Anda di halaman 1dari 2

TUGAS PERTEMUAN KE-1

Nama : Muhammad Iqbal Muzaffar


NPM : 1020220073
Mata Kuliah : Tafsir 1
Kelas :C

Pengertian Tafsir
Menafsirkan adalah menjelaskan, menerangkan dan merinci makna atau maksud suatu ayat
Al-Qur’an oleh seorang mufassir (orang yang menafsir).

Mufassir
Mufassir adalah orang yang menafsirkan suatu ayat Al-Qur’an. Dalam menafsirkannya para
mufassir selalu dilatar belakangi oleh keahliannya, pendidikannya dan madzhabnya.

Metode Tafsir Berdasarkan Rujukan


- Tafsir bil Ma’tsur
Tafsir ayat dengan ayat Al-Qur’an itu sendiri, dengan Hadits Nabi dan perkataan para
sahabat.
Kelebihan tafsir bil ma’tsur ini terbebas dari interpretasi akal dan ide mufassir
(dipengaruhi kepentingannya) dan kemudahan mengetahui suatu ayat. Apalagi bilamana
tafsir ayat dengan ayat berdasarkan petunjuk Rasulullah SAW, karena hanya beliaulah
yang paling mengetahui suatu ayat yang beliau dapati dari Tuhan langsung.
Kekurangan tafsir bil ma’tsur adalah terbatasnya penjelasan dari riwayat hadits karena
Al-Qur’an pun bersifat global sedangkan hadits hanya berisi tentang peristiwa pada masa
lalu dan perlu diteliti keshahihannya. Dengan itu kesulitan untuk menjawab berbagai
problematika baru yang dihadapi ummat dari masa ke masa.
Contoh: Tafsir Al-Bayan (Ath-Thabari)
- Tafsir bil Ra’yi
Tafsir ayat dengan ijtihad dan akal pikiran mufassir.
Beberapa syarat diterimanya tafsir bil ra’yi, yaitu:
a. Benar-benar menguasai bahasa Arab dengan seluk beluknya
b. Mengetahui dan menguasai asbabun nuzul, nasikh mansukh, ilmu qira’at dan ilmu-
ilmu lainnya
c. Tidak menginterpretasikan hal-hal yang menjadi otoritas Tuhan
d. Tidak menafsirkan ayat berdasarkan hawa nafsu, interest pribadi dan kepentingan
mazhab, aliran, paham yang jelas bathil denga maksud menjustifikasi ayat terhadap
paham tersebut
e. Tidak menganggap bahwa tafsirnya yang paling benar tanpa argumentasi yang pasti
Contoh: Mafatih Al-Ghaib (Ar-Razi)

Metode Tafsir Berdasarkan Sistematika Penulisan


- Tahlili, menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an berdasarkan urutan surat dan ayat.
- Maudlu’i, menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an berdasarkan tema kajian, memahaminya
secara komprehensif, holistik dan terpadu.
- Ijmali, menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an secara global, ringkas tetapi cukup jelas lantas
tidak sulit menangkap maknanya.
- Muqarrin, menafsirkan sekelompok ayat Al-Qur’an yang membahas suatu masalah
dengan cara membandingkan berbagai pendapat mufassir terdahulu terhadap ayat-ayat
tersebut baik dari segi isi maupun redaksinya, dengan menonjolkan segi perbedaan objek
yang dibandingkan.

Metode Tafsir Berdasarkan Konten/Isi (Madzhab/Corak)


1. Tafsir Fiqh, isi pembahasan fokus pada hukum atau kajian terhadap ayat-ayat hukum.
2. Tafsir ‘Ilmi, isi pembahasan fokus pada ilmu pengetahuan, kajian terhadap ayat-ayat
isyarat ‘ilmu dan penggaliannya pun ilmiah.
3. Tafsir Tasawuf/Sufi, isi pembahasan fokus pada pengungkapan makna Al-Qur’an dari
suduh eosteric/hermeneutic atau tersirat atau hasil hawaij sufi dalam suluknya.
4. Tafsir Falsafi, isi pembahasan fokus pada ayat-ayat filosofis.
5. Tafsir Adabi Ijtima’i, isi pembahasan fokus pada ketelitian redaksinya dan Menyusun
kandungan ayat dengan menonjolkan tujuan utama dari Al-Qur’an yang menjadi hidayah
bagi ummat.

Anda mungkin juga menyukai