OLEH
2. Anatomi Fisiologis
1) Gaster atau lambung
Ventrikulum atau maag atau lambung atau gaster merupakan saluran makanan yang
paling dapat mengembang lebih besar terutama pada epigastrium
Bagian gaster atau ventrikulum ini terdiri atas :
● Osteum kardiak adalah bagian akhir esofagus yang masuk ke dalam lambung
● Fundus fentrikuli adalah bagia yang menonjol ke atas terletak disebelah kiri
osteum kardiak biasanya terisi gas
● Korpus ventrikuli adalah badan lambung setinggi osteum kardiak lekukan pada
bagian bawah kurvatura minor.
● Kurvatura minor terletak disebelah kanan lambung dari osteum kardiak sampai
pilorus
● Kurvatura mayor terletak disebelah kiri osteum kardiak melalui fundus ventrikuli
menuju kekanana sampai pilorus inferior
● Antrium pilorus adalah bagian lambung berbentuk seperti tabung mempunyai
otot tebal yang membentuk sfingter pilorus
Fungsi gaster antara lain :
● Tempat berkumpulnya makanan, menghancurkan , dan menghaluskan makanan
oleh peristaltik lambung dan getah lambung
● Mempersiapkan makanan untuk dicerna oleh usus dengan semua makan
dicairkan dan dicampurkan dengan asam hidroklorida.
● Mengubah protein menjadi pepton oleh pepsin
● Membekukan susu dan kasein yang dikeluarkan oleh renin.
3. Etiologi
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut
a. Gastritis Akut
Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut seperti:
● Obat-obatan seperti obat anti inflamasi nonsteroid, silfonamide merupakan obat
yang bersifat mengiritasi mukosa lambung.
● Minuman beralkohol
● Infeksi bakteri seperti H. pylori, H. heilmanii, streptococci
● Infeksi virus oleh sitomegalovirus
● Infeksi jamur seperti candidiasis, histoplosmosis, phycomycosis
● Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, trauma, pembedahan.
● Makanan dan minuman yang bersifat iritan. Makanan berbumbu dan minuman
dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan salah satu penyebab iritasi
mukosa lambung.
b. Gastritis Kronik
Penyebab pasti dari gastritis kronik belum diketahui, tapi ada dua predisposisi penting
yang bisa meningkatkan kejadian gastritis kronik, yaitu infeksi dan non-infeksi (Wehbi,
2008).
● Gastritis infeksi
Beberapa agen infeksi bisa masuk ke mukosa lambung dan memberikan manifestasi
peradangan kronik. Beberapa agen yang diidentifikasi meliputi hal-hal berikut:
a. H. Pylori. Beberapa peneliti menyebutkan bakteri itu merupakan penyebab utama
dari gastritis kronik (Anderson, 2007).
b. Helicobacter heilmanii, Mycobacteriosis, dan Syphilis (Quentin, 2006)
c. Infeksi parasit (Wehbi, 2008).
d. Infeksi virus (Wehbi, 2008).
● Gastritis non-infeksi
a. Gastropai akbiat kimia, dihubungkan dengan kondisi refluks garam empedu
kronis dan kontak dengan OAINS atau aspirin (Mukherjee, 2009).
b. Gastropati uremik, terjadi pada gagal ginjal kronik yang
menyebabkan ureum terlalu banyak beredar pada mukosa lambung
(Wehbi, 2008).
4. Patofisiologi
1) Gastritis Akut.
Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa lambung. Jika mukosa
lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :
a. Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung. Lambung akan
meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung HCO3 akan berikatan
dengan NaCL sehingga menghasilkan HCI dan NaCO3.Hasil dari penyawaan tersebut
akan meningkatkan asam lambung . Jika asam lambung meningkat maka akan
meningkatkan mual muntah, maka akan terjadi gangguan nutrisi cairan & elektrolit.
b. Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus yang
dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCL maka akan terjadi
hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal
melindungi mukosa lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika
erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah maka akan terjadi
perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik.
2) Gastritis Kronik.
Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi iritasi
mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak sempurna
akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief.
Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik
lainnya akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis serta mukosanya rata,
Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta formasi ulser.
5. Manifestasi Klinis
1) Gastritis Akut yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium,
perdarahan saluran cerna pada hematemesis melena, tanda lebih lanjut
yaitu anemia.
2) Gastritis Kronik, Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya
sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati anorexia, nausea, dan keluhan
anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan.
6. Komplikasi
1) Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut:
● Perdarahan saluran cerna bagian atas, yang merupakan kedaruratan medis, terkadang
perdarahan yang terjadi cukup banyak sehingga dapat menyebabkan kematian.
● Ulkus, jika prosesnya hebat
● Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat.
2) Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan
vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia
pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum
pylorus.
7. Patway
8. Komplikasi
Komplikasi gastritis adalah :
1) terjadinya pendarahan
2) syok
3) perforasi
4) peradangan selaput perut
5) kanker lambung
9. Penatalaksanaan
1) Berikan diet tinggi kalori sesuai toleransi
2) Berikan terapi antasida dan antibiotik
3) Berikan agen penyekat kalsium,procardia,isordil
4) Berikan analgesik jenis cair topikal
B. Asuhan Keperawatan Gastritis
1. Pengkajian
Anamnese meliputi :
1) Nama :
2) Usia :
3) Jenis kelamin :
4) Jenis pekerjaan :
5) Alamat :
6) Suku/bangsa :
7) Agama :
8) Tingkat pendidikan : bagi orang yang tingkat pendidikan rendah/minim mendapatkan
pengetahuan tentang gastritis, maka akan menganggap remeh penyakit ini, bahkan hanya
menganggap gastritis sebagai sakit perut biasa dan akan memakan makanan yang dapat
menimbulkan serta memperparah penyakit ini.
9) Riwayat sakit dan kesehatan
a. Keluhan utama : Nyeri di ulu hati dan perut sebelah kanan bawah.
b. Riwayat penyakit saat ini : Meliputi perjalan penyakitnya, awal dari gejala yang
dirasakan klien, keluhan timbul dirasakan secara mendadak atau bertahap, faktor
pencetus, upaya untuk mengatasi masalah tersebut.
c. Riwayat penyakit dahulu : Meliputi penyakit yang berhubungan dengan penyakit
sekarang, riwayat dirumah sakit, dan riwayat pemakaian obat.
d. Pemeriksaan fisik, yaitu Review of system (ROS)
Keadaan umum : tampak kesakitan pada pemeriksaan fisik terdapat nyeri tekan di
kwadran epigastrik.
B1(breath) : takhipnea
B2 (blood) : takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah, pengisian
perifer lambat, warna kulit pucat.
B3 (brain) : sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran
dapat terganggu, disorientasi, nyeri epigastrum.
B4 (bladder) : oliguria, gangguan keseimbangan cairan.
B5 (bowel) : anemia, anorexia, mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak toleran terhadap
makanan pedas.
B6 (bone) : kelelahan, kelemahan
10) Fokus Pengkajian
1. Aktivitas / Istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan
Tanda : takikardia, takipnea / hiperventilasi (respons terhadap aktivitas)
2. Sirkulasi
Gejala : kelemahan, berkeringat
Tanda :
● hipotensi (termasuk postural)
● takikardia, disritmia (hipovolemia / hipoksemia)
● nadi perifer lemah
● pengisian kapiler lambat / perlahan (vasokonstriksi)
● warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah)
● kelemahan kulit / membran mukosa, berkeringat (menunjukkan status syok,
nyeri akut, respons psikologik)
3. Integritas ego
Gejala : faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan kerja), perasaan tak
berdaya.
Tanda : tanda ansietas, misalnya gelisah, pucat, berkeringat, perhatian
menyempit, gemetar, suara gemetar.
4. Eliminasi
Gejala : riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena perdarahan
gastroenteritis (GE) atau masalah yang berhubungan dengan GE, misalnya luka
peptik atau gaster, gastritis, bedah gaster, iradiasi area gaster. Perubahan pola
defekasi / karakteristik feses.
