Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan
suatu kegiatan di organisasi. Manajemen tersebut mencakup kegiatan planning, organizing,
actuating, controlling (POAC) terhadap staf, sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan
organisai (Grant dan Massey, 1999). Manajemen juga diartikan sebagai suatu organisasi bisnis
yang difokuskan pada produksi dan banyak hal lain yang menghasilkan suatu keuntungan.

Menurut Gillies (1986), diterjemahkan oleh Dika Sukmana dan Rika Widya Sukmana
(1996), manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui
orang lain, sedangkan manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional. Manajer keperawatan
dituntut untuk merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan mengevaluasi sarana dan
prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang seefektif dan
seefisien mungkin bagi individu, keluarga, dan masyarakat.

Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu metode
pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional, sehingga diharapkan keduanya dapat saling
mendukung. Sebagaimana proses keperawatan, manajemen keperawatan terdiri atas :
pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil. Karena
manajemen keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritas tenaga daripada seorang
pegawai, maka setiap tahapan dalam proses manajemen lebih rumit jika dibandingkan dengan
proses keperawatan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian manajemen?


2. Apa saja yang termasuk teori manajemen?
3. Apa saja fungsi manajemen?
4. Apa saja unsur manajemen?
5. Bagaimana hubungan fungsi dan unsur manajemen?
6. Bagaimana proses manajemen secara umum?
1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari manajemen


2. Mengetahui apa saja yang termasuk teori manajemen
3. Mengetahui fungsi manajemen
4. Mengetahui unsur manajemen
5. Mengetahui hubungan fungsi dan unsur manajemen
6. Mengetahui proses manajemen secara umum

1.4 Manfaat

Adapun manfaat yang hendak diperoleh dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai
berikut :

1. Manfaat Teoritis
a) Manfaat teoritis yang dimaksud agar makalah ini dapat dijadikan sebagai
tambahan bahan bacaan serta sebagai dokumentasi bagi pembaca.
b) Makalah ini dibuat sebagai pengaya wawasan yang menjadi motivasi bagi penulis
untuk melakukan penulisan makalah yang berbasis keilmuan guna meningkatkan
kualitas pendidikan kususnya tentang manajemen keperawatan.
2. Manfaat Praktis
a) Manfaat bagi mahasiswa yaitu dapat mengetahui manajemen dalam keperawatan.
b) Manfaat bagi institusi/kampus, diharapkan penulisan makalah ini dapat dijadikan
sebagai salah satu acuan di dalam menyusun materi khususnya mengenai
manajemen keperawatan.
c) Manfaat bagi dosen, diharapkan penulisan makalah ini dapat dijadikan sebagai
bahan acuan di dalam mengajar sehingga dapat meningkatkan pengetahuan
mahasiswa.
BAB II

PEMBAHASAN

KONSEP DAN PROSES KEPERAWATAN

2.1 Pengertian Manajemen

Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan
suatu kegiatan di organisasi. Manajemen tersebut mencakup kegiatan planning, organizing,
actuating, controlling (POAC) terhadap staf, sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan
organisai (Grant dan Massey, 1999). Manajemen juga diartikan sebagai suatu organisasi bisnis
yang difokuskan pada produksi dan banyak hal lain yang menghasilkan suatu keuntungan.

Manajemen keperawatan secara singkat diartikan sebagai proses pelaksanaan pelayanan


keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan,
pengobatan, dan rasa aman kepada pasien atau keluarga serta masyarakat (Gillies, 1985).

Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional untuk


merencanakan, mengatur, dan menggerakkan karyawan dalam memberikan pelayanan
keperawatan sebaik – baiknya pada pasien melalui manajemen asuhan keperawatan.

Manajemen keperawatan semula ditekankan pada sentralisasi kewenangan dan tanggung


jawab, kini menjadi desentralisasi melalui pendelegasian wewenang dan tanggung jawab dengan
memfokuskan kegiatan koordinasi, integrasi, dan kegiatan penunjang.

