42
42
mungkin berupa negara, kelompok etnis tertentu, desa di daerah,
atau sebuah organisasi. Arti yang dapat dibagi bersama tersebut
dinyatakan sebagai kebiasaan (seperti upacara tertentu), slogan,
legenda (khususnya mengenai pahlawan), arsitektur, dan barang
buatan simbolis. Sebagai contoh patung kemerdekaan menjadi
lambang kebudayaan Amerika Serikat berupa keramahan
tradisional terhadap orang-orang yang mencari kesempatan baru.
c. Menurut Schein (1992), budaya ialah serangkaian asumsi dan
keyakinan dasar dari para anggota organisasi. Asumsi dan
keyakinan tersebut menyangkut pandangan kelompok mengenai
dunia dan keburukannya di dunia tersebut, sifat waktu dan cakupan,
serta sifat dan hubungan manusia.
d. Menurut Robbins (1990), budaya ialah serangkaian nilai dominan
yang didukung oleh organisasi. Definisi ini merujuk ke sistem
pengertian yang diterima bersama. Robbins mengemukakan bahwa
setiap organisasi mempunyai pola kepercayaan ritual, mitos dan
praktik tersendiri yang sudah lama berkembang.
43
43
menerima tamu diruangan kantornya untuk urusan pribadi, maka
dia segera mematikan lampu ruangan kantor tersebut, karena
penerangan lampu dibiayai oleh negara. Di lain waktu pejabat lainnya
yang mendapatkan fasilitas kendaraan dari negara, tidak digunakan
untuk kepentingan pribadi. Setiap ada urusan keluarganya dia tidak
pernah menggunakan kendaraan negara tersebut. Sikap perilaku dan
pandangan yang di contohkan oleh para pejabat tersebut mewarnai
budaya organisasi pada masa itu.
Menurut Robbins, berikut ini ialah fungsi yang dijalankan oleh
budaya di dalam organisasi.
a. Menciptakan tapal batas yang secara jelas membedakan suatu
organisasi dengan organisasi lainnya.
b. Membentuk suatu rasa identitas bagi anggota organisasi.
c. Memudahkan pembentukan komitmen terhadap kepentingan
bersama.
d. Memantapkan suatu sistem sosial.
e. Memaknai, membimbing, membentuk, serta mengendalikan sikap
dan perilaku anggota organisasi. Selain itu, budaya juga dapat
berfungsi sebagai perekat sosial yang turut mempersatukan
organisasi tersebut dengan menciptakan berbagai standar yang tepat
bagi anggota organisasi.
44
44
c. Budaya merupakan kelompok perwujudan yang diturunkan secara
manusiawi. Nilai-nilai dan kebiasaan yang dianut oleh orang jaman
dahulu secara terus menerus dianut oleh generasi berikutnya.
d. Budaya yang tidak bermanfaat cenderung akan ditinggalkan dan
digantikan dengan budaya baru yang bermanfaat dan menimbulkan
kepuasan.
e. Budaya memberi pedoman mengenai hal yang diinginkan oleh
sekelompok orang tertentu. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh
pemasar dalam upayanya untuk memberikan kepuasan bagi
sekelompok orang tersebut dengan cara memenuhi keinginannya.
45
45
Berbagai kebiasaan umum dalam suatu organisasi akan menjadi
cikal bakal bagi budaya dari organisasi itu sendiri. Sumber terkuat dari
tradisi itu sendiri ialah pendiri ataupun pemimpin organisasi. Pemimpin
yang menunjukkan kebiasaan buruk, seperti terlambat datang akan
membuat karyawannya menjadi suka terlambat pula. Hal tersebut
dikarenakan prinsip ataupun filosofi pemimpin dari suatu organisasi
cenderung akan identik dengan budaya di organisasi itu sendiri.
46
46
Budaya organisasi terbentuk dari sub-sub budaya para anggota
organisasi itu sendiri. Dalam organisasi yang terbuka akibat derasnya
arus globalisasi, dimana berbagai bangsa dan suku telah melebur
menjadi satu dalam sebuah organisasi, maka budaya bawaan dari
masing-masing tradisi bangsa dan sukunya mau tidak mau akan ikut
mewarnai budaya organisasi. Sub budaya ialah budaya sekelompok
orang yang didasari oleh kesamaan nilai dan ditunjukkan oleh ciri
personal dari orang-orang di dalam kelompok itu sendiri. Setiap
organisasi memiliki sub-budaya yang berkaitan dengan pekerjaan serta
sub-budaya etnik, rasial, generasi dan gender. Oleh karena itu, orang-
orang dalam organisasi harus merasa nyaman bekerja bersama dalam
batasan sub budaya yang diakui. Sudah barang tentu unsur-unsur
budaya yang membentuk budaya organisasi adalah unsur-unsur budaya
yang dapat diterima dan diakui oleh seluruh anggota organisasi.
Sedangkan unsur-unsur yang tidak dapat diterima secara umum, maka
toleransi yang harus dikedepankan.
47
47
dua, yakni kelompok anggota muda dan tua. Setiap kelompok tersebut
cenderung mempunyai pola kerja yang berbeda akibat adanya
perbedaan latar belakang. Selain itu, berdasarkan pengalaman mereka,
anggota tua akan bersikap lebih matang dan hati-hati, meskipun
terkadang lambat. Berbeda dengan anggota muda yang lebih agresif
dan terkadang terburu-buru, tetapi bergerak dengan cepat.
48
48
c. Perspektif Adaptasi
Perspektif ini mengasumsikan bahwa budaya yang adaptif akan
mampu meningkatkan prestasi organisasi dari segi finansial.
Budaya adaptasi membutuhkan pengambilan risiko, kepercayaan
dan pendekatan proaktif dari organisasi dan individu di dalamnya.
