Anda di halaman 1dari 7

Modul 1: Manajemen Lembaga Pendidikan Islam

1. Konsep Dasar Manajemen

a. Pengertian Manajemen
Dalam konteks pendidikan, memang masih ditemukan kontroversi dan inkonsistensi
dalam penggunaan istilah manajemen. Di satu pihak ada yang tetap cenderung menggunakan
istilah manajemen, sehingga dikenal dengan istilah manajemen pendidikan. Di lain pihak,
tidak sedikit pula yang menggunakan istilah administrasi sehingga dikenal istilah adminitrasi
pendidikan. Dalam studi ini, penulis cenderung untuk mengidentikkan keduanya, sehingga
kedua istilah ini dapat digunakan dengan makna yang sama.

Selanjutnya, di bawah ini akan disampaikan beberapa pengertian umum tentang


manajemen yang disampaikan oleh beberapa ahli. Dari Kathryn . M. Bartol dan David C.
Martin yang dikutip oleh A.M. Kadarman SJ dan Jusuf Udaya memberikan rumusan bahwa:
“Manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan melakukan
kegiatan dari empat fungsi utama yaitu merencanakan (planning), mengorganisasi
(organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling), dengan demikian,
manajemen adalah sebuah kegiatan yang berkesinambungan”.

Sedangkan dari James A.F. Stoner sebagaimana dikutip oleh Asnawir mengemukakan
bahwa: “Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber
daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.

Meski ditemukan pengertian manajemen atau administrasi yang beragam, baik yang
bersifat umum maupun khusus tentang kependidikan, namun secara esensial dapat ditarik
benang merah tentang pengertian manajemen pendidikan, bahwa: (1) manajemen pendidikan
merupakan suatu kegiatan; (2) manajemen pendidikan memanfaatkan berbagai sumber daya;
dan (3) manajemen pendidikan berupaya untuk mencapai hasil yang maksimal.

b. Tujuan Manajemen
Adapun tujuan manajemen adalah agar segenap sumber, peralatan ataupun sarana yang
ada dalam suatu organisasi tersebut dapat digerakkan sedemikian rupa sehingga dapat
menghindarkan sampai tingkat seminimal mungkin segenap pemborosan waktu, tenaga,
materil dan uang guna mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

Tujuan di sini erat kaitannya pada usaha pemimpin untuk mengatur sumber daya alam
dan manusia yang ada di organisasi seefektif dan seefisien mungkin, dengan adanya
manajemen, diharapkan dapat mencapai tujuan organisasi secara maksimal dengan tenaga,
waktu dan seminimal mungkin.

1|MLPI – Supriyanto, M.Pd.


c. Fungsi Manajemen
Dikemukakan di atas bahwa manajemen pendidikan merupakan suatu kegiatan.
Kegiatan dimaksud tidak lain adalah tindakan-tindakan yang mengacu kepada fungsi-fungsi
manajamen.

Secara umum, ada 4 fungsi utama yang harus dilakukan oleh kepala sekolah selaku
pimpinan atau manajer organisasi, yaitu:

1) Perencanaan (Planning)

a) Pengertian Perencanaan
Dalam merancang suatu lembaga pendidikan yang nantinya akan berjalan secara teratur
dan sistematis, maka dibutuhkan perencanaan yang baik dan matang. Karena tanpa adanya
perencanaan yang baik dari seorang manajer, tidak mungkin sebuah lembaga dapat berjalan
secara dinamis. Untuk dapat memahami perencanaan, maka akan diuraikan pengertian
perencanaan dari beberapa ahli manajemen berikut ini:

1. Menurut George R. Terry perencanaan adalah pemilihan fakta-fakta dan usaha


menghubungkan antara satu fakta dengan fakta yang lain, kemudian membuat perkiraan
dan peramalan tentang keadaan dan perumusan tindakan untuk masa yang akan dating
yang sekiranya diperlukan untuk mencapai hasil yang dikehendaki.
2. Menurut W. H. Newman, perencanaan adalah sebagai pengambilan keputusan
pendahuluan mengenai apa yang harus dikerjakan dan merupakan langkah-langkah
sebelum kegiatan dilakukan.
3. Perencanaan merupakan proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang
tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang.
4. Perencanaan adalah aktivitas memikirkan dan memilih rangkaian tindakan-tindakan yang
tertuju pada tercapainya maksud-maksud dan tujuan pendidikan.

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perencanaan
adalah suatu proses kegiatan pemikiran sistematis mengenai apa yang harus dilakukan,
mengenai apa yang ingin dicapai, bagaimana langkah untuk mencapai tujuan tersebut serta
siapa yang mampu melaksanakannya.

b) Unsur-unsur dalam perencanaan


Ada beberapa unsur perencanaan yang harus diperhatikan oleh seorang kepala sekolah
untuk mendapatkan perencanaan yang efektif dan efisien, yaitu:

1. Rasional

Suatu perencanaan pendidikan yang dibuat oleh seorang kepala sekolah harus rasional
(masuk akal) serta konkret berdasarkan kenyataan yang ada. Dan tidak boleh berdasarkan

2|MLPI – Supriyanto, M.Pd.


khayalan atau angan-angan semata. Karena nantinya perencanaan yang ada dapat dijadikan
acuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang telah ada.