Selain itu, telah terjadi perubahan mendasar pada manajemen keperawatan dan pengguna
sumber daya yang represif menuju ke pendayagunaan sumber daya yang bersifat pro aktif, lebih
ditekankan pada terjaminnya aktivitas kolaborasi dan keterbukaan dalam setiap kegiatan untuk
mencapai tujuan. (Agus Kuntoro, 2010).
2.2 Teori Manajemen

a) Teori “ Trait “ (Bakat)

Teori ini menekankan bahwa setiap orang adalah pemimpin (pimpinan dibawa sejak lahir
bukan didapatkan) dan mereka mempunyai karakteristik tertentu yang membuatmereka lebih
baik dari orang lain, teori ini disebut dengan “Great Man Theory”. Banyak peneliti tentang
riwayat kehidupan Great Man Theory. Tetapi menurut teori kontemporer, kepemimpinan
seseorang dapat dikembangkan bukan hanya pembawa sejak lahir, dimana teori trait
mengabaikan dampak atau pengaruh dari siapa pengasuh. Situasi, dan lingkungan lainnya
(Marqus dan Huston,1998 dalam Arwani 2006).

Swanburg (2001) menyatakan ciri – ciri pemimpin menurut teori bakat adalah:

a. Inteligensi : Sifat yang berhubungan dengan inteligensi termasuk pengetahuan,


ketegasan, dan kelancaran berbicara. Menyadari bahwa pengetahuan dan kompetensi
dalam pekerjaan tertentu adalah salah satu faktor terpenting dalam keefektifan
pemimpin.
b. Kepribadian : sifat kepribadian seperti kemampuan beradaptasi, kepercayaan diri,
kreativitas dan integritas personal dihubungkan dengan kepemimpinan yang efektif.
Seorang pemimpin adalah orang yang efektif mengetahui bagaimana memotivasi
semangat kerja para pekerja untuk mencapai tujuan organisasi. c) Kemampuan : Seorang
pemimpin mempunyai cukup kepopuleran, kemasyuran, dan keterampilan interpersonal
untuk memberikan symbol, memperluas, memperdalam kesatuan kolektif diantara
anggotanya dalam system tersebut.

b) Teori Perilaku

Nursalam (2002) menyatakan bahwa teori perilaku lebih menekankan kepada apa yang
dilakukan pemimpin dan bagaimana seorang manajer menjalankan fungsinya. Perilaku sering
dilihat sebagai suatu rentang dari sebuah perilaku otoriter ke demokrat atau dari fokus suatu
produksi ke fokus pegawai.

Tentang teori prilaku terdapat teori X dan teori Y dari McGregor yang dihubungkan dengan
motivasi dari Moslow yang menyatakan bahwa setiap manusia merupakan kehidupan individu
secara keseluruhan yang mengadakan interaksi dengan dunia individu lain (Swanburg, 2000).
c) Teori Kontingensi dan Situasional
Teori ini menekankan bahwa manajer yang efektif adalah manajer yang
melaksanakan tugasnya dengan mengombinasi antara faktor bawaan, perilaku, dan situasi.
Tannenbaum dan Schimd (1983) menekankan bahwa kombinasi antara gaya kepemimpinan
otoriter dan demokratis diperlukan oleh manajer. Unsur utama manajer adalah kemampuan
manajer dan penghargaankepada kelompok, bergantung pada situasi suatu organisasi. Fielder
(1967) menegaskan bahwa gaya kepemimpinan yang paling tepat adalah ideal dengan situasi.
Dia menekankan bahwa hubungan antara kelompok manajer dan pegawai merupakan unsur yang
penting dalam menilai sebagai manajer yang baik.

d) Teori Kontemporer (Kepemimpinan dan Manajemen)


Teori ini menekankan pada empat komponen penting dalam suatu pengelolaan,
yaitu manajer/pemimpin, staf dan atasan, pekerjaan, serta lingkungan. Dia menekankan dalam
melaksanakan suatu manajemen seorang pemimpin harus mengintegrasikan keempat unsur
tersebut untuk mencapai tujuan organisasi. Teori kontemporer tersebut juga perlu didukung oleh
teori motivasi, interaksi, dan teori transformasi.

