terhadap orang-orang yang menjadi sasaran prasangka itu.
10
a. Komitmen Manajemen Puncak terhadap Keberagaman
Salah satu hal pertama yang harus dilakukan adalah memastikan bahwa
keberagaman dan inklusi merupakan bagian dari tujuan dan strategi organisasi.
Keberagaman perlu diintegrasikan ke dalam setiap aspek dari bisnis seperti tenaga
kerja, pelanggan dan pemasok untuk produk, serta layanan dan masyarakat yang
dilayani. Kebijakan dan prosedur harus ada untuk memastikan bahwa keluhan dan
keprihatinan dapat ditangani dengan segera. Akhirnya, budaya organisasi perlu
melibatkan adanya penghargaan terhadao keberagaman dan inklusi, bahkan sampai ke
titik di mana kinerja individu diukur dan dihargai atas prestasi dalam keberagaman.
b. Mentoring
Salah satu konsekuensi dari sedikitnya kaum wanita dan minoritas di posisi
puncak perusahaan adalah kurangnya dukungan pada pegawai tingkat bawah yang
beragam. Itulah saat dimana program mentoring menjadi sangat bermanfaat.
Mentoring merupakan proses dimana seorang anggota organisasi yang
berpengalaman (mentor) memberikan nasihat dan bimbingan kepada anggota yang
kurang berpengalaman (anak didik / protégé).
11
2.3 Pengertian Tanggung Jawab Sosial dan Pertimbangan Organisasi dalam
Terlibat Secara Sosial
1. Pengertian Tanggung Jawab Sosial
Tanggung jawab sosial (social responsibility) yaitu sebuah niatan bisnis melampaui
kewajiban legal dan ekonomi, untuk melakukan hal yang benar, Dn bertindak dengan
cara yang baik bagi masyarakat. Konsep ini dapat lebih dipahami dengan
membandingkan dua konsep serupa yaitu kewajiban sosial dan responsivitas sosial.
Kewajiban sosial (social obligation) yaitu keterlibatan perusahaan dalam aksi sosial
karena kewajibannya untuk memenuhi tanggung jawab ekonomi dan legal tertentu. Ide
ini merefleksikan pandangan klasik dari tanggung jawab sosial, yang menyatakan bahwa
tanggung jawab sosial manajemen hanyalah memaksimalkan keuntungan atau profit
(menciptakan pengembalian finansial) dengan mengoperasikan bisnis sesuai
kepentingan utama pemilik saham (pemilik perusahaan).
Sedangkan konsep lainnya berupa responsivitas sosial mencerminkan pandangan
sosioekonomi, yaitu pandangan bahwa tanggung jawab sosial manajemen lebih dari
sekedar menghasilkan keuntungan, tetapi juga melindungi dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Responsivitas sosial (social responsiveness) berarti
keterlibatan perusahaan dalam aksi sosial sebagai respon terhadap kebutuhan sosial yang
popular. Dalam pandangan ini perusahaan tidak independen yang hanya bertanggung
jawab terhadap pemilik saham. Perusahaan memiliki tanggungjawab moral kepada
masyarakat luas untuk lebih terlibat dalam masalah sosial, hukum, dan politik.
12
2. Pertimbangan Organisasi dalam Keterlibatan Secara Sosial
Mendukung Menentang
*Pelanggaran terhadap maksimalisasi
* Ekspektasi publik
keuntungan
Opini publik sekarang mendukung bisnis yang Bisnis bertanggung jawab secara sosial hanya
mengejar tujuan ekonomi dan sosial. bila bisnis mengejar kepentingan ekonominya
* Laba jangka panjang * Pengaburan tujuan
Perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial
Mengejar tujuan sosial mengaburkan tujuan
cenderung mempunyai laba jangka panjang yang lebih
utama bisnis yaitu produktivitas ekonomi
pasti
* Kewajiban etis * Biaya
Bisnis harus mempunyai tanggung jawab sosial karena Banyak tindakan tanggung jawab sosial tidak
tindakan yang bertanggung jawab merupakan hal yang dapat menutupi biayanya & seseorang harus
benar untuk dilakukan membayar biaya tersebut
* Citra publik * Terlalu banyak kekuatan
Bisnis sudah mempunyai kekuatan yang besar
Bisnis dapat menciptakan citra publik yang baik
dan bila mengejar sasaran sosial, maka mereka
dengan mengejar tujuan sosial
akan mempunyai kekuatan yang lebih besar lagi
* Lingkungan yang lebih baik * Kekurangan keahlian
Keterlibatan bisnis dapat membantu pemecahan Pemimpin bisnis kurang mempunyai
masalah sosial yang sulit kemampuan untuk mengatasi masalah sosial
* Pelonggaran peraturan pemerintah * Kurangnya akuntabilitas
Dengan Bertanggung jawab secara sosial, bisnis dapat Tidak ada hubungan langsung untuk
mengharapkan berkurangmya peraturan pemerintah akuntabilitas bagi tindakan sosial
* Penyeimbang tanggung jawab dan kekuasaan
Bisnis mempunyai banyak kekuasaan dan tanggung
jawab yang sama besarnya diperlukan untuk
menandingi kekuasaan tersebut
* Kepentingan pemegang saham
Tanggung jawab sosial akan meningkatkan harga
saham dalam jangka panjang
* Penguasaan sumber daya
Bisnis mempunyai sumber daya untuk mendukung
proyek publik dan amal yang membutuhkan bantuan
* Mengutamakan pencegahan daripada perbaikan
Bisnis seharusnya mengatasi masalah sosial sebelum
mereka menjadi lebih serius dan makin mahal untuk
diperbaiki
13
2.4 Manajemen Hijau dan Faktor-Faktor yang Menentukan Perilaku Etis dan
Tidak Etis
14
kepribadian yang mengukur sampai dimana seseorang yakin bahwa mereka dapat
mengendalikan nasib sendiri.
