MAKALAH
“ ASUHAN KEPERAWATAN PADA REMAJA DENGAN GASTRITIS”
OLEH
2041312001
KELOMPOK A
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya hanturkan kepada Allah SWT karena telah memberikan kekuatan dan
kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi Tugas Profesi Keperawatan Siklus
Keperawatan A .
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam penyusunan makalah ini.Penulis sadar makalah ini belum sempurna dan
memerlukan berbagai perbaikan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
dibutuhkan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 7
C . Tujuan Penulisan ....................................................................................... 7
D. Manfaat ..................................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 8
A. Anatomi dan Fisiologi Gastritis ................................................................... 8
B. Definisi ........................................................................................................10
A. Pengkajian............................................................................................... 74
B. Diagnosa Keperawatan ............................................................................ 74
C. Intervensi ................................................................................................ 74
D. Implementasi........................................................................................... 74
E. Evaluasi .................................................................................................. 74
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 75
A. Kesimpulan ............................................................................................. 75
B. Saran ....................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 76
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Anatomi Saluran Pencernaan ............................................................8
Gambar 2.2 Terjadnya Gastritis ............................................................................9
Gambar 2.3 Anatomi Lambung ............................................................................9
DAFTAR TABLE
Table 2.1 Diagnosa Keperawatan Pada Gastritis .................................................17
Table 2.2 Intervensi Keperawatan Pasien dengan Gastritis ................................ 19
Table 3.1 Kebutuhan Dasar Sehari-hari .............................................................. 59
Table 3.2 Analisa Data ........................................................................................ 60
Table 3.3 Intervensi Keperawatan ....................................................................... 63
Table 3.4 Catatan Perkembangan ........................................................................ 68
BAB I
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dengan ruang lingkup yang sangat luas. Keadaan ini terjadi karena transisi pola
penyakit yang terjadi pada masyarakat, pergeseran pola hidup, peningkatan sosial,
penyakit tidak menular maupun degeneratif akibat pergeseran pola gaya hidup
manusia dan penularan bakteri. Salah satunya adalah penyakit gastritis yang
terjadi karena inflamasi pada lapisan lambung yang menjadikan sering merasa
nyeri pada bagian perut. Penyakit gastritis atau yang sering disebut maag adalah
beberapa Negara dunia dan mendapatkan hasil presentase dari angka kejadian
diseluruh dunia, diantaranya Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada
35%, dan Perancis 29,5%. Di dunia, insiden gastritis sekitar sekitar 1,8-2,1 juta
dari jumlah penduduk setiap tahun. Insiden terjadinya gastritis di Asia Tenggara
sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Prevelensi gastritris yang
dikonfirmasi melalui endoskopi pada populasi di barat berkisar 4,1% dan bersifat
Indonesia menurut WHO tahun 2009 adalah 40,8%. Angka kejadian gastritis pada
beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus dari
sebesar 31,2%, Denpasar 46%, sedangkan di Medan angka kejadian infeksi cukup
tinggi yaitu sebesar 91,6%. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2009,
gastritis merupakan salah satu penyakit di dalam sepuluh penyakit terbanyak pada
pasien rawat inap di Rumah Sakit di Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus
(4,9%). Di provinsi Jawa Tengah tahun 2009 angka kejadian penderita penyakit
gastritis mencapai 31,2% (Depkes, 2009) Data Dinas Kesehatan Boyolali tahun
terbanyak dengan jumlah 3.527 kasus (10,40%) dan pada 2013 meningkat
jumlah kasus 285.282 kasus (15,8%) pada tahun 2017,11 sedangkan di Kota
2018,12 dan dari seluruh puskesmas yang ada di Kota Padang pada tahun 2015,
didapatkan data sebanyak 13.453 pasien yang mengalami gastritis untuk kasus
baru dan 11.882 pasien untuk kasus lama. Gastritis terbanyak terdapat di
Puskesmas Andalas, Kecamatan Padang Timur dengan jumlah kasus 3091 terdiri
dari 895 kasus lama dan 2196 kasus baru. Dispepsia merupakan penyakit
terbanyak nomor 2 di Puskesmas Andalas dengan jumlah kasus 4968 pada tahun
2018.
