Anda di halaman 1dari 4

A.

Managemen Pendididikan
Manajemen pendidikan adalah suatu proses atau sistem pengelolaan. Manajemen pendidikan
sebagai suatu proses atau sistem organisasi dan peningkatan kemanusiaan dalam kaitannya
dengan suatu sistem pendidikan. Kegiatan pengelolaan pada suatu sistem pendidikan
bertujuan untuk keterlaksanaan proses belajar mengajar yang baik, yang mencakup:
a. Program kurikulum yang meliputi administrasi kurikulum, metode penyampaian, sistem
evaluasi, sistem bimbingan.
b. Program ketenagaan
c. Program pengadaan dan pemeliharaan fasilitas dan alat-alat pendidikan.
d. Program pembiayaan.
e. Program hubungan dengan masyarakat.
f. Pendekatan sistem dalam manajemen pendidikan sebagai akibat dari dianutnya
pendekatan dalam sistem pendidikan. Sistem pendidikan adalah suatu kesatuan dari
berbagai unsur yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan dan bergantung
didalam mengemban tugas untuk mencapai tujuan sistem tersebut. Unsur-unsur dari luar
yang memasuki sistem dan kemudian mengalami proses disebut keluaran atau output.

B. Jenis-Jenis Teori Manajemen Pendidikan


1. Teori Klasik
Dalam mendefinisikan manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi manajemennya,
perhatian dan kemampuan manajer sangat dibutuhkan pada penerapan fungsi-fungsi
tersebut. Dalam Fattah (2000:22) Teori klasik berasumsi bahwa para pekerja atau
manusia itu sifatnya rasional, berfikir logik, dan kerja merupakan suatu yang
diharapkan. Oleh karena itu teori klasik berangkat dari premis bahwa organisasi bekerja
dalam proses yang logis dan rasional dengan pendekatan ilmiah dan berlangsung
menurut struktur/anatomi organisasi. Awal terjadi adanya teori manajemen klasik ini
diawali dengan adanya revolusi industry. Pada pemikiran tersebut memberikan suatu
perhatian lebih dan menimbulkan suatu permasalahan. Teori manajemen klasik sudah
ada sejak tahun Salah satu teori klasik adalah Manajemen Ilmiah (Scientific
Management) dipelopori oleh Frederik W. Taylor (1856-1915). Pendekatan ilmiah ini
berpandangan bahwa yang menjadi sasaran manajemen adalah mendapatkan
kemakmuran maksimum bagi pengusaha dan karyawannya.
Prinsip Studi Waktu, dinyatakan bahwa semua usaha yang produktif harus diukur
dengan studi waktu secara teliti (Time and Motion Study). Ukuran standar harus
diberikan untuk semua pekerjaan. Studi waktu ini dipelopori oleh Gilbreth (1911).
Selain itu, prinsip Hasil-Upah, yaitu upah yang diberikan harus sesuai dengan hasil yang
besarnya ditentukan berdasarkan studi waktu.
2. Teori Neo-Klasik
Teori ini timbul sebagian karena pada para manajer terdapat berbagai kelemahan dengan
pendekatan klasik. Pada kenyataannya manajer ada kesulitan dan menjadi frustasi
karena orang tidak selalu mengikuti pola tingkah laku yang rasional. Di sini perlu upaya
untuk membantu para manajer dalam menghadapi manusia, agar organisasi lebih
efektif. Beberapa ahli berusaha memperkuat teori klasik dengan wawasan sosiologi dan
psikologi. Dengan adanya peralihan yang lebih berorientasi pada manusia dikenal
dengan pendekatan perilaku sebagai ciri utama teori Neo- Klasik.
Teori ini berasumsi bahwa manusia itu makhluk sosial dengan mengaktualisasikan
dirinya. Beberapa pelopor aliran neo-klasik ini antara lain: Elton Mayo dengan Studi
Hubungan antar-Manusia, atau tingkah laku manusia dalam situasi kerja terkenal
dengan Studi Hawthorne. Berdasarkan hasil studi ini ternyata kelompok kerja informal
lingkungan sosial pekerja mempunyai pengaruh yang besar terhadap produktivitas.
Pengikut aliran ini Chester I. Barnard (1976) yang menyatakan bahwa hakikat
organisasi adalah kerjasama, yaitu kesediaan orang saling berkomunikasi dan
berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama. Individu harus bekerja sesuai dengan
kehendak organisasi. Keseimbangan harus dijaga antara imbalan yang diberikan kepada
individu dan sumbangan individu terhadap tercapainya tujuan organisasi. Dengan begitu
Barnard berpendapat bahwa: Suatu manajemen dapat bekerja secara efisien dan tetap
hidup jika tujuan organisasi dan kebutuhan perorangan yang bekerja pada organisasi itu
dijaga seimbang. Pelopor lainnya adalah Douglas McGregor, ia menyatakan bahwa
manajemen akan mendapatkan manfaat besar bila ia menaruh perhatian pada kebutuhan
sosial dan aktualisasi diri karyawan. Gregor mengemukakan dua teori, yaitu Teori X
yang berasumsi bahwa manusia itu/karyawan tidak menyukai kerja, tidak ada ambisi,
tidak bertanggung jawab, menolak perubahan dan lebih baik dipimpin daripada
memimpin. Sedangkan teori Y mengandung isi bahwa manajer memandang bawahan
bersedia bekerja, bertanggung jawab, mampu mengendalikan diri, dan berpandangan
luas serta kreatif.