Tanda :
● nyeri tekan abdomen, distensi
● bunyi usus : sering hiperaktif selama perdarahan, hipoaktif setelah
perdarahan.
● karakteristik feses : diare, darah warna gelap, kecoklatan atau kadang-
kadang merah cerah, berbusa, bau busuk (steatorea), konstipasi dapat terjadi
(perubahan diet, penggunaan antasida).
● haluaran urine : menurun, pekat.
5. Makanan / Cairan
Gejala :
● anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga obstruksi pilorik
bagian luar sehubungan dengan luka duodenal).
● masalah menelan : cegukan
● nyeri ulu hati, sendawa bau asam, mual atau muntah
Tanda : muntah dengan warna kopi gelap atau merah cerah, dengan atau tanpa
bekuan darah, membran mukosa kering, penurunan produksi mukosa, turgor kulit
buruk (perdarahan kronis).
6. Nyeri / Kenyamanan
Gejala :
● nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih, nyeri
hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi. Rasa ketidaknyamanan / distres
samar-samar setelah makan banyak dan hilang dengan makan (gastritis akut).
● nyeri epigastrum kiri sampai tengah / atau menyebar ke punggung terjadi 1-2
jam setelah makan dan hilang dengan antasida (ulkus gaster).
● nyeri epigastrum kiri sampai / atau menyebar ke punggung terjadi kurang
lebih 4 jam setelah makan bila lambung kosong dan hilang dengan makanan
atau antasida (ulkus duodenal).
● tak ada nyeri (varises esofegeal atau gastritis).
● faktor pencetus : makanan, rokok, alkohol, penggunaan obat-obatan tertentu
(salisilat, reserpin, antibiotik, ibuprofen), stresor psikologis.
Tanda : wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat, berkeringat,
perhatian menyempit.
7. Keamanan
Gejala : alergi terhadap obat / sensitif misal : ASA
Tanda : peningkatan suhu, spider angioma, eritema palmar (menunjukkan sirosis/
hipertensi portal)
8. Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : adanya penggunaan obat resep / dijual bebas yang mengandung ASA,
alkohol, steroid. NSAID menyebabkan perdarahan GI. Keluhan saat ini dapat
diterima karena (misal : anemia) atau diagnosa yang tak berhubungan (misal :
trauma kepala), flu usus, atau episode muntah berat. Masalah kesehatan yang lama
misal : sirosis, alkoholisme, hepatitis, gangguan makan (Mustaqin A., Gangguan
Gastrointestinal )
9. Neurosensi
Gejala : rasa berdenyut, pusing / sakit kepala karena sinar, kelemahan.
Tanda : tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak cenderung tidur,
disorientasi / bingung, sampai pingsan dan koma (tergantung pada volume sirkulasi /
oksigenasi).
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri (akut) b/d inflamasi mukosa lambung.
2. Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat dan output cair yang berlebih (mual dan muntah)
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anorexia
4. Intoleransi aktifitas b/d kelemahan fisik
5. Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang penyakit
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
5. Analgetik dapat
memblok reseptor
nyeri pada susunan
saraf pusat.
2. Volume 1. Penuhi kebutuhan 1. Intake cairan
individual. Anjurkan klien yang adekuat
cairan
untuk minum (dewasa : akan mengurangi
kurang
40- 60 cc/kg/jam). resiko dehidrasi
dari pasien
kebutuhan 2. Awasi tanda-tanda
tubuh vital, evaluasi turgor kulit, 2. menunjukk
berhubungan pengisian kapiler dan an status dehidrasi
dengan intake membran mukosa atau kemungkinan
yang tidak peningkatan
adekuat dan kebutuhan
3. Pertahankan tirah
output cair penggantian cairan.
baring, mencegah muntah
yang 3. Aktivitas/munt
dan tegangan pada
berlebih (mual ah meningkatkan
defekasi
dan muntah) tekanan
- Tujuan : intra
4. Berikan terapi IV line abdominal dan
Setelah
sesuai indikasi dapat mencetuskan
dilakukan perdarahan lanjut.
tindakan
keperawatan
1x24jam,masalah
kekurangan
volume cairan
pasien dapat
teratasi.