Pola makan yang tidak teratur menyebabkan lambung menjadi sensitif bila
asam lambung meningkat. Produksi HCL (asam lambung) yang berlebihan dapat
menyebabkan terjadinya gesekan pada dinding lambung dan usus halus, sehingga
6
timbul rasa nyeri yang disebut tukak lambung. Gesekan akan lebih parah kalau
lambung dalam keadaan kosong akibat makan tidak teratur yang pada akhirnya
tidak terkena penyakit gastritis dan untuk menyembuhkan gastritis pada remaja
agar tidak menjadi parah yaitu dengan banyak minum ±8 gelas/hari, istirahat
cukup, kurangi kegiatan fisik, hindari makanan pedas dan panas, hindari stress,
pengaturan dan keteraturan pola makan setiap hari pada penderita gastritis,
Pola makan yang baik dan teratur merupakan salah satu dari
makan, dan pada remaja lebih sering memilih makanan cepat saji
(Maulidiyah,2011).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Anatomi
Lambung terletak oblik dari kiri ke kanan menyilang di abdomen atas tepat
di bawah diafragma. Dalam keadaan kosong lambung berbentuk tabung J, dan bila
sampai 2 liter. Secara anatomis lambung terbagi atas fundus, korpus dan antrum
pilorus. Sebelah atas lambung terdapat cekungan kurvatura minor dan bagian kiri
masuk ke dalam lambung dan mencegah refluks isi lambung memasuki esofagus
dalam duodenum dan ketika berkontraksi sfingter ini akan mencegah terjadinya
esophagus.
4) Lapisan mukosa yang terletak di sebelah dalam, tebal dan terdiri atas
karena berisi makanan. Ada beberapa tipe kelenjar pada lapisan ini dan
b. Fisiologi
oleh HCL.
akan terjadi peristaltik yang lambat yang berjalan dari fundus ke pylorus.
B. Definisi
kronik difus atau lokal, dengan karakteristik anoreksia, perasaan penuh di perut
(begah), tidak nyaman pada epigastrium, mual, dan muntah (Ardiansyah, 2012).
Gastritis adalah suatu istilah kedokteran untuk suatu keadaan inflamasi jaringan
mukosa (jaringan lunak) lambung. Gastritis atau yang lebih dikenal dengan magh
berasal dari bahasa Yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang
diakibatkan oleh ketidakteraturan diet, misalnya makan terlalu banyak dan cepat
atau makan makanan yang terlalu berbumbu atau terinfeksi oleh penyebab yang
lain seperti alkohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi (Brunner, 2015).
peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, diffus atau lokal
a. Etiologi
Penyebab utama dari gastritis adalah makanan dan minuman yang panas yang
mengandung toksin (Suyono, 2009). Penyebab lain dari penyakit gastritis adalah
12
Infeksi bakteri Helycobacter Pylori, virus (termasuk herpes simpleks), jamur dan
parasit : sebagian besar penyebab gastritis atau gastritis adalah akibat infeksi
bakteri Helycobacter Pylori yang hidup di bagian dalam lapisan mukosa yang
melalui jalur oral atau akibat memakan makanan atau minuman yang
diketahui sebagai penyebab utama terjadinya peptic ulcer dan penyebab tersering
terjadinya gastritis.
mengikis mukosa pada dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih
autoimmune, sistem kekebalan yang menyerang sel – sel normal lambung yang
b. Patofisiologi
infrak kecil. Di samping itu, sekresi asam lambung juga dipicu. Pada gastritis
refluks, gastritis karena bahan kimia bahan, obat, mucosal barier rusak,
menyebabkan difusi balik ion H+ meninggi. Suasana asam yang terdapat pada
lumen lambung akan mempercepat kerusakan mucosal barrier oleh cairan usus.
