Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berbagai kebutuhan hidup yang tidak terbatas dan kemampuan yang terbataslah yang
mendorong manusia untuk berhubungan dengan manusia lainnya.Hal ini diperkuat dengan
pendapat, bahwa manusia merupakan makhluk sosial.Sejalan dengan tingkat kematangan
(keinginan dan kemampuannya), hubungan tersebut terus bergerak dinamis dimulai dari
tingkat yang sederhana, hingga tingkat hubungan yang modern.Sebuah organisasi adalah pola
hubungan banyak yang saling terjalin secara simultan yang menjadi jalan bagi orang, dengan
pengarahan dari manajer, untuk mencapai sasaran bersama.
Perorganisasian merupakan fungsi kedua dalam manajemen.Organisasi identik dengan
sekelompok individu yang terstuktur dan sistematis yang berada dalam sebuah
sistem.Perorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi
sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya.Dengan hasil
perorganisasian adalah stuktur organisasi.
Perorganisasian merupakan fungsi manajemen yang mempunyai peranan penting seperti
halnya fungsi perncanaan.Melalui fungsi pengorganisasian, seluruh sumber daya yang
dimiliki oleh organisasi (manusia dan bukan manusia) akan diatur penggunanya secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Organisasi sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga organisasi merupakan
suatu hal yang penting yang harus dipelajari dengan baik. Contohnya jika kita bekerja pada
sebuah perusahaan,kita akan melakukan suatu organisasi.Oleh sebab itu, kita harus
mengetahui apa yang dimaksud dari pegorganisasian serta hal-hal yang berkaitan dengan
organisasi.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari beberapa uraian yang dikemukakan pada latar belakang maka dapat didentifikasikan
masalah-masalah sebagai berikut:
1. Perorganisasian merupakan fungsi kedua dalam manajemen yang juga mempunyai
peranan penting seperti halnya fungsi perencanaan
2. Melalui fungsi perorganisasian, seluruh sumber daya diatur penggunanya secara efektif
dan efisien.
1.3 Batasan Masalah
Penulis hanya membatasi pembahasan pada bagian-bagian atau sub bab yang terdapat
dalam perorganisasian, seperti defenisi perorganisasian, asas-asas, langkah atau proses

1
perorganisasian, rentang kendali, pendepartemenan, macam-macam organisasi, teoroi-teori
organisasi, reorganasasi, dan restrukturisasi organisasi.
1.4 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dari pengorganisasian?
2. Apa saja asas-asas pengorganisasian?
3. Bagaimana proses atau Langkah-langkah pengorganisasian?
4. Apa itu rentang kendali?
5. Apa yang dimaksud dengan pendepartemenan?
6. Apa saja macam-macam organisasi?
7. Apa saja teori organisasi?
8. Apa yang dimaksud reorganisasi?
9. Apa yang dimaksud dengan restukturisasi organisasi?
1.5 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dari pengorganisasian.
2. Untuk mengetahui apa saja asas-asas organisasi.
3. Untuk mengetahui proses atau langkah-langkah pengorganisasian.
4. Untuk mengatahui apa itu rentang kendali.
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pendepatemenan.
6. Untuk mengetahui apa saja macam-macam organisasi.
7. Untuk mengetahui apa saja teori organisasi.
8. Untuk mengetahui apa yang dimaksud reorganisasi.
9. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan restukturisasi organisasi.
1.6 Manfaat
Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui tentang pengorganisasi, dapat
menimbulkan semangat kepada mahasiswa dalam berorganisasi, serta dapat menambah
wawasan mahasiswa mengenai pengorganisasian.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PENGORGANISASIAN DAN ORGANISASI


Pengorganisasian adalah fungsi manajemen dan merupakan suatu proses yang dinamis,
sedangkan organisasi merupakan alat atau wabah yang statis. Pengorganisasian dapat
diartikan penentuan pekerjaan-pekeijaan yang harus dilakukan, pengelompokkan tugas-tugas
dan membagi-bagikan pekerjaan yang harus dilakukan, pengelompokan tugas-tugas dan
membagi-bagikan pekerjaan kepada setiap karyawan, penetapan departemen-departemen
(subsistem) serta penentuan hubungan-hubungan. Hasil dari pengorganisasian adalah
organisasi. Pengorganisasian diproses oleh organisator (manajer), hasilnya organisasi yang
sifatnya statis. Jika pengorganisasian baik maka organisasi pun akan baik dan tujuan pun
relative mudah dicapai.
Dari pengertian di atas manajemen terlihat bahwa pengorganisasian merupakan fungsi
kedua setelah perencanaan, dimana pengorganisasian ini merupakan penentuan pekerjaan,
pengelompokan tugas dan penentuan hubungan dalam rangka mencapai tujuan. Menurut para
ahli pengorganisasian mengandung beberapa pengertian di antaranya adalah:
a. Drs. Melayu S.P. Hasibuan Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan,
pengelompokan, dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk
mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-
alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif yang didelegasikan
kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.
b. George R. Terry Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubunganhubungan
kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara
efisien dan dengan demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam hal melaksanakan
tugas-tugas tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu.
c. Ahmad Ibrahim Abu Sinn Pengorganisasian menurut Ahmad Ibrahim Abu Sinn yang
dikutip oleh Rozalinda di dalam buku manajemen perspektif syariah yaitu sebagai proses
penetapan struktur peran melalui penentuan aktivitas-aktivitas, penugasan kelompok-
kelompok kepada manajer, pendelegasian wewenang dan informasi, baik horizontal
maupun vertikal dalam struktur organisasi.
d. Maidawati Pengorganisasian adalah pembagian kerja yang direncanakan untuk
diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan antar perkerjaan yang
efektif di antara mereka, dan pemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang wajar
sehingga mereka berkerja secara efisien. Dan juga sebagai suatu pekerjaan membagi
tugas, mendelegasikan otoritas, dan menetapkan aktivitas yang hendak dilakukan oleh
manajer pada seluruh hirarki organisasi.