e) Teori Motivasi
Teori motivasi dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu : 1. Maslow, 2. Aldefer, 3.
Herzberg, 4. McCelland, 5. Adams, dan 6. Vroom. Teori motivasi diyakini dapat membantu
meningkatkan kinerja dan kualistas layanan kesehatan. Motivasi akan menjadi suatu masalah
apabila tiga hal tidak dapat terpenuhi. Tiga hal tersebut adalah pembagian tugas yang tidak
jelas, hambatan dalam pelaksanaan, dan kurang/tidak adanya penghargaan.

f) Teori Z
Teori Z dikemukakan oleh Ouchi (1981). Teori ini merupakan pengembangan
teori Y dan McGregor (1460) dan mendukung gaya kepemimpinandemokratis. Komponen
Teori Z meliputi pengambilan keputusan dan kesepakatan, menempatkan pegawai sesuai
keahliannya, menekankan pada keamanan pekerjaan, promosi yang lambat, dan pendekatan
yang holistic terhadap staf. Teori ini lebih menekankan pada staf dibandingkan dengan kualitas
produksi, sehingga di Amerika teori ini masih banyak yang diperdebatkan.

g) Teori Interaktif
Schein (1970) menekankan bahwa staf atau pegawai adalah manusia sebagai
suatu system terbuka yang selalu berinteraksi dengan sekitarnya dan berkembang secara
dinamis. Sistem tersebut dianggap suatu system yang terbuka jika terjadi adanya perubahan
energy dan informasi dengan lingkungan. Asumsi teori ini sebagai berikut.
1) Manusia memiliki karakteristik yang sangat kompleks. Mereka mempunyai motivasi
yang bervariasi dalam melakukan suatu pekerjaan.
2) Motivasi seseorang tidak tetap, tetapi berkembang sesuai perubahan waktu.
3) Tujuan bisa berbeda pada situasi yang berbeda pula.
4) Penampilan seseorang dan produktivitas dipengaruhi oleh tugas yang harus diselesaikan,
kemampuan seseorang, pengalaman, dan motivasi.
5) Tidak ada strategi yang paling efektif bagi pemimpin dalam setiap situasi.

Hollander (1978) mendukung teori tersebut. Ia menekankan bahwa antara peran


pemimpin dan staf dipengaruhi oleh peran yang lainnya. Dia menekankan bahwa pemimpin
adalah sebagai proses dua arah yang dinamis. Dia menekankan tiga dasar komponen yang
terlibat dalam perubahan pemimpin, yaitu :
1) Pemimpin, termasuk personalitas pemimpin, persepsi, dan kemampuannya.
2) Staf, termasuk personalitas, persepsi, dan kemampuannya.
3) Lingkungan/situasi dimana pemimpin dan staf berfungsi, termasuk norma kelompok baik
formal maupun informal, ukuran, kekuatan, dan cici-ciri yang lainnya.
Menurut Hollander (1978), pemimpin yang efektif memerlukan kemampuan
untuk menggunakan proses penyelesaian masalah, mempertahankan kelompok secara efektif,
mempunyai kemampuan komunikasi yang baik, menunjukkan kejujuran dalam memimpin,
kompeten, kreatif, dan kemampuan mengembangkan identifikasi kelompok.

2.3 Fungsi Manajemen

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di
dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan
untuk mencapai tujuan. fungsi manajemen 3 bagian yaitu:

a. Perencanaan (planning)

Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki.
Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik
untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum
mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat
digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari
semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.

Perencanaan merupakan proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal yang
akan dikerjakan dimasa mendatang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
(Siagian, 1990).

1) Tujuan perencanaan:
a. Memberi arah organisasi.
b. Menentukan tujuan yang realistik.
c. Menjamin tercapainya tujuan.
d. Meningkatkan efesiensi.
e. Membuang program yang tidak bermanfaat.
f. Menghindari duplikasi upaya atau program.
g. Mengkonsentrasikan pelayanan yang bersifat urgent.
h. Meningkatkan aktifitas koordinasi dan komunikasi.
i. Memungkinkan adaptasi terhadap perubahan lingkungan kerja.