keadaankeadaan klinis yang berat belum diketahui benar. Faktor-faktor yang amat
penting adalah ischemia pada mukosa gaster disamping faktor pepsin, refluks
empedu dan cairan pakreas. Aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid merusak
mukosa lambung melalui beberapa mekanisme. Obat- obat ini dapat menghambat
mukosa merupakan salah satu faktor defensive mukosa lambung yang amat
penting. Selain menghambat prostaglandin mukosa, aspirin dan obat anti inflamasi
D. Manifestasi Klinis
Menurut Inayah (2004), manifestasi klinik pada penderita gastritis adalah sebagai
berikut :
nutrisi harian berkurang, intake nutrisi tidak adekuat, kehilangan cairan dan
elektrolit. Pada beberapa orang didapat keluhan yang lebih berat seperti nyeri
14
4) Dyspepsia
5) Anoreksia
E. Komplikasi
Menurut Ali (2011), komplikasi yang mungkin terjadi pada penderita gastritis
adalah :
a. Gastritis Akut
dan melena dapat berakhir sebagai syok hemoragik. Khusus untuk perdarahan
saluran cerna bagian atas, perlu dibedakan dengan tukak peptic. Gambaran klinis
yang diperhatikan hampir sama, namun pada tukak peptic penyebab utamanya
adalah infeksi Helicobater pylori, sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60 –
b. Gastritis Kronik
cerna bagian atas, ulkus, perforasi dan pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan.
antibody terhadap faktor intrinsik dalam serum atau cairan gasternya. Selain
vitamin B12, penyerapan besi juga dapat terganggu. Gastritis kronik antrum
F. Penatalaksanaan Medis
1) Ketika sedang sakit, makanlah makanan yang lembek yang mudah dicerna
kopi, alkohol.
b. Pemberian Obat-Obatan
Pada banyak kasus gastritis, pengurangan asam lambung dengan bantuan obat
obatan yang mengiritasi lambung juga harus dihentikan. Pengobatan lain juga
G.WOC
18
1. Pengkajian
c. Identitas pasien
1) Pola Nutrisi
2) Pola Eliminasi
4) Pola Aktifitas
f. Pemeriksaan fisik
g. Keadaan Umum
h. Kesadaran
i. Faktor Psikologis
k. Koping
19
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respon aktual atau potensial pasien terhadap masalah kesehatan
yang perawat mempunyai izin dan berkompeten untuk mengatasinya. Respon aktual dan potensial pasien didapatkan dari data dasar
pengkajian, tinjauan literatur yang berkaitan, catatan medis pasien masa lalu dan konsultasi dengan profesional lain. Diagnosa
Nyeri akut Definisi : Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman Batasan karakteristik :
emosional yang muncul secara aktual atau potensial kerusakan jaringan a. Laporan secara verbal atau non verbal
atau menggambarkan adanya kerusakan (Asosiasi Studi Nyeri b. Fakta dari observasi
Internasional): serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan c. Posisi antalgic untuk menghindari nyeri
sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi d. Gerakan melindungi
Faktor yang berhubungan : Agen injuri (biologi, kimia, fisik, f. Muka topeng
20
psikologis) g. Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan
kacau, menyeringai)
lingkungan)
Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme tubuh. Faktor a. Berat badan 20 % atau lebih di bawah ideal
yang berhubungan : Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna b. Dilaporkan adanya intake makanan yang kurang dari RDA
makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi berhubungan dengan faktor (Recomended Daily Allowance)
j. Miskonsepsi
Kehilangan volume cairan secara aktif, Kegagalan mekanisme c. Penurunan turgor kulit/lidah
volume/tekanan nadi
j. Hematokrit meninggi
maupun psikologis untuk meneruskan atau menyelesaikan aktifitas yang a. Melaporkan secara verbal adanya kelelahan atau kelemahan.
