Anda di halaman 1dari 76

1

MAKALAH
“ ASUHAN KEPERAWATAN PADA REMAJA DENGAN GASTRITIS”

OLEH

ADE ARIANI FAUZI

2041312001

KELOMPOK A

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya hanturkan kepada Allah SWT karena telah memberikan kekuatan dan
kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi Tugas Profesi Keperawatan Siklus
Keperawatan A .
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam penyusunan makalah ini.Penulis sadar makalah ini belum sempurna dan
memerlukan berbagai perbaikan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
dibutuhkan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak.

Padang, 18 November 2020

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 7
C . Tujuan Penulisan ....................................................................................... 7
D. Manfaat ..................................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 8
A. Anatomi dan Fisiologi Gastritis ................................................................... 8
B. Definisi ........................................................................................................10

C. Etiologi dan Patofisiologi .............................................................................10


D. Manifestasi Klinis ....................................................................................... 12
E. Komplikasi .................................................................................................. 13
F. Penatalaksanaan Medis .................................................................................14
G. WOC ...................................................................................................... .... 16
H. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gastritis ............................................... 17

BAB III STUDI KASUS DAN ASUHAN KEPERAWATAN ........................ 54


A. Pengkajian Keperawatan................. .................................................................54
B. Analisa Data......................................................................................................60
C. Diagnosa Keperawatan.................................................................................... 62
D. Intervensi Keperawatan....................................................................................63
E. Implementasi Keperawatan ..............................................................................68
F. Evaluasi Keperawatan.......................................................................................68
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................. 74

A. Pengkajian............................................................................................... 74
B. Diagnosa Keperawatan ............................................................................ 74
C. Intervensi ................................................................................................ 74
D. Implementasi........................................................................................... 74
E. Evaluasi .................................................................................................. 74
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 75
A. Kesimpulan ............................................................................................. 75
B. Saran ....................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 76
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Anatomi Saluran Pencernaan ............................................................8
Gambar 2.2 Terjadnya Gastritis ............................................................................9
Gambar 2.3 Anatomi Lambung ............................................................................9
DAFTAR TABLE
Table 2.1 Diagnosa Keperawatan Pada Gastritis .................................................17
Table 2.2 Intervensi Keperawatan Pasien dengan Gastritis ................................ 19
Table 3.1 Kebutuhan Dasar Sehari-hari .............................................................. 59
Table 3.2 Analisa Data ........................................................................................ 60
Table 3.3 Intervensi Keperawatan ....................................................................... 63
Table 3.4 Catatan Perkembangan ........................................................................ 68

BAB I
4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring berkembangnya zaman telah terjadi pergeseran epidemiologi, yang

dulunya lebih menekankan ke arah penyakit menular ke arah masalah kesehatan

dengan ruang lingkup yang sangat luas. Keadaan ini terjadi karena transisi pola

penyakit yang terjadi pada masyarakat, pergeseran pola hidup, peningkatan sosial,

ekonomi masyarakat dan semakin luasnya jangkauan masyarakat. Berlanjut ke

penyakit tidak menular maupun degeneratif akibat pergeseran pola gaya hidup

manusia dan penularan bakteri. Salah satunya adalah penyakit gastritis yang

terjadi karena inflamasi pada lapisan lambung yang menjadikan sering merasa

nyeri pada bagian perut. Penyakit gastritis atau yang sering disebut maag adalah

peradangan yang mengenai mukosa lambung (Cahyono, 2008).

World Health Organization (WHO) mengadakan tinjauan terhadap

beberapa Negara dunia dan mendapatkan hasil presentase dari angka kejadian

diseluruh dunia, diantaranya Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada

35%, dan Perancis 29,5%. Di dunia, insiden gastritis sekitar sekitar 1,8-2,1 juta

dari jumlah penduduk setiap tahun. Insiden terjadinya gastritis di Asia Tenggara

sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Prevelensi gastritris yang

dikonfirmasi melalui endoskopi pada populasi di barat berkisar 4,1% dan bersifat

asimptomatik (Lin et al, 2013). Presentase dari angka kejadian gastritis di

Indonesia menurut WHO tahun 2009 adalah 40,8%. Angka kejadian gastritis pada

beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus dari

238,452,952 jiwa penduduk.


5

Menurut Maulidiyah (2006), di kota Surabaya angka kejadian gastritis

sebesar 31,2%, Denpasar 46%, sedangkan di Medan angka kejadian infeksi cukup

tinggi yaitu sebesar 91,6%. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2009,

gastritis merupakan salah satu penyakit di dalam sepuluh penyakit terbanyak pada

pasien rawat inap di Rumah Sakit di Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus

(4,9%). Di provinsi Jawa Tengah tahun 2009 angka kejadian penderita penyakit

gastritis mencapai 31,2% (Depkes, 2009) Data Dinas Kesehatan Boyolali tahun

2012, menyebutkan bahwa gastritis menempati urutan ke-5 dari 10 penyakit

terbanyak dengan jumlah 3.527 kasus (10,40%) dan pada 2013 meningkat

menjadi 3.874 kasus (10,89%).

Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat pada tahun

2017, gastritis menduduki peringkat kedua dari 10 penyakit tebanyak dengan

jumlah kasus 285.282 kasus (15,8%) pada tahun 2017,11 sedangkan di Kota

Padang dispepsia merupakan penyakit nomor 3 terbanyak (9,32%) pada tahun

2018,12 dan dari seluruh puskesmas yang ada di Kota Padang pada tahun 2015,

didapatkan data sebanyak 13.453 pasien yang mengalami gastritis untuk kasus

baru dan 11.882 pasien untuk kasus lama. Gastritis terbanyak terdapat di

Puskesmas Andalas, Kecamatan Padang Timur dengan jumlah kasus 3091 terdiri

dari 895 kasus lama dan 2196 kasus baru. Dispepsia merupakan penyakit

terbanyak nomor 2 di Puskesmas Andalas dengan jumlah kasus 4968 pada tahun

2018.

Pola makan yang tidak teratur menyebabkan lambung menjadi sensitif bila

asam lambung meningkat. Produksi HCL (asam lambung) yang berlebihan dapat

menyebabkan terjadinya gesekan pada dinding lambung dan usus halus, sehingga
6

timbul rasa nyeri yang disebut tukak lambung. Gesekan akan lebih parah kalau

lambung dalam keadaan kosong akibat makan tidak teratur yang pada akhirnya

akan mengakibatkan perdarahan pada lambung. Penanganan untuk mengatasi agar

tidak terkena penyakit gastritis dan untuk menyembuhkan gastritis pada remaja

agar tidak menjadi parah yaitu dengan banyak minum ±8 gelas/hari, istirahat

cukup, kurangi kegiatan fisik, hindari makanan pedas dan panas, hindari stress,

pengaturan dan keteraturan pola makan setiap hari pada penderita gastritis,

mengatur jadwal makan, hindari makanan berlemak tinggi, hindari makanan

beralkohol dan berkafein, dan penanganan farmakologis maupun non

farmakologis untuk penderita gastritis.

Pola makan yang baik dan teratur merupakan salah satu dari

penatalaksanaan gastritis dan juga merupakan tindakan preventif dalam mencegah

kekambuhan gastritis. Penyemuhan gastritis memerlukan pengaturan makanan

sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi pencernaan. Selain itu menyediakan

variasi makanan juga sangat berpengaruh, karena menyediakan variasi makanan

yang kurang menarik dapat menimbulkan kebosanan, sehingga mengurangi selera

makan, dan pada remaja lebih sering memilih makanan cepat saji

(Maulidiyah,2011).

B. Rumusan Masalah

1. Apa anatomi dan fisiologi yang terlibat daam penyakit gastritis?

2. Apa definisi penyakit gastritis?

3. Apa etiologi dan patofisiologi gastritis?

4. Bagaimana tanda dan gejala gastritis?


7

5. Bagaimana WOC dari gastritis?

6. Bagaimana komplikasi dari gastritis?

7. Bagaimana pentalaksanaan Medis gastritis ?

8. Bagaimana Data Fokus dari gastritis?

9. Asuhan keperawatan pada pasien gastritis?

C. Tujuan

1. Mengetahui anatomi dan fisiologi yang terlibat daam penyakit gastritis

2. Mengetahui definisi penyakit gastritis

3. Mengetahui etiologi dan patofisiologi gastritis

4. Mengetahui tanda dan gejala gastritis

5. Mengetahui WOC dari gastritis

6. Mengetahui komplikasi dari gastritis

7. Mengetahui pentalaksanaan Medis gastritis

8. Mengetahui Data Fokus dari gastritis

9. Mengetahui Asuhan keperawatan pada pasien gastritis


8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi dan Fisiologi Gastritis

Gambar 2.1 Anatomi Saluran Pencernaan

Gambar 2.2 Terjadinya Gastritis

a. Anatomi

Lambung terletak oblik dari kiri ke kanan menyilang di abdomen atas tepat

di bawah diafragma. Dalam keadaan kosong lambung berbentuk tabung J, dan bila

penuh berbentuk seperti buah alpukat raksasa. Kapasitas normal lambung 1


9

sampai 2 liter. Secara anatomis lambung terbagi atas fundus, korpus dan antrum

pilorus. Sebelah atas lambung terdapat cekungan kurvatura minor dan bagian kiri

bawah lambung terdapat kurvatura mayor. Sfingter kedua ujung lambung

mengatur pengeluaran dan pemasukan.