2. Estimasi

Untuk dapat membuat perencanaan yang baik, seorang kepala sekolah harus melakukan
analisa data dan fakta-fakta yang telah ada di lapangan sehingga nantinya dapat memberikan
perkiraan yang meyakinkan bagi proses pengembangan pendidikan sesuai dengan visi misi
yang telah ditentukan sebelumnya.

3. Preparasi

Preparasi sendiri adalah persiapan, pengertian persiapan di sini adalah bahwa


perencanaan yang ada memang telah disiapkan untuk dilaksanakan dalam rangka
mengembangkan lembaga pendidikan, tidak hanya sebagai simpanan atau koleksi saja.

4. Efisiensi dan efektivitas

Suatu perencanaan dapat dikatakan baik, jika perencanaan tersebut dapat dilakukan
secara efektif dan efisien. Efektif adalah tepat sesuai dengan sasaran, yang dalam hal ini
adalah masyarakat baik masyarakat sekolah sendiri ataupun masyarakat secara umum.
Sedangkan efisien sendiri adalah dapat memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh suatu
lembaga secara maksimal.

5. Operasional

Perencaraan merupakan suatu kegiatan yang akan dilaksanakan dan bukan yang telah
dilakukan. Dalam artian perencanaan di sini hanya membahas mengenai apa-apa yang akan
dilaksanakan pada masa yang akan datang.

2) Pengorganisasian (Organizing)

a) Pengertian pengorganisasian

Istilah Organizing berasal dari perkataan “organism” yang mempunyai arti menciptakan
suatu struktur dengan bagian-bagian yang terintegrasi sehingga mempunyai hubungan yang
saling mempengaruhi satu dengan lainnya.

Adapun beberapa definisi dari pengorganisasian yang diungkapkan oleh para ahli
manajemen, yang antara lain adalah:

(1) Pengorganisasian adalah aktivitas menyusun dan membentuk hubungan-hubungan kerja


antara orang-orang sehingga terwujud suatu kesatuan usaha dalam mencapai tujuan-
tujuan yang telah ditetapkan.

3|MLPI – Supriyanto, M.Pd.


(2) Menurut George R. Terry, pengorganisasian sebagai kegiatan mengalokasikan seluruh
pekerjaan yang harus dilaksanakan antara kelompok kerja dan menetapkan wewenang
tertentu serta tanggung jawab masing-masing yang bertanggung jawab untuk setiap
komponen dan menyediakan lingkungan kerja yang sesuai dan tepat.
(3) Menurut Siagian berpendapat bahwa pengorganisasian merupakan keseluruhan proses
pengelompokkan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang
sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu
kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.

Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengorganisasian adalah suatu
kegiatan untuk mengelompokkan orang-orang dengan tugas dan fungsinya masing-masing
yang kesemuanya saling berhubungan dan saling mempengaruhi.

b) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengorganisasian

Pengorganisasian sendiri merupakan suatu proses yang harus dilakukan terus menerus
secara berkesinambungan, untuk itu perlu diperhatikan beberapa faktor di bawah ini:

(1) Struktur organisasi harus merefleksikan tujuan-tujuan dan rancangan sebab aktivitas-
aktivitas organisasi justru bersumber dari kedua aspek tersebut
(2) Struktur juga hendaknya memberikan gambaran garis kekuasaan para manajer
organisasi. Hal ini bergantung pada tipe dan jenis organisasi
(3) Struktur organisasi harus merefleksikan lingkungannya baik yang menyangkut
ekonomi, teknologi, politik, sosial maupun etik sehingga tidak akan bertentangan
dengan kesemua faktor tersebut. Selain itu, struktur organisasi juga harus dapat
membantu kelompok/individu mencapai tujuan secara efisien di dalam situasi
mendatang yang berubah-ubah.
(4) Organisasi harus diisi dengan tenaga manusia. Tanpa adanya manusia yang dapat
melaksanakan segala fungsi keorganisasian mustahil organisasi tersebut dapat berjalan,
karena kunci pokok dari organisasi adalah sumber daya manusia yang handal dan
memiliki kemampuan sesuai dengan bidangnya.

3) Penggerakkan (Actuating)

a) Pengertian penggerakkan

Untuk lebih memahami pemahaman mengenai penggerakkan (actuating), berikut ini


akan dikemukakan pendapat beberapa ahli manajemen, yaitu:

1. George R. Terry berpendapat bahwa actuating adalah menempatkan semua anggota


daripada kelompok agar bekerja secara sadar untuk mencapai suatu tujuan yang
ditetapkan sesuai dengan perencanaan dan pola organisasi

4|MLPI – Supriyanto, M.Pd.


