Anda di halaman 1dari 8

TUGAS RANGKUMAN EKONOMI MIKRO

“BAB 9 TEORI PRODUKSI DAN KEGIATAN PERUSAHAAN”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

AMANDA ARGA TONI (185030003)


SUCY ANDIAN S (185030003)
SRI UNTARI (185030003)
YULHAM EDHI SABTO AJI (1850300035)

PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN


UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA
SUKOHARJO
2019
BAB 9
Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan

A. Teori Produksi Dan Kegiatan Perusahaan


Teori tingkah laku konsumen memberikan latar belakang yang penting di
dalam memahamo sifat permintaan para pembeli di pasar. Dari analisis itu sekarang
telah dapat dipahami alasan yang mendorong para pembeli menaikkan permintaannya
terhadap suatu barang apabila harganya turun dan mengurangkan pembelinya
sekiranya harga naik.
Untuk melihat seluk-beluk kegiatan perusahaan dalam memproduksi dan
menawarkan barangnya diperlukan analisis ke atas berbagai aspek kegiatan
memproduksinya. Pertama-tama harus dianalisis sampai dimana faktor-faktor
produksi akan digunakan untuk menghasilkan barang yang akan diproduksinya.
Sesudah itu perlu pula dilihat biaya produksi untuk menghasilkan barang-barang
tersebut. Dan pada akhirnya perlu dianalisis bagaimana seorang pengusaha akan
membandingkan hasil penjualan produksinya dengan biaya produksi yang akan
dikeluarkannya, untuk menentukan tingkat produksi yang akan memberikan
keuntungan yang maksimum kepadanya.
B. BENTUK- BENTUK ORGANISASI PERUSAHAAN
Organisasi perusahaan dapat dibedakan kepada tiga bentuk organisasi yang pokok,
yaitu perusahaan perseorangan, firma dan perseroan terbatas. Disamping itu ada pula
perusahaan negara dan perusahaan yang dikendalikan secara koperasi.
1. PERUSAHAAN PERSEORANGAN
Perusahaan perseorangan adalah organisasi perusahaan yang terbanyak
jumlahnya dalam setiap perekonomian. Namun modalnya tidak terlalu besar dan
begitu pula halnya dengan hasil produksi dan penjualannya. Contohnya restoran,
toko kelontong, dll. Keuntungannya adalah kebebasan yang tidak terbatas yang
dimiliki pemiliknya. Kelemahannya adalah modalnya kecil dan sukar untuk
memperoleh pinjaman.
2. PERUSAHAAN PERKONGSIAN ATAU FIRMA
Perusahaan firma adalah organisasi perusahaan yang dimilki oleh beberapa orang.
Mereka bersepakat untuk secara bersama menjalankan suatu usaha dan membagi
keuntungan yang diperoleh berdasarkan perjanjian yang telah disepakati bersama.
Modal utama didapat dari anggota-anggotanya tersebut. Setiap anggota
perkongsian mempunyai tugas untuk menjalankan dan mengembangkan
perusahaan yang mereka dirikan. Anggota juga memiliki tanggungjawab bersama
di dalam menjalankan perusahaan.
3. PERSEROAN TERBATAS
Perusahaan-perusahaan besar kebanyakan berbentuk perseroan terbats.
Kebaikan terpenting dari perseroan terbatas adalah di dalam kemampuannya
memperoleh modal. Modal dapat dikumpulkan secara mengeluarkan saham-
saham bentuk surat berharga yang menyatakan bahwa pemegangnya adalah
menjadi salah seorang pemilik perusahaan yang mengeluarkan tersebut.
C. BENTUK LAIN ORGANISASI PERUSAHAAN
1. Perusahaan Milik Negara
Perusahaan ini lebih dikenal sebagi BUMN (Badan Usaha Milik Negara).
Pada umumnya perusahaan negara dikelola seperti perusahaan perseroan terbatas.
Perbedaannya terletak pada pemilihan oerusahaan tersebut, yaitu sham-saham dari
perusahaan negara adalah dimiliki olehpemerintah. Dengan demikian pengurus
perusahaan juga diangkat dan berhentikan oleh pemerintah. Beberapa contohnya
adalah perusahaan perkebunan, bank perdagangan, asuransi, minyak dan
kontraktor jalanan dan bangunan.
2. Perusahaan Koperasi
Perusahaan koperasi adalah perusahaan yang didirikan bukan untuk mencari
keuntungan tetapi untuk melindungi kepentingan para anggotanya. Perusahaan
koperasi dapat dibedakan menjadi tiga jenis : koperasi konsumsi, koperasi
produksi, dan koperasi kredit.
D. PERUSAHAAN DITINJAU DARI SUDUT TEORI EKONOMI
Dalam teori ekonomi, analisis yang dibuat tidak membedakan apakah
perusahaan itu perusahaan pemerintah atau swasta dan apakah perusahaan swasta itu
berbentuk perusahaan perseorangan atau perkongsian atau perusahaan terbatas. Begitu
pula tidak dilakukan pembedaan diantara perusahaan kecil dan perusahaan raksasa
dan perusahaan pertanian, industri atau perdagangan. Dalam teori ekonomi,berbagai
jenis perusahaan dipandang sebgai unit-unit badan usaha yang mempunyai tujuan
yang sama, yaitu “mencapai keuntungan yang maksimum”. Untuk tujuan itu, ia
menjalankan usaha yang bersama, yaitu mengatur penggunaan faktor-faktor produksi
dengan cara yang seefisien mungkin sehingga “usaha memaksimumkan keuntungan
dapat dicapai dengan car yang dari sudut ekonomi dipandang sebagai cara yang paling
efisien”.
E. Kurva Produksi Total, Produksi Rata-Rata dan Produksi Marginal
Kurva TP adalah kurva produksi total yang menunjukkan hubungan antara
jumlah produksi dan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan
produksi tersebut. Bentuk TP cekung keatas apabila tenaga kerja yang digunakan
masih sedikit (kurang dari 3). Ini berarti tenaga kerja adalah masih kekurangan kalau
dibandingkan dengan faktor produksi lain. Dalam keadaan yang seperti itu produksi
marginal bertambah tingggi, dan sifat ini dapat dilihat pada kurva MP (yaitu kurva
produksi marginal yang menaik).