2) Prinsip perencanaan:
a. Jelas tujuan.
b. Jelas hasil yang akan dicapai.
c. Sederhana.
d. Berdasarkan kebijakan dan prosedur yang berlaku.
e. Prioritas.
f. Perlibatan aktif.
g. Efektif dan efesien.
h. Fleksibel.
i. Berkesinambungan.
j. Kejelasan metode evaluasi.

3) Perencanaan meliputi kegiatan:


a. Pengumpulan data : Data tentang pasien, pegawai/staf, kepemimpinan, peralatan, dan
pelayanan keperawatan.
b. Analisa lingkungan : Dengan menggunakan analisa SWOT (Strength, Weaknes,
Opportunities, Threath).
c. Pengorganisasian data : Memilih data yang mendukung dan menghambat.
d. Pembuatan rencana : Menentukan objektif/ sarana yang ingin dicapai, uraian
kegiatan, prosedur, target waktu, penanggung jawab, sasaran, biaya, peralatan,
metoda.

b. Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi


kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan
pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang telah
dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang
harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut
dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada tingkatan mana
keputusan harus diambil.
Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas,
kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat
digerakan sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

1) Prinsip pengorganisasian:
a. Rantai komando (Chain of Command).
b. Rantai Kesatuan Komando (Unity of Command).
c. Rentang Kontrol (Spain of Control).
d. Spesialisasi.

2) Tiga aspek penting dalam pengorganisasian meliputi:


a. Pola strutur berarti proses hubungan interaksi yang dikembangkan secara efektif.
b. Penerapan tiap kegiatan yang merupakan kerangka kerja dalam organisasi.
c. Strutur kerja organisasi termasuk kelompok kegiatan yang sama pola hubungan antara
kegiatan yang tepat dan pembinaan cara komunikasi yang efektif antara perawat.
3) Aktifitas pengorganisasian:
a. Mengembangkan uraian tugas
b. Mengembangkan prosedur.
c. Mengembangkan ketenagaan dan jadwal kerja dinas.

4) Strutur organisasi:
a. Birokrasi (Hierarchial Structure/line structute).
b. Adhocracy.
c. Matrik (free Form Structure)

5) Kegunaan pengorganisasian:
a. Penjabaran secara rinci semua pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan.
b. Pembagian beban kerja sesuai dengan kemampuan perorangan atau kelompok.
c. Mengatur mekanisme kerja antar masing-masing anggota kelompok untuk hubungan dan
organisasi.

c. Pengarahan (directing)

Pengarahan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok
berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha.

Pengarahan merupakan suatu upaya menggerakkan kegiatan staf untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan. Douglas (1984) mendefinisikan pengarah sebagai suatu penyampaian pesan dan
instruksi yang menyebabkan staf mengerti apa yang diharapkan sehingga dapat membantu tujuan
organisasi secara efisien dan efektif.
Pengarahan mengandung unsur penting, yaitu:

1. Manajemen waktu yang terdiri dari kegiatan organisasi personal, pengorganisasian


pekerjaan dan pendelegasian.
2. Komunikasi yang baik yang digunakan adalah komunikasi yang jelas
3. Manajemen konflik yaitu kemampuan dalam mengatasi konflik baik dengan atasan
maupun teman sejawat

d. Pengendalian (controling)

Pengendalian adalah proses pengecekan dan penelusuran penyimpangan-penyimpangan dari


arah yang direncanakan yang merupakan aktifitas berkesinambungan dan di buat berdasarkan
evaluasi pada waktu kegiatan sedang berjalan.

Prinsip Controlling:

1) Principle of Unifomity : Dibentuk dari awal sampai akhir


2) Principle of Comparison : Membandingkan yang direncanakan dengan yang dicapai
3) Principle of Exception : tidak sesempurna dari perencanaan, tetapi ada umpan balik untuk
perbaikan

Controlling dilakukan melalui kegiatan:

1) Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan


2) Preconperence, overan, post conperence
3) Ronde keperawatan
4) Mengevaluasi produktifitas berdasarkan gant chat yang telah dibuat
5) Program evaluasi dan peer review

Tipe Controlling:

1) Input control
2) Proses control
3) Output control

Controlling dilakukan pada :

1) Pasien
2) Kebutuhan fisik pertama mental dan sosial
3) Perawatan, pemeriksaan dan pengobatan
4) Lingkungan
5) Ketenagaan
6) Penampilan dan sikap
7) Pelayanan asuhan keperawatan dan sistem kerja
8) Prestasi kerja
9) Alat-alat dan obat-obatan
10) Penggunaan
11) Pencatatan dan pelaporannya
12) Inventaris

2.4 Unsur Manajemen

Manajemen keperawatan terdiri atas beberapa komponen yang saling berinteraksi. Pada
umumnya suatu sistem dicirikan oleh 5 elemen, yaitu input, proses, output, control dan
mekanisme umpan balik.

