Anda di halaman 1dari 5

“Tugas Tafsir Bil Ma’tsur”

Disusun oleh :

Defy Nurbaity
NIM : 21011112

PROGRAM ILMU STUDI QUR’AN DAN TAFSIR


SEKOLAH TINGGI ILMU USHULUDDIN
DARUL HIKMAH BEKASI
1442 H / 2021 M
Definisi tafsir secara bahasa dan istilah :
 Tafsir berasal dari kata "fasara asy-syay'a, yafsiruhu/yafsuruhu, wa fassarahu tafsiran : "
Abnahu" Yang berarti " Menjelaskan sesuatu ". Dalam bentuk fi'il mudhari'nya, ia boleh
dibaca dengan dua versi bacaan, mengkasrah kan huruf sin atau men dhammah kan
yaitu : fasara-yasiru atau fasara-yafsuru.

 Secara bahasa berarti " Penjelasan " Tafsir juga berarti "menyingkap atau membuka
maksud dari lafadz yang sulit (musykil), tafsir Al Qur'an Al karim berarti " Membuka dan
menyingkap makna-makna Al Qur'an dan menjelaskannya ".

 Secara istilah pengertian tafsir terdapat beberapa pendapat Ulama :


- Menurut az-Zarkasyi " Tafsir adalah suatu ilmu tentang turunnya ayat Al-Quran,
surahnya, kisah-kisahnya, isyarat-isyaratnya yang turun didalamnya urutannya,
makiyah-madaniyyah muhkamnya, dan mutasyabihnya, nasikh dan mansukhnya, khas
dan 'aamnya, mutlaq dan muqayyadnya, mujmal (ayat-ayat Al Qur'an yang bersifat
global) dan mufassarnya (ayat-ayat Al Qur'an yang bersifat terperinci) ".
- Menurut Syekh Muhammad Abdul 'Adzim az- Zarqaniy " Tafsir adalah suatu ilmu yang
membahas tentang keadaan-keadaan Al-Qur'an, dan prespektif penunjukkanya atas
maksud Allah SWT dengan sebatas kemampuan manusia ".
- Menurut Imam al-Alusiy " Tafsir adalah suatu ilmu yang membahas tentang cara cara
pengucapan lafadz-lafadz Al-Qur'an, penunjukan dalilnya, hukum-hukumnya baik yang
secara singular dan yang secara tersusun dari beberapa kalimat, juga yang membahas
tentang makna-maknanya yang dikandung oleh Al-Qur'an pada kondisi ia berbentuk
susunan kalimat, dan yang membahas tentang ilmu-ilmu yang menjadi pelengkap Tafsir,
seperti pengetahuan tentang nasakh, sebab nuzul, dan kisah-kisah, dan ilmu-ilmu
lainnya yang menjelaskan apa-apa yang masih belim difahami di dalam Al-Qur’an”.
- Menurut ustadz Dr. H. Ali Fikri Noor, Lc., M. A.
Definisi kedua ini yakni syekh Abdul Adzim az-Zarqaniy juga definisi yang tepat, sebab ia
bersifat jaami’ dan maani’ (singkat, padat dan menyeluruh), sementara definisi pertama
yakni definisi az-Zarqasyi lebih pada penjabaran ilmu tafsir itu sendiri.

Pengertian Tafsir Bil Ma’tsur


Istilah tafsir bil ma’tsur secara Bahasa berasal dari dua akar kata yang berbeda,
yakni tafsir dan ma’tsur. Ma’tsur adalah “bentuk isim maf’ul dari kata asara, bentuk
masdar asara, adalah al-asar dan memiliki arti dan pengertian, yaitu: “sisanya sesuatu”,
“sesuatu (apa-apa) yang tersisa dari gambaran sesuatu”.dan “berita”.
Tafsir bil ma’tsur dinamakan juga dengan yang lainnya yaitu tafsir birriwayah atau tafsir
bilmanqul. Kebalikan tafsir bil ma’tsur adalah tafsir biddirayah atau tafsir birra’yi atau
tafsir bil ma’qul. Pengertian al-asar juga berarti : ”Sesuatu yang dinukil dari nabi
Muhammad SAW, berupa penjelasan maksud dari sebagian ayat Al-Qur’an pada ayat-
ayat yang sulit dimengerti dan dari ayat-ayat yang global, dan sesuatu yang dinukil dari
para sahabat yang telah menyaksikan turunnya wahyu, berupa penjelasan sababin
nuzul, nasikh dan Mansukh, tafsir ayat yang masih samar dan sukar difahami, dan
penjelasan terhadap suatu pristiwa dari setiap sesuatu apa saja yang mana jalur mereka
di dalam periwayatan itu adalah penjelasan yang datang dari Rasulullah SAW, dan bukan
hasil pemikiran (ar-ra’yu)”.

Secara istilah pengertian istilah adalah sesuatu yang datang di dalam Al-Qur’an
atau As-Sunnah atau penjelasan para sahabat Rasulullah SAW sebagai penjelasan
terhadap maksud Allah SAW dari kitab Nya”.

Aspek-Aspek penjelasan As-Sunnah terhadap Al-Qur’an


Menurut Syekh Muhammad Husein az-Zahabiy:
Aspek pertama : As-Sunnah sebagai penjelas atas ayat-ayat Al-Qur’an yang bersifat
mujmal (arti mujmal adalah ayat Al-Qur’an yang belum jelas penunjukannya),
menjelaskan ayat yang musykil (sulit dimengerti), dan mengkhususkan ayat yang umum,
dan membatasi ayat yang mutlak.
Aspek kedua : As-Sunnah adalah sebagai penjelasan terhadap makna lafadz Al-Qur’an
atau kaitannya.
Aspek ketiga : As-Sunnah adalah sebagai penjelasan hukum-hukum tambahan atas
hukum-hukum yang sudah ada di dalam Al-Qur’an
Aspek keempat : As-Sunnah adalah sebagai penjelasan naskh (penghapusan) terhadap
ayat Al-Qur’an
Aspek kelima : As-Sunnah adalah sebagai penguat ayat-ayat Al-Qur’an.

Urgensi kedudukan Tafsir Bil Ma’tsur


Pertama : menurut Muhammad Abduh : Al-Qur’an diturunkan di tengah masyarakat
Arab, yang saat itu di banyak pakar ahli syair dan peradaban Arab, kecerdasan dan
hafalan juga kefasihan dan ketinggian ilmu balaghah dan berorasi (khutbah). Hal inilah
pula yang melatarbelakangi mengapa ayat-ayat Al-Qur’an itu mengandung dan berisi
ajakan-ajakan bertanding atas mereka. Al-Qur’an yang berisi tantangan bertanding ini
dimulai dari ajakan bertanding mendatangkan semisal Al-Qur’an, lalu turun sepuluh (10)
surah saja, hingga satu surah yang terpendek saja. Baik Jin dan manusia, semuanya tidak
mampu menandingi keindahan. Hal ini menunjukkan Al-Qur’an mengandung mukjizat,
berisi hikmah-hikmah tentang umat terdahulu, sekarang, dan kemudian. Karenanya
mempelajari isi kandungannya untuk perbaikan kehidupan umat manusia dalam semua
bidang dan aspek, menjadi tidak mungkin pula kecuali dengan terlebih dahulu
mempelajari kuncinya, yaitu ilmu tafsir
Kedua : Tafsir adalah kunci bagi ilmu dan perbendaharaan yang terkandung di dalam
kitab Al-Qur’an, yang diturunkan sebagai petunjuk dan hidayah, untuk perbaikan
kehidupan manusia, dan untuk memuliakan mereka, dan memakmurkan alam semester.
Oleh karenanya tanpa ilmu tafsir ini tidak mungkin dan mustahil seseorang dapat
menyelami kedalaman ilmu-ilmu dan perbendaharaan yang terkandung di dalam Al-
Qur’an, kendatipun mereka selalu membaca dan mengulang-ngulang bacaan lafadz-
lafadznya, hingga ribuan kali dan hingga terpenuhinya berbagai perangkat ilmu-ilmu
dihadapannya, tanpa penguasaan ilmu tafsir bilma’tsur ini, tidak mungkin tujuan
tersebut dan tercapai.

Syarat-syarat Tafsir Bil Ma’tsur


1. Menafsirkan ayat Al-Qur’an berdasarkan tafsir ayat-ayat Al-Qur’an lainnya. Hal ini
sebab sebagian ayat yang disebutkan secara global di dalam kitab Al-Qur’an
terkadang ia disebut juga pada ayat-ayat lainnya secara terperinci dan detail.
2. Menafsirkan ayat Al-Qur’an berdasarkan penukilan riwayat dari Rasulullah SAW, dan
dalam hal ini kedudukan penjelasan Rasulullah SAW tentang suatu ayat tertentu
adalah kedua setelah tafsir (penjelasan) Al-Qur’an.
3. Menafsirkan ayat Al-Qur’an berdasarkan penukilan dari pendapat, pandangan,
fatwa, dan ucapan para sahabat Rasulullah SAW.
4. Mengambil penafsiran Al-Qur’an dan pendapat tabi’in
5. Menafsikan Al-Qur’an dan sisi kebahasaan
6. Menafsirkan Al-Qur’an dengan makna yang telah dikandung oleh kekuatan syari’at.
7. Berkaitan dengan perawi tafsir bin ma’tsur seorang perawi tafsir bin ma’tsur harus
memenuhi syari’at yaitu berakal, islam, dhabit (cermat dan teliti), adil (memiliki
keshalihan pribadi dan terhindar dari akhlak tercela).
8. Hendaknya mufasir tafsir bin ma’tsur memiliki kecakapan dalam memadukan dan
mensinergikan, memadukan antara riwayat-riwayat yang berbeda-beda. Dalam hal
ini yaitu pengetahuan tentang ilmu kaidah tarjih dalam tafsir.
9. Hendaknya mufasir tafsir bin ma’tsur mengetahui hakikat perbedaan riwayat dalam
tafir dan sebab-sebabnya, yakni bahwa perbedaan antara tafsir salaf dalam
penafsiran Al-Qu’an adalah sedikit sementara perbedaan mereka dalam masalah
hukum-hukum fiqh adalah lebih banyak ketimbang perbedaan mereka dalam tafsir,
juga mayoritas perbedaan mereka dalam tafsir kembali kepada perbedaan yang
bersifat (ikhtilaf tanawuk) atau bukan ikhtilaf kontadiktif. Sebagaimana dimuat
dalam ucapan sufian bin uyayna dalam tafsir Al-Qur’an tidak ada perbedaan yang
bersifat kontradiktif yang ada adalah pendapat yang bersifat global atau menyeluruh
yang terkadang maksutnya begini dan begini.
10. Hendaknya tafsir bil ma’tsur menukil pendapat tafsir yang sesuai pemahaman, tidak
menyebutkan sesuai yang tergolong aneh dan rumit yang tidak dapat di pahami oleh
akal manusia.

Anda mungkin juga menyukai