PENDAHULUAN
Al Qur’an yang dalam memori kolektif kaum muslimin sepanjang abad sebagai kalam
Allah, menyebut dirinya sebagai “ petunjuk bagi manusia” dan memberikan “penjelasan atas
segala sesuatu” sedemikian rupa sehinggga tidak ada sesuatupun yang ada dalam realitas
yang luput dari penjelasannya. Bila diasumsikan bahwa kandungan al Qur’an bersifat
universal, berarti aktualitas makna tersebut pada tataran kesejarahan meniscayakan dialog
dengan pengalaman manusia dalam konteks waktu. Hal ini juga berlaku dengan kajian tafsir
yang ada di Indonesia. Sesuai dengan kondisi sosio-historisnya, Indonesia juga mempunyai
perkembangan tersendiri dalam kaitannya dengan proses untuk memahami dan menafsirkan
al Qur’an.
Perkembangan penafsiran al Qur’an di Indonesia agak berbeda dengan perkembangan
yang terjadi di dunia Arab yang merupakan tempat turunnya al Qur’an dan sekaligus tempat
kelahiran tafsir al-Qur’an. Perbedaan tersebut terutama disebabkan oleh perbedaan latar
belakang budaya dan bahasa. Karena bahasa Arab adalah bahasa mereka, maka mereka tidak
mengalami kesulitan berarti untuk memahami bahasa al Qur’an sehingga proses penafsiran
juga lumayan cepat dan pesat. Hal ini berbeda dengan bangsa Indonesia yang bahasa ibunya
bukan bahasa Arab. Karena itu proses pemahaman al Qur’an terlebih dahulu dimulai dengan
penerjemahan al Qur’an ke dalam bahasa Indonesia baru kemudian dilanjutkan dengan
pemberian penafsiran yang lebih luas dan rinci. Oleh karena itu pula, maka dapat dipahami
jika penafsiran al Qur’an di Indonesia melalui proses yang lebih lama jika dibandingkan
dengan yang berlaku di tempat asalnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian corak tafsir
Dalam kamus bahasa Indonesia kata corak mempunyai beberapa makna. Di antaranya
Corak berarti bunga atau gambar (ada yang berwarna -warna ) pada kain( tenunan, anyaman
dsb), Juga bermakna berjenis jenis warna pada warna dasar, juga berarti sifat( faham, macam,
bentuk) tertentu. Kata corak dalam literatur sejarah tafsir, biasanya digunakan sebagai
terjemahan dari kata al-laun, bahasa Arab yang berarti warna. Istilah ini pula di gunakan
Azzahaby dalam kitabnya At-Tafsir Wa-al-Mufassirun. Berikut potongan ulasan beliau ( وعن
…ألوان التفسير فى هذا العصر الحديث.) (Tentang corak-corak penafsiran di abad modern.
Adapun tafsir menurut Istilah adalah:
التفسير علم يعرف به فهم كتاب هللا المنزل على نبيه محمد صلى هللا عليه وسلم وبيان معانيه واستخراج أحكامه
.وحكمه
Tafsir adalah Ilmu untuk memahami kitabullah yang di turunkan kepada nabi
Muhammad SAW untuk menjelaskan makna-maknanya, menyimpulkan hukum –hukumnya
dan hikmah-hikmahnya.
Jadi, corak tafsir adalah nuansa atau sifat khusus yang mewarnai sebuah penafsiran dan
merupakan salah satu bentuk ekspresi intelektual seseorang mufassir, ketika ia menjelaskan
maksud-maksud ayat al-Qur’an. Artinya bahwa kecenderungan pemikiran atau ide tertentu
mendominasi sebuah karya tafsir .
1. CORAK LUGHAWI
Pengertian Lughawi
Jenis-jenis Lughawi
Sebelum menjelaskan jenis-jenis dan metode tafsir lughawi, perlu diketahui bahwa
tafsir lughawi dengan berbagai macam penyajian dan pembahasannya tidak akan keluar dari
dua kelompok besar yaitu:
Tafsir lughawi yang murni atau lebih banyak membahas hal-hal yang terkait dengan aspek
bahasa saja, seperti tafsir Ma’an al-Qur’an karya al-Farra’, Tafsir al-Jalalain karya al-
Suyuthi dan al-Mahally. Dll.
Tafsir lughawi yang pembahasannya campur-baur dengan pembahasan lain seperti hukum,
theology dan sejenisnya, seperti Tafsir al-Thabary li Ibn Jarir al-Thabary, Mafatih al-Ghaib li
al-Fakhruddin al-Razy, dan sebagian besar tafsir dari awal hingga sekarang, termasuk Tafsir
al-Mishbah yang disusun oleh Quraish Shihab.