Input dalam proses manajemen keperawatan antara lain berupa informasi, personel,
peralatan dan fasilitas. Proses pada umumnya merupakan kelompok manajer dan tingkat
pengelola keperawatan tertinggi sampai keperawatan pelaksana yang mempunyai tugas dan
wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam
pelaksanaan pelayanan keperawatan.Elemen lain dalam pendekatan sistem adalah output atau
keluaran yang umumnya dilihat dan hasil atau kualitas pemberian asuhan keperawatan dan
pengembangan serta kegiatan penelitian untuk menindaklanjuti hasil atau keluaran. Control
dalam proses manajemen keperawatan dapat dilakukan melalui penyusunan anggaran yang
proporsional, evaluasi penampilan kerja perawat, pembuatan prosedur yang sesuai standar dan
akreditasi. Selain itu, mekanisme umpan balik diperlukan untuk menyelaraskan hasil dan
perbaikan kegiatan yang akan datang. Mekanisme umpan balik dapat dilakukan melalui laporan
keuangan, audit keperawatan, dan survey kendali mutu, serta penampilan kerja perawat.

Proses manajemen keperawatan dalam aplikasi di lapangan berada sejajar dengan proses
keperawatan sehingga keberadaan manajemen keperawatan dimaksudkan untuk mempermudah
pelaksanaan proses keperawatan. Proses manajemen, sebagaimana juga proses keperawatan,
terdiri atas kegiatan pengumpulan data, identifikasi masalah, pembuatan rencana, pelaksanaan
kegiatan, dan kegiatan penilaian hasil. ( Gillies, 1985 )

Kerangka dasar maanjemen keperawatan adalah manajemen partisipatif yang


berlandaskan pada paradigma keperawatan yang terdiri atas manusia, perawat atau keperawatan,
kesehatan dan lingkungan.

Manusia, dalam manajemen partisipatif adalah individu, keluarga atau masyarakat yang
diberikan pelayanan keperawatan melalui pelaksanaan tugas keperawatan yang terorganisasi,
terarah, terkoordinasi dan terintegrasi dalam rentang kendali yang ditetapkan.
Perawat atau keperawatan adalah tenaga keperawatan baik tingkat manajerial puncak,
menengah, maupun bawah, dan para pelaksana keperawatan yang berada dalam rentang
komunikasi untuk bekerja sama memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan standar
keperawatan.

Aspek kesehatan merupakan kisaran hasil keperawatan yang berorientasi pada beberapa
dimensi pelayanan terhadap individu, keluarga, dan masyarakat melalui upaya mencegah,
mempertahankan, meningkatkan dan memulihkan. Aspek lingkungan merupakan area
kewenangan dan tanggung jawab keperawatan baik selama pasien berada dalam institusi
pelayanan maupun persiapan menjelang pulang.

2.5 Hubungan Fungsi dan Unsur Manajemen

Dalam sebuah perencanaan (planning) adalah hal utama yang harus dipertimbangkan
apakah hasil produksi yang dihasilkan akan banyak di konsumsi oleh masyarakat atau tidak. Hal
pertama yang harus diketahui saat melihat situasi pemasaran adalah jumlah penduduk, tingkat
pendapatan masyarakat disekitar pasar, tingkat konsumsi, kemudian kebijakan dari pemerintah
tentang layak atau tidaknya hasil produksi yang di hasilkan untuk dipasarkan. Manusia (Men)
juga sangat diperlukan dalam perencanaan karena manusia yang akan menjalankan apa yang
sudah direncanakan. Sebenarnya semua unsur (Tools) pasti akan di rencanakan terlebih dahulu
bagaimana merencanakan strategi yang diperlukan, bahan apa yang akan diolah, alat seperti apa
yang akan mempermudah proses produksi, modal yang diperlukan kemudian informasi-
informasi yang sangat diperlukan.

