Anda di halaman 1dari 10

SOCIAL STUDIES CLASS

BEM HIMA PIPS

Fungsi Organisasi dan Leadership (Kepemimpinan) dalam BEM HIMA PIPS

Renaldi
renaldirei98@upi.edu
PENDAHULUAN
Sebuah kesempatan yang menarik bisa menjadi bagian dalam kegatan SSC (Social Studies Class)
yang dilaksanakan oleh BEM HIMA PIPS 2021-2022. Saya mengasumsikan bahwa kegiatan SSC ini
merupakan langkah awal yang dilakukan oleh pengurus untuk bisa menghadapi, mempersiapkan, dan
menjalani berbagai tanggung jawab dan kegiatan berupa program kerja selama satu periode kepengurusan
kedepan, benar adanya ungkapan yang berbunyi:
“Sebuah perjalanan yang berjarak ribuan mil diawali dengan satu langkah sederhana.”
Lao Tzu – Tao Te Ching, Chapter 64
Kegiatan SSC ini pula barangkali tidak hanya dilaksanakan dalam cakupan umum untuk
keseluruhan pengurus akan tetapi akan dilaksanakan juga dalam ruang lingkup bidang-bidang dan badan
pengurus harian seperti Ketua dan Wakil Ketua Umum, Sekretaris Umum dan Sekretaris 1, hingga
Bendahara Umum dan Bendahara 1.
Panitia memberikan petunjuk berupa term of reference yang menyajikan beberapa hal termasuk
gambaran umum, target dan arahan materi sampai dengan tujuan dari materi yang mungkin akan menjadi
fokus yang akan sama-sama kita diskusikan.
Dalam gambaran umum disajikan apa dan bagaimana sebetulnya implementasi kepemimpinan di
dalam suatu organisasi. Lengkapnya sebagai berikut:
“Implementasi kepemimpinan sangat diperlukan oleh suatu organisasi. Implementasi
kepemimpinan adalah suatu ilmu yang mengkaji secara komprehensif bagaimana seseorang
melaksanakan kepemimpinan dengan mempergunakan seluruh sumberdaya yang dimiliki
serta dengan selalu mengedepankan konsep dan aturan yang berlaku dalam ilmu manajemen.
Dalam melaksanakan implementasi kepemimpinan ini, maka suatu organisasi harus memiliki
pemimpin dan mempunyai karakter kepemimpinan yang kuat serta dapat melaksanakan
prinsip-prinsip kepemimpinan dalam menjalankan tugasnya dalam organisasi. Dengan
implementasi kepemimpinan yang baik maka tujuan organisasi akan dapat tercapai dengan
lebih baik. Penting kiranya dalam organisasi untuk melaksanakan implementasi
kepemimpinan yang akan mendukung manajemen organisasi/himpunan dalam mencapai
tujuannya.”
Ada banyak konsep yang saya lihat dalam gambaran umum tersebut kemudian saya juga
melihat terdapat target dan arahan materi yang di inginkan oleh panitia yang terdiri dari
menjelaskan 4 fungsi organisasi (planning, organizing, directing, and controlling); Implementasi
Leadership (kepemimpinan) dalam HIMA PIPS; dan Relevansi antara 4 fungsi organisasi dengan
Leadership (kepemimpinan).
PEMBAHASAN
Dengan berbagai keterbatasan yang saya miliki dan mungkin kawan-kawan lihat, saksikan atau
bahkan dengar. Ijinkan saya membahas beberapa hal dalam kesempatan kali ini. Sebagai berikut:
A. ORGANISASI
1. Hakikat Organisasi
Kata organisasi berasal dari bahasa Yunani, yakni organon atau “alat”. Pemahaman dasar atas
konsep dasar dan teori organisasi penting dan sangat diperlukan bagi siapa saja yang memang sudah
memutuskan untuk masuk, aktif atau bahkan hidup disana. Meliputi pemahaman mengenai fungsi,
struktur dan rentang tugas dan tanggung jawab dari sebuah organisasi.
Terdapat puluhan atau bahkan mungkin lebih mengenai bagaimana sebetulnya definisi
organisasi. Sebagai contoh berikut beberapa definisi organisasi, sebagai berikut:
Mathis and Jackson
“Organisasi merupakan suatu kesatuan sosial dari sekelompok manusia yang saling
berinteraksi menurut suatu pola tertentu sehingga setiap anggota organisasi memiliki
fungsi dan tugasnya masing-masing, sebagai suatu kesatuan yang memiliki tujuan
tertentu dan mempunyai batas-batas yang jelas, sehingga bisa dipisahkan”
James D. Mooney
“Organisasi adalah setiap bentuk perserikatan manusia, untuk mencapai tujuan
bersama”
Chester I. Benhard
“Organisasi adalah suatu sistem kerja sama yang terkoordinasi secara sadar dan
dilakukan oleh dua orang atau lebih”
David Jaffe
“Organisasi adalah unit sosial atau entitas sosial yang didirikan oleh manusia untuk
jangka waktu yang relatif lama, berangggotakan sekelompok manusia minimal dua
orang, mempunyai kegiatan yang terkoordinir, teratur dan terstruktur, didirikan untuk
mencapai tujuan tertentu dan mempunyai identitas diri yang membedakan satu entitas
dengan entitas lainnya”
Dalam lingkup ilmu-ilmu sosial, organisasi dipelajari sebagai objek penelitian oleh
antara lain ilmu sosiologi, ekonomi, politik, psikologi, antropologi, sejarah, dan manajemen.
Secara konseptual terdapat dua pengertian yang berbeda untuk istilah organisasi
(organization) sebagai kata benda, yakni wadah sekelompok orang untuk mencapai tujuan
bersama dan pengorganisasian (organizing) sebagai kata kerja, yakni suatu proses dan
serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sistematis sebagai bagian dari upaya membangun
dan mengembangkan organisasi atau sebagai salah satu fondasi manajemen.
Terdapat banyak prinsip yang di dalam organisasi yang sudah di definisikan oleh para
ahli. Tapi saya mencoba memfokuskan pada judul buku yang dijadikan juga judul diskusi kali
ini yaitu dalam buku “The Evolution of Management Tought” karya Daniel A. Wren and
Arthur G. Bedeian disebutkan beberapa prinsi-prinsip organisasi dari Henry Payol seperti
Pembagian Kerja, Wewenang dan Tanggung Jawab, Disiplin, Kesatuan Perintah dan
Kesatuan Pengarahan, Keadilan, Inisiatif, hingga Semangat Kesatuan.
2. Fungsi Organisasi
Dalam buku “The Evolution of Management Tought” karya Daniel A. Wren and Arthur G.
Bedeian, Henry Fayol menjelaskan fungsi utama organisasi yaitu perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing), dan pengendalian (controlling):
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan suatu aktivitas menyusun, tujuan organisasi lalu dilanjutkan
dengan menyusun berbagai rencana-rencana guna mencapai tujuan organisasi yang sudah
ditentukan. Planning dilaksanakan dalam penentuan tujuan organisasi scara keseluruhan dan
merupakan langkah yang terbaik untuk mencapai tujuannya itu. Pihak manajer mengevaluasi
berbagai rencana alternatif sebelum pengambilan tindakan kemudian menelaah rencana yang
terpilih apakah sesuai dan bisa dipergunakan untuk mencapai tujuan. Perencanaan adalah proses
awal yang paling penting dari seluruh fungsi manajemen, karena fungsi yang lain tak akan bisa
bejalan tanpa planning. Beberapa aktivitas dalam perencanaan yaitu menetapkan arah tujuan
serta target, menyusun strategi untuk pencapaian tujuan dan target, menentukan sumber daya
yang dibutuhkan, menetapkan standar kesuksesan dalam pencapaian tujuan dan target.
Perencanaan dari aspek manajemen terbagi tiga jenjang yaitu “Top Level Planning”,
“Middle Level Planning”, dan “Low Level Planing”.
Top Level Planning (perencanaan jenjang atas) adalah perencanaan yang bersifat strategis
yang terkait dengan, misalnya, manual petunjuk umum, rumusan tujuan, pengambilan keputusan
serta manual pola penyelesaian dan sifatnya menyeluruh. Perencanaan tingkat ini fokusnya
adalah tujuan jangka panjang organisasi.
Middle Level Planning (perencanaan jenjang menengah) adalah perencanaan bersifat
administratif yang berfokus pada penanganan proses dan tata cara tujuan jangka panjang
organisasi dapat dicapai.
Low Level Planning (perencanaan jenjang bawah) adalah perencanaan yang lebih bersifat
operasional dan fokus pada hasil atau capaian tujuan jangka panjang organisasi.
Untuk bisa membuat perencanaan yang berhasil, karena ketika kita gagal merencanakan itu
berarti merencanakan kegagalan. Ada beberapa persyaratan dasar yang harus dipenuhi yakni
mempunyai tujuan yang jelas, sederhana dan tidak terlalu sulit dalam menjalankannya, memuat
analisa pada pekerjaan yang akan dilakukan, fleksibel dan dapat mengikuti perkembangan,
tangung jawab antar bagian berimbang, saranan dan prasarana yang tersedia dapat digunakan
secara efektif dan efisien.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah suatu aktivitas pengaturan dalam sumber daya manusia dan
sumber daya fisik yang lainnya yang dimiliki oleh perusahaan untuk melaksanakan rencana dan
tujuan yang sudah ditetapkan organisasi.
Perencanaan juga merupakan seluruh proses dalam mengelompokkan baik pengelompokan
karyawan, alat, tugas tanggung-jawab dan wewenang dalam satu kesatuan tujuan.
Pengorganisasian memudahkan pimpinan organisasi dalam fungsi dan melaksanakan
pengawasan serta penentuan karyawan yang diperlukan untuk menjalankan tugas yang sudah
dibagi bagi.
Pengorganisasian juga meliputi alokasi sumber daya, menyusun dan menetapkan tugas-
tugas serta menetapkan prosedur, menetapkan struktur organisasi, perekrutan, pelatihan dan
pengembangan personil.
Unsur dalam pengorganisasian adalah sekelompok orang yang diarahkan bekerja sama,
manual aktivitas-aktivitas yang sudah ditetapkan, panduan guna mecapai tujuan organisasi.
Manfaat pengorganisasian adalah antara lain memungkinkan pembagian atas tugas-tugas
yang sesuai dengan kondisi organisasi, menciptakan spesialisasi, personil mengetahui tugas yang
diembannya.
Adapun fungsi dari pengorganisasian antara lain adalah pendelegasian wewenang di dalam
manajemen atas (puncak) kepada manajemeen pelaksana, pembagian tugas yang jelas, dan
mengkoordinasikan semua aktivitas.
c. Pengarahan (Directing)
Pengarahan merupakan fungsi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja optimal
dan menciptakan suasana lingkungan kerja yang dinamis. Beberapa aktivitas dalam fungsi
pengarahan ini adalah mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan
memberikan motivasi, memberi tugas serta penjelasan secara rutin tentang pekerjaan, dan
enjelaskan semua kebijakan yang sudah ditetapkan organisasi.
Fungsi pengarahan ini apabila kita lihat menggunakan perspetif HIMA PIPS mungkin akan
lebih tepat dilakukan oleh jajaran ketua baik itu Ketua DPM, Ketua Umum BEM dan Ketua
Bidang. Tapi tidak menutup kemungkinan juga untuk dilakukan oleh selain itu, karena memang
sepeti yang kita ketahui bahwa di dalam HIMA PIPS itu pasti akan ada tanggung jawab
struktural dan juga kultural semua bagian kepengurusan.
d. Pengendalian (Controlling)
Pengendalian merupakan kegiatan menilai dan mengevaluasi kinerja berdasarkan standar
yang sudah dibuat organisasi dan melakukan perbaikan apabila dibutuhkan. Aktivitas dalam
pengendalian meliputi mengevaluasi keberhasilan dalam proses mencapai tujuan dan target
dengan indikator-indikator yang sudah ditetapkan, klarifikasi serta koreksi atas terjadinya
penyimpangan yang ditemukan kemudian memberi solusi atas masalah yang terjadi.
Selayaknya kritis yang tidak bisa dikatakan sebagai kritis apabila hanya memberikan kritik
ketika tidak disertai oleh solusi dari berbagai permasalahan dan persoalan yang muncul.

B. LEADERSHIP (KEPEMIMPINAN) DALAM HIMA PIPS


Dalam bagian ini kurang lebih ada beberapa hal yang akan dan perlu dibahas. Terdiri dari
bagaimana hakikat kepemimpinan dan prinsip-prinsip kepemimpinan serta sejauh mana pemahaman
kita terkait Himpunan Mahasiswa Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
1. Hakikat Kepemimpinan
Terdapat beberapa hal yang harus dibahas dalam bagian ini mulai dari apa itu pemimpin?;
Siapa itu pemimpin?; dan Apakah kepemimpinan itu?
Menurut Hersey dan Blanchard, “Pemimpin adalah seseorang yang dapat mempengaruhi
orang lain atau kelompok untuk melakukan unjuk kerja maksimum yang telah ditetapkan sesuai
dengan tujuan organisasi”
Terlampau panjang, jejak historis yang harus kita susuri untuk bisa menemukan dan mengerti
berbagai hal ini.
Sifat-sifat yang besar! Penelitian dari tahun 1900-1945.
Terdapat pendekatan yang dominan terhadap kepemimpinan yang disebut sebagai teori
“Orang Besar”/the Great Man theory dimana pendekatan ini mengasumsikan bahwa para pemimpin
dilahirkan seperti itu. Oleh karena itu, jika kita bisa mengidentifikasikan karakteristik-karakteristik
atau sifat-sifat personal yang membuat mereka layak dikatakan sebagai pemimpin, kita akan dapat
melihat dan memahami rahasia kepemimpinan. Pada tahun 1945 Ralph Stogdill dari Universitas
Negeri Ohio menemukan bahwa para pemimpin sesungguhnya secara umum sedikit lebih cerdas
dibandingkan rata-rata orang kebanyakan. Namun, perbedaannya tidak signifikan; perbedaan
tersebut tidak dapay dijadikan sebagai alat prediksi yang memadai untuk kepemimpinan. Para
pemimpin juga lebih ramah dan menarik dibandingkan dengan rata-rata individu lain. Tetapi,
perbedaan ini juga tidak signifikan dan bisa saja tidak memiliki nilai yang riil untuk
mengidentifikasi pemimpin dan memprediksi efektivitas kepemimpinan. Para pemimpin ternyata
juga lebih kreatif, asertif, dan bertanggung jawab dibandingkan dengan rata-rata individu lain;
bahkan mereka lebih tinggi dan lebih berat! Namun, lagi-lagi. Tidak satu pun dari perbedaan-
perbedaan ini terbutki berguna untuk mengidentifikasi pemimpin, karena tidak satu pun diantaranya
yang signifikan secara statistik.
Penelitian tentang kepemimpinan juga berjalan dari tahun 1945 hingga tahun 1965. Jika
bukan siapa mereka, logika Stogdill mengatakan, mungkin itu tentang apa yang mereka lakukan.
Stogdill dan kawan-kawannya dari Universitas Negeri Ohio bukan satu-satunya yang mencoba
tantangan untuk memahami perilaku-prilaku kepemimpinan. Dua kelompok peneliti lainnya cukup
aktif seperti di Universitas Michigan dan Universitas Harvard.
Para peneliti dari Institut Penelitian Sosial Universitas Michigan melakukan beberapa studi
tentang kepemimpinan yang difokuskan pada strategi-strategi perilaku yang dihungkan dengan
kinerja yang efektif kepada Penari-penari Gand atau para pekerja rel kerta yang bertugas
menempatkan dan meluruskan lintasan kereta. Menyimpulkan dua perilaku yang muncul yaitu
“terpusat pada pekerja” (employee-centered) pengawas yang mungkin mengamati satu kelompok
yang lamban membuat kemajuan dengan bertanya kepada para pekerja itu apa yang bisa
dilakukannya untuk membantu mereka. Kemudia ada perilaku “terpusat pada tugas” (task-centered)
pengawas yang mungkin ketika melihat dan mengamati masalah produktivitas akan bertindak
dengan cara yang berbeda seperti mengatakan kepada para pekerja bahwa mereka tidak cukup cepat
bekerja dan mendorong pekerja untuk bisa bekerja lebih cepat atau berdiri di depan pekerja sambil
memberikan arahan-arahan terperinci. Penelitian ini diterbitkan pertengahan 1950-an.
Kelompok dari Universitas Ohio yaitu Stogdill dan kawan-kawan mengamati kelompok
pekerja di International Harvester. Mereka menemukan beberapa petugas yang “terpusat pada
pekerja”, yang berfokus pada pemberian dukungan, semangat serta bantuan kepada para pekerja
pada saat mereka memerlukannya. Namun, para peneliti dari Universitas Michigan tellah lebih dulu
menggunakan istilah tersebut. Oleh sebab itu, kelompok dari Universitas Ohio , yang mengamati
perilaku-perilaku ini sebagai perhatian terhadap pekerja, menyebut keseluruhan kategori perilaku
ini sebagai “pertimbangan”. Mereka juga menemukan para pengawas yang menjadi penanggung
jawab kerja yang jelas, memberi perintah kerja dan mengamati dengan seksama para bawahannya.
Kemudian mereka menggunakan istilah “memprakarsai struktur” (initiating structure). Artinya,
dengan memberikan arahan-arahan kepada pekerja, para pengawas ini mengajukan suatu cara yang
lebih terstruktur untuk melakukan pekerjaan.
Kemudian kelompok dari Universitas harvard terdiri dari Bales dan kawan-kawanmelakukan
penelitian pada mahasiswa dengan membentuk kelompok-kelompok kecil secara acak yang terdiri
dari tiga sampai empat mahasiswa. Setiap kelompok diberi topik untuk di diskusikan. Misalnya,
“seperti apakah kira-kira pertumbuhan ekonomi pasca-perang?” Tidak ada satupun siswa dalam
kelompoknya, yang ditunjuk sebagai pemimpin diskusi. Kelompok-kelompok bertemu di dalam
satu ruangan kecil dengan cermin besar di dalamnya dan pengamat yang berada di ruangan
sebelahnya bisa melihat dan mendengar aktivitas mahasiswa tersebut. Dari pengamatan tersebut,
Bales menenumkan dimensi-dimensi kepemimpinan dan menggunakan istilah “kepemimpinan
sosio-emosional” dan “kepemimpinan yang berfokus pada tugas”.
Kemudian ada penelitian pada tahun 1969 sampai tahun 1978, yang memandang jika
kemepimpinan bukanlah tentang siapa orangnya, dan bukan pula hanya sekedar permasalahan yang
berhubungan dengan perilaku-perilaku yang tepat, barangkali rahasianya adalah mengerjakan hal
yang benar pada waktu yang tepat. Hal ini merupakan logika sederhana dari beberapa pendekatan
kepemimpinan sebelumnya kemudian disebut sebagai “situasional” atau “kontingensi”
Ada banyak pemimpin yang menerapkan kepemimpinan dengan karakteristiknya masing-
masing yang mungkin kita ketahui. Tokoh-tokoh seperti Mao Zedong, Che Guevara, Vladimir
Lenin, Fidel Castro, Adolf Hitler, Mohandas Karamchand Gandhi, termasuk Dr. (H.C.) Ir.
H. Soekarno, Jenderal Besar TNI (Purn.) H. M. Soeharto, Kim Jong-un dan lain sebagainya.
Masing-masing dari tokoh tersebut menerapkan pola kepemimpinannya masing-masing baik itu
terkesan otoriter atau egaliter. Akan tetapi, berkembang juga pendekatan-pendekatan kepemimpinan
seperti kepemimpinan visioner (visionary leadership).
Kepemimpinan visioner (visionary leadership) merupakan pendekatan yang diprakarsai oleh
Marshall Sashkin & Molly G. Sashkin untuk bisa memahami kepemimpinan. Pendekatan tersebut
dipandang sebagai pendekatan yang melihat gambaran besar (seeing the big picture) yang berarti
memiliki cakupan yang luas tentang memahami orang dan bagaimana mereka berprilaku dalam
organisasi. Lebih dari itu, istilah “visioner” menyiratkan suatu pandangan jangka panjang, suatu
perspektif strategis yang berkembang sepanjang waktu.
Dalam perkembangannya Marshall Sashkin & Molly G. Sashkin mangadopsi dan
menggunakan istilah baru yaitu Prinsip-prinsip Kepemimpinan (Leadership That Matters) karena
mereka menyadari bahwa konsep kepemimpinan tidaklah terbatas hanya kepada mereka yang
berada pasa posisi puncak organisasi seperti Chief Executive Office (CEO) atau Ketua Umum.
Kepemimpinan penting bagi semua orang dalam organisasi, dan bukan semata-mata karena mereka
dipengaruhi oleh pemimpinnya. Mereka percaya dan meyakini bahwa setiap orang mempunyai
potensi, setidaknya sampai batas tertentu, untuk memiliki suatu pengaruh sebagai seorang
pemimpin yang visioner dan mengerti kepemimpinan yang penting dan bermakna.
Banyak orang yang memandang dan menyiratkan bahwa kepemimpinan merupakan sifat
pribadi dan peran sentral seorang pemimpin adalah menelurkan suatu visi yang terperinci, idealisme
masa depan, kemudian “menjual” visi tersebut kepada para pengikutnya. Akan tetapi, sepertinya
menarik untuk melhat dan menyadari bahwa kepemimpinan tidak bergantung pada karakteristik-
karakteristik tertentu seorang pemimpin , hal tersebut juga melibatkan lebih dari sekedar
kepribadian pemimpinnya. Kita juga perlu meninjau kembali pendapat yang mengakatan bahwa
pemimpin muncul dengan visi yang ideal tentang masa depan seperti apa layaknya masa depan itu
yang padahal sebetulnya perlu kita maknai bahwa kepemimpinan visioner itu adalah perihal
menciptakan (creating) masa depan bukan memprediksinya.
Prinsip dari kepemimpinan ialah kepemimpinan tersebut harus bermakna. Hal tersebut
menjadi penting karena ia membuat suatu perbedaan yang muncul dalam kehidupan para anggota di
dalam suatu kelompok atau organisasi. Terdapat juga perbedaan dalam hal kinerja kelompok atau
organisasi dan perbedaan lainnya sebagai hasil dari kepemimpinan yang penting, berprinsip dan
bermakna.
Terdapat banyak aspek yang perlu diperhatikan mulai dari aspek kepribadian (cerdas, kreatif,
jujur, bersahabat, percaya diri, gigih, sabar dan kuat), perilaku (mendengarkan dengan baik,
melatih, bertindak secara konsisten, memberikan umpan balik, berbagi perasaan, mendukung,
memberi pujian kepada yang lain dan mendelegasikan) dan konteks situasional (melibatkan tim,
melihat gambaran besar, cerdik secara politik, mencari informasi, mempunyai visi, merebut
perhatian, berkomitmen pada tujuan dan memahami lingkungan). Itu adalah tiga komponen utama
yang secara historis digunakan untuk memahami Leadership (kepemimpinan). Kita harus bisa
memadukan ketiga aspek utama Leadership (kepemimpinan) itu.
