Gisusud Ibfn 5
Kidgy Jasgy
DHJ 5 3=18.K.11a.1==3
NIM : 2019.C.11a.1002
Program Studi : S1 Keperawatan
Judul : “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Pada
An. A dengan diagnosa medis Diare di Puskesmas
Kayon Palangka Raya”
menempuh Praktik Praklinik Keperawatan II (PPK II) Pada Program Studi S-1
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.
3
OAWA ]FDLADWAS
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners STIKes
Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Rimba Aprianti, S.Kep., Ners selaku koordinator PPK II yang telah banyak
memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian asuhan
keperawatan ini .
Penyusun
;
GA@WAS H[H
BFJCAS ]FDLF[ANAD.............................................................................................i
OAWA ]FDLADWAS...............................................................................................ii
GA@WAS H[H........................................................................................................... iii
1. Pengkajian......................................................................................................... 13
3. Diagnosa Keperawatan....................................................................................16
;. Intervensi............................................................................................................ 1<
7. Implementasi......................................................................................................24
5. Evaluasi............................................................................................................. 24
CAC 3 A[VNAD OF]FSA\AWAD
GA@WAS ]V[WAOA...............................................................................................45
7
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan
konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih
sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari. (DEPKES RI, 2011).
Diare yaitu penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi
feses. Seseorang dikatakan menderita diare bila feses lebih berair dari biasanya,
dan bila buang air besar lebih dari tiga kali, atau buang air besar yang berair tetapi
tidak berdarah dalam waktu 24 jam. (Dinkes, 2016).
5
Fisiologi sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut
sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima
makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke
dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau
merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
3. Etiologi
Diare terjadi karena adanya Infeksi (bakteri, protozoa, virus, dan parasit)
alergi, malabsorpsi, keracunan, obat dan defisiensi imun adalah kategori besar
penyebab diare. Pada balita, penyebab diare terbanyak adalah infeksi virus
terutama Rotavirus (Permatasari, 2012).
•
Virus
Merupakan penyebab diare akut terbanyak pada anak (70-80%). Beberapa
jenis virus penyebab diare akut antara lain Rotaνirus serotype 1,2,8, dan 9
pada manusia, Norwalk Virus, Astroνirus, Adenoνirus (tipe 40,41), Small
bowel structure νirus, Cytomegaloνirus.
• Bakteri
Enterotoxigenic E.coli (ETEC), Enteropathogenic E.coli (EPEC).
Enteroaggregatiνe E.coli (EaggEC), Enteroinνasiνe E coli (EIEC),
Enterohemorragic E.coli (EHEC), Shigella spp., Camphylobacterjejuni
6
(Helicobacter jejuni), Vibrio cholera Ol, dan V. Cholera Ol39,
salmonella (non-thypoid).
• Parasit
Protozoa, Giardia lambia, Entamoeba histolityca, Balantidium coli,
Cryptosporidium, Microsporidium spp., Isospora belli, Cyclospora
cayatanensis.
• Heliminths
• Non Infeksi
Malabsorbsi, keracunan makanan, alergi, gangguan motilitas,
imonodefisiensi, obat dan lain-lain.
4. Klasifikasi
Diare akut adalah diare yang terjadinya mendadak dan berlangsung kurang
dari 2 minggu. Gejalanya antara lain: tinja cair, biasanya mendadak,
disertai lemah dan kadang-kadang demam atau muntah. Biasanya berhenti
atau berakhir dalam beberapa jam sampai beberapa hari. Diare akut dapat
terjadi akibat infeksi virus, infeksi bakteri, akibat makanan.
• Diare kronis
Diare kronis adalah diare yang melebihi jangka waktu 15 hari sejak awal
diare. Berdasarkan ada tidaknya infeksi, diare dibagi menjadi 2 yaitu diare
spesifik dan diare non spesifik. Diare spesifik adalah diare yang
disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau parasit. Diare non spesifik
adalah diare yang disebabkan oleh makanan (Wijaya, 2010).
<
5. Fatofisiologi (WOC)
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik
(makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam
rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam
rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare). Selain itu
menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin didinding usus, sehingga sekresi air
dan elektrolit meningkat kemudian menjadi diare. Gangguan motilitas usus yang
mengakibatkan hiperperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air
>
Selanjutnya terjadi perubahan kapasitas usus yang akhirnya mengakibatkan
gangguan fungsi usus dalam absorpsi cairan dan elektrolit. Atau juga
dikatakan adanya toksin bakteri akan menyebabkan transpor aktif dalam
usus sehingga sel mukosa mengalami iritasi yang kemudian sekresi cairan
dan elektrolit akan meningkat.