2. Menurut Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudirdjo, penggerakkan adalah pengaktifan
daripada orang-orang sesuai dengan rencana dan pola organisasi yang telah ditetapkan
3. Dr. H. Arifin Abdurrachman, penggerakkan adalah kegiatan manajemen untuk membuat
orang-orang lain suka dan dapat bekerja
4. Sedangkan Prof. Dr. Sondang P. Siagian mendefinisikan bahwa penggerakkan adalah
keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa
sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengen
efisien dan ekonomis.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa penggerakkan adalah suatu
usaha untuk memberikan dorongan kepada seseorang atau suatu kelompok agar mau
melakukan suatu kegiatan guna mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

b) Faktor-faktor yang mempengaruhi penggerakkan (Actuating)


1. Kepemimpinan

Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa kepemimpinan adalah usaha seorang
pemimpin untuk dapat mempengaruhi bawahannya agar mau, mampu dan rela mengerjakan
semua tugas yang diberikan untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam penggerakkan,
peranan kepemimpinan sangat besar, tanpa adanya kepemimpinan yang tepat dan baik,
penggerakkan tidak akan dapat berjalan dengan baik.

2. Sikap dan Moral

Sikap adalah suatu cara memandang hidup, suatu cara berpikir, berperasaan dan
bertindak. Sedangkan moral adalah kondisi moral atau mental yang memungkinkan
kegairahan. Moral dan sikap merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Tanpa adanya
sikap dan moral yang baik dari pemimpin, tentunya bawahan tidak akan mau untuk
melaksanakan segala kegiatan atau aktivitas yang ada guna mencapai tujuan organisasi.

3. Komunikasi

Tanpa adanya komunikasi, seluruh fungsi manajemen tidak akan dapat dijalankan.
Karena dengan komunikasilah pemimpin dapat menyampaikan informasi, keputusan atau
tindakan apa yang harus dilakukan oleh bawahannya. Selain itu, tanpa adanya komunikasi
maka tidak akan terjalin interaksi antara anggota organisasi yang satu dengan yang lain.
Oleh karena itu, peranan komunikasi sangatlah penting.

4. Perangsang

Perangsang di sini dapat dikatakan sesuatu yang membuat seseorang mau untuk
melakukan apa-apa yang diperintahkan oleh orang lain. Dalam organisasi, bentuk
rangsangan ini dapat berupa upah atau gaji, jaminan keselamatan atau bahkan perhatian
yang diberikan oleh pimpinan kepada bawahan juga dapat dikatakan sebagai perangsang.

5|MLPI – Supriyanto, M.Pd.


Dengan kata lain, yang dimaksud dengan perangsang di sini adalah motivasi yang diberikan
oleh pemimpin pada bawahannya.

5. Disiplin

Disiplin juga merupakan faktor penting dalam penggerakkan. Dengan memiliki rasa
disiplin, maka orang akan menghargai waktu dan tenaga yang dimilikinya. Disiplin ini dapat
ditumbuhkan dalam diri bawahan, jika pemimpin juga memiliki disiplin yang lebih tinggi.
Karena bagaimanapun, pemimpin adalah contoh bagi bawahannya.

4) Pengawasan (Controlling)

a) Pengertian pengawasan

Fungsi manajemen yang keempat adalah pengawasan (controlling), yang memiliki


pengertian sebagai berikut:

(1) Menurut George R. Terry, pengawasan adalah proses penentuan apa yang dicapai, yaitu
standar, apa yang sedang dihasilkan, yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan
bilamana perlu mengambil tindakan korektif sehingga pelaksanaan dapat berjalan
menurut rencana, yaitu sesuai dengan standar.
(2) Pengawasan adalah upaya untuk mengamati secara sistematis dan berkesinambungan,
merekam, memberi penjelasan, petunjuk, pembinaan dan meluruskan berbagai hal yang
kurang tepat, serta memperbaiki kesalahan.
(3) Menurut Prof. Dr. S. P. Siagian, pengawasan adalah proses pengamatan daripada
pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin supaya semua pekerjaan yang
sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan adalah
suatu kegiatan yang berfungsi menjamin adanya kesinambungan antara rencana dan
pelaksanaan yang ada di lapangan.

b) Tujuan pengawasan

Adapun tujuan diadakannya pengawasan adalah untuk menentukan apakah kegiatan-


kegiatan yang sedang dilaksanakan sesuai dengan rencana semula, dan untuk menjamin agar
segenap kegiatan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan.

6|MLPI – Supriyanto, M.Pd.


Tugas 1

Sebagai calon pakar Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, coba analisis penurunan
mutu dan pengelolaan lembaga pendidikan Islam di Indonesia? Sajikan jawaban anda dalam
tabel berikut:

No. Bentuk-bentuk penurunan mutu Penyebab Alternatif pemecahan

7|MLPI – Supriyanto, M.Pd.

Anda mungkin juga menyukai