c. Variabel Struktural
Variabel dalam hal ini bisa meliputi desain stuktural organisasi, sistem penilaian
kinerja, dan prosedur pemberian upah.
d. Budaya Organisasi
Budaya organisasi terdiri dari nilai-nilai organisasional yang dibagi bersama. Karena
hal tersebut bisa sangat berpengaruh, banyak organisasi yang menggunakan
manajemen berbasis nilai (value-bassed management) yaitu bentuk manajemen
dimana nilai-nilai organisasi memandu karyawan dalam cara mereka melaksanakan
pekerjaan.
e. Intensitas Masalah
Ada enam karakteristik yang menentukan intensitas masalah yaitu besarnya kerusakan
yang ditimbulkan, konsensus kesalahan, probabilitas kerusakan, kesegaran
konsekuensi, kedekatan terhadap korban, dan konsentrasi pengaruh.
f. Etika dalam Konteks Internasional
Standar moral tidak universal. Perbedaan sosial dan budaya antar-negara merupakan
faktor penting yang menentukan perilaku etis dan tidak etis.
15
3. Kepemimpinan Manajemen Tingkat Atas
Dalam melakukan bisnis yang beretika tentu membutuhkan komitmen dari manajer
tingkat atas, karena mereka adalah tokoh panutan dalam berkata-kata dan bertingkah
laku. Manajer tingkat atas juga memberi dorongan dengan praktik penghargaan dan
hukuman.
4. Tujuan Pekerjaan dan Penilaian Kinerja
Target yang tidak realistis dapat membuat karyawan yang tadinya beretika, akan
merasa tidak punya pilihan lain kecuali menghalalkan berbagai macam cara untuk
memenuhi target tersebut. Untuk mengatasinya, manajer harus memeriksa cara
pencapaian target sebelum memberi reward pada karyawan.
5. Pelatihan Etika
Pelatihan ini sangat berguna dalam meningkatkan tingkat perkembangan moral
seorang karyawan.
6. Audit Sosial Independen
Rasa takut atau malu ketahuan saat berbuat tidak beretika dapat menjadi pencegah
perilaku tidak beretika. Dalam menyikapi hal ini, auditor harus melakukan evaluasi
secara rutin maupun dadakan terhadap pelanggaran etika.
7. Mekanisme Protektif
Karyawan yang memiliki dilemma etika membutuhkan sebuah mekanisme protektif
agar mereka dapat berperilaku secara benar tanpa takut ditegur. Mekanisme
perlindungan ini bisa dilakukan dengan cara menugaskan staff yang bertugas
membentuk, mengarahkan, dan merubah etika sesuai kebutuhan.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam lingkungan kerja, adanya keberagaman mempunyai nilai baik tersendiri untuk
memajukan bisnis yang dijalankan. Sebagai pemimpin perusahaan atau suatu bisnis harus
mampu menerima dan menyatukan keberagaman yang ada dalam masing-masing pekerja
atau karyawan. Selain itu, setiap pekerja atau karyawan harus dapat menghargai satu sama
lain tanpa melihat latar belakang masing-masing pekerja yang beragam. Dalam bekerja pun
harus saling tolong-menolong agar dapat tercipta kerja sama dan integritas yang baik antar
karyawan. Setiap karyawan atau pekerja juga harus mempunyai sikap profesionalitas demi
tercapainya tujuan perusahaan, sehingga perusahaan mampu berkembang dengan baik
sesuai dengan target yang ditentukan. Untuk mencapai target tersebut juga diperlukan
adanya penilaian yang baik dari para konsumen serta masyarakat luar. Perusahaan harus
mampu memberikan timbal balik yang positif terhadap masyarakat untuk keberlangsungan
perkembangan perusahaan.
3.2 Saran
Untuk pembaca diharapkan mampu memahami maksud atau inti dari makalah ini serta
diharapkan dapat memberikan saran atau kritik yang membangun untuk membuat makalah
ini menjadi lebih baik.
17
DAFTAR PUSTAKA
Robbins, Stephen P. dan Mary Coulter. 2015. Manajemen, Edisi Ketigabelas Jilid 1.
Terjemahan oleh Bob Sabran dan Devri Barnadi Putera. Jakarta: Erlangga
18