2) Faktor malabsorpsi
Merupakan kegagalan dalam melakukan absorpsi yang mengakibatkan
tekanan osmotik meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke
rongga usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga terjadilah
diare.
3) Faktor makanan
Faktor ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap dengan
baik. Sehingga terjadi peningkatan peristaltik usus yang mengakibatkan
penurunan kesempatan untuk menyerap makan yang kemudian
menyebabkan diare.
4) Faktor psikologis
Faktor ini dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan peristaltik usus yang
akhirnya mempengaruhi proses penyerapan makanan yang dapat
menyebabkan diare.
8
WOC Diare
MK. Diare
Frekuensi BAB
Peningkatan Frekuensi BAB
meningkat
permeabilitas kapiler meningkat Distensi abdomen
Menurut Maryunani (2010) sebagai akibat dari diare akan terjadi beberapa
hal sebagai berikut.
a. Kehilangan air (dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan
(input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.
b. Gangguan keseimbangan asam basa (metabolik asidosis)
lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh, terjadinya
penimbunan asam laktat karena adanya anorexia jaringan. Produk metabolisme
yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal
(terjadi oliguria atau anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na dari cairan
ekstraseluler ke dalam cairan intraseluler.
c. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 2—3 % anak yang menderita diare, lebih sering pada
anak yang sebelumnya telah menderita Kekurangan Kalori Protein (KKP). Hal
ini terjadi karena adanya gangguan penyimpanan atau penyediaan glikogen
dalam hati dan adanya gangguan etabol glukosa. Gejala hipoglikemia akan
muncul jika kadar glukosa darah menurun hingga 40 % pada bayi dan 50 %
pada anak-anak.
d. Gangguan gizi
Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan
oleh makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah
yang bertambah hebat, walaupun susu diteruskan sering diberikan dengan
11
pengeluaran dan susu yang encer ini diberikan terlalu lama, makanan yang
diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena adanya
hiperperistaltik.
e. Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, akibatnya
perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat
mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera
diatasi klien akan meninggal.
Menurut Ngastiyah (2014) sebagai akibat diare baik akut maupun kronik
akan terjadi kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan
gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolis, hipokalemia), gangguan
gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran bertambah), hipoglikemia,
gangguan sirkulasi darah.
8. Pemeriksaan Penunjang
Menurut (Wijayaningsih, 2013:82) adalah :
a. Makroskopis dan mikroskopis.
b. PH dan kadar gula dalam tinja.
13
8. Penatalaksanaan Diare
Penalaksanaan pasien diare akut dimulai dengan terapi simptomatik, seperti rehidrasi dan penyesuaian diet.
1) Terapi Farmakologik
a. Antibiotik
Antibiotik diberikan jika terdapat indikasi seperti kolera, diare berdarah, atau
keparah diare, mengurangi frekuensi buang air besar (BAB), mengurangi volume tinja, serta menurunkan kek
(Lintas diare, 2011).
1;
Terapi rehidrasi oral terdiri dari rehidrasi yaitu mengganti kehilangan air
dan elektrolit: terapi cairan rumatan yaitu menjaga kehilangan cairan yang sedang
berlangsung. Bahkan pada kondisi diare berat, air dan garam diserap terus
menerus melaui absorbsi aktif natrium yang ditingkatkan oleh glukosa dalam usus
halus. Larutan-larutan pengganti oral akan efektif jika mengandung natrium,
kalium, glukosa, dan air dalam jumlah yang seimbang, glukosa diperlukan untuk
meningkatkan absorbsi elektrolit (Wiffen, 2014).