2. Himpunan Mahasiswa Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Apa dan bagaimana kita semua memaknai dan memahami HIMA PIPS?
Barangkali hal tersebut sebetulnya tidak perlu dipertanyakan dan diragukan lagi. Dimana kita
semua pernah atau sedang menjadi bagian dari Pengurus HIMA PIPS yang menjalankan usaha-
usaha dan tanggung jawab yang sesuai dan tidak bertentangan dengan AD-ART dan GBHO HIMA
PIPS.
Terdapat beberapa peraturan yang menjadi landasan terkait organisasi kemahasiswaan seperti
Undang-undang Perguruan Tinggi No. 12 tahun 2012, STATUTA UPI, Peraturan MWA UPI,
Peraturan Rektor UPI No. 3049 Tentang Organisasi Kemahasiswaan sampai dengan AD-ART dan
GBHO HIMA PIPS UPI.
Dalam Anggaran Dasar HIMA PIPS UPI dijelaskan bahwa HIMA PIPS merupakan
organisasi intra kampus tingkat prodi kemudian BEM HIMA PIPS merupakan Badan Eksekutif
Mahasiswa dalam HIMA PIPS dan bertanggung jawab pada Sidang Umum HIMA PIPS. Bertempat
di Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia dan didirikan di Bandung pada tanggal 27
Agustur 2009.
HIMA PIPS pun mempunyai tujuan Mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, dengan memberi dorongan bagi mahasiswa untuk menjadi mahasiswa yang
cakap, bertanggung jawab serta menjadi unsur penggerak dan pengabdi dalam kehidupan bangsa
serta menjadi warga negara yang baik yang diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Esa; Membina dan
memelihara hubungan baik antara pendidik dan mahasiswa sesuai dengan landasan HIMA PIPS;
Memelihara dan mempererat rasa kekeluargaan, serta memperjuangkan hak dan kewajiban
mahasiswa sejalan dengan perannya diluar dan didalam UPI; Memberi jalan dan menyalurkan
pemikiran, tenaga, dan cipta karya mahasi95
.swa dalam rangka pengabdian kepada masyarakat dan pembangunan Bangsa Indonesia; dan
Membentuk mahasiswa PIPS yang cerdas dalam berpikir, ikhlas dalam bekerja, totalitas dalam
pergerakan, dan independen dalam pengambilan keputusan.
Tak sedikit juga bahkan mungkin termasuk saya yang memaknai dan menyampaikan bahwa
HIMA PIPS ini adalah rumah. Rumah yang sudah selayaknya kita rawat untuk setiap kekurangan
ataupun kerusakan yang menimpanya. Rumah yang akan bisa menjadi tempat kita pulang meskipun
telah beraktivitas dan menemukan kenyamanan di tempat lain.
HIMA PIPS terdiri dari banyak bagian yang pada hakikatnya saling melengkapi antara satu
bagian dengan bagian lainnya. Setiap orang harus bisa memahami tujuan yang memang hendak
dicapai untuk bisa memenuhi
C. RELEVANSI ORGANISASI DENGAN LEADERSHIP (KEPEMIMPINAN)
Bagaimana relevansi atau kaitan antara antara fungsi organisasi dengan Leadership
(Kepemimpinan) akan membahas juga bagaimana impelentasi Leadership (Kepemimpinan) di dalam
tubuh BEM HIMA PIPS, saran yang mungkin bisa saya berikan adalah kita harus menerapkan
kepemimpinan yang bermakna. Dimana kepemimpinan ini penting bagi semua orang dalam organisasi,
dan bukan semata-mata karena mereka dipengaruhi oleh pemimpinnya. Setiap orang mempunyai
potensi, setidaknya sampai batas tertentu dan bisa memiliki pengaruh sebagai seorang pemimpin yang
visioner dan mengerti bagaimana kepemimpinan berjalan.

Anda mungkin juga menyukai