Sfingter kardia atau sfingter esofagus bawah, mengalirkan makanan yang

masuk ke dalam lambung dan mencegah refluks isi lambung memasuki esofagus

kembali. Daerah lambung tempat pembukaan sfingter kardia dikenal dengan

nama daerah kardia. Disaat sfingter pilorikum berelaksasi makanan masuk ke

dalam duodenum dan ketika berkontraksi sfingter ini akan mencegah terjadinya

aliran balik isi usus halus ke dalam lambung (Sudoyo, 2006).

Gambar 2.3 Anatomi Lambung

Lambung terdiri dari empat lapisan yaitu :

1) Lapisan peritoneal luar yang merupakan lapisan serosa.

2) Lapisan berotot yang terdiri atas 3 lapisan :

 Serabut longitudinal, yang tidak dalam dan bersambung dengan otot

esophagus.

 Serabut sirkuler yang palig tebal dan terletak di pylorus serta


10

membentuk otot sfingter, yang berada di bawah lapisan pertama.

 Serabut oblik yang terutama dijumpai pada fundus lambung dan

berjalan dari orivisium kardiak, kemudian membelok ke bawah melalui

kurva tura minor (lengkung kelenjar).

3) Lapisan submukosa yang terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh

darah dan saluran limfe.

4) Lapisan mukosa yang terletak di sebelah dalam, tebal dan terdiri atas

banyak kerutan/rugae, yang menghilang bila organ itu mengembang

karena berisi makanan. Ada beberapa tipe kelenjar pada lapisan ini dan

dikategorikan menurut bagian anatomi lambung yang ditempatinya.

Kelenjar kardia berada dekat orifisium kardia.

b. Fisiologi

1) Mencerna makanan secara mekanikal.

2) Sekresi, yaitu kelenjar dalam mukosa lambung mensekresi 1500 – 3000

mL gastric juice (cairan lambung) per hari. Komponenen utamanya yaitu

mukus, HCL (hydrochloric acid), pensinogen dan air. Hormon gastrik

yang disekresi langsung masuk ke dalam aliran darah.

3) Mencerna makanan secara kimiawi yaitu dimana pertama kali protein

diubah menjadi polipeptida.

4) Absorpsi, secara minimal terjadi dalam lambung yaitu absorpsi air,

alkohol, glukosa dan beberapa obat.

5) Pencegahan, banyak mikroorganisme dapat dihancurkan dalam lambung

oleh HCL.

6) Mengontrol aliran chyme (makanan yang sudah dicerna dalam lambung)


11

kedalam duodenum. Pada saat chyme siap masuk ke dalam duodenum,

akan terjadi peristaltik yang lambat yang berjalan dari fundus ke pylorus.

B. Definisi

Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut,

kronik difus atau lokal, dengan karakteristik anoreksia, perasaan penuh di perut

(begah), tidak nyaman pada epigastrium, mual, dan muntah (Ardiansyah, 2012).

Gastritis adalah suatu istilah kedokteran untuk suatu keadaan inflamasi jaringan

mukosa (jaringan lunak) lambung. Gastritis atau yang lebih dikenal dengan magh

berasal dari bahasa Yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang

berarti inflamasi atau peradangan. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal,

tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan

peradangan pada lambung (Beyer, 2011).

Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung paling sering

diakibatkan oleh ketidakteraturan diet, misalnya makan terlalu banyak dan cepat

atau makan makanan yang terlalu berbumbu atau terinfeksi oleh penyebab yang

lain seperti alkohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi (Brunner, 2015).

Dari beberapa pengertian diatas dapat di simpulkan Gastritis adalah suatu

peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, diffus atau lokal

dengan kerusakan “ Erosive” karena permukaan hanya pada bagian mukosa.

C. Etiologi dan Patofisiologi

a. Etiologi

Penyebab utama dari gastritis adalah makanan dan minuman yang panas yang

merusak mukosa lambung, misalnya : alkohol, salisilat, keracunan makanan yang

mengandung toksin (Suyono, 2009). Penyebab lain dari penyakit gastritis adalah
12

Infeksi bakteri Helycobacter Pylori, virus (termasuk herpes simpleks), jamur dan

parasit : sebagian besar penyebab gastritis atau gastritis adalah akibat infeksi

bakteri Helycobacter Pylori yang hidup di bagian dalam lapisan mukosa yang

melapisi dinding lambung. Hingga sekarang tidak dapat dimengerti bagaimana

bakteri tersebut dapat ditularkan, namun diperkirakan penularan tersebut terjadi

melalui jalur oral atau akibat memakan makanan atau minuman yang

terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi Helycobacter pylori ini sekarang

diketahui sebagai penyebab utama terjadinya peptic ulcer dan penyebab tersering

terjadinya gastritis.

Selain itu,pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus. Obat

analgesik Anti Inflamasi Nonsteroid (AINS) seperti antalgin, asam mefenamat,

aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung

dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding

lambung. Penggunaan alkohol secara berlebihan, alkohol dapat mengiritasi dan

mengikis mukosa pada dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih

rentan terhadap asam lambung walaupun pada kondisi normal. Kelainan

autoimmune, sistem kekebalan yang menyerang sel – sel normal lambung yang

menyebabkan kerusakan dinding lambung (Suyono, 2009).

b. Patofisiologi

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan rusaknya mukosa lambung adalah:

a.Kerusakan mukosa barier sehingga difusi balik ion H + meninggi

b. Perfusi mukosa lambung yang terganggu.

c. Jumlah asam lambung.


13

Faktor yang saling berhubungan, misalnya stress fisik yang dapat

menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu, sehingga timbul daerahdaerah

infrak kecil. Di samping itu, sekresi asam lambung juga dipicu. Pada gastritis

refluks, gastritis karena bahan kimia bahan, obat, mucosal barier rusak,

menyebabkan difusi balik ion H+ meninggi. Suasana asam yang terdapat pada

lumen lambung akan mempercepat kerusakan mucosal barrier oleh cairan usus.

Seluruh mekanisme yang menimbulkan gastritis erosif karena

keadaankeadaan klinis yang berat belum diketahui benar. Faktor-faktor yang amat

penting adalah ischemia pada mukosa gaster disamping faktor pepsin, refluks

empedu dan cairan pakreas. Aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid merusak

mukosa lambung melalui beberapa mekanisme. Obat- obat ini dapat menghambat

aktivitas siklooksigenase mukosa. Siklooksigenase merupakan enzim yang

penting untuk pembentukan prostaglandin dari asam arakidonat. Prostaglandin

mukosa merupakan salah satu faktor defensive mukosa lambung yang amat

penting. Selain menghambat prostaglandin mukosa, aspirin dan obat anti inflamasi

nonsteroid tertentu dapat merusak mukosa secara topical (Suyono, 2009).

D. Manifestasi Klinis

Menurut Inayah (2004), manifestasi klinik pada penderita gastritis adalah sebagai

berikut :

a. Tanda dan gejala gastritis akut

Pada anamnesis biasanya didapatkan keluhan abdomen yang tidak jelas

seperti mual, muntah dan anoreksia sehingga menyebabkan pemenuhan kebutuhan

nutrisi harian berkurang, intake nutrisi tidak adekuat, kehilangan cairan dan

elektrolit. Pada beberapa orang didapat keluhan yang lebih berat seperti nyeri
14

epigastrium, muntah, perdarahan dan hematemesis yang menimbulkan manifestasi

kecemasan secara individu (Muttaqin, 2011).

b. Tanda dan gejala gastritis kronis

1) Gastritis sel plasma

2) Nyeri yang menetap pada daerah epigastrium

3) Nausea sampai muntah ampedud.

4) Dyspepsia

5) Anoreksia

6) Berat badan menurun

7) Keluhan yang berhubungan dengan anemia

E. Komplikasi

Menurut Ali (2011), komplikasi yang mungkin terjadi pada penderita gastritis

adalah :

a. Gastritis Akut

Terjadinya perdarahan pada saluran cerna bagian atas berupa hematomesis

dan melena dapat berakhir sebagai syok hemoragik. Khusus untuk perdarahan

saluran cerna bagian atas, perlu dibedakan dengan tukak peptic. Gambaran klinis

yang diperhatikan hampir sama, namun pada tukak peptic penyebab utamanya

adalah infeksi Helicobater pylori, sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60 –

90% pada tukak lambung. Diagnosis dapat ditegakkan dengan endoskopi.

b. Gastritis Kronik

Komplikasi yang muncul pada gastritis kronik adalah perdarahan saluran

cerna bagian atas, ulkus, perforasi dan pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan.

Pada penderita gastritis kronik dapat terjadi atrofi lambung menyebabkan


15

gangguan penyerapan terutama vitamin B12 selanjutnya dapat menyebabkan

anemia perniosa. Keduanya dapat dipisahkan dengan memeriksa antibody

terhadap faktor intrinsik. Penderita anemia perniosa biasanya mempunyai

antibody terhadap faktor intrinsik dalam serum atau cairan gasternya. Selain

vitamin B12, penyerapan besi juga dapat terganggu. Gastritis kronik antrum

pylorus dapat menyebabkan penyempitan daerah antrum pylorus.