Oralit diberikan untuk mengganti cairan elektrolit yang banyak dibuang
dalam tubuh yang terbuang pada saat diare. Meskipun air sangat penting untuk
17
15
Keenam, tujuan keperawatan anak dan remaja adalah untuk 3 meningkatkan maturasi atau kematangan yang seha
Ketujuh, pada masa yang akan datang kecenderungan keperawatan anak berfokus pada ilmu tumbuh kembang
3. Peran Perawat dalam Keperawatan Anak
1) Pemberi Perawatan
Merupakan peran utama perawat yaitu memberikan pelayanan keperawatan
5) Kolaborasi
Dalam hal ini perawat bersama klien, keluarga, team kesehatan lain berupaya
mengidentfikasi pelayanan kesehatan yang diperlukan termasuk tukar pendapat
terhadap pelayanan yang diperlukan klien, pemberian dukungan, paduan
16
lahir, umur, tempat lahir, asal suku bangsa, nama orang tua, pekerjaan orang tua, dan penghasilan.
Keluhan Utama
Biasanya pasien mengalamin buang air besar (BAB) lebih dari 3 kali sehari, BAB < 4 kali dan cair (diare tanpa d
Riwayat Kesehatan Sekarang
Bayi atau anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ad
Tinja makin cair, mungkin disertai lendir atau lendir dan darah. Warna
tinja berubah menjadi kehijauan karena bercampur empedu.
Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat alergi terhadap makanan atau obat-obatan (antibiotik), makan makanan basi, karena faktor ini m
Riwayat penyakit yang sering terjadi pada anak berusia dibawah 2 tahun biasanya adalah batuk, panas, pilek
sebelumnya, selama, atau setelah diare. Informasi ini diperlukan untuk melihat tanda dan gejala infeksi lain yan
(Nursalam, 2008).
1<
1>
Telinga
Biasanya tidak ada kelainan pada telinga.
Mulut dan Lidah
Diare tanpa dehidrasi: Mulut dan lidah basah
Diare dehidrasi ringan: Mulut dan lidah kering
Diare dehidrasi berat: Mulut dan lidah sangat kering
Leher
Tidak ada pembengkakan pada kelenjar getah bening, tidak ada kelainan pada kelenjar tyroid.
Thorak
Jantung
Inspeksi
Pada anak biasanya iktus kordis tampak terlihat.
Auskultasi
Padadiaretanpadehidrasidenyutjantungnormal,diare
dehidrasi ringan atau sedang denyut jantung pasien normal
hingga meningkat, diare dengan dehidrasi berat biasanya pasien
mengalami takikardi dan bradikardi.
2) Paru-paru
Inspeksi :
Diare tanpa dehidrasi biasanya pernapasan normal, diare dehidrasi
ringan pernapasan normal hingga melemah, diare dengan dehidrasi
berat pernapasannya dalam.
h) Abdomen
1) Inspeksi
Anak akan mengalami distensi abdomen, dan kram.
2) Palpasi
Turgor kulit pada pasien diare tanpa dehidrasi baik, pada pasien
diare dehidrasi ringan kembali < 2 detik, pada pasien dehidrasi
berat kembali > 2 detik.
3) Auskultasi
Biasanya anak yang mengalami diare bising ususnya meningkat.
18
Ekstremitas
Anak dengan diare tanpa dehidrasi Capillary refill (CRT) normal, akral teraba hangat. Anak dengan dia
< 2 detik, akral dingin. Pada anak dehidrasi berat CRT kembali > 2 detik, akral teraba dingin, sianosis.
Genetalia
Anak dengan diare akan sering BAB maka hal yang perlu di lakukan pemeriksaan yaitu apakah ada iritasi
c. Pemeriksaan laboratarium
Pemeriksaan laboratrium
Pemeriksaan AGD, elektrolit, kalium, kadar natrium serum Biasanya penderita diare natrium plasma > 150
Pemeriksaan urin
PemeriksaantinjaBiasanyatinjapasiendiareinimengandung sejumlah ion natrium, klorida, dan bikarbonat.
d) Pemeriksaan pH
2) Pemeriksaan penunjang
Endoskopi, Radiologi dan pemeriksaan lanjutan.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan lain yang mungkin muncul pada anak dengan diare
adalah sebagai berikut:
1) Diare berhubungan dengan infeksi Virus, Parasit, Bakteri, Mikroorganisme.
SDKI, D.0020 Hal. 58
2) Resiko Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan, dehidrasi.
SDKI, D.0034 Hal.85
3) Risiko Ketidakseimbangan Cairan berhubungan dengan kehilangan cairan.