diminta atau aktifitas sehari hari. b. Respon abnormal dari tekanan darah atau nadi terhadap
a. Tirah Baring atau imobilisasi c. Perubahan EKG yang menunjukkan aritmia atau iskemia
Ansietas/Kecemasan Definisi : Perasaan gelisah yang tak jelas dari Batasan karakteristik :
ketidaknyamanan atau ketakutan yang disertai respon autonom (sumner a. Perilaku : Penurunan produktivitas, gerakan yang ireleven,
tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu); perasaan keprihatinan gelisah, melihat sepintas, insomnia, kontak mata yang buruk,
disebabkan dari antisipasi terhadap bahaya. Sinyal ini merupakan mengekspresikan kekawatiran karena perubahan dalam
peringatan adanya ancaman yang akan datang dan memungkinkan peristiwa hidup, agitasi, mengintai, tampak waspada.
individu untuk mengambil langkah untuk menyetujui terhadap tindakan. b. Affektif : Gelisah, distres, kesedihan yang mendalam,
Ditandai dengan : ketakutan, perasaan tidak adekuat, berfokus pada diri sendiri,
g. Kekhawatiran bergetar.
h. Cemas Faktor yang berhubungan : Faktor keturunan, Krisis d. Simpatik : Anoreksia, eksitasi kardiovaskular, diare, mulut
situasional, Stress, perubahan status kesehatan, ancaman kematian, kering, wajah merah, jantung berdebar-debar, peningkatan
perubahan konsep diri, kurang pengetahuan dan hospitalisasi tekanan darah, peningkatan denyut nadi, peningkatan reflek,
Devisiensi Pengetahuan Definisi : Tidak adanya atau kurangnya Batasan karakteristik : memverbalisasikan adanya masalah,
informasi kognitif sehubungan dengan topik spesifik. Faktor yang ketidakakuratan mengikuti instruksi, perilaku tidak sesuai
3. Intervensi Keperawatan
Table 2.2 Intervensi Keperawatan Pasien dengan Gastritis
Nyeri Akut NOC 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
1. Mampu mengontrol nyeri 4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri 5. Evaluasi
menggunakan tehnik 6. Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang
nonfarmakologi untuk ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau 7. Bantu pasien dan
2. Melaporkan bahwa nyeri ruangan, pencahayaan dan kebisingan 9. Kurangi faktor presipitasi
28
menggunakan manajemen 10. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non
3. Mampu mengenali nyeri 11. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
5. Tanda vital dalam rentang 16. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan
manajemen nyeri
kurang dari kebutuhan 1. Nutritional Status : food 1. Diskusikan bersama pasien mengenai hubungan antara intake
2. Nutritional Status : nutrient 2. Diskusikan bersama pasien mengani kondisi medis yang dapat
Intake mempengaruhi BB
3. Weight control Kriteria 3. Diskusikan bersama pasien mengenai kebiasaan, gaya hidup dan
1. Mengerti factor yang 4. Diskusikan bersama pasien mengenai risiko yang berhubungan
meningkatkan berat badan 2. dengan BB berlebih dan penurunan BB 5. Dorong pasien untuk
waktu yang lama untuk 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
untuk aktivitas sehari hari 6. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
ahli gizi)
3. Nutritional Status : Food 3. Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi
Kriteria Hasil : 4. Monitor hasil lAb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN , Hmt
31
BB, BJ urine normal, HT 6. Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori
normal harian
kulit baik, membran mukosa 11. Berikan cairan IV pada suhu ruangan
lembab, tidak ada rasa haus 12. Dorong masukan oral 13. Berikan penggantian nesogatrik sesuai
2. Self Care : ADLs Kriteria 2. Dorong anal untuk mengungkapkan perasaan terhadap
Hasil : keterbatasan
aktivitas fisik tanpa disertai 4. Monitor nutrisi dan sumber energi tangadekuat 5. Monitor pasien
peningkatan tekanan darah, akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan
dilakukan
beraktivitas
penguatan
34
Hasil : 3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
menunjukkan tehnik untuk 7. Lakukan back / neck rub 8. Dengarkan dengan penuh perhatian
3. Vital sign dalam batas 10. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
wajah, bahasa tubuh dan 12. Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
menunjukkan berkurangnya
kecemasan
Behavior Kriteria Hasil : 2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini
1. Pasien dan keluarga berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
menyatakanpemahaman 3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit,
prognosis dan program 4. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
2. Pasien dan keluarga 6. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara
mampu menjelaskan kembali 9. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan
apa yang dijelaskan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau
yang tepat
4. Implementasi
pelaksanaan perencanaan ini dapat tepat waktu dan efektif maka perlu
tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan
5. Evaluasi
terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien kea rah pencapaian tujuan.