Tafsir lughawi dalam perkembangannya, juga memiliki beberapa macam bentuk dan
jenis. Ada yang khusus membahas aspek nahwu, munasabah dan balaghah saja dan ada pula
yang membahas linguistik dengan mengkelaborasikan bersama corak-corak yang lain.
Untuk lebih jelasnya tentang jenis dan macam-macam tafsir lughawi, akan dijelaskan
sebagai berikut:
1. Tafsir nahwu atau i’rab al-Qur’an yaitu tafsir yang hanya pokus membahas i’rab
(kedudukan) setiap lafal al-Qur’an, seperti kitab al-Tibyan fi I’rab al-Qur’an karya Abdullah
bin Husain al-‘Akbary (w. 616 H)
2. Tafsir Sharaf atau morpologi (semiotik dan semantik) yaitu tafsir lughawi yang pokus
membahas aspek makna kata, isytiqaq dan korelasi antarkata seperti Tafsir al-Qur’an Karim
karya Quraish Shihab, Konsep Kufr dalam al-Qur’an karya Harifuddin Cawidu.
3. Tafsir Munasabah yaitu tafsir lughawi yang lebih menekankan pada aspek korelasi antar ayat
atau surah, seperti Nazhm al-Durar fi Tanasub al-Ayat wa al-Suwar karya Burhanuddin al-
Buqa’y (w. 885), Mafatih al-Ghaib karya Fakhruddin al-Razy (w. 606), Tafsir al-Mishbah
karya Quraish Shihab, dll.
4. Tafsir al-amtsal (alegori) yaitu tafsir yang cenderung mengekspos perumpamaan-
perumpamaan dan majaz dalam al-Qur’an seperti kitab al-Amtsal min al-Kitab wa al-Sunnah
karya Abdullah Muhammad bin Ali al-Hakim al-Turmudzi (w. 585 H), Amtsal al-Qur’an
karya al-Mawardi (w. 450 H), Majaz al-Qur’an karya Izzuddin Abd Salam (w. 660 H)
5. Tafsir qir’ah yaitu tafsir yang membahas macam-macam qira’ah seperti kitab Tahbir al-
Taisir fi Qir’aat al-Aimmah al-‘Asyrah karya Muhammad bin Muhammad al-Jazry (w. 843
H).
6. Tafsir klasifikasi bahasa yaitu tafsir yang mengkaji lafal-lafal yang murni bahasa arab dan
yang tidak seperti kitab al-Muhadzzab fi Waqa’a fi al-Qur’an min al-Mu’arrab karya
Jalaluddin al-Suyuthi.
7. Dan tafsir-tafsir lughawi yang lain semisal tafsir Fawatih al-Hijaiyyah dll.
2. CORAK ‘ILMI
Tafsri ‘Ilmi adalah menafsirkan ayat-ayat al qur’an berdasarkan pendekatan Ilmiyah atau
menggali kandungan al qur’an berdasarkan teori-teori ilmu pengetahuan. Alasan yang
melahirkan penafsiran ilmiah adalah karena seruan al-Quran pada dasarnya adalah sebuah
seruan ilmiah. Yaitu seruan yang didasarkan pada kebebasan akal dari keragu-raguan dan
prasangka buruk, bahkan al-Quran mengajak untuk merenungkan fenomena alam semesta,
atau seperti juga banyak kita jumpai ayat-ayat al-Quran ditutup dengan ungkapan-ungkapan,
“Telah kami terangkan ayat-ayat ini bagi mereka yang miliki ilmu”, atau dengan ungkapan,
“bagi kaum yang memiliki pemahaman”, atau dengan ungkapan, “bagi kaum yang berfikir.”.
Karya yang bisa digolongkan dalam kelompok tafsir ilmi adalah Tafsir al-Kabīr karya
Imam Fakh al-Razî dan Tafsir al-Jawahir karya Tantawi Jauhari. Sebagian ulama ada juga
yang memasukkan beberapa karya seperti Ihyā’ ‘ulūm al-dīn, dan Jawāhir al-Quran karya
Imam al-Ghazāli; serta al-Itqan karya al-Suyūtī sebagai karya yang mencerminkan corak
tafsir ilmi ini. Ada beberapa ulama yang menolak adanya penafsiran al-Qur’an secara ilmiah,
terutama penafsiran model al-Fakhr al-Raziy dan Thanthawi Jawhari karena dianggap terlalu
berlebihan dalam penafsiran ilmiah dan terkesan memaksakan diri membuat kaitan antara
ayat-ayat al-Qur’an dan ilmu pengetahuan.
Beberapa contoh penafsiran ilmiah diantaranya, penafsiran QS. Sl-Mursalaat ayat 30 oleh
al-Marasi.