Fungsi manajemen yang selanjutnya yaitu pengorganisasian (Organizing), langkah-


langkah (Stepping), pengarahan (directing), koordinasi (Coordinating) dan pengawasan
(Controling). Mengorganisasikan adalah tugas manusia agar apa yang sudah direncanakan
terorganisir dengan baik. Cara membuat bahan yang akan diolah, mengarahkan sesuatu dengan
baik, mengkoordinasi dan mengawasi setiap kegiatan itu juga memerlukan seorang manusia
(Man) agar apa yang sudah di rencanakan dapat berjalan dengan baik.

Kemudian setelah itu mengevaluasi (Evaluating), laporan (Report) dan penganggaran


(Budgeting) memerlukan manusia (Men) untuk mengevaluasi hasil yang sudah direncanakan
apakah masih kurang detail atau tidak dan modal (Money) sebagai anggaran untuk jalannya
rencana. Kemudian yang terakhir adalah pelaksanaan (Actuating) yang siap untuk di lakukan
oleh seseorang yang sudah siap diajakn untuk bekerja sama.

Jika dilihat dari penjelasan di atas terlihat bahwa fungsi-fungsi dalam manajemen perlu di
dampingi dengan unsur-unsur (Tools) dari manajemen karena fungsi manajamen dan unsur
manajemen sangatlah berkaitan jika tidak ada salah satu fungsi atau salah satu unsur yang
terpenuhi maka manajemen tidak dapat berjalan secara optimal sesuai dengan apa yang telah
direncanakan.

2.6 Proses Manajemen Secara Umum

a) Pengkajian dan Pengumpulan Data


Seorang manajer dituntut tidak hanya mengumpulkan informasi tentang keadaan
pasien pada tahap ini, melainkan juga mengenai institusi (rumah sakit/puskesmas), tenaga
keperawatan, administrasi, dan bagian keuangan yang mempengaruhi fungsi organisasi
keperawatan secara keseluruhan.
Manajer perawat yang efektif harus mampu memanfaatkan proses manajemen
dalam mencapai suatu tujuan melalui usaha orang lai. Saat memimpin staf, manajer harus
bertindak secara terencana dan efektif, mampu menjalankan pekerjaan bersama dengan
perawat dari beberapa level hierarki.manajer bekerja berdasarkan informasi penuh dan
akurat tentang apa yang perlu dan harus diselesaikan, dengan cara apa, untuk alas an apa,
tujuan apa, dan sumber daya apa yang tersedia untuk melaksanakan rencana itu.
Selanjutnya, manajer yang efektif harus mampu mempertahankan tingkat efisiensi yang
tinggi pada salah satu bagian dengan menggunakan ukuran pengawasan untuk
mengidentifikasi masalah dengan segera. Setelah masalah terindetifikasi, manajer
mengevaluasi apakah rencana tersebut perlu diubah atau prestasi karyawan yang perlu
dikoreksi.
Proses adalah suatu rangkaian tindakan yang mengarah pada suatu tujua. Tujuan
akhir proses keperawatan mungkin berupa sebuah pembebasan dari gejala, eliminasi
resiko, pencegahan komplikasi, argumentasi pengetahuan atau keterampilan kesehatan,
dan kemudahan dari kebebasan maksimal. Sementara itu, tujuan akhir proses manajemen
keperawatan adalah perawatan yang efektif dan ekonomis bagi semua kelompok pasien.