BAB III
LAPORAN KASUS
NBP : 2041312001
Tempat Praktek : Bukik Apik, Bukittinggi
Tanggal Pengkajian : 16 November 2020
Tanggal Klien Masuk: -
No. RM :-
1. IDENTITAS DATA
Nama Anak : An. A BB/TB: 40 kg/ 152 cm
TTL/Usia : 14 Agustus 2005 / 14 Tahun 4 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Anak : SMP kelas 3
Anak Ke :3 dari 4 bersaudara
Nama Ibu : Ny. N
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : D3
Alamat : Bukik Apik
Diagnosis Medis : Gastritis
2. KELUHAN UTAMA
An. A mengatakan terasa nyeri di ulu hati, nyeri seperti ditusuk- tusuk. An. A
juga mengatakan sedikit mual tapi tidak bisa muntah.
3. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
1. Prenatal : Ibu mengatakan, pada saat hamil mengalami pendarahan , Ibu
kontrol kepada bidan di puskesmas dan dokter spesialis secara
teratur selama masa kehamilan.
2. Intranatal : ibu mengatakan bayi dilahirkan di rumah sakit ahcmad mochtar
bukittinggi secara premature, lahir dengan normal dengan BBL 2.500 gr.
3. Postnatal : ibu mengatakan, bayi tampak lebih kecil dari bayi yang lain,
menagis dengan kuat.
RR : 22 x/menit, N : 108 X/menit dan suhu : 37 ◦C, TD; 90/60 mmhg. Ibu klien
menyatakan anaknya tidak teratur dan malas makan (pemilih makanan)
1. Struktur keluarga
9. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : sedang
2. TB/BB : 40 kg/ 152 cm
3. Kepala
a. Lingkar kepala: 52 cm
b. Rambut
Kebersihan : Baik
Warna : Hitam
Tekstur : Halus
Distribusi rambut: Tebal
Kuat/mudah tercabut: Kuat
4. Mata
Simetris: Simetris kiri dan kanan
Sklera: Tidak Ikterik
Konjungtiva: anemis
Palpebra: Tidak ada oedema palpebra
Pupil: Ukuran : 2mm/2mm Bentuk: Isokor Reaksi Cahaya: Positif
kiri dan kanan
5. Telinga: Simetris: Kiri dan Kanan
Serumen: Tidak ada kelainan
Pendengaran: Normal
6. Hidung:
Septum simetris: Tidak ada deviasi septum
Secret: tidak Ada
Polip: Tidak ada
7. Mulut : Kebersihan: Agak kotor
Warna bibir: Pucat
Kelembapan: Kering
a. Lidah : An. A mengatakan terasa asam
b. Gigi : ada gigi berlubang sebanyak 2 buah
8. Leher
a. Kelenjer tiroid : Tidak ada pembengkakan
b. Kelenjer getah bening : Tidak ada pembengkakakan
c. JVP : Tidak ada kelainan
9. Dada
a. Inspeksi : simetris kiri dan kanan, retraksi dinding dada( -)
58
Data Objektif
makanan
Data Objektif
-Konjungtiva anemis
Data Objektif:
padanya
2. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan diet kurang
16. INTERVENSI
Table 3.3 Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC
agen cedera biologis Skala Target Outcome :Dipertahankan pada 2 Lakukan pengkajian nyeri yang
ditingkatkan ke 4 komprehensif
direkomendasikan
2. Tingkat Nyeri
Indikator
Kurang dari kebutuhan tubuh Skala Target Outcome :Dipertahankan pada 2 Aktivitas-aktivitas:
disarankan
memilih makanan
68
D. Catatan Perkembangan
Table 3.4 Catatan Perkembangan
DX TGL Perawat
Kep
17/11- pada anak dengan PQRST - Anak mengatakan nyeri berkurng dari skala fauzi
2020 Menanyakan pada ibu obat apa yang telah diberikan 6 ke skala 5
Pukul pada anak sebelunya untuk menghilangkan nyeri - Ibu pasien mengataka bahwa ia memberikan