F. Penatalaksanaan Medis

a. Cara Perawatan Gastritis

1) Ketika sedang sakit, makanlah makanan yang lembek yang mudah dicerna

dan tidak merangsang asam lambung.

2) Hindari makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung, seperti

makanan pedas, makanan yang asam, tinggi serat, zat tepung.

3) Hindari minuman yang merangsang pengeluaran asam lambung seperti teh

kopi, alkohol.

4) Makan secara teratur.

5) Minum obat secara teratur.

6) Hindari stress fisik dan psikologis

b. Pemberian Obat-Obatan

Pengobatan yang dilakukan terhadap gastritis bergantung pada penyebabnya.

Pada banyak kasus gastritis, pengurangan asam lambung dengan bantuan obat

sangat bermanfaat. Antibiotik untuk menghilangkan infeksi. Penggunaan obat-

obatan yang mengiritasi lambung juga harus dihentikan. Pengobatan lain juga

diperlukan bila timbul komplikasi atau akibat lain dari gastritis.


16

Kategori obat pada gastritis adalah :

1) Antasid : menetalisir asam lambung dan menghilangkan nyeri.

2) Acid blocker membantu mengurang jumlah asam lambung yang diproduksi.


17

G.WOC
18

H. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gastritis

1. Pengkajian

Menurut Doengoes (2014), pengkajian merupakan tahap awal dari

proses dimana kegiatan yang dilakukan yaitu mengumpulkan data,

mengelompokkan data dan menganalisa data. Hal-hal yang perlu dikaji

dalam penanganan asuhan keperawatan penderita gangguan sistem

gastrointestinal ”gastritis” antara lain adalah :

c. Identitas pasien

d. Riwayat kesehatan pasien :

1) Riwayat kesehatan dahulu

2) Riwayat kesehatan sekarang

3) Riwayat kesehatan keluarga

e. Pola aktifitas sehari-hari (ADL) :

1) Pola Nutrisi

2) Pola Eliminasi

3) Pola Istirahat Tidur

4) Pola Aktifitas

5) Aspek Boi-Psiko-Sosial dan Spiritual

f. Pemeriksaan fisik

g. Keadaan Umum

h. Kesadaran

i. Faktor Psikologis

j. Toleransi/Kemampuan memahami tindakan

k. Koping
19

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respon aktual atau potensial pasien terhadap masalah kesehatan

yang perawat mempunyai izin dan berkompeten untuk mengatasinya. Respon aktual dan potensial pasien didapatkan dari data dasar

pengkajian, tinjauan literatur yang berkaitan, catatan medis pasien masa lalu dan konsultasi dengan profesional lain. Diagnosa

keperawatan pada gastritis meliputi (Nurarif .A.H, 2015):

Table 2.1 Diagnosa Keperawatan Pada Gastritis

Diagnosa Keperawatan Batasan Karakteristik

Nyeri akut Definisi : Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman Batasan karakteristik :

emosional yang muncul secara aktual atau potensial kerusakan jaringan a. Laporan secara verbal atau non verbal

atau menggambarkan adanya kerusakan (Asosiasi Studi Nyeri b. Fakta dari observasi

Internasional): serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan c. Posisi antalgic untuk menghindari nyeri

sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi d. Gerakan melindungi

dan dengan durasi kurang dari 6 bulan. e. Tingkah laku berhati-hati

Faktor yang berhubungan : Agen injuri (biologi, kimia, fisik, f. Muka topeng
20

psikologis) g. Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan

kacau, menyeringai)

h. Terfokus pada diri sendiri

i.Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu, kerusakan

proses berpikir, penurunan interaksi dengan orang dan

lingkungan)

j. Tingkah laku distraksi, contoh : jalan-jalan, menemui orang

lain dan/atau aktivitas, aktivitas berulang-ulang)

k. Respon autonom (seperti diaphoresis, perubahan tekanan

darah, perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil)

l. Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam

rentang dari lemah ke kaku)

m. Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah, merintih,

menangis, waspada, iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah) n.


21

Perubahan dalam nafsu makan dan minum

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Definisi : Batasan karakteristik :

Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme tubuh. Faktor a. Berat badan 20 % atau lebih di bawah ideal

yang berhubungan : Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna b. Dilaporkan adanya intake makanan yang kurang dari RDA

makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi berhubungan dengan faktor (Recomended Daily Allowance)

biologis, psikologis atau ekonomi. c. Membran mukosa dan konjungtiva pucat

d. Kelemahan otot yang digunakan untuk menelan/mengunyah

e. Luka, inflamasi pada rongga mulut

f. Mudah merasa kenyang, sesaat setelah mengunyah makanan

g. Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan Dilaporkan adanya

perubahan sensasi rasa

i. Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah makanan

j. Miskonsepsi

k. Kehilangan BB dengan makanan cukup


22

l. Keengganan untuk makan

m. Kram pada abdomen

n. Tonus otot jelek

o. Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi

p. Kurang berminat terhadap makanan q. Pembuluh darah

kapiler mulai rapuh r. Diare dan atau steatorrhea

s. Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok)

t. Suara usus hiperaktif

u. Kurangnya informasi, misinformasi

Devisit Volume Cairan Definisi : Penurunan cairan intravaskuler, Batasan Karakteristik :

interstisial, dan/atau intrasellular. Ini mengarah ke dehidrasi, kehilangan a. Kelemahan

cairan dengan pengeluaran sodium Faktor yang berhubungan: b. Haus

Kehilangan volume cairan secara aktif, Kegagalan mekanisme c. Penurunan turgor kulit/lidah

pengaturan d. Membran mukosa/kulit kering


23

e. Peningkatan denyut nadi, penurunan tekanandarah,penurunan

volume/tekanan nadi

f. Pengisian vena menurun

g.Perubahan status mental

h. Konsentrasi urine meningkat

i. Temperatur tubuh meningkat

j. Hematokrit meninggi

k. Kehilangan berat badan seketika (kecuali pada third spacing)

Intoleransi aktivitas Definisi : Ketidakcukupan energi secara fisiologis Batasan karakteristik :

maupun psikologis untuk meneruskan atau menyelesaikan aktifitas yang a. Melaporkan secara verbal adanya kelelahan atau kelemahan.

diminta atau aktifitas sehari hari. b. Respon abnormal dari tekanan darah atau nadi terhadap

Faktor yang berhubungan : aktifitas

a. Tirah Baring atau imobilisasi c. Perubahan EKG yang menunjukkan aritmia atau iskemia

b. Kelemahan menyeluruh d. Adanya dyspneu atau ketidaknyamanan saat beraktivitas.


24

c. Ketidakseimbangan antara suplei oksigen dengan kebutuhan

d. Gaya hidup yang dipertahankan

Ansietas/Kecemasan Definisi : Perasaan gelisah yang tak jelas dari Batasan karakteristik :

ketidaknyamanan atau ketakutan yang disertai respon autonom (sumner a. Perilaku : Penurunan produktivitas, gerakan yang ireleven,

tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu); perasaan keprihatinan gelisah, melihat sepintas, insomnia, kontak mata yang buruk,

disebabkan dari antisipasi terhadap bahaya. Sinyal ini merupakan mengekspresikan kekawatiran karena perubahan dalam

peringatan adanya ancaman yang akan datang dan memungkinkan peristiwa hidup, agitasi, mengintai, tampak waspada.

individu untuk mengambil langkah untuk menyetujui terhadap tindakan. b. Affektif : Gelisah, distres, kesedihan yang mendalam,

Ditandai dengan : ketakutan, perasaan tidak adekuat, berfokus pada diri sendiri,

a. Gelisah peningkatan kewaspadaan, iritabihtas, gugup senang

b. Insomnia beniebihan, rasa nyeri yang meningkatkan ketidakberdayaan,

c. Resah peningkatan rasa ketidak berdayaan yang persisten, bingung,

d. Ketakutan menyesal, ragu/tidak percaya diri, khawatir.

e. Sedih c. Fisiologis : Wajah tegang, Tremor tangan, Peningkatan


25

f. Fokus pada diri keringat, Peningkatan ketegangan, Gemetar/Tremor, Suara

g. Kekhawatiran bergetar.

h. Cemas Faktor yang berhubungan : Faktor keturunan, Krisis d. Simpatik : Anoreksia, eksitasi kardiovaskular, diare, mulut

situasional, Stress, perubahan status kesehatan, ancaman kematian, kering, wajah merah, jantung berdebar-debar, peningkatan

perubahan konsep diri, kurang pengetahuan dan hospitalisasi tekanan darah, peningkatan denyut nadi, peningkatan reflek,

peningkatan frekwensi pernapasan, pupil melebar, kesulitan

bernapas, vasokontriksi superficial, lemah, kedutan pada otot.

e. Parasimpatik : Nyeri abdomen, penurunan tekanan darah,

penurunan denyut nadi, diare, mual, vertigo, letih, ganguan

tidur, kesemutan pada ekstremitas, sering berkemih,

anyanganyangan, dorongan cegera berkemih.

f. Kognitif : Menyadari gejala fisiologis, bloking fikiran,

konfusi, penurunan lapang persepsi, kesuiitan berkonsentrasi,

penurunan kemampuan belajar, penurunan kemampuan untuk


26

memecahkan masalah, ketakutan terhadap konsekwensi yang

tidak spesifik, lupa, gangguan perhatian, khawatir, melamun,

cenderung menyalahkan orang lain.

g.Devisiensi Pengetahuan Definisi : Tidak adanya atau

kurangnya informasi kognitif sehubungan dengan topik

spesifik. Faktor yang berhubungan : keterbatasan kognitif,

Batasan karakteristik : memverbalisasikan

Devisiensi Pengetahuan Definisi : Tidak adanya atau kurangnya Batasan karakteristik : memverbalisasikan adanya masalah,

informasi kognitif sehubungan dengan topik spesifik. Faktor yang ketidakakuratan mengikuti instruksi, perilaku tidak sesuai

berhubungan : keterbatasan kognitif interpretasi terhadap informasi

yang salah, kurangnya keinginan untuk mencari informasi, tidak

mengetahui sumber-sumber informasi.