4. Mengganti
5. Kolaborasi kehilangan
pemberian cimetidine cairan yang
Kriteria Hasil : dan ranitidine hilang dan
Mempertahankan memperbaiki
volume keseimbanngan
cairan cairan segera.
adekuat
5. Cimetidine dan
dengan ranitidine berfungsi
dibuktikan untuk menghambat
oleh sekresi asam
mukosa lambung
bibir lembab,
turgor kulit baik,
pengisian
kapiler berwarna
merah muda,
input
dan
output
seimbang.
bila
meningkatkan
-Mengungkapkan relaksasi,
dapat
Mengerti meningkatkan
Tentangpeoses keterampilan koping.
Penyakit 5.Membantu
-Mengemukakan menurunkan
takut
menyadari terhadap melalui
pengalaman
apa menakutkan menjadi
yang
diinginkannya yaitu seorang diri.
menyesuaikan 6.Belajar cara untuk
diri
terhadap perubahan rileks
dapat
Fisiknya membantu
menurunkan takutdan
ansietas
5. Implementasi Keperawatan
6. Intervensi Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Agus P., & Sri L., (2008). Endoskopi Gastrointestinal.Jakarta : Salemba Medika
Mustaqin A., & Kumala S (2011). Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan Keperawatan
Medikal Bedah.Jakarta : Salemba Medika.
I. IDENTITAS
1. Nama : Tn.A.D
2. Umur : 30 th
3. Jenis kelamin : laki-laki
4. Agama : katolik
5. Suku / bangsa : manggarai
6. Pendidikan : sarjana
7. Pekerjaan : wiraswasta
8. Alamat : jln.tuang mu'ut, kel.kota uneng,kec. alok
9. Penanggung jawab : ny. U.S
3. Riwayat Penyakit Dahulu : klien mengatakan pernah mengalami sakit lambung sejak
masa awal kuliah,dan sembuh kembali ketika klien diet makan teratur, dan minum obat
dari dokter
Klien juga pernah mengalami sakit batuk pilek.
4. Riwayat alergi:
Klien mengatakan, ia alergi ketika mengkomsumsi ikan asin
3. Pola Eliminasi :
a. Keadaan sebelum sakit : frekuensi BAB 1 x per hari, kosisten: lunak, kadang keras warna:
kuning
b. Keadaan saat sakit: frekuensi BAB: 1 per hari, konsisten lunak,kadang keras,warna: kuning
b. Keadaan saat sakit : klien mengatakan kadang ia cemas dengan sakitnya, kerena sering
kambuh.
b. Keadaan saat sakit : klien merasa sedikit kecewa dengan dirinya, yang mudah lemah ketika
melakukan aktivitas seperti saat bermain bola kaki, dan olahraga lainya.
b. Keadaan saat sakit : normal. Tidak ada kelainan atau penyakit tertentu.
b. Keadaan saat sakit : klien selalu rutin berdoa ketika malam hari menjelang tidur dan
sebelum melakukan suatu aktivitas, & berdoa sesuai dengan ajaran agama dan
kepercayaanya.
10. Thorak:
.Inspeksi: simetri
Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
13. Jantung:
inspeksi: tampak ictus cordis pada ics 5 line mid claicularis sinistra
palpasi: ictus cordis dengan telapak jari 2,3,-4,normalnya tidak lebih dari 1 cm per
segi,dihitung frekuensi jantung selama 1 menit
Auskultasi: BJ II.A: pada katub aorta di ics 2 linea strenalis dextra, BJ II-P : katub
pll umonalis pada ics ke 2 linea kiri dan ics 3 linea strenalis kiri
BJ I-T:pada katub trikuspidalis, ics: 4,linea strenalis kiri BJ I-M: pada katub mitra,
di ics 5 linea mid klavikula kiri,pada keadaan normal BJ11(A&P),BJ1( T&M) adalah
bunyi tunggal karena menutupnya katub A bersama dengan P,dan T bersama dengan M.
14. Abdomen:
B. KLASIFIKASI DATA :
Nama Klien/ Usia : Tn. A.D / 30TAHUN.