SDKI, D.0036 Hal.87
3=
3. Intervensi
Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
31
Berikan cairan intravena (mis. ringer asetat, ringer
laktat), jika perlu
Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap dan elektro
Ambil sampel feses untuk kultur, jika perlu Edukasi
Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap
Anjurkan menghindari makanan pembentuk gas, pedas dan mengand
Anjurkan melanjutkan pemberian ASI Kolaborasi
33
3;
- Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis.
glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)
- Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis.
albumin, Plasmanate)
- Kolaborasi pemberian produk darah
SIKI, I.03116 Hal. 184
24
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian diuretik, jika perlu
SIKI, I.03098 Hal. 159
25
- Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
sesual Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
- Berikan suplemen makanan, jika perlu
- Hentikan pemberian makan melalui selang
nasogatrik jika asupan oral dapat ditolerans
Edukasi
26
27
2>
4. Implementasi
Implementasi keperawatan dilakukan sesuai dengan intervensi yang
direncanakan dengan tetap berprinsip pada atraumatic care dan family center care.
Salah satu peran perawat yang penting dalam manajemen diare adalah
penyuluhan atau edukasi kepada keluarga tentang rehidrasi oral untuk menangani
diare. Penelitian tentang tata laksana diare di Indonesia di 18 rumah sakit tentang
gambaran perawatan diare di ruang anak, menunjukkan rehidrasi intravena yang
dilakukan tanpa rehidrasi oral (pemberian oralit) mendapatkan hasil yang kurang
optimal (Sidik et al. 2013).
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan. Evaluasi keperawatan dilakukan dengan berpedoman
pada luaran yang akan dicapai berdasarkan SLKI. Adapun luaran utama yang
diharapkan dalam asuhan keperawatan dengan diare adalah:
1) Kontrol pengeluaran feses meningkat.
2) Konsistensi feses membaik.
3) Frekuensi BAB membaik
4) Peristaltik usus membaik (SLK1, 2018).
28
CAC 2
ASVHAD KE]ESA\AWAD
I. ]enloajian
1. Identitas Pasien
Nama Klien : An. A
TTL : 1 Maret 2020
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Dayak/Indonesia
Pendidikan : -
Alamat : Jl. Tambiring Raya I
Diagnosa Medis : Diare
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. E
TTL :
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Dayak/Indonesia
Pendidikan :
Alamat : Jl. Tambiring Raya I
Hubungan Keluarga : Ayah
3. Keluhan Utama
Ayah klien mengatakan An. A mengalami mencret 3x/hari.
;=
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ayah klien mengatakan An. A mengalami mencret 3x/hari selama 2
hari, BAB cair ada ampasnya, tidak bercampur darah, demam 2 hari yang
lalu. Pada tanggal, 2 Oktober 2021, An. A dibawa oleh ayahnya ke
Puskesmas Kayon untuk dilakukan pemeriksaan. Hasil pemeriksaan
didapatkan S: 36, 8 ˚C, R: 28x/menit, N: 90x/menit, BB: 9,5 kg, PB: 83
cm, mukosa bibir merah, kulit kering.
b. Riwayat Kesehatan Lalu
Ayah klien mengatakan An. A tidak pernah dirawat dirumah sakit, tidak
pernah di operasi dan tidak memiliki alergi makanan dan obat-obatan.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ayah klien mengatakan didalam anggota keluarganya tidak ada yang
menderita diare sebelumnya dan memiliki riwayat penyakit keturunan
maupun penyakit menular.