b) Perencanaan
Perencanaan adalah menyusun langkah strategis dalam mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Perencanaan disini dimaksudkan untuk menentukan
kebutuhan dalam asuhan keperawatan kepada semua pasien, menegakkan tujuan,
mengalokasikan anggaran belanja, menetapkan ukuran dan tipe tenaga keperawatan yang
dibutuhkan, membuat pola struktur organisasi yang dapat mengoptimalkan efektivitas
kerja staf, serta menegakkan kebijaksanaan dan prosedur operasional untuk mencapai visi
dan misi institusi yang telah ditetapkan.
c) Pelaksanaan
Karena manajemen keperawatan memerlukan kerja melalui orang lain, maka
tahap pada pelaksanaan terdiri atas bagaimana manajer memimpin orang lain untuk
menjalankan tindakan yang telah direncanakan. Fungsi kepemimpinan dapat dibagi lagi
dalam komponen fungsi, yaitu kepemimpinan, komunikasi, dan motivasi.

d) Evaluasi
Tahap akhir proses manajerial adalah mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah
dilaksanakan. Tujuan evaluasi disini adalah untuk menilai seberapa jauh staf mampu
melaksanakan perannya sesuai dengan tujuan organisasi yang telah ditetapkan serta
mmengidentifikasi factor-faktor yang menghambat dan mendukung dalam pelaksanaan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan
suatu kegiatan di organisasi. Manajemen tersebut mencakup kegiatan planning, organizing,
actuating, controlling (POAC) terhadap staf, sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan
organisai (Grant dan Massey, 1999). Manajemen juga diartikan sebagai suatu organisasi bisnis
yang difokuskan pada produksi dan banyak hal lain yang menghasilkan suatu keuntungan.

Manajemen keperawatan secara singkat diartikan sebagai proses pelaksanaan pelayanan


keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan,
pengobatan, dan rasa aman kepada pasien atau keluarga serta masyarakat (Gillies, 1985).

Pendekatan manajemen (khususnya manajemen keperawatan) merupakan salah satu nilai


profesional yang diperlukan dalam mengimplementasikan praktek keperawatan profesional.
Manajemen keperawatan memahami dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana serta
mengelola kegiatan keperawatan. Tugas manager keperawatan adalah merencanakan, mengatur,
mengarahkan dan mengawasi keuangan yang ada, peralatan dan sumber daya manusia untuk
memberikan pengobatan yang efektif dan ekonomis kepada pasien.

Ada lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah,


mengordinasi, dan mengendalikan. Kelima fungsi tersebut jika lebih sederhana diringkas
menjadi empat fungsi, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian
(Planning, Organizing, actuating dan controlling) atau terkenal dengan singkatan POAC. Fungsi
perencanaan meliputi penentuan sasaran organisasi, penetapan strategi keseluruhan,
pengembangan hirarki rencana menyeluruh dan memadukan dan mengkoordinasikan kegiatan-
kegiatan. Fungsi pengorganisasian meliputi perancangan struktur organisasi yang dilengkapi
dengan penetapan tugas, siapa melakukan apa bagaimana tugas dikelompokan siapa melapor
kepada siapa dan dimana keputusan harus diambil. Fungsi pengarahan meliputi proses
pengarahan dan koordinasi, penyelesaian konflik dengan saluran komunikasi efektif. Fungsi
pengendalian adalah pemantauan, perbandingan, pengoreksian untuk menjamin organisasi
berjalan sesuai rencana. Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam arti bahwa perlu
di pertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah.

3.2 Saran

Mahasiswa keperawatan harus belajar dan memahami tentang konsep dan proses
manajemen keperawatan serta dapat mengaplikasikannya dalam manajemen keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional.


Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam. 2015. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional.


Edisi 5. Jakarta : Salemba Medika.

http://www.academia.edu/35246217/Konsep_manajemen_Keperawatan.pdf

https://www.google.com/search?q=teori+manajemen+keperawatan&rlz=1C1CYCW_idID614I
D614&oq=teori&aqs=chrome.0.69i59l2j69i60j69i59j69i57j69i60.9778j0j1&sourceid=chrome
&ie=UTF-8

http://www.academia.edu/35246217/Konsep_manajemen_Keperawatan.pdf
MANAJEMEN KEPERAWATAN

OLEH

KELOMPOK 1:

I GEDE AGUS SURYA SAPUTRA (P07120017 188)

NI MADE ANGGI ANGGARAYANI (P07120017 189)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLTEKKES KEMENKES DENPASAR

D-III KEPERAWATAN

2019

Anda mungkin juga menyukai