Setelah menggunakan 4 tenaga kerja, pertambahan tenaga kerja selanjutnya


tidak akan menambah produksi total secepat seperti sebelumnya. Keadaan ini
digambarkan oleh (i) kurva produksi marginal (kurva MP) yang menurun, dan (ii)
kurva produksi total (kurva TP) yang mulai berbentuk cembung ke atas.

Sebelum tenaga kerja yang digunakan melebihi 4, produksi marginal adalah


lebih tinggi daripada produksi rata-rata. Maka kurva produksi rata- rata, yaitu kurva
AP, akan bergerak ke atas atau horizontal. Keadaan ini menggambarkan bahwa
roduksi rata- rata bertambah tinggi atau tetap. Pada waktu 4 tenaga kerja digunakan
kurva produksi marginal memotong kurva produksi rata-rata. Sesudah perpotongan
tersebut kurva produksi rata-rata menurun kebawah yang menggambarkan bahwa
produksi rata-rata semakin merosot. Perpotongan diantara kurva MP dan kurva AP
menggambarkan permulaan pada tahap kedua. Pada keadaan ini produksi rata-rata
mencapai tingkat yang paling tinggi.

Tahap ketiga dimulai pada waktu 9 tenaga kerja digunakan. Pada tingkat
tersebut kurva MP memotong sumbu datar dan sesudahnya kurva tersebut berada
dibawah sumbu datar. Keadaan ini menggambarkan bahwa produksi marginal
mencapai angka yang negatif. Kurva produksi total mulai menurun pada tingkat ini,
yang menggambarkan bahwa produksi total semakin berkurang apabila lebih banyak
tenaga kerja yang digunakan. Keadaan dalam tahap ketiga ini menunjukkan bahwa
tenaga kerja yang digunakan adalah jauh melebihi daripada yang diperlukan untuk
menjalankan kegiatan produksi tersebut secara efisien (Sukirno,2009).

F. Tujuan Perusahaan : Memaksimumkan Keuntungan


Pemisalan penting dalam menganalisis kegiatan perusahaan “mereka akan
melakukan kegiatan memproduksi sampai kepada tingkat dimana keuntungan mereka
mencapai jumlah yang maksimum”. Artinya pada tingkat kapasitas memproduksi
yang bagaimana perusahaan akan menjalankan kegiatan usahanya.
Perlu juga diingat bahwa pada sebagian besar perusahaan, tujuan
memaksimumkan keuntungan tetap merupakan tujuan yang paling penting. Telah
terbukti bahwa analisis terhadap kegiatan perusahaan yang didasarkan kepadatujuan
memaksimumkan kauntungan memperoleh kesimpulan yang sesuai dengan kenyataan
yang sebenarnya.
G. Cara Mencapai Tujuan Memaksimumkan Keuntungan
Keuntungan atau kerugian adalah perbedaan antara hasil penjualan dan biaya
produksi. “keuntungan diperoleh apabila hasil penjualan melebihi dari biaya produksi,
dan kerugian akan dialami apabila hasil penjualan kurang dari biaya produksi.
Keuntungan yamg maksimum dicapai apabila perbedaan diantara hasil penjualan dan
biaya produksi mencapai tingkat yang paling besar.
Kemudian masalah pokok yang harus dipecahkan produsen yaitu “Bagaimana
komposisi faktor-faktor produksi yang digunakan dan untuk masing-masing faktor
produksi tersebut berapakah jumlah yang akan digunakan?”. Untuk memecahkan hal
ini ada 2 aspek yang harus difikirkan, yaitu;
 Komposisi faktor produksi yang bagaimana perlu digunakan untuk menciptakan
tingkat produksi yang tinggi.
 Komposisi faktor produksi yang bagaimana akan meminimumkan biaya produksi
yang dikeluarkan untuk mencapai satu tingkat produksi tertentu?

