Anda di halaman 1dari 2

Pengertian Pensfsiran

 Secara etimologis:
Tafsir (exegesis) berasal dari bahasa Arab yaitu fassara-yufassirutafsīran
Derivasi tersebut memiliki beberapa makna yaitu
a. Al-Kashfu: menyingkap
b. Izhar: memperjelas
c. Al-Idhah: menjelaskan
d. Al-Tabyin: menerangkan
e. Al-Tafshil: merinci
Dalam kamus besar lisan al-Arab tafsir memiliki pengertian
a. Al-Fasru: menyingkap sesuatu yang tertutup
b. Al-Tafsir: menyingkap sesuatu lafaz yang susah dan pelik

 Secara Terminologis
Secara mudah tafsir dapat dipahami sebagai Ilmu yang membahas tentang apa yang
dimaksud oleh Allah dalam Al-Qur’an Sepanjang kemampuan manusia.
Ada beberapa pendapat ulama mengenai pengertian tafsir
Syaikh Thahir al-Jazairy, dalam at-Taujih menyatakan bahwa tafsir pada hakekatnya ialah
menerangkan (maksud) lafazh yang sukar dipahami oleh pendengar dengan uraian yang
lebih memperjelas pada maksud baginya, baik dengan mengemukakan sinonimnya atau
kata yang mendekati sinonim itu, atau dengan mengemukakan (uraian) yang mempunyai
petunjuk kepadanya melalui suatu jalan dalalah.”

a. Menurut Syaikh Al-Jurjani dalam At-Ta’riifat menyatakan bahwa paada asalnya,


tafsir berarti membuka dan melahirkan. Dalam pengertian syara’, (tafsir) ialah
menjelaskan makna ayat: dari segi segala persoalannya, kisahnya, asbabun nuzulnya,
dengan menggunakan lafazh yang menunjukkan kepadanya secara terang.”

b. Al-Zarkasyi menjelaskan Tafsir ialah ilmu (pembahasan) yang mengkaji tentang


pemahaman kitabullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, menerangkan
makna-maknanya, megeluarkan hukum-hukum yang dikandungnya serta ilmu-ilmu
(hikmah) yang ada di dalamnya.”

c. ‘Abd al-Azhim al-Zarqani dalam Manahil al-Irfan fi “Ulum al-Qur’an mengatakan:

‫علم يبحث عن القرآن الكريم من حيث دللته على مراد هللا تعالى بقدر الطاقة البشرية‬

“Ilmu yang membahas tentang al-Qur’an dari segi dilalahnya berdasarkan maksud yang
dikehendaki oleh Allah sebatas kemampuan manusia”

Model Penafsiran
a. Model Penafsiran berdasarkan orientasi/sumber penafsirannya
1. Tafsir bi al-Riwayah/Tafsir bi al-Ma'tsur
2. Tafsir bi al-Dirayah/Tafsir bi al-Ra’yi
3. Tafsir bi al-Isyarah
b. Model Penafsiran berdasarkan metode penafsiran
1. Tahlili (deskriptif-analisis)
2. Ijmali (global)
3. Muqaran (komparatif)
4. Madhu’i (tematik)
Terbagi menjadi 2
-menjelaskan surah secara menyeluruh dengan membahas mengenai tema-
tema dalam surat tersebut.
-menghimpun ayat-ayat yang memiliki tema pembahasan redaksi yang sama.

Sejarah Pensfsiran
Penafsiran Al-Qur’an dimulai oleh Rasulullah Saw. Sendiri, yang secara langsung
menyampaikan wahyu kepada para Sahabat setiap kali menerimanya. Meskipun bangsa Arab
pada masa itu buta huruf, mereka memiliki ingatan kuat dan menghafalkan Al-Qur’an dengan
baik. Nabi menekankan pentingnya menghafal dan menuliskan setiap ayat yang diturunkan,
serta melarang penulisan hadis atau pelajaran lainnya agar Al-Qur’an terpelihara. Setelah
wafatnya Rasulullah, para sahabat seperti Abu Bakar, Umar bin al-Khattab, ‘Uthman bin
‘Affan, dan ‘Ali bin Abi Talib meneruskan tradisi penafsiran Al-Qur’an. Generasi-generasi
berikutnya juga menghasilkan penafsiran yang beragam, mencerminkan keuniversalan dan
keharusan Al-Qur’an dalam dialog dengan setiap generasi yang datang. Periode pertama
perkembangan tafsir berakhir dengan masa tabi’in, sementara periode kedua ditandai dengan
penyebaran hadis yang pesat dan munculnya persoalan baru dalam masyarakat. Hingga terus
pada masa di mana tafsir menjadi salah satu disiplin ilmu yang sangat mempengaruhi dalam
pemahaman ayat-ayat Alquran sesuai dengan konteks kualitas zaman dan tempat

Anda mungkin juga menyukai