d. Susunan Genogram 3 (tiga) generasi
Keterangan :
: Meninggal
: Laki / laki
: Perempuan
: Pasien
: Hubungan keluarga
: Tinggal serumah
;1
;2
Jenis Makanan Nasi, lauk pauk, sayur nasi, lauk pauk, sayur
Eliminasi
FBrAekBuensi Konsistensi
3x/hari
BAK
Cair ada ampasnya
Frekuensi Konsistensi
;;
3. Istirahat/tidur
Siang/ jam 2-3 jam 1-2 jam
Malam/ jam 7-8 jam 6-7 jam
4. Personal hygiene
Mandi 2x sehari 2x sehari
Oral hygiene 1x sehari Setiap kali BAB
V. Data Penunjang
Terapi
Cindy Masdy
ANALISA DAWA
;4
PENXECAC
Do : Berkembang di usus
- BAB : 3x/hari
- BAK : 1x hari ini
- BB : 9,5 kg Hipersekresi air dan elektrolit
- PB : 83 cm
- S : 36,8 ˚C
- R : 28 x/menit Isi usus berlebihan
- N: 90x/menit
- BU : 10 x/menit
- Turgor : < 2 detik Diare
Iritasi kulit
35
- Tampak
kemerahan
Kemerahan pada area anal
pada anus
- BAB : 3x/hari
- BAK : 1x hari ini
Gangguan intregritas
- BB : 9,5 kg
kulit/jaringan
- PB : 83 cm
- S : 36,8 ˚C
- R : 28 x/menit
- N: 90x/menit
- BU : 10 x/menit
- Turgor : < 2
detik
PRIIRIWAS MASALAH
36
RENCANA KEPERAWATAN
3>
Kolaborasi
38
cairan oral
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan
koloid (mis. albumin,
Plasmanate)
SIKI, I.03116 Hal. 184
diare
Edukasi
- Anjurkan minum air yang cukup
- Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan
buah dan sayur
4=
SIKI, I.11353 Hal. 316
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
P:
Memberikan asupan cairan oral (mis. larutan garam gula, oralit, pedialyte,
Menganjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap
Berkolaborasi pemberian obat
41
P:
Memonitor intake dan output cairan
Memberikan asupan cairan oral
- Menganjurkanmemperbanyak
- asupan cairan oral
Berkolaborasi pemberian cairan
koloid (mis. albumin,
Plasmanate)
42
Oktober 2021 perubahan sirkulasi, perubahan status nutrisi, penurunan - Ayah klien mengatakan An. A
kelembaban, suhu lingkunganekstrem,penurunan diare cair ada ampasnya dan tidak ada darah
mobilitas)
Membersihkan perineal dengan air hangat, terutama selama
periode diare O:
Menganjurkan minum air yang cukup Tampak kemerahan pada anal
Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi BAB cair
Menganjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur Ampas (+)
Frekuensi 3x/hari
A : belum teratasi
Cindy Masdy
P:
Membersihkan perineal dengan air hangat, terutama selama periode d
Menganjurkan minum air yang
cukup
- Menganjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
- Menganjurkan meningkatkan
asupan buah dan sayur
43
A. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan selama 20 menit diharapkan
pengunjung memahami tentang penyakit diare.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini, bapak dapat :
a. Menjelaskan pengertian diare.
b. Menjelaskan penyebab diare.
c. Menjelaskan tanda dan gejala diare.
d. Menyebutkan tindakan bila anak diare.
e. Menyebutkan cara mencegah terjadinya diare.
B. Materi Penyuluhan
1. Pengertian diare
2. Penyebab diare
3. Tanda dan gejala diare
4. Cara penanganan diare
5. Cara mencegah diare
C. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
D. Alat/Media
Leaflet
44
E. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Sasaran
W
akt
u
tujuan penyuluhan n
3. Menyebutkanmateri yang i
akan diberikan t
Memberikan kesempatan
bertanya atau `ffgcako kepada sasaran
3.Penutup :
3
1. Tanya jawab 1. Memberikan
45
Lampiran
PENCEGAHAN PENYAKIT DIARE
1. Pengertian diare
Diare adalah suatu kondisi buang air besar yang tidak normal yaitu lebih
dari 3 kali sehari dengan jenis tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai
darah atau lendir.
2. Penyebab diare
Penyebab diare adalah sebagai berikut :
1) Infeksi virus, bakteri, parasit.
2) Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
3) Gangguan penyerapan makanan protein. tidak toleransi terhadap
Kelenturan kulit menurun, merasa haus, bibir kering dan penurunan berat
badan.
46
b. Dapat dimulai di rumah dengan minum larutan gula garam, larutan oralit,
tetap minum
c. ASI (bayi) Larutan gula garam dibuat dengan cara air matang sebanyak 5
gelas dicampur dengan 8 sendok teh gula dan ½ sendok teh garam.
d. Istirahat yang cukup.
e. Bila masih diare segera bawa ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat.
5. Cara pencegahan diare
Cara untuk mencegah diare antara lain adalah sebagai berikut:
1. Pemberian ASI saja sampai dengan 4-6 bulan.
2. Mencuci tangan setelah buang air besar, sebelum memasak, mengolah
makanan dan makan, sebelum memberi makan pada anak-anak.
3. BAB pada tempatnya.
4. Jangan makan di sembarang tempat.
5. Menggunakan air matang untuk minum
status gizi, dan imunisasi.
7. Meletakkan makanan di tempat tertutup.
47