Anda di halaman 1dari 33

TUGAS REVIEW

PENGORGANISASIAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah ASAS ASAS MANAJEMEN

Yang dibimbing Oleh Bapak Dr. Sunariyanto, S. Sos.,M.M.

Disusun

NAMA : EKA WAHYUNINGTIYAS

NPM : 22201091061

ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

2023
Pengertian Pengorganisasian

Pengorganisasian sebagai suatu proses penentuan, pengelompokkan

dan pengaturan bermacammacam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan,

menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang

diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relative didelegasikan kepada

setiap individu yang akan melakukan aktivitasaktivitas tersebut (Kristiawan et al.,

2017). Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen yang kedua dan

merupakan langkah strategis untuk mewujudkan suatu rencana organisasi. Menurut

Winadi dalam Syafruddin, pengorganisasian ialah suatu proses pekerjaan yang ada

dibagi dalam komponen-komponen yang dapat ditangani dan aktivitas-aktivitas

mengkoordinasikan hasil yang dicapai untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut

Robbins dalam Syafruddin, pengorganisasian ialah suatu hal yang berkaitan dengan

penetapan tugas-tugas untuk dilakukan, siapa yang melakukannya, bagaimana

tugas-tugas itu dikelompokkan, siapa yang melaporkan, kepada siapa laporan

disampaikan, dan di mana keputusan dibuat.


Reeser dalam Syafruddin, mengemukakan “As managerial function,

organizing is defined as grouping work activities into departments, assigning

authority and coordinating the activities of the different departments so that

objectives are met and conflicts are minimized”. Pendapat ini menekankan bahwa

pengorganisasian itu berfungsi untuk membagi kerja terhadap berbagai bidang,

menetapkan kewenangan dan pengkoordinasian kegiatan bidang yang berbeda

untuk menjamin tercapainya tujuan dan mengurangi konflik yang terjadi dalam

organisasi.

Sejalan dengan pendapat di atas Terry dalam Syafruddin, menjelaskan

pengorganisasian adalah membangun hubungan perilaku yang efektif di antara

semua orang, karena mereka akan dapat bekerjasama secara efisien dan mencapai

kepuasan pribadi dalam melakukan pekerjaan dalam konteks pengaruh lingkungan

untuk mencapai tujuan dan sasaran (Syafaruddin, 2015). Asnawir menyatakan

bahwa pengorganisasian adalah aktivitas penyusunan, pembentukan hubungan

kerja antara orang-orang sehingga terwujud suatu kesatuan usaha dalam mencapai

tujuan yang telah ditentukan. Akitivitas mengumpulkan segala tenaga untuk

membentuk suatu kekuatan baru dalam rangka mencapai tujuan merupakan

kegiatan dalam manajemen, karena pada dasarnya mengatur segala sesuatu yang

ada dalam sebuah organisasi maupun suatu lembaga adalah kegiatan

pengorganisasian.

Manajemen itu mempunyai beberapa fungsi yaitu perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian. Perencanaan dalam manajemen


tidak akan berjalan atau berhasil tanpa adanya pengorganisasian dan

pengorganisasian tidak akan pernah ada tanpa adanya manusia.

Adapun pengertian pengorganisasian menurut Drs. Malayu S.P. Hasibuan

(2011 : him. 118) adalah: "Suatu proses penentuan, pengelompokan dan

pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan,

menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang

diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relative didelegasikan kepada

setiap individu yang akan melakukan aktivitas tersebut".

Sedangkan menurut Sarwoto pengorganisasian adalah: "Keseluruhan proses

pengelompokan orang-orang, alat, tugas dan tanggung jawab atau wewenang

sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai

satu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah di tetapkan.

Sesuai dengan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli tersebut nampak

jelas bahwa pengorganisasian adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan seorang

pimpinan atau manajer dalam suatu organisasi atau perugahaan untuk mencapai

tujuan yang diinginkan. Dengan demikian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

pengorganisasian memang sangatlah penting bagi suatu pekerjaan atau aktivitas

untuk mencapai tujuannya dan memperoleh hasil yang efektif dan efisien bagi

organisasi tersebut.

Adapun Pengertian organisasi menurut Sondang P. Siagian, (2011 : Him.

121) adalah : "Sekelompok orang yang terikat secara formal dan hirarki serta

bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya".
Sedangkan menurut Malayu SP. Hasibuan, (2010 : Him. 05) organisasi adalah :

"Suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok

orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu". Jadi pengertian

organisasi itu sendiri adalah keseluruhan dari komponen-komponen dan posisi

kegiatan kerja baik yang bersifat manusia maupun non manusia yang dapat

dikelompokkan dalam tugas, wewenang dan tanggung jawab sehingga terdapat

suatu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditentukan.

Pada struktur organisasi tergambar posisi kerja, pembagian kerja, jenis kerja

yang harus dilakukan, hubungan atasan dan bawahan, kelompok, komponen atau

bagian, tingkat manajemen dan saluran komunikasi. Suatu struktur organisasi

memberikan spesifikasi pembagian kegiatan kerja dan menunjukkan bagaimana

fungsi atau kegiatan kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi atau kegiatan yang

berbeda-beda itu dihubungkan. Struktur juga menunjukkan hierarki dan struktur

wewenang organisasi serta memperlihatkan hubungan pelapornya.

Menurut Stoner struktur organisasi dibangun oleh lima unsur, yaitu: 4

a. Spesialisasi aktivitas, yaitu mengacu pada spesifikasi tugas perorangan

dan kelompok di seluruh organisasi atau pembagian kerja dan penyatuan tugas

tersebut ke dalam unit kerja (departementalisasi).

b. Standardisasi aktivitas, yaitu merupakan prosedur yang digunakan

organisasi untuk menjamin kelayak-gunaan (predictability) aktivitas banyak dari

prosedur ini ditetapkan dengan memformulasikan aktivitas dan hubungan dalam

organisasi.
c. Koordinasi aktivitas, adalah prosedur yang memadukan fungsifungsi dalam

organisasi, seperti fungsi primer dalam suatu badan usaha, pemasaran, produksi

dan penjualan merupakan fungsi garis yang secara langsung menyumbangkan pada

pencapaian tujuan organisasi memerlukan koordinasi.

d. Sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan, mengacu pada

lokasi kekuasaan pengambilan keputusan. Sentralisasi ialah proses konsentrasi

wewenang dan pengambilan keputusan pada tingkat atas suatu organisasi.

Sedangkan desentralisasi adalah pendelegasian wewenang pada semua tingkat

organisasi.

e. Ukuran unit kerja, mengacu pada jumlah pegawai dalam suatu kelompok

kerja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian menyangkut

penentuan pekerjaan, pembagian kerja, penetapan mekanisme untuk

mengkoordinasikan kegiatan, salah satu hasil proses ini adalah struktur organisasi

yang merupakan prosedur formal manajemen organisasi. Struktur ini dibentuk

sangat bergantung pada tujuan organisasi dan strategi yang akan dipergunakan

untuk mencapai tujuan itu. Karakteristik struktur organisasi ini menurut teori birokrasi

antara lain:

a. Menekankan pada bentuk,

b. Konsep hierarki,

c. Spesialisasi tugas,

d. Kegiatan khusus,
e. Mendukung norma, dan

f. catatan

Sedangkan struktur organisasi menurut Jones, antara lain: 1) sistem formal

yang mengontrol pemanfaatan SDM, koordinasi, motivasi, perilaku, dan organisasi;

2) respons terhadap lingkungan, teknologi, dan SDM; 3) pertumbuhan organisasi

dan diferensiasi; dan 4) pengatur perubahan melalui desain organisasi.

Adapun langkah-langkah dalam mendesain struktur organisasi, sebagai

berikut:

a. Bagan tanggung jawab, bagan organisasi, dan prosedur standar hendaknya

ditulis dan diperinci serinci mungkin dengan mengingat tujuan umum, kemungkinan

adanya reorganisasi di kemudian hari, dan menjamin kelangsungan karier

personalianya.

b. Apabila organisasi berkembang dan perlu penambahan tanggung jawab untuk

personalianya, hendaknya didasarkan pada fungsi atau spesialisasi dari operasi.

c. Pucuk pimpinan diberikan tanggung jawab untuk menetapkan kebijakan yang

menyangkut keseluruhan kegiatan organisasi.

d. Jika penetapan kebijakan ini di desentralisasikan, hendaknya dijelaskan batas-

batasnya.

e. Garis pertanggungjawaban hendaknya dirumuskan dengan jelas, sehingga

terpisah dengan garis komando.


f. Struktur hendaknya cukup luwes guna memberi kesempatan perubahan jika

dikehendaki, namun agar menjamin kesuksesan organisasi, perlu ditetapkan garis-

garis besar dan kode-kode yang fundamental. Hal ini untuk menjamin daya guna

organisasi, walaupun ada reorganisasi.

g. Tidak ada tipe organisasi tertentu yang dapat diterapkan untuk semua

kepentingan, khususnya sejak dipertimbangkannya karakteristik individu, yaitu sejak

personalia ditempatkan sebagai pusat kekuatan sedemikian rupa sehingga mampu

memanfaatkan segala kekuatan personalianya, dan terhindar dari pengaruh yang

merupakan kelemahan personalianya. Dalam praktiknya, proses organisasi

merupakan kompromi antara kesempurnaan, alasan logis dan kebenaran.

Bentuk-bentuk organisasi dapat berupa: organisasi garis, organisasi garis

dan staf, organisasi fungsional, organisasi matrik, dan organisasi proyek.

a. Organisasi garis Organisasi garis merupakan bentuk tertua organisasi dan

paling sederhana. Biasanya terdapat dalam organisasi yang relatif kecil. Struktur ini

tidak cocok digunakan dalam organisasi yang besar karena kompleks dan luasnya

bidang garapan yang harus ditangani organisasi sehingga memerlukan adanya

pendelegasian wewenang kepada bawahannya. Dalam struktur organisasi garis

anggotanya relatif sedikit dan sebagai pimpinan puncak organisasi biasanya adalah

pemiliknya atau pemegang saham yang paling besar. Struktur organisasi garis

disebut juga struktur organisasi militer. Ciri-cirinya adalah satu orang bawahan

hanya memiliki seorang atasan, jadi dia hanya menerima perintah kerja dari satu

orang saja, yaitu pimpinannya. Kelebihannya adalah: 1) Proses pengambilan

keputusan dapat berjalan dengan cepat karena jumlah yang perlu diajak
berkonsultasi masih sedikit; 2) Rasa solidaritas para anggota pada umumnya masih

besar dan masih saling kenal; 3) Rasa disiplinnya masih tinggi. Adapun

kekurangannya adalah: 1) Tujuan organisasi sama, satu paling sedikit didasarkan

atas tujuan pribadi pimpinan tertinggi dalam organisasi; 2) Kecenderungan bagi

pimpinan organisasi untuk bertindak diktatoris/otokratis cukup besar karena

dipandang sebagai milik pribadi dan oleh karenanya kemauannya yang secara tepat

harus dituruti; 3) Seluruh organisasi terlalu bergantung pada seseorang sehingga

kalau seseorang itu tidak mampu melaksanakan tugasnya, maka seluruh organisasi

itu terancam oleh ketidak langsungan kehidupannya; 4) Kesempatan bagi para

karyawan untuk mengembangkan spesialisasi sangat terbatas.

b. Organisasi garis dan staf Organisasi ini terdiri atas dua kelompok orang-

orang yang berpengaruh dalam menjalankan roda organisasi. Kelompok pertama

menjalankan tugas-tugas pokok organisasi untuk mencapai tujuan, yang

ditempatkan dalam kotak-kotak garis (line), sedangkan kelompok yang kedua,

melakukan tugas-tugas berdasarkan keahliannya yang disebut staf. Staf dapat

memberikan saran-sarannya kepada unit operasional. Staf juga memberikan

pengaruh dalam pelaksanaan. 10 Ciri-cirinya sama dengan organisasi garis hanya

ditambah adanya staf yang berfungsi memberikan nasehat atau pertimbangan-

pertimbangan kepada pimpinan.

Kelebihannya adalah: 1) Ada pembagian tugas yang jelas antara

orangorang yang melaksanakan tugas-tugas pokok dan tugas-tugas penunjang; 2)

Bakat yang berbeda-beda dari pada para anggota organisasi dapat dikembangkan

menjadi suatu spesialisasi; 3) Koordinasi mudah dijalankan dalam setiap kelompok


dari kedua golongan karyawan itu; 4) Disiplin serta moral biasanya tinggi karena

tugas yang dilaksanakan oleh seorang sesuai dengan bakat keahlian, pendidikan

dan pengalamannya; 5) Bentuk organisasi ini dapat dipergunakan oleh setiap

organisasi yang bagaimanapun besarnya, apa pun tujuannya dan betapa pun

kompleksnya struktur organisasi. Adapun kekurangannya adalah: 1) Bagi para

pelaksana tingkat operasional tidak selalu jelas yang mana perintah, yang mana

nasehat. Artinya orang-orang lini dihadapkan pada dua macam atasan. Pertama,

atasan yang telah ditentukan dalam garis komando, yang mempunyai hak

memerintah. Kedua, para pelaksana operasional itu dihadapkan pula kepada

pimpinan staf, yang meskipun hanya berhak memberikan nasehat, yang perlu pula

ditaati karena nasehat itu didasarkan kepada keahlian dan wewenang fungsional;

dan 2) Perintah dari hierarkhi lini tidak selalu seirama dengan nasehat dari hierarkhi

staf, karena belum tentu kedua macam hierarkhi memandang suatu hal dari kaca

mata yang sama.

c. Organisasi fungsional Organisasi fungsional adalah organisasi yang

pembagian tugas atas para pejabatnya disesuaikan dengan bidang keahliannya.

Organisasi ini tidak terlalu menekankan pada hierarki struktural, namun lebih

menekankan pada sifat dan macam fungsi yang akan dilaksanakan. 12 Cirinya

adalah seorang bawahan dapat menerima perintah dari banyak atasan. Contohnya
organisasi bengkel. Seorang tukang las, dapat menerima perintah dari banyak

departemen yang memerlukan jasa mengelas.

Kelebihannya adalah: 1) Spesialisasi para karyawannya dipergunakan

semaksimal mungkin; 2) Solidaritas antara orang-orang yang menjalankan fungsi

yang sama pada umumnya tinggi; 3) Moral serta disiplin orang-orang yang

menjalankan fungsi yang sama pada umumnya tinggi; dan 4) Koordinasi antara

orang-orang dalam satu fungsi mudah dijalankan. Kekurangannya: 1) Orang

menspesialisasikan diri dalam satu bidang kegiatan tertentu sehingga sukar untuk

mengadakan tour of duty dan tour of area tanpa melalui pendidikan yang intensif

lebih dahulu dan 2) Orang-orang yang bergerak dalam satu bidang fungsi tertentu

terlalu mementingkan fungsinya saja sehingga koordinasi yang bersifat menyeluruh

sukar untuk dijalankan. Bentuk organisasi Fungsional adalah bentuk di mana

pimpinan dan para pelaksana dibentuk dalam kelompok-kelompok yang bersifat

panitia. Artinya pada tingkatan pimpinan, keseluruhan unsur pimpinan menjadi

panitia dan para pelaksana dibagi-bagi dalam kelompok-kelompok yang bersifat task

force.

d. Organisasi matrik Organisasi matriks merupakan penyempurnaan dari

organisasi fungsional. Orang-orang yang ditugaskan dalam setiap sel tidak hanya

termasuk dalam organisasi fungsional, tetapi juga dalam organisasi produk. Cirinya

adalah dalam organisasi itu terjadi kontak koordinasi antar bagian yang ada dalam

organisasi. Organisasi matriks menggunakan pendekatan struktural dan fungsional

sekaligus (kombinasi). Kelebihannya di antaranya:

1) Efisiensi penggunaan manajer-manajer fungsional;


2) Luwes menghadapi perubahan dan ketidakpastian;

3) Keunggulan teknis;

4) Meningkatkan motivasi kerja;

5) Pengembangan diri.

Kekurangannya: 1) terjadinya konflik karena adanya pertanggungjawaban

ganda yang dapat menimbulkan kebingungan dan kebijakan-kebijakan yang

kontradiktif serta pertentangan kekuasaan yang mengarah pada perdebatan atas

suatu kegiatan; 2) memerlukan koordinasi vertikal dan horizontal; 3) memerlukan

lebih banyak keterampilan antarpribadi; 4) sangat mahal diterapkan; 5) mengandung

risiko timbulnya anarki. e. Organisasi proyek Cirinya adalah apabila tujuan proyek

sudah selesai, maka organisasi ini akan segera dibubarkan. Jadi sifat organisasinya

hanya sementara saja, yaitu selama proyeknya berjalan. Dalam sudut formalitas,

ada dua bentuk organisasi, yaitu organisasi formal dan organisasi informal.

1. Dalam organisasi formal terdapat pembagian tugas yang jelas yang telah

dirumuskan, sedangkan organisasi informal tidak memiliki pembagian

tugas yang tegas. 2. Dalam organisasi formal terdapat mata rantai

perintah yang tegas, sebaliknya dalam organisasi informal tidak terdapat

mata rantai perintah yang tegas. 3. Organisasi formal memiliki rencana

kerja yang jelas, organisasi informal tidak memiliki rencana kerja yang

jelas. 4. Organisasi formal memiliki departemen-departemen, sedangkan

organisasi informal tidak dibagi ke dalam departemen. 5. Organisasi

formal memiliki tingkatan-tingkatan manajemen yang jelas, sedangkan


dalam organisasi informal tidak memilikinya. Proses informasi yang cepat

karena kemajuan teknologi semakin membuat horizon kehidupan

semakin meluas sekaligus semakin mengerut. Hal ini berarti berbagai

masalah kehidupan manusia menjadi masalah global atau

setidaktidaknya tidak dapat dilepaskan dari pengaruh kejadian yang lain,

baik masalah politik, ekonomi, maupun sosial.

Globalisasi dampaknya terasa memasuki berbagai aspek kehidupan.

Disadari atau tidak semua pihak dan kalangan perlu menyikapinya

dengan baik. Untuk sektor pendidikan dituntut lebih arif dan bijak dalam

menghadapi tantangan global.16 David C. Mc Clelland, dalam artikelnya

berjudul “Dorongan Hati Menuju Modernisasi”, menulis hal berikut:

Mengapa ada sejumlah bangsa yang telah “meluncur” (take off) ke dalam

pertumbuhan sosial dan ekonomi secara pesat, sementara ada pula yang

mandeg atau merosot? Mengapa negaranegara kota di Yunani, terutama

di Atena, mulai pertumbuhannya dalam abad ke enam sebelum Masehi

sehingga dalam beberapa abad saja kebudayaan mereka telah

menyebar dengan kukuhnya ke dalam akar-akar peradaban Barat?

Mengapa bangsa Romawi, yang berkali-kali dikalahkan dalam

pertempuran laut melawan orangorang Kartago dalam abad ke empat

sebelum Masehi tetap tekun mencari uang untuk membangun armada-

armada baru sehingga akhirnya mereka menang juga? Pada waktu

orang-orang Romawi tersebut sedang berada dalam suatu taraf ekspansi

yang tak bisa dihentikan oleh kekalahan yang besar sekalipun.


2. Bila kita beralih ke zaman modern ini, mengapa sebagian dari Amerika

Utara yang untuk pertama kalinya didiami oleh beberapa orang Inggris,

berkembang sangat pesat dalam bidang ekonomi, sedangkan bagian

lainnya yang pada mulanya didiami oleh orang Spanyol yang menduga

bahwa mereka telah memiliki bidang tahan yang lebih kaya, sampai

beberapa waktu yang sangat lambat perkembangannya? Mengapa

Jepang dapat meluncur secara ekonomis dalam abad kesembilan belas

sedangkan Cina tidak? 17 Berdasarkan tulisan McClelland, kita dapat

membuat perbandinganperbandingan yang lain, akan tetapi itu tidak

perlu, sebab persoalannya akan sama, yaitu apakah yang menyebabkan

dorongan penyebab terjadinya kemajuankemajuan tersebut? Para ahli

dengan berbagai penelitiannya, menyimpulkan bahwa faktor tersebut

dapat dipisahkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu: faktor manusia

dan tata kerja.

Tata kerja yang merupakan salah satu penyebab kemajuan dan

pertumbuhan di berbagai bidang. Dewasa ini, hampir setiap kegiatan

selalu dilaksanakan di dalam dan melalui lembaga-lembaga yang

dimanajemeni. Kondisi ini mendorong tumbuhnya organisasi-organisasi di

lingkungan masyarakat. Berbagai kegiatan sosial, mulai dari tingkat RT

sampai di tingkat pemerintah pusat, hampir semuanya dilaksanakan di

dalam dan melalui organisasi. Dengan demikian, bahwa sekarang ini

masyarakat sudah menjadi masyarakat organisasi, yang cirinya setiap

kegiatan mencapai tujuan dilaksanakan di dalam dan melalui organisasi.


18 Seiring berjalannya era globalisasi, maka lingkungan di negara

berkembang dengan negara maju sangat berbeda, karena lingkungan

pada negara berkembang memiliki karakteristik yang khas, lebih sering

berubah dan perubahannya seringkali mendadak, dengan demikian,

memiliki kecenderungan yang tak menentu. Pemerintah biasanya, masih

banyak melakukan intervensi. Pengambilan keputusan ekonomis dan

politis tampak tidak transparan. Oleh karena itu tingkat ketidakpastian

menjadi lebih besar. Akibatnya, dapat dikatakan bahwa lingkungan di

negara sedang berkembang memiliki pengaruh yang jauh lebih besar

dalam menentukan kegagalan atau keberhasilan manajemen

dibandingkan di negara maju. Analisis lingkungan adalah suatu proses

monitoring terhadap lingkungan organisasi yang bertujuan untuk

mengidentifikasikan peluang (opportunities) dan tantangan (threats) yang

mempengaruhi kemampuan organisasi untuk mencapai tujuannya.

Tujuan dilakukan analisis lingkungan adalah mengantisipasi lingkungan

organisasi sehingga dapat bereaksi secara cepat dan tepat untuk

mensukseskan organisasi. Analisis lingkungan adalah suatu proses yang

digunakan perencana-perencana strategi untuk memantau lingkungan

dalam menentukan peluang atau ancaman. Lingkungan perlu dianalisis

karena: a. Agar pembuat strategi dapat mengantisipasi setiap

kesempatan dan membantu mengembangkan sistem pemecahan tujuan

perusahaan/organisasi (early warning system). b. Untuk dapat

mengefektifkan proses manajemen strategi, karena dengan melakukan


analisis lingkungan hasil yang akan diperoleh lebih efektif. c. Untuk

membantu manajer dalam meramalkan dampak lingkungan terhadap

perkembangan perusahaan/lembaga. Terkumpulnya berbagai organisasi

dari lingkungan, memudahkan untuk membuat perencanaan jangka

panjang. Analisis Lingkungan dapat dilakukan dengan 3 (tiga) cara, yaitu:

a. Menganalisis hubungan antara strategi perusahaan/lembaga dan

tanggapan terhadap lingkungan, yang dipakai sebagai landasan untuk

membandingkan strategi yang sedang berjalan dengan strategi yang

potensial yang akan datang.

b. Menganalisis kecenderungan faktor dan masalah utama yang

potensial yang akan datang.

c. Mencoba meramalkan kemungkinan yang akan terjadi pada masa

akan datang terhadap lingkungan. Pada dasarnya struktur lingkungan

dapat dibagi atau dibedakan menjadi dua elemen utama, yaitu:

lingkungan eksternal (makro) dan lingkungan internal (mikro).

Pengorganisasian adalah memutuskan cara terbaik untuk

mengelompokkan aktivitas dan sumber daya organisasi. Seperti anak-

anak memilih berbagai jenis balok permainan yang berbeda untuk

membuat mainan kastil, manajer dapat memilih serangkaian

kemungkinan struktural. Dan seperti anak-anak yang dapat menyusun

balok dengan sejumlah cara, manajer dapat menyusun organisasi dalam

berbagai cara yang berbeda.


Memahami sifat dari balok-balok permainan dan cara yang berbeda

untuk mengkonfigurasikannya dapat memiliki dampak kuat terhadap daya

saing suatu perusahaan/lembaga.21 Dinamika organisasi yang harus

dikelola secara cerdas dan konstruktif ialah terletak pada konflik yang

sering timbul di suatu organisasi, karena dalam kenyataannya konflik

tidak selamanya bersifat destruktif akan tetapi akan mampu

meningkatkan produktivitas suatu organisasi apabila dapat di atasi dan

dikelola dengan baik. a. Pengertian Konflik Konflik biasanya timbul dalam

organisasi sebagai hasil adanya masalah-masalah komunikasi, hubungan

pribadi, atau struktur organisasi. Karakteristik-karakteristik kepribadian

tertentu, seperti otoriter atau dogmatis juga dapat menimbulkan konflik.

Arti konflik banyak dikacaukan dengan banyaknya definisi dan konsepsi

yang saling berbeda. Pada hakekatnya konfilk dapat didefinisikan

sebagai segala macam interaksi pertentangan atau antagonistik antara

dua atau lebih pihak. Konflik Organisasi (organizational conflict) adalah

ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota atau kelompok

organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus

membagi sumber daya- sumber daya yang terbatas atau kegiatan-

kegiatan kerja dan atau kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan

status, tujuan, nilai dan persepsi.

b. Jenis-Jenis Konflik Ada lima jenis konflik dalam kehidupan

organisasi: 1. Konflik dalam diri individu Konflik terjadi bila pada waktu

yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin


dipenuhi sekaligus. 2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama

karena pertentangan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi

antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-

lain. 3. Konflik antar individu dan kelompok sering kali berhubungan

dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai

konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja

mereka. 4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama Konflik ini

merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasi-

organisasi. Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja. 5. Konflik antar

organisasi konflik ini biasanya disebut dengan persaingan. Dengan

demikian dilihat dari jenisnya, konflik bisa terjadi dalam diri individu, antar

individu, kelompok, ataupun antar organisasi. c. Sebab-Sebab Timbulnya

Konflik Setelah mengapa ada konflik, biasanya ada sumber-sumber yang

menjadikan konflik tersebut muncul, secara umum biasanya terjadi

karena tersebut dibawah ini: 24 1. Adanya aspirasi yang tidak ditampung.

2. Saling ketergantungan tugas. 3. Ketergantungan satu arah. 4.

Ketidakpuasan, perasaan ketidakadilan. 5. Distorsi komunikasi. 6. Tidak

ada pedoman. 7. Aturan yang kurang jelas. 8. Kurang transparannya

beberapa hal. Dengan demikian konflik dalam organisasi (organizational

conflict) adalah perbedaan pendapat atau pertentangan antara dua atau

lebih individu-individu atau kelompok-kelompok atau unit-unit kerja dalam

organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus

membagi sumber daya yang terbatas dalam aktivitas kerja dan kenyataan
bahwa mereka memiliki tujuan, nilai, persepsi, dan interest yang berbeda.

Untuk mencapai tujuan organisasi, tidak jarang terjadi perbedaan

persepsi atau pandangan di antara individu atau di antara kelompok

individu dalam menerjemahkan misi organisasi sehingga menimbulkan

konflik. d. Mengendalikan Konflik Konflik agar tidak mengarah destruktif

harus bisa dikendalikan, antara lain dengan cara sebagai berikut: Harus

sering mengadakan musyawarah, Adanya komunikasi dua arah yang

enak dan luwes, Memberi keadilan pada semua lini,Transparan dalam

semua hal, Ada pedoman yang jelas, Ada aturan yang jelas, Semua

aspirasi dianggap penting dan dikomunikasikan

Fungsi Pengorganisasian

Fungsi pengorganisasian, antara lain:

1. Fungsi strukturalisasi, struktur kepegawaian yang akan ditetapkan, terutama

dalam penyusunan dan penempatan orang-orang yang berkompeten, pekerjaan-

pekerjaan, material, dan pikiran-pikiran dalam struktur tersebut. Organisasi pada

umumnya, struktur pengurus telah disusun secara hierarkis, ada atasan dan

bawahan. Misalnya dari kepala sekolah, waka kesiswaan, guru kelas, guru bidang

studi, staf operasional dan administrasi, dan sampai pada bagian kebersihan;

2. Fungsi relationship, yaitu menjalin hubungan dengan pihak eksternal lembaga

dengan mempertegas tugas, fungsi, kewajiban-kewajiban, hak-hak, dan tanggung

jawab masingmasing anggota, yang disusun menjadi pola-pola kegiatan yang tertuju

pada tercapainya tujuan pendidikan.


3. Fungsi integritas usaha-usaha suatu lembaga pendidikan, yang dapat juga

diartikan sebagai alat untuk mempersatukan usaha-usaha menyelesaikan berbagai

kegiatan lembaga pendidikan. Dengan demikian, lembaga pendidikan adalah wadah

aktivitas-aktivitas yang menyusun dan membentuk hubungan-hubungan fungsional

sehingga terwujudlah kesatuan usaha dalam mencapai maksud-maksud dan tujuan-

tujuan pendidikan.

Pengorganisasian merupakan proses penyusunan organisasi formal dengan

melakukan aktivitas merancang struktur, menganalisis pekerjaan,

mengelompokkan dan membagikan pekerjaan menunjukkan tiga langkah sebagai

prosedur pengorganisasian yaitu:

1. Pemerincian pekerjaan yaitu menentukan tugas-tugas apa yang harus dilakukan

untuk mencapai tujuan organisasi.

2. Pembagian beban pekerjaan kepada orang-orang yang memiliki kualifikasi yang

tepat dan beban yang rasional, tidak overloaded dan tidak terlalu ringan agar

mencapai pelaksanaan secara efektif dan efesien.

3. Pengadaan dan pengembangan mekanisme untuk mengoordinasikan pekerjaan

(Aziz, 2016).

Pengorganisasian seharusnya memperhatikan fungsi-fungsi utama dalam

organisasi yang dicirikan oleh hal-hal sebagai berikut (Purwanto, 1990):


1. Memiliki tujuan yang jelas. Dengan tujuan yang sudah pasti, maka

pengorganisasian diarahkan kepada tujuan yang dimaksudkan.

2. Tiap anggota dapat memahami dan menerima tujuan tersebut.

3. Adanya kesatuan arah sehingga dapat menimbulkan kesatuan tindak dan

kesatuan pikiran.

4.Adanya kesatuan perintah (unity of command); para bawahan hanya mempunyai

seorang atasan langsung: daripadanya ia menerima perintah atau bimbingan,

dan kepada siapa ia harus mempertanggung-jawabkan hasil pekerjaannya.

5. Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab masing-masing

anggota. 6 .Adanya pembagian tugas atau pekerjaan yang sesuai dengan

kemampuan, keahlian, dan bakat masing-masing, sehingga dapat menimbulkan

kerja sama yang harmonis dan kooperatif.

7. Pemahaman mendalam tentang pola organisasi pendidikan, dengan susunan

struktur organisasi yang sederhana, sesuai dengan kebutuhan, koordinasi,

pengawasan, dan pengendalian.

8. Adanya jaminan keamanan dalam bekerja (security of tenure); angota tidak

merasa gelisah karena takut dipecat atau ditindak dengan sewenang-wenang.

9. Penghargaan kepada setiap pekerjaan yang dilakukan oleh anggota organisasi,

terutama memberikan insentif, reward dan imbalan atau bonus untuk yang

berprestasi, di samping gaji atau insentif yang telah diatur oleh peraturan dan

perundang-undangan.

10.Pemahaman tentang garis-garis kekuasaan yang jelas dan membangun

hubungan kerjasama dalam melaksanakan perencanaan yang telah ditetapkan,


sehingga akan memudahkan pelaksanaan kegiatan, lebih efektif dan efisien serta

mempercepat tercapainya tujuan.

11. Adanya pengarahan dan pembinaan, misalnya manajer selalu mengarahkan

semua pegawainya.

Manfaat Fungsi Pengorganisasian

Fungsi pengorganisasian wajib dilakukan karena banyak manfaatnya. Untuk

perusahaan. Diantaranya:

1. Mempermudah koordinasi antar pihak dalam kelompok

2. Pembagian tugas sesuai dengan kondisi kekinian perusahaan

3. Setiap individu mengetahui apa yang akan dilakukan

4. Mempermudah pengawasan

5. Memaksimalkan manfaat spesialisasi

6. Efisiensi biaya

7. Hubungan antar individu semakin rukun

8. Kalau mau dirangkup.


Seperti ini fungsi organizing dalam manajemen. fungsi organizing

Bagaimana Proses Fungsi Pengorganisasian Dijalankan? Ada beberapa tahapan

dalam menjalankan fungsi pengorganisasian. Tidak serta merta langsung main

tunjuk proses fungsi pengorganisasian

1. Mangacu pada Rencana dan Tujuan Manajemen

Proses pengorganisasian dalam manajemen berangkat dari sini: Rencana

dan Tujuan. Yang telah disusun sebelumnya. Dan jangan lupa: fungsi

pengorganisasian ini merupakan eksekusi dari rencana dan tujuan. Yang diinginkan

sebelumnya. Ini adalah tahap awal dalam usaha merealisasikan rencana

manajemen. Desain fungsi pengorganisasian dipengaruhi dan disesuaikan dengan

perencanaan. Arah pengorganisasian akan ditentukan disini. Setiap personil harus

memahami tujuan manajemen. Tanpa terkecuali. Agar arahnya benar. Agar

bekerjanya bisa efektif. Agar biaya yang dikeluarkan sedikit.

2. Menentukan Tugas Utama Rencana dan tujuan sudah didapat

Saatnya untuk menentukan dan merinci tugas utama pengorganisasian.

Manajemen punya banyak level. Memiliki sub-sub bagian. Dalam perusahaan

terdapat manajemen keuangan, manajemen pemasaran, manajemen operasional.

Dan sub manajemen lain. Di tingkatan atau level manajemen yang lain. Yang lebih

tinggi, atau yang lebih rendah. Pada tahap ini, tugas utama setiap bagian

manajemen ditentukan. Tugas yang diberikan berbeda. Dirinci sesuai dengan

bidangnya. Intinya: menetapkan struktur perusahaan. Supaya garisnya jelas.

Kewenangannya jelas. Dan tanggung jawabnya juga jelas.


3. Membagi Tugas kepada Individu Ini lanjutan tahap kedua tadi

Setelah tugas utama dirinci: siapa individu yang akan melakukannya? Tahap

ini krusial. Eksekutor rencana tadi adalah individu. Keberhasilannya ditentukan oleh

individu yang menjalankan. Salah menentukan orang: risiko gagal lebih besar. Pada

bagian ini harus hati-hati. Setiap pekerjaan harus diserahkan kepada ahlinya. Yang

sudah terbutki rekam jejaknya. Dan juga pengalamannya. Mulai dari pekerjaan

besar, hingga pekerjaan kecil. Harus dikerjakan oleh orang yang tepat. Tidak main

asal tunjuk. Fungsi Organizing Ini juga berarti: mendelegasikan kewenangan.

Kepada individu yang dianggap mampu. Mengerjakan tugas yang diberikan. Hal

seperti ini kita kenal sebagai: departemen. Atau departemenisasi.

4. Mengalokasikan Sumber Daya Tugas sudah ditentukan. Orangnya sudah

ditunjuk

Kini saatnya untuk mengalokasikan sumber daya perusahaan. Untuk

dimanfaatkan, digunakan, dan memberikan manfaat yang maksimal. Apa yang

dimiliki perusahaan? uang? mesin? bahan? pasar? resep? atau metode? Semuanya

diperhitungkan. Digunakan. Dan dialokasikan secara tepat. Untuk memberikan

keuntungan bagi perusahaan. Mau diapakan, terserah. Yang penting sesuai dengan

perencanaan. Yang penting sesuai dengan tugas. Yang penting bisa menghasilkan.

Dan yang menggunakan sumber daya adalah personel individu yang ditunjuk tadi.

5. Evaluasi Strategi Pengorganisasian Evaluasi adalah tahap terakhir

Akankah strategi pengorganisasian akan berjalan sesuai yang diharapkan?

adakah penyimpangan? adakah perubahan? Atau trategi pengorganisasian yang


disusun justru menjadi sumber masalah itu sendiri? Inilah gunanya evaluasi. Melihat

kembali yang terjadi. Dan mengantisipasi yang akan terjadi. Semua hal buruk bisa

saja terjadi. Kapan saja. Perubahan tidak mengenal waktu. Kadang tanpa disertai

alasan. Tiba tiba kondisi mengalami perubahan. Drastis. Sesuatu yang tidak

diprediksi sebelumnya. Yang artinya strategi pengorganisasian: tidak sesuai.

Dengan kondisi kekinian. Bisa-bisa: gagal.

Prinsip Pengorganisasian

1 Kekuasaan dan Tanggung Jawab Ini sudah sangat jelas. Setiap

departemen punya wewenang dan tanggungjawabnya masing masing. Setiap

kelompok dan individu: kekuasaan dan tanggung jawabnya tidak sama. Dipisah.

Sesuai dengan posisi dan tugasnya. Hierarkinya: jelas. Hitam diatas putihnya juga

jelas. Dan hukuman bagi yang melanggar juga harus jelas.

2 Disiplin Disiplin wajib hukumnya. Jika ingin sukses dlam hal apa saja.

Terlebih lagi dalam perusahaan. Di dalam organisasi, disiplin bukan hanya sekedar

tepat waktu. Tapi juga sesuai dengan prosedur. Sesuai dengan kewenangan. Dan

sesuai dengan tanggung jawabnnya. Kegagalan program bisa berawal dari masalah
disiplin. Ketidakdisiplinan hanya akan membuat masalah. Setiap masalah hanya

akan membuat pekerjaan menjadi berat.

3 Keterpaduan Arah Setiap individu bekerja dengan tugas sendiri. Setiap

kelompok juga bekerja dengan tugasnya sendiri. Setiap departemen sibuk dengan

pekerjaannya sendiri. Organizing memang membuatnya memiliki tugas yang

berbeda. Tapi. Meskipun bekerja sendiri. Sesuai dengan bidangnya. Tapi antara

satu dan yang lainnya saling berkaitan. Tetap dalam satu koridor. Satu tujuan.

Seperti yang telah disusun dalam perencanaan. Pekerjaan setiap orang memang

berbeda. Tugas setiap departemen memang berbeda. Tapi tujuannya sama.

Tujuannya hanya satu.

4 Kesatuan Perintah Mungkin anda ingat militer. Tentang kesatuan perintah.

Dimana komandan selalu didengar. Perintahnya selalu dikerjakan. Tidak peduli

kondisnya seperti apa. Tidak peduli teman sebelah berbicara apa. Perintah

komandan harus dilaksanakan. Begitu juga dengan organisaasi manajemen

perusahaan. Perintah dari atasan harus dijalankan. Atasan yang mana? Pertanyaan

ini penting: atasan yang mana? Yang harus didengarkan. Terkadang beberapa

atasan memiliki perintah yang berbeda. Dan anak buah akan bingung. Harus

menjalankan yang mana. Inilah pentingnya kesatuan perintah. Tidak terjadi simpang

siur perintah. Yang harus dijalankan oleh bawahan. Semua menjadi jelas.

Perintahnya. Tugasnya. Tanggung jawabnya. Evaluasinya. Dan ini: misal kalau

gagal, gampang siapa yang akan ditunjuk hidungnya.

5 Sub-Ordinasi Kepentingan Maksudnya adalah mengutamakan kepentingan

perusahaan. Kepentingan umum organisasi diatas kepentingan departemen.


Kepentingan departemen diatas kepentingan kelompok. Kepentingan kelompok

diatas kepentingan pribadi individu. Begitu seterusnya. Terkadang setiap individu

memiliki pemikirannya sendiri. Terkadang setiap departemen mempunyai idenya

sendiri. Tetapi. Jika dirasa tidak sesuai dengan tujuan dan perencanaan: sebaiknya

tidak dijalankan. Karena bisa mengubah banyak hal. Yang sudah direncanakan.

Tujuan organisasi bisa meleset. Ide-ide baru atau pemikiran baru harus dibicarakan

dulu. Harus disesuaikan dulu. Dengan perencanaan yang sudah dijalankan.

7 Remunerasi prinsip pengorganisasian Ini masalah yang sensitif.

Remunerasi adalah kompensasi yang diterima oleh karyawan. Atas segala

usahanya didalam organisasi perusahaan. Kasarnya: pembayaran gaji, bonus,

tunjangan dan hal lain yang menjadi hak para karyawan. Jadi remunerasi berbicara

tentang perut karyawan. Ujung tombak perusahaan. 6 Sentralisasi Sentralisasi

mungkin berhubungan dengan kesatuan perintah. Sentralisasi merujuk pada

terpusatnya kekuasaan di satu titik. Dibagian puncak manajemen. Apa-apa semua

berawal dari pusat. Tidak dari perdepartemen. Desentralisasi mungkin masih belum

bisa dijalankan untuk organisasi perusahaan. Desentralisasi berpikir secara parsial.

Tidak utuh. Hanya terfokus pada keahliannya saja. Kepentingan yang lebih besar

tidak bisa terlihat jelas. Dan lagi: kekuasan setiap kelompok tidak banyak. Untuk

itulah diperlukan sentralisasi kekuasaan. Pada manajemen puncak. Pemiliknya tetap

menunjuk manajer puncak untuk menguasai banyak hal. Itu lumrah.

Remunerasi harus diberikan secara layak. Sesuai dengan kapasitasnya.

Sesuai dengan prestasinya. Sesuai dengan haknya. Dan sesuai dengan waktunya.

Ini penting. Yang menjalankan roda perusahaan adalah seluruh karyawannya. Jika
karyawan kecewa: efeknya negatifnya bisa sangat panjang. Produktifitas bisa

menurun. Hubungan antar individu tidak jalan. Kualitas produk tidak sempurna.

Penjualan dibawah target. Biaya perusahaan membengkak. Dan banyak efek negatif

lainnya. Sangat banyak. Remunerasi harus dijalankan sebagaimana mestinya. Dan

digunakan untuk memotifasi karyawan. Agar mereka menjalankan tugasnya dengan

sempurna.

8 Keteraturan Segala sesuatu dalam menjalankan tugas harus dengan

teratur. Sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Menjalankan tugas harus dalam

koridornya. Setiap sesuatu yang tidak teratur: efeknya selalu negatif untuk

perusahaan. Aturan dibuat untuk dilanggar? itu hanya pembenaran bagi pelanggar

saja. Itulah yang membuat tidak maju. Aturan dibuat untuk dipatuhi.

9 Inisiatif Terkadang, dalam menjalankan sesuatu. Ada ide-ide baru yang

muncul. Ide baru tersebut harus diakomodir. Harus diperhitungkan. Harus dihargai.

Tidak peduli munculnya dari mana. Tidak peduli siapa yang mempunyai ide. Tidak

peduli bahkan jika ide tersebut berasal dari kuli kasar sekalipun. Harus ada wadah

untuk itu. Untuk menyalurkan ide-ide baru itu. Bagus atau tidak idenya. Bisa

direalisasikan atau tidak idenya. Yang penting: ditampung. Baru dipikirkan. Dibahas.

Dan ditentukan: apakah idenya diterima atau tidak?

10 Rantai Kekuasaan Rantai kekuasasan yang ideal: tidak gemuk. Tidak

panjang. Sedikit tapi padat. Padat tapi sedikit. Sedikit tapi efektif. Maksimal. Rantai

kekuasaan adalah seberapa panjang tingkat hierarki dalam organisasi. Panjang

tidaknya ditentukan oleh kebutuhan. Dan juga skala perusahaan. Semakin besar:
semakin panjang, semakin gemuk. Seberapa banyak tingkatan manajemen dalam

perusahaan? sekali lagi: tergantung kebutuhan.

11 Stabilitas Hubungan Kerja Anda coba bayangkan. Teman kantor anda

rese'. Menyebalkan. Selalu bikin ulah. Bahkan bikin masalah. Ditegur malah

ngelunjak. Ujungnya: anda tidak suka dia. Dia juga tidak suka anda. Kerja menjadi

tidak nyaman. Kerja menjadi lebih berat. Bahkan konflik bisa meluas. Merembet

kerekan terdekat. Menjadi konflik horisontal. Bahkan bisa vertikal. Akhirnya

produktifitas tidak jalan. Hal seperti ini harus dihindarkan. Dalam dunia kerja. Dalam

organisasi manajamen. Bisa menghambat kinerja organisasi. Perencanaan bisa saja

tidak jalan. Untuk itulah kadang manajemen sumber daya manusia dibutuhkan.

Mengawasi hubungan kerja para karyawan.

12 Keadilan Adil dalam lingkup perusahaan. Bentuknya bisa bermacam-

macam. Misalnya. Reward and punishment. Yang bekerja bagus dapat bonus. Yang

jelek dapat hukuman. Harus adil. Yang bekerja dengan semangat bisa dipromosikan

karirnya. Yang bekerja setengah hati bisa dipindahkan posisinya. Ketempat yang

mungkin lebih tidak enak. Dan banyak contoh keadilan lainnya. Yang harus

dijalankan.

13 Team Work Bukan hal yang mengejutkan lagi. Kerja sama tim dalam

organisasi mutlak diperlukan. Tanpa perlu diperdebatkan. Bagaimana setiap individu

dan departemen bekerja sama. Dalam prosedur dan tugas yang ditentukan. Dengan

hubungan yang mapan. Akan membuahkan kesuksesan dalam eksekusi rencana

organisasi.
Pengorganisasian dalam Manajemen

Dalam perspektif lebih luas, manajemen adalah suatu proses pengaturan

dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki organisasi melalui kerjasama para

anggota untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Berarti

manajemen merupakan perilaku anggota dalam suatu organisasi untuk mencapai

tujuannya. Dengan kata lain, organisasi adalah wadah bagi operasionalisasi

manajemen. Sejumlah unsur pokok yang membentuk kegiatan manajemen, yaitu:

Unsur manusia (man), barang-barang (materials), mesin (machines), metode

(methods), uang (money) dan pasar atau (market). Keenam unsur ini memiliki

fungsi masing-masing dan saling berinteraksi atau mempengaruhi dalam mencapai

tujuan organisasi terutama proses pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.

Konfigurasi manajemen sebagaimana dalam beberapa definisi yang

dikemukakan di atas, berisikan adanya organisasi sebagai wadah formal,

adanya manajer yang melakukan aktivitas manajemen, adanya anggota

organisasi bisnis atau perusahaan dan organisasi jasa lainnya, serta fungsi dan

prosedur yang harus dijalankan sebagai ilmu yang bersumber dari pengalaman

empiris selama ini dalam mengelola berbagai organisasi sehingga mencapai

kemudahan dalam kehidupan yang serba kompleks untuk memenuhi kebutuhan

hidup. Organisasi merupakan wadah bagi kegiatan-kegiatan manajemen dalam

mencapai tujuan, secara efektif dan efisien. Itu artinya, proses manajemen pula yang

menentukan gerak dan napas organisasi. Dijelaskan mengenai definisi manajemen,


yaitu:”management as being responsible for the attainment of objectives, taking

place within a structured organization and with prescribed roles”.

Definisi ini menjelaskan bahwa manajemen mencakup orang yang

melaksanakan tanggung jawab mencapai tujuan dalam suatu struktur organisasi dan

peran yang jelas. Itu artinya, manajemen berkaitan dengan organisasi. Di dalam

organisasi ada struktur yang jelas dengan pembagian tugas dan kewenangan formal

sebagai upaya menggerakkan personil melakukan tugas mencapai tujuan.

Berdasarkan penegasan di atas, maka manajemen berisikan unsur: struktur

organisasi yang tertata, terarah kepada tujuan dan sasaran, dilakukan melalui usaha

orang-orang, dan menggunakan sistem dan prosedur. Pengorganisasian dalam

manajemen sebagai upaya penetapan struktur peran-peran dengan cara membuat

konsep-konsep kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mewujudkan tujuan. Hal ini

makin memperjelas posisi pengorganisasian dalam manajemen, konsep

pengorganisasian tersebut secara jelas memberikan gambaran bahwa dalam

manajemen ada upaya untuk melakukan peran-peran yang berbeda dalam rangka

mewujudkan tujuan bersama, meskipun berbeda-beda dalam peran tetapi kesemua

peran dan aktivitas tersebut bermuara kepada satu tujuan yaitu pencapaian target-

target yang telah disepakati sebelumnya.

Pencapaian target-target tersebut merupakan aktualisasi darai konsep-

konsep yang telah direncanakan sebelumnya. Hal ini memberi pemahaman

bahwa ada semacam gerakan aktif dan berkesinambungan berbagai unsur di

dalam lembaga, organisasi maupun institusi untuk melakukan berbagai kegiatan


yang terstruktur dan tertata rapi, sehingga terjalin keterkaitan yang saling

mendukung untuk mewujudkan hasil akhir, hasil akhir tersebut adalah tujuan.

KESIMPULAN

Organisasi adalah setiap bentuk perserikatan manusia untuk mencapai

satu tujuan bersama yang di dalamnya beranggotakan minimal dua orang,

yang memiliki struktur organisasi, pembagian tugas, sistem kerja sama atau sistem

sosial yang berdasarkan pada wewenang dan bersifat tetap dalam suatu

sistem administrasi yang memiliki mekanisme yang mempersatukan kegiatan-

kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tujuan bersama

tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Huda, N. (2020). Fungsi Pengorganisasian dalam Manajemen. Fungsi


Pengorganisasian dalam Manajemen, 2-8.
Nurmalasari. (2022). PENGORGANISASIAN DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN.
JURNAL RISET MANAJEMEN DAN AKUNTANSI, 99-105.
Saefrudin. (2018). PENGORGANISASIAN DALAM MANAJEMEN. Jurnal Dirasah, 6-
14.

Anda mungkin juga menyukai