27

3. Intervensi Keperawatan
Table 2.2 Intervensi Keperawatan Pasien dengan Gastritis

Diagnosa Keperawatan NOC NIC

Nyeri Akut NOC 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,

1. Pain Level karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

2. Pain control 2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

3. Comfort 3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui

level Kriteria Hasil : pengalaman nyeri pasien

1. Mampu mengontrol nyeri 4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri 5. Evaluasi

(tahu penyebab nyeri, mampu pengalaman nyeri masa lampau

menggunakan tehnik 6. Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang

nonfarmakologi untuk ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau 7. Bantu pasien dan

mengurangi nyeri, mencari keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan

bantuan) 8. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu

2. Melaporkan bahwa nyeri ruangan, pencahayaan dan kebisingan 9. Kurangi faktor presipitasi
28

berkurang dengan nyeri

menggunakan manajemen 10. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non

nyeri farmakologi dan inter personal)

3. Mampu mengenali nyeri 11. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

(skala, intensitas, frekuensi 12. Ajarkan tentang teknik non farmakologi

dan tanda nyeri) 13. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri

4. Menyatakan rasa nyaman 14. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri

setelah nyeri berkurang 15. Tingkatkan istirahat

5. Tanda vital dalam rentang 16. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan

normal nyeritidak berhasil 17. Monitor penerimaan pasien tentang

manajemen nyeri

Ketidakseimbangan nutrisi NOC : Weight Management

kurang dari kebutuhan 1. Nutritional Status : food 1. Diskusikan bersama pasien mengenai hubungan antara intake

tubuh and Fluid Intake makanan, latihan, peningkatan BB dan penurunan BB


29

2. Nutritional Status : nutrient 2. Diskusikan bersama pasien mengani kondisi medis yang dapat

Intake mempengaruhi BB

3. Weight control Kriteria 3. Diskusikan bersama pasien mengenai kebiasaan, gaya hidup dan

Hasil : factor herediter yang dapat mempengaruhi BB

1. Mengerti factor yang 4. Diskusikan bersama pasien mengenai risiko yang berhubungan

meningkatkan berat badan 2. dengan BB berlebih dan penurunan BB 5. Dorong pasien untuk

Mengidentfifikasi tingkah merubah kebiasaan makan 6. Perkirakan BB badan ideal pasien

laku dibawah kontrol klien Nutrition Management

3. Memodifikasi diet dalam 1. Kaji adanya alergi makanan

waktu yang lama untuk 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan

mengontrol berat badan nutrisi yang dibutuhkan pasien

4. Penurunan berat badan 1-2 3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe

pounds/mgg 4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C

5. Menggunakan energy 5. Berikan substansi gula


30

untuk aktivitas sehari hari 6. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk

mencegah konstipasi

7. Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan

ahli gizi)

8. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.

9. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori

10. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi 11. Kaji

kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

Devisit volume cairan NOC: Fluid management

1. Fluid balance 1. Timbang popok/pembalut jika diperlukan

2. Hydration 2. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat

3. Nutritional Status : Food 3. Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi

and Fluid Intake adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan

Kriteria Hasil : 4. Monitor hasil lAb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN , Hmt
31

1. Mempertahankan urine , osmolalitas urin )

output sesuai dengan usia dan 5. Monitor vital sign

BB, BJ urine normal, HT 6. Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori

normal harian

2. Tekanan darah, nadi, suhu 7. Kolaborasi pemberian cairan IV

tubuh dalam batas normal 8. Monitor status nutrisi

3. Tidak ada tanda tanda 9. Berikan cairan

dehidrasi, Elastisitas turgor 10. Berikan diuretik sesuai interuksi

kulit baik, membran mukosa 11. Berikan cairan IV pada suhu ruangan

lembab, tidak ada rasa haus 12. Dorong masukan oral 13. Berikan penggantian nesogatrik sesuai

yang berlebihan output

14. Dorong keluarga untuk membantu pasien makan 15. Tawarkan

snack ( jus buah, buah segar )

16. Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul meburuk


32

17. Atur kemungkinan tranfusi

18. Persiapan untuk tranfusi

Intoleransi aktivitas NOC : Energy Management

1. Energy conservation 1. Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas

2. Self Care : ADLs Kriteria 2. Dorong anal untuk mengungkapkan perasaan terhadap

Hasil : keterbatasan

1. Berpartisipasi dalam 3. Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan

aktivitas fisik tanpa disertai 4. Monitor nutrisi dan sumber energi tangadekuat 5. Monitor pasien

peningkatan tekanan darah, akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan

nadi dan RR 6. Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas

2. Mampu melakukan 7. Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien

aktivitas sehari hari (ADLs) Activity Therapy

secara mandiri 1. Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalam

merencanakan progran terapi yang tepat


33

2. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu

dilakukan

3. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yangsesuai dengan

kemampuan fisik, psikologi dan sosial

4. Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang

diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan

5. Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda

6. Bantu untu mengidentifikasi aktivitas yang disukai

7. Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang

8. Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam

beraktivitas

9. Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas

10. Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan

penguatan
34

11. Monitor respon fisik, emosi, social dan spiritual

Ansietas/Kecemasan NOC : Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)

1. Anxiety control 1. Gunakan pendekatan yang menenangkan

2. Coping Kriteria 2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien

Hasil : 3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur

1. Klien mampu 4. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi

mengidentifikasi dan takut

mengungkapkan gejala cemas 5. Berikan informasi faktual mengenai

2. Mengidentifikasi, diagnosis, tindakan prognosis

mengungkapkan dan 6. Dorong keluarga untuk menemani anak

menunjukkan tehnik untuk 7. Lakukan back / neck rub 8. Dengarkan dengan penuh perhatian

mengontol cemas 9. Identifikasi tingkat kecemasan

3. Vital sign dalam batas 10. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan

normal 11. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan,


35

4. Postur tubuh, ekspresi persepsi

wajah, bahasa tubuh dan 12. Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi

tingkat aktivitas 13. Barikan obat untuk mengurangi kecemasan

menunjukkan berkurangnya

kecemasan

Devisiensi Pengetahuan NOC : Teaching : disease Process

1. Kowlwdge : disease 1. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang

process 2. Kowledge : health proses penyakit yang spesifik

Behavior Kriteria Hasil : 2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini

1. Pasien dan keluarga berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.

menyatakanpemahaman 3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit,

tentang penyakit, kondisi, dengan cara yang tepat

prognosis dan program 4. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat

pengobatan 5. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat


36

2. Pasien dan keluarga 6. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara

mampu melaksanakan yang tepat

prosedur yang dijelaskan 7. Hindari harapan yang kosong

secara benar 8. Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien

3. Pasien dan keluarga dengan cara yang tepat

mampu menjelaskan kembali 9. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan

apa yang dijelaskan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau

perawat/tim kesehatan proses pengontrolan penyakit

lainnya 10. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan

11. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan

second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan

12. Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara

yang tepat

13. Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas lokal


37

4. Implementasi

Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas-aktivitas yang

telah dicatat dalam rencana perawatan pasien. Agar implementasi/

pelaksanaan perencanaan ini dapat tepat waktu dan efektif maka perlu

mengidentifikasi prioritas perawatan, memantau dan mencatat respon pasien

terhadap setiap intervensi yang dilaksanakan serta mendokumentasikan

intervensi keperawatan. Implementasi, yang merupakan komponen dari

proses keperawatan, adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana

tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan

dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan (Wijayaningsih, 2013).

a. Tindakan Keperawatan Mandiri

Tindakan yang dilakukan Tanpa Pesanan Dokter. Tindakan keperawatan

mendiri dilakukan oleh perawat. Misalnya menciptakan lingkungan yang

tenang, mengompres hangat saat klien demam.

b. Tindakan Keperawatan Kolaboratif

Tindakan yang dilakukan oleh perawat apabila perawata bekerja dengan

anggota perawatan kesehatan yang lain dalam membuat keputusan bersama

yang bertahan untuk mengatasi masalah klien

5. Evaluasi

Langkah evaluasi dari proses keperawatan mengukur respons klien

terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien kea rah pencapaian tujuan.