H. Fungsi Produksi
Fungsi produksi yaitu hubungan diantara faktor-faktor produksi dan tingkat
produksi yang diciptakan. Faktor produksi bibedakan menjadi 4 golongan yaitu
tenaga kerja, tanah, modal, dan keahlian keusahawanan. Dalam hal ini hanya tenaga
kerja yang dipandang sebagai Faktor yang berubah ubah jumlahnya, dengan demikian
dalam menggambarkan hubungan diantara faktor produksi yang digunakan dan
tingkat produksi yang dicapai, yang digambarkan adalah hubungan diantara jumlah
tenaga kerja yang digunakan dan jumlahh produksi yang dicapai.
a) Peminimuman Biaya Produksi
Untuk menentukan komposisi faktor produksi yanga akan meminimumkan
biaya produksi, produsen perlu memperhatikan:
 Besarnya pembayaran kepada faktor produksi tambahan yang akan
digunakan
 Besarnya pertambahan hasil penjualan yang diwujudkan oleh faktor
produksi yang ditambah tersebut.
Prinsip yang harus dipegang produsen adalah “mengambil unit tambahan
faktor produksi yang biaya per rupiahnya akan menghasilkan tambahan nilai
penjualan yang paling maksimum”.
b) Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Teori ekonomi membedakan jangka waktu analisis kepada 2 jangka yaitu
jangka panjang dan jangka pendek. Analisis keatas kegiatan memproduksi
perusahaan dikatakan dalam jangka pendek apabila sebagian dari faktor
produksi dianggap tetap jumlahnya. Faktor produksi tetap meliputi mesin
perusahaan dan alatnya, alat produksi lainnya, dan bangunan perusahaan.
Sedangkan faktor produksi yang mengalami perubahan yaiti Tenaga Kerja.
Dalam jangka panjang semua faktor produksi dapat mengalami perubahan. Ini
berarti bahwa dalam jangka panjang setiap faktor produksi dapat ditambah
jumlahnya kalau diperlukan.
c) Firma dan Industri
Sebelum membahas teori produksi dan teori biaya, kita harus
mengetahui perbedaan antara pengertian Firma (perusahaan) dan industri.
Dalam teori ekonomi, firma ( perusahaan) adalah suatu badan usaha yang
menggunakan faktor produksi untuk menghasilkan barang yang dibutuhkan
masyarakat. Selanjutnya dalam teori biaya produksi diterangkan besarnya
berbagai jenis biaya produksi (biaya produksi total, biaya produksi rata-rata,
dan berbagai jenis pengertian biaya lainnya) yang dikeluarkan untuk
menghasilkan berbagai jumlah produksi.
Pengertian umum industri adalah perusahaan yang menjalankan
operasi dalam bidang kegiatan ekonomi yang tergolong dalam sektor
sekunder. Contohnya : pabrik tekstil, pabrik perakit atau pembuat mobil,dan
pabrik pembuat minuman ringan. Sedangkan dalam teori ekonomi industri
diartikan sebagai kumpulan firma-firma yang menghasilkan barang yang
sama atau sangat bersamaan yang terdapat dalam suatu pasar. Contohnya
kalau dikatakan industri mobil maka yang dimaksudkan adalah berbagai
perusahaan mobil yang ada dalam pasar yang sedng dianalisis. Sedangkan
kalau dikatakan industri beras maka yang dimaksud adalah seluruh produsen
beras yanga ada dalam pasar.

I. HUKUM HASIL LEBIH YANG SEMAKIN BERKURANG


Merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisah-pisahkan dari teori produksi dan
menjelaskan sifat pokok dari hubungan tingkat produksi dan tenaga keja. “ Hukum
hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa apabila faktor produksi yang
dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus ditambah sebanyak satu unit,
pada mulanya produksi total akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai hasi
lnegatif. Sifat pertambahan produksi seperti ini menyebabkan pertambahan total
semakin lambat dan akhirnya ia mencapai tingakat yang maksimum dan kemudian
menurun”. Hukum ini dapat dibedakan dalam tiga tahap, yaitu :
 Tahap pertama :Produksi total mengalami pertambahan yang semakin cepat.
 Tahap kedua :Produksi total pertambahannya semakinlambat.
 Tahap ketiga :Produksi total semakin lama semakin berkurang.