:10.30 Menagajarkan pada anak teknik relaksasi nafas obat magh yaitu promagh untuk mengatasi
P: Intervensi dilanjutkan
yang meningkat
II Selasa17/ Menentukan status gii pada anak dengan IMT S: Ade ariani
11-2020 Mengidentifikasi adanya alergi yang mungkin - Anak mengatakan selera makan nya berkurang fauzi
Pukul diderita oleh anak terkait makanan karena terasa asam di lidahnya
10.30 wib Memonitor asupan nutrisi pada - Anak mengatakan asam dilidahnya sudah mulai
anak O:
air hangat untuk mengurangi mualnya - Anak tampak ingin memulai makan namun
P: Intervensi Dilanjutkan
yang akurat
makan
III Rabu/18- Menjelaskan tentang pengertian penyakit S : Keluarga menyatakan mengetahui tentang Ade ariani
11-2020 Menjelaskan tanda dan gejala yang biasa muncul penyakit gastritis fauzi
10.30 Menjelaskan proses penyakit, dengan cara yang - Keluarga mampu menyebutkan kembali tanda
mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di - Sediakan informasi pada pasien tentang
-11-2020 pada anak dengan PQRST - Anak mengatakan nyeri berkurng dari skala fauzi
untuk mengurangi nyeri yang dirasakan - Anak terlihat lebih nyaman dan ekspresi wajah
yang meningkat
V Kamis/18 Mengajarkan pada anak mengenai makanan yang S: - Anak mengatakan paham mengenai Ade ariani
makan agar tidak mengalami kekambuhkan - Anak mengatakan akan mengatur pola
makannnya
73
untuknya
A: Masalah teratasi
P: Intervensi Dilanjutkan
akurat
pola makan
74
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Pada kasus ini penulis tidak menemukan adanya perbedaan yang signifikan
antara pengkajian teori ataupun kasus nyata, yaitu mulai dari identitas klien
B. Diagnosa Keperawatan
Pada teori ada 6 diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien
C. Intervensi
Pada teori tidak ditemukan waktu yang mencapai tujuan dari kriteria evaluasi,
sedangkan pada kasus intervensi waktu disusun untuk mencapai kriteria evaluasi.
Pada tahap intervensi penulis menemukan faktor pendukung yaitu pasien dan
D. Implementasi
E. Evaluasi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pola makan yang tidak teratur menyebabkan lambung menjadi sensitif bila
asam lambung meningkat. Produksi HCL (asam lambung) yang berlebihan dapat
menyebabkan terjadinya gesekan pada dinding lambung dan usus halus, sehingga
timbul rasa nyeri yang disebut tukak lambung. Gesekan akan lebih parah kalau
lambung dalam keadaan kosong akibat makan tidak teratur yang pada akhirnya
Penanganan untuk mengatasi agar tidak terkena penyakit gastritis dan untuk
menyembuhkan gastritis pada remaja agar tidak menjadi parah yaitu dengan
makanan pedas dan panas, hindari stress, pengaturan dan keteraturan pola makan
setiap hari pada penderita gastritis, mengatur jadwal makan, hindari makanan
B. Saran
1. Bagi Akademik
Hasil laporan kasus ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi ataumasukan
2. Bagi Perawat
pemberian asuhan keperawatan kepada anak dengan gastritis sehingga masalah bisa
DAFTAR PUSTAKA
Ratulangi Manado.