3. Teori Modern
Teori manajemen modern terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan
lingkungan Pendidikan, pendekatan modern berdasarkan hal-hal yang sifatnya
situasional. Artinya orang menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapi dan
mengambil keputusan sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan. Asumsi yang
dipakai ialah bahwa orang itu berlainan dan berubah baik kebutuhannya, reaksinya,
tindakannya yang semuanya bergantung pada lingkungan. Selanjutnya orang itu bekerja
di dalam suatu sistem untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Murdick dan Ross,
sistem organisasi itu terdiri dari individu, organisasi formal, organisasiinformal,gaya
kepemimpinan, dan perangkat fisik yang satu sama lain saling berhubungan.
Pendekatan sistem terhadap manajemen berusaha untuk memandang organisasi sebagai
sebuah sistem yang menyatu dengan maksud tertentu yang terdiri atas bagian-bagian
yang saling berhubungan. Pendekatan sistem tidak secara terpisah berhubungan dengan
berbagai bagian dari sebuah organisasi melainkan memberikan kepada manajer suatu
cara untuk memandang organisasi sebagai keseluruhan dan sebagai bagian dari yang
lebih besar (lingkungan).
William A. Shrode dan D. Voich mendefinisikan sistem sebagai berikut: A system is a
set of interrelated parts, working indepently and jointly, in pursuit of common
objectives of the whole within a compleks anvironnment. Berdasarkan pengertian yang
dikemukakan oleh Fitz Gerald dan Stalling, sistem yang diartikan sebagai berikut: A
system can be defined as a network of interrelated procedures that are in joint together
to perfroman activity or to accomplish a specific objectives. It is, in effect, all ingredient
which make up the whole. Dari pengertian tentang sistem, dapat diidentifikasi bahwa
sistem mempunyai makna: 1) terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan satu
dengan lainnya, 2) bagian-bagian yang saling berhubungan itu dapat berfungsi baik
secara independen maupun secara bersama-sama.
C. Tujuan Manajemen pendidikan
Tujuan Manajemen pendidikan erat sekali dengan tujuan pendidikan secara umum, karena
Manajemen pendidikan pada hakekatnya merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan
secara optimal. Apabila dikaitkan dengan pengertian manajemen pendidikan pada
hakekatnya merupakan alat mencapai tujuan. Adapun tujuan pendidikan nasional yaitu
untuk mengembangkannya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.20 Tujuan
pokok memperlajari Manajemen pendidikan adalah untuk memperoleh cara, tehnik, metode
yang sebaik-baiknya dilakukan, sehingga sumber-sumber yang sangat terbatas seperti
tenaga, dana, fasilitas, material maupun sepiritual guna mencapai tujuan pendidikan secara
efektif dan efisien.
Tujuan-tujuan ini ditentukan berdasarkan penataan dan pengkajian terhadap situasi dan
kondisi organisasi, seperti kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman. 21 Secara rinci
tujuan manajemen pendidikan antara lain:
a. Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan (PAIKEM)
b. Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
c. Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien
d. Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas administrasi
pendidikan
e. Teratasinya masalah mutu pendidikan.
Fungsi Manajemen Pendidikan Dalam proses manajemen terlibat fungsi fungsi pokok yang
ditampilkan oleh seorang manajer, yaitu:
a. perencanaan (planning),
Bagi setiap manajemen harus mempunyai planning atau perencanaan yang jelas, karena
dengan perencanaan merupakan proses awal dalam menentukan tujuan manajemen yang
akan dicapai. Dalam banyak hal perencanaan memegang peran strategis karena fungsi-
fungsi manajemen lainnya tidak dapat berjalan tanpa perencanaan.
b. Organizing (pengorganisasian). Pengorganisasian adalah keseluruhan proses
pengelompokan orang-orang, alat-alat, bahan-bahan, tugas, tanggung jawab, wewenang
dan fasilitas sehingga tercapai suatu organisasi yang dapat digerakan sebagai suatu
kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
c. Actuanting (kegiatan). Kegiatan adalah tindakan atau aktivitas seluruh komponen
manajemen, bekerja menurut tugas masing-masing, alat-alat dan fasilitas dipergunakan
menurut fungsi dan kegunakan masingmasing, dan biaya sesuai dengan alokasi biaya
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan manajemen.
d. Controlling (pengawasan ). Pengawasan atau pengendalian merupakan salah satu fungsi
manajemen yang menjamin bahwa kegiatan dapat memeberikan hasil seperti seperti
yang diinginkan. Pengawasan diperlukan agar semua kegiatan berjalan sesuai dengan
yang diharapkan.