Diagnosa Medis : Gastritis akut
DATA SUBYEKTIF :
- Klien mengatakan nyeri pada ulu hati
- Klien mengatakan nyeri muncul secara tiba-tiba, nyeri seperti tertusuk-tusuk dan terbakar
- Klien mengatakan , mual,kembung dan kadang sakit kepala
- Klien mengatakan napsu makanya berkurang
- Klien mengatakan sering terlambat makan
- Klien mengatakan sering minum kopi 4 gls per hri
- Klien mengatakan ia cemas dengan penyakitnya lama sembuh.
DATA OBYEKTIF : (Termasuk Hasil Pemeriksaan Fisik, Monitoring, dan Pemeriksaan Penunjang)
-
- TTV: TD: 120/90mmhg,n:80×/mnt, s:36,5 derajat celsius,RR: 20x/mnt
- Pemfis abdomen:
Inspeksi: bentuk perut datar, warna kulit perut putih, tidak ada luka atau lesi, tidak ada penumpukan
pembulu darah vena
Auskultasi: prrilstastkk usus 12x/mnt
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan benjolan pada setiap kuadran,
Perkusi : tetdengar tympani
C. ANALISA DATA :
E. PATOFLOWDIAGRAM KASUS :
- Kafein
F. RENCANA KEPERAWATAN
DEPARTEMEN KMB
DIAGNOSA
N TG AKTUAL / RESIKO / TUJUAN DAN KRITERIA HASIL RENCANA KEPERAWATAN (NIC)
KEPERAWATAN
o L PK / WELLNESS (NOC) DAN RASIONAL
(NANDA)
1 22 Nyeri akut Dx.Aktual Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 .bina hubungan saling percaya klien dan
mei bethubungan dengan selama 1×24 jam di harapkan nyeri dapat perawat
202 agen cidera berkurang. R/ memudakan dalam pengambilan askeo
0 biologis(inflamasi Dengan kriteria: 2. Kaji karakteristik nyeri
mukosa lambung) -nyeri ringan skala nyeri 1 R/ mengaetahui,skala nyeri,dan area nyeti
-Ekpresi wajah klien rileks 3. Observasi TTV (td,n,s,RR)
- klien mampu melakukan manajemen nyeri R/ mengetahui keadaan umum klien
4. Ajarkan teknik relaksasi dan distrsksi
R/ mengurangi nyeri
5. Anjurkan klien utuk kurangi komsumsi
kafein seperti kopi
R/ Mengurangi terjadi iritasi pada lambung
6. Anjurkan klien untuk makan,makana lunak
seperti bubur, dan dikomsumsi sedikit tap
sering
R/ mengurangi peningkatan asam lambung
7. Anjurkan klien untuk kurangi
mengkomsumsi makanan betminyak,
instan,dan pedas
R/ mengurangi peningkatan asam lambung
8. Kolaborasi dengan tim medis untuk
pemberian obat lambung
2 22 Resiko terjadi nutrisi Dx.Resiko Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1.Jelaskan pada klien tentang gizi seimbang
mei kurang dari kebutuhan selama 1×24 jam di harapkan nutrisi kurang R/ meningkatkan pengetahuan klien
202 tubuh dibuktikan dari kebutuhan tubuh tetap dipertahankan 2. Anjurkan klien untuk rajin membersikan
0 dengan anoreksia Dengan kriteria mulut dan lidah.
- Napsu makan klien meningkat R/ meningkatkan napsu makan
- Klien mengerti tentang gizi 3. Anjurkan kkien untuk makan,makanan yang
seimbang megandung karbohidrat dan protein seperti
nasi,ikan,daging ,susu,telur,kacang2an,dan
sayuran
R/meningkatkan kebutuhan nutrisi tubuh
4.anjurkan klien untuk kurangi
makanan/minuman yang kaya akan gas
seperti kopi,minuman kemasan,dll
R/mengurangi peningkatan asam lambung
5.kolaborasi dengan tim gizi
R/ mengetahui takaran nutrisi keb.tubuh
klien
IMPLEMENTASI
Nama Klien :
Usia: Diagnosa Medis: