Anda di halaman 1dari 7

MODUL 6

MANAJEMEN LEMBAGA DAKWAH

MATERI 6
Pengorganisasian Dakwah

Di susun Oleh :
Hendi Suhendi, S.Sos.I., MM

FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2020
A. Pengantar
Matakuliah manajemen Lembaga dakwah memberikan pemahaman kepada para
mahasiswa secara teoritis dan praktis mengenai pengelolaan atau manajemen dalam
kegiatan dakwah, baik dakwah secara individu ataupun melalui organisasi dakwah di
masyarakat mulai dari proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi dan
tindakan perbaikan kedepan.

B. Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pola pengorganisasian Dakwah

C. Kemampuan Akhir yang diharapkan


1. Menjelaskan Pola Pengorganisasian Dakwah

D. Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran dilakukan dengan system online dimana mahasiwa melakukan aktivitas
pengunduhan modul, ikut forum diskusi, isi quiz dan mengerjakan tugas.

E. Materi Ajar

Pengorganisasian Dakwah

Manajemen bisa diartikan sebagai proses pengelolaan aktivitas dengan tujuan mencapai
target-target yang telah ditetapkan baik dalam lingkup pribadi maupun organisasi. Organisasi
merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan bersama
secara efektif dan efisian.
Kumpulan orang-orang dalam organisasi bekerja ssuai dengan tugas dan fungsi sesuai
dengan posisi atau tingkatan manajemen yang ditempatinya. Dengan demikian dalam
manajemen dikenal tingkatan-tingkatan manajemen.Untuk menyelaraskan aktivitas semua
level manajemen dalam organisasi dalam rangka mencapai tujuan bersama secara efektif dan
efisien maka diperlukan proses pengorganisasian.
Winardi (2010) menyatakan bahwa pengorganisasian merupakan suatu proses dimana
pekerjaan yang ada dibagi dalam komponen-komponen yang dapat ditangani, dan aktivitas
mengkoordinasikan hasil-hasil yang dicapai untuk mencapai tujuan tertentu. Pengorganisasian
merupakan fungsi kedua manajemen, setelah perencanaan. Para manajer yang telah menyusun
seluruh rencana organisasi maka langkah selanjutnya adalah mengorganisasi sumber-sumber
daya manusia dan sumber-sumber daya fisikal untuk dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan organisasi.

Sumber : Winardi (2010) Azas-azas Manajemen

Pentingnya arti pengorganisasian


Pengorganisasian merupakan aktivitas yang penting dalam sebuah rangkaian
manajemen sebagai wujud pelaksanaan fungsi manajemen. Teori-teori manajemen
memeberikan landasan dalam pengorganisasian secara efektif yang dapat dicapai pada setiap
bentuk organisasi, baik organisasi public ataupun organisasi swasta, organisasi besar maupun
organisasi kecil.
Dengan demikian jika pengorganisasin dilakukan dengan baik maka dapat :
1. Menjelaskan siapa yang akan melakukan apa
2. Menjelaskan siapa memimpin siapa
3. Menjelaskan saluran-saluran komunikasi
4. Memusatkan sumber-sumber daya terhadap sasaran-sasaran.

Manfaat Pengorganisasian

Rusli Ramli memberikan beberapa pendapat terkait dengan manfaat pengorganisasian


diantaranya :
1. Dengan pengorganisasian yang efektif tiap anggota dalam struktur organisasi mengetahui
kegiatan apa yang harus dilakukan. Tugas-tugasnya jelas dan ia dapat memusatkan
perhatian pada, pelaksanaan tugasnya dengan efisien.
2. Hubungan yang tepat dan yang dekehendaki dapat dicapai melalui kegiatan-kegiatan yang
ditetapkan dan melalui orang-orang yang melakukan kegiatan-kegiatan tersebut.
3. Terdapat cara pendelegasian wewenang dengan cara yang tepat kepada orang-orang yang
tepat sehingga memungkinkan seseorang untuk melaksanakan tugas khususnya dengan
jelas dan terarah.
4. Memungkinkan penggunaan yang sebaik-baiknya atas personalia dan fasilitas-fasilitas fisik
yang tersedia. Ini terjadi karena adanya keseimbangan antara pekerjaan khusus, orang yang
haruus mengerjakaan dan fasilitas-fasilitas fisik yang tersedia telah ditetapkan sehingga
penghematan usaha dan efektivitas pelaksanaan kerja dapat dicapai.

Pengorganisasian sebagai sebuah proses keputusan


Peran para manajer dalam pengorganisasian atas rencana-rencana yang sudah dibuat,
berupa identifikasi apa yang harus dilakukan, maka tanggungjawab seorang manajer berupa :

1. Membagi pekerjaan yang harus dilaksanakan dalam tugas-tugas yang lebih kecil
2. Memberi tugas kepada orang-orang yang memiliki kemampuan
3. Mengalokasi sumber-sumber daya yang memberikan bantuan
4. Mengkoordinasi pekerjaan pada tugas-tugas berganda untuk mencapai hasil yang
diinginkan.

Struktur Organisasi
Winardi (2010), Struktur sebuah organisasi adalah sitem formal hubungan-hubungan
kerja, yang membagi dan mengkoordinasi tugas-tugas sejumlah orang dan kelompok-
kelompok untuk mecapai tujuan bersama yang telah ditetapkan dan disepekati.
Struktur organisasi menjadi salah satu bagian penentu produktivitas sebuah organisasi.
Struktur yang tepat akan mendorong penempatan orang-orang yang tepat pada posisi yang
tepat. Jika hal itu dapat dicapai maka produktivitas sebuah organisasi akan meningkat.

Konsep sebuah struktur dapat kita pahami dengan baik dalam bentuk sebuah peta
organisai (Organizing Chart), maksudnya sebuah diagram yang menunjukan pengaturan dasar
posisi-posisi kerja, didalam organisasi.
Winardi (2010) Azas-Azas Manajemen, gambaran struktur sebuah organisasi

Berdasarkan gambar diatas maka dapat menentukan :


1. Pembagian kerja
2. Jenis pekerjaan yang dilaksanakan
3. Hubungan antara pimpinan bawahan
4. Kelompok-kelompok subunit atau komponen-komponen
5. Tingkatan manajemen.

Langkah-Langkah Pengorganisasian Dakwah


Menurut Rosyad Shaleh, langkah-langkah pengorganisasian dakwah diantaranya
adalah sebagai berikut:

1. Membagi-bagi dan menggolong-golongkan tindakan-tindakan dakwah dalam


kesatuan-kesatuan tertentu.
2. Menentukan dan merumuskantugas dari masing-masing kesatuan, serta menempatkan
pelaksana atau da’i untuk melakukan tugas tersebut.
3. Memberikan wewenang kepada masing-masing pelaksana
4. Menetapkan jalinan hubungan
Adapun Langkah-langkah pengorganisasian dakwah yang lain diantaranya:

1. Penentuan Spesialisasi Kerja


Spesialisasi kerja diartikan sebagai tingkat kemampuan seseorang dalam melakukan
pekerjaan yang ditekuninya,dan tugas-tugas organisasi dibagi menjadi pekerjaaan-
pekerjaan terpisah “pembagian kerja”.
2. Mendepertementalisasi dakwah
Setelah unit kerja dibagi-bagi melalui spelisasi kerja maka selanjutnya diperlukan
pengelompokkan pekerjaan –pekerjaan yang diklasifikasikan melalui spesialiasi kerja,
sehingga tugas yang sama atau mirip dapat dikelompokkan secara sama-sama, sehingga
dapat di koordinasikan.

3. Menentukan rantai komando


Rantai komando adalah sebuah garis wewenang yang tidak terputus membentang dari
tingkat atas organisasi terus sampai tingkat paling bawah dan menjelaskan hasil kerja
dakwah ke depertemen masing-masing.rantai ini memberikan sebuah kemudahan bagi
para da’I untuk menentukan siapa siapa yang harus dituju jika mereka menemui
permasalahan dan juga kepada siapa mereka bertanggung jawab.

4. Rentang kendali
Rentang kendali merupakan konsep yang merujuk pada jumlah bawahan yang dapat
disurvei oleh seorang manajer secara efisien dan efektif.
5. Sentralisasi dan desentralisasi
Sentralisasi diartikan sebagai kadar sampai dimana pengambilan keputusan
terkonsentrasi pada tingkat atas organisasi.Konsep ini hanya mencakup pada wewenang
formal, yaitu hak-hak yang inhern dalam posisi seseorang. Sementara desentralisasi
adalah pengalihan wewenang untuk membuat keputusan ke tungkat yang lebih rendah
dalam suatu organisasi.
6. Menformalisasi dakwah
Formalisasi dakwah adalah sejauh mana pekerjaan atau tugas-tugas dakwah dalam
sebuah organisasi dakwah dibakukan dan sejauh man tingkah laku, skill, dan
keterampilan para da’I dibimbing dan diarahkan secara prosedural oleh peraturan.
7. Penentuan Strategi dan struktur dakwah
Struktur organisasi dakwah adalah sarana untuk menolong para manajer dalam
mencapai sasaran, karena sasaran dakwah itu dirumuskan dari strategi
organisasi.tegasnya,struktur organisasi dakwah harus mengikuti strategi strategi
dakwah
8. Penyelenggaraan dan desain organisasi dakwah
Para da’I baik dalam satu tim atau perorangan membutuhkan informasi untuk
mengambil keputusan dan menentukan strategis dakwah. ”penggunaan teknologi
informasi sangat mempengaruhi cara anggota organisasi dakwah dalam berkomunikasi,
menyampaikan informasi, dan dalam melaksanakan aktivitas mereka.

F. Referensi
M. Munir, Dkk. Manajemen Dakwah. Prenadamedia Group. Jakarta. 2015
Winardi. Azas-Azas Manajemen. Mandar Maju. Bandung. 2010

Dian Wijayanto. Pengantar Manajemen. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2012

Reza Pratama. Pengantar Manajemen. Deepublish. Yogyakarta. 2020

Veithzal Rivai, dkk. Islamic Leadership. Bumi Aksara. 2013

Ujan Poltak Sinombela. Manajemen Sumberdaya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta. 2018
Ilyas Ismail dan Prio Hotman, Filsafat Dakwah: Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 60
M. Ali Azis, Ilmu Dakwah Kencana, (Jakarta: Prenada Media Kencana, 2004), h.109
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), h. 43
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, edisi revisi, (Surabaya: CV Jaya
Sakti, 1989), h. 42
M. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenada Media Kencana, 2004) hal. 75
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, edisi revisi, (Surabaya: CV Jaya
Sakti, 1989), h. 688
Susanto Astrid, Komunikasi Dalam Teori Dan Praktek. (Bandung: Bina Cipta,1997), h. 7
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al -Ikhlas, 1983), h. 163
Ilyas Ismail dan Prio Hotman, Filsafat Dakwah: Rekayasa Membangun Agama dan
Peradaban Islam, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 28
Al-Wirsal Imam Zaidallah, Strategi Dakwah dalam membentuk Da’i dan Khathib
Profesional, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h. 41
M. Quraish Syihab, Membumikan Al-Quran, (Bandung: Mizan, 1992), h. 15
Syamsuri Siddiq, “Dakwah dan Teknik Berkhuthbah”, (Bandung: Al-Ma’arif, 1987), h. 5

Anda mungkin juga menyukai