Tim : 4 (empat)
Fakultas Ekonomi
Universitas Andalas
Padang
2019
Statement of Authorship
Kami yang bertanda dibawah ini menyatakan bahwa makalah terlampir adalah murni
hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa
menyebutkan sumbernya.
Materi ini belum pernah disajikan sebagai bahan untuk makalah pada mata ajaran lain,
kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menggunakannya.
Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
Salah satu pihak yang menjadi pengusung pandangan sosio-economics view ini adalah
Archie Carrol yang mengaitkan tanggung jawab sosial perusahaan dan tanggung jawab
perusahaan terdiri dari empat level, yaitu:
1. Tanggung Jawab Ekonomi
Menghasilkan barang dan jasa yang bernilai bagi masyarakat sehingga perusahaan
dapat membayar pada pemegang saham dan kreditornya.
Bagi Carrol, dua tanggung jawab yang terakhir inilah yang disebut tanggung jawab
sosial. Dan keempat tanggung jawab ini menurut Carrol harus berlangsung berurutan. Sebuah
perusahaan baru bisa menjalankann diskresi, kalau ia sudah mampu menjalankan tanggung
jawab yang ada sebelumnnya.
Ada dua konsep awal yang sejak dulu menjadi landasan-landasan perusahaan-perusahaan
dalam menjalankan praktik tanggung jawab sosial. Di satu sisi, ada pihak yang mengatakan
bahwa urusan bisnis adalah menjalankan bisnis saja. Pandangan seperti ini dipopulerkan oleh
Milton Friedman. Menurut Friedman, hanya ada satu tanggung jawab sosial perusahaan,
yaitu menggunakan sumber daya dengan aktivitas-aktivitas yang bisa mendapatkan dan
meningkatkan laba perusahaan, sepanjang semuanya sesuai aturan yang ada, terbuka, dan
bersaing bebas tanpa kecurangan. Pemerintah dapat mengatur berbagai aturan main tentang
cara operasi yang tidak merusak lingkungan dan mengganggu masyarakat, tentang
perpajakan, tentang penggunaan tenaga kerja, dan lain-lain. Perusahaan tinggal
mengikutinya. Jadi, pandangan mendirikan dan menjalankan bisnis seperti ini motifnya
sungguh-sungguh untuk motif ekonomi semata.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tanggung Jawab Sosial
a. Harapan-harapan masyarakat
Opini publik sekarang mendukung pengusaha yang mengejar sasaran ekonomi dan
sosial.
b. Laba jangka panjang
Perusahaan-perusahaan yang secara sosial bertanggung jawab itu cenderung memiliki
laba jangka panjang yang lebih terjamin.
c. Kewajiban etis
Dunia bisnis seharusnya bertanggung jawab secara sosial karena tindakan yang
bertanggung jawab itu merupakan tindakan yang tepat untuk dilakukan.
d. Citra masyarakat
Dunia bisnis dapat menciptakan citra masyarakat yang menguntungkan dengan
mengejar sasaran-sasaran sosial.
e. Lingkungan yang lebih baik
Keterlibatan dunia bisnis dapat menolong memecahkan masalah-masalah yang sulit.
pendekat
an
pendekatan
aktivis
stakeholder
pendekatan pasar
pendekatan legal
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku etis dan tidak etis seorang manajer
terbagi atas:
a. Pra-konvensional
Pada tingkatan ini, pilihan orang atas benar atau salah didasarkan
pada akibat-akibat pribadi yang terkait, seperti hukuman badan, imbalan,
atau pertukaran keuntungan.
b. Konvensional
Menunjukan bahwa nilai-nilai moral terletak dalam mempertahankan
tatanan konvensional dan memenuhi harapan orang lain.
c. Prinsip
Individu melakukan upaya yang jelas untuk mendefinisikan prinsip-
prinsip moral terlepas dari wewenang kelompok yang menaungi mereka atau
masyarakat pada umumnya.