Evaluasi terjadi kapan saja perawat berhubungan dengan klien. Penekanannya


38

adalah pada hasil klien. Perawat mengevaluasi apakah perilaku klien

mencerminkan suatu kemunduran atau kemajuan dalam diagnose

keperawatan (Wijayaningsih, 2013). Pada saat akan melakukan

pendokumentasian, menggunakan SOAP, yaitu :

S : Data subyektif merupakan masalah yang diutarakan klien

O : Data obyektif merupakan tanda klinik dan fakta yang

berhubungan dengan diagnosa keperawatan.

A : Analisis dan diagnosa.

P : Perencanaan merupakan pengembangan rencana untuk yang akan

datang dari intervensi


54

BAB III

LAPORAN KASUS

Nama Mahasiswa : Ade ariani fauzi

NBP : 2041312001
Tempat Praktek : Bukik Apik, Bukittinggi
Tanggal Pengkajian : 16 November 2020
Tanggal Klien Masuk: -
No. RM :-

1. IDENTITAS DATA
Nama Anak : An. A BB/TB: 40 kg/ 152 cm
TTL/Usia : 14 Agustus 2005 / 14 Tahun 4 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Anak : SMP kelas 3
Anak Ke :3 dari 4 bersaudara
Nama Ibu : Ny. N
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : D3
Alamat : Bukik Apik
Diagnosis Medis : Gastritis

2. KELUHAN UTAMA
An. A mengatakan terasa nyeri di ulu hati, nyeri seperti ditusuk- tusuk. An. A
juga mengatakan sedikit mual tapi tidak bisa muntah.
3. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
1. Prenatal : Ibu mengatakan, pada saat hamil mengalami pendarahan , Ibu
kontrol kepada bidan di puskesmas dan dokter spesialis secara
teratur selama masa kehamilan.
2. Intranatal : ibu mengatakan bayi dilahirkan di rumah sakit ahcmad mochtar
bukittinggi secara premature, lahir dengan normal dengan BBL 2.500 gr.
3. Postnatal : ibu mengatakan, bayi tampak lebih kecil dari bayi yang lain,
menagis dengan kuat.

4. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


An.A mengatakan merasa nyeri di daerah ulu hati, rasa mual dan asam di
mulut namun tidak ingin muntah, tidak selera makan, Klien tampak meringis dan
memegangi perut, mukosa mulut kering, Pasien mengatakan tidak nafsu makan
55

RR : 22 x/menit, N : 108 X/menit dan suhu : 37 ◦C, TD; 90/60 mmhg. Ibu klien
menyatakan anaknya tidak teratur dan malas makan (pemilih makanan)

5. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU


1. Penyakit yang diderita sebelumnya : Demam, Batuk pilek.
2. Pernah dirawat di RS :Pernah
3. Obat-obatan yang pernah dikonsumsi :Paracetamol, vitamin, Promagh
4. Alergi : Sea Food dan telur
5. Kecelakaan : Tidak ada
6. Riwayat Imunisasi : Pasien sudah mendapatkan
imunisasi dasar lengkap.

6. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Ibu mengatakan semua anaknya kecuali An.A lahir dengan cukup bulan
 Genogram

1. Struktur keluarga

7. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG


1. Perkembangan Biologis
 Sudah tampak adanya perubahan pada ukuran payudara
 An. A mengatakan ia telah menstruasi sejak kelas 6 SD
 An. A mengatakan sudah ada ramut halus di ketiak dan kemaluan
 Tinggi Badan 152 cm
2. Perkembangan Psikososial
 Identitias Kelompok: An. A memiliki kelompok khusus dalam lingkaran
pertemanan nya, yaitu anak-anak olimpiade matematika di sekolahnya,
56

kelompok tersebut terdiri dari 6 orang. An.A mengatakan semenjak


pandemi mereka tidak bertemu dan An. A merasa kesepian dan bosan.
 Identitas Individual: An. A berprestasi dan selalu juara kelas di sekolah.
 Identitas Peran Seksual: An. A mengatakan ia tidak memiliki pacar
karena ingin fokus pada sekolahnya.
 Emosionalitas : An.A sedikit pemalu tetapi jika ia sudah nyaman dengan
lawan bicaranya ia merupakan anak yang aktif dalam berbicara.
3. Perkembangan Kognitif (Piaget)
 An.A mengatakan ia harus rajin belajar agar dapat lulus ujian akhir sekolah dan
mendapatkan nilai bagus agar ia bisa masuk ke SMA terfavorit di Bukittinggi.
4. Perkembangan Moral: An. A mengatakan ia sedikit kesal dengan orang
tuanya, karena melarang ia makan makanan cepat saji dan pedas. Akan
tetapi orang tuanya sering memesan makanan cepat saji. Bahkan orang
tuanya jarang memasak di rumah yang mengakibatkan pola makan An.A
terganggu dan An.A menjadi malas makan
5. Perkembangan Spiritual: An.A mengatakan ia melakukan shalat tepat
waktu dalam keadaan apapun. An. A mengatakan ia takut jika tidak
melakukan ibadah dengan baik ALLAH SWT akan marah dan tidak
mengabulkan doa'nya.
6. Perkembangan Sosial: An. A mengatakan memiliki hubungan baik dengan
orang tuanya, An.A mengatakan tidak mempunyai teman diluar kelompok
olimpian matematikanya. An. A mengatakan ia tidak memiliki pacar saaat
ini.
8. RIWAYAT SOSIAL
1. Yang mengasuh klien : Ibu
2. Hubungan dengan anggota keluarga : Klien memiliki kedekatan dengan
keluarga inti, saling menyayangi
sesama saudaranya
3.Hubungan dengan teman sebaya : Klien memiliki tidak
teman sebaya di lingkungan
rumah. Klien hanya memiliki
teman di sekolah
4. Pembawaan secara umum : seperti anak normal biasa
5. Lingkungan rumah : Rumah permanen, jamban di
dalam rumah, ventilaasi cukup,
ada jendela dan pintu di setiap
kamar sumber air PDAM dan
sampah rumah tangga di
gantung di plastik dan akan
57

dibuang jika petugas kebersihan


datang .

9. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : sedang
2. TB/BB : 40 kg/ 152 cm
3. Kepala
a. Lingkar kepala: 52 cm
b. Rambut
 Kebersihan : Baik
 Warna : Hitam
 Tekstur : Halus
 Distribusi rambut: Tebal
 Kuat/mudah tercabut: Kuat
4. Mata
 Simetris: Simetris kiri dan kanan
 Sklera: Tidak Ikterik
 Konjungtiva: anemis
 Palpebra: Tidak ada oedema palpebra
 Pupil: Ukuran : 2mm/2mm Bentuk: Isokor Reaksi Cahaya: Positif
kiri dan kanan
5. Telinga: Simetris: Kiri dan Kanan
 Serumen: Tidak ada kelainan
 Pendengaran: Normal
6. Hidung:
 Septum simetris: Tidak ada deviasi septum
 Secret: tidak Ada
 Polip: Tidak ada
7. Mulut : Kebersihan: Agak kotor
Warna bibir: Pucat
Kelembapan: Kering
a. Lidah : An. A mengatakan terasa asam
b. Gigi : ada gigi berlubang sebanyak 2 buah
8. Leher
a. Kelenjer tiroid : Tidak ada pembengkakan
b. Kelenjer getah bening : Tidak ada pembengkakakan
c. JVP : Tidak ada kelainan
9. Dada
a. Inspeksi : simetris kiri dan kanan, retraksi dinding dada( -)
58

b. Palpasi : tidak ada pembengkakan


10. Jantung
a. Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
b. Palpasi : teraba denyut apical di RIC 4 garis midklavikula
c. Auskultasi :reguller, mur-mur(-), gallop(-).
11. Paru-paru
a. Inspeksi : simetris kiri dan kanan
b. Palpasi : Tidak ada pembengkakan
c. Perkusi : sonor di lapang paru
d. Auskultasi : Bronkovesikuler
12. Abdomen
a. Inspeksi : perut tidak tampak membuncit
b. Palpasi : Nyeri tekan ulu hati
c. Perkusi : tympani
d. Auskultasi : bising usus hiperaktif (5 x/ menit)
13. Punggung : Bentuk : tidak ditemukan kelainan (normal)
14. Ekstermitas:
Kekuatan : kuat, tonus otot : Ada
Refleks- refleks : Bisep (+), trisep (+)
Akral hangat, CRT <3 detik
15. Genitalia : tidak ada kelainan

16. Kulit : Warna : tidak pucat


Tugor : sedang
Integritas : tidak ada luka
Elastisitas : baik

10. PEMERIKSAAN PERTUMBUHAN


- Status Gizi : 40 kg/ 152 cm
- LiLA : 12cm
- IMT : 40/1,522
: 17,31 (Normal)
11. PEMERIKSAAN CAIRAN
- Intake : minum _+5 gelas/hari
- output :BAK -+ 5-6 x/hari
BAB 1 X /hari, konsistensi padat, tidak terdapat darah, tidak
keras
59

12. PEMERIKSAAN SPIRITUAL


An.A mengatakan ia melakukan shalat tepat waktu dalam keadaan apapun. An.
A mengatakan ia takut jika tidak melakukan ibadah dengan baik ALLAH SWT
akan marah dan tidak mengabulkan doa'nya.
13. PEMERIKSAAN PENUNJANG:
1. Laboratorium : tidak ada
2. Rontgen :tidak ada
3. Lain-lain : tidak ada

14. KEBUTUHAN DASAR SEHARI-HARI


Table 3.1 Kebutuhan Dasar Sehari-hari
No Jenis Kebutuhan sebelum sakit Setelah sakit
1. Makan  Makan 1 - 2 kali Nasi, lauk
sehari Frekuensi 1 kali
 Kadang makanan Porsi habis 1/2
tidak habis
 Ibu mengatakan anak
malas makan dan
pemilih makanan
 An.A mengatakan
suka mengkonsumsi
makanan pedas dan
minuman bersoda
2. Minum Air putih 8 gelas, susu 2 Air putih 4 gelas, air the
gelas ½ gelas
3. Tidur 8-10 jam tidur malam Sering terbangun karena
1-2 jam tidur siang merasa nyeri di bagian ulu
hatinya
4. Mandi Mandiri Mandiri
5. Eliminasi Mandiri, frekuensi 1 kali frekuensi BAB 1kali
sehari sehari
6. Bermain Menonton TV, Membaca Tidak ada bermain
novel, webtoon dan
mendengarkan musik
60

14. ANALISA DATA


Table 3.2 Analisa Data
No Data Etiologi Masalah

1. Data Subjektif Agen Cedera Biologis Nyeri Akut

-An.A mengatakan makan 1-2 kali sehari

-Pasien mengatakan merasakan nyeri seperti ditusuk

dibagian ulu hati

Data Objektif

-Pasien terlihat meringis

-Saat dilakukan palpasi pada abdomen pasien

mengeluh nyeri di bagian ulu hati


61

2. Data Subjektif Asupan diet kurang Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari

-An.A mengatakan makan 1-2 kali sehari kebutuhan tubuh

-Pasien mengatakan tidak nafsu makan

-Pasien merasa mual dan ada sensasi ingin muntah

-Pasien hanya menghabiskan setengah porsi dari

makanan

Data Objektif

-Pasien tidak menghabiskan makanan nya

-Konjungtiva anemis

- Bibir pasien terlihat pucat dan pecah-pecah

3. Data Subjektif : Kurang terpajan sumber Kurang Pengetahuan

-An. A mengatakan ia sering mengkonsusi makan informasi

makanan pedas dan minuman bersoda

-An. A mengatakan tidak tau makanan yang dianjurkan


62

dan tidak dianjurkan untuk pasien gastritis

Data Objektif:

- Klien tampak bingung

- Klien tidak mampu menjawab pertanyaan mengenai

makanan yang dianurkan dan tidak dianjurkan

padanya

15. DIAGNOSA KEPERAWATAN (NANDA)

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis

2. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan diet kurang

3. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan sumber informasi


63

16. INTERVENSI
Table 3.3 Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan 1. Kontrol Nyeri 1. Manajemen Nyeri

agen cedera biologis Skala Target Outcome :Dipertahankan pada 2  Lakukan pengkajian nyeri yang

ditingkatkan ke 4 komprehensif

Indikator  Pastikan perawatan anlgesik

160502 Mengenali kapan nyeri terjadi  Evaluasi pengalaman nyeri

160501 Menggambarkan faktor penyebab  Ajarkan prinsip-prinsip manajemen

160503 Menggunakan tindakan pencegahan nyeri

160505 Menggunakan analgesik yang

direkomendasikan

160513 Melaporkan perubahan terhadap gejala

nyeri pada profesional kesehatan


64

2. Tingkat Nyeri

Indikator

210201 Nyeri yang dilaporkan

210204 Panjangnya episode nyeri

210217 Mengerang dan menangis

210206Ekspresi nyeri wajah

2 Ketidakseimbangan nutrisi: 1. Status Nutrisi:Asupan 1. Manajemen Nutrisi

Kurang dari kebutuhan tubuh Skala Target Outcome :Dipertahankan pada 2 Aktivitas-aktivitas:

b.d Asupan diet kurang ditingkatkan ke 4  Tentukan status gizi pasien

Indikator:  Identifikasi alergi atau intoleransi

100901 Asupan Kalori makanan yang dimiliki pasien

100902 Asupan Protein  Instruksikan pasien mengenai

100903 Asupan Lemak kebutuhan nutrisi

100904 Asupan Karbohidrat  Atur diet yang dibutuhkan


65

100910 Asupan Serat

100905 Asupan vitamin  Anjurkan pasien terkait dengan

10090 Asupan Mineral kebutuhan diet untuk kondisi

100907 Asupan Zat Besi sakit

100908 Asupan Kalsium  Berikan arahan jika diperlukan

100911 Asupan Natrium 2. Manajemen Mual

2. Mual dan muntah : Efek yang menggangu Aktivitas-aktivitas

Skala Target Outcome :Dipertahankan pada 2  Dorong pasien untuk memantau

ditingkatkan ke 4 pengalaman diri terhadap mual

Indikator  Observasi tanda-tanda nonverbal dari


210602 Asuhan makanan berkurang ketidaknyamanan
210625 Perubahan selera makan 210613 Tidur  Monitor efek dari manajemen mual
terganggu secara keseluruhan
66

3 Kurang Pengetahuan Pengetahuan: Diet yang disarankan Pengajaran : Peresepan diet

berhubungan dengan tidak Skala Target Outcome :Dipertahankan pada 2


Aktivitas-aktivitas:
mengetahui sumber informasi ditingkatkan ke 4
 Kaji tingkat pengetahuan
Indikator:
pasien mengenai diet yang

180201 Diet yang dianjurkan disarankan


.
180202 Manfaat diet  Kai pola makan pasien saat ini dan

180203 Manfaat diet yang dianjurkan sebelumnya termasuk makanan

180204 Tujuan diet yang disukai dan pola makan saat


.
180206 Makanana yang diperbolehkan dalam ini
diet
 Ajarkan pasien nama-nama
180226 Strategi meningkatkan kepatuhan diet
makanan yang disarankan
Kriteria Hasil :
sesuai diet

 Keluarga menyatakan pemahaman tentang  Jelaskan pada pasien mengenai


penyakit, kondisi, prognosis dan program
67

pengobatan tujuan terhadap kepatuhan diet

 Keluarga mampu melaksanakan prosedur  Instruksikan pada pasien untuk

yang dijelaskan secara benar makanan yang menjadi

 Keluarga mampu menjelaskan kembali apa pantangan

yang dijelaskan perawat/tim kesehatan  Bantu pasien untuk memilih


lainnya makanan sesuai diet yang

disarankan

 Observasi bagaimana pasien

memilih makanan
68

D. Catatan Perkembangan
Table 3.4 Catatan Perkembangan

No . Hari / Implementasi Evaluasi Paraf

DX TGL Perawat

Kep

I Selasa  Mengevaluasi bagaimana nyeri yang dirasakan S: Ade ariani

17/11- pada anak dengan PQRST - Anak mengatakan nyeri berkurng dari skala fauzi

2020  Menanyakan pada ibu obat apa yang telah diberikan 6 ke skala 5

Pukul pada anak sebelunya untuk menghilangkan nyeri - Ibu pasien mengataka bahwa ia memberikan

:10.30  Menagajarkan pada anak teknik relaksasi nafas obat magh yaitu promagh untuk mengatasi

wib dalam sebagai upaya nonfarmakologi untuk nyeri pada anaknya

mengurangi nyeri yang dirasakan O:

- Anak terlihat lebih nyaman dan ekspresi wajah

A: Masalah Nyeri teratasi sebagian


69

P: Intervensi dilanjutkan

- Memonitor nyeri pada anak

- Meminta anak untuk melaporkan jika

sewaktu-waktu nyeri timbul dengan skala

yang meningkat

II Selasa17/  Menentukan status gii pada anak dengan IMT S: Ade ariani

11-2020  Mengidentifikasi adanya alergi yang mungkin - Anak mengatakan selera makan nya berkurang fauzi

Pukul diderita oleh anak terkait makanan karena terasa asam di lidahnya

10.30 wib  Memonitor asupan nutrisi pada - Anak mengatakan asam dilidahnya sudah mulai

 Memonitor adanya perubahan selera makan pada berkurang

anak O:

 Menyarankan anak untuk berkumur-kumur dengan - Anak tampak pucat

air hangat untuk mengurangi mualnya - Anak tampak ingin memulai makan namun

masih kurang berselera


70

A: Masalah Belum Teratasi

P: Intervensi Dilanjutkan

- Pertahankan catatan intake dan output

yang akurat

- Monitor vital sign

- Dorong keluarga untuk membantu pasien

makan

III Rabu/18-  Menjelaskan tentang pengertian penyakit S : Keluarga menyatakan mengetahui tentang Ade ariani

11-2020  Menjelaskan tanda dan gejala yang biasa muncul penyakit gastritis fauzi

Pukul pada penyakit, dengan cara yang tepat O:

10.30  Menjelaskan proses penyakit, dengan cara yang - Keluarga mampu menyebutkan kembali tanda

tepat dan gejala gastritis

 menjelaskan kemungkinan penyebab, dengan cara - Keluarga mampu menyebutkan penyebab

yang tepat gastritis


71

 menyediakan informasi pada keluarga tentang A : masalah kurang pengetahuan teratasi

kondisi, dengan cara yang tepat sebagian

 Mendiskusikan perubahan gaya hidup yang P : intervensi dilanjutkan

mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di - Sediakan informasi pada pasien tentang

masa yang akan datang dan atau proses kondisi,

pengontrolan penyakit - Diskusikan perubahan gaya hidup yang

mungkin diperlukan untuk mencegah

komplikasi di masa yang akan datang dan

atau proses pengontrolan penyakit

IV Kamis/18  Mengevaluasi bagaimana nyeri yang dirasakan S: Ade ariani

-11-2020 pada anak dengan PQRST - Anak mengatakan nyeri berkurng dari skala fauzi

Pukul  Menagajarkan pada anak teknik relaksasi 5 ke skala 3

10.30 menggunakan musik sebagai upaya nonfarmakologi O:


72

untuk mengurangi nyeri yang dirasakan - Anak terlihat lebih nyaman dan ekspresi wajah

A: Masalah Nyeri teratasi sebagian


 Menyarankan pada orang tua untuk tetap
P: Intervensi dilanjutkan
memberikan obat yang sesuai dengan anak sampai
- Memonitor nyeri pada anak
nyeri hilang
- Meminta anak untuk melaporkan jika

sewaktu-waktu nyeri timbul dengan skala

yang meningkat

V Kamis/18  Mengajarkan pada anak mengenai makanan yang S: - Anak mengatakan paham mengenai Ade ariani

-11-2020 disarankan makanan yang disarankan dan yang tidak fauzi

Pukul  Mengajarkan pada anak mengenai makanan yang disaranakan

10.30 tidak disarankan - Anak mengatakan mau untuk melakukan diet

 Mengajarkan pada anak untuk mengatur pola yang disaranakan

makan agar tidak mengalami kekambuhkan - Anak mengatakan akan mengatur pola

makannnya
73

O: - Anak dapat menyebutkan makanan yang

disaranakan dan yang tidak disaranakan

untuknya

- Anak dapat menyebutkan akibat dari tidak

menjaga pola makan dengan baik

A: Masalah teratasi

P: Intervensi Dilanjutkan

- Pertahankan catatan intake dan output yang

akurat

- Monitor vital sign

- Dorong keluarga untuk membantu anak untuk

melakukan diet yang disaranakan dan menjaga

pola makan
74

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas kesenjangan-kesenjangan antara teori

dan kasus. Pembahasan ini meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,

implementasi dan evaluasi

A. Pengkajian

Pada kasus ini penulis tidak menemukan adanya perbedaan yang signifikan

antara pengkajian teori ataupun kasus nyata, yaitu mulai dari identitas klien

sampai pengkajian data fokus

B. Diagnosa Keperawatan

Pada teori ada 6 diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien

dengan gastritis namun pada kasus hanya muncul 3 diagnosa.

C. Intervensi

Pada teori tidak ditemukan waktu yang mencapai tujuan dari kriteria evaluasi,

sedangkan pada kasus intervensi waktu disusun untuk mencapai kriteria evaluasi.

Pada tahap intervensi penulis menemukan faktor pendukung yaitu pasien dan

keluarga serta perawat ruangan yang kooperatif.

D. Implementasi

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien disesuaikan dengan

intervensi yang telah dibuat

E. Evaluasi

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien disesuaikan dengan

intervensi yang telah dibuat.


75

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pola makan yang tidak teratur menyebabkan lambung menjadi sensitif bila

asam lambung meningkat. Produksi HCL (asam lambung) yang berlebihan dapat

menyebabkan terjadinya gesekan pada dinding lambung dan usus halus, sehingga

timbul rasa nyeri yang disebut tukak lambung. Gesekan akan lebih parah kalau

lambung dalam keadaan kosong akibat makan tidak teratur yang pada akhirnya

akan mengakibatkan perdarahan pada lambung.

Penanganan untuk mengatasi agar tidak terkena penyakit gastritis dan untuk

menyembuhkan gastritis pada remaja agar tidak menjadi parah yaitu dengan

banyak minum ±8 gelas/hari, istirahat cukup, kurangi kegiatan fisik, hindari

makanan pedas dan panas, hindari stress, pengaturan dan keteraturan pola makan

setiap hari pada penderita gastritis, mengatur jadwal makan, hindari makanan

berlemak tinggi, hindari makanan beralkohol dan berkafein, dan penanganan

farmakologis maupun non farmakologis untuk penderita gastritis.

B. Saran

1. Bagi Akademik

Hasil laporan kasus ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi ataumasukan

untuk menambah wawasan bagi pembaca dan sebagai pembelajaran mahasiswa

dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan gastritis.

2. Bagi Perawat

Diharapkan perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan lebih meningkatkan

pemberian asuhan keperawatan kepada anak dengan gastritis sehingga masalah bisa

teratasi dengan cepat tanda menimbulkan komplikasi.


76

DAFTAR PUSTAKA

Angkow, J., dkk. (2014). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian

Gastritis Wilayah Kerja Puskesmas Bahu Kota Manado. Manado :

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam

Ratulangi Manado.

Anna, LK. (2013). Wanita lebih rentan stress emosional. Jurnal volume 1, Edisi 2

Palembang. RSUP dr. Mohammad Hoesin.

Hermawan, D & Tutik Rahayuningsih. (2010). Keperawatan Medikal bedah

Sistem pencernaan. Yogyakarta : Gosyen Publishing. Inayah, Iin. (2004)

Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem Pencernaan.

Jakarta : Salemba Medika.

Pangestu, A. (2003). Paradigma baru pengobatan gastritis dan tukak peptic.

http://www.pgh.or.id/lambung-per.htm. Diakses 17 November 2020.

Potter, P.,A& Perry, A.,G.(2005). Buku ajar fundamental keperawatan:

Konsep,proses,dan praktik(edisi 4). Jakarta : EGC.

Smeltzer, S. C. & Bare, B. G. (2001).Buku ajar keperawatan medikal-bedah

Brunner & Suddarth (Edisi 8). Jakarta: EGC.

76
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

“ NUTRISI PADA REMAJA DENGAN GASTRITIS”

OLEH

ADE ARIANI FAUZI

2041312001

KELOMPOK A

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2020
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

( SAP )

POKOK BAHASAN : Nutrisi Pada Remaja dengan Gastritis

SUB POKOK BAHASAN : Pengertian Gastritis, jenis Gastritis, Penyebab Gastritis,


Tanda dan Gejala Gastritis, Diet pada pasien Gastritis,
Makanan yang dianjurkan pada pasien Gastritis, Makanan
yang tidak dianjurkan pada pasien Gastritis
SASARAN : An. A

PENGAJAR : Ade ariani fauzi

WAKTU : 1x 30 menit

HARI / TANGGAL : 18 November 2020

TEMPAT : Rumah An.A

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM ( TIU )


Setelah dilakukan pembelajaran selama 1x30 menit, An. A dapat memahami
tentang nutrisi pada pasien gastritis.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS ( TIK )


Setelah diberikan pembelajaran 1x30 menit , mahasiswa dapat :
a. Menjelaskan Pengertian Gastritis
b. Menjelaskan Penyebab Gastritis
c. Menjelaskan Tanda dan Gejala Gastritis
d. Menjelaskan Diet pada pasien Gastritis
e. Menjelaskan Makanan yang dianjurkanpada pasien Gastritis
f. Makanan yang Tidak Dianjurkan pada paasien Gastritis
III. POKOK-POKOK MATERI
a. Pengertian Gastritis
b. Penyebab Gastritis
c. Tanda dan Gejala Gastritis
d. Diet pada pasien Gastritis
e. Makanan yang dianjurkan pada pasien Gastritis
f. Makanan yang Tidak Dianjurkan pada paasien Gastritis

IV. KEGIATAN

NO
TAHAP KEGIATAN PENGAJAR KEGIATAN SASARAN
1. Pembukaan a. Salam dan Perkenalan a. Menjawab salam
( 5 menit )
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan
umum dan tujuan
khusus pengajaran
c. Apersepsi (menggali c. Menjawab
pengetahuan sasaran)
tentang Gastritis
2. Penyajian a. Menjelaskan a. Mendengarkan dan
( 25 menit )
pengertian Gastritis memperhatikan
b. Menjelaskan Penyebab b. Mendengarkan dan
Gastritis memperhatikan
c. Menjelaskan Tanda c. Mendengarkan dan
dan Gejala Gastritis memperhatikan
d. Menjelaskan Diet pada d. Mendengarkan dan
pasien Gastritis memperhatikan
e. Menjelaskan Makanan e. Mendengarkan dan
yang dianjurkan memperhatikan
f. Menjelaskan Makanan f. Mendengarkan dan
yang Tidak dianjurkan memperhatikan
pada pasien Gastritis g. Menanyakan hal - hal
g. Memberi kesempatan yang belum jelas
kepada audien untuk
bertanya
3. Penutup a. Menyimpulkan materi a. Mendengarkan
( 15 menit )
b. Melakukan evaluasi b. Menjawab evaluasi
penyuluhan dengan pada lembar jawab
memberikan pertanyaan yang disediakan
tentang materi gastritis
yang telah disampaikan
c. Menjawab salam
c. Menutup pertemuan
dengan salam

V. MEDIA

Lembar balik dan Leaflet

VI. METODE

Ceramah, tanya jawab, diskusi

VII. SETTING TEMPAT


Rumah An.A

Keterangan : klien

Penyuluh

VIII. MATERI (TERLAMPIR)


IX. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Semua undangan hadir dalam kegiatan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh penyaji selama 1 x 30 menit
c. Materi penyuluhan tentang Gastritis sudah siap disajikan dalam waktu 1 x 30
menit
d. Tempat, media dan alat bantu penyuluhan sudah siap digunakan selama 1 x 30
menit.

2. Evaluasi Proses
a. An. A lebih memahami terhadap materi yang disampaikan oleh penyaji
b. An. A tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan berlangsung
c. An.A terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan

3. Evaluasi Akhir
Klien dapat :
a. Menjelaskan Pengertian Gastritis
b. Menjelaskan Penyebab Gastritis (5)
c. Menjelaskan Tanda dan Gejala Gastritis (4)
d. Menjelaskan Diet pada pasien Gastritis (3)
e. Menjelaskan Makanan yang dianjurkan (8)
f. Menjelaskan Makanan yang Tidak Dianjurkan pada paasien Gastritis (5)

X. MATERI
NUTRISI PADA REMAJA DENGAN GASTRITIS
1. Pengertian
Gastritis yang biasanya orang awam mengatakannya maag adalah
peradangan yang terjadi dilambung akibat meningkatnya sekresi asam
lambung mengakibatkan iritasi/perlukaan pada lambung.
 Gastritis dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Gastritis akut
2. Gastritis kronis
2. Penyebab
Adapun penyebab penyakit gastritis yaitu :
1. Pola makan yang salah atau tidak teratur
2. Mengalami stress psikologis
3. Terlalu banyak makan makanan yang pedas, asam dan gas
4. Sering mengkonsumsi Obat-obatan (terutama obat-obat analgetik-anti
inflamasi seperti : aspirin (antalgin, postan dll), salicylat,
indometahacin, sulfonamide, steroid)

3. Tanda dan gejala


a. Perut terasa nyeri, perih dapat juga terasa terbakar karena adanya
peradangan pada mukosa lambung dan sering terasa nyeri pada bagian
atas perut (ulu hati).
b. Lesu, Mual, muntah, kembung merupakan salah satu keluhan yang sering
muncul disebabkan karena adanya regenerasi mukosa lambung sehingga
terjadi peningkatan asam lambung yang mengakibatkan mual hingga
muntah
c. Rasa penuh pada perut walaupun belum makan
d. Nafsu makan menurun secara drastis, wajah pucat, suhu badan naik,
keluar keringat dingin.
e. Sulit untuk tidur karena gangguan rasa sakit pada daerah perut

4. Diit pada pasien Gastritis


Diit pada pasien gastritis yaitu diet lambung, dan prinsip diet yang
dianjurkan yaitu :
a. pasien dianjurkan untuk makan secara teratur, tidak terlalu kenyang dan
tidak boleh berpuasa.
b. Makanan yang dikonsumsi harus mengandung cukup kalori dan protein
(TKTP)
c. Makanan harus mudah dicernakan dan mengandung serat makanan yang
halus.
d. Makanan tidak boleh mengandung bahan yang merangsang,
menimbulkan gas, bersifat asam, mengandung minyak/ lemak secara
berlebihan.
e. Perbanyaak minum air putih dan susu

5. Makanan yang Dianjurkan untuk pasien Gastritis


a. Kentang rebus
b. Sayuran seperti brokoli, selada, bayam dan sayuran hijau lainnya
c. Buah-buahan seperti anggur, pisang, apel, pear, melon, alpuket dan kiwi
d. Permen dan Gula
e. Beras merah
f. Makanan yang lunak seperti sup atau bubur
g. Lidah buaya
h. Produk kacang kedelai seperti tahu dan tempe
i. Daging dada ayam

6. Makanan yang tidak di anjurkan untuk pasien Gastritis


a. Makanan yang mengandung gas
b. Gorengan
c. Makanan yang berbumbu pedas
d. Buah-buahan yang mengandung gas seperti kedongdong, nanas, nangka,
rambutan dan durian
e. Sumber protein hewani; Daging, ikan, ayam yang dikalengkan,
digoreng, dikeringkan (dendeng), telur ceplok atau goreng
f. Sayuran mentah
g. Minuman bersoda
h. Kopi dan teh
DAFTAR PUSTAKA

Angkow, J., dkk. (2014). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian

Gastritis Wilayah Kerja Puskesmas Bahu Kota Manado. Manado

: Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran

Universitas Sam Ratulangi Manado.

Anna, LK. (2013). Wanita lebih rentan stress emosional. Jurnal volume 1,

Edisi 2 Palembang. RSUP dr. Mohammad Hoesin.

Potter, P.,A& Perry, A.,G.(2005). Buku ajar fundamental keperawatan:

Konsep,proses,dan praktik(edisi 4). Jakarta : EGC.

Smeltzer, S. C. & Bare, B. G. (2001).Buku ajar keperawatan medikal-bedah

Brunner & Suddarth (Edisi 8). Jakarta: EGC.


Diet Makanan Pada Remaja dengan TUJUAN DIET BAGAIMANA DIET
Gastritis
YANG BENAR BAGI
 Memberikan PENDERITA GASTRITIS
makanan dan cairan
1. Membuat jadwal pola
secukupnya yang
makan
tidak memberatkan  Buat jadwal makan
lambung sebanyak 3 jam sekali
OLEH dengan jumlah porsi
 Mencegah dan sedikit
Ade Ariani F  Jangan menunda waktu
menetralkan asam makan sebab perut
2041312001
lambung yang terlalu lama dibiarkan
berlebihan kosong akan
mengakibatkan adanya
PROGRAM STUDI PROFESI makanan yang di cerna
 Mengusahakan
FAKULTAS KEPERAWATAN
keadaan gizi sebaik 2. Mengkonsumsi makanan
UNIVERSITAS ANDALAS mungkin yang dianjurkan

2020  Kentang rebus


 Sayuran seperti saada,
bayam, dan sayuran
hijau lainnya

 Daging dan dada ayam


 Sayur Kol

 Buah-buahan seperti 3. Menghindari makanan


anggur, pisang, apel, yang tidak dianjurkan
pear, melon dan alpukat
 Makanan yang
 Minuman bersoda
berbumbu pedas

 Bubur

 Buah-buahan yang  Kopi dan teh


mengandung gas seperti
 Beras Merah
kedongdong, nanas,
nangka, rambutan dan
durian
 Tahu dan tempe
Format Laporan implementasi Prosedur Keterampilan Keperawatan

Keterampilan: Tarik Nafas Dalam

1. Pengertian

Merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien yang

mengalami nyeri kronis atau suatu bentuk aktivitas yang dapat dilakukan pada

saat batuk efektif.

Ada tiga hal yang utama dalam teknik nafas dalam

1. Posisikan pasien dengan tepat

2. Pikiran beristirahat

3. Lingkungan yang tenang

2. Tujuan

a. Untuk memelihara pertukaran gas

b. Meningkatkan efisiensi batuk

c. Menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan

3. Persiapan pasien

Posisikan pasien dengan posisi nyaman

4. Tindakan Keperawatan

No Tindakan Rasional

1. Tahap prainteraksi

- Mencuci tangan - Mengurangi transmisi mikroorganisme

- Mengecek alat - Memastikan bahwa alat yang dibawa

sudah lengkap

2. Tahap orientasi
- Memberikan salam - Memastikan identitas pasien

dan nama klien - Meyakinkan pasien untuk mendapatkan

- Menjelaskan tujuan kerjasamanya

dan sapa nama klien

3. Tahap kerja

Menjaga privasi klien

4. Mempersiapkan klien - Menyiapkan pasien dengan posisi duduk

tegak

5. Menarik nafas dalam - Agar udara dapat mengisi paru-paru

dari hidung dan mengisi dengan maksimal

paru-paru dengan udara

melalui hitungan 1,2,3

6. Perlahan-lahan udara - Dapat merasakan rileks

dihembuskan melalui

mulut sambil

merasakan ekstrimitas

atas dan bawah rileks

7. Menarik nafas lagi -Agar efek yang dirasakan pasien dapat

melalui hidung dan maksimal

menghembuskan

melalui mulut secara

perlahan-lahan

8 Tahap Terminasi - Melihat bagaimana apa yang dirasakan

Evaluasi subjektif dan pasien


evaluasi objektif

9 Rencana tindak lanjut - Merencanakan tindakan keperawatan

selanjutnya pada pasien

10 Kontrak yang akan - Agar pasien dapat mempersiapkan diri

datang untuk rencana tindakan selanjutnya

2. Evaluasi tindakan prosedur

a. Pasien melakukan prosedur dengan baik

b. Pasien dapat mengulangi bagaimana prosedur tarik nafas dalam

Anda mungkin juga menyukai