TABEL 9.1
Hubungan Jumlah Tenaga Kerja dan Jumlah Produksi

Tanah Tenaga Produksi Produksi Produksi rata- Tahap


(Hektar) Kerja Total Marjinal rata (Unit)
(Orang) (Unit) (Unit)
(1) (4) (6)
(2) (3) (5)
1 1 150 150 150
1 2 400 250 200 PERTAMA
1 3 810 410 270
1 4 1080 270 270
1 5 1290 210 258
1 6 1440 150 240 KEDUA
1 7 1505 65 215
1 8 1520 15 180
1 9 1440 -80 160 KETIGA
1 10 1300 -140 130
Dalam tabel 9.1 dikemukakan suatu gambaran mengenai produksi suatu barang
pertanian diatas sebidang tanah yang tetap jumlahnya, tetapi jumlah tenaga kerjanya
berubah-ubah. Dalam gambaran itu ditunjukkan bahwa produksi total yang
ditunjukkan dalam kolom (3) mengalami pertambahan yang semakin cepat apabila
tenaga kerja ditambah dari 1 menjadi 2, dan 2 menjadi 3. Maka dalam keadaan ini
kegiatan memproduksi mencapai tahap pertama. Dalam tahap ini setiap tambahan
tenaga kerja menghasilkan tambahan produksi yang lebih besar dari yang dicapai
pekerja sebelumnya. Dalam analisis ekonomi keadaan itu dinamakan “produksi
marjinal pekerja yang semakin bertambah”. Data dalam kolom (4) yaitu data
produksi marjinal pada tahap pertama, menggambarkan keadaan tersebut.

Apabila tenaga kerja ditambah dari 3 menjadi 4, kemudian 4 menjadi 5, kemudian


5 menjadi 6, dan selanjutnya 6 menjadi 7, produksi total tetap bertambah tetapi
jumlah pertambahannya semakin lama semakin sedikit. Maka dalam keadaan ini
produksi mencapai tahap kedua, yaitu keadaan dimana “produksi marjinal semakin
berkurang”. Maksudnya, setiap pertambahan pekerjaakan “menghasilkan tambahan
produksi kurang daripada tambahan produksi pekerja sebelumnya”.

Pada tahap ketiga, pertambahan tenaga kerja tidak akan menambah produksi total,
yaitu produksi total berkurang. Pada waktu tenaga kerja bertambah dari 7 menjadi 8,
produksi total masih mengalami peningkatan, yaitu sebanyak 15 unit. Akan tetapi
apabila satu lagi tenaga kerja ditambah dari 8 pekerja menjadi 9 pekerja, produksi
totalnya menurun. Produksi total berkurang lebih lenjut apabila tenaga kerja menjadi
10.

J. PRODUKSI TOTAL, PRODUKSI RATA-RATA DAN PRODUKSI


MARJINAL
Kolom (4) menunjukkan nilai produksi marjinal, yaitu tambahan produksi yang
diakibatkan oleh pertambahan satu tenaga kerja yang digunakan. Apabila ΔL adalah
pertambahan tenaga kerja, ΔTP adalah pertambahan produksi total, maka produksi
marjinal (MP) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
𝚫𝑻𝑷
MP = 𝚫𝑳

Sebagai contoh perhitungan, perhatikan keadaan yang berlaku apabila tenaga


kerja bertambah dari 4 menjadi 5 orang. Tabel 9.1 menunjukkan bahwa produksi
bertambah dari 1080 menjadi 1290 (lihat kolom 3), yaitu pertambahan sebanyak 210
(ditunjukkan dalam kolom 4). Maka produksi marjinal adalah 210/1 = 210. Pada
tahap pertama produksi marjinal selalu menjadi bertambah besar. Produksi marjinal
adalah 250 pada waktu tenaga kerja bertambah dari 1 menjadi 2, dan produksi
marjinal meningkat sebanyak 410 apabila pekerja bertambah dari 2 menjadi 3.

Pada tahap kedua produksi marjinal semakin menurun besarnya. Ini berarti
hukum hasil lebih yang semakin berkurang mulai berlaku semenjak permulaan tahap
kedua. Pada tahap ketiga produksi marjinal menjadi negatif.

Besarnya produksi rata-rata, yaitu produksi yang secara rata-rata dihasilkan oleh
setiap pekerja, ditunjukkan dalam kolom (5). Apabila produksi total adalah TP,
jumlah tenaga kerja adalah L, maka produksi rata-rata (AP) dapat diitung dengan
menggunakan persamaan berikut :
𝑻𝑷
AP = 𝑳

Anda mungkin juga menyukai