prinsip manajemen pendidikan yang umumnya diterapkan:


1. Kepemimpinan yang Kuat: Kepemimpinan yang efektif sangat penting dalam
manajemen pendidikan. Kepala sekolah atau administrator lembaga pendidikan harus
memiliki visi yang jelas, mampu menginspirasi staf, dan mengambil keputusan yang
tepat.
2. Perencanaan Strategis: Perencanaan strategis adalah langkah awal yang penting
dalam manajemen pendidikan. Ini melibatkan penetapan tujuan jangka panjang,
pengembangan rencana tindakan, dan alokasi sumber daya yang efisien.
3. Pengelolaan Sumber Daya: Manajemen pendidikan memerlukan pengelolaan
sumber daya yang baik, termasuk dana, fasilitas, peralatan, dan personil.
Pengalokasian sumber daya yang bijaksana adalah kunci keberhasilan.
4. Kualitas Pengajaran dan Pembelajaran: Pendidikan yang berkualitas adalah
tujuan utama dalam manajemen pendidikan. Ini mencakup pemantauan dan evaluasi
pengajaran, pengembangan kurikulum, dan pendukungan terhadap pengembangan
staf pengajar.
5. Keterlibatan Orang Tua dan Masyarakat: Lembaga pendidikan yang sukses
sering kali melibatkan orang tua, wali murid, dan komunitas dalam proses
pendidikan. Ini menciptakan dukungan yang lebih besar untuk lembaga pendidikan
dan meningkatkan pelibatan siswa.
6. Evaluasi dan Pengukuran: Evaluasi terus-menerus tentang kinerja siswa,
pengajaran, dan administrasi diperlukan untuk memastikan peningkatan
berkelanjutan dalam manajemen pendidikan.
7. Adaptasi terhadap Perubahan: Perubahan dalam pendidikan, seperti
perkembangan teknologi, kebijakan pendidikan, dan dinamika sosial, memerlukan
kemampuan untuk beradaptasi dan berevolusi.

Anda mungkin juga menyukai