Artinya, “Pergilah kamu untuk mendapatkan naungan yang memiliki tiga buah cabang.”
3. CORAK TASIR FIQH
Tafsir adabi Ijtima’i sebagaimana disebutkan oleh al Farmawi adalah Corak tafsir yang
menitikberatkan penjelasan ayat-ayat al Qur’an pada Aspek ketelitian redaksinya lalu
menyusun kandungannya dalam redaksi yang indah dengan penonjolan aspek-aspek petunjuk
al Qur’an bagi kehidupan, serta menghubungkan pengertian ayat tersebut dengan hukum
alam yang berlaku dalam masyarakat dan pembangunan dunia.
Corak Balaghi, yaitu jika seorang Mufassir menafsirkan Al Qur’an didasarkan pada
segi Balaghohnya (Keindahan Perkataan dan Uslub Al Qur’an). Adapun contoh corak tafsir
Balaghi tedapat pada tafsir Al Kasysyaf karya Al Zamakhsyari.
8. CORAK HARAKI
Corak Haraki, yaitu tafsir yang ditulis dan disusun oleh seorang tokoh pergerakan
umat Islam. Dalam hal ini seorang mufassir berusaha menjelaskan Maksud Allah dalam al
Qur’an, khususnya yang terkait dengan perubahan dan pergerakan sosial kearah yang lebih
baik. Tafsir Haraki ini tidak hanya bertujuan menafsirkan al Qur’an, tetapi juga mengajak
umat untuk memperbaiki keadaan sosial yang buruk ke arah keadaan sosial yang lebih
baik.dalam hal ini, mufassir juga mengedapankan perhatiannya untuk mengajak masyarakat
agar kembali kepada ajaran agama yang benar, mensucikan agama dari segala bentuk
Khurafat dan Isroilliyat. Contoh tafsir Haraki adalah Tafsir Fi Zhilalil al Qur’an karya Sayyid
Quthub.
BAB III
PENUTUP
Corak diartikan oleh para mufassir sebagai kecenderungan atau spesifik seorang
mufassir. Hal ini dilatar belakangi oleh pendidikan, lingkungan dan akidahnya
(keyakinannya). Diantara macam-macam corak tafsir yaitu; corak Lughawi, corak ‘Ilmi,
corak Fiqhi, corak Falsafi, corak Shufi, corak Adabi Ijtima’i, corak Balaghi dan Bayani, serta
corak Haraki.
DAFTAR PUSTAKA
http://arif-fikri.blogspot.com/2011/01/corak-tafsir-falsafi-dan-tafsir-sufi.html
http://thkhusus.wordpress.com/2010/01/03/tafsir-lughawy/
http://ibro-documentation.blogspot.com/2012/01/perkembangan-metodologi-tafsir.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Tafsir_al-Qur'an
http://sosbud.kompasiana.com/2012/03/01/pemetaan-metodologi-serta-corak-tafsir-dalam-al-
qur%E2%80%99an/
http://shichibhukhai.blogspot.com/2011/05/alwan-al-tafsir-corak-dan-karakter.html
http://www.ditpdpontren.com/index.php?option=com_content&view=article&id=177:tafsir-
bercorak-adabi-ijtimai&catid=25:artikel&Itemid=69
http://mubhar.wordpress.com/2009/02/07/corak-tafsir-al-quran-di-indonesia/
http://hanif-muhtadin.blogspot.com/2011/05/tafsir-adabil-ijtimai.html
http://anwarsy.wordpress.com/2009/12/18/corak-penafsiran/
http://lispedia.blogspot.com/2011/06/corak-tafsir-fiqhi.html
Al Aridl, Ali Hasan. 1994. Sejarah dan Metodologi Tafsir. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Anshori. 2010. Tafsir bi Al-Ra’yi: Memahami Al-Qur’an Bedasarkan Ijtihad. Jakarta: Gaung
Persada Press.
Ash shiddieqy, M.Hasbi, 1990. SEJARAH DAN PENGANTAR ILMU AL-QUR’AN/TAFSIR.
Jakarta: Bulan Bintang.
M. Husein al-Dzahabi, Kitâb al-Tafsîr wa al-Mufassirûn, Dar al-Fikr, Beirut, 1995, Jilid I, hlm.
419
Supiana dan M. Karman. 2002. ULUMUL QURAN. Bandung: Pustaka Islamika.
Belum dibuka
http://maqalah2.blogspot.com/2015/02/macam-macam-corak-tafsir.html
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=115298&val=5286
http://www.academia.edu/9092841/CORAK_DAN_KECENDERUNGAN_PENAFSIRAN_AL-QUR_AN
http://www.ziyad.web.id/2014/04/corak-penafsiran-fikih-dalam-tafsir-fiqh_1266.html