2. Karakteristik individu
Setiap orang memasuki suatu organisasi dengan serangkaian nilai yang relatif
telah tertanam. Dengan demikian, para manajer di organisasi sering memiliki nilai
pribadi yang sangat berbeda. Ada dua variabel kepribadian yang mempengaruhi
tindakan individu menurut keyakinannya tentang apa yang benar atau salah, yaitu:
kekuatan ego dan tempat kendali.
3. Variabel-variabel struktural
5. Intensitas masalah
Konsensus
tentang
kesalahan
Besarnya Kemungkinan
Kerusakan Kerugian
Intensitas
Masalah
Konsentrasi Kecepatan
Akibat Akibatnya
Kedekatan
dengan
Korban
F. Permasalahan yang biasa terjadi terkait tanggung jawab sosial dan etika dalam
sistem manajemen.
A. Masalah Etika Dalam Bisnis
Masalah etika dalam bisnis dapat diklasifikasikan ke dalam lima kategori yaitu: Suap
(Bribery), Paksaan (Coercion), Penipuan (Deception), Pencurian (Theft), Diskriminasi
tidak jelas (Unfair discrimination), yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Suap (Bribery), adalah tindakan berupa menawarkan, memberi, menerima atau
meminta sesuatu yang berharga dengan tujuan mempengaruhi tindakan seorang
pejabat dalam melaksanakan kewajiban publik. Suap dimaksudkan untuk
memanipulasi seseorang dengan membeli pengaruh. 'Pembelian' itu dapat
dilakukan baik dengan membayarkan sejumlah uang atau barang, maupun
pembayaran kembali' setelah transaksi terlaksana. Suap kadangkala tidak mudah
dikenali. Pemberian cash atau penggunaan callgirls dapat dengan mudah
dimasukkan sebagai cara suap, tetapi pemberian hadiah(gift) tidak selalu dapat
disebut sebagai suap, tergantung dari maksud dan respons yang diharapkan oleh
pemberi hadiah.
2. Paksaan (Coercion), adalah tekanan, batasan, dorongan dengan paksa atau dengan
menggunakan jabatan atau ancaman. Coercion dapat berupa ancaman untuk
mempersulit kenaikan jabatan, pemecatan, atau penolakan industri terhadap
seorang individu.
3. Penipuan (Deception), adalah tindakan memperdaya, menyesatkan yang disengaja
dengan mengucapkan atau melakukan kebohongan.
4. Pencurian (Theft), adalah merupakan tindakan mengambil sesuatu yang bukan
hak kita atau mengambil property milik orang lain tanpa persetujuan pemiliknya.
Properti tersebut dapat berupa property fisik atau konseptual.
5. Diskriminasi tidak jelas (Unfair discrimination), adalah perlakuan tidak adil atau
penolakan terhadap orang-orang tertentu yang disebabkan oleh ras, jenis
kelamin,kewarganegaraan, atau agama. Suatu kegagalan untuk memperlakukan
semua orangdengan setara tanpa adanya perbedaan yang beralasan antara mereka
yang 'disukai' dan tidak.
SIMPULAN
Tanggung jawab sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu
konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan memiliki berbagai bentuk
tanggungjawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya, yang di antaranya adalah
konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek
operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Tanggung jawab sosial sebagai konsekuensi logis keberadaan perusahaan di sebuah lingkungan
masyarakat mendorong perusahaan untuk lebih proaktif dalam mengambil inisiatif dalam hal
tanggungjawab sosial. Pada dasarnya tanggungjawab sosial akan memberikan manfaat dalam
jangka panjang bagi semua pihak.
Etika manajerial adalah standar prilaku yang memandu manajer dalam pekerjaan mereka.
Sedangkan menurut Vonder Embsedan Wagley, etika didefinisikan sebagai konsensus mengenai
suatu standar perilaku yang diterima untuk suatu pekerjaan dan perdagangan, atau profesi.
Sumber
https://shankar9119.files.wordpress.com/2013/07/management-11th-edn-by-stephen-p-robbins-
mary-coulter-pdf-qwerty80.pdf
https://togarsilaban.wordpress.com/2008/11/05/manajemen-hijau-diterapkan/