Anna, LK. (2013). Wanita lebih rentan stress emosional. Jurnal volume 1, Edisi 2
76
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
OLEH
2041312001
KELOMPOK A
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
( SAP )
WAKTU : 1x 30 menit
IV. KEGIATAN
NO
TAHAP KEGIATAN PENGAJAR KEGIATAN SASARAN
1. Pembukaan a. Salam dan Perkenalan a. Menjawab salam
( 5 menit )
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan
umum dan tujuan
khusus pengajaran
c. Apersepsi (menggali c. Menjawab
pengetahuan sasaran)
tentang Gastritis
2. Penyajian a. Menjelaskan a. Mendengarkan dan
( 25 menit )
pengertian Gastritis memperhatikan
b. Menjelaskan Penyebab b. Mendengarkan dan
Gastritis memperhatikan
c. Menjelaskan Tanda c. Mendengarkan dan
dan Gejala Gastritis memperhatikan
d. Menjelaskan Diet pada d. Mendengarkan dan
pasien Gastritis memperhatikan
e. Menjelaskan Makanan e. Mendengarkan dan
yang dianjurkan memperhatikan
f. Menjelaskan Makanan f. Mendengarkan dan
yang Tidak dianjurkan memperhatikan
pada pasien Gastritis g. Menanyakan hal - hal
g. Memberi kesempatan yang belum jelas
kepada audien untuk
bertanya
3. Penutup a. Menyimpulkan materi a. Mendengarkan
( 15 menit )
b. Melakukan evaluasi b. Menjawab evaluasi
penyuluhan dengan pada lembar jawab
memberikan pertanyaan yang disediakan
tentang materi gastritis
yang telah disampaikan
c. Menjawab salam
c. Menutup pertemuan
dengan salam
V. MEDIA
VI. METODE
Keterangan : klien
Penyuluh
2. Evaluasi Proses
a. An. A lebih memahami terhadap materi yang disampaikan oleh penyaji
b. An. A tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan berlangsung
c. An.A terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan
3. Evaluasi Akhir
Klien dapat :
a. Menjelaskan Pengertian Gastritis
b. Menjelaskan Penyebab Gastritis (5)
c. Menjelaskan Tanda dan Gejala Gastritis (4)
d. Menjelaskan Diet pada pasien Gastritis (3)
e. Menjelaskan Makanan yang dianjurkan (8)
f. Menjelaskan Makanan yang Tidak Dianjurkan pada paasien Gastritis (5)
X. MATERI
NUTRISI PADA REMAJA DENGAN GASTRITIS
1. Pengertian
Gastritis yang biasanya orang awam mengatakannya maag adalah
peradangan yang terjadi dilambung akibat meningkatnya sekresi asam
lambung mengakibatkan iritasi/perlukaan pada lambung.
Gastritis dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Gastritis akut
2. Gastritis kronis
2. Penyebab
Adapun penyebab penyakit gastritis yaitu :
1. Pola makan yang salah atau tidak teratur
2. Mengalami stress psikologis
3. Terlalu banyak makan makanan yang pedas, asam dan gas
4. Sering mengkonsumsi Obat-obatan (terutama obat-obat analgetik-anti
inflamasi seperti : aspirin (antalgin, postan dll), salicylat,
indometahacin, sulfonamide, steroid)
Anna, LK. (2013). Wanita lebih rentan stress emosional. Jurnal volume 1,
Bubur
1. Pengertian
Merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien yang
mengalami nyeri kronis atau suatu bentuk aktivitas yang dapat dilakukan pada
2. Pikiran beristirahat
2. Tujuan
3. Persiapan pasien
4. Tindakan Keperawatan
No Tindakan Rasional
1. Tahap prainteraksi
sudah lengkap
2. Tahap orientasi
- Memberikan salam - Memastikan identitas pasien
3. Tahap kerja
tegak
dihembuskan melalui
mulut sambil
merasakan ekstrimitas
menghembuskan
perlahan-lahan