Para anggota perlu aktif dalam mendukung berbagai upaya
pengidentifikasian setiap masalah dan pengimplementasian solusi
yang memungkinkan bagi setiap masalah tersebut. Pemimpin harus
menciptakan dan mengimplementasikan visi bisnis serta strategi
yang berkaitan dengan konteks organisasi. Visi mencerminkan
tujuan jangka panjang yang menggambarkan organisasi ingin
menjadi apa.
49
49
4.5. Tujuh Dimensi Budaya
Organisasi
Pada hakikatnya, budaya organisasi memiliki tujuh dimensi. Di
sebagian organisasi, salah satu dimensi tersebut terkadang timbul di
atas yang lainnya dan membentuk kepribadian dari organisasi tersebut
serta cara anggota organisasi tersebut dalam menjalankan
pekerjaannya.
Ketujuh dimensi tersebut ialah sebagai berikut.
a. Inovasi dan Mengambil Risiko
Tingkat dimana para karyawan didorong untuk bersikap inovatif
dan mengambil, risiko. Kebiasaan para manajer mendorong
karyawan untuk bekerja secara inovatif yang diiringi dengan
keberanian dalam mengambil risiko akan memberikan nilai tambah
bagi organisasi di dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan.
b. Perhatian pada Detail
Tingkat dimana para karyawan diharap untuk menampilkan
ketepatan, analisis dan perhatian terhadap detail. Para karyawan
harus selalu diarahkan untuk secara bertanggung jawab terhadap
pekerjaannya. Tanggung jawab tersebut menyangkut masalah-
masalah detail dalam ruang lingkup pekerjaannya. Sekecil apapun
pekerjaan itu akan memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan
organisasi.
c. Orientasi Hasil
Tingkat dimana para manajer memusatkan perhatian kepada hasil-
hasil bukannya pada teknik-teknik dan proses-proses yang
digunakan untuk mencapai hasil itu. Hasil merupakan sasaran yang
ingin dicapai, oleh sebab itu segala sumber daya diarahkan pada
pencapaian hasil
d. Orientasi Manusia
Tingkat dimana keputusan-keputusan manajemen
memperhitungkan pengaruh hasil-hasil terhadap manusia di dalam
organisasi itu. Dalam menentukan sasaran akan hasil yang
diinginkan, manajer perlu memperhatikan sisi kemanusiaan para
anggota organisasinya, sebab manusia bukan robot atau mesin yang
dapat digunakan sekehendak hati. Mereka memiliki perasaan dan
hati.
e. Orientasi Tim
Tingkat dimana berbagai kegiatan kerja disusun di sekitar tim
bukan individu. Pencapaian hasil bukan karena individu, melainkan
hasil dari kerejasama antar anggota organisasi. Oleh sebab itu
kerjasama tim harus didorong terus agar supaya tujuan dapat
dicapai secara optimal.
50
50
f. Agresivitas
Tingkat dimana orang bersifat agresif dan bersaing bukannya ramah
dan bekerjasama. Persaingan diantara para karyawan dimaksudkan
untuk memaksimalkan kemampuan yang dimiliki para anggota
organisasi, dengan demikian produktivitas akan lebih meningkat.
g. Stabilitas
Tingkat dimana kegiatan-kegiatan organisasi menekankan usaha
mempertahankan statusquo. Dalam dinamika pekerjaan,
ketenangan, kenyamanan kondisi pekerjaan sangat diperlukan,
sehingga para karyawan bekerja lebih bersemangat dan produktif,
dibandingkan dengan keadaan yang selalu kontra produktif, seperti
banyaknya tuntutan kenaikan gaji, pemogokan dan lain sebagainya.
51
51
d. Argumen Sensitivitas
Keanekaragaman perspektif dan tidak terlalu menekankan pada
kesesuaian dengan norma pada masa lalu (yang menjadi ciri
pendekatan modern keanekaragaman manajemen harus
memperbaiki tingkat kreativitas.
e. Argumen Pemecahan Masalah
Heterogenitas dalam keputusan dan pemecahan masalah kelompok
mempunyai potensi menghasilkan keputusan yang lebih baik lewat
perspektif yang lebih luas dan analisis isu kritis yang lebih lengkap.
f. Argumen Fleksibilitas Sistem
Implikasi dari model multibudaya dalam mengelola
keanekaragaman adalah sistem akan menjadi kurang menentu,
kurang terstandar dan oleh karena itu akan menjadi lebih likuid.
Naiknya likuiditas harus menciptakan fleksibilitas yang lebih besar
untuk bereaksi pada perubahan lingkungan (yaitu reaksi yang harus
lebih cepat dan biayanya lebih rendah).
52
52
A. Uji Pemahaman (Contoh Soal)
Sebelum membaca/melanjutkan pada bab berikut, coba saudara
menjawab beberapa pertanyaan berikut. Selanjutnya sesuaikan/baca kembali
jawaban saudara dengan teks diatas.
1. Budaya seringkali memiliki peran penting dalam suatu organisasi.
Apakah pengertian budaya organisasi yang saudara ketahui dan apa bedanya
dengan kebudayaan?
2. Sebutkan perbedaan antara budaya tradisional dengan budaya modern menurut
pemahaman saudara!
3. Apakah yang dimaksud dengan multi budaya?
4. Sebutkan tujuh dimensi budaya yang membentuk unsur-unsur budaya
organisasi!
5. Keanekaragaman budaya dalam suatu perusahaan terkadang berbenturan satu
sama lain. Taylor Cox mengemukakan enam argument dalam mengelola hal
tersebut. Sebutkan dan jelaskan ke enam argument tersebut!
53
53