3
e. Sondang P. Siagian Pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokan orang-
orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab, dan wewenang sedemikian rupa sehingga
tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan
bulat dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Berdasarkan beberapa defenisi di atas pada prinsipnya mempunyai kesamaan, maka
dengan demikian dapat disimpulkan pengorganisasian adalah tindakan atau aktivitas yang
dilakukan untuk mengelompokkan orang-orang, penetapan tugas-tugas, fungsi-fungsi,
wewenang dan tanggung jawab se rta mengatur hubungan yang efektif antara orang-orang
secara formal agar dapat bekerja sama secara efektif dalam satu kesatuan, sesuai dengan
rencana yang telah dirumuskan menuju tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Hasil
pengorganisasian merupakan organisasi. Organisasi merupakan alat yang digunakan untuk
mencapai suatu tujuan tertentu, artinya, fungsi pengorganisasian yang menghasilkan
organisasi bukanlah dan tidak boleh dijadikan sebagai tujuan. Dalam kaitan ini penting pula
untuk menekankan bahwa ampuh tidaknya organisasi sebagai alat pencapaian tujuan pada
analisis terakhir tergantung pada manusia yang menggerakkannya. Dengan konsep demikian,
Organisasi didefinisikan sebagai usaha bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang
bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dan terikat secara formal yang tercermin pada
hubungan sekelompok orang yang disebut pemimpin, atasan dan sekelompok orang yang
disebut bawahan. Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen kedua setelah rencana-
rencana disusun, maka tugas manajer yang bersangkutan adalah mengorganisasi sumber-
sumber daya manusia dan sumbersumber visikal dan memanfaatkannya dengan tepat.

2.2 ASAS-ASAS ORGANISASI


Untuk terwujudnya suatu organisasi yang baik, efektif, efisien serta sesuai dengan
kebutuhan, secara selektif harus didasarkan pada asas-asas (prinsipprinsip) organisasi sebagai
berikut:
Manulang mengemukakan bahwa prinsip pengorganisasian adalah sebagai berikut:
a. Adanya tujuan yang jelas Tujuan pengorganisasian harus ditetapkan sebelum
merumuskan perencanaan kegiatan karena rencana-rencana harus merujuk dan mengarah
kepada upaya tercapainya tujuan organisasi.
b. Pembagian kerja Dalam sebuah organisasi pembagian kerja adalah keharusan sebab tanpa
adanya pembagian kerja kemungkinan terjadinya tumpang tindih tugas yang menjadi
amat besar. Pembagian kerja akan menghasilkan departemen-departemen dan job
description dari masing-masing unsur sampai unit-unit terkecil dalam organisasi
c. Delegasi kekuasaan Kekuasaan atau wewenang merupakan hak seseorang untuk
mengambil tindakan yang perlu agar tugas dan fungsi-fungsi yang dijalankan dengan
sebaik-baikya. Kekuasaan atau wewenang terdiri dari berbagai aspek diantaranya :
wewenang dalam mengambil keputusan, sumber daya, wewenang perintah, wewenang
memakai batas waktu tertentu.

4
d. Rentangan kekuasaan Rentang kekuasaan yang dimaksud adalah berapa jumlah orang
yang tepat menjadi bawahan seorang pemimpin, sehingga pemimpin itu dapat memimpin,
membimbing serta mengawasi secara baik sehingga bisa berhasil dan berdaya guna.
e. Tingkat-tingkat Pengawasan Di dalam suatu organisasi harus diusahakan agar organisasi
sesederhana mungkin, selain memudahkan komunikasi agar ada motivasi bagi setiap
orang di dalam organisasi untuk mencapai tingkattingkat di dalam struktur organisasi.
f. Kesatuan perintah dan tanggung jawab Berdasarkan prinsip ini seorang bawahan hanya
mempunyai seorang atasan dari siapa ia menerima perintah dan kepada siapa ia memberi
pertanggung jawaban akan pelaksanaan tugasnya.
g. Koordinasi Koordinasi adalah usaha mengarahkan kegiatan seluruh unit organisaisi agar
tertuju untuk memberikan sumbangan semaksimal mungkin guna mencapai tujuan
organisasi sebagai keseluruhan. Dengan adanya koordinasi akan menjadikan keselarasan
aktivitas diantara unit-unit organisasi dalam mencapai tujuan organisasi.
Menurut Prajudi Atmosudirdjo dalam Anton Athoillah prinsipprinsip pengorganisasian
yaitu:
1) Kesatuan komando Penyusunan setiap organisasi harus mengikuti garis tata hubungan
atasan, yaitu mulai bawah ke atas sampai berakhir pada satu titik, yaitu puncak dari
organisasi. Semua arus komando (perintah), laporan, arus informasi, , arus kerja, dan
sebagiannya harus melalui jalur hierarki yang jelas.
2) Pembagian kerja Prinsip pembagian kerja dapat dibagi menjadi empat:
a.Menurut wilayah/ daerah
b. Menurut produk/ barang yang dihasilkan
c.Menurut jumlah orang bawahan
d. Menurut fungsi
3) Keseimbangan antara tugas, tanggung jawab, dan kekuasaan, yaitu pembagian tugas dan
tanggung jawab setiap anggota organisasi yang propesional dengan jabatan yang diemban
serta gaji yang diterima.
4) Prinsip komunikasi Adanya pertukaran informasi diantara anggota organisasi, sehingga
pelaksanaan kegiatan dapat dipantau secara bersamasama.
5) Kontinuitas /kesinambungan Setiap kegiatan harus dilaksanakan sesuai dengan
perencanaan dan jadwal yang ditetapkan.
6) Prinsip koordinasi Dengan prinsip pembagian kerja dan kesinambungan kerja, prinsip
koordinasi dalam berorganisasi sangat penting untuk dilaksanakan agar tidak terjadi
mismanagement dan kesinambungan komunikasi antara anggota organisasi.
7) Saling asuh Prinsip saling asuh merupakan pelaksanaan pembinaan dari atasan kepada
bawahan.Terjadi pengayoman yang berjalan secara kekeluargaan sehingga tidak terjadi
konflik organisasi yang berakibat hancurnya hubungan anggota organisasi.
8) Pelimpahan kekuasaan/delegasi Pelimpahan wewenang ini sangat perlu dalam organisasi
karena atasan tidak selalu bisa melaksanakan kegiatanya adakalanya berhalangan.

5
9) Pengamatan, pengawasan, pengecekan Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kinerja
anggota organisasi, supaya setiap ada masalah akan mudah diantisipasi dan dicarikan
jalan keluarnya sesegera mungkin.
10) Asas tahu diri Asas ini mengajarkan agar semua anggota organisasi menyadari
kedudukannnya dalam organisasi, sehingga tidak melakukan pekerjaan yang bukan
merupakan tugas dan tanggung jawabnya.
11) Kehayatan Kehayatan yaitu anggota organisasi harus bekerja berdasarkan komitmen yang
kuat kepada organisasi, loyalitas yang maksimal, dan sikap yang penuh pengabdian,
dalam arti ketaatan terhadap peraturan.
Sementara itu Malayu S.P. Hasibuan berpendapat bahwa prinsip-prinsip
pengorganisasian yaitu:
1) Principle of organizational (asas tujuan organisasi) Menurut asas ini, tujuan organisasi
harus jelas dan rasional, apa bertujuan untuk mendapatkan laba, atau untuk memberikan
pelayanan. Prinsip ini merupakan bagian paling penting dalam menentukan struktur
organisasi.
2) Principle of unity of objective (asas kesatuan arah) Didalam suatu organisasi
(perusahaan) harus ada kesatuan tujuan yang ingin dicapai.
3) Principle of unity of Command (asas kesatuan perintah) Menurut asas ini, hendaknya
setiap baawahan menerima perintah ataupun memberikan pertanggung jawaban hanya
kepada satu orang atasan, tetapi seorang atasan dapat memerintah beberapa orang
bawahan.
4) Principle of the span of management (asas rentang kendali) Menurut asas ini, seorang
manajer hanya dapat memimpin secara efektif sejumlah bawahan tertentu, misalnya 3
sampai 9 orang. Jumlah bawahan ini tergantung kecakapan dan kemampuan manajer
bersangkutan.
5) Principle of delegation of authority (asas pendelegasian wewenang) Menurut asas ini,
hendaknya pendelegasian wewenang dari seseorang atau sekelompok orang kepada orang
lain jelas dan efektif, sehingga ia mengetahui wewenangnya.
6) Principle of parity of authority and responsibility (asas keseimbangan wewenang dan
tanggung jawab) Menurut asas ini, hendaknya wewenang dan tanggung jawab harus
seimbang.
7) Principle of responsibility (asa tanggung jawab) Menurut asas ini, hendaknya
pertanggung jawaban dari bawahan terhadap atasan harus sesuai dengan garis wewenang
dan pelimpahan wewenang. Seseorang hanya bertanggung jawab kepada orang yang
melimpahkan wewenang tersebut.
8) Principle of departementation (principle of devision of work= asas pembagian kerja)
Menurut asas ini, pengelompokan tugas-tugas, pekerjaanpekerjaan, atau kegiatan-
kegiatan yang sama ke dalam satu unit kerja (departemen) hendaknya didasarkan atas
eratnya hubungan pekerjaan tersebut.

6
9) Principle of personnel placement (asas penempatan personalia) Menurut asas ini,
hendaknya penempatan orang-orang pada setiap jabatan harus didasarkan atas kecakapan,
keahlian, dan keterampilannya.
10) Principle of scalar chain (asas jenjang berangkai) Menurut asas ini, hendaknya saluran
pemerintah atau wewenang dari atas kebawah harus merupakan mata rantai vertikal yang
jelas dan tidak terputus-putus serta menempuh jarak terpendek. Sebaliknya pertanggung
jawaban dari bawahan ke atasan juga melalui mata rantai vertikal, jelas dan menempuh
jarak terpendeknya.
11) Principle of officiency (asas efesiensi) Menurut asas ini, suatu organisasi dalam mencapai
tujuannya harus dapat mencapai hasil yang optimal dengan pengorbanan yang minimal.
12) Principle of continuity (asas kesinambungan) Organisasi harus mengusahakan cara-cara
untuk menjamin kelangsungan hidupnya.
13) Principle of coordination (asas koordinasi) Asas ini merupakan tindak lanjut dari asas-
asas organisasi lainnya. Koordinasi dimaksudkan untuk mensinkronkan dan
mengintegrasikan segala tindakan, supaya terarah kepada sasaran yang ingin dicapai.
Menurut Fayol dalam Maidawati prinsip-prinsip pengorganisasian yaitu:
1. Pembagian kerja
2. Otoritas dan tanggung jawab
3. Disiplin
4. Kesatuan komando
5. Kesatuan pengarahan
6. Menomorduakan kepentingan perorangan terhadap kepentingan umum
7. Gaji
8. Sentralisasi
9. Rantai scalar
10. Tata tertib
11. Keadilan
12. Stabilitas masa jabatan
13. Inisiatif semangat korp
Sedangkan menurut Sondang P. Siagian prinsip-prinsip pengorgansasian yaitu:
1) Kejelasan tujuan yang ingin dicapai Kejelasan tujuan bukanlah merupakan jaminan
bahwa perjalanan organisasi akan mulus. Akan tetapi, tanpa tujuan yang jelas pasti
organisasi akan menghadapi berbagai masalah.
2) Pemahaman tujuan oleh para anggota organisasi Alasan utama seseorang memasuki
berbagai jenis organisasi yaitu pemuasan kepentingan dan kebutuhan yang biasanya
bersifat individualis, bahkan juga mungkin egois.
3) Penerimaan tujuan oleh para anggota organisasi Tujuan berakibatkan pada tersalurkannya
kebutuhan seseorang dalam hal pemilihan kekuasaan dan pengaruh terhadap orang lain.

7
4) Kesatuan arah Apa pun yang terjadi dalam organisasi dan kegiatan apa pun yang
dilakukan, semuanya ditujuakan pada hanya satu arah, yaitu tercapainya tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya.
5) Kesatuan perintah Seorang manajer memberikan perintah kepada orang yang setingkat
lebih rendah dari padanya yang meneruskannya ke tingkat yang lebih bawah lagi apabila
hal itu diperlukan.
6) Fungsionalisasi Dalam setiap organisasi terdapat satuan kerja tertentu yang secara
fungsional bertanggung jawab atas penyelesaian tugas-tugas tertentu pula.
7) Deliniasi berbagai tugas Adanya perumusan yang jelas dari uraian tugas.
8) Keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab
9) Pembagian tugas
10) Kesederhanaan struktur Penstrukturan berbagai kegiatan organisasional harus disesuaikan
dengan tugas yang diemban.
11) Pola dasar organisasi yang relatif permanen
12) Adanya pola pendelegasian wewenang Pola pendelegasian apapun yang digunakan dalam
suatu organisasi, pada analisis terakhir manajer yang mendelegasikan wewenang itu
pulalah yang bertanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalan dalam pelaksanaan
pekerjaan yang didelegasikannya.
13) Rentang pengawasan
14) Jaminan pekerjaan, Selama seseorang melakukan tugasnya sesuai dengan berbagai
ketentuan yang berlaku dalam organisasi, ada jaminan bahwa seseorang tidak akan
kehilangan pekerjaan yang menjadi sumber mata pencaharian baginya yang pada
gilirannya memungkinkannya memuaskan berbagai kebutuhannya
15) Keseimbangan antara jasa dan imbalan.

2.3 LANGKAH-LANGKAH PERORGANISASIAN


Agar fungsi pengorganisasian dapat berjalan lancar dan sesuai dengan yang diinginkan,
terdapat beberapa langkah yang harus dilaksanakan. Beberapa pendapat para ahli mengenai
langkah-langkah pengorganisasian, diantaranya:
Menurut Hasibuan langkah-langkah pengorganisasian adalah:
a. Manajemen harus mengetahui, tujuan organisasi yang ingin dicapai apakah profit,
motive atau service motive.
b. Penentuan kegiatan-kegiatan, artinya manajer harus mengetahui, merumuskan dan
menspesifikasikan kegiatan-kegiatan yang di perlukan untuk mencapai tujuan organisasi
dan menyusun daftar kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
organisasi dan menyusun daftar kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.
c. Pengelompokan kegiatan-kegiatan, artinya manajer harus mengelompokan kegiatan-
kegiatan ke dalam beberapa kelompok atas dasar tujuan yang sama. Kegiatan-kegiatan
yang bersamaan dan berkaitan erat disatukan ke dalam satu departemen atau satu bagian.

8
d. Pendelegasian wewenang, artinya manajer harus menetapkan besarnya wewenang yang
akan didelegasikan kepada setiap departemen.
e. Rentang kendali, artinya manajer harus menetapkan jumlah karyawan pada setiap
departemen atau bagian.
f. Peranan perorangan, artinya manajer harus menetapkan dengan jelas tugas-tugas setiap
individu karyawan, supaya tumpang tindih tugas dihindarkan.
g. Tipe organisasi, artinya manajer harus menetapkan tipe organisasi apa yang akan
dipakai, apakah line organization, line and staff organization ataukah function
organization.
h. Struktur (organization chart/ bagan organisasi), artinya manajer harus menetapkan
struktur organisasi yang bagaimana akan dipergunakan, apa struktur organisasi segitiga
vertikal, segitiga horizontal berbentuk lingkaran, berbentuk setengah lingkaran,
berbentuk kerucut vertikal/ horizontal ataukah berbentuk oval.
Sedangkan menurut Handoko langkah-langkah pengorganisasian adalah:
a. Perincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan
organisasi.
b. Membagi beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logic dapat
dilaksanakan untuk satu orang. Pembagian pekerjaan tidak terlalu berat sehingga tidak
dapat diselesaikan atau terlalu ringan sehingga biaya dan waktu yang digunakan tidak
efisien.
c. Pengadaan atau pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan
anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis. Mekanisme
pengkoordinasian ini akan membantu para anggota organisasi menjaga perhatiannya
pada tujuan organisasi dan mengurangi ketidak efesienan dan konflik-konflik yang
merusak.

2.3 RENTANG KENDALI


Rentang kendali adalah batasan jumlah bawahan langsung yang dapat dipimpin dan
dikendalikan secara efektif oleh seorang manager. Rentang kendali menggambarkan jumlah
orang yang harus melapor kepada sorang manajer. Dengan semakin meningkatnya
rentang kendali akan berakibat pada menurunnya jumlah lapisan hirarki pada suatu
organisasi. Akibat lain adalah semakin berkurangnya kerumitan organisasi serta
berkurangnya biaya manajerial yang disebabkan struktur organisasi serta berkurangnya
biaya manajerial yang disebabkan struktur organisasi yang semakin sederhana serta semakin
sedikitnya manajer yang harus diperkerjakan
Rentang kendali (span of control) sangat perlu dalam pengorganisasian, karna
berhubungan dengan pembagian kerja, koordinasi, dan kepemimpinan seorang pemimpin
(manajer). Rentang kendali diperlukan dalam suatu organisasi karna adanya “limits factor
(keterbatasan)” manusia, yaitu keterbatasan waktu artinya bahwa pada saat yang

9
bersamaan seorang pemimpin melakukan pekerjaan yang beraneka macam, keterbatasan
pengetahuan artinya bahwa seorang pemimpin tidak mungkin dapat mengetahui semua
pekerjaan dalam perusahaan karena itu perlu diadakan pembagian pekerjaan kepada
bawahannya, keterbatasan kemampuan artinya bahwa seorang pemimpin perusahaan
kemampuannya terbatas, karna itu perlu diadakan batas jumlah bawahan langsungnya,
keterbatasan perhatian artinya bahwa seorang pemimpin terbatas perhatiannya, ia tidak
dapat memperhatikan semua masalah yang dilakukan bawahannya sehingga perlu
diadakan pembatasan jumlah bawahan langsung yang dipimpinnya.
Faktor – Faktor yang membatasi Rentang kendali :
1) Sifat dan terperincinya rencana
2) Latihan-latihan dalam perusahaan
3) Posisi Manager dalam perusahaan
4) Dinamis dan Statisnya Organisasi
5) Efektivitas Komunikasi
6) Tipe pekerjaan yang dilakukan
7) Kecakapan dan pengalaman Manager
8) Span of Personality and Energy
9) Dedikasi dan Partisipasi bawahan
Faktor – Faktor yang mempengaruhi Rentang Kendali :
1) Faktor – faktor yang berhubungan dengan bawahan, antara lain :
 Para pegawai bawahan benar-benar telah terlatih untuk menagani
pekerjaannya. 
 Para pegawai bawahan lebih senang bekerja tanpa harus ada pengawasan
yang ketat.
 Adanya saling percaya dan tanggung jawab antara manajer dan pegawai bawahan
terhadap pekerjaan yang diperlukan.
2) Faktor – faktor yang berhubungan dengan manajer, antara lain :
 Manajer mempunyai kemampuan, keterampilan dan telah terlatih dengan baik
dalam bidang manajerial yang ditangani.
 Manajer mendapat bantuan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan
pekerjaannya baik bantuan dari atasannya maupun dari sesama manajer dalam
bentuk pikiran, ide, gagasan ataupun tindakan.
 Manajer tidak banyak tambahan tugas yang bersifat teknis operasional, tetapi
ia harus berfokus pada pekerjaan yang bersifat supervisi dan pekerjaan yang
ditanganinya. Sedangkan tugas-tugas yang bersifat teknis dilaksanakan oleh
bawahan.

DASAR PENDEPARTEMENAN

10
Setiap organisasi terdiri dan beberapa departemen (bagian divisi kerja = subsitem).
Banyaknya bagian suatu organisasi tergantung dan kebutuhan perusahaan bersangkutan. Apa
itu asas pendepartemenan itu? Asas pendepartemenan adalah mengelompokkan kegiatan-
kegiatan yang sama dan berkaitan erat ke dalam suatu unit kerja (bagian). Atas dasar apakah
basic departementation/bagianbagian organisasi dibentuk? Dasar-dasar pendepartemenan
(basic departementation) ditentukan berdasarkan:
1. Enterprise function (fungsi-fungsi perusahaan)
2. Management function (fungsi-fungsi manajemen)
3. Process product (proses produksi)
4. Product (dasar produk/hasil)
5. Customer (dasar pasar/hasil)
6. Territory (dasar wilayah/tempat)
7. Time (dasar waktu/shift)
8. Simple number (dasarjumlah)
9. Combination
10. Matriks

MACAM-MACAM ORGANISASI
1. Berdasarkan Proses Pembentukannya
Dikenal dua macam, yaitu “organisasi formal dan organisasi informal”.
a. Organisasi formal adalah organisasi yang dibentuk secara sadar dan dengan tujuan-
tujuan tertentu yang disadari pula, yang diatur dengan ketentuanketentuan
formal,dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangganya.
b. Organisasi informal adalah organisasi yang terbentuk tanpa disadari
sepenuhnya,tujuannya juga tidak jelas, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangganya tidakada dan hubungan-hubungan terjalin secara pribadi saja.
2. Berdasarkan Kaitan Hubungan dengan Pemerintah
a. Organisasi resmi, adalah organisasi yang dibentuk oleh (Ada hubungannya)
denganpemerintah dan atau harus terdaftar pada Lembaran Negara.
b. Organisasi tidak resmi, adalah organisasi yang tidak ada hubungannya
denganpemerintah dan atau tidak terdaftar pada Lembaran Negara, seperti
organisasi-organisasi swasta.
3. Berdasarkan Skala (Ukuran) Besar Kecilnya
a. Organisasi besar.
b. Organisasi sedang (menengah)
c. Organisasi kecil.
Tolak ukur (skala) besar-kecilnya organisasi ini sifatnya relatif, karena ditentukan oleh
banyak faktor, tetapi besar kecilnya organisasi perlu diketahui, karena akan mempengaruhi
perkembangan organisasi tersebut.

11
4. Berdasarkan Tujuannya
a. Public organization (organisasi sosial), yaitu organisasi yang (nonprofit),
tujuanutamanya untuk melayani kepentingan umum, tanpa perhitungan rugilaba.
b. Business organization (organisasi perusahaan) adalah organisasi yang didirikan
untuktujuan komersial (mendapatkan laba) dan semua tindakannya selalu
bermotifkan laba(profit motive).
5. Berdasarkan Organization Chart Bagan Organisasinya
a. Berbentuk segitiga vertikal (arrangement chart).
b. Berbentuk segitiga horizontal.
c. Berbentuk kerucut vertikal/horizontal
d. Berbentuk lingkaran dan atau setengah lingkaran.
e. Berbentuk bulat telur (oval).
6. Berdasarkan Tipe-Tipe/Bentuknya
 Organisasi Lini (Line Organization), yaitu kekuasaan berjalan secara
langsung dari atasan ke bawahan, langsung dari manajer kepada orang-orang,
sampai setiap orang tercakup di dalamnya.
 Organisasi Lini dan Staf (Line and Staff Organization), merupakan
kombinasi dari organisasi lini dan fungsional. Tujuannya untuk
memanfaatkan kebaikan-kebaikannya dan meniadakan keburukan-
keburukannya.
 Organisasi Fungsional, adalah organisasi yang disusun berdasarkan sifat dan
macam pekerjaan yang harus dilakukan.
 Organisasi Lini, Staf Dan Fungsional, organisasi ini biasanya diterapkan
pada organisasi besar serta kompleks. Organisasi Lini, Staf Dan Fungsional ini
dilakukan dengan cara menggabungkan kebaikan dan menghilangkan keburukan
dari ketiga tipe organisasi tersebut

TEORI-TEORI ORGANISASI
Untuk mempelajari perkembangan organisasi dilakukuan melalui pendekatan-pendekatan
sebagai berikut:
1. Pendekatan Klasik terhadap Organisasi
Pendekatan klasik (tradisional) ini didasarkan pada “teori umum”. Organisasi
diibaratkan sama seperti mesin yang onderdilnya setiap saat dapat diganti dan
setiap bagian mempunyai tugas tertentu sesuai fungsinya. Pendekatan ini sangat
memperhatikan pembagian kerja, spesialisasi, dan standar dalam mendesain
organisasi, sehingga organisasi yang dibentuk dapat efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan. Efisien dan efektif, artinya agar semua unsur manajemen (6M)
berdaya guna dan berhasi guna.

12
2. Pendekatan Tingkah Laku Terhadap Organisasi Pendekatan tingkah laku ini
menekankan pentingnya memperhitungkan aspek manusia secara utuh dalam
mendesain suatu struktur organisasi. Yang menjadi bahan penelitian utama adalah
“tingkah laku manusia” dalam organisasi; penelitiannya adalah para ahli
psikologi, sosiologi, dan antropologi yang ingin mengetahui faktor-faktor apa
yang membentuk kerja sama manusia dalam mencapai tujuan organisasi. Kerja
sama manusia timbul dalam organisasi karena the nature of man artinya
kebutuhan-kebutuhannya akan lebih mudah dicapainya, jika ja menjadi karyawan.

REORGANISASI
Reorganisasi adalah suatu upaya untuk menjaga perusahaan tetap hidup dengan
mengubah struktur modalnya (pemodelan ulang struktur modal). Dalam situasi ekonomi
dan bisnis yang tidak menggembirakan perusahaan sering terpaksa harus bertahan
dengan apa yang telah ada. Dengan kata lain reorganisasi adalah situasi dimana aktiva
dari perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dinyatakan dalam nilai pasar dan
penyusunan kembali struktur permodalan perusahaan untuk mencerminkan tiap perubahan
pada sisi aktiva.
Reorganisasi ini dilakukan karena tuntutan “internal dan eksternal”. Internal yaitu
tuntutan dari dalam organisasi karena semakin maju atau mundur, jadi perlu dilakukan
reorganisasi supaya sesuai kembali dengan kebutuhan yang diperlukan. Sedangkan
eksternal yaitu tuntutan dan dorongan dari luar organisasi, misalnya karena peraturan-
peraturan pemerintah, merger, dan lain sebagainya sehingga perlu dilakukan reorganisasi.
Reorganisasi ini meliputi tindakan perubahan anggaran dana maupun strukturnya,
sehingga akan lebih baik untuk membantu tercapainya tujuan. Reorganisasi dapat dibagi
menjadi 3 jenis yaitu:
1) Reorganisasi portofolio/asset.
Reorganisasi portofolio merupakan kegiatan penyusunan portofolio
perusahaan supaya kinerja perusahaan menjadi semakin baik. Yang termasuk ke
dalam portofolio perusahaan adalah setiap aset, lini bisnis, divisi, unit
usaha atau SBU (Strategic Business Unit), maupun anak perusahaan.
2) Reorganisasi modal atau keuangan
Reorganisasi modal atau keuangan adalah penyusunan ulang komposisi
modal perusahaan supaya kinerja keuangan menjadi lebih sehat. Kesehatan
perusahaan dapat diukur berdasarkan rasio kesehatanyang antara lain:
tingkat efisiensi, tingkat efektifitas, profitabilitas, tingkat likuiditas, tingkat
perputaran, leverage ratio dan market ratio.
3) Reorganisasi manajemen/organisasi.
Reorganisasi manajemen dan organisasi merupakan penyusunan ulang
komposisi manajemen, struktur organisasi, pembagian kerja, sistem

13
operasional, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan masalah managerial dan
organisasi.

2.4 RESTRUKTURISASI ORGANISASI


Restrukturisasi organisasi merupakan salah satu cara dalam melakukan transformasi
organisasi yang merupakan proses mempersiapkan dan menata ulang segala sumber
daya organisasi dan mengarahkannya untuk mencapai tingkat kinerja daya saing yang
tinggi dalam lingkungan yang dinamis dan kompetitif untuk meningkatkan kinerja
pelayanan publik. Dengan kata lain, restrukturisasi merupakan kegiatan penataan
kembali sendi-sendi perusahaan yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan
secara menyeluruh.
Tujuan Restrukturisasi adalah untuk meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan,
memberikan manfaat berupa dividen dan pajak kepada negara, menghasilkan produk
dan layanan dengan harga yang kompetitif kepada konsumen dan memudahkan
pelaksanaan privatisasi.
Restrukturisasi dapat dibagi dalam konteks restrukturisasi sektoral, restruturisasi
korporasi dan restrukturisasi internal.

 Restrukturisasi sektoral mengarah pada restrukturisasi yang pelaksanaannya


disesuaikan dengan kebijakan sektor dan atau ketentuan perundang-
undangan. Sebagai contoh; penguatan jaringan dalam restrukturisasi sektoral
dapat dilakukan oleh perusahaan yang bermain di sektor agroindustry
 Restrukturisasi perusahaan atau korporasi meliputi peningkatan intensitas
persaingan usaha, terutama di sektor-sektor yang terdapat monopoli, baik
yang di regulasi maupun monopoli alamiah.
 Restrukturisasi internal mencakup pada optimalisasi pengelolaan keuangan,
menajemen organisasi, pengelolaan operasional perusahaan, pengelolaan pada
sistem dan aktivitas prosedural

14
BAB III
KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

3.1 KESIMPULAN
Pengorganisasian atau organizing adalah proses mengidentifikasi, mengelompokkan,
mengorganisir, dan membangun model hubungan kerja orang untuk mencapai tujuan
organisasi. Asas-asas manajemen, antara lain Asas Perumusan Tujuan, Asas
Departemenisasi, Asas Pembagian Kerja atau Spesialisasi kerja, Asas Koordianasi, Asas
Pelimpahan Wewenang, Asas Rentangan Kontrol, Asas Jenjang Organisasi, Asas
Kesatuan Perintah, Asas Fleksibilitas, Asas Keberlangsungan, dan Asas Keseimbangan.
Langkah-langkah yang diperlukan dalam pengorganisasian yang biasa diikuti oleh
semua tingkat menejemen dapat dilakukan melalui 6 tahapan.
Rentang kendali adalah batasan jumlah bawahan langsung yang dapat dipimpin dan
dikendalikan secara efektif oleh seorang manager. Rentang kendali menggambarkan jumlah
orang yang harus melapor kepada sorang manajer. Ada banyak macam-macam organisasi,
seperti organisasi formal dan informal, organisasi resmi dan tidak resmi, organisasi
kecil,sedang,dan besar, dan masih banyaknya. Teori organisasi telah mengalami banyak
perkembangan dan perubahan dari masa ke masa. Reorganisasi adalah suatu upaya untuk
menjaga perusahaan tetap hidup dengan mengubah struktur modalnya (pemodelan ulang
struktur modal). Reorganisasi ini dilakukan karena tuntutan “internal dan eksternal”.
Restrukturisasi organisasi merupakan salah satu cara dalam melakukan transformasi
organisasi yang merupakan proses mempersiapkan dan menata ulang segala sumber daya
organisasi dan mengarahkannya untuk mencapai tingkat kinerja daya saing yang tinggi
dalam lingkungan yang dinamis dan kompetitif untuk meningkatkan kinerja pelayanan public

15
3.2 DAFTAR PUSTAKA
https://pustakauinib.ac.id/repository/files/original/
6abdd807ec57ea3039279b1f9fce4f8c.pdf
https://repository.unri.ac.id/bitstream/handle/123456789/9381/bab8.pdf?
sequence=10&isAllowed=y
https://mahasiswa.ung.ac.id/921412196/home/2013/5/31/organisasi_dan_pengorga.html
https://elib.unikom.ac.id/download.php?id=50972
https://www.academia.edu/38338026/
makalah_PENGORGANISASIAN_ORGANISASI_docx
https://repository.uin-suska.ac.id/3427/2/BAB%20I.pdf
https://www.studocu.com/id/document/universitas-singaperbangsa-karawang/
manajement/makalah-kelompok-4-pengorganisasian/45512483
https://www.indeed.com/career-advice/career-development/what-is-profit-motive

16

